1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - BAB I V

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank sebagai lembaga keuangan yang memiliki peran yang sangat

  penting dalam pembangunan bangsa. Dalam kegiatannya bank melakukan penghimpunan dana dari masyarakat atau dana dari pihak ketiga dalam bentuk simpanan. Selain itu bank melakukan kegiatan penyaluran dana dari pihak ketiga kepada masyarakat yang membutuhkan dana, baik itu untuk kegiatan konsumsi maupun untuk kegiatan produksi (Frianto Pandia, dkk, 2005: 186).

  Dasar pemikiran terbentuknya bank Islam bersumber dari adanya larangan riba di dalam Al qur’an dan al Hadis (Sumitro, 2004 : 9) sebagai berikut : Allah bersabda dalam QS. Al Baqarah : 275 “…Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba,..”. Terdapat hadits dari Shahih Muslim mengatakan “Yang halal dan haram telah jelas. Antara keduanya terdapat perkara yang diragukan (mutasyabihat-syuhubat) yang tidak diketahui kebanyakan orang. Maka siapa yang menjaga dirinya untuk tidak mengerjakan yang diragukan, selamatlah agama dan pribadinya. Tetapi siapa yang jatuh ke dalam syuhubat, berarti dia jatuh kepada yang haram”. Banyak masyarakat Islam di Indonesia yang menganggap bahwa menerima atau membayar bunga adalah termasuk riba yang dilarang Islam. Sehingga banyak masyarakat Islam tidak mau memanfaatkan jasa-jasa perbankan yang telah ada.

  Bank syariah lahir sebagai salah satu solusi sistem terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dan riba. Bank syariah merupakan bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan bunga. Bank syariah adalah lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produk-produknya dikembangkan berlandaskan pada Al qur’an dan hadis Nabi saw. Dengan demikian kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah terjawab sudah dengan lahirnya bank syariah.

  Perkembangan bank syariah di Indonesia sangat menggembirakan. Perkembangan bank syariah di Indonesia dipandang penting (Martono, 2002 : 95) untuk :

  1. Memenuhi kebutuhan masyarakat yang menghendaki layanan jasa perbankan yang dianggap sesuai dengan prinsip syariah.

  2. Meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang belum terserap sistem perbankan yang ada.

  3. Meningkatkan ketahanan sistem perbankan nasional.

  4. Menyediakan sarana bagi investor internasional untuk melaksanakan pembiayaan dan transaksi keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.

  Perbankan Islam di Indonesia dimulai pada awal periode 1980-an melalui diskusi-diskusi bertemakan bank Islam sebagai pilar ekonomi Islam.

  Bank Islam di Indonesia didirikan tahun 1990. Pada tanggal 18-20 Agustus tahun tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan. Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih amanat bagi pembentukan kelompok kerja pendirian bank Islam di Indonesia. Kelompok kerja dimaksud disebut Tim Perbankan MUI dengan diberi tugas untuk melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak yang terkait.

  Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah dengan berdirinya PT BMI. Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia yang menggunakan konsep perbankan secara syariah. Bank Muamalat didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 1 tanggal 1 November 1991 Masehi/24 Rabiul Awal 1412 Hijriah. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No.340/KMK 313/ 1992 tanggal 24 April 1992 Bank Muamalat telah memperoleh izin beroperasi sebagai bank umum.

  Bank Muamalat memberikan jasa-jasa perbankan dengan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip syariah Islam, dan sebagai suatu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip agama Islam. Bank Muamalat selain menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential banking), juga mengacu pada sistem syariah. Pada sistem ini digunakan pola bagi hasil, sehingga resiko negative spread atau biaya dana yang lebih besar dari pendapatan dana jauh lebih kecil dibandingkan bank yang beroperasi secara konvensional.

  Bank Muamalat mempunyai misi untuk menjadi panutan dibidang pembiayaan secara syariah dengan menekankan pada semangat kewirausahaan, manajemen yang prima, dan berorientasi pada investasi yang

  inovatif untuk memaksimalkan nilai bagi kepentingan pemegang saham dan peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat serta menjadi fasilitator masyarakat yang ingin melepaskan diri dari sistem bunga (riba).

  Prestasi yang telah dicapai Bank Muamalat selama melalui periode krisis sejak tahun 1997 menunjukkan bahwa Bank Muamalat memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaan aktiva dan kewajibannya. Hal ini dapat dimungkinkan karena didukung oleh kebijakan Bank Muamalat dalam mengembangkan usaha.

  Dengan pengalaman semasa krisis dan tekad yang selalu konsisten dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dan didukung nasabah yang loyal, Bank Muamalat yakin akan dapat terus meningkatkan kinerjanya melalui pengembangan jaringan usaha yang terarah. Perkembangan minat dan kesadaran masyarakat atas layanan jasa keuangan syariah, merupakan peluang tersendiri bagi Bank Muamalat untuk memperluas jangkauan pemasaran produk-produk keuangan yang ditawarkan.

  Pelayanan jasa simpanan tabungan yang diselenggarakan adalah bentuk simpanan tabungan yang terikat dan tidak terikat atas jangka waktu dan syarat-syarat tertentu dalam penyertaan dan penarikannya. Berkaitan dengan itu, jenis simpanan tabungan yang dapat dikumpulkan oleh Bank Muamalat adalah sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan yang dimiliki simpanan tabungan tersebut.

  Produk simpanan tabungan yang terdapat di BMI Cabang Solo adalah produk tabungan Shar-e dan produk tabungan Ummat diantara produk

  shar-e , karena shar-e mudah diperolehnya, mudah dalam penyetorannya, serta mudah dalam penggunaan dananya di bandingkan dengan produk yang lain.

  Dari pembahasan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada Bank Muamalat Indonesia cabang Solo, untuk dijadikan sebagai tema dari Tugas Akhir. Yang kemudian, penulis mengambil judul

  Shar-e Periode Januari- “Tingkat Perkembangan Produk Tabungan Desember 2008 di Bank Muamalat Indonesia cabang Solo”.

  B. Rumusan Masalah

  Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana strategi pemasaran produk tabungan shar-e pada BMI Cabang Solo?

  2. Bagaimana tingkat perkembangan dalam pemasaran produk tabungan

  shar-e periode Januari-Desember 2008 di BMI Cabang Solo?

  3. Mengapa nasabah lebih memilih produk tabungan shar-e daripada produk tabungan lain di BMI Cabang Solo?

  C. Tujuan dan Kegunaan

  1. Tujuan Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir ini, adalah : a. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk tabungan shar-e di BMI b. Untuk mengetahui tingkat perkembangan produk tabungan shar-e periode Januari-Desember 2008 di BMI Cabang Solo.

  c. Untuk mengetahui alasan nasabah lebih memilih produk tabungan shar-e dari pada produk tabungan lain di BMI Cabang Solo.

  2. Kegunaan

  a. Bagi Penulis 1) Untuk mengetahui sejauh mana ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan dan mempraktikan semua yang diberikan.

  2) Untuk menerapkan teori dengan melakukan praktik secara langsung di dunia usaha secara nyata.

  b. Bagi STAIN 1) Sebagai tambahan referensi untuk mahasiswa setelah penulis melakukan pengamatan.

  2) Meningkatkan kerjasama antara lembaga STAIN dengan BMI yang bersangkutan yang menjadi objek penelitian.

  c. Bagi Bank Muamalat Indonesia cabang Solo

  • Sebagai bahan masukan bagi BMI cabang Solo untuk meningkatkan kinerjanya.

  d. Bagi Masyarakat

  • Sebagai sumber informasi tentang produk-produk BMI cabang

  Solo, sehingga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan untuk memilih salah satu produk yang ada di BMI cabang Solo.

D. Sistematika Penulisan

  Bab

  I Pendahuluan, terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan, serta sistematika penulisan.

  Bab II Landasan Teori, terdiri dari: telaah pustaka dan kerangka teoritik, yang menguraikan tentang menabung, pengertian tabungan, akad atau bentuk simpanan tabungan serta jenis produk penghimpunan dana.

  Bab III Landasan Obyek Magang, terdiri dari: gambaran umum obyek magang yang meliputi gambaran umum, sejarah pendirian, struktur organisasi dan tanggung jawab pengurus, serta produk-produk. Bab

  IV Analisis, menguraikan hasil analisisnya terhadap perumusan masalah, dengan dasar landasan teori dan informasi yang diperoleh dari obyek penelitian serta data diskriptif.

  Bab V Penutup, berisikan uraian kesimpulan yang diambil berdasarkan analisa yang telah dilakukan. Juga berisikan saran-saran yang sekiranya dapat digunakan sebagai masukan yang positif.

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Masalah-masalah mengenai tingkat perkembangan nasabah sudah

  seringkali dikaji. Salah satunya oleh Umi Barokah dalam tugas akhirnya yang berjudul “Perkembangan Jumlah Simpanan/Tabungan SIRELA di BMT Sinergi Hira Tanon Kabupaten Sragen”. Dalam laporan tugas akhirnya, Umi Barokah menarik kesimpulan bahwa perkembangan jumlah tabungan setiap bulan di BMT Sinergi Hira Talon mengalami pasang surut. Dengan hal tersebut diharapkan pihak BMT selalu memberikan himbauan dan ajakan kepada nasabah untuk melakukan penyimpanan dana kepada lembaganya, terutama bagian pemasaran harus memiliki strategi pemasaran yang baik untuk menarik nasabah baru.

  Sedangkan oleh Muhammad Suryani dalam tugas akhirnya yang berjudul “Tingkat Perkembangan Nasabah Pembiayaan YAMUSA di BMT Al Fattah Kaliwungu”. Dalam laporan tugas akhirnya, Muhammad Suryani menarik kesimpulan bahwa perkembangan jumlah pembiayaan dari bulan ke bulan mengalami perkembangan yang cukup baik, meskipun tingkat perkembangan tersebut masih naik turun. Dengan hal tersebut diharapkan pihak BMT dapat memasarkan, mengembangkan dan meningkatkan pembiayaan yang dikelolanya sehingga kepercayaan nasabah pada

  Dalam suatu organisasi atau badan usaha, produk penghimpunan dana (simpanan) dan penyaluran dana (pembiayaan) sangat berperan. Kebutuhan dana untuk kegiatan utama bank diperoleh dalam berbagai simpanan sedangkan jika kebutuhan dana digunakan untuk investasi baru atau perluasan usaha maka diperoleh dari modal sendiri. (Kasmir, 2000 :46)

  Dalam bukunya yang berjudul Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum, Julius menguraikan bahwa simpanan atau deposit merupakan sumber dana utama perusahaan perbankan umum. Besarnya jumlah dana jenis ini yang dibukukan sebagai utang menjadikan bank sebagai perusahaan yang mempunyai leverage (perbandingan utang terhadap modal sendiri) tinggi terutama apabila dibandingkan dengan perusahaan lain. Masing- masing jenis simpanan, seperti giro, tabungan dan deposito merupakan instrument tradisional yang biasanya selalu ditawarkan oleh setiap pihak bank. Instrument tradisional tersebut merupakan bentuk instrument dasar untuk menarik dana dari masyarakat.

B. Kerangka Teoritik

  Dalam kerangka teoritk ini penulis akan menguraikan tentang menabung, tabungan, akad atau bentuk simpanan serta jenis produk penghimpunan dana.

  1. Menabung Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan menabung maka seseorang akan belajar hidup hemat atau ekonomis. Bahkan dengan hidup hemat dapat menjadi kiat untuk mengantisipasi kekurangan yang dialami oleh seseorang pada suatu waktu. Hal yang diperhatikan adalah bahwa sikap hemat tidak harus kikir dan bakhil.

  Dalam Al Qur’an terdapat ayat-ayat yang secara langsung telah memerintahkan kaum Muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik, yaitu :

  a) Al-Qur’an :

  “Dan, hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (An Nisaa : 9).

  “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada

  Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Al Hasyr : 18).

  Dari ayat diatas, dapat dilihat bahwa Allah memerintahkan untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani (iman/takwa) maupun secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaanya. Salah satu langkah perencanaan adalah menabung (Syafi’I Antonio, 2001 :153). b) Al-Hadits Dalam hadits Nabi SAW berkata bahwa berlaku hemat (ekonomis) adalah hal yang diperlukan untuk menjaga kehidupan.

  “Berlaku hemat adalah setengah dari penghdupan” (HR. Baihaqi).

  Nabi SAW bahkan mengajarkan sikap hemat ini sebagai kiat untuk mengantisipasi kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu. Sabda nabi :

  “Tidak ada kekurangan bagi orang yang berlaku hemat” (HR.Ahmad). Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa bersikap hemat tidak berarti harus kikir dan bakhil. Hemat berarti membeli untuk keperluan tertentu, secukupnya dan tidak berlebihan. Ia tidak akan membeli atau mengeluarkan uang kepada hal-hal yang tidak perlu.

  2. Tabungan Tabungan dapat didefinisikan sebagai simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati bersama antara nasabah dengan pihak bank. Beberapa definisi tabungan menurut para ahli, adalah sebagai berikut. Pengertian tabungan (Julius, 1996 : 108) adalah Simpanan yang

  penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu .

  Sedangkan pengertian tabungan (Ruddy, 1996 : 63) adalah

  

bank dan penarikannya menggunakan syarat-syarat tertentu, dengan

setoran pertama sekurang-kurangnya Rp 10.000,- . Saat ini Indonesia

  kita kenal berbagai macam jenis tabungan yang ditawarkan oleh berbagai bank umum. Setiap jenis tabungan mempunyai karakterstik dan syarat-syarat yang berbeda satu dengan yang lain. Bentuk rekening tabungan terdiri dari rekening perorangan, rekening tunggal dan rekening atas nama badan usaha.

  Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998 adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

  

menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik

dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan

itu (Kasmir, 2004 : 57). Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan

  bahwa tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh bank.

  Pada sistem operasional bank konvensional, pemilik dana menanamkan uangnya di bank dengan motif mendapatkan bunga.

  Berbeda dengan bank syariah, dimana pemilik dana menanamkan uangnya dengan mendapatkan keuntungan bagi hasil. Yang dimaksud dengan bagi hasil disini adalah dana dari nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha), dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan.

  Secara garis besar, pengembangan produk bank syariah dikelompokkan menjadi 3 ( Muhammad, 2002 : 86), yaitu : 1) Produk penghimpunan dana (simpanan). 2) Produk penyaluran dana (pembiayaan). 3) Produk jasa.

  Dalam hal ini hanya akan dijelaskan mengenai produk penghimpunan dana (simpanan) saja. Pelayanan jasa simpanan tabungan berupa simpanan tabungan yang diselenggarakan adalah bentuk simpanan tabungan yang terkait dan tidak terikat atas jangka waktu dan syarat-syarat tertentu dalam penyertaan dan penarikannya. Berkaitan dengan itu, jenis simpanan tabungan yang dapat dikumpulkan oleh Bank Muamalat adalah sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan yang dimiliki simpanan tabungan tersebut.

  3. Akad atau Bentuk Simpanan Tabungan Adapun akad yang mendasari berlakunya simpanan tabungan di bank syariah adalah Akad Wadi’ah dan Mudharabah.

  a) Wadi’ah Wadi’ah adalah titipan dana yang tiap waktu dapat ditarik pemilik atau anggota dengan cara mengeluarkan semacam surat berharga pemindahbukuan atau transfer dan perintah membayar lainnya.

  Akad wadi’ah ada dua : 1) Wadi’ah amanah, yakni harta yang dititipkan oleh shihabul

  mal (nasabah) tidak dapat dimanfaatkan oleh mudharib (bank).

  2) Wadi’ah yad dhamanah, yakni pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.

  Prinsip wadi’ah yang biasa diterapkan dalam bank syariah adalah wadiah yad dhamanah, dan biasanya diterapkan pada produk giro.

  b) Mudharabah Mudharabah adalah akad dimana salah satu bertindak sebagai shihabul mal (pemilik modal) dan mudharib (bank).

  Dimana dana tersebut digunakan untuk melakukan pembiayaan mudharabah atau ijarah. Hasil usaha ini akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang telah disepakati.

  4. Jenis Produk Penghimpunan Dana di Bank Syariah Jenis produk penghimpunan dana adalah giro, tabungan dan deposito. Meskipun jenis produk penghimpunan dana di bank syariah dengan bank konvensional sama, namun dalam bank syariah terdapat perbedaan-perbedaan (Syafi’I Antonio, 2001 :157) sebagai berikut : a) Giro Pada umumnya, bank syariah menggunakan akad al wadiah pada rekening giro. Nasabah yang membuka rekening giro berarti menggunakan akad wadiah (titipan). Karena sifatnya titipan yang bisa diambil sewaktu-waktu sehingga secara asasi bank tidak bisa menggunakannya, pada prinsipnya giro berdasarkan ini tidak mendapatkan keuntungan.

  b) Tabungan Bank syariah menerapkan dua akad dalam tabungan, yaitu wadiah dan mudharabah. Tabungan yang menerapkan akad wadiah mengikuti prinsip-prinsip wadiah yad adh-dhamanah, artinya tabungan ini tidak mendapatkan keuntungan dari bank karena bersifat titipan. Akan tetapi, bank tidak dilarang jika ingin memberikan bonus. Sedangkan tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti prinsip-prinsip mudharabah, artinya keuntungan dari dana yang digunakan harus dibagi antara shihabul maal (nasabah) dengan mudharib (bank). Dengan tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup.

  c) Deposito Bank syariah menerapkan akad mudharabah untuk deposito. shihabul maal dan bank selaku mudharib. Terdapat 2 jenis produk deposito di Bank Muamalat, yakni deposito mudharabah merupakan jenis investasi dalam bentuk rupiah atau USD dengan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan yang halal, murni syari’ah. Dan deposito Fulinves Adalah jenis investasi pihak ketiga di bank Muamalat dalam mata uang rupiah dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan, yang diperuntukkan bagi nasabah perorangan untuk dikelola secara syariah dan memperoleh bagi hasil. Dan dilengkapi dengan fasilitas asuransi jiwa.

  Sepintas, secara fisik menabung di bank syariah dengan yang berlaku di bank konvensional hampir tidak ada perbedaan. Akan tetapi, jika diamati secara mendalam terdapat perbedaan besar antara keduanya, yang meliputi : 1) Akad pada bank syariah, semua transaksi harus berdasarkan akad yang dibenarkan oleh syariah. Semua transaksi itu harus mengikuti kaidah dan aturan yang berlaku pada akad-akad muamalah syariah. Pada bank konvensional, transaksi pembukaan rekening, baik tabungan, giro, maupun deposito, berdasarkan perjanjian titipan. Namun perjanjian titipan ini tidak mengikuti prinsip mana pun dalam muamalah syariah.

  2) Imbalan yang diberikan Bank syariah menggunakan pendekatan profit sharing, artinya dana yang diterima bank disalurkan kepada pembiayaan.

  Keuntungan yang didapatkan dari pembiayaan tersebut dibagi dua, untuk bank dan nasabah berdasarkan perjanjian pembagian keuangan di muka. Sedangkan bank konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept) untuk menghitung keuntungannya.

  Artinya, bunga yang dijanjikan dimuka kepada nasabah penabung merupakan ongkos yang harus dibayar oleh bank.

  3) Sasaran kredit atau pembiayaan Para penabung di bank konvensional tidak sadar bahwa uang yang ditabungnya diputarkan kepada semua bisnis, tanpa memandang halal-haram bisnis tersebut. Adapun bank syariah, penyaluran dana simpanan dari masyarakat dibatasi oleh dua prinsip, yaitu prinsip syariah dan prinsip keuntungan. Artinya, pembiayaan yang akan diberikan harus mengikuti kriteria-kriteria syariah, sdisamping pertimbangan keuntungan. Dan sesuai dengan perspektif Islam, yakni dengan memandang yang halal

  saja.

  

BAB III

LAPORAN OBYEK MAGANG A. Gambaran Umum PT Bank Muamalat Indonesia tbk didirikan pada 24 Rabiul Tsani 1412 Hijriyah/1 November 1991, yang diprakarsai oleh beberapa tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan beberapa cendikiawan muslim yang kemudian

  tergabung dalam Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) serta pemerintah. Bank Muamalat mulai beroperasi 27 Syawal 1412 hijriyah/1 Mei 1992 dengan dukungan tokoh-tokoh dan pemimpin muslim terkemuka serta beberapa pengusaha muslim.

  Pada 27 Oktober 1994 hanya 2 tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat bank Devisa. Prestasi ini semakin memperkokoh posisinya sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa dan produk yang terus dikembangkan.

  Krisis moneter tahun 1997-1998 telah membuat sebagian besar perekonomian Asia Tenggara terpuruk, sektor perbankan nasional terbelit

  negative spread dan bencana kredit macet. Akibatnya sejumlah bank

  mengalami kondisi terpuruk dalam pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan terpaksa harus memperoleh rekapitulasi modal dari pemerintah.

  Bank syariah pun terimbas dampak krisis. Di Tahun 1998, rasio sebesar Rp 105 Miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 Miliar, kurang dari modal setor awal.

  Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan di tanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999, IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara Tahun 1999 dan 2000 merupakan tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap KRU Muamalat, ditunjang kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaanya.

  Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Di awali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat. Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada : (i) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam pemotongan biaya, tidak memotong hak KRU Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri KRU Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran bank. Akhir tahun 2004, Bank Muamalat tetap merupakan bank yariah terkemuka di Indonesia.

B. Sejarah berdirinya BMI Cabang Solo

  Perkembangan Bank Muamalat hingga saat ini sangat menggembirakan. Hal ini menunjukkan Bank Syariah dengan konsep bagi hasil mampu bersaing dengan bank konvensional. Salah satu moment penting yang tidak dapat dilupakan adalah krisis moneter yang melanda Indonesia khususnya sektor ekonomi, akan tetapi dengan keyakinan menjalankan roda Perbankan Syariah dengan Hukum Allah, Bank Muamalat tetap eksis dalam menghadapi krisis tersebut.

  Awal pendirian Bank Muamalat Indonesia cabang Solo dimulai dengan mendirikan Muamalat Business Centre (MBC) pada awal tahun 2002, sebagai sarana memperkenalkan Bank Muamalat kepada masyarakat kota Solo dan sekitarnya. MBC ini berkantor di PT. Telkom, Jl. Mayor Kusmanto No. 01 Solo. Kegiatan MBC diantaranya silaturrahmi dengan masyarakat Solo dan sekitarnya untuk memperkenalkan konsep syariah dan produk-produk Bank Muamalat baik dari segi pendanaan maupun pembiayaan. Alhamdulillah kegiatan sosialisasi ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat Solo dan sekitarnya. Kegiatan dan program MBC ini akhirnya membuahkan hasil, yaitu dengan menetapkan bahwa di Eks Karesidenan Solo segera dibuka Cabang Bank Muamalat Indonesia.

  Alhamdulillah pada tanggal 8 September 2003 Bank Muamalat Kantor Kas Solo memulai kegiatan operasional ditandai dengan peresmian Kantor Cabang Solo yang berkantor di Jl. Kapten Mulyadi No.87 F Ruko Lojiwetan Pasar Kliwon Solo, oleh Walikota Solo Bapak Slamet Suryanto. Untuk mengakomodir kebutuhan nasabah atas layanan yang prima dan kantor yang lebih besar, maka tanggal 13 November 2006 kantor cabang utama direokasi ke Jl. Slamet Riyadi No. 314 (Depan Stadion Sriwedari Solo) dan kantor lama yang berlokasi di Jl. Kapten Muyadi N. 87 F Lojiwetan Solo berubah statusnya menjadi kantor kas. Pada tanggal 31 Agustus 2007, BMI membuka kantor layanan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Jl Ronggowarsito No. 130 Surakarta. Dan pada bulan Juni 2008 BMI membuka Unit Pelayanan Syariah Klaten yang berlokasi di Jl. Pemuda No.

  295 Klaten.

  Visi dan Misi BMI Cabang Solo

  1. Visi BMI Cabang Solo Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual dan dikagumi di pasar rasional.

  2. Misi BMI Cabang Solo Menjadi Role Model lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan, manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai

  C.

  Direktur Utama Businnes-Manager (Kepala Kantor)

  Marketing/AM Direktur Administrasi Operational Manager

  Kas&Layanan (CS. Teller) Back Office Umum Personalia Support

  Sumber : Dokumen BMI Cabang Solo

  Gambar : 3.1

Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo

  Tanggung Jawab Pengurus

  Tanggung jawab masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi di BMI Cabang Solo, dijelaskan sebagai berikut :

  a) Business Manager

  Bertugas mengawasi, mengkoordinasi, melindungi dan bertanggung jawab atas seluruh kinerja karyawan dan kodisi umum BMI Cabang Solo.

  b) Operation Manager

  Bertugas mengawasi, mengkoordinasi dan menerima pertanggung jawaban secara langsung bagaian operaton (teller,

  customer service , back office dan operation pembiayaan),

  bertanggung jawab atas pelaksanaan operational harian di bagian lain, seperti ijin keluar-masuk dan penggunaan inventaris kantor.

  c) Head Teller

  Bertanggung jawab dan mengawasi jalannya transaksi dan tugas seluruh teller.

  d) Teller

  Melayani penarikan tunai., melayani setoran., melayani transfer., memberikan pelayanan kepada nasabah (melayani pindah buku, melayani inkaso dan melayani kliring), membuat kas register, dan perincian mutasi kasir.

  e) Customer Service

  Melakukan pembukaan dan penutupan rekening tabungan, ATM, Melayani dan menerangkan kepada nasabah dan calon nasabah tentang produk bank.

f) Operational Pembiayaan

  Bertugas atas administrative pembiayaan terhadap seluruh nasabah yang mengajukan pembiayaan di BMI.

  g) Back Office

  Bertugas menjalankan kegiatan kliring dan seluruh transaksi antar bank, perorangan dengan bank yang prosesnya melalui Bank Indonesia.

  h) Account Manager

  Bertugas sebagai marketing Bank Muamalat baik di bidang funding (penanaman dana) dan lending (penyaluran dana).

i) Service Assistant

  Bertanggung jawab atas administrasi dokumen-dokumen, berperan sebagai Humas Muamalat, membantu Business Manager,

  Operation Manager, dan General Affair dalam melakukan tugas administratif. j) USPD (Unit Suport Penanaman Modal)

  Bertanggung jawab atas seluruh dokumen yang berkaitan hokum baik intern/ekstern, dokumen nasabah dan dokumen bank, bertindak sebagai legal dan atau memiliki kewenangan secara umum.

  k) General Affair

  Bertanggung jawab atas administrasi karyawan, sarana logistik dan keuangan.

  l) Residence Audit

  Bertugas sebagai auditor dan pengawas seluruh dokumen transaksi dan administrasi kegiatan Bank Muamalat untuk menghindari segala bentuk penyimpangan.

D. Produk-produk BMI Cabang Solo

  1. Produk Penghimpunan Dana

  a. Tabungan Ummat Adalah jenis simpanan dalam mata uang rupiah dimana penyetoran dan penarikan dapat dilaksanakan setiap saat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  b.

   Tabungan Shar-e

  Adalah tabungan yang di kemas khusus dalam bentuk Paket Perdana seharga Rp. 125.000,- dan bekerjasama dengan Kantor Pos Online di seluruh Indonesia.

  c. Tabungan Haji Arafah Adalah tabungan yang ditujukan bagi nasabah yang berniat melaksanakan ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang dikehendaki. d. Giro Wadiah Merupakan titipan dana pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan media cek, bilyet giro dan sarana pemindahbukuan.

  e. Deposito Mudharabah Merupakan jenis investasi dalam bentuk rupiah atau USD dengan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan yang halal, murni syari’ah.

  Dana tersebut akan diinvestasikan secara optimal untuk membiayai berbagai usaha produktif dan terjamin kehalalan dan kesesuaiannya dengan syari’ah.

  f. Deposito Fulinves Adalah jenis investasi pihak ketiga di bank Muamalat dalam mata uang rupiah dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan, yang diperuntukkan bagi nasabah perorangan untuk dikelola secara syariah dan memperoleh bagi hasil. Dan dilengkapi dengan fasilitas asuransi jiwa.

  g. Dana Pensiun Lembaga Keuanagan (DPLK) Muamalat Merupakan suatu program pensiun, yaitu program yang menjanjikan sejumlah uang yang pembayarannya secara berkala dan dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu.

  2. Produk Penyaluran Dana

  a. Untuk memiliki barang dilakukan dengan jual beli : 1) Piutang Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.

  2) Salam adalah pembelian yang diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan di muka.

  3) Piutang Isthisna adalah merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang.

  b. Untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip sewa : Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat hak guna atas barang atau jasa.

  c. Produk pembiayaan syariah yang didasarkan prinsip bagi hasil : 1) Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing- masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan keuntungan dan kerugian di tanggung bersama.

  2) Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak, dimana pihak pertama (shihabul mal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya (mudharib) menjadi pengelola.

  d. Kegiatan penyaluran dana yang dilakukan bank syariah lainnya untuk mendukung kegiatan pembiayaan :

  1) Rahn adalah perjanjian penyerahan harta yang dijadikan pemiliknya sebagai jaminan hutang yang nantinya dapat dijadikan sebagai pembayar hak piutang tersebut. 2) Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada peminjam selama waktu tertentu dan dikembalikan dalam jumlah yang sama pada saat jatuh tempo. 3) Hiwalah adalah perpindahan hak atau kewajiban yang dilakukan pihak pertama kepada pihak kedua untuk menuntut pembayaran hutang dari atau membayar hutang kepada pihak ketiga.

  4) Wakalah adalah penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandate.

  3. Layanan / jasa 1). Kliring adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik

  (DKE) antar bank, baik atas nama bank maupun nasabah, yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

  Waktu kliring ditentukan oleh Bank Indonesia meliputi :

  a. Kliring penyerahan (kliring I) Senin-Kamis pukul 10.30 - 11.00 WIB. - Jum’at pukul 13.300 - 14.00 WIB. -

  b. Kliring pengambilan (kliring II) Senin-Kamis pukul 13.00 - 13.30 WIB - Sistem kliring :

  1. Kliring secara Biasa

  2. Kliring secara Elektronik (RTGS) 2). Transfer adalah jasa pengiriman uang atau pemindahan uang lewat bank baik pengiriman uang dalam kota, luar kota maupun luar negeri. 3). Inkaso adalah suatu kuasa untuk melakukan penagihan, untuk dan atas resiko yang meminta melakukan penagihan (perintah penagihan) dengan menggunakan jasa pihak ketiga agar membantu menagih dengan meluruskan perintah menagih itu kepada pihak yang harus membayar (tertarik) tangguhan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS Dari perumusan masalah yang telah ditetapkan, dan dengan dasar landasan

  teori maka penulis menjabarkan analisisnya sebagai berikut : A.

   Strategi Pemasaran Produk Tabungan Shar-e pada BMI Cabang Solo.

  Strategi pemasaran merupakan salah satu cara untuk mengenalkan produk yang ada di BMI Cabang Solo kepada masyarakat luas, sehingga dapat menambah tngakat perkembangan produk tersebut.

  Adapun strategi pemasaran produk shar-e adalah sebagai berikut :

  1. Bekerjasama dengan Mitra Aliansi yang ditetapkan kantor pusat, seperti :

  a. PT Pos Indonesia Persero Online (SOPP) Dimana calon nasabah/nasabah Bank Muamalat bisa melakukan transaksi kirim uang dan pembelian paket perdana shar-e.

  b. PT Indosat tbk Melakukan kerjasama dalam hal penyedian kartu anggota

  frontliner agen penjualan pulsa isi ulang indosat atau yang dikenal

  dengan nama FMC (frontliner Mentari/IM3/Star One Club) sekaligus berfungsi sebagai kartu ATM dan tabungan.

  c. PT Syarikat Takaful Indonesia Merupakan kerjasama dalam penyediaan kartu shar-e full

  protek , yaitu kartu investasi berangsuran yang dikelola secara d. Koperasi BMT Kerjasama dengan penjual kartu perdana shar-e kepada nasabah yang ditangani oleh koperasi BMT tersebut.

  e. PT Asuransi Jiwa Sinarmas dan lain-lain Merupakan kerjasama dalam penyediaan kartu Shar-e fitrah card, yaitu sebuah kartu dengan berbagai fungsi, yaitu Kartu ATM, Kartu

  Debit, dan transaksi lainnya, selain itu memiiki fungsi sebagai Kartu Diskon, juga berfungsi sebagai Kartu Asuransi yang memberikan manfaat Asuransi Jiwa Berjangka, Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Penyakit Kritis, Santunan Harian Rawat Inap serta Produk Investasi atau Proteksi Unit Link.

  2. Pendekatan kepada nasabah Merupakan promosi yang dilakukan melalui seluruh pegawai bank dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah secara door to door.

  Tujuannya agar bank dapat bertatap muka dengan nasabah atau calon nasabah sehingga dapat menjelaskan secara langsung tentang produk kepada nasabah secara rinci, dapat memperoleh informasi langsung dari nasabah tentang kelemahan produk tersebut, petugas bank dapat langsung mempengaruh nasabah dengan berbagai argument yang dimiliki, memungkinkan terjalin hubungan yang akrab antara bank dengan nasabah, dan lain-lain.

  3. Promosi atau Periklanan Merupakan sarana promosi yang digunakan bank guna menginformasikan segala sesuatu produk yang dihasilkan oeh bank. Dan biasanya dalam bentuk tayangan atau gambar, kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, billboard, koran majalah, televisi atau radio-radio.

  Dengan tujuan meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah,karena dengan promosi tersebut untuk menark nasabah untuk segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan.

  4. Penjualan langsung Merupakan sarana menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah akan produk tersebut,selain itu juga mempengaruhi nasabah untuk membeli. Secara khusus penjualan ini dilakukan oleh customer service.

  B.

  

Tingkat Perkembangan dalam Pemasaran Produk Tabungan Shar-e

Periode Januari-Desember 2008 di BMI Cabang Solo.

  Di Tahun 2004, sebuah inovasi lahir untuk mengawal fatwa MUI tentang haramnya bunga bank, yaitu dengan diluncurkannya produk tabungan

  

shar-e . Shar-e lahir untuk memberi pelayanan diwilayah yang sebelumnya

  tidak terlayani (unserved area) dan serta merta menggugurkan unsur ketidaksediaan jaringan layanan perbankan syariah yang memperoleh pengecualian fatwa MUI tersebut diatas.

  Berkat terobosan ini shar-e meraih predikat The Most Innovative Product untuk kategori “Customer Modes of Entry” dari kementrian Negara Riset dan Teknologi atau Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

  Shar-e tidak hanya memperluas jaringan pelayanan namun juga berdampak

  pada pertumbuhan nasabah yang luar biasa dan menambah jutaan rekening tabungan baru. Sejak kelahiran shar-e, Bank Muamalat berhasil mengembangkan jaringan pelayanannya secara pesat dan signifikan.

  Upaya perluasan jaringan kantor Bank Muamalat di seluruh Indonesia. Sepanjang 2008, BMI telah membuka 37 kantor layanan baru di Indonesia dan Malaysia serta meluaskan layanan shar-e pada jaringan real time online

  Sistem Online Payment Point (SOPP) di 3600 kantor pos di seluruh Indonesia.

  Sedangkan tahun ini BMI akan menambah lagi 70 cabang lainnya. Dengan demikian BMI akan meningkatkan jumlah jaringan kantor dari 224 pada tahun 2008 menjadi 325 kantor yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia dan Malaysia. Adapun data yang dapat dikumpulkan mengenai jumlah nasabah produk tabungan shar-e selama periode Januari-Desember 2008 di BMI Cabang Solo adalah sebagai berikut :

TABEL 4.1 Penjualan Produk Tabungan Shar-e Periode Januari-Desember 2008 di BMI Cabang Solo Bulan

  Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agsta Sept Okt Nov Des Penjualan

  1.218 1.024 759 1.040 877 800 1.926 1.176 849 1.714 3.935 1.258

  Penyelesaian : Untuk mempermudah perhitungan, dibuat tabel seperti berikut ini.

  Bulan Penjualan Semi Total 1/2 rata-rata

  Januari 1.218 Februari 1.024

  Maret 759 5.178 953 April 1.040

  Mei 877 Juni 800

  Juli 1.926 Agustus 1.176

  September 849 Oktober 1.714 10.858 1.810

  November 3.935 Desember 1.258

  Keterangan: Nilai trend yang ada dalam tabel (nilai setengah rata-rata) adalah nilai trend untuk periode bulan Maret dan Oktober, yang diperoleh dari membagi semitotal dengan 6. Semitotal untuk bulan Maret adalah dengan menjumlahkan penjualan produk tabungan shar-e dari bulan Januari-Juli. Sedangkan untuk bulan Oktober adalah dengan menjumlahkan penjualan produk shar-e dari bulan Juli- Desember.

  Tingkat Perkembangan Nasabah Produk Tabungan Shar-E Periode Jan-Des 2008 4.500 4.000 3.500 3.000 n la 2.500 jua n

  2.000 1.810

  Pe 1.500 1.000

  953 500

  • i i il ri ret er ari ni Jul er er er Me tus

    Ju

    ua Apr nu

  tob Ma mb mb br mb

  Ja se Agus Ok ve

  Fe pte De No

  Se Bulan

Gambar 4.1 Garis Trend Penjualan Produk Tabungan Shar-e Periode

  Dari data yang diperoleh menyebutkan bahwa dalam produk tabungan

  

shar-e di BMI Cabang Solo selama periode Januari-Desember 2008 terdapat

  perkembangan nasabah yang lumayan baik. Terbukti pada Pada 2008 lalu, pertumbuhan customer base BMI sebagian besar berasal dari nasabah shar-e.

  Per Akhir Desember 2008, nasabah shar-e telah mencapai 1,8 juta atau naik 50% dibanding 1,2 juta pada akhir 2007.

  Perkembangan produk tabungan shar-e ini dipengaruhi karena terdapat beberapa keunggulan yang memenuhi kriteria nasabah, yakni setoran awal dalam pemerolehan produk tabungan ini tergolong murah, mudah memperolehnya (bisa di kantor pos seluruh Indonesia), saldo bisa di NOL rupiahkan serta dapat melakukan penyetoran tunai melalui kantor pos on-line dan counter Bank Muamalat dimanapun tanpa dikenakan biaya.

  Pada bulan September, Bank Muamalat mengenakan biaya adminstrasi yang semula Rp 0,00,- menjadi Rp 3.500,00,-. Meskipun dengan dikenakan biaya administrasi, tidak mempengaruhi minat nasabah dalam menggunakan produk tersebut. Walaupun terdapat nasabah yang sedikit kecewa dengan adanya biaya administrasi. Tetapi kekecewaan tersebut dapat tertutup oleh fasilitas service yang diberikan BMI untuk nasabahnya, seperti

  

phone banking dan SMS banking. Sehingga nasabah dapat secara langsung

  mengetahui informasi yang ingin diketahui dan keluhan yang sedang di hadapi. Seperti ingin mengetahui informasi saldo, histori transaksi, mengubah PIN dan lain-lain. Bahkan juga apabila terdapat masalah dalam kartu tersebut,

  Dengan adanya fasilitas tersebut, nasabah tidak perlu jauh-jauh datang ke bank untuk mengatasi masalahnya tersebut. Dan karena biaya administrasi ini masih relative kecil dari biaya administrasi dari bank lain. Dengan adanya fasilitas tersebut nasabah tidak merasa dirugikan. Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan adalah faktor kepercayaan nasabah terhadap pihak lembaga, serta kepuasan nasabah dalam pelayanannya.

  C.

  

Keunggulan Produk Tabungan Shar-e dibandingkan Produk tabungan

lain di BMI Cabang Solo.

  Di BMI Cabang Solo terdapat beberapa macam untuk produk tabungan dan memiliki beberapa keuntungan masng-masing. Produk tabungan tersebut antara lain, adalah produk tabungan shar-e, produk tabungan Ummat dan produk tabungan Haji Arafah.

  1. Produk tabungan shar-e Adalah tabungan yang dikemas khusus dalam bentuk Paket

  Perdana seharga Rp 125.000,- dan bekerjasama dengan kantor pos Online di seluruh Indonesia. Persyaratan untuk memperoleh produk tabungan

  shar-e cukup hanya menyertakan fotocopy identitas diri

  (KTP/SM/Pasport) yang masih berlaku, mengisi formulir aplikasi serta setoran awal sebesar Rp 125.000,- Beberapa keunggulan dan fasilitas dalam menggunakan produk shar-e, antara lain : a. Kartu ATM : penarikan tunai di lebih dari 8.800 jaringan ATM BCA dan ATM Bersama di seluruh Indonesia 24 jam Nonstop.

  b. Sebagai kartu debit untuk berbelanja di 18.000 merchant berlogo debit BCA/PRIMA seluruh Indonesia.

  c. Bagi hasil bersaing tiap bulan.

  d. Fasilitas sms dan phone Banking 24 jam : informasi saldo, histori transaksi, ubah PIN, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran ZIS dan lain-lain.

  e. Fasilitas pembayaran zakat otomatis.

  f. Fasilitas pembayaran otomatis (autodebet) tagihan bulanan, telepon, listrik dan lain-lain.

  g. Dapat setor tunai lewat kantor pos di seluruh Indonesia .

  h. Saldo bisa di NOL rupiahkan dengan masa tenggang kartu shar-e 3 bulan. i. Gratis tarik tunai diseuruh ATM Bersama dan jaringan ATM BCA diseluruh Indonesia. j. Bisa transfer antar bank yang tergabung dalam ATM Bersama. k. Mendapatkan kesempatan mengikuti undian 365 Umroh Gratis dari Bank Muamalat.

  2. Produk tabungan Ummat Adalah jenis simpanan dalam mata uang rupiah dimana penyetoran dan penarikan dapat dlaksanakan setiap saat dengan ketentuan yang menyertakan fotocopy identitas diri (KTP/SM/Pasport) yang masih berlaku, mengisi formulir aplikasi serta setoran awal sebesar Rp 500.000,- Beberapa keuntungan menggunakan produk ini, antara lain : a. Akses lebih dar 8.888 ATM BCA dan ATM Bersama.

  b. Tarik tunai bebas biaya diseluruh ATM Muamalat, ATM bersama dan ATM BCA.

  c. Sebagai kartu debit untuk berbelanja di semua merchant berlogo debit BCA/PRIMA seluruh Indonesia.

  d. Bagi hasil bersaing tiap bulan.

  e. Transfer ke semua bank diseluruh Indonesia via ATM.

  f. Cek saldo via SMS dan SalaMuamalat.

  g. Layanan Phone Banking 24 jam : informasi saldo, histori transaksi, ubah PIN, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran ZIS dan lain- lain.

  h. Fasilitas pembayaran otomatis (autodebet) tagihan bulanan. i. Terdapat uang mengendap sebesar Rp 250.000,-

  3. Produk tabungan Haji Arafah Adalah jenis tabungan yang ditujukan bagi nasabah yang berniat untuk melaksanakan ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang dikehendaki. Produk tabungan ini biasanya hanya bersifat sementara, yakni apabila tabungan nasabah untuk melaksanakan ibadah haji sudah terpenuhi untuk melaksanakan ibadah haji

  Keuntungan dan fasilitas :

  a. Menguntungkan, akan diberikan bagi hasil secara otomatis yang akan ditambahkan ke dalam saldo tabungan Arafah.

  b. Terencana, tahun keberangkatan dan besarnya setoran tabungan dapat direncanakan sesuai kemampuan.

  c. Terjamin, Bank Muamalat on-line dengan siskohat Departemen Agama sehingga memberi kepastian untuk memperoleh porsi/quota keberangkatan.

  d. Aman, khusus nasabah yang memiliki saldo efektif minimal Rp 5.000.000,- akan memperoleh perlindungan Asuransi Syariah.