STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PUSKESMAS ARJOSARI KABUPATEN PACITAN DALAM PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - STIE Widya Wiwaha Repository

  STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PUSKESMAS ARJOSARI KABUPATEN PACITAN DALAM PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TESIS Diajukan oleh

  ERNA NURHIDAYATI NIM : 151202806 Kepada

  Widya Wiwaha MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

  2016 Jangan Plagiat STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PUSKESMAS ARJOSARI KABUPATEN PACITAN DALAM PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TESIS

  Untuk memenuhi sebagian persyaratan M encapai derajat Sarjana S-2

  Program Studi M agister M anajemen

  Diajukan oleh ERNA NURHIDAYATI NIM : 151202806 Kepada MAGISTER MANAJEMEN Widya Wiwaha

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2016

  Jangan Plagiat

PERS EMBAHAN

  Karya ini penulis persembahkan kepada :  Orang tua penulis  Suami serta anak-anakku tercinta :

  Dimas Prasetya RF Dinda Rahma Aulia

   Almamater

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat

  MOTTO Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yangada pada diri mereka sendiri

  (Terjemahan Q.S Ar Ra’d : 11) Tiada harta terpendam yang lebih bermanfaat dari pada ilmu pengetahuan tiada kawan yang lebih indah dari berkata jujur tiada teman yang lebih tinggi dari kesabaran tiada kejahatan yang lebihmemalukan dari kesombongan (Wahab bin Munabbih)

  Mengakui kekurangan diri adalah tenaga untuk kesempurnaan, terus mengisi kekurangan adalah keberanian yang luar biasa (Hamka)

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat

  

PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Yogyakarta, Pebruari 2017 ERNA NURHIDAYATI

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat

ABS TRAK

  STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PUSKESM AS ARJOSARI KABUPATEN PACITAN DALAM PROGRAM PEM BERIAN ASI EKSKLUSIF Oleh : Erna Nurhidayati

  Anak sebagai SDM penerus bangsa dan harapan masa depan keluarga, masyarakat dan negara perlu diberikan pembinaan terarah sedini mungkin, bahkan sejak dalam kandungan. Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal antara lain dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi sejak lahir, pada menit- menit awal kehidupan, sampai usia 6 bulan ASI diberikan eksklusif tanpa makanan lainnya, kemudian setelah 6 bulan ASI tetap diberikan dengan didampingi makanan tambahan (M akanan Pendamping ASI) yang disesuaikan dengan usianya.

  Dari hasil perhitungan selisih antara nilai tertimbang kekuatan organisasi dengan nilai tertimbang kelemahan organisasi adalah selisih negatif (-0,14) dan perhitungan nilai tertimbang peluang organisasi dengan nilai tertimbang ancaman organisasi adalah selisih positif (1,10), maka organisasi berdasarkan diagram cartesius SWOT berada pada posisi kuadran II. Berdasarkan posisi kuadran II pada kinerja Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan dalam program peningkatan cakupan ASI Eksklusif maka strategi yang seyogyanya digunakan yaitu Strategi Stabilisasi yang di hasilkan matriks SWOT adalah : 1.

  Optimalisasi program manajemen laktasi dalam upaya mendukung peningkatan ASI eksklusif.

  2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan di Puskesmas melalui pelatihan-pelatihan kesehatan sehingga kegiatan penyuluhan, konseling, maupun KIE-ASI dapat lebih maksimal.

3. Meningkatkan peran serta kader dalam mendukung program gizi terutama ASI Eksklusif, jika perlu dengan memberikan reward.

  4. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dalam bidang kesehatan, termasuk tempat praktek bidan swasta untuk tidak memberikan susu formula kepada bayi yang dilahirkan disana. Dengan strategi yang baik diharapkan peningkatan kinerja puskesmas lebih optimal dalam rangka program pemberian ASI eksklusif.

  Kata Kunci : S trategi, kinerja puskesmas, pemberian AS I eksklusif.

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat

ABS TRACT

  

 

  STRATEGY PERFORM ANCE IM PROVEM ENT DISTRICT PACITAN Arjosari HEALTH PROGRAM EXCLUSIVE BREAST FEEDING

  

 

  By: Erna Nurhidayati Children as the nation's next human resources and future expectations of families, communities and countries need to be given guidance targeted as early as possible, even in the womb. In order to achieve optimal growth and development, among others by providing mother's milk (ASI) to the baby at birth, in the early minutes of life, until the age of 6 months of breastfeeding is given exclusively without other food, then after 6 months of breastfeeding is still given in the presence of food additives (Complementary feeding), adjusted for age.

  From the calculation of the difference between the weighted value weighted value of the organization's strengths with organizational weaknesses are negative difference (-0.14) and the calculation of the weighted value weighted value opportunities organizations with the threat of the organization is the positive difference (1.10), then the organization is based on the Cartesian diagram SWOT located on the position of the quadrant II. Based on the position on the quadrant II Puskesmas performance Arjosari Pacitan in the program increased coverage of exclusive breastfeeding, the strategy should be used, namely stabilization strategy that produced SWOT matrix is: 1.

  Optimization of lactation management program in order to support an increase in exclusive breastfeeding.

  2. Improving the quality and quantity of health personnel in health centers through training so that health education activities, counseling, and IEC- ASI can be maximized.

  3. Increasing the participation of cadres in supporting nutrition programs especially exclusive breastfeeding, if necessary, with reward.

  4. Improving inter-sectoral cooperation in the health sector, including private midwife practices to not give formula to babies born there.

  With a good strategy is expected to increase performance over optimal health centers in the framework of the program of exclusive breastfeeding.

    Keywords: S trategy, performance clinic, exclusive breastfeeding.

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat

KATA PENGANTAR

  

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala atas segala

limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

yang berjudul “ ST RAT EGI PENINGKAT AN KINERJA PUSKESMAS ARJOSARI

KABUPAT EN PACIT AN DALAM PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

  ”. Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini masih sangat jauh dari sempurna, karena keterbatasan yang penulis miliki. M eskipun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak atas segala bantuan yang telah diberikan dalam rangka penyelesaian tesis ini, terutama kepada :

  1. M oh. M ahsun, SE, M .Si, Ak., CA., CPA., Ketua STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

  2. Prof. Dr. Abdul Halim, M BA., Ak., Direktur Program M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

  3. Nur Widiyastuti, SE, M .Si., Direktur Operasional Pasca sarjana M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

  4. Drs. John Suprihanto, M IM ., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, masukan dan koreksi sehingga menjadi lebih baik dan selesainya penulisan tesis ini.

  5. Dra. Suci Utami W, M M ., selaku Dosen Pembimbing II yang memberikan saran dan kritik hingga terselesaikannya tesis ini.

  6. Segenap pengelola dan segenap dosen program studi magister manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan pelayanan administrasi demi suksesnya penyelesaian studi.

  7. Bapak/Ibu, suami & anak-anakku, serta saudara-saudarakuyang selalu

  Widya Wiwaha

  memotivasi dan memberi dukungan untuk menyelesaikan studi kepada penulis.

  8. Teman-teman M M kelas I5.1B yang senantiasa memberi motivasi dan semangat untuk menyelesaikan studi kepada penulis.

  Jangan Plagiat

  9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan tesis ini, semoga kebaikan dan bantuannya mendapat balasan dari Allah SWT.

  Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada pada diri penulis, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulisharapkan. Semoga hasil dari tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya maupun bagi pembaca umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Yogyakarta, Pebruari 2017 Penulis

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  DAFTAR ISI

  16 D. Air Susu Ibu (ASI) .........................................................

  46 Widya

  9. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Pemberian ASI ........................................................

  37

  8. Faktor-Faktor yang M empengaruhi Ibu M emberikan ASI .....................................................

  29

  26 7. M asalah yang Dihadapi Selama M enyusui .............

  6. Strategi Untuk M encapai Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif ........................................

  23

  22 5. M anfaat Air Susu Ibu ..............................................

  20 4. Waktu Pemberian ASI ............................................

  18 3. Produksi Air Susu Ibu .............................................

  17 2. Komposisi ASI ........................................................

  17 1. Definisi ASI ............................................................

  15 4. Pengukuran Kinerja .................................................

  Halaman Judul ............................................................................................. i Halaman Persembahan ............................................................................... ii Halaman M otto .......................................................................................... iii Halaman Pernyataan ................................................................................... iv Halaman Pengesahan .................................................................................. v Abstrak ....................................................................................................... vi Abstract ...................................................................................................... vii Kata Pengantar ........................................................................................... viii Daftar Isi ..................................................................................................... x Daftar Tabel ................................................................................................ xii Daftar Gambar ............................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................

  14 3. Dimensi Kinerja ......................................................

  13 2. Level Kinerja ...........................................................

  13 1. Definisi Kinerja .......................................................

  11 C. Kinerja ............................................................................

  10 2. M anajemen Strategi ................................................

  10 1. Pengertian Strategi....................................................

  9 B. Strategi ...........................................................................

  9 A. Penelitian Sejenis ...........................................................

  8 BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................

  7 E. M anfaat Penelitian .........................................................

  7 D. Tujuan Penelitian ...........................................................

  7 C. Pertanyaan Penelitian .....................................................

  1 B. Perumusan M asalah .......................................................

  1 A. Latar Belakang ...............................................................

  Wiwaha Jangan Plagiat

  E. Puskesmas ......................................................................

  4. Pemberian Penilaian pada Faktor-Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman .........................

  76 B. Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan..........

  79 1. Identifikasi Faktor-Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman .............................................

  79 2. Perencanaan Strategi dan Analisis SWOT ..............

  83

  3. Pemberian Bobot pada Faktor-Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman .........................

  84

  86

  76

  5. Nilai Tertimbang dari Faktor-Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman .........................

  88 6. M enentukan Posisi Organisasi ................................

  94 C. Strategi Peningkatan Kinerja .........................................

  96 BAB V KESIM PULAN DAN SARAN................................................

  99 A. Simpulan ........................................................................

  99 B. Saran ............................................................................... 100 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 102 LAM PIRAN

  7. Standar Pelayanan di Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan .....................................................................

  75 6. Pembiayaan Kesehatan ............................................

  47 1. Pengertian Puskesmas .............................................

  69 B. M etode Pengumpulan Data.............................................

  47 2. Standar Pelayanan Puskesmas .................................

  47 F. Analisis SWOT ..............................................................

  59 G. Pendekatan Analisa SWOT.............................................

  64 H. Kerangka Konseptual SWOT .........................................

  66 BAB III M ETODE PENELITIAN ........................................................

  69 A. Rancangan/ Desain Penelitian ........................................

  69 C. M etode Analisa Data ......................................................

  74 5. Sarana ......................................................................

  69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN .......................

  72 A. Profil Puskesmas Arjosari ..............................................

  72 1. Keadaan Geografi .....................................................

  72 2. Kependudukan .........................................................

  73 3. Keadaan Pendidikan ................................................

  73 4. Sumberdaya Kesehatan ...........................................

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat

  DAFTAR TABEL

  86 Tabel 4.9 Penilaian Faktor Kekuatan Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan ......................................................................................

  97 Widya

  95 Tabel 4.15 M atrik Strategi ..........................................................................

  89 Tabel 4.14 Selisih Nilai Tertimbang Faktor...............................................

  88 Tabel 4.13 Total Nilai Tertimbang Dalam Analisis SWOT Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan ......................................................

  87 Tabel 4.12 Penilaian Faktor Ancaman Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan ......................................................................................

  87 Tabel 4.11 Penilaian Faktor Peluang Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan ......................................................................................

  86 Tabel 4.10 Penilaian Faktor Kelemahan Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan ......................................................................................

  85 Tabel 4.8 Pembobotan Faktor Ancaman Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan ......................................................................................

Tabel 2.1 Perbedaan Komposisi Kolostrum, ASI Transisi dan ASI M atur

  85 Tabel 4.7 Pembobotan Faktor Peluang Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan ......................................................................................

  84 Tabel 4.6 Pembobotan Faktor Kelemahan Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan ......................................................................................

  75 Tabel 4.5 Pembobotan Faktor Kekuatan Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan ......................................................................................

  74 Tabel 4.4 Jenis Sarana Penunjang Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Arjosari.........................................................

  73 Tabel 4.3 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Arjosari ..................................................................

  73 Tabel 4.2 Data Tingkat Pendidikan Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Arjosari .................................................................

  22 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Arjosari ..........

  Wiwaha Jangan Plagiat

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 M atrik SWOT .....................................................................

  65 Gambar 2.2 Gambaran Kerangka Konseptual SWOT ............................

  68 Gambar 4.1 Diagram Cartesius SWOT ...................................................

  95 Wiwaha

  Plagiat Widya Jangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

  ketersediaan Sumber Daya M anusia (SDM ) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM yang berkualitas merupakan unsur penting dalam keberhasilan Pembangunan Nasional. Anak sebagai SDM penerus bangsa dan harapan masa depan keluarga, masyarakat dan negara perlu diberikan pembinaan terarah sedini mungkin, bahkan sejak dalam kandungan. Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal antara lain dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi sejak lahir, pada menit-menit awal kehidupan, sampai usia 6 bulan ASI diberikan eksklusif tanpa makanan lainnya, kemudian setelah 6 bulan ASI tetap diberikan dengan didampingi makanan tambahan (M akanan Pendamping ASI) yang disesuaikan dengan usianya. (KNPP RI, 2008).

  Wiwaha

  Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan dengan jelas pada Pasal 128 bahwa :

  Plagiat 1.

  Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.

  Widya 2.

  Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.

  Jangan

3. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.

  Kebijakan –kebijakan Pemerintah RI sehubungan penggunaan ASI

  1. Inpres No.14/1975 M enko Kesra selaku koordinator pelaksana penetapan bahwa salah satu program usah perbaikan gizi adalah peningkatan penggunaan ASI.

  2. Permenkes No.240/1985 melarang produsen susu formula untuk mencantumkan kalimat-kalimat promosi produknya yang memberikan kesan bahwa produk tersebut setara atau lebih baik mutunya dari paada ASI.

  3. Permenkes No.76/1975 menghapuskan produsen susu kental manis (SKM ) untuk mencantumka pada label produknya bahwa SKM tidak cocok untuk bayi, dengan warna tulisan merah dan cukup mencolok, melarang promosi susu formula yang di maksudkan sebagai ASI disemua sarana pelayanan kesehatan.

  4. M engganjurkan menyusui secar eksklusif sampi bayi berumur 6 bulan

  Wiwaha dan mengganjurkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun.

  5. M elaksanakan rawat gabung di tempat persalinan milik pemerintah maupun suasta.

  Plagiat

  6. M eningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal PP-ASI sehingga petugas tersebut terampil dalam melaksanakan penyuluhan Widya pada masyarakat luas.

  7. Upaya penerapan 10 langkah untuk berhasilnya menyusui di seluruh

  Jangan rumah sakit, rumah bersalin, dan puskesmas.

  8. Garis-Garis besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 dan Program Pembanggunan Nasional (PROPENAS) menggamatkan bahwa pembangunan diarahkan pada meningkatkan mutu Sumber Daya M anusia (SDM ). M odel dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai pemberia Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini, terutama pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian hanya ASI kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan.

  Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan dengan jelas pada Pasal 129 bahwa Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif. Dari Pasal 129 tersebut mengandung kalimat “menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif”, pemerintah bertanggung jawab apabila bayi tidak mendapatkan air susu ibu eksklusif. Pemerintah sudah menempuh berbagai upaya antara lain melalui pemilik usaha/ perusahaan dengan kegiatan peningkatan peran serta perusahaan dalam kesehatan reproduksi wanita.

  Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyono, 2009). Selama periode sekitar 6 bulan, ASI memiliki unsur unsur yang memenuhi semua kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh bayi kecuali jika ibu mengalami keadaan gizi kurang yang berat (Gibney, 2009). WHO/UNICEF (2009) di

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, merekomendasikan salah satu hal penting yang harus dilakukan yaitu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja atau pemberian ASI Eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan.

  Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif bertujuan untuk : 1.

  Menjamin pemenuhan hak Bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya; 2. Memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya; dan

3. Meningkatkan peran dan dukungan Keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.

  Berdasarkan KepM enkes RI No.450/ M enkes/ SK/ IV/ 2004 tentang pemberian ASI Ekslusif pada bayi di Indonesia terdapat 10 Langkah M enuju Keberhasilan M enyusui (LM KM ) yaitu:

  Wiwaha 1.

  Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan secara tertulis dalam Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) yang dikomunikasikan kepada semua petugas.

  Plagiat 2.

  Melakukan pelatihan pada petugas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut. Widya

  3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir

  Jangan sampai umur 2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.

  4. Membantu ibu menyusui bayinya selama 30 menit setelah melahirkan.

  5. Membantu ibu mengetahui cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meskipun ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis.

  6. Tidak memberikan makan dan minum apa pun selain ASI kepada bayi baru lahir.

  7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari.

  8. Membantu ibu menyusui semau bayi, tanpa membatasi lama dan frekuensi menyusui.

  9. Tidak memberikan dot atau kompeng terhadap bayi yang diberi ASI.

  10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan merujuk ibu pada kelompok tersebut ketika pulang bersalin (DepKes RI, 2004).

  Pada tahun 2015 M illenium Development Goals (M DG’s) Indonesia menargetkan penurunan sebesar dua pertiga untuk angka kematian bayi dan balita dalam kurun waktu 1990 - 2015. Oleh sebab itu, Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian bayi dari 68/1.000 KH menjadi 23/1.000 KH dan angka kematian balita dari 97/1.000 KH menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015. Untuk menghadapi tantangan dan target M DG’s, maka diperlukan adanya salah satu program yaitu program IM D dan ASI Eksklusif (Depkes, 2008). Pusat Data dan

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat Informasi (Pusdatin) Kemenkes 2015 menunjukkan cakupan ASI Eksklusif baru sebesar 54,3 persen dari target 80 persen. Sedangkan cakupan ASI eksklusif di Jawa Timur tahun 2013 adalah sebesar 68,3 % dari target sebesar 75 %. (Humas Pemprov Jatim, 2013). Di Kabupaten pacitan cakupan ASI Ekslusif pada tahun 2015 sudah memenuhi target nasional 80 % yaitu sebesar 80,59%, dibandingkan dengan tahun 2014 cakupan ASI Eksklusif yang baru mencapai 72,2 %. Namun demikian di wilayah kerja Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan tahun 2015 cakupan ASI Eksklusif hanya 20,1%. (Dinkes, 2015).

  Berdasarkan latar belakang diatas terlihat bahwa cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan masih dibawah target indikator nasional yaitu 80%. Dengan demikian dirasa perlu untuk dilakukannya analisa program cakupan ASI eksklusif dan analisa faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan pemberian ASI eksklusif. Analisis masalah secara menyeluruh dengan menganalisa kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh program ASI eksklusif sebagai strategi untuk

  Wiwaha

  merealisasikan tujuan dan sebagai dasar perencanaan peningkatan program ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan.

  Oleh karena itu kami mengambil judul penelitian ‘’STRATEGI

  Plagiat

  PENINGKATAN KINERJA PUSKESM AS ARJOSARI KABUPATEN PACITAN DALAM PROGRAM PEM BERIAN ASI EKSKLUSIF‘’ Widya

  Jangan

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan rumusan masalah program pemberian ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan masih rendah.

  C. Pertanyaan Penelitian

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka didapatkan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

  1. Apa sajakah faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada strategi peningkatan kinerja program pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan ? 2. Dimana posisi Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan dalam program pemberian ASI eksklusif berdasarkan analisa SWOT ?

  3. Bagaimana strategi peningkatan kinerja Puskesmas Arjosari dalam program pemberian ASI eksklusif ?

  Wiwaha D.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji hal hal yang terkait dengan strategi peningkatan kinerja Puskesmas Arjosari Kabupaten

  Plagiat

  Pacitan dalam program pemberian ASI eksklusif antara lain :

  1. Widya Mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada strategi peningkatan kinerja Puskesmas Arjosari Kabupaten

  Pacitan dalam program pemberian ASI eksklusif.

  Jangan

  2. Menentukan posisi Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan dalam program pemberian ASI eksklusif di berdasarkan analisa SWOT.

  3. Merumuskan strategi peningkatan kinerja Puskesmas Arjosari Kabupaten Pacitan dalam program pemberian ASI eksklusif.

E. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi Pihak Puskesmas Arjosari Dapat sebagai masukan atau salah satu bahan evaluasi dalam strategi peningkatan kinerja dalam program pemberian ASI eksklusif di puskesmas serta dapat membantu menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan cakupan program pemberian ASI Eksklusif.

2. Bagi ilmu pengetahuan

  Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dibidang penelitian sejenis dan dapat pula dikembangkan lebih lanjut.

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian S ejenis Dian Fajri Utami (2013) “Analisis Faktor Internal dan Eksternal Program Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif Puskesmas Pariaman, Kota Pariaman” Dari hasil analisa faktor-faktor lingkungan yang didapat adalah

  faktor internal yang merupakan kekuatan dan faktor eksternal yang merupakan peluang.   Dedi Darmawan (2012) “Strategi Komunikasi Bidan untuk

  M eningkatkan Partisipasi Ibu-ibu M enyusui dalam Program ASI Eksklusif di Jabon Sidoarjo”. Hasil dari penelitian ini adalah strategi komunikasi yang paling dominan digunakan oleh bidan adalah menggunakan komunikasi dua arah (face to face) dengan teknik pendekatan persuasif dan metode redudancy. Hambatan-hambatan bidan terdiri dari hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal adalah keengganan menyusui karena takut bentuk payudara tidak indah lagi, pemahaman masyarakat tentang masalah

  Wiwaha

  bayi sehat yang menilai dari sisi fisik yang gemuk, ASI yang keluar adalah sedikit. Sedangkan hambatan eksternal adalah bayi kurang puas kalau hanya

  Plagiat

  dengan ASI, alasan ibu yang bekerja, dan dari pihak keluarga terutama orang tua si-ibu yang beranggapan bahwa susu formula lebih baik.

  Widya

  Yarina Kriselly (2012) “Studi Kualitatif Terhadap Rendahnya Cakupan ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kereng Pangi Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah

  Jangan Tahun 2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang ASI Eksklusif masih kurang, budaya memberikan makanan dan minuman selain ASI kepada bayi yang baru lahir masih sangat tinggi, penyuluhan tentang ASI Eksklusif belum dilakukan oleh petugas kesehatan, dukungan keluarga terutama suami masih belum ada kepada ibu yang menyusui. Disarankan untuk lebih meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan tentang ASI eksklusif secara rutin, meningkatkan pengawasan, dan membuat kebijakan tertulis di Puskesmas.

  Evi Purwiyanti (2011) “Studi Tentang Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Daerah dengan Cakupan ASI Eksklusif > 80%”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal yang diduga mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif adalah tingkat pendidikan ibu yang tinggi, tingkat pengetahuan ibu yang cukup tinggi, adanya dukungan serta pengertian suami untuk menyusui secara eksklusif, adanya peran kelompok potensial untuk memberikan informasi kepada para ibu hamil dan menyusui, adanya penyuluhan, sikap petugas yang suportif dan mau menanggapi setiap

  Wiwaha persoalan yang sedang dihadapi.

B. S trategi

  1. Pengertian Strategi

  Plagiat

  Strategi adalah perspekstif yang bukan saja mengandung kesadaran akan posisi organisasi terhadap lingkungannya, tetapi juga Widya bagaimana cara pandang organisasi terhadap dunia luar. (Soeroso, 2002). Strategi merupakan penerjemahan dari analisis lingkungan dan analisis

  Jangan terhadap kemampuan internal atau kapabilitas organisasi, yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam struktur organisasi. (Robbins, 1990: 123). M enurut Quinn (1990) strategi adalah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan, kebijakan dan aksi utama dalam hubungan yang kohesif. Suatu strategi yang baik akan membantu organisasi dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki dalam bentuk unique berbasis kompetensi internal serta kemampuan mengantisipasi lingkungan. Sedangkan menurut Anthony, Parrewe dan Kacmar (1999) strategi dapat didefinisikan sebagai formulasi misi dan tujuan organisasi, termasuk di dalamnya adalah rencana aksi (action plans) untuk mencapai tujuan tersebut dengan secara eksplisit mempertimbangkan kondisi persaingan dan pengaruh-pengaruh kekuatan di luar organisasi yang secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi (Nainggolan, 2008).

  2. M anajemen Stategi M anajemen Strategi sumber daya manusia merupakan pendekatan

  Wiwaha

  manajemen strategi dalam pengelolaan sumber daya manusia, beragam dimensi strategi diantaranya adalah : a.

  Strategi merupakan pola keputusan yang koheran, terpadu dan

  Plagiat

  integrative

  b. Widya Strategi merupakan perangkat penetapan berbagai tujuan organisasi jangka panjang, program kegiatan, dan prioritas alokasi sumber daya c.

  Strategi mencerminkan lingkup kompetitif kegiatan organisasi

  Jangan d.

  Strategi mencerminkan respon organisasi terhadap berbagai kesempatan dan ancaman eksternal dan berbagai kekuatan, kelemahan internal untuk mencapai keunggulan kopetitif, dengan kata lain strategi berkaitan dengan aplikasi sumber daya e.

  Strategi merupakan chanel untuk membedakan tugas tugas manajerial pada tingkatan tingkatan korporat, bisnis dan fungsional f.

  Strategi mendefinisikan kontribusi ekonomi dan bukan ekonomi yang ingin diberikan kepada stakholdes g.

  Strategi merupakan langkah langkah berisikan program program yang indikatif untuk mewujudkan visi dan misi Pearce and Robinson (2000) mengatakan bahwa formulasi strategi telah diawali dengan analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal organisasi. Analisis lingkungan internal organisasi dimaksudkan kegiatan untuk menilai apakah organisasi dalam posisi yang kuat (Strength) ataukah lemah (Weaknesses), penilaian tersebut didasarkan pada kemampuan internal (aset, modal, teknologi) yang

  Wiwaha

  dimiliki oleh organisasi dalam upaya untuk mencapai misi yang telah ditetapkan. Sedangkan analisis eksternal organisasi menunjukkan kegiatan organisasi untuk menilai tantangan (Treath) yang dihadapi dan

  Plagiat

  peluang (Opportunity) yang dimiliki oleh organisasi dalam upaya mencapai misi organisasi berdasar atas lingkungan ekstenalnya. Analisis Widya lingkungan internal dan eksternal organisasi dalam manajemen strategik disebut dengan SWOT analysis. Dari hasil analisis SWOT tersebut

  Jangan organisasi akan menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai dengan strategi korporasi (corporate strategy), atau grand strategy, atau business strategy, serta menentukan tujuan jangka pendek atau tujuan tahunan (annual objective) yang akan dicapai dengan strategi fungsi atau strategi yang ditetapkan pada departemen. (Thoyib, 2005).

C. Kinerja 1.

  Definisi kinerja Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oreited dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. Lebih lanjut menurut Amstrong

  dan Baron (1998) menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai

  tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategi planning) suatu organisasi (dikutip dalam Fahmi, 2013; 2).

2. Level Kinerja

  Wiwaha

  Terkait dengan konsep kinerja, Rummler dan Brache (1995) mengemukakan ada 3 (tiga) level kinerja, yaitu : (dikutip dalam Sudarmanto, 2009:8)

  Plagiat a.

  Kinerja Organisasi M erupakan pencapaian hasil pada level atau unit analisis Widya organisasisi. Kinerja pada level ini terkait dengan tujuan organisasi, rancangan organisasi, dan manejemen organisasi

  Jangan b.

  Kinerja Proses M erupakan kinerja pada proses tahapan dalam menghasilkan produk atau layanan. Kinerja pada level proses ini dipegaruhi oleh tujuan proses, dan manajemen proses.

  c.

  Kinerja individu/pekerjaan M erupakan pencapaian atau efektifitas pada tingkat pegawai atau pegawai. Kinerja pada level ini dipengaruhi oleh tujuan pekerjaan, rancangan pekerjaan, dan menejemen pekerjaan serta karakteristik individu.

3. Dimensi Kinerja

  Dimensi atau indikator kinerja merupakan aspek aspek yang menjadi ukuran dalam menilai kinerja. Ukuran ukuran dijadikan tolok ukur dalam menilai kinerja. John M iner (1988), mengemukakan 4 dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja, yaitu :(dikutip dalam Sudarmanto,2009: 12) a.

  Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan

  Wiwaha b.

  Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan c. Penggunaan waktu dalam bekerja, yaitu tingkat ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif/jam kerja yang hilang

  Plagiat d.

  Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja.

  4. Widya Pengukuran kinerja

  Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terhadap penyimpangan dari rencana

  Jangan yang ditentukan, apakah kinerja dicapai sesuai jadwal yang ditentukan atau apakah hasil kerja telah dicapai sesuai yang diharapkan. Pengukuran kinerja hanya dapat dilakukan terhadap kinerja yang terukur dan nyata (M oeheriono, 2009).

  Armstrong (2003) menyatakan bahwa pengukuran kinerja merupakan hal yang sangat penting untuk dapat memperbaiki pelaksanaan kerja yang dapat dicapai. M enurutnya ada empat jenis ukuran kinerja, yaitu: (dikutip dalam Sudarmanto, 2009: 13) a.

  Ukuran uang yang mencangkup pendapatan, pengeluaran, dan pengembalian.

  b.

  Ukuran upaya atau dampak yang mencakup pencapaian sasaran, penyelesaian proyek, tingkat pelayanan, serta kemampuan mempengaruhi perilaku rekan kerja dan pelanggan c. Ukuran reaksi yang menunjukkan penilaian rekan kerja, pelanggan atau pemegang pekerjaan lainnya d.

  Ukuran waktu yang menunjukkan pelaksanaan kinerja dibandingkan

  Wiwaha jadwal, batas akhir, kecepatan respon, atau jumlah pekerjaan sasaran.

D. Air Susu Ibu (ASI)

  1. Definisi ASI

  Plagiat

  Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar Widya mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat

  Jangan memenuhi kabutuhan zat gizi bayi selama 6 bulan pertama (Anton Baskoro, 2008:1).

  Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyono, 2009).

  ASI adalah susu yang diproduksi oleh tubuh manusia sebagai konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum sanggup mencerna makanan padat. (Kusumawardhani, 2010)

  M enurut Depkes, 1997: 20 pengertian ASI eksklusif adalah perilaku dimana kepada bayi sampai dengan umur 6 bulan hanya diberikan Air Susu Ibu saja, tanpa makanan atau minuman lain kecuali sirup obat. Sumber lain mengatakan bahwa ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan (Hubertin Sri Purwanti, 2004: 3).

  ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara Eksklusif

  Wiwaha

  adalah Bayi hanya diberikan air susu tanpa makanan tambahan lain dianjurkan sampai 6 bulan dan di susui sedini mungkin (Siswono, 2005) ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa

  Plagiat

  tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, Widya biskuit, bubur nasi dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009).

  Jangan

  2. Komposisi ASI Komposisi zat gizi yang terdapat dalam ASI terdiri dari : a. Karbohidrat

  Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula). ASI mengandung lebih banyak laktosa dibanding dengan susu mamalia lainnya atau sekitar 20-30% lebih banyak dari susu sapi. Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak, salah satu produk dari laktosa yaitu galaktosa, ini penting bagi jaringan otak yang sedang tumbuh. Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang. Laktosa meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu lactobacillus bifidus. Laktosa oleh fermentasi akan diubah menjadi asam laktat, adanya asam laktat akan memberikan beberapa keuntungan antara lain menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya (Utami Roesli, 2001:28).

  b.

  Protein Selama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein diatas

  Wiwaha

  kebutuhan normal sebesar 20 g/hari. Dasar ketantuan ini ialah bahwa dalam tiap 100 cc ASI mengandung 1,2 g protein. Dengan demikian, 850 cc ASI mengandung 10 gram protein, efisiensi konversi protein

  Plagiat

  makanan menjadi protein susu hanya 70% (dengan variasi perorangan). Peningkatan kebutuhan ini bukan hanya untuk Widya transformasi menjadi protein susu, tetapi juga untuk sintesis

  Jangan hormone yang memproduksi (prolaktin) serta yang mengeluarkan ASI yaitu hormone oksitoksin (Arisman, 2004:39).

  Kandungan protein susu sapi sekitar tiga kali ASI. Hampir semua protein dari susu sapi berupa kasein dan hanya sedikit berupa ” souluble whey protein”. Porsi kasein yang besar ini membentuk gumpalan liat dalam perut bayi. ASI mengandung total protein lebih rendah tetapi lebih banyak ”soluble whey protein”, komposisi inilah yang membentuk gumpalan lebih lunak yang lebih mudah dicerna dan diserap (Suhardjo, 1995:72).

  c.

  Lemak Sekitar separuh dari energi ASI berasal dari lemak yang mudah diserap dibandingkan dengan susu sapi. Hal ini karena ada enzim lipase dalam ASI. Kandungan lemak total ASI bervariasi antara ibu satu dengan lainnya dari satu fase laktasi ke fase lanilla (Suhardjo, 1995: 73). Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah, kemudian meningkat jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap

  Wiwaha

  kali dihisap oleh bayi dan hal ini terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda dengan hari kedua dan akan terus berubah menurut perkembangan bayi dan

  Plagiat

  kebutuhan energi yang diperlukan. Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jeringan Widya otak dan Sangat mudah dicerna karena mengandung enzim lipase.

  Jangan Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega 6, dan DHA yang sangat diperlukan untuk sel-sel jeringan otak (Anton Baskoro, 2008:3).

  d.

  Mineral ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relative rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. (Hubertin Sri Purwanti, 2004: 19).

  e.

  Vitamin ASI mengandung vitamin yang lengkap. vitamin cukup untuk 6 bulan sehingga tidak perlu ditambah kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu mambentuk vitamin K. Oleh karena itu, perlu tambahan vitamin K untuk proses pembekuan darah ( Huberttin Sri Purwanti, 2004: 20).

  3. Produksi Air Susu Ibu Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

  Wiwaha

  a. Kolostrum Kolostum (susu pertama) adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah bayi lahir (4-7 hari), berwarna kekuning-kuningan

  Plagiat

  dan lebih kental karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk kesehatan bayi (Depkes, 1997:20). Widya b. Air susu masa peralihan (masa transisi)

  Jangan Air susu masa peralihan diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-

  10. Komposisi protein makin rendah, seedangkan lemak dan hydra arang akan makin tinggi, dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah beradaptasi terhadap lingkungan.

  Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil, begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang. Oleh karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu (Hubertin Sri Purwanti, 2004: 27).

  c. Air susu mature ASI yang disekresi pada hari kesepuluh dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relative konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ketiga sampai minggu kelima ASI komposisinya baru konstan, merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat, ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6

  Wiwaha

  bulan pertama bagi bayi, ASI merupakan makanan yang mudah didapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untuk bayi. M erupakan

  Plagiat

  cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum, dan carotene, tidak menggumpal bila dipanaskan, Widya volumenya sekitar 300-850 ml/hari (Anton Baskoro, 2008:11).

  Jangan Untuk lebih jelas perbedaan kadar gizi yang dihasilkan kolostrum, ASI transisi, dan ASI mature dapat dilihat pada tabel berikut: