HUBUNGAN ANTARA KONSELING ASI EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN ARJASA KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN ANTARA KONSELING ASI EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN ARJASA KABUPATEN JEMBER

Khusnul Khotimah*, IGA. Ayu Karnasih**, Zidni Nuris Yuhbaba***

*, **Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember ***Poltekkes Kemenkes Malang

ABSTRACT

Mother's milk (ASI) is the best food a baby at the early age of life. Exclusive breastfeeding means that the infant receives only breast milk. Although exclusive breastfeeding is so important, but not all mothers do. In Jember coverage of exclusive breastfeeding at 66.37% while achieving the target of 80% is one Arjasa districts. Based on the obtained results of the survey 60% of mothers do not exclusively breastfeed their infants. The purpose of this study was to analyze the relationship between counseling in third trimester pregnant women with exclusive breastfeeding in the Arjasa district of Jember 2014. This type of research is the correlation. The population in this study was all the third trimester pregnant women gestational age> 36 weeks in the Arjasa district of Jember 2014 amounted to 63 people. The sample size in this study are 54 people with the sampling technique used is random sampling. Data analyzed using a computer with the Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.0 for Windows.

The results of the frequency distribution of the respondents obtained the result that most of the third trimester maternal age was 22-27 years (64.8%), secondary education (51.9%). Mothers who receive counseling are largely exclusive breastfeeding in infants for

24 hours ie (74.04%), mothers were not given counseling on exclusive breastfeeding in infants for 24 hours ie (33.33%). Based on chi square x2 values obtained count (9012)> x2 tables (3,481), with a significance value of 0.003> 0.05, so that there is a relationship between the provision of counseling with a third trimester pregnant women exclusively breastfeeding babies for 24 hours. While the value of contingency coefficient of 0.378, meaning that the relationship is at a low or weak category is uncertain. The conclusion of this research there is a relationship between exclusive breastfeeding in mothers who were counseled by the closeness of the relationship is at a low or weak category is uncertain.

Keywords: Counseling, exclusive breastfeeding

PENDAHULUAN

bahkan air, dengan pengecualian dari Air susu Ibu (ASI) adalah

larutan rehidrasi oral, atau tetes / sirup makanan terbaik bayi pada awal usia

vitamin, mineral atau obat-obatan. WHO kehidupan, hal ini tidak hanya karena

merekomendasikan bahwa bayi harus ASI mengandung cukup zat gizi tetapi

ASI eksklusif selama enam bulan karena ASI mengandung zat imunologik

pertama kehidupan untuk mencapai yang melindumgi bayi dari infeksi

pertumbuhan optimal, pembangunan dan praktek menyusui dinegara berkembang

kesehatan. Setelah itu, bayi harus telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5

menerima nutrisi makanan pendamping juta bayi pertahun (Amirudin, 2006).

yang memadai dan aman, sambil terus Pemberian ASI eksklusif berarti bahwa

menyusui sampai dua tahun atau lebih. bayi hanya menerima ASI. Tidak ada

(WHO, 2003).

cairan atau padatan lain diberikan,

Hubungan Antara Konseling ASI Ekslusif Pada Ibu Hamil…………….Khusnul Khotimah, hal. 212 - 218 ASI Eksklusif adalah pemberian

bahwa cakupan ASI saja tanpa makanan tambahan cairan

diketahui

pemberian ASI secara eksklusif tahun lain seperti formula, jeruk, madu, air teh,

2013 adalah sebesar 68,3% dari target air putih dan tanpa tambahan makanan

sebesar 75%. Menurut data profil padat seperti pisang, pepaya, bubur, susu

Kesehatan Kabupaten Jember tahun 2012 (Utami, 2000). Pemberian ASI Eksklusif

dari jumlah bayi yang diperiksa dapat mengurangi tingkat kematian bayi di

berjumlah 40,299 bayi usia 0-6 bulan, Indonesia

sebesar 66.37% mendapatkan ASI Eksklusif mendapat dilegitimasi dalam

(Prasetyono,

2009). ASI

Eksklusif sementara target pencapaian Undang-Undang

sebesar 80% (Dinkes Jatim, 2013). Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

Republik

Indonesia

Berikut data lima daerah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun

persentase terendah pemberian ASI 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif,

Eksklusif di Kabupaten Jember meliputi Surat Keputusan Menteri Kesehatan

Puskesmas Arjasa (21.96%), Pukesmas Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang

Kencong (32.22%), Puskesmas Klatak Pemberian ASI secara Eksklusif, dan (38.71%), Puskesmas Gladak (42.56%), Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi dan Puskesmas Kalisat (43.07%) (Dinkes Selatan Nomor 6 tahun 2010 tentang ASI

Jember, 2012).

Eksklusif. Berdasarkan hasil survei awal yang

Meskipun menyusui dan ASI peneliti lakukan pada 10 orang ibu nifas,

sangat bermanfaat, namun belum

Arjasa, diperoleh terlaksana sepenuhnya, diperkirakan 85% gambaran bahwa sebanyak 60% ibu telah ibu-ibu di dunia tidak memberikan ASI memberikan makanan selain ASI pada secara optimal. Data mengenai pemberian

di

Kecamatan

bayinya dengan alasan yang beragam, ASI pada bayi di beberapa Negara pada

diantaranya karena ASI-nya tidak keluar tahun 2005-2006 diperoleh bahwa bayi di

dan tidak mencukupi kebutuhan bayinya, Amerika mendapatkan ASI eksklusif sebagain karena sudah menjadi kebiasaan justru meningkat 60-70%. Pada Tahun dilingkungan tersebut, artinya bayi diberi 2010 cakupan ASI Eksklusif di India saja

makan selain ASI seperti pisang, kelapa sudah mencapai 46%, di Philippines

muda, dan nasi. Kebiasaan ini masih 34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar

dipertahankan oleh sebagian besar ibu 24% (Yuliarti 2010). yang memiliki bayi dengan alasan sudah Dari hasil penelitian United Nation Child‟s Fund (UNICEF) dari tahun 2005 menjadi warisan budaya yang tidak bisa

ditingalkan sebab jika ditinggalkan hingga 2011 didapati bayi Indonesia yang

memungkinkan bayi akan mengalami mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan sakit seperti yang diyakini oleh pertama ialah sebanyak 32% dan anak masyarakat tersebut. Terdapat pula ibu diberikan ASI Eksklusif sehingga usia 23 yang tidak memberikan ASI Eksklusif bulan didapati 50%. Tetapi persentase ini

karena persalinannya tidak ditolong bidan masih rendah bila dibandingakan dengan

atau tenaga kesehaan sehingga tidak negara

mendapatkan informasi mengenai ASI Bangladesh didapati 43% anak diberikan sehingga ibu lebih diorientasikan pada ASI eksklusif selama 6 bulan dan 91% cara-cara pemberian susu botol. Ibu yang anak mendapat ASI sehingga usia 23 tidak memberikan

ASI eksklusif bulan (UNICEF, 2011). Di Provinsi Jawa

mengeluhkan bahwa bayinya sering Timur tahun 2012 target pencapaian 67%, mengalami mencret/diare. Sementara sementara pemberian ASI Eksklusif baru 40% ibu memberikan ASI Ekskluasif mencapai sebesar 64,08% , artinya tidak pada bayinya dikarena mengetaui mencapai target (Dinkes Jatim, 2012).

manfaat dan dampak yang dapat Berdasarkan laporan yang diterima dari

ditimbulkan dengan memberikan MPASI Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tahun

Hubungan Antara Konseling ASI Ekslusif Pada Ibu Hamil…………….Khusnul Khotimah, hal. 212 - 218 terlalu dini. Perilaku ini disebabkan

pada seorang klien untuk memecahkan karena itu mengetahui informasi tersebut

masalah kehidupannya dengan cara dari penolong persalinan. Menurut ibu

wawancara (face to face) dan dengan cara bayinya tidak pernah mengalami diare,

yang sesuai dengan keadaan yang hanya sekedar demam biasa.

untuk mencapai Menurut

dihadapi

klien

kesejahteraannya (Walgito, 2010). Tenaga kesehatan seharusnya menjadi

Notoatmojo

Berdasarkan fenomena yang terjadi tokoh panutan dibidang kesehatan.

bahwa rendahnya pengetahuan ibu Semua petugas kesehatan baik dilihat dari

tentang ASI Eksklusif berdampak jenis dan tingkatnya pada dasarnya

terhadap sikap ibu yang kemudian akan adalah pendidik kesehatan. Berdasarkan

berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam sumber informasi yang diperoleh ibu

pemberian ASI. Berdasarkan latar mengenai ASI Ekskluasif menuturkan

belakang diatas, maka peneliti ingin bahwa sebagain ibu mendapatkan

mengetahui hubungan konseling ASI informasi dari bidan dan petugas

Eksklusif pada ibu hamil trimester III kesehatan lainnya mengenai ASI,

dengan pemberian ASI ekslusif di sebagian lainnya mengakui bahwa jarang

Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember melakukan kosultasi berkaitan dengan

tahun 2014.

ASI sehingga mereka kurang memahami mengenai ASI eksklusif, dan beberapa

BAHAN DAN METODE

menuturkan jika bidan hanya menyarakan Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif. Desain penelitian yang berturut-turut tanpa menginformasikan

memberikan ASI selama 6 bulan

digunakan adalah korelasi, karena mengenai dampaknya terhadap bayi,

bertujuan untuk mencari hubungan antara sehingga mudah bagi ibu memberikan

variabel bebas dan variabel terikat bayinya susu formula.

melalui pengujian hipotesis yang telah Tingkat keberhasilan pemberian ASI

dirumuskan (Nursalam, 2003). Variabel bisa berhasil sukses salah satunya dengan

bebas dalam penelitian ini adalah adanya peran tenaga kesehatan dalam

konseling, variabel terikat adalah memberikan pendidikan praktik menyusi

pemberian ASI ekslusif. pada ibu. Dukungan petugas kesehatan

dalam pemberian ASI eksklusif sangat Populasi dalam penelitian ini adalah diperlukan yaitu dengan mengingatkan

semua ibu hamil trimester III yaitu usia pada ibu untuk tetap memberikan ASI

kehamilan >36 minggu di Kecamatan saja sampai umur 6 bulan. Tenaga

Arjasa Kabupaten Jember Tahun 2014 kesehatan adalah setiap orang yang

berjumlah 63 orang. Teknik sampling mengabdikan diri dalam kesehatan serta

yang digunakan oleh adalah random memiliki pengetahuan dan kemampuan

sampling . Besar sampel dalam penelitian melalui pendidikan dibidang kesehatan

ini ditentukan berdasarkan rumus Slovin (Depkes RI, 2011). berjumlah 54 sampel. Penelitian ini

dilakukan bulan Juni tahun 2014. kesehatan dalam upaya mendukung

Manifestasi dari peran

tenaga

Analisis data menggunakan uji Chi pemberian ASI eksklusif bisa dilakukan

Square.

salah satunya adalah dengan konseling. K onseling adalah bantuan yang diberikan

HASIL

Hasil penelitian akan dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Ibu Hamil Trimester III di Kecamatan Arjasa

Kabupaten Jember

Hubungan Antara Konseling ASI Ekslusif Pada Ibu Hamil…………….Khusnul Khotimah, hal. 212 - 218 No

1 16-21 Tahun

2 22-27 Tahun

3 28-33 Tahun

Sumber : Data primer diolah tahun 2014 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar usia ibu hamil trimester III

adalah 22-27 Tahun (64.8%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil Trimester III di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember

No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

Sumber : Data primer diolah tahun 2014 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil trimester III

berpendidikan menengah yaitu 28 orang (51.9%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi pemberian ASI ekslusif pada ibu yang diberikan konseling di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember

No Konseling

Eksklusif

Tidak Eksklusif

Jumlah

20 74.07 7 25.93 27 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2014

1 Konseling

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa ibu yang mendapatkan konseling sebagian besar memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi selama 24 jam yaitu (74.04%).

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Ekslusif Pada Ibu Yang Tidak Diberikan Konseling di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember

No Konseling

Eksklusif

Tidak Eksklusif

Jumlah

1 Tidak Konseling 9 33.33 18 66.67 27 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2014

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa ibu yang tidak diberikan konseling memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi selama 24 jam yaitu (33.33%).

Tabel 5 Distribusi Silang antara Pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang diberikan konseling dan tidak diberikan konseling di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember

No Pemberian ASI

Jumlah Konseling

Eksklusif

Tidak Eksklusif

2 Tidak Konseling

29 53.7 25 46.29 54 100 Sumber : Data primer diolah tahun 2014

Hubungan Antara Konseling ASI Ekslusif Pada Ibu Hamil…………….Khusnul Khotimah, hal. 212 - 218 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui

memahami dan mengatasi permasalahan bahwa

yang sedang dihadapinya. mendapatkan konseling sebesar (50%)

ibu trimester

III

yang

Ibu yang tidak diberikan konseling diantaranya sebesar (37.04%) ibu

berarti ibu tidak diberikan sejumlah memberikan ASI secara Ekslusif pada

lengkap tentang bayinya, dan

informasi

yang

pemberian ASI secara Ekslusif pada bayi memberikan ASI secara Eksklusif pada

12.9% ibu

tidak

selama 24 jam. Jumlah informasi yang bayinya.

diperoleh ibu akan menambah tingkat Berdasarkan uji chi square dengan

pengetahuan yang dimilikinya, semakin bantuan SPSS diperoleh hasil bahwa nilai

banyak jumlah informasi yang diperoleh

2 x 2 hitung (9.012) > x tabel (3.481), maka memungkinkan akan semakin baik dengan nilai signifikansi sebesar 0.003 <

pula tingkat pengetahuan ibu tentang ASI

0.05, sehingga pada penelitian ini eksklusif. Pengetahun yang dimiliki ibu hipotesis diterima, artinya ada hubungan

hamil trimester III merupakan dasar bagi antara pemberian konseling ibu hamil

ibu dalam bertindak, ataupun berperilaku. trimester III dengan pemberian ASI

Sebab pada dasarnya perilaku seseorang eksklusif pada bayi selama 24 jam.

merupakan manifestasi dari apa yang Sementara berdasarkan nilai koifisien

Berdasarkan hasil kongtingensi sebesar 0.378, artinya

diketahuinya.

penelitian diketahui bahwa ibu yang tidak keeratan hubungan antara pemberian

diberikan konseling memberikan ASI konseling ibu hamil trimester III dengan

secara Eksklusif pada bayi selama 24 jam pemberian ASI eksklusif pada bayi

yaitu (33.33%).

selama 24 jam berada pada kategori Hasil penelitian ini menjelaskan rendah atau lemah tidak pasti.

jika ibu yang tidak diberikan konseling cenderung tidak memberikan ASI secara

PEMBAHASAN

Eksklusif pada bayi selama 24 jam. Konseling

Keadaan ini dimungkinkan karena ibu pemberian informasi objektif dan lengkap

merupakan

proses

tidak mengetahui mengenai manfaat tentang ASI Ekslusif kepada ibu hamil

pemberian ASI secara eksklusif pada bayi trimester III yang dilakukan secara

selama 24 jam. Akibat ketidaktahuan ibu sistematis bertujuan untuk membantu ibu

maka ibu tidak memberikan ASI secara hamil trimester III mengenali masalah

Ekslusif paa bayi. Menurut Notoatmodjo dan menemukan jalan keluarnya atas

(2003), pengetahuan yang baru pada masalah yang dihadapinya. Berdasarkan

subjek dapat menimbulkan respon batin hasil penelitian diketahui bahwa ibu yang

dalam bentuk sikap subjek terhadap objek mendapatkan konseling sebagian besar

yang diketahuinya itu. Sikap yang memberikan ASI secara eksklusif pada

didasari dengan pengetahuan yang baik bayi selama 24 jam yaitu (74.04%). Hasil

cenderung akan positif jika dibandingkan penelitian ini menjelaskan jika konseling

dengan sikap yang didasari oleh berperan penting bagi ibu hamil trimester

pengetahuan yang kurang. Perilaku

III dalam memberikan ASI eksklusif pada melalui suatu proses didasari oleh bayi selama 24 jam. Hasil penelitian

pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang senada dengan hasil pendapat Trismiati,

positif, maka perilaku tersebut akan (2004) Konseling adalah suatu bentuk

(long lasting ). wawancara untuk menolong (membantu)

bersifat

langgeng

Sebaliknya, apabila perilaku tidak orang lain memperoleh pengertian yang

didasari oleh pengetahuan dan kesadaran lebih

maka tidak akan berlangsung lama. (keinginannya, sikapnya, kekhawatiran,

baik mengenai

dirinya

Berdasarkan uji chi square dengan dan sebagainya) dalam usahanya untuk

bantuan SPSS diperoleh hasil bahwa nilai x2 hitung (9.012) > x2 tabel (3.481),

Hubungan Antara Konseling ASI Ekslusif Pada Ibu Hamil…………….Khusnul Khotimah, hal. 212 - 218 dengan nilai signifikansi sebesar 0.003 <

menghindari berbagai kesulitan umum

0.05, nilai koifisien kongtinensi 0.378, dalam pemberian ASI eksklusif. Peranan artinya

awal bidan dalam mendukung pemberian signifikan antara konseling dengan

ASI eksklusif dapat diberikan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi

meyakinkan ibu bahwa bayi memperoleh selama 24 jam dengan kekuatan

makanan yang mencukupi dari payudara hubungan rendah dan tidak pasti. Dalam

ibunya serta membantu ibu sedemikian kegiatan konseling terdapat pemberian

rupa sehingga ia mampu menyusui informasi dari konselor pada konseli,

bayinya sendiri.

jumlah informasi yang diterima konseli Menurut Sigit, (2010) Kurangnya tentang

pengetahuan ibu tentang ASI, belum pengetahuan yang dimiliki. Semakin

ASI akan

meningkatkan

dipahaminya ASI secara tepat dan benar banyak informasi yang

oleh ibu dan keluarga/lingkungan, memungkinkan ibu akan memiliki

diterima,

kekeliruan persepsi tentang susu formula, pengetahuan yang baik pula. Pengetahuan

kurangnya pembekalan pengetahuan dari ini yang pada akhirnya akan menjadi

petugas kesehatan dapat menyebabkan dasar ibu dalam bertindak ataupun

ibu memutuskan tidak menyusui atau berperilaku.

makanan pendamping merupakan manifestasi dari pengetahuan

terlalu cepat.

yang dimiliki. Seseorang cenderung Ketersediaan konselor menyusui di bertindak sesuai dengan segala yang

fasilitas pelayanan kesehatan turut diketahuinya, begitu pula dengan

mempengaruhi peningkatan keberhasilan pemberian ASI secara Ekslkusif. Ibu

pemberian ASI. Oleh karenanya, setiap yang mengetahui dengan pasti mengenai

pelayanan kesehatan terutama di penting ASI bagi bayi akan cenderung

Puskesmas dan RS tersedia konselor memberikan ASI secara eksklusif dengan

menyusui akan membantu para ibu yang asumsi tidak ada faktor lainnya seperti

memiliki kendala memberikan ASI. ASI tidak keluar dll. Sehingga kegiatan

Selain ketersediaan konselor menyusui, konseling diharapkan dapat menambah

aspek lain yang perlu mendapat perhatian pengatahuan ibu tentang ASI.

adalah komunikasi. Dengan komunikasi Hasil penelitian ini senada dengan

yang baik, pesan tentang manfaat pendapat Rulina. (2010) Dukungan dari

pemberian ASI akan makin cepat sampai para profesional di bidang kesehatan

ke masyarakat. Komunikasi dapat sangat diperlukan bagi ibu, terutama

dilakukan melalui media massa atau primipara. Pendidikan tentang pentingnya

memanfaatkan jaringan elektronik berupa menyusui sudah harus diberikan sejak

jaringan internet. masa antenatal, yang dilakukan oleh

website

dan

Komunikasi merupakan bagian penting semua tenaga kesehatan baik bidan

dalam melindungi, mempromosikan dan maupun dokter. Bila semua petugas

mendukung kegiatan menyusui. Bantuan kesehatan menerapkan 10 (sepuluh)

dan komitmen yang tinggi dari para langkah menuju keberhasilan menyusui,

konselor akan dapat meningkatkan maka dijamin dapat menurunkan angka

cakupan pemberian ASI dan akhirnya kesakitan dan kematian bayi dan anak,

dapat diciptakan generasi penerus yang sesuai dengan MDGs (Millenium

berkualitas. Pemberian ASI yang tepat, Development Goals). Peran tenaga

tidak saja meningkatkan asupan gizi kesehatan di ruang perawatan ibu dan

sehingga anak tumbuh dan berkembang bayi sangat besar, agar setiap bayi yang

optimal, juga penting dalam memelihara dipulangkan harus menyusui. Menurut

kesehatan sebagai suatu investasi bangsa Suhermi (2009) Dukungan bidan dalam

yang sangat tinggi di masa kini dan masa pemberian ASI dapat mencegah atau

yang akan datang.

Hubungan Antara Konseling ASI Ekslusif Pada Ibu Hamil…………….Khusnul Khotimah, hal. 212 - 218

KESIMPULAN

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu yang mendapatkan konseling

Ibu Anak.

sebagian besar memberikan ASI secara Dinkes Jember, (2013). Profil Kesehatan Eksklusif pada bayi selama 24 jam yaitu

Kabupaten Jember Tahun 2012 . (74.04%).

Jember, Jawa Timur. menunjukkan

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu mendapatkan

Kesehatan Masyarakat ed.1 , kecenderungan

konseling

memiliki

Jakarta: Rineka Cipta. Eksklusif pada bayi. Keadaan ini

memberikan

ASI

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku mengindikasikan bahwa perilaku ibu

Kesehatan . Jakarta : PT Rineka cenderung didasari oleh informasi yang

Cipta

diketahuinya. Nursalam, (2003). Konsep & Penerapan Ibu yang tidak diberikan konseling

Penelitian Ilmu memberikan ASI secara Eksklusif pada

Metodologi

Keperawatan : Pedoman Skrips, bayi selama 24 jam yaitu (33.33%). Hasil

Tesis dan Instrumen Penelitian. penelitian ini menjelaskan bahwa ibu

Jakarta, Salemba Medika yang tidak mendapatkan konseling

Prasetyono , (2009). Buku Pintar ASI memiliki

Eksklusif. Jogjakarta : DIVA memberikan ASI Eksklusif pada bayi.

Hal ini diduga ibu mengentahui manfaat UNICEF. (2011). ASI Eksklusif Tekan ASI Eksklusif dari sumber lainnya.

Angka Kematian Bayi Indonesia Berdasarkan

uji chi square

dalam

diperoleh hasil bahwa nilai x2 hitung http://situs.kesrepro.info/kia/agu/2 (9.012) > x2 tabel (3.481), dengan nilai

006/kia03.htm signifikansi sebesar 0.003 < 0.05,

Utami , Roesli. (2000), Mengenal ASI sehingga pada penelitian ini hipotesis

Eksklusif, Jakarta: Tubulus diterima, artinya ada hubungan antara

Agriwidya.

pemberian konseling ibu hamil trimester WHO. (2003). Global Strategy for Infant

III dengan pemberian ASI eksklusif pada and Young Child Feeding .

bayi selama 24 jam. Sementara

Geneva.

berdasarkan nilai koefisien kontingensi Yuliarti, N. (2010). Keajaiban ASI, sebesar 0.378, artinya keeratan hubungan

Terbaik untuk antara pemberian konseling ibu hamil

Makanan

Kesehatan, Kecerdasan dan trimester III dengan pemberian ASI

Kelincahan Si Kecil . Yogyakarta. eksklusif pada bayi selama 24 jam berada

Penerbit Andi. pada kategori rendah atau lemah tidak pasti.

KEPUSTAKAAN

Amiruddin, R. (2006). Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 6-11 Bulan. Di ambil Tanggal 5 Maret 2014. http://www.artikeilmiah.com.html

Depkes RI. 2005. Standar Pelayanan Kebidanan . Jakarta. Depkes RI,

(2011). Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Bagi Bayi. Jakarta:

PENGARUH STRESSOR TERHADAP STRESS AKADEMIK DAN DAMPAKNYA PADA PENCAPAIAN INDEX PRESTASI DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES DR. SOEBANDI JEMBER

Akhmad Efrizal Amrullah*, Toni Herlambang**, Yusron Rozzaid***

*Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember **, *** Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Jember

ABSTRACT

Lecture proccess to STIKES dr. Soebandi nursing students since the academic year 2013/2014 using competency-based curriculum where students should be able to reach the target of at least 3.00 of Performance Index. Preliminary studies showed a decrease in the achievement of PI for 3 semesters of lectures caused stressors experienced by students, among others: self ability, finance, security, comfort, college expenses, lectures time, coursework, learning methods, evaluation methods and infrastructure. The purpose of this study was to analyze the effect of stressors on the academic stress and its impact on the achievement of PI.

The study design used is non-experimental design with a descriptive, where the cross-sectional approach. It was held on May to July 2015 and located in STIKES dr. Soebandi Jember. Sample was taken by used Non-Probability Sampling with 132 respondents. Analysis of data using test instruments, classic assumption test, path analysis, and t test to test the hypothesis.

The test results showed the instrument is valid to r-count < 0.05 and reliable on the value of alpha > r table (0.900 > 0.70). Classical assumption qualify as Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) with Asymp. Sig. (2-tailed) of 804 > 0.70 so that data is normal, there is no multicollinearity with VIF values < 10, while the value of Tolerance <

0.10 or > 10 and there are no heteroskesdastisitas with t table < t. Hypothesis testing showed four variables stressor effect on the incidence of academic stress, namely: self ability, coursework, learning methods and infrastructure to the value t count > t table. T test results showed academic stress variables affect the achievement of the Performance Index with the value t count > t table.

From the findings can be put forward several suggestions: 1. The admissions process to be more selective based on ability and academic self sufficient and given a briefing before following the lecture. 2. Provision of the coursework to students in order to adjust to the academic load and bustle of students. 3. Choose the method of learning more precise. 4. Completing the facilities and infrastructure. 5. Further research by adding the object in the variable. 6. Adding the variables that have not been covered in this study.

Keywords: Stressors, Academic Stress, Performance Index.

PENDAHULUAN

didik untuk menjadi anggota masyarakat Pendidikan tinggi merupakan

yang mempunyai kemampuan akademik jenjang pendidikan yang meliputi

atau kemampuan profesional dan program pendidikan diploma, sarjana,

kemampuan tersebut magister, doktor dan spesialis yang

menggunakan

sesuai bidangnya. Untuk menunjang diselenggarakan oleh perguruan tinggi

keberhasilan pembelajaran, lembaga dimana bertujuan menyiapkan peserta

pendidikan harus ditunjang beberapa hal, pendidikan harus ditunjang beberapa hal,

fakta tersebut kompeten, tersedia fasilitas belajar dan

Berdasarkan

peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh sumber dana yang memadai, manajemen

stressor terhadap stress akademik dan pembelajaran yang efektif dan efisien

pencapaian IP serta suasana pembelajaran yang

dampaknya

pada

mahasiswa keperawatan STIKES dr. menyenangkan dan tidak menimbulkan

Soebandi Jember.

stress dalam pembelajaran atau stress akademik (Daryanto, 2013 dan Rao,

METODE PENELITIAN

ini menggunakan Program Studi Ilmu Keperawatan

Penelitian

desain adalah non –experimental design STIKES dr. Soebandi Jember mulai

dengan jenis deskriptif, di mana tahun akademik 2013/2014 menerapkan

pendekatannya secara cross sectional, sistem

yaitu data diambil satu kali. Data yang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

pembelajaran

menggunakan

digunakan dalam penelitian ini adalah Pada sistem pembelajaran KBK, target

data Cross-Section, data primer dalam pencapaian Indeks Prestasi (IP) yang

penelitian ini adalah jawaban responden ditetapkan oleh institusi minimal 3,00

dari kuesioner yang diberikan sedangkan sehingga di akhir proses pembelajaran

data sekunder dalam penelitian ini mahasiswa harus mampu mencapai target

bersumber dari lembaga yang menjadi IP yang telah ditentukan. Selama proses

objek penelitian. Pengambilan data pada pembelajaran banyak stressor yang

penelitian ini menggunakan angket atau dihadapi oleh mahasiswa keperawatan

dan mengambil lokasi di sehingga mengalami stress akademik dan

kuesioner

STIKES dr. Soebandi Jember. jatuh dalam kondisi distress yang

Populasi penelitian ini adalah berakibat pencapaian IP di bawah

semua mahasiswa keperawatan STIKES standar.

dr. Soebandi Jember semester III yang Beberapa permasalahan dalam

memulai perkuliahan pada tahun penerapan

akademik 2013/2014. Jenis sampel dalam kompetensi (KBK) yaitu selain pada

kurikulum

berbasis

penelitian ini adalah Non-Probability perubahan dokumen juga harus disiapkan

Sample menggunakan metode Purposive dari segi pelaksanaan pembelajaran,

Sampling dengan jumlah sampel penciptaan suasana belajar, serta metode

sebanyak 132 mahasiswa evaluasi pembelajaran disertai banyaknya target yang harus dicapai oleh mahasiswa

HASIL PENELITIAN

(Dikti, 2008). Berbagai macam stressor

1. Data umum

yang dirasakan mahasiswa meliputi:

a. Deskrispi responden berdasarkan kemampuan diri, keuangan, keamanan

usia

dan kenyamanan, dosen, beban kuliah,

Tabel

4.1 Distribusi Frekuensi

tugas kuliah, waktu perkuliahan, metode

Responden

Berdasarkan Usia

belajar, metode evaluasi dan sarana

mahasiswa keperawatan STIKES dr.

maupun prasarana perkuliahan adalah

Soebandi Jember

tuntutan dari pembelajaran menggunakan

No

Usia

Jumlah Persentase

KBK. Hal ini menimbulkan stress

akademik yang

1 18-20 tahun 94 71.2 pencapaian Indeks Prestasi. Stress

berdampak

pada

2 21-23 tahun 38 28.8 akademik yang dirasakan mahasiswa

Jumlah 132 100

tidak sama satu dengan yang lain, terbagi Sumber : Data Sekunder 2015 menjadi tingkat stress akademik sangat

tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

Pengaruh Stressor Terhadap Stress Akademik…………………..Akhmad Efrizal Amrullah, hal. 219 - 228 Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil

tidak berpengaruh secara signifikan bahwa usia responden sebagian besar

(nyata) terhadap stresss akademik. adalah 18-20 tahun (71.2%).

d. Pengaruh Variabel Dosen (X4)

b. Deskrispi responden berdasarkan terhadap Stresss Akademik (Z) Jenis Kelamin

Dari hasil analisis data diperoleh

nilai t hitung = -.524 sedangkan signifikansi

Responden Berdasarkan

Jenis

= 0.601>  = 0,05 dan df (n-k) = 121

Kelamin mahasiswa keperawatan

diperoleh nilai t tabel = 1.97976 jadi t hitung <

STIKES dr. Soebandi Jember

t tabel sehingga Ha ditolak dan Ho diterima

No Jenis

Jumlah Persentase

berarti Dosen (X4) tidak berpengaruh

Kelamin

secara signifikan (nyata) terhadap stresss 1 Laki-laki

26 19.7 akademik (Z).

2 Perempuan

80.3 e. Pengaruh Variabel Beban Studi (X5)

terhadap Stresss Akademik (Z) Sumber : Data Sekunder 2015

Jumlah 132

Dari hasil analisis data diperoleh nilai t hitung = -.267sedangkan signifikansi

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil = 0.790>  = 0,05 dan df (n-k) = 121 bahwa sebagian besar responden berjenis

diperoleh nilai t tabel = 1.97976 jadi t hitung < kelamin perempuan (80.3%).

t tabel sehingga Ha ditolak dan Ho diterima

2. Data Khusus

berarti Beban Studi (X5) tidak

UJI HIPOTESIS

berpengaruh secara signifikan (nyata)

a. Pengaruh Variabel Kemampuan Diri terhadap stresss akademik.

(X1) terhadap Stresss Akademik (Z)

f. Pengaruh Variabel Waktu Kuliah Dari hasil analisis data diperoleh

(X6) terhadap Stresss Akademik (Z) nilai t hitung = 2.260 sedangkan signifikansi

Dari hasil analisis data diperoleh = 0.026<  = 0,05 dan df (n-k) = 121

nilai t hitung = 1.151 sedangkan signifikansi diperoleh nilai t tabel = 1.97976 jadi t hitung >

= 0.252 >  = 0,05 dan df (n-k) = 121 t tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima

diperoleh nilai t tabel = 1.97976 jadi t hitung <

t tabel sehingga Ha ditolak dan Ho diterima secara signifikan (nyata) terhadap stresss

berarti kemampuan diri(X 1 ) berpengaruh

berarti Waktu Kuliah (X6) tidak akademik.

berpengaruh secara signifikan (nyata)

b. Pengaruh Variabel Keuangan (X2) terhadap stresss akademik (Z).

terhadap Stresss Akademik (Z)

g. Pengaruh Variabel Tugas Kuliah Dari hasil analisis data diperoleh

(X7) terhadap Stresss Akademik (Z) nilai t hitung = 1.492sedangkan signifikansi

Dari hasil analisis data diperoleh = 0.138>  = 0,05 dan df (n-k) = 121

nilai t hitung = 2.429 sedangkan signifikansi diperoleh nilai t tabel = 1.97976 jadi t hitung <

= 0. 017<  = 0,05 dan df (n-k) = 121 t tabel sehingga Ha ditolak dan Ho diterima

diperoleh nilai t tabel = 1.97976 jadi t hitung >

t tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima secara signifikan (nyata) terhadap stresss

berarti Keuangan (X 2 ) tidak berpengaruh

berarti Tugas Kuliah (X7) berpengaruh akademik.

secara signifikan (nyata) terhadap stresss

c. Pengaruh Variabel

Keamanan

akademik (Z).

Kenyamanan (X3) terhadap Stresss

h. Pengaruh Variabel Metode Belajar Akademik (Z)

(X8)terhadap Stresss Akademik (Z) Dari hasil analisis data diperoleh

Dari hasil analisis data diperoleh nilai t hitung = -1.304sedangkan signifikansi

nilai t hitung = 2.231 sedangkan signifikansi = 0.195>  = 0,05 dan df (n-k) = 121

= 0.028<  = 0,05 dan df (n-k) = 121 diperoleh nilai t tabel = 1.97976 jadi t hitung <

diperoleh nilai t tabel = 1.97976 jadi t hitung > t tabel sehingga Ha ditolak dan Ho diterima

t tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima berarti Keamanan Kenyamanan (X3)

berarti Metode Belajar (X8) berpengaruh

Pengaruh Stressor Terhadap Stress Akademik…………………..Akhmad Efrizal Amrullah, hal. 219 - 228 secara signifikan (nyata) terhadap stresss

= 0.000<  = 0,05 dan df (n-k) = 121 akademik (Z).

diperoleh nilai t tabel = 1.97976 jadi t hitung >

i. Pengaruh Variabel Metode Evaluasi t tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima (X9) terhadap Stresss Akademik (Z)

Prasarana (X10) Dari hasil analisis data diperoleh

berarti

Sarana

berpengaruh secara signifikan (nyata) nilai t hitung = 2.470sedangkan signifikansi

terhadap stresss akademik. = 0.015<  = 0,05 dan df (n-k) = 121

k. Pengaruh Variabel Stresss Akademik diperoleh nilai t tabel = 1.97976 jadi t hitung >

(Z) terhadap Indeks Prestasi (Y) t tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima

Dari hasil analisis data diperoleh berarti Metode Evaluasi (X9 berpengaruh

nilai t hitung = 9.133 sedangkan signifikansi secara signifikan (nyata) terhadap stresss

= 0.000<  = 0,05 dan df (n-k) = 130 akademik (Z).

diperoleh nilai t tabel = 1.97838 jadi t hitung > j. Pengaruh Variabel Sarana Prasarana

t tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima (X10) terhadap Stresss Akademik

Akademik (Z) (Z)

berarti

Stresss

berpengaruh secara signifikan (nyata) Dari hasil analisis data diperoleh

terhadap Indeks Prestasi (IP). nilai t hitung = 4.095 sedangkan signifikansi

ANALISIS JALUR ( PATH ANALYSIS)

Nilai koefisien jalur dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Hasil Analisis Jalur

Pengujian Variabel

B t hitung Sig

Keterangan

Kemampuan Diri (X1)

Signifikan Keuangan (X2)

Tidak Signifikan Aman dan Nyaman

Tidak Signifikan (X3)

Tidak Signifikan Z

Dosen (X4)

Tidak Signifikan Waktu Kuliah (X6)

Beban Studi (X5)

Tidak Signifikan Tugas Kuliah (X7)

Signifikan Metode Belajar (X8)

Signifikan Metode Evaluasi (X9)

Signifikan Sarana Prasarana (X10)

Signifikan Y

Stresss Akademik (Z)

Sumber: Data primer diolah tahun 2015

Perhitungan Jalur

pengaruh langsung sebesar 33% dan Berdasarkan hasil perhitungan

pengaruh tidak langsung sebesar 36.92%. koefisien jalur pada lampiran, tampak

Total pengaruh variabel Metode Belajar bahwa

(X8) terhadap Stress Akademik (Z) Kemampuan Diri (X1) terhadap Stress

total pengaruh

variabel

adalah sebesar 81.37% dengan rincian Akademik (Z) adalah sebesar 63.15%

pengaruh langsung sebesar 38.4% dan dengan rincian pengaruh langsung

pengaruh tidak langsung sebesar 42.97%. sebesar 29.8% dan pengaruh tidak

Total Pengaruh variabel Metode Evaluasi langsung sebesar 33.35%. Total pengaruh

(X9) terhadap Stress Akademik (Z) variabel Dosen (X4) terhadap Stress

adalah sebesar 83.7% dengan rincian Akademik (Z) hanya memilik pengaruh

pengaruh langsung sebesar 39.5% dan tidak langsung adalah sebesar 146.5%.

pengaruh tidak langsung sebesar 44.20%. Total pengaruh variabel Tugas Kuliah

Total pengaruh variabel Sarana Prasarana (X7) terhadap Stress Akademik (Z)

(X10) terhadap Stress Akademik (Z) adalah sebesar 69.92% dengan rincian

adalah sebesar 150.24% dengan rincian

Pengaruh Stressor Terhadap Stress Akademik…………………..Akhmad Efrizal Amrullah, hal. 219 - 228 pengaruh langsung sebesar 70.9% dan

menurunkan stress akademik yang pengaruh tidak langsung sebesar 79.34%.

dialami mahasiswa. Dengan demikian Berdasarkan pada perhitungan di

hipotesis keuangan berpengaruh terhadap atas,

stress akademik ditolak. mempunyai pengaruh paling kuat

3. Pengaruh keamanan kenyamanan

terhadap variabel stress akademik (Z)

(X2) terhadap stress akademik (Z)

adalah variabel sarana dan prasarana

hasil pengujian (X 10 ) yaitu sebesar 70.9% secara

Berdasarkan

variabel keamanan langsung dan 150.24% secara tidak

didapatkan,

tidak berpengaruh langsung.

kenyamanan

signifikan terhadap stress akademik. Keamanan dan kenyamanan yang

PEMBAHASAN

dirasakan mahasiswa tidak terlepas dari

1. Pengaruh kemampuan diri (X1)

kondisi lingkungan pembelajaran. Pada

terhadap stress akademik (Z)

mahasiswa keperawatan STIKES dr. Berdasarkan

Soebandi pada awal perkuliahan didapatkan, variabel kemampuan diri

hasil

pengujian

menyatakan faktor keamanan dan berpengaruh signifikan terhadap stress

kenyamanan kurang terpenuhi, hal ini akademik. Kemampuan diri merupakan

bisa dimengerti bahwa sebagai kampus modal awal bagi seorang mahasiswa

baru faktor keamanan dan kenyaman sebelum

menjadi masalah yang umum terjadi. Kemampuan diri meliputi aspek fisik

mengikuti

perkuliahan.

Seiring waktu, pembenahan banyak dalam hal ini kesehatan dan aspek non

dilakukan oleh pihak kampus termasuk fisik yang meliputi pengetahuan, sikap

penambahan fasilitas yang mendukung dan prilaku yang dimiliki mahasiswa

ketika menjalani yaitu ketakutan akan ketidakmampuan,

kenyamanan

perkuliahan, perbaikan sistem kemananan kelelahan

terhadap barang milik mahasiswa konsentrasi tercermin pada mahasiswa

dan menurunnya

daya

sehingga bisa menekan tingkat stress sewaktu mengikuti perkuliahan. Dengan

akademik dan pada proses pembelajaran demikian hipotesis kemampuan diri

faktor keamanan dan kenyamanan terhadap stress akademik diterima.

belakangan bukan menjadi masalah yang

2. Pengaruh keuangan (X2) terhadap

serius,

meskipun

ada beberapa

stress akademik (Z)

mahasiswa yang masih mengeluhkan Berdasarkan

keamanan dan didapatkan, variabel keuangan tidak

kenyamanan. Dengan demikian hipotesis berpengaruh signifikan terhadap stress

keamanan kenyamanan berpengaruh akademik.

terhadap stress akademik ditolak. mengalami kesulitan keuangan, terutama

Apabila

mahasiswa

4. Pengaruh dosen (X4) terhadap

dalam hal membayar biaya kuliah maka

stress akademik (Z)

hasil pengujian, Pada

akan berpotensi menyebabkan stress.

Berdasarkan

variabel dosen tidak berpengaruh secara mahasiswa yang mengalami kesulitan

signifikan terhadap stress akademik. keuangan

Kemampuan interpersonal ini meliputi mengeluarkan kebijakan dalam hal

penguasaan terhadap materi perkuliahan tenggang waktu pelunasan pembayaran

diberikan, kemampuan atau mahasiswa bisa mengikuti kegiatan

yang

memberikan perkuliahan dengan cara akademik dengan catatan tentang

yang baik dan professional, kesanggupan melunasi biaya yang

kemampuan menerapkan kurikulum yang ditanggung. Pada akhirnya mahasiswa

kemampuan bisa mengikuti sebagian atau beberapa

ditetapkan

dan

mengembangkan metode belajar yang kegiatan akademik. Hal ini bisa

relevan. Dengan demikian hipotesis

Pengaruh Stressor Terhadap Stress Akademik…………………..Akhmad Efrizal Amrullah, hal. 219 - 228 dosen berpengaruh stress akademik

atau hal-hal lain yang tidak mengarah ditolak.

kepada kegiatan akademik. Karena tidak

5. Pengaruh beban studi (X5)

adanya pengaruh yang signifikan antara

terhadap stress akademik (Z)

waktu kuliah dengan stress akademik Berdasarkan

maka hipotesis waktu kuliah berpengaruh variabel beban studi tidak berpengaruh

hasil

pengujian,

terhadap stress akademik ditolak. secara

signifikan terhadap

stress

7. Pengaruh tugas kuliah (X7)

akademik. Dalam pembelajaran KBK

terhadap stress akademik (Z)

yang menjadi hambatan adalah apabila

hasil pengujian mahasiswa tidak mampu memenuhi

Berdasarkan

didapatkan hasil bahwa variabel tugas target beban SKS dalam semester

kuliah berpengaruh sangat signifikan tertentu, maka hal tersebut akan menjadi

terhadap stress akademik. Hal ini penghalang untuk mengambil jumlah

dikarenakan banyaknya tugas yang mata kuliah di semester berikutnya,

diberikan oleh dosen akan sangat menyita karena mahasiswa harus lulus dalam

waktu mahasiswa untuk beristirahat beban SKS yang dibebankan terlebih

sehingga mahasiswa selalu terfokus dahulu supaya bisa mengikuti semua

untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. mata kuliah pada semester yang

Tugas kuliah ini sangat diperlukan untuk berikutnya. Akan tetapi pada mahasiswa

menunjang nilai dari masing-masing keperawatan STIKES dr. Soebandi

mata kuliah yang bersangkutan shingga Jember yang menerapkan sistem KBK

semakin banyak tugas kuliah yang harus apabila mahasiswa tidak lulus pada mata

diselesaikan maka semakin tinggi stress kuliah tertentu, maka bisa ditempuh

dialami. Dengan dalam semester pendek atau mengulang

akademik yang

hipotesis tugas kuliah pada tahun akademik beriktunya. Dari

demikian

berpengaruh terhadap stress akademik hasil kuesioner mayoritas mahasiswa

diterima.

menyatakan beban studi yang ditempuh

8. Pengaruh metode belajar (X8)

banyak tetapi bisa dijalani semua, apabila

terhadap stress akademik (Z)

terdapat mata kuliah yang tidak lulus atau

hasil pengujian nilai kurang dari standar minimal maka

Berdasarkan

didapatkan hasil bahwa variabel metode mahasiswa

belajar berpengaruh signifikan terhadap semester pendek, sehingga hal tersebut

cenderung

mengikuti

stress akademik. Penerapan metode bisa mengurangi tingkat stress akademik.

belajar yang kurang tepat akan Dengan demikian hipotesis beban studi

kebingungan dalam berpengaruh terhadap stress akademik

mengakibatkan

proses perkuliahan sehingga mahasiswa ditolak.

tidak bisa mengerti dan memahami apa

6. Pengaruh waktu kuliah (X6)

yang dipelajari. Sesuai dengan penerapan

terhadap stress akademik (Z)

kurikulum, metode belajar dalam KBK Berdasarkan

menggunakan Student Centered Learning variabel waktu kuliah tidak berpengaruh

hasil

pengujian,

(SCL) yang menuntut mahasiswa harus secara

mampu menguasai kompetensi yang telah akademik. Meskipun pada kuesioner

signifikan terhadap

stress

ditetapkan sesuai metode pembelajaran mahasiswa

yang dirasa paling sesuai (Dikti, 2008) menghabiskan banyak waktu kuliah di

yang

menyatakan

dimana hal tersebut bisa meningkatkan kampus tidak berarti mereka mengalami

stress akademik. Dengan demikian stress akademik. Hal tersebut bisa

hipotesis metode belajar berpengaruh dikarenakan mahasiswa menghabiskan

terhadap stress akademik diterima. waktu kuliah di kampus tidak dalam

9. Pengaruh metode evaluasi (X9)

proses pembelajaran atau cenderung

terhadap stress akademik (Z)

menghabiskan waktu luang di kampus

Pengaruh Stressor Terhadap Stress Akademik…………………..Akhmad Efrizal Amrullah, hal. 219 - 228 Berdasarkan

merupakan suatu ukuran untuk menilai variabel metode evaluasi berpengaruh

hasil

pengujian,

keberhasilan mahasiswa di dalam secara

pembelajaran dan dihitung setiap akademik. Peserta didik dalam evaluasi

signifikan terhadap

stress

semester. Mahasiswa dengan tingkat pada pembelajaran konsep KBK dinilai

stressor yang rendah memiliki IP yang berdasarkan proses dan hasil belajar baik

tinggi dibandingkan mahasiswa dengan kegiatan kurikulum, ko-kurikuler maupun

tingkat stressor yang tinggi. Dengan ekstra kurikuler. Secara umum metode

demikian hipotesis stress akademik evaluasi yang diterapkan ada tiga, yaitu:

berpengaruh terhadap pencapaian IP uji tulis, uji lisan/response, dan uji

diterima.

praktik dimana masing-masing persiapan menjelang evaluasi dan pelaksanaan

KESIMPULAN

analisa yang juga menyebabkan stress akademik

evaluasi dari suatu proses pembelajaran

Berdasarkan

dilakukan pada penelitian ini, dapat (Dobson, 1979, Kohn and Frazner, 1986).

ditarik kesimpulan sebagai berikut: Dengan demikian hipotesis metode

1. Variabel kemampuan diri berpengaruh evaluasi berpengaruh terhadap stress

signifikan terhadap stress akademik akademik ditolak.

dan pencapaian IP.

10. Pengaruh sarana prasarana (X9)

2. Variabel tugas kuliah berpengaruh

terhadap stress akademik (Z)

signifikan terhadap stress akademik Berdasarkan hasil pengujian

dan pencapaian IP. didapatkan hasil bahwa variabel sarana

3. Variabel metode belajar berpengaruh prasarana

signifikan terhadap stress akademik terhadap stress akademik. Hal ini bisa

berpengaruh

signifikan

dan pencapaian IP. dipahami,

4. Variabel sarana prasarana berpengaruh kelengkapan sarana prasarana sangat vital

signifikan terhadap stress akademik untuk menunjang proses perkuliahan.

dan pencapaian IP. Kelengkapan dan pengelolaan sarana prasarana sangat diperlukan guna

DAFTAR PUSTAKA

mendukung suksesnya pembelajaran Agolla, Joseph E.&Henry Ongori. 2009. karena akan mempengaruhi intelektual

An Assessment of Academic Stress dan emosional peserta didik (Daryanto,

UndergraduateStudents: 2013). Tidak adanya satu atau beberapa

Among

The Case of University of sarana prasarana yang diperlukan maka

Botswana. Educational Research akan berdampak pada terjadinya stress

and Review. Vol. 4 (2) pp. 063-070. akademik karena mahasiswa tidak atau

Bataineh, Marwean Zaid, 2013. kurang mengerti dan memahami materi

Stress Amoung perkuliahan yang disampaikan, sehingga

Academic

Undergraduate Students: The akan

Caseof Education Faculty at King akademik. Dengan demikian hipotesis

Saud University , Vol. 2, hal. 82- sarana prasarana berpengaruh terhadap

87., diakses 15 April 2014 stress akademik diterima.

(http://www.iijoe.org/journal)

11. Pengaruh stresss akademik (Z)

Benson, Herbert. 1975. The Relaxation

terhadap IP (Y)

Respon . New York: Morrow, Berdasarkan hasil pengujian

Harvard Medical School. didapatkan hasil bahwa variabel stress

Busari, A. O., 2012. Identifying akademik

Difference in Perceptions of terhadap pencapaian IP. Evaluasi hasil

berpengaruh

signifikan

Academic Stress and Reaction to pembelajaran dinyatakan dalam IP

Stressors Based on Gender among (Indeks Prestasi). Indeks prestasi

First Year University Students . Vol.

Pengaruh Stressor Terhadap Stress Akademik…………………..Akhmad Efrizal Amrullah, hal. 219 - 228

2, No. 14. diakses 15 April 2014 98-112 diakses 15 April 2014 (http://www.ijhssnet.com/journals)

(http://www.iijoe.org/journal) Calaguas, Glenn M. 2011. College

George James, M. and Others. 1987: Academic Stress: Difference along

Correlates of Dental Student Stress , Gender Lines. Diambil pada

Journal of Dental Education, 51(8), tanggal 27 Februari 2015 dari

pp. 481-485.

http://www.ifrnd.org Hanim, Nur Faridah. 2007. Kesan Stress Cohen, S. (1980). After effects of stress

Terhadap Pencapaian Akademik on human performance and social

dan Personaliti Pelajar Politeknik behavior: A review of research and

Universiti Tun Hussein Onn theory. Psychological Bulletin, 88,

Malaysia.

82 –108. (http://eprints.uthm.edu.my/822/1/2 Chen, Jie et al., 2013. The Impact os

Academic Stress on Medical Hanina, et.al. 2010. Stress dan Students Attending College in the

Pencapaian Akademik Mahasiswa Inner Mongolia Area of China .

Manusia di Vol. 3, No. 2, hal. 149-154 diakses

Pembangunan

Universiti Putra Malaysia . Jurnal

15 April 2014 (http://www.scrip- Personalia Pelajar Bil. 13/Juni org/journal)

Daryanto & Tasrial, 2012. Konsep (http://www.ukm.my/personalia/wp Pembelajaran Kreatif . Yogyakarta:

content/uploads/2015/06/4- Gava Media.

Hanina-H.pdf).

Desmita. (2011).

Ippolitive, F.V. 1980: Academic Perkembangan Peserta Didik:

Psikologi

Overloading of High School Panduan

Students , Voprosy Psikholigii, 2, Tua dan Guru dalamMemahami P

bagi

Orang

pp.160-165.

sikologi anak Usia SD, SMP, dan Jacobson, Edmund. 1978. You Must SMA. Bandung:

Relax: Practical Methods for Rosdakarya.

PT Remaja

Reducing the Tensions of Modern Direktorat Akademik, Direktorat Jenderal

Livin g. New York: McGraw Hill. Pendidikan Tinggi, 2008. Buku

Kariv, D. & Heiman, T. 2005. Stressors, Panduan

stress and coping in dual-demand Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pengembangan