PENGARUH DEGREE OF OPERATING LEVERAGE (DOL) DAN DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL) TERHADAP RISIKO SISTEMATIS SAHAM Studi Empiris pada Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta SKRIPSI
PENGARUH DEGREE OF OPERATING LEVERAGE (DOL) DAN DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL) TERHADAP RISIKO SISTEMATIS SAHAM Studi Empiris pada Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Oleh : Maya Apriliani NIM: 032214090 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
MOTTO
Persahabatan itu indah
Maya
Purity is the essence of power Al-Himaone
Kerjakanlah sesuatu secara tulus dan wajar, dan
segalanya akan baik. Kesempurnaan terletak pada
motivasi kerja, bukan pada pekerjaan.
Guru Ching Hai
Tindakan Anda memiliki kekuatan yang lebih
dahsyat untuk mempengaruhi orang lain dari pada
perkataan Anda.
Oliver Goldsmith, penyair
Keberuntungan adalah kesiapan
menghadapi kesempatan.
J. Frank Dobie (1888-1964), penulis
ABSTRAK
PENGARUH DEGREE OF OPERATING LEVERAGE (DOL)
DAN DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL)
TERHADAP RISIKO SISTEMATIS SAHAM
Studi Empiris pada Industri Makanan Dan Minuman
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta
Maya Apriliani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh Degree of
Operating Leverage (DOL) dan Degree of Financial Leverage (DFL) terhadap
Risiko Sistematis Saham.Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2007 dengan metode studi empiris pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 14 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Degree of Operating Leverage (DOL) tidak berpengaruh positif terhadap Risiko Sistematis Saham sedangkan
Degree of Financial Leverage (DFL) berpengaruh positif terhadap Risiko
Sistematis Saham dan secara simultan Degree of Operating Leverage (DOL) dan (DFL) tidak berpengaruh positif terhadap Risiko
Degree of Financial Leverage Sistematis Saham.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF DEGREE OF OPERATING LEVERAGE (DOL)
AND DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL)
TO STOCK SYSTEMATIC RISK
An Empiric Study at Food and Beverages Industries
Listed at Jakarta Stock Exchange
Maya Apriliani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
The research was aimed to explain the influence of Degree of OperatingLeverage (DOL) and Degree of Financial Leverage (DFL) to Stock Systematic
Risk.
The research was conducted at February 2007 by empirical study method
at Food and Beverages Industries listed at Jakarta Stock Exchange. Population
on the research was Food and Beverages companies listed at Jakarta Stock
Exchange. Sample used was 14 companies. Simple and multiple regression
analysis was used to analyze the data.The result of the research were: Degree of Operating Leverage (DOL) had
not a positive effect to stock systematic risk, while Degree of Financial Leverage
(DFL) positively effect to stock systematic risk, and Degree of Operating
Leverage (DOL) and Degree of Financial Leverage (DFL) had not a positive
effect to Stock Systematic Risk, simultaneously.KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Degree of
Operating Leverage (DOL) dan Degree of Financial Leverage (DFL) terhadap
Risiko Sistematis Saham”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan Skirpsi ini juga tidak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang telah membantu penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan sebagai dosen pembimbing I.
2. Bapak Drs. G Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma dan sebagai dosen pembimbing II.
3. Bapak Drs. Marianus M. Modesir, M.M., selaku dosen pembimbing akademik.
4. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE., MBA, selaku dosen tamu.
5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
6. Karyawan Magister Management UGM Yogyakarta.
7. Papa (Kristo Purnomo), Mama (Kasmi) dan adeku (Yunita Kristina) tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa yang senantiasa membuat
tersayang....Mama emang keren banget dech!!! Skripsi sudah jadi nih Ma...ha ha ha ha....
8. Keluarga besarku yang ada di Kalimantan Tengah.....walaupun jarang bertemu aku yakin kalian selalu mendoakanku. Special banget buat sepupuku Agus Novi Etiance (Banjarmasin), jarak tak membuat kita merasa jauh tapi semakin dekat.
9. Yang tersayang Carolus Hendry Asmoro, makasih buat semuanya. Aku ga pernah punya seseorang yang spesial seperti kamu yang mendukung dan menyayangiku apa adanya bukan dari apa yang aku punya tapi apa yang aku ga punya. That’s so nice.....dan kamu selalu mengisi ketidakpunyaanku itu sehingga semua menjadi Perfect.. .he he he he....Cool!!!
10. Sahabat-sahabatku yang walaupun jauh tapi tetap memberikan dukungan agar aku selalu semangat dalam pembuatan skripsiku ini: Lily Megawati (Canada), Valeria Nidya Ayu Pratiwi (Aussie), Dionesius Mahendra (Banjarmasin), dan Hengky (Surabaya). Walaupun cuman bisa ngobrol dan curhat di YM, tetap menjadi motivasiku. Thanks all....
11. Sahabat-sahabatku di jogja tercinta ini: Afandy, Aryo, Eka, Evie, Henny, Janu, Ricky, Rusy (yang sekarang di Batam)), Sandi, Titis, Wawan.
Persahabatan yang sangat manis dan tak terlupakan. Kapan jalan-jalan lagi??? Ha ha ha ha
12. Spesial banget nih buat Eka dan Ima atas bantuannya secara langsung dalam pembuatan skripsiku dan menjelaskan hal-hal yang tidak aku mengerti.
13. Anak-anak Podang 9 periode Juni 2003-Mei 2006 yang tak bisa disebutkan satu persatu saking banyaknya.ha ha ha....Special aja buat : Dessy, Merry, Mba Eni, Mba Ratih, Mba Mila makasih buat kebersamaannya yang menyenangkan. Manjat mangga lagi yukkkkkk....siapa nih gilirannya?????
14. Anak-anak Pringgodani 11: Echi, Evie, Ci Vivie, Ci Lita, Ci Yenny, Ka Sesil dan Ria. Walaupun kita ngumpul bentar aja tapi menyenangkan dan berkesan.
Makasih atas canda tawanya yang membuat aku selalu merasa bersemangat.
15. Sahabat-sahabatku di Gatot Kaca 4A: Fafa, Meylan, Yanti ...Wow...ini persahabatan yang sangat berkesan dan tak terlupakan karena tak hanya canda tawa tapi juga pertengkaran yang membuat kita semakin dekat. Makasih ya......I Love U All......Siapa nih giliran traktir????ha ha ha ha
16. Andhika makasih udah ajak aku ke acara pelepasan wisudanya, Wisni kapan kita erobik lagi??
17. Anak-anak Manajemen angkatan 2003 khususnya buat Manajemen C.
18. Temen-temen Aman Group yang tidak bisa disebutkan satu persatu (hemat tempat bow....ha ha ha), makasih atas kerjasamanya selama ini dalam pekerjaan sehingga aku jadi betah kerja.
19. Pihak-pihak yang membantuku tapi tak tersebutkan namanya.....makasih banyak ya.......
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan yang sedang menyusun skripsi.
Yogyakarta, Juli 2007 Penulis Maya Apriliani
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii HALAMAN MOTTO................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v ABSTRAK .................................................................................................. vi
ABSTRACT .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2 C. Batasan Masalah .......................................................................... 3 D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3 E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 3 F. Sistematika Penulisan .................................................................. 4 BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................. 6 A. Manajemen Keuangan ................................................................. 6 B. Keuangan ..................................................................................... 7 C. Pasar Uang dan Pasar Modal ....................................................... 8 D. Investasi ....................................................................................... 13 E. Return .......................................................................................... 14 F. Risiko ........................................................................................... 14 G. Beta Sebagai Pengukur Risiko .................................................... 16 H. Degree of Operating Leverage (DOL) ........................................ 18 I. Degree of Financial Leverage (DFL) .......................................... 20
K. Hipotesis ...................................................................................... 23
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 24 A. Jenis Penelitian ............................................................................ 24 B. Variabel Penelitian ...................................................................... 24 C. Sumber Data ................................................................................ 25 D. Definisi Operasional .................................................................... 26 E. Populasi Dan Sampel ................................................................... 26 F. Teknik Pengukuran Data ............................................................. 28 G. Teknik Analisis Data ................................................................... 29 BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................... 33 BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................ 67 A. Deskripsi Data ............................................................................. 67 B. Analisis Data ............................................................................... 75 C. Pembahasan ................................................................................. 79 BAB VI. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ................ 82 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 85 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Judul
V.1 Daftar nama perusahaan yang diteliti ................................................ 67
V.2 Hasil perhitungan Degree of Operating Leverage (DOL) ................. 68
V.3 Hasil perhitungan Degree of Financial Leverage (DFL) ................... 69
V.4 Hasil perhitungan return realisasi Ades Waters Indonesia Tbk ......... 70
V.5 Hasil perhitungan return pasar .......................................................... 72
V.6 Hasil perhitungan beta Ades Waters Indonesia Tbk ......................... 74
V.7 Hasil regresi Degree of Operating Leverage (DOL) terhadap Risiko Sistematis Saham ...............................................................................
75 V.8 Hasil regresi Degree of Financial Leverage (DFL) terhadap Risiko Sistematis Saham ...............................................................................
77 V.9 Hasil regresi Degree of Operating Leverage (DOL) dan Degree of
Financial Leverage (DFL) terhadap Risiko Sistematis Saham ......... 78
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul
2.1 Kerangka pemikiran teoritis ........................................................... 22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997,
banyak orang yang berfikir tentang rencana untuk masa depannya karena perekonomian di Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis. Ini terbukti dengan meningkatnya laju inflasi. Jalur Investasi adalah salah satu alternatif terbaik untuk menanamkan modal dengan harapan mendapatkan laba.
Para investor yang menanamkan modalnya dalam bentuk investasi saham akan menghadapi unsur ketidakpastian atau risiko. Oleh karena itu, para investor harus mempertimbangkan risiko yang akan mereka hadapi sebelum menentukan keputusan berinvestasi. Risiko dalam pasar modal ada dua jenis yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis
(unsystematic risk) . Risiko sistematis merupakan risiko yang mempengaruhi
semua (banyak) perusahaan sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang mempengaruhi satu (sekelompok kecil) perusahaan. Apabila risiko tidak sistematis tidak saling berkorelasi, maka risiko sistematis setiap perusahaan akan saling berkorelasi. Hal ini terjadi karena faktor-faktor yang mempengaruhinya sama (seperti: tingkat bunga, pertumbuhan ekonomi, dan sebagainya). Menurut Husnan, portofolio yang terdiversifikasikan dengan baik, semua risikonya adalah risiko sistematis, karena risiko tidak sistematis hilang terdiversifikasikan. Oleh karena itu, penulis memilih risiko sistematis karena risiko tidak sistematis dapat diabaikan apabila suatu perusahaan ingin menambah suatu saham dalam portofolio investasinya.
Penelitian yang dilakukan berupaya untuk mengetahui variabel- variabel yang memiliki dampak yang signifikan terhadap risiko sistematis.
Untuk itu, perusahaan harus mengetahui seberapa besar perubahan laba terhadap risiko. Perubahan laba dapat diketahui dari dua sumber yaitu
leverage operasi dengan menghitung Degree of Operating Leverage (DOL)
dan leverage keuangan dengan menghitung Degree of Financial Leverage (DFL).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul PENGARUH DEGREE OF
OPERATING LEVERAGE (DOL) DAN DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL) TERHADAP RISIKO SISTEMATIS SAHAM.
A. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan tiga masalah:
1. Apakah Degree of Operating Leverage (DOL) berpengaruh positif terhadap Risiko Sistematis Saham?
2. Apakah Degree of Financial Leverage (DFL) berpengaruh positif terhadap Risiko Sistematis Saham?
3. Apakah Degree of Operating Leverage (DOL) dan Degree of Financial
Leverage (DFL) berpengaruh positif terhadap Risiko Sistematis Saham? C.
Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada laporan keuangan tahun 2005.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui apakah Degree of Operating Leverage (DOL) berpengaruh positif terhadap Risiko Sistematis Saham.
2. Mengetahui apakah Degree of Financial Leverage (DFL) berpengaruh positif terhadap Risiko Sistematis Saham.
3. Mengetahui apakah Degree of Operating Leverage (DOL) dan Degree of
Financial Leverage (DFL) berpengaruh positif terhadap Risiko Sistematis Saham.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi dengan mengetahui seberapa besar risiko yang dihadapi untuk mendapatkan laba.
2. Bagi Investor Sebagai bahan pertimbangan dalam menghadapi besarnya risiko yang
3. Bagi Universitas Untuk menambah referensi perpustakaan Universitas dalam bidang keuangan.
4. Bagi Penulis Sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang dipelajari selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
F. Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan teori-teori yang bersangkutan dengan penelitian yang dilakukan. Bab III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan jenis penelitian, variabel penelitian, sumber data, definisi operasional, populasi dan sampel, teknik pengukuran data dan teknik analisis data.
Bab IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini berisi tentang gambaran umum 14 perusahaan dalam Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEJ.
Bab V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi deskripsi data, analisis data dan pembahasan. Bab VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian, saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan dari hasil penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dapat diartikan membahas tentang investasi,
pembelanjaan, dan pengelolaan aset-aset dengan beberapa tujuan menyeluruh yang direncanakan. Jadi, fungsi keputusan dari manajemen keuangan dapat dipisahkan ke dalam tiga bidang pokok yaitu keputusan investasi, keputusan pembelanjaan, dan keputusan manajemen aset (Sabardi, 1994:2).
Manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan manajemen aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar belakangnya.
Jadi, fungsi keputusan dalam manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga area utama: investasi, pendanaan, dan manajemen aktiva (Van Horne dan Wachowicz, 2005:3).
Tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai (value) perusahaan dengan meningkatkan nilai saham dan peningkatan kekayaan perusahaan (Gitosudarmo dan Basri, 2002:4). Nilai (value) perusahaan yang dimaksud adalah nilai perusahaan saat ini dan nilai perusahaan pada waktu yang akan datang. Oleh karena itu, perlu pertimbangan nilai waktu dan uang (time value of money).
B. Keuangan
Keuangan merupakan suatu fungsi dari perusahaan yang memperhatikan aliran uang di dalam, dari dalam, dan ke dalam perusahaan (Gitosudarmo dan Basri, 2002:4).
Tiga bidang keuangan yang saling berhubungan, yaitu:
1. Pasar Uang dan Pasar Modal
2. Investasi
3. Keuangan perusahaan Kebijakan-kebijakan yang dimiliki oleh keuangan, yaitu:
1. Kebijakan pembelanjaan (Financial) Dalam hal ini manajer dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisa kombinasi sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan rutin dalam kegiatan usahanya.
2. Kebijakan investasi (Capital Budgeting Problem) Dalam hal ini manajer harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk investasi yang akan mendatangkan keuntungan di masa depan.
3. Kebijakan dividen Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu, dividen ini merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham.
C. Pasar Uang dan Pasar Modal
1. Pasar Uang Pasar uang adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka pendek.
Instrumen pasar uang (Kasmir, 2004:222-228), antara lain:
a. Interbank Call Money merupakan pinjaman antar bank yang terjadi dalam proses kliring. Call Money itu sendiri adalah kredit atau pinjaman yang harus segera dilunasi atau dibayar apabila sudah ada tagihan atau panggilan dari pihak pemberi dana (kreditor).
b. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Sentral (BI). Penerbitan SBI biasanya dikaitkan dengan kebijaksanaan pemerintah terhadap operasi pasar terbuka (open market operation) dalam masalah penanggulangan jumlah uang beredar.
c. Commercial Paper (CP) merupakan kertas berharga yang dapat diperdagangkan di pasar uang dengan jangka waktu yang tidak lebih dari 1 tahun. Yang termasuk ke dalam jenis commercial paper adalah promes yang diterbitkan oleh perusahaan .
d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) merupakan surat berharga yang diperkenalkan oleh BI tahun 1985 sebagai salah satu alat untuk melakukan operasi pasar terbuka dalam rangka ikut menstabilkan nilai rupiah.
e. Sertifikat Deposito (Negotiable Certificate Of Deposit) merupakan dana jangka pendeknya. Sertifikat Deposito diterbitkan atas unjuk dengan nominal tertentu.
f.
Banker’s Acceptence merupakan wesel bank yang diberikan cap
dengan kata “accepted” dan dapat diperjualbelikan di pasar uang sebagai salah satu sumber dana jangka pendek.
g. Treasury Bills merupakan instrumen pasar uang yang diterbitkan oleh Bank Sentral dengan jangka waktu paling lama 1 tahun.
Penerbitan treasury bills ini biasanya atas unjuk dengan nominal tertentu pula.
h. Repurchase Agreement (REPO) merupakan bentuk surat berharga yang juga dapat diperjualbelikan dengan suatu perjanjian tertulis bahwa si penjual akan membeli kembali surat-surat berharga tersebut.
2. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang (lebih dari 1 tahun).
Instrumen pasar modal (Kasmir, 2004:194-198), antara lain: a. Saham (stock) merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan.
Artinya si pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut. Jenis-jenis saham ditinjau dari beberapa segi antara lain:
1) Dari segi cara peralihan
a) Saham atas unjuk (bearer stocks) merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidak tertulis nama pemiliknya dalam saham tersebut. Saham jenis ini mudah dialihkan atau dijual kepada pihak lainnya.
b) Saham atas nama (registered stocks), di dalam saham tertulis tertulis nama pemilik saham tersebut dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur tertentu.
2) Dari segi hak tagih
a) Saham Biasa Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, maka saham ini disebut saham biasa (common stock).
(Jogiyanto, 2000:67) Pemegang saham biasa mendapatkan dividen yang dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam setiap rapat dan kebijakan yang akan ditentukan perusahaan. Mereka memiliki pembagian kekayaan perusahaan apabila perusahaan bangkrut dan dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
b) Saham Preferen Saham preferen (preffered stock) merupakan saham yang
(Jogiyanto, 2000:67) Pemegang saham preferen memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen, namun mereka tidak memiliki hak suara. Pemegang saham preferen memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.
b. Obligasi (bonds) merupakan instrumen hutang bagi perusahaan yang ingin memperoleh modal. Keuntungan dari membeli obligasi diwujudkan dalam bentuk kupon. Berbeda dengan saham, maka obligasi tidak mempunyai hak terhadap manajemen dan kekayaan perusahaan. Jenis-jenis obligasi dilihat dari beberapa segi antara lain: 1) Ditinjau dari segi peralihan
a) Obligasi atas unjuk (bearer bonds), obligasi jenis ini tidak memiliki nama dalam obligasinya dan mudah untuk dialihkan kepada pihak lain.
b) Obligasi atas nama (registered bonds) merupakan obligasi yang memiliki nama pemilik obligasi dalam obligasi dan untuk pengalihan memerlukan berbagai persyaratan dan prosedur.
2) Ditinjau dari segi jaminan yang diberikan atau hak klaim
a) Obligasi dengan jaminan (secured bonds) merupakan b) Obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds) merupakan obligasi yang diberikan hanya berbentuk kepercayaan semata. 3) Ditinjau dari segi cara penetapan dan pembayaran bunga dan pokok.
a) Obligasi dengan bunga tetap merupakan obligasi yang memberikan bunga secara tetap setiap periode tertentu, misalnya 16% per tahun.
b) Obligasi dengan bunga tidak tetap merupakan obligasi yang memberikan bunga tidak tetap dan biasanya dikaitkan dengan suku bunga bank yang berlaku untuk periode tertentu.
c) Obligasi tanpa bunga merupakan obligasi yang tidak memberikan bunga kepada pemegangnya.
4) Ditinjau dari segi penerbit
a) Obligasi oleh pemerintah merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, baik pemerinta pusat, daerah atau perusahaan pemerintah.
b) Obligasi oleh swasta merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pihak swasta.
5) Ditinjau dari segi jatuh tempo
a) Obligasi jangka pendek merupakan obligasi yang berjangka b) Obligasi jangka menengah merupakan obligasi yang memiliki jangka waktu antara 1 tahun sampai dengan 5 tahun.
c) Obligasi jangka panjang merupakan obligasi yang memiliki jangka waktu lebih dari 5 tahun.
D. Investasi
Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. (Jogiyanto, 2000:5)
Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah, tanah dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat- surat berharga) yang diperjualbelikan diantara investor (pemodal). Investor melakukan investasi untuk meningkatkan utilitynya dalam bentuk kesejahteraan keuangan.
Tipe-tipe investasi keuangan, antara lain:
1. Investasi langsung yaitu pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau di pasar turunan (derivative market).
Selain itu, investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjualbelikan.
2. Investasi tidak langsung yaitu pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan- perusahaan lain. Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.
E. Return Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. (Jogiyanto,
2000:109). Ada dua macam return, yaitu return realisasi dan return ekspektasi.
1. Return Realisasi (realized return) merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Data historis juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa datang.
2. Return Ekspektasi (expected return) adalah return yang belum terjadi dan diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
F. Risiko
Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya (Halim, 2005:42).
Sementara itu, dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Risiko sistematis (systematic risk) Risiko sistematis adalah faktor-faktor risiko yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan, seperti perubahan ekonomi suatu negara, perubahan pajak oleh dewan, atau perubahan situasi energi dunia. Semua itu adalah risiko yang mempengaruhi sekuritas secara keseluruhan, sehingga tidak bisa didiversifikasi. Dengan kata lain, bahkan seorang investor yang memegang portofolio yang telah didiversifikasi dengan baik juga akan terkena jenis risiko ini (Van Horne dan Wachowicz, 2005:155).
Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan.
2. Risiko tidak sistematis (Unsystematic risk) Risiko tidak sistematis adalah risiko dari perusahaan atau industri tertentu. Risiko ini tidak terikat pada faktor ekonomi, politik dan sistematis. Misalnya: pemogokan liar mempengaruhi satu perusahaan saja, pesaing baru dapat membuat produk yang sama, atau terobosan teknologi akan membuat produk yang ada menjadi usang. Untuk sebagian besar saham, risiko tidak sistematis mempengaruhi 50% dari total risiko saham atau deviasi standar. Akan tetapi dengan diversifikasi, jenis risiko ini dapat dikurangi dan bahkan dihapus jika diversifikasinya efisien. Oleh karena itu, tidak semua risiko memegang saham adalah relevan, karena bagian dari risiko ini bisa didiversifikasi. Risiko terpenting dari saham adalah risiko yang tidak dapat dihindari atau risiko sistematis (Van Horne dan Wachowicz, 2005:155).
Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda- beda antara satu saham dengan saham yang lain. Karena perbedaan itulah maka masing-masing saham memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan dan sebagainya.
G. Beta sebagai pengukur risiko
Beta sebagai pengukur risiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Volatilitas dapat didefinisikan sebagai fluktuasi return-return sekuritas atau portofolio secara statistik dalam suatu dapat melakukan pertimbangan dalam memilih sekuritas yang akan kita masukkan ke dalam portofolio yang akan dibentuk. Dengan melakukan diversifikasi yang baik , risiko portofolio akan tergantung sebagian besar oleh beta dari sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. Bagi investor yang tidak bersedia menanggung risiko yang terlalu tinggi, investor tersebut dapat memilih saham-saham yang mempunyai beta terendah.
Husnan (2003) menjelaskan bahwa penggunaan beta portofolio dalam analisis umumnya lebih akurat dibandingkan dengan beta sekuritas individual karena dua hal, yaitu:
1. Beta mungkin berubah dari waktu ke waktu. Ada sekuritas yang betanya berubah menjadi lebih besar, ada pula yang mengecil. Pembentukan portofolio memungkinkan perubahan tersebut menjadi saling meniadakan, atau paling tidak mengecil. Dengan demikian jika diasumsikan beta adalah konstan dari waktu ke waktu, maka beta portofolio akan lebih tepat dibandingkan dengan beta individual sekuritas.
2. Beta selalu mengandung kesalahan pengukuran (measurement error) atau unsur kesalahan acak (random error). Pembentukan portofolio memungkinkan kesalahan tersebut diperkecil, karena kesalahan acak satu sekuritas mungkin akan ditiadakan oleh kesalahan acak sekuritas yang lainnya. Dengan demikian, portofolio juga diharapkan akan lebih tepat dibandingkan dengan beta individual sekuritas.
H. Degree of Operating Leverage (DOL)
Operating leverage terjadi pada saat perusahaan menanggung biaya
tetap yang harus ditutup dari hasil operasinya (Husnan, 1998:611). Degree of
Operating Leverage (DOL) adalah multiplier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak (Agus Sartono, 1996).
Degree of Operating Leverage (DOL) merupakan suatu fungsi
struktur biaya perusahaan dan pada umumnya ditentukan oleh hubungan antara biaya tetap dan biaya total. Suatu perusahaan yang mempunyai
operating leverage tinggi, maka biaya tetap yang tinggi dibandingkan dengan
biaya total akan mempunyai variabilitas yang lebih banyak pada EBIT dibandingkan dengan perusahaan yang memproduksi produk yang sama dengan operating leverage yang lebih kecil. Tingginya variance pada
operating income , di mana faktor-faktor lain dianggap tetap akan mengarah
pada beta yang lebih tinggi untuk perusahaan dengan operating leverage yang tinggi menurut Husnan (2003), Ross, Waterfield, dan Jaffe (2002), maupun Damodaran (2000) (dalam Permadi, 2005: 33).
Contoh soal (Husnan, 1998:614-616) : Untuk memudahkan pemahaman mengenai Degree Of Operating
Leverage (DOL) kita pergunakan asumsi bahwa biaya variabel per unit adalah konstan, dan biaya tetap adalah konstan untuk kisar analisis ini.
Apabila V adalah biaya variabel per unit, P adalah harga jual per unit, F adalah biaya tetap per periode (misal 1 tahun), dan X adalah unit yang dihasilkan (atau dijual), maka pada saat laba mencapai nol rupiah dapat dirumuskan persamaan sebagai berikut: P(X) = V(X) + F .......(28.1)
Persamaan tersebut tidak lain menyatakan bahwa penghasilan penjualan sama dengan biaya yang ditanggung perusahaan.
Persamaan (28.1) tersebut juga dapat dinyatakan sebagai berikut: F = P(X) – V(X)
= (P-V)X atau X = F/(P-V)
Dengan lata lain, jumlah produksi yang membuat penghasilan penjualan sama dengan biaya adalah sama dengan jumlah biaya tetap dibagi dengan selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel per unit. Nilai X ini sering disebut sebagai titik pulang pokok (break even point).
Misalkan F = Rp.100.000, P = Rp.50, dan V = Rp.25, maka: X = 100.000/(50-25)
= 4.000 unit Sekarang misalkan penjualan diharapkan sebesar 5.000 unit. Berapa laba operasi yang diharapkan akan diperoleh? Laba operasi = (5.000 × Rp.50) – [Rp.100.000 – (5.000 × Rp.25)]
- – = Rp.250.000 Rp.225.000 = Rp.25.000
- – = Rp.225.000 Rp.212.500 = Rp.12.500 Dengan demikian maka tingkat operating leverage (Degree of Operating
Leverage /DOL) pada tingkat penjualan sebesar 5.000 unit adalah: pada 5.000 unit
DOL = % perubahan laba / % perubahan penjualan = 50/10
=
5 Dengan kata lain bahwa penurunan penjualan sebesar 10% mengakibatkan penurunan laba operasi sebesar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cukup peka terhadap perubahan penjualan. Semakin besar tingkat operating leverage, semakin peka laba operasi terhadap perubahan penjualan. Inilah esensi analisis operating leverage. Semakin besar proporsi biaya tetap, semakin besar operating leveragenya.
I. Degree of Financial Leverage (DFL)
Financial leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan
sumber dana yang menimbulkan beban tetap (Husnan, 1998:619). Degree of (DFL) adalah multiplier effect yang dihasilkan karena
Financial Leverage penggunaan dana dengan biaya tetap (Agus Sartono, 1996).
Dimana faktor-faktor lain dianggap tetap, peningkatan dalam
financial leverage akan meningkatkan beta dari perusahaan. Secara intuitif,
pembayaran dalam hutang meningkatkan variance pada net income, dengan
leverage yang tinggi akan meningkatkan pendapatan selama keadaan
ekonomi baik dan menurunkan pendapatan pada ekonomi buruk menurut Husnan (2003), Ross, Waterfield, dan Jaffe (2002), maupun Damodaran (2000) (dalam Permadi, 2005: 33).
Contoh soal (Husnan, 1998:619-620): Contoh soal sama dengan contoh pada operating leverage. Misalkan pada saat perusahaan mengharapkan memperoleh laba operasi sebesar Rp.25.000, perusahaan menggunakan hutang yang menyebabkan harus membayar bunga sebesar Rp.10.000. Disamping itu perusahaan membayar pajak penghasilan dengan tarif 30%. Dengan demikian maka perusahaan diharapkan akan memperoleh laba setelah pajak sebagai berikut:
Laba operasi Rp.25.000 Bunga Rp.10.000 Laba sebelum pajak Rp.15.000 Pajak Rp. 4.500 Laba setelah pajak Rp.10.500
Sekarang misalkan laba operasi turun 20%, menjadi Rp.20.000. Dengan demikian maka perhitungan laba setelah pajak adalah sebagai berikut: Laba operasi Rp.20.000
Laba sebelum pajak Rp.10.000 Pajak Rp. 3.000 Laba setelah pajak Rp. 7.000
Pada saat laba operasi turun sebesar 20%, laba setelah pajak turun sebesar 33,3% (yaitu dari Rp.10.500 menjadi Rp.7.000). Dengan demikian maka
Degree of Financial Leverage (DFL) pada laba operasi sebesar Rp.10.500
adalah:
pada laba operasi Rp.10.500
DFL = 33,3/20 = 1,67
Semakin besar angka ini menunjukkan semakin besar dampak perubahan laba operasi pada laba setelah pajak. Dan hal ini terjadi pada saat perusahaan membayar bunga yang makin besar (yang berarti hutangnya juga makin besar). Dengan kata lain, semakin besar hutang yang digunakan oleh perusahaan, semakin tinggi tingkat financial leveragenya.
J. Kerangka pemikiran teoritis Degree of Operating
Leverage (DOL)
Risiko Sistematis
Saham
Degree of Financial Leverage (DFL) Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini menjelaskan bahwa variabel Degree of Operating Leverage (DOL), Degree of Financial
Leverage (DFL) secara parsial dan simultan diduga berpengaruh positif terhadap variabel risiko sistematis saham.
K. Hipotesis
Menurut Husnan (2003), Ross, Waterfield, dan Jaffe (2002), maupun Damodaran (2000) (dalam Permadi, 2005: 33): Tingginya variance pada
operating income , di mana faktor-faktor lain dianggap tetap akan mengarah
pada beta yang lebih tinggi untuk perusahaan dengan operating leverage yang tinggi. Dimana faktor-faktor lain dianggap tetap, peningkatan dalam
financial leverage akan meningkatkan beta dari perusahaan. Secara intuitif,
pembayaran dalam hutang meningkatkan variance pada net income, dengan
leverage yang tinggi akan meningkatkan pendapatan selama keadaan ekonomi baik dan menurunkan pendapatan pada ekonomi buruk.
Dengan demikian hipotesis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh positif antara Degree of Operating Leverage (DOL) terhadap Risiko Sistematis Saham.
2. Ada pengaruh positif antara Degree of Financial Leverage (DFL) terhadap Risiko Sistematis Saham.
3. Ada pengaruh positif antara Degree of Operating Leverage (DOL) dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian eksploratif dengan
menggunakan analisis data sekunder, yaitu mengumpulkan data dari data yang sudah ada atau sudah dipublikasikan (Kuncoro, 2003:74).
1. Waktu dan Lokasi Penelitian a. Waktu penelitian : bulan Februari 2007.
b. Lokasi penelitian : Magister Management UGM
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
b. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Degree of Operating Leverage (DOL), Degree of Financial Leverage (DFL) dan Beta sebagai pengukur Risiko Sistematis.
B. Variabel Penelitian
1. Degree of Operating Leverage (DOL) dan Degree of Financial Leverage (DFL) sebagai variabel bebas (X).
2. Risiko Sistematis Saham sebagai variabel terikat (Y).
C. Sumber Data
Data yang dicari dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang dan bukan peneliti yang melakukan studi muthakir. (Sekaran, 2006:65) Data sekunder yang dicari adalah:
1. Nama perusahaan Industri Makanan dan Minuman yang go public di Bursa Efek Jakarta.
2. Laporan keuangan perusahaan Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005. Data time-series adalah data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu. Data runtut waktu digunakan untuk melihat pengaruh perubahan dalam rentang waktu tertentu (Kuncoro, 2003:125). Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dari tahun 2004-2005 dari masing-masing perusahaan. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks Harga Saham Individual (IHSI) yang dipergunakan adalah data mingguan dari tahun 2004- 2005. Laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan, dipilih antara lain: a. Annual Earnings Before Interest and Taxes (EBIT) atau Operating Profit.
b. Annual Sales.
c. Earnings Per Share (EPS).
D. Definisi Operasional
1. Degree of Operating Leverage (DOL) Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Degree of
Operating Leverage (DOL) adalah perubahan laba operasi (laba sebelum bunga dan pajak) terhadap perubahan hasil penjualan.
2. Degree of Financial Leverage (DFL) Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Degree of
Financial Leverage (DFL) adalah perubahan laba setelah pajak terhadap perubahan laba operasi.
3. Risiko Sistematis Saham Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan risiko sistematis saham adalah risiko yang tidak dapat dihindari oleh perusahaan jika ingin menanam saham.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yaitu 20 perusahaan. Perusahaan-perusahaan dalam kelompok a. Ades Waters Indonesia Tbk
b. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
c. Aqua Golden Mississi Tbk
d. Cahaya Kalbar Tbk
e. Davomas Abadi Tbk
f. Delta Djakarta Tbk
g. Indofood Sukses Makmur Tbk
h. Multi Bintang Indonesia Tbk i. Mayora Indah Tbk j. Prasidha Aneka Niaga Tbk k. Sari Husada Tbk l. Sekar Laut Tbk m. SMART Tbk n. Siantar Top Tbk o. Suba Indah Tbk p. Tunas Baru Lampung Tbk q. Ultra Jaya Milk Tbk r. Sekar Bumi Tbk s. Miwon Indonesia Tbk t. Fiskaragung Perkasa
2. Sampel Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit perusahaan-perusahaan yang memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan.
F. Teknik Pengukuran Data
1. Untuk menghitung Degree of Operating Leverage (DOL) sebagai berikut:
Persentase perubahan EBIT DOL = Persentase perubahan Sales