BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan - SETIYAWAN, BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas

  untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya. Karena dalam laporan keuangan tersebut terkadang berbagai informasi yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan keuangan harus memberikan penjelasan yang lengkap dan tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang mempengaruhi entitas tersebut agar tidak menyesatkan penggunanya.

  Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam yaitu :

  a. Ikatan Akuntan Indonesia (2009) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

  Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

  b. Baridwan (2010) Menyatakan laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Menurut Baridwan komponen laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

  c. Sugiri dan Riyono (2008) Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu siklus akuntansi.

  Sebagai hasil akhir dari suatu siklus akuntansi, laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomik berbagai pihak. Tujuan laporan keuangan dapat ditinjau dari perspektif informasi dan perspektif pertanggungjawaban. Dari perspektif informasi adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna laporan keuangan tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan. Dari perspektif pertanggungjawaban (stewardship), tujuan laporan keuangan adalah untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh menejemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. dari Prespektif ini, laporan keuangan adalah alat pertanggungjawaban menejemen kepada d. Harahap (2001)

  Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.

  e. Munawir (2004) Laporan keuangan adalah pelaporan peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan. Dalam

  Munawir laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil yang telah dicapai serta biaya yang terjadi selama periode tertentu.

  Ikatan Akuntan Indonesia (2009) menyebutkan pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi : investasi yang mereka lakukan. Informasi dibutuhkan untuk menentukan apakah mereka akan membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Investor biasanya melihat kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

  b. Karyawan, yang membutuhkan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas, perusahaan dan kemampuan memberi balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja.

  c. Pemberi pinjaman, yang menggunakan informasi akuntansi untuk membantu mereka memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada waktu jatuh tempo.

  d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya, yang membutuhkan informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang- hutangnya pada saat jatuh tempo.

  e. Pelanggan, yang berkepentingan dengan informasi tentang kelangsungan hidup perusahaan terutama bagi mereka yang memiliki perjanjian jangka panjang dengan perusahaan. f. Pemerintah, yang berkepentingan dengan informasi untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lain-lain.

  g. Masyarakat, yang berkepentingan dengan informasi tentang kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta berbagai aktivitas yang menyertainya.

  Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan Bardiwan(2010) :

  1. Dapat dipahami Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dengan mudah dan segera dapat dipahami oleh pemakainya. Pemakai informasi diasumsikan mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Walaupun demikian, kesulitan pemakai untuk memahami informasi tertentu tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk tidak memasukkan informasi itu kedalam laporan keuangan.

  2. Relevan Informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai, yaitu dengan cara dapat berguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

  Relevansi informasi bermanfaat dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory), yang keduanya berkaitan satu sama lain.

  Prediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan serta hal lainnya seringkali didasarkan pada informasi posisi keuangan dan kinerja materialitasnya.

  3. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable).Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Keandalan ini penting dan dapat mempengaruhi relevansi karena jika hakikat dan penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.

  Keandalan informasi dipengaruhi oleh : - Penyajian jujur.

  • Substansi mengungguli bentuk.
  • Netralitas.
  • Pertimbangan sehat.
  • Kelengkapan.

  4. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh dilakukan secara konsisten. Daya banding tidak berarti keseragaman, sehingga menghalangi penggunaan standar akuntansi yang lebih baik.

  Laporan keuangan yang reliabel harus mempunyai daya uji, ketepatan penyajian, dan netralitas. Daya uji ditunjukkan ketika laporan keuangan diukur dengan menggunakan metode pengukuran yang sama oleh beberapa pihak yang berbeda, tetapi tetap mendapatkan hasil yang serupa. Ketepatan penyajian memiliki maksud bahwa angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi. Netralitas memiliki maksud bahwa informasi dalam laporan keuangan tidak dibuat berdasarkan kebutuhan atau kepentingan pihak tertentu, tetapi harus disajikan secara benar dan tidak bias.Laporan keuangan yang komparatif adalah laporan keuangan yang dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan yang serupa menyangkut perusahaan yang berbeda. Laporan keuangan yang konsisten adalah laporan keuangan yang menggunakan perlakuan akuntansi yang sama untuk setiap periode.

  Baridwan (2010) menyatakan isi dari laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas yang dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Neraca Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan perusahaan yang disebut pasiva, atau dengan kata lain, aktiva adalah investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut.

  2. Laporan Laba Rugi.

  Adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita perusahaan.

  3. Laporan Perubahan Modal.

  Disamping penyusunan neraca dan laporan laba rugi, pada akhir periode akuntansi biasanya juga disusun laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan modal perusahaan. Didalam laporan ini ditunjukkan laba tidak dibagi awal periode, ditambah dengan laba seperti yang tercantum di dalam laporan perhitungan laba rugi dan dikurangi dengan dividen yang diumumkan selama periode yang bersangkutan.

  4. Laporan Arus Kas Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas oleh karena itu tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode tertentu.

   Ketepatan Waktu

  Ketepatan waktu diartikan sebagai suatu pemanfaatan informasi laporan keuangan oleh pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas atau kesempatan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi informasi tetapi relevansi akan mustahil jika tidak tepat waktu. Oleh karena itu ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu yang teratur, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang akan mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi keputusan. Beberapa pendapat mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan :

  a. Ikatan Akuntan Indonesia (2009) menyatakan bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.

  b. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2008), menyatakan bahwa laporan keuangan wajib disajikan secara tahunan berdasarkan tahun takwin, artinya laporan keuangan pada akhir periode akuntansi yaitu tanggal 31 Desember.

  c. Chariri dan Ghozali (2003) menyebutkan informasi harus tersedia tepat waktu bagi pengambil keputusan sebelum mereka kehilangan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang diambil. Sehingga, informasi dikatakan tidak relevan jika tidak tepat waktu. pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Ketepatan waktu tidak tidak membuat informasi menjadi berpaut tetapi kurangnya ketepatan waktu dapat menyita keberpautan yang melekat pada informasi.

  e. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-460/BL/2008 tanggal 10 November 2008 dan mulai berlaku saat ditetapkan menyatakan bahwa perusahaan yang telah melakukan pencatatan di Bursa Efek Indonesia mempunyai kewajiban penyampaian laporan berkala. Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam dan selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-3 (tiga) setelah tanggal Laporan Keuangan Tahunan.

  f. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 dan berlaku saat ditetapkan menggantikan KEP-460/BL/2008 menyatakan bahwa perusahaan yang telah melakukan pencatatan di Bursa Efek Indonesia mempunyai kewajiban penyampaian laporan berkala. Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan disampaikan kepada Bapepam dan masyarakat selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal Laporan Keuangan Tahunan.

  Keuangan Nomor KEP-431/BL/2012 sebagai pengganti KEP- 346/BL/2011 menyatakan menyatakan bahwa emiten atau perusahaan publik yang pernyataannya pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaiakan laporan tahunan kepada Bapepam dan paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir serta dimuat dalam website emiten yang bersangkutan

2.3 Profitabilitas

  Profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi semakin baik rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi,2011). Sehingga perusahaan akan cenderung tepat waktu untuk mempublikasikan informasi tersebut kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan begitu juga sebaliknya.

  Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan

  Return On Assets (ROA), yaitu rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk

  menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba.

   Solvabilitas

  Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (Kasmir,2011).

  Kreditor dan pemegang saham, selain berminat terhadap kondisi keuangan jangka pendek perusahaan, juga memperhatikan kondisi keuangan jangka panjang karena posisi keuangan jangka pendek yang baik tidak selalu paralel dengan posisi keuangan jangka panjang. Kondisi keuangan jangka pendek yang baik tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik pula untuk jangka panjang. Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang (Munawir, 2004). Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya.

  Dalam penelitian ini diproksikan dengan debt to total asset ratio yang mengukur perbandingan antara total utang (total liabilities) dengan total aktiva (total Assets) (Fahmi,2011). Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan artinya pendanaan dengan utang semakin banyak , maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya begitu juga sebaliknya. Semakin rendah semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi.

2.5 Likuiditas

  Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo (Kasmir, 2011).

  Dalam penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan adalah rasio lancar (current ratio). Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities) untuk perusahaan yang tidak termasuk kategori industri perbankan sedangakan untuk industri perbankan menggunakan Loan to

  Debt Ratio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan

  dengan total dana pihak ketiga (Kasmir,2011). Likuiditas merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi hutang jangka pendek. Oleh karena itu, rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi kas dalam waktu singkat. bahwa perusahaan tersebut memilliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik sehingga perusahaan akan cenderung lebih cepat dalam penyampaian laporan keuangan.

2.6 Struktur Kepemilikan

  Struktur kepemilikan perusahaan secara langsung akan menentukan besar kecilnya kekuasaan manajer terhadap pemegang saham. Struktur kepentingan ini akan menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Apabila struktur kepemilikan lebih banyak berada pada pihak manajer, maka manajer akan lebih leluasa dalam melakukan pilihan-pilihan metode akuntansi, serta kebijakan-kebijakan akuntansi perusahaan. Tetapi jika struktur kepemilikan lebih banyak berada pada pemegang saham, maka pemegang saham akan lebih leluasa mengontrol manajer, sehingga manajer akan bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

  Kepemilikan perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi perusahaan baik melalui media masa maupun kritikan atau komentar yang semuanya merupakan kekuatan publik atau masyarakat. Dengan adanya konsentrasi kepemilikan pihak luar maka akan mengubah pengelolaan perusahaan yang semula berjalan dengan sekehendak hati menjadi perusahaan yang berjalan dengan pengawasan

  Struktur kepemilikan dapat dilihat dari berapa besar prosentase saham yang dimiliki oleh publik (pihak luar) dan manajemen (pihak dalam). Pada perusahaan yang proporsi kepemilikan publik lebih besar akan cenderung tepat waktu dalam pelaporan keuangannya. Dalam penelitian ini, struktur kepemilikan diukur dengan prosentase banyaknya saham perusahaan yang dimiliki oleh publik.

2.7 Kerangka Pemikiran

  Laporan keuangan yang diumumkan oleh perusahaan terutama perusahaan yang telah go publik merupakan informasi relevan yang dapat digunakan oleh investor untuk mengambil keputusan secara cepat dan rasional. Meskipun laporan keuangan tidak semua dapat dipublikasikan namun tetap bisa memberikan informasi yang mempunyai pengaruh keuangan di masa depan dan penjelasan yang cukup mengenai aktivitas perusahaan agar tidak menimbulkan kesesatan bagi para pengguna laporan keuangan. (PAPI,2008)

  Informasi yang ada pada laporan keuangan relevan digunakan untuk mengambil suatu keputusan ekonomi jika laporan keuangan tersebut disampaikan secara tepat waktu, dimana informasi harus tersedia untuk pengambilan keputusan Baridwan.(2010). Oleh karena itu, sesuai dengan surat keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-460/BL/2008 dan KEP-346/BL/2011 laporan keuangan dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan untuk periode 2010 dan 2011. Keputusan Nomor KEP-431/BL/2012 menyatakan penyampaian laporan keuangan ke Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan untuk periode 2012.

  Dari uraian diatas dapat dibuat kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar 1 : Profitabilitas

  Solvabilitas

  Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

  Likuiditas Struktur Kepemilikan

  Gambar 1 : Kerangka Pemikiran

2.8 Hipotesis

  Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang disajikan dalam penelitian ini adalah : H1 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.

  H2 : Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu H3 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.

  H4 : Struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.