SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP EKSIBISIONISME MELALUI WEBCAM SAAT CHATTING SKRIPSI
SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP EKSIBISIONISME
MELALUI WEBCAM SAAT CHATTING
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Melinda Tutas Indini
NIM : 039114035
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
Hidup adalah sebuah ketetapan dimana manusia diciptakan dalam
kehidupan untuk selalu berada dalam sebuah persimpangan dan berakhir
pada sebuah keputusan akanSebuah pilihan yang hanya kita yang dapat menentukan dengan
menanggung semua konsekuensi… (linda, 2008)Cinta seperti sebuah pasir disaat kau genggam terlalu keras, dia akan
mengalir melalui celah-celah jarimu, tetapi disaat kau genggam dia
dengan kelembutan dan kasih sayangmu, dia akan terus berada di
tanganmu…(Chicken Soup, 2001)
Saat engkau merasa cinta itu hilang, renungkan dan perhatikanlah, cinta hadir dalam bentuk lain… (NN, 2005) Dalam sebuah cinta, selalu ada ketulusan dan kebaikkan.. Selalu ada dukungan dan doa.. Selalu ada kesabaran dan kekuatan…. Dan aku merasakan itu..
Disaat aku jatuh… mereka selalu ada dan menarikku hingga aku berdiri
dan bersanding tegak dengan mereka… Disaat aku marah.. mereka menarikku dan memelukku untuk menenangkanku…Disaat aku tidak tau apa yang kutuju, mereka meminjamkan telunjuknya
untuk memberiku arah… Karya ini kupersembahkan untuk: Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW Ayah, Ibu, dan Adik-adikku My Special Person... Dan sahabat-sahabat terbaikku... Yang selalu penuh dengan kesabaran, kekuatan, dukungan, doa, dan sandaranku.. As a joke to laugh, as a shoulder to cry on...
SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP EKSIBISIONISME
MELALUI WEBCAM SAAT CHATTING
Melinda Tutas Indini
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untukmendapatkan gambaran mengenai sikap remaja putri terhadap eksibisionisme
melalui webcam saat chatting. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif
deskriptif. Penelitian dilakukan di Yogyakarta dengan subjek sebanyak 64 orang
yang pernah melihat eksibisionisme melalui webcam saat chatting. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang dibuat sendiri oleh
peneliti. Pembuatan skala berdasarkan 3 aspek yaitu kognisi, afeksi, dan konasi.
Keseluruhan aitem berjumlah 50 aitem. Analisis aitem menggunakan Product
. Estimasi reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Moment Pearson Cronbach Alpha yang menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,978.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara mean empirik dari sikap terhadap eksibisionisme dengan mean teoritiknya
(p = 0,00). Dimana mean empirik lebih rendah dibanding mean teoritiknya. Maka
dapat disimpulkan bahwa sikap remaja putri terhadap eksibisionisme melalui
webcam saat chatting tergolong rendah.Kata Kunci: Sikap, Remaja Putri, Eksibisionisme
FEMALE ADOLESCENT’S ATTITUDE TO EXIBISIONISM ON
WEBCAM IN THE CHATTING
Melinda Tutas Indini
Psychology Faculty Sanata Dharma University
ABSTRACT
This research was aimed to know the tendency of female adolescent’s
attitude to exibisionism students on webcam in the chatting. The method used in
this research was quantitative method. The data gathered from this research was
analyzed by descriptive statistic analysis. Research was conducted in Yogyakarta.
The total subject in this research was 64 female adolescents. The instrument for
this research was made by researcher, based on 3 attitude indicators: cognition,
affective, conation. There were 50 items in the instrument. Items were analyzed
using The Product Moment Pearson Correlation. Reliability is analyzed by
Cronbach Alpha obtain of coefficient reliabilities of equal to 0,978.The result showed there’s a significant difference between the empiric
mean of female adolescent’s attitude and the theoretic mean (p = 0,00). The
empiric mean of the female adolescent’s attitute were lower compared with
theoretic mean.. The result showed that female adoescent’s attitude to
exibisionism students on webcam in the chatting is low.Key Words: Attitude, Female Adolescent, Exibisionism
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang Maha Kuasa dan Maha
Penyayang. Ia selalu ada untuk umatNya dan membuat segala sesuatu indah pada
waktunya bahkan Ia menciptakan rencana yang indah untuk kita yang percaya.
Kuasa dan uluran tangan-Nya menyempurnakan setiap pekerjaan kita, dan berkat
kasih-Nya yang tak berkesudahan jugalah tugas penulisan skripsi ini dapat selesai.
Selama proses penulisan skripsi ini telah banyak pihak yang membantu
dan mendukung baik mental maupun spiritual, pikiran maupun waktu. Oleh
karena itu penulis menghargai segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan
tersebut. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang atas ijinNya Skripsi ini selesai dan menjadikan waktu yang
indah dalam rencanaNya “Allah, thanks a lot, without You im nothing”
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
3. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberi banyak masukan, semangat, dan bantuan selama penulis melakukan penelitian.
4. Ibu Sylvia Carolina M. Y. M. S.Psi., M.Si. selaku Ketua Program Studi
sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi, ”Makasih buat saran, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan selama pembuatan skripsi saya ya bu… Banyak cerita yang telah disharingkan, dan semoga hubungan yang baik ini tetap terjaga, amin. Banyak hal yang saya pelajari dari ibu”
5. Pak Gie, Primadona Psikologi, ”Pak, makasih buat kerendahan hatinya...
Saya belajar banyak dari bapak. Makasih juga sering bantu ngebukain lift kalo harus kuliah di lantai 4 yang di negeri antah berantah itu jauhnya hehe..”
6. Mas Gandung, Mba Nani, Mas Muji, Mas Dony, ”Makasih buat bantuan
kalian selama ini... ”
7. Buat Ayah dan Ibu,”Makasih buat doa, kasih sayang, dukungan dan
kepercayaan yang telah kalian berikan. Sekarang saatnya aku bisa berbuat sesuatu untuk kalian, aku janji akan jadi anak yang berbakti, ayah, ibu dan akan membuat kalian bangga dan bahagia”
8. Buat Tiva, Andi, Putri, adik-adikku yang aku sayang ”Makasih ya, de’, buat
dukungan kalian, aku bangga punya adik-adik seperti kalian, dan aku yakin kalian bisa jadi yang terbaik”
9. Keluarga Batik dan Hotel Seno ”Terima kasih telah mendampingiku sejak aku
kecil sampai sekarang ini, kalian tidak akan pernah aku lupa”
10. Om Dono, Tante Herni, Donna, Doni “Terima kasih untuk kasih sayang dan
perhatian kalian selama ini, kalian pendengar yang baik untukku ”
11. Tante Tatik ”Terima kasih untuk perhatian dan kasih sayangmu, aku minta
maaf kalau ada salah sama tante. Aku selalu berharap dan berdoa yang terbaik untukmu ”
12. Budhe Nuryati Atamimi dan Padhe Rasimin BS, selaku Dosen Psikologi
UGM “Terima kasih untuk bimbingan dan dampingan kalian”
13. M’Yeyen, M’Ita dan suami, Bang Dedi, Bang Yudi, Rio, Bang Aris, Bang
Rozy, Pipit, Mbak Shinta, Bang Ike, Bang Herry, Bang Purnama, Bang Ian, Mbak Ratih dan suami, mbak Yeyen, m’Ita, m Agus, b’Yudi, b’deddy, Bang Diaz, Mbak Indah, Dani, Nita, Nia, Deki, Hendra, Bang Windu, Mbak Kiki, Mbak Sari, “Terima kasih untuk dukungan dan keceriaan yang telah kalian berikan ”
14. Keluarga Bangka (esp. Nek Cik, Bi Sarah, Bi Nunun dan Keluarga, Nek Ciing
dan keluarga), Purworejo dan Lampung (esp. Om Rizal dan keluarga) “Terima kasih untuk kasih sayang dan perhatian kalian ”
15. Bobby, Sony, Okto “Terima kasih untuk bagian hidup yang pernah kalian
berikan. Keep in Touch ya ”
16. RM. Andretta Christialdi “Makasih buat kenangan indah yang pernah kamu
kasih ke aku, aku ngga akan pernah lupa hal berharga itu.. hope u can reach ur happiness ”
17. Stephen Gunn, my boyfriend “Thanks so much for what u’ve have done for
me. That means so much. Your support, pray, trust made me strong. Thanks too for being a good listener to me ya. Luv’n’ miss u always ” st18. Mas Danang “Makasih udah kasih aku 1 Job ya ”
19. My beloved bestfriend Tanti, Joe, Hellen, Angga “Love you, guys. Makasih
udah jadi sahabat-sahabat terbaikku, yang selalu ada untuk aku”
20. Mamah Ohaq, Kak Kreez, Nyitnyit, Windra, Eyang, Ricky, Ye, Neri, Suko,
Danang, Sapi, Tina, Nana, Mula, Anak-anak Patria, Retno, Iwan, Ida, Ima, Wenny, Wiwied, Widuri, Marient, Abang Uchox, ci Cynthia, Mia, Linda,MoniQ, Mas Aan, M’Theesa, Xtien, Ridho, Agus, Feri, Tita, Tya, Andi, Dewi, Donna, Icha, Haruhi, Dyah, Dewi dream, Rini, Jamil, Kurnia, Anna, Mba Dewi, Donat, Tanti’o2, Mas Sigit, Untung, Udin, dan anak-anak psikologi 2003 dan 2002,”Makasih dah mau jadi temanku…Makasih buat semua
dukungan dan perhatian kalian...Kalian bikin hidup jadi lebih berwarna…”
21. Semua Temen-temen KKN: Non, Vian, Punto, Valent, Ika, ”Makasih dah
mau berbagi dalam susah maupun senang selama 3 minggu di Bayanan.Unforgetable Moments...”
22. Mas Ian ”Terima kasih telah memprkenalkan aku pada dunia yang sangat
luas dan pengalaman yang berharga”
23. Bapak dan Ibu Guru SD Suryodiningratan III, SLTP 10, SMU BOSA , Dosen
Sadhar, dan semua orang yang telah mengajariku banyak hal,”Makasih dah mengenalkan dunia pendidikan kepadaku, membimbingku dan menasehatiku... Jasamu tiada tara...”
24. Evi Sensei ”Makasih buat ajaran bahasa jepangnya, tetap menjadi guru gaul
ya, Sensei hehehe”
25. Bapak Indro ’Kimpling’ Suseno, Ibu Kim, Mbak Nunuk Ambarwati, Pak
Soekeno, Pak Sugiharto Soeleman, Pak Bambang Sukmonohadi, GBPH Hadiwinoto ”Terima kasih atas bimbingan dan dukungan kalian, kesempatanyang telah kalian berikan, nasehat, kalian sudah seperti keluargaku sendiri”
26. Staff Jogja Gallery [Ibu Endah, m’Dewi, m’ Elly, m’Febri, Sella, Feri, m’
Daru, m’ Noris, m’ Tanto, m’ Nanang, m’ Eko, Aji, Jovan, Putri, Nana, Fai, Ipank, m’Atik, Krisna, m’ Puji, Rendra, Pak Man, Pak Gie, OB] , KABARE
Production & KABARE Magazine [m’Asti, Bremi, m’ Hani, Jarwo, Nana,
Ratna, m’ Tegar, m’ Tomo, m’ Yanti], Mavindo [m’ Loury,, m’ Andi, m’
Aning], My Production [Sigit, Danang, Dedi, Untung] ”Terima kasih ya buat
’gojlokan’nya, aku jadi tambah pengalaman dan kemampuanku berkomunikasi. Makasih juga buat supportnya”27. Semua orang yang pernah penulis kenal dan telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini namun tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga memiliki kekurangan di dalamnya, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.
Penulis sangat menghargai segala bentuk kritikan dan saran yang membangun dari pembacanya. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
Yogyakarta, 18 November 2008 Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL …………………..........………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……......………….......... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vHALAMAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. vii
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACT .............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. xDAFTAR ISI ............................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 6 C. Tujuan Penelitian ............................................................... 6 D. Manfaat Penelitian .............................................................. 7 BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................... 8 A. Sikap................................................................................... 8
1. Pengertian Sikap........................................................... 8
2. Teori Sikap.................................................................... 9
3. Komponen Sikap........................................................... 16
4. Ciri-ciri Sikap................................................................ 17
5. Sikap dan Perilaku......................................................... 17
B. Remaja................................................................................. 18
1. Pengertian Remaja......................................................... 18
2. Perkembangan yang Dialami Remaja............................ 19
3. Sikap Remaja Terhadap Seksualitas............................... 22
C. Eksibisionisme........................................................................24
D. Sikap Remaja Putri Terhadap Eksibisionisme Melalui
Webcam Saat Chatting........................................................ 28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 29
A. Jenis Penelitian ................................................................... 31 B. Variabel Penelitian ………………………………………. 31 C. Definisi Operasional ……………………………………... 31 D. Subjek Penelitian ………………………………………… 32 E. Alat Pengumpulan Data ...................................................... 33 F. Pertanggungjawaban Mutu ................................................. 351. Validitas Isi ................................................................... 35
2. Seleksi Aitem ................................................................ 35
3. Reliabilitas .................................................................... 35
G. Persiapan Penelitian............................................................. 36
1. Uji Coba Alat Ukur........................................................ 36
2. Reliabilitas, Validitas, dan Seleksi Aitem Skala Sikap Remaja Putri Terhadap Eksibisionisme Melalui Web- cam Saat Chatting.......................................................... 36
H. Metode Analisis Data............................................................ 38
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 39
A. Orientasi Kancah Penelitian ................................................ 39 B. Hasil dan Pembahasan ........................................................ 401. Uji Normalitas............................................................... 40
2. Deskripsi Hasil Penelitian.............................................. 40
3. Uji Perbedaan................................................................. 42
4. Kategorisasi................................................................... 43
5. Pembahasan... ............................................................... 44
BAB V. PENUTUP ................................................................................... 49
A. Kesimpulan ........................................................................ 49 B. Saran .................................................................................. 49DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 51
LAMPIRAN .............................................................................................. 55
DAFTAR TABEL
TABEL 1: Blue Print ................................................................................ 34
TABEL 2: Penyebaran Aitem Skala Prasangka ........................................ 34
TABEL 3: Distribusi Skala Sikap Remaja Putri Terhadap Eksibisionisme Melalui Webcam Saat Chatting ..................... 37 TABEL 4: Presentase Subjek Penelitian...................................................39 TABEL 5: Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov ....... 40
TABEL 6: Deskripsi Data Penelitian ........................................................ 41
TABEL 7: Aspek-aspek Sikap................................................................... 42
TABEL 8: Uji Perbedaan (One Sample T-test) ......................................... 43
TABEL 9: Kategorisasi Sikap Remaja Putri Terhadap EksibisionismeMelalui Webcam Saat Chatting……………………………… 44
1 SKRIPSI
SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP EKSIBISIONISME MELALUI
WEBCAM PADA SAAT CHATTING
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masyarakat modern seperti sekarang ini membutuhkan hal-hal yang
bersifat efisien tetapi menghasilkan sesuatu secara maksimal. Kebutuhan ini
menjadi mungkin dengan berkembangnya teknologi. Salah satu contoh nyata
perkembangan teknologi yang sangat membantu masyarakat baik anak-anak
ataupun orang dewasa adalah internet. Internet berkembang pesat seiring dengan
kebutuhan masyarakat akan informasi dan efisiensi waktu. Misalnya mahasiswa
dapat mengakses bahan kuliah dari internet atau melihat informasi lowongan
pekerjaan. Hal ini memudahkan individu untuk mendapatkan informasi secara
efektif dan efisien.Internet semakin populer dikalangan masyarakat dan menjadi suatu
kebutuhan primer. Prayitno mengatakan bahwa menurut data penelitian pengguna
internet di Indonesia mencapai 4,2 juta jiwa pada tahun 2001 dan terus meningkat
hingga saat ini ( http://www.goechi.com/newsletter.html ). Selain itu, terlihat dari
menjamurnya warung internet (warnet) hampir diseluruh wilayah di Indonesia.2 Penggunaan internet ini memudahkan individu untuk menggali berbagai informasi dari seluruh dunia. Deddy Sinaga (Koran Tempo, 19/02/08) mengatakan bahwa situs internet menjadi semakin kompleks beberapa tahun terakhir ini. Banyak fitur seperti rekaman video, mesin pencari informasi, musik dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan teknologi, menurut Deddy, muncul layanan electronic mail (email) dan chatting yang memungkinkan individu untuk menjalin relasi dengan orang lain di berbagai belahan dunia.
Chatting atau IRC (Internet Relay Chat) secara sederhana dapat diartikan
berbicara satu sama lain. Zwicky (2000) mengartikan chatting (IRC) sebagai sistem berkomunikasi dengan semua pengguna internet yang menggunakan fasilitas IRC pada saat itu juga melalui pesan tertulis.
Penggunaan IRC sangat populer meskipun hanya menggunakan pesan
tertulis karena komunikasi ini sangat murah dibandingkan surat atau telepon.Seiring kemajuan teknologi pengguna IRC dapat menggunakan fasilitas kamera komunikasi via internet atau live action web camera (webcam) yang membuat pengguna IRC dapat melihat pengguna IRC lainnya secara langsung. Namun, penggunaan webcam ini dapat menumbuhsuburkan sisi negatif dari fasilitas
komunikasi visual jarak jauh yaitu eksibisionisme
mengatakan bahwa dengan webcam para pornografer mampu menyajikan aktifitas seksual secara langsung dan memudahkan pemakai untuk ikut dalam petualangan voyeuristik atau pengalaman pribadi yang intim.3 Eksibisionisme dapat diartikan sebagai kegemaran untuk mendapatkan
kepuasan seksual dengan memperlihatkan alat kelamin sendiri secara sengaja
kepada penonton yang tidak menyukainya (Kartono, 2000). Nevid, Rathus, &
Greene (2005) mengatakan bahwa eksibisionisme merupakan salah satu jenis
parafilia yang melibatkan dorongan yang kuat dan berulang untuk menunjukkan
alat genitalnya pada orang asing yang bertujuan agar korban terkejut atau
terangsang.Berdasarkan definisi eksibisionisme ini dapat dilihat bahwa sasaran utama
dari pelaku adalah reaksi orang tersebut yang dapat membangkitkan rasa
menguasai dan meningkatkan keterangsangan seksual mereka (Nevid et al., 2005).
Webcam dan chatting mempermudah mereka untuk mengekspresikan
penyimpangan seksual yang di derita. Kemajuan teknologi ini memenuhi dua
syarat bagi pelaku eksibisionisme yaitu adanya jarak dengan korban dan tidak
adanya hubungan seksual aktif dengan korban seperti yang dikemukakan oleh
Kaplan (dalam Seligman, 2001). Pelaku ini dapat melihat ekspresi korban melaluiwebcam atau komentar dalam pesan tertulis mereka. Misalnya, dengan menulis
komentar-komentar tentang adegan tersebut. Selain itu, dengan menggunakan
webcam , kecil kemungkinan pelaku eksibisionisme ini dilaporkan kepada pihak
yang berwajib oleh korban sehingga menjamin keamanan mereka. Hal ini
membuat kesempatan besar bagi para pelaku untuk memenuhi fantasi seksual
mereka. Pernyataan yang serupa juga dikemukakan oleh Farouk (2008) yang
mengatakan bahwa penyebab maraknya bugil di depan kamera adalah rendahnya
penegakkan hukum dan turunnya nilai atau norma-norma dalam masyarakat.4 Perilaku eksibisionisme melalui webcam ini menimbulkan berbagai reaksi
dari individu. Banyak individu yang menanggapi hal ini secara negatif seperti
merasa jijik, takut, malu, atau mengecam dengan pertimbangan moralitas. Namun,
tidak sedikit pula individu yang menanggapi secara positif akibat adanya
pergeseran nilai. Perilaku yang tampak ini menjadi hal yang diinginkan oleh
pelaku ekshibisionisme saat mempertontonkan alat kelaminnya karena mereka
memperoleh kepuasan yang terkadang disertai dengan pertanyaan-pertanyaan
terhadap korbannya. Korban dari eksibisionisme secara umum adalah wanita.Menurut penelitian (Set, 2007), wanita sering menggunakan fasilitas
chatting untuk memenuhi kebutuhannya yaitu bersosialisasi, menemukan
pasangan (dating) atau berorientasi seksual. Jumlah wanita pengguna fasilitas
chatting bahkan mencapai dua kali lipat dari jumlah pengguna pria. Artinya, tidak
sedikit wanita yang menggunakan fasilitas webcam untuk semakin melengkapi
kebutuhan mereka. Banyaknya wanita pengguna webcam ini menjadi salah satu
alasan semakin banyak perilaku eksibisionisme melalui webcam saat chatting.
Suatu presentase dalam suatu penelitian (Set, 2007) menunjukkan bahwa 83%
wanita pengguna internet senang dengan hal-hal yang berkaitan dengan
seksualitas baik pornoaksi maupun pornografi bahkan hal tersebut bukanlah
sesuatu hal yang asing untuk remaja usia 15 tahun keatas.Perilaku remaja ini disebabkan karena remaja mulai mengembangkan
sikap baru pada lawan jenis seiring dengan kematangan seksual mereka. Remaja
mulai mengembangkan sikap dan minat terhadap seksualitas. Mereka berusaha
memuaskan keingintahuan mereka tentang seksualitas dengan berusaha mencari
5
berbagai informasi mengenai seksualitas dari berbagai sumber termasuk melalui
internet. Pernyataan ini didukung pula oleh Farouk (2008) yang mengatakan
bahwa 89% chatting anak-anak muda berkonotasi seksual. Melihat kenyataan
tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa reaksi ini membuat eksibisionisme semakin
berkembang di internet.Reaksi individu merupakan suatu sikap individu terhadap objek sikap.
Krech dan Crutchfield (1948) mengemukakan bahwa sikap adalah organisasi yang
bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual dan kognitif
mengenai beberapa aspek dunia individu (dalam Sears, Freedman & Peplau,
2005). Sedangkan Secord dan Backman (dalam Azwar, 2005) mendefinisikan
sikap sebagai keteraturan tertentu dalam afeksi, kognisi dan konasi individu
terhadap lingkungannya.Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa
sikap adalah keadaan mental individu yang meliputi reaksi afektif, kognitif, dan
konatif terhadap suatu obyek, yang dapat menimbulkan perasaan suka atau tidak
suka yang dapat mendorong munculnya suatu perilaku.Perasaan suka dan tidak suka terhadap suatu hal sebagai hasil dari sikap
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh individu. Rosenberg mengatakan
bahwa sikap tidak dapat lepas dari nilai-nilai dan keyakinan yang dianut individu
terhadap sesuatu yang dapat mempengaruhi reaksi yang menyenangkan atau tidak
pada individu (dalam Azwar, 2005). Nilai yang dianut individu berbeda satu
dengan yang lainnya sehingga sikap yang terbentuk saat seseorang melihat
eksibisionisme melalui webcam pada saat chatting bisa berbeda-beda. Ada
6
individu yang menolak karena menganggap hal tersebut masih tabu dan tidak
sesuai dengan budaya timur. Tetapi tidak sedikit pula yang menerima adanya
eksibisionisme, salah satu alasannya adalah kebutuhan seksual individu yang
didukung oleh perasaan aman dan kebebasan untuk mengakses hal-hal yang
berkaitan dengan seksualitas melalui internet, chatting atau webcam (Marini, D.,komunikasi pribadi, 2 Maret, 2008). Sedangkan Ebes (komunikasi pribadi, 6
Februari, 2008) mengatakan bahwa eksibisionisme merupakan ekspresi untuk
menunjukkan kejantanan dan hal tersebut wajar di jaman modern ini.Jadi, terlihat disini bahwa di satu sisi remaja mulai mengembangkan sikap
terhadap lawan jenis sehingga remaja berusaha untuk memenuhi
keingintahuannya terhadap seksualitas tetapi di sisi lain remaja terbatasi oleh
norma-norma sosial. Melihat hal tersebut, peneliti ingin melihat bagaimana sikap remaja putri terhadap eksibisionisme melalui webcam pada saat chatting.B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana sikap remaja terhadap eksibisionisme melalui webcam pada saat chatting?
C. TUJUAN PENELITIAN Peneliti ingin melihat sikap wanita terhadap eksibisionisme melalui webcam pada saat chatting.
7
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis Peneliti diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai sikap remaja putri terhadap eksibisionisme melalui webcam pada saat chatting, sehingga mampu menumbuhkan sikap berhati-hati terhadap eksibisionisme melalui webcam dan mengembangkan sikap menolak terhadap eksibisionisme agar tidak semakin berkembang.
2. Manfaat Teoritis Peneliti diharapkan dapat memperkaya kajian teoritis dalam psikologi perkembangan mengenai sikap remaja putri terhadap eksibisionisme melalui webcam pada saat chatting.
8
BAB II LANDASAN TEORI A. SIKAP
1. Pengertian Sikap Istilah sikap pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer pada tahun
1862, dimana sikap diartikan sebagai status mental seseorang (Azwar, 2005).
Allport berpendapat bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruhdinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua subyek dan situasi
yang berkaitan dengannya (Sears et al., 1985).Krech dan Crutchfield (1948) mengemukakan bahwa sikap adalah organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional,
perseptual dan kognitif mengenai beberapa aspek dunia individu (Sears et al.,
2005). Menurut Louis Thurstone (1928), Rensis Likert (1932), dan Charles
Osgood sikap adalah suatu bentuk reaksi perasaan terhadap suatu objek (Azwar, 2005). Sedangkan Secord dan Backman (Azwar, 2005)mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam afeksi, kognisi dan
konasi individu terhadap lingkungannya. Karena itu sikap merupakan suatu
yang konsisten dari individu. Sikap meliputi penilaian dan reaksi menyenangkan atau tidak terhadap orang, objek, atau aspek kehidupan lainnya.9 Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan oleh peneliti
bahwa sikap adalah keadaan mental individu yang meliputi reaksi afektif,
kognitif, dan konatif terhadap suatu objek, yang dapat menimbulkan perasaan
suka atau tidak suka yang dapat mendorong munculnya suatu perilaku.2. Teori Sikap a.
Teori Belajar Pendekatan ini dikemukakan oleh Hovland dkk (1953) yang berasumsi bahwa sikap dipelajari sama halnya dengan kebiasaan lain (Sears et al., 1985). Setiap individu dalam hidupnya akan mempelajari suatu hal, mendapatkan informasi atau fakta-fakta. Secara tidak langsung
individu juga mempelajari perasaan-perasaan dan nilai-nilai terhadap hal-
hal tersebut. Teori ini memandang bahwa manusia merupakan makhluk yang pasif dimana sikap ditentukan oleh pembelajaran dari stimulus yang dihadapi.Afeksi dan kognisi dipelajari melalui tiga cara, yaitu: asosiasi, peneguhan kembali, dan imitasi. Pembelajaran melalui asosiasi ini terbentuk apabila muncul stimulus pada saat dan tempat yang sama. Misalnya, saat akan membeli makanan, seorang teman mengatakan nama makanan itu dengan nada jijik, hal itu akan menimbulkan antara perasaan negatif dengan makanan tersebut. Peneguhan kembali merupakan penguatan positif atau negatif terhadap suatu objek. Misalnya, seorang mahasiswa kuliah di psikologi, kemudian ada temannya yang mengatakan psikologi itu ada jurusan yang bagus. Penguatan tersebut akan membuat
10
mahasiswa itu semakin mantap memilih jurusan itu. Imitasi berarti
menirukan orang lain yang dianggap kuat dan penting .b.
Teori Insentif Teori ini memandang pembentukan sikap terjadi karena ada proses
menimbang baik buruknya suatu hal dan kemudian dicari mana yang
terbaik.Ada dua versi teori insentif: i) Teori Respon Kognitif (Cognitive Response Theory) Teori ini mengasumsikan bahwa individu memberi respon terhadap suatu komunikasi dengan beberapa pemikiran positif atau negatif dimana hal ini menentukan apakah sikap individu itu akan
berubah atau tidak. Hal ini menunjukkan bahwa teori ini memandang
individu sebagai pemroses aktif pada pesan yang diterima. ii) Teori Nilai Ekspektansi (Expectancy-value Theory) Pendekatan ini mengasumsikan bahwa individu akancenderung mengarah pada posisi yang akan membawa individu pada
kemungkinan hasil yang terbaik untuk dirinya. Individu akan memaksimalkan nilai berbagai hasil atau akibat dari suatu hal.c. Teori Konsistensi Kognitif Teori Konsistensi kognitif ini berasumsi bahwa individu
mempunyai ketidakkonsistenan kognisi yang membuat individu berusaha
untuk mencari keyakinan atau nilai yang dapat membentuk konsistensi
11
kognisi. Motif utama dari teori ini adalah setiap individu akan terus
berusaha mempertahankan dan memperbaiki konsistensi kognisinya.Ada empat versi dari pendekatan ini: i) Teori Keseimbangan (Balance Theory) Heider (1958) mengatakan bahwa teori ini meliputi tekanan konsistensi diantara akibat-akibat dalam sistem kognitif yang
sederhana (Sears et al., 1985). Sistem ini terdiri dari dua objek (salah
satunya orang lain), hubungan objek, dan pandangan keduanya terhadap objek.Sistem dikatakan seimbang apabila individu sependapat dengan orang yang disukai dan tidak sependapat dengan orang yang tidak disukai. Demikian juga sebaliknya. Ketidakseimbangan dapat menimbulkan tekanan perubahan sikap pada individu sehingga
individu cenderung untuk berubah ke susunan yang seimbang. Apabila
tidak tercapai keseimbangan maka akan terjadi ketegangan pada diri individu. ii) Teori Konsistensi Kognitif-Afektif Teori ini dikemukakan oleh Rosenberg yang mengasumsikan bahwa afeksi sangat mempengaruhi pendirian dan keyakinan seseorang. Perasaan inidividu ini akan memperoleh kognisi yangdiperlukannya sehingga akan diperoleh kognisi yang konsisten dengan
pilihan afektifnya karena setiap individu akan cenderung mempunyai
12 kebutuhan untuk mencapai dan memelihara konsistensi (Azwar, 2005).
Rosenberg juga menekankan bahwa perubahan sikap dapat terjadi apabila terjadi tekanan-tekanan yang kuat pada afeksi individu.
iii) Teori Ketidaksesuaian/Disonansi Kognitif (Cognitive
Dissonance)Disonansi kognitif diartikan sebagai kondisi psikologis yang tidak menyenangkan yang terjadi akibat adanya konflik antara dua kognisi (Azwar, 2005). Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Festinger (1957). Wujud utamanya adalah ketidaksesuaian kognitif.
Ketidaksesuaian ini dapat menyebabkan ketidakkonsistenan sikap dan perilaku individu yang bersumber pada dua masalah pokok yaitu: akibat pengambilan keputusan dan akibat perilaku yang bertentangan dengan sikap.
Pada dasarnya individu cenderung bersifat konsisten dan menghindari ketidakkonsistenan antara sikap dan perilaku. Namun, individu dihadapkan pada kenyataan bahwa perilaku inidividu seringkali irasional (Azwar, 2005). Disonansi kognitif terjadi apabila terdapat dua unsur yang relevan tetapi tidak konsisten satu sama lain. Sedangkan disonansi terjadi apabila terdapat dua unsur yang tidak relevan dan tidak konsisten satu sama lain. Disonansi membuat individu tidak merasa nyaman secara psikologis dan individu akan
13 berusaha untuk mencapai konsonansi yang terjadi karena adanya dua unsur yang relevan. iv) Teori Atribusi
Teori ini mengasumsikan bahwa individu bersikap berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dari afeksi dan kognisi mereka sendiri secara sadar.
d. Teori Fungsional Teori ini dikemukakan oleh Kanz yang mengatakan bahwa dalam
memahami sikap menolak atau menerima perubahan harus dilihat motivasi
yang melatarbelakanginya.Sikap mempunyai fungsi psikologis yang berbeda antara individu
satu dengan individu lain. Bagi individu, fungsi ini juga mempengaruhi
bagaimana tingkat konsistensi dalam bersikap terhadap objek tertentu dan
tingkat mengubah sikap.Ada lima fungsi sikap: i) Fungsi Instrumental Fungsi ini menekankan pada keinginan umum individu untuk mendapatkan keuntungan dan menghindari hukuman. ii) Fungsi Pengetahuan Sikap dianggap memiliki fungsi pengetahuan karena sikap membantu individu dalam memahami apa yang ada disekelilingnya sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
14 iii) Fungsi Nilai Ekspresif Sikap mampu mencerminkan nilai-nilai ataupun konsep yang
ada pada diri individu. Sikap yang berasal dari konsep ini sulit dirubah
dan cenderung konsisten pada diri individu. iv) Fungsi Pertahanan Ego Sikap yang cenderung melindungi individu dari kecemasanyang dihadapi dikatakan memiliki fungsi pertahanan ego. Seperti yang
dijelaskan oleh Freud (dalam Hall, 1993) pada pertahanan egonya yang
disebut proyeksi dimana individu mengubah kecemasan neurotik menjadi ketakutan objektif yaitu dengan cara menekan impuls yang tidak dapat diterima kemudian menunjukan sikap bermusuhan terhadap orang yang mempunyai impuls yang sama. v) Fungsi Penyesuaian Sosial Sikap dikatakan mempunyai fungsi penyesuaikan sosial karena sikap dapat membantu individu dalam beradaptasi terhadap lingkungannya. Sikap dapat berubah apabila norma sosial berubah.e. Teori Tiga Proses Perubahan Kelman (dalam Azwar, 2005) mengemukakan bahwa ada proses
yang sangat berguna dalam memahami fungsi pengaruh sosial terhadap
perubahan sikap. Ada tiga proses sosial yang berperan dalam perubahan
sikap individu, yaitu:15 i) Kesediaan Proses ini terjadi saat individu mau menerima pengaruh dari
orang lain semata-mata agar mendapatkan reaksi positif dari orang lain
tersebut. Perubahan ini tidak berdasarkan dari hati kecil individu
sendiri sehingga lebih cenderung mengubah perilaku dan bukan sikap
yang mendasari sehingga tidak dapat bertahan lama. ii) Identifikasi Proses ini terjadi karena individu menirukan pihak lain yangbertujuan untuk mendapat bentuk yang menyenangkan dari sebuah
hubungan antara individu dengan pihak lainnya. Proses ini tidak
sekedar meniru sikap orang lain tetapi juga ada pengambilan sikap
yang diperkirakan akan mendatangkan reaksi positif atau persetujuan
dari pihak lain. iii) Internalisasi Proses ini terjadi apabila individu menerima pengaruh dariorang lain dan bersedia bersikap sesuai dengan pengaruh tersebut
dikarenakan adanya kesesuaian antara pengaruh tersebut dengan
keyakinan dan sistem nilai yang ada dalam diri individu. Biasanya
sikap ini akan cenderung dipertahankan dan tidak akan berubah
apabila tidak ada perubahan dalam sistem nilai dari individu yang
bersangkutan.16
3. Komponen Sikap Sikap tidak akan pernah terlepas dari komponen-komponen pembentuknya. Ada tiga komponen penting dalam pembentukan sikap, yaitu:
a. Afeksi Komponen afeksi menyangkut keseluruhan masalah perasaan atau
emosi yang subyektif terhadap suatu objek tertentu. Reaksi emosional ini
banyak dipengaruhi oleh kepercayaan yang ada dalam diri individu terhadap objek tertentu.b. Kognisi Komponen kognisi terdiri dari seluruh kognisi (persepsi dan kepercayaan) yang dimiliki seseorang tentang apa yang benar mengenai objek sikap tertentu (keyakinan, pengetahuan, dan fakta tentang objek).
Aspek kognitif membentuk stereotip dalam diri individu. Kepercayaan
merupakan aspek kognitif yang timbul dari apa saja yang telah kita lihat
atau ketahui yang dapat membentuk suatu ide dimana hal itu dapatmembuat kepercayaan individu berkembang. Baik itu pengalaman pribadi
atau hal-hal yang diceritakan oleh orang lain akan mempunyai peran dalam terbentuknya kepercayaan.c. Konasi Komponen konasi menunjukkan perilaku yang mempunyai kecenderungan untuk bereaksi atau bertindak terhadap objek tertentu.
Bagaimana seseorang bereaksi terhadap stimulus tertentu ditentukan oleh
keyakinan dan perasaan terhadap objek tersebut. Kecenderungan17 berperilaku yang konsisten dan selaras dengan kepercayaan dan perasaan seseorang akan membentuk sikap individual.
4. Ciri-ciri Sikap Berdasarkan beberapa hal di atas dapat dilihat bahwa sikap mempunyai ciri-ciri yaitu: a.