HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA (Di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN

KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA

(Studi Di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang)

  

PUPUT NURIMAH

143210135

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

  

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN

KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA

(Studi Di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang)

  SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program

  Studi S1 Ilmu Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika

  Jombang PUPUT NURIMAH

  143210135

  

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Puput Nurimah NIM : 143210135 Tempat, tanggal Lahir : Lumajang, 0 5 Juli 1996 Institusi : Prodi S1 Keperawatan STIKes ICME Jombang

  Menyatan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Lama Menderita Hipertensi dengan Kejadian Demensia Pada lansia (Studi di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang)”. Adapun skripsi ini bukan milik orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumber.

  Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

  Jombang, 07 September 2018

  Puput Nurimah 143210135

RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Lumajang pada tanggal 05 Juli 1996 dengan jenis kelamin perempuan. Pada tahun 2008 penulis lulus dari SDN 03 Sumberwuluh Lumajang, Tahun 2011 penulis lulus dari SMPN 01 Candipuro Lumajang, Tahun 2014 penulis lulus dari SMKN 01 Pasirian Lumajang, Tahun 2014 sampai sekarang penulis mengikuti pendidikan Prodi S1 Ilmu Keperawatan di STIKES ICME Jombang.

  Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

  Jombang, 07 September 2018

  Puput Nurimah 143210135

  PERSEMBAHAN

  Seiring doa dan puji syukur aku persembahkan skripsi ini untuk :

  1. Allah SWT, karena atas ijin dan karunia-Nya maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT yang meridhoi dan mengabulkan segala doa.

  2. Bapak dan ibuku tersayang, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya.

  3. Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya.

  4. Teman seperjuangan (S1 Ilmu Keperawatan kelas 8C), tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak akan mungkin sampai disini, terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir perjuangan selama kurang lebih 4 tahun ini.

  5. Sahabat-sahabatku tersayang Kost Elit (Yeni, Niki, Eni, Elis, Ayik, Karinda, Rum dan Yumnun), Terimakasih atas segala dukungan, semangat, dan motivasi selama ini.

  6. Buat semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan segala syukur yang tak terhingga serta bahagia yang memecah, saya hanya bisa mengucapkan hamdalah.

  

MOTTO

  “Kerahkan hati, pikiran, dan jiwa kedalam aksi yang paling kecil sekalipun untuk meraih kesuksesan.”

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Lama Menderita Hipertensi dengan Kejadian Demensia Pada Lansia ( Studi di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang)” ini dengan sebaik-baiknya.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat H.imam Fatoni, S.KM.,MM selaku ketua STIKes ICME Jombang, ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan, Bapak Dr. Hariyono, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini, ibu Maharani Tri Puspitasari, S.Kep.,Ns.,MM selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu demi terselesaikannya skripsi ini. Kepala Desa Peterongan Kabupaten Jombang yang telah memberikan ijin penelitian, serta teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

  Jombang, 07 September 2018 Penulis

  

ABSTRAK

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN

DEMENSIA PADA LANSIA

(Di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang)

Oleh :

  

PUPUT NURIMAH

143210135

Hipertensi merupakan kejadian peningkatan tekanan darah dan sementara

tekanan darah terus menerus meningkat yang dapat membuat kerusakan lebih besar pada

tubuh. Lansia akan lebih mudah terkena hipertensi karena terjadi banyak perubahan

fungsi dan struktur dalam tubuhnya. Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang

lama kini dapat mempengaruhi gangguan penurunan fungsi kognitif pada lansia salah

satunya yaitu fungsi memori yang bila dibiarkan secara kronis akan menyebabkan

demensia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan lama menderita

hipertensi dengan kejadian demensia di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten

Jombang.

  Desain penelitian ini yang digunakan adalah analitik korelasi. Populasi dalam

penelitian ini adalah lansia di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random

Sampling. Pengumpulan data menggunakan kusioner dan test mini mental examination

dengan menggunakan uji statistik rank spearman.

  Hasil penelitian menunjukkan 54 responden diketahui bahwa responden

mengalami lama menderita hipertensi durasi sedang (6-10 tahun) sejumlah 28 (51.9%),

responden mengalami lama menderita hipertensi durasi ringan (1-5 tahun) sejumlah 24

(44.4%), responden mengalami lama menderita hipertensi panjang (>10 tahun) sejumlah

2 (3.7%) dan kejadian demensia sedang sejumlah 26 (48.1%), kejadian demensia ringan

sejumlah 18 (33.3%), kejadian demensia normal sejumlah 10 (18.5%) dengan hasil uji

rank spearman dengan nilai p=0,000 Kesimpulannya adalah ada hubungan antara lama menderita hipertensi dengan

kejadian demensia pada lansia di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang.

  Kata Kunci : Lama menderita hipertensi, Kejadian Demensia, Lansia

  

ABSTRACT

RELATION OF LENGTH OF SUFFERING HYPERTENSION TO DEMENTIA OF

ELDERLY

(At Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang)

By :

  

PUPUT NURIMAH

143210135

Hypertension is an occurrence of an increase in blood pressure and while blood

pressure continues to increase which can make greater damage to the body. Elderly will

be more susceptible to hypertension because there are many changes in function and

structure in the body. Hypertension that occurs over a long period of time can affect

impaired of cognitive function to elderly, one of which is a memory function that if it left

out chronically will cause dementia. The purpose of this study to determine the Relation

of Length of suffering Hypertension to Dementia of Elderly Dusun Pajaran, Peterongan

Village, Kab Jombang.

  Research design used was correlation analytic. The population in this research

were the elderly in Dusun Pajaran, Peterongan Village, Kab Jombang. In this research

the sampling technique used was Simple Random Sampling. Data collection using

questionnaire and test mini mental examination by using rank spearman statistical test.

  The results showed 54 respondents were known that respondents experienced

Length of suffering Hypertension (6-10 years) a number of 28 (51.9%), respondents

experienced Length of suffering Hypertension in a mild duration (1-5 years) a number of

24 (44.4%), respondents experienced Length of suffering Hypertension in long-term

hypertension (> 10 years) of 2 (3.7%) and the incidence of moderate dementia was 26

(48.1%), the incidence of mild dementia was 18 (33.3%), the incidence of normal

dementia was 10 (18.5%) with the results of the Spearman rank test with p value = 0,000

The conclusion says that there is a Relation of Length of suffering Hypertension to Dementia of Elderly at Dusun Pajaran, Peterongan Village, Kab Jombang.

  Keywords : Length of suffering hypertension, dementia incidence, Elderly

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM ......................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................................. iv

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. v

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vii

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................... viii

MOTTO ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

ABSTRAK ......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................

  1.1. Latar Belakang ...................................................................................

  1 1.2. Rumusan Masalah................................ .............................................

  3 1.3. Tujuan.................................................................................. ..............

  3 1.4. Manfaat.................................................................................. ............

  4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................

  2.1 Konsep Hipertensi............................................................. ................

  5

  2.2 Konsep Demensia .............................................................................. 12

  2.3 Konsep MMSE .................................................................................. 17

  2.4 Konsep Lansia ................................................................................... 21

  BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

  3.1 Kerangka Konseptual..................................................................... .. 31

  3.2 Hipotesis Penelitian....................................................................... ... 32 BAB 4 METODE PENELITIAN .....................................................................

  4.1 Jenis Penelitian............................................................................. .... 33

  4.2 Rancangan Penelitian ................................................................... ... 33

  4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... .. 33

  4.4 Populasi, Sampel dan Sampling .................................................... .. 34

  4.5 Jalannya Penelitian (Kerangka Kerja) .......................................... ... 36

  4.6 Identifikasi Variabel ................................................................... ..... 37

  4.7 Definisi Operasional ................................................................... ..... 37

  4.8 Pengumpulan Data dan Analisa Data.................... ........................... 38

  4.9 Etika Penelitian ................................................................................ 44 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................

  5.1 Hasil Penelitian............................................................................. ... 45

  5.2 Pembahasan............................................................................. ........ 50 BAB 6 HASIL KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................

  6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 59

  6.2 Saran ................................................................................................ 59 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

  LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

No. Tabel Daftar Tabel Halaman

  1 Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi……………………………………….. 6

  2 Tabel 2.3 Pemeriksaan MMSE ……………………………………….... 19

  3 Tabel 4.2 Definisi Operasional Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan Kejadian Demensia Pada Lansia di Dusun Pajaran Desa Peterongan Kabupaten Jombang ……………………....

  38

  4 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di Dusun Pajaran De

  46 sa Peterongan Kabupaten Jombang……………...

  5 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Dusun Pajaran Desa Peterongan

  46 Kabupaten Jombang………

  6 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Dusun Pajaran

  47 Desa Peterongan Kabupaten Jombang………

  7 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan genetik di Dusun Pajaran Desa Peterongan Kabupaten Jombang

  47 ……....

  8 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan olahraga di Dusun Pajaran Desa Pet

  47 erongan Kabupaten Jombang……....

  9 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama menderita hipertensi di Dusun Pajaran, Desa Peterongan Kabupaten

  48 Jombang……………………...................................................

  10 Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian demensi pada lansia di Dusun Pajaran Desa Peterongan

  48 Kabupaten Jombang…………………………………………

  11 Tabel 5.8 Tabulasi silang Hubungan lama menderita hipertensi dengan kejadian demensia pada lansia di Dusun Pajaran, Desa

  49 Peterongan, Kabupaten Jombang……....................................

  

DAFTAR GAMBAR

No.Daftar Gambar Daftar Gambar Halaman

  1. Gambar 3.1 Kerang konseptual Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan Kejadian Demensia Pada Lansia di Dusun Pajaran

  31 Desa Peterongan Kabupaten Jombang…………………

  2. Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan Kejadian Demensia Pada Lansia di Dusun Pajaran

  36 Desa Peterongan Kabupaten Jombang ……………….

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Jadwal Penyusunan Skripsi Lampiran 2 : Surat Pernyataan Perpustakaan Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian Lampiran 4 : Surat Balasan Lampiran 5 : Permohonan Menjadi Responden Lampiran 6 : Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 7 : Kusioner Lampiran 8 : Kisi-kisi Kusioner Lampiran 9 : Tabulasi Data Umum Responden Lampiran 10 : Tabulasi Data Khusus Responden Lampiran 11 : Hasil Uji SPSS Lampiran 12 : Lembar Konsultasi

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN DAFTAR LAMBANG

  1. H1 : Hipotesis alternatif 2. % : Prosentase 3. : Rho (tingkat signifikasi)

  ρ

  4. N : Jumlah populasi 5. n : Besar sampel yang dibutuhkan 6. d : Tingkat kepercayaan 7. > : lebih besar 8. < : lebih kecil 9. f : Frekuensi 10. : Jumlah skor yang diperoleh

  ∑f 11. : Alpha

  ɑ

DAFTAR SINGKATAN

  STIKes : Sekolah Tinggi IlmuKesehatan

  ICMe : Insan Cendekia Medika WHO : World Health Organization HDL : High Destiny Lipoprotein LDL : Low Destiny Lipoprotein MMSE : Mine Mental State Examination

  1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pola gaya hidup masa kini yang semakin berkembang menyebabkan meningkatnya angka kejadian penyakit degeneratif seperti hipertensi.

  Hipertensi atau yang dikenal dengan darah tinggi merupakan kejadian peningkatan tekanan darah dan menimbulkan gejala tertentu yang mampu membuat kerusakan yang lebih besar pada tubuh dan otak seperti kerusakan sistem saraf pusat sehingga terjadi penurunan fungsi kognitif yang dapat menyebabkan demensia. Demensia terjadi pada lansia yang mengalami hipertensi dalam jangka waktu yang lama. Semakin tekanan darah meningkat dalam kurun waktu yang cukup lama maka hal tersebut menjadi pemicu terjadinya demensia yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan dalam mengingat dan menyerap informasi, yang tentunya akan sangat menggangu kualitas hidup lansia (Matius D, 2015:4).

  Diperkirakan 20% atau satu diantara lima orang penduduk di Negara maju, seperti Amerika mengalami hipertensi. Keadaan ini mencerminkan bahwa hipertensi di negara-negara maju menjadi masalah kesehatan paling dominan dan membutuhkan penanganan serius. Tingginya angka kematian akibat serangan penyakit hipertensi juga menyebabkan sejumlah negara maju waspada terhadap serangan penyakit tersebut (Gloria V, 2016:2).

  Data WHO (2011), didapatkan 1 milyar lansia menderita hipertensi dari 2/3 diantaranya berada dinegara berkembang. Prevelensi hipertensi diperkirakan semakin meningkat, dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% atau milyar lansia diseluruh dunia menderita hipertensi, sedang di indonesia angka kejadian hipertensi cukup tinggi, data statistik terbaru menyatakan bahwa terdapat 24,7% penduduk lansia di asia tenggara mengalami hipertensi. Sedangkan jumlah penduduk lansia di Jawa Timur 2015 mengalami kenaikan sekitar 0,1% atau 90.484 jiwa. Hal ini menunjukkan kenaikan di bandingkan tahun 2014 lalu dimana tahun 2015 berjumlah 3.832.295 jiwa sedangkan 2014 berjumlah 3.741.811 jiwa (Trimarjono, 2015). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang jumlah lansia tahun 2016 sebanyak 182.096 lansia. Jumlah penyakit Hipertensi di kabupaten jombang menduduki peringkat ke 3 dengan jumlah kasus sebesar 35.130 lansia (11,29%) (Dinkes Jombang, 2016).

  Hipertensi yang tidak terkontrol akan menyebabkan aterosklerosis pada otak yang pada gilirannya diduga berkolerasi dengan demensia. Sebagai akibat lanjut akan menganggu fungsi kehidupan sehari-hari dari penderita. Hipertensi yang kronis atau yang terjadi sangat lama akan membuat sel otot polos pembuluh darah otak berproliferasi. Proliferasi ini mengakibatkan lumen semakin sempit dan dinding pembuluh darah semakin tebal sehingga nutrisi yang dibawa darah keotak juga terganggu. Sel neuron di otak akan mengalami iskemik apabila tidak segera dilakukan penanganan. Saat iskemik terjadi, pompa ion yang membutuhkan ATP akan tidak berfungsi sehingga ion natrium dan kalsium akan terjebak dalam sel neuron. Natrium dan kalsium tersebut pada akhirnya akan membuat sel neuron mati dan menimbulkan gangguan penurunan fungsi kognitif, salah satunya fungsi memori yang bila dibiarkan secara kronis dapat menyebabkan demensia (Baars LMaE, 2010:110). Demensia sangat menganggu kualitas hidup penderita dan akan mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang, dimana berbagai fungsi mulai menurun, meningkatnya risiko menurunnya daya ingat, kemampuan mengurus diri sendiri yang sangat penting dalam kehidupan sehari hari (Gloria V, 2016:2).

  Masalah lansia dengan hipertensi menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi terjadinya penurunan fungsi kognitif terutama fungsi memori (demensia). Dalam mengatasi kejadian demensia, maka harus dilakukan kegiatan mengingat, berbicara, berpikir, konseling untuk lansia maupun keluarganya, menciptakan lingkungan yang membuat penerimaan lebih baik te:rhadap perawatan agar lansia dapat tetap mandiri dan produktif (Maryam S, 2015:45)

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada hubungan lama menderita hipertensi dengan kejadian demensia pada lansia di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang ?

1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum

  Menganalisis hubungan lama menderita hipertensi dengan kejadian demensia pada lansia di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang.

  1.3.2 Tujuan Khusus

  a. Mengidentifikasi kejadian lama menderita hipertensi pada lansia di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang.

  b. Mengidentifikasi kejadian demensia pada lansia di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang.

  c. Mengidentifikasi hubungan lama menderita hipertensi dengan kejadian demensia pada lansia di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat Teoritis

  Penelitian ini dapat menjadi landasan dalam menambah khasanah pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan keperawatan khususnya.

  1.4.2 Praktis

  Dari hasil penelitian ini di harapkan masyarakat khususnya yang mengalami penyakit hipertensi dapat mengendalikan diri dari faktor yang dapat memicu demensia.

  5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Hipertensi

  2.1.1 Definisi Hipertensi

  Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah perisisten dimana tekanan sisitolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg (Majority J, 2015:10).

  Hipertensi adalah suatu penyakit yang biasanya tidak menimbulkan gejala, dan sementara tekanan darah terus menerus menigkat dalam jangka waktu lama yang bisa menyebabkan komplikasi seperti gangguang fungsi kognitif, stroke dll (Jannifer, 2016:68).

  American Sosiety of Hypertension (ASH) menyebutkan hipertensi

  adalah suatu penyakit atau kumpulan gejala gangguan kardiovaskuler progresif yang terjadi sebagai akibat dari kondisi penyakit kompleks yang saling berhubungan (Nuraini, 2015:12).

  2.1.2 Klasifikasi Hipertensi

  Klasifikasi hipertensi menurut WHO dibagi menjadi 3, yaitu :

  a. Tingkat I tekanan darah meningkat tanpa gejala-gejala dari gangguan atau kerusakan pada system kardiovaskuler.

  b. Tingkat II tekanan darah dengan gejala hipertrofi kardiovaksuler, tetapi tanpa adanya gejala-gejala kerusakan dan gangguan dari organ lain.

  c. Tingkat III tekanan darah meningkat dengan gejala-gejala yang jelas dari kerusakan dan gangguan organ lain (Sharif La, 2012:242).

  Bianti N (2015) menyebutkan klasifikasi hipertensi dibagi menjadi 4, yaitu :

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik

  Normal < 120 mmHg > 80 mmHg Pre-Hipertensi 120-139 mmHg

  80

  • – 89 mmHg

    Hipertensi Stage 1 140-159 mmHg 80-99 mmHg

    Hipertensi Stage 2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg er : Majority J, 2015:11

  Sumb

2.1.3 Etiologi Hipertensi

  Pada umumnya penyebab hipertensi masih belum diketahui secara spesifik. Hipertensi terjadi karena peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan darah perifer. Namun ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipertensi antara lain : a. Genetik

  Di dapatkan 70-80% kasus hipertensi diakibatkan karena faktor keturunan. Keluarga yang memiliki riwayat hipertensi maka dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada keluarga yang tidak memiliki riwayat hipertensi (Situmorang P, 2015:68).

  b. Obesitas Obesitas sangat erat kaitannya dengan hipertensi. Di perkirakan 70% orang yang menderita hipertensi adalah mereka yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Jika seseorang memiliki berat badan yang berlebih maka volume darah akan bertambah pula sehingga kerja jantung dalam memopah darah keseluruh tubuh juga semakin berat (Majority J, 2015:12). c. Stres Tekanan darah sewaktu-waktu dapat meningkat jika seseorang mengalami stres. Ketika stres, hormon adrenalin pada tubuh akan mengalami peningkatan sehingga menyebabkan kerja jantung dalam memompah darah lebih cepat dan tekanan darah pun meningkat (Majoritiy J, 2015:12).

  d. Kurang olahraga Kurangnya olahraga atau aktivitas fisik dapat mengakibatkan risiko hipertensi dikarenakan bertambah pula risiko kegemukan. Seseorang yang tidak aktif cenderung kerja jantung akan semakin cepat dan otot jantung juga harus bekerja lebih keras dalam setiap kontraksi, semakin besar untuk memompah maka kemungkinan besar kekuatan yang mendesak arteri (Situmorang P, 2015:13).

  e. Kebiasaan merokok Merokok menjadi salah satu penyebab penyakit jantung. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah karena kandungan nikotin yang mempengaruhi peredaran darah dalam tubuh sehingga terjadi kerusakan pada pembuluh darah (Situmorang P, 2015:69).

  f. Pola makan yang salah Pola makan yang tidak dijaga dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya hipertensi. Konsumsi garam dapur dalam jumlah yang tinggi, konsumsi makanan yang diawetkan dapat meningkatkan tekanan darah karena terdapat kandungan natrium berlebih. Natrium yang berlebih akan menggumpal pada dinding pembuluh darah sehingga menyumbat aliran darah (Situmorang P, 2015:69).

2.1.4 Manifestasi Klinis Hipertensi

  Penelitian yang dilakukan oleh FKUI dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) didapatkan bahwa hipertensi kadang tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti ginjal, mata, otak dan jantung. Namun, terdapat pasien yang mengalami gejala dengan sakit kepala, epistaksis (Sharif La, 2012:245).

  Rina P. Situmorang (2015) menyebutkan gejala hipertensi pada masing-masing individu bervariasi, antara lain : a. Sakit kepala

  b. Jantung berdebar dan gelisah

  c. Sulit bernafas setelah beraktivitas berat

  d. Mudah lelah

  e. Penglihatan kabur

  f. Epistaksis

  g. Sering buang air kecil terutama saat malam hari

  h. Terasa berputar-putar (vertigo) i. Kesemutan pada kaki dan tangan j. Lemas (Mujahidullah K, 2012:106).

  Penderita sering kali tidak mengenali gejala yang timbul, keluhan yang timbul tidak spesifik seperti : sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, pusing, penglihatan kabur, sakit didada dan mudah lelah sehingga hipertensi sering disebut sebagai pembunuh diam-diam (silent killer) (Depkes RI, 2013).

2.1.5 Patofisiologi Hipertensi

  Tekanan darah dipengaruhi volume sekuncup dan total peripheral resistance. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut yang tidak terkompensasi maka dapat menyebabkan timbulnya hipertensi. Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan mempertahankan stabilitas tekanan darah dalam jangka panjang. Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini saraf simpatik yang berlanjut kebawah korda spinalis dan keluar dari kolomna medulla ke ganglia simpatis di torax dan abdomen, rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui syaraf simpatis. Pada titik ganglion ini neuron prebanglio melepaskan asetilkolin yang merangsang serabut saraf paksa ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya nere freneprine mengakibatkan kontriksi pembuluh darah (Sharif La, 2012:244).

  Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah akibat aliran darah yang ke ginjal menjadi kurang atau menurun dan berakibat diproduksinya rennin, rennin akan merangsang pembentukan angiotensi I yang kemudian diubah menjadi angiotensi II yang merupakan vasokonstrikor kuat yang merangsang sekresi aldosteron oleh cortex adrenal dimana hormon aldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan menyebabkan peningkatan volume cairan intra vaskuler yang menyebabkan hipertensi (Sharif La, 2012:244).

2.1.6 Komplikasi Hipertensi

  Komplikasi yang ditimbulkan apabila hipertensi tidak segera ditangani, yaitu : a. Otak

  Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama dapat menyebabkan stroke dan demensia. Tekanan darah yang tinggi akan merusak dinding pembuluh darah sehingga lama kelamaan dinding pembuluh darah semakin sempit..

  b. Kardiovaskular: infark miokard, gagal jantung.

  c. Ginjal: penyakit ginjal kronik.

  d. Mata : retinopati (Majority J, 2015:14).

  Sharif La (2012) menyebutkan bahwa ada komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi diantaranya: penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient ischemic attack (TIA). Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miokard akut (IMA). Penyakit ginjal, penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, dan oedema pupil (Sharif La, 2012:246).

2.1.7 Pencegahan Hipertensi

  a. Pencegahan Primer Faktor resiko hipertensi antara lain : tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, obesitas, dan konsumsi garam yang berlebih dianjurkan untuk :

  1. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, diabete mellitus, dan sebagainya.

  2. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

  3. Mengubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.

  4. Melakukan olahraga untuk mengendalikan berat badan (Mujahidullah K, 2012:108).

  b. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder dilakukan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa :

  1. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.

  2. Faktor resiko penyakit jantung iskemik yang lain harus dikontrol.

  3. Batasi aktivitas (Mujahidullah K, 2012:109).

  Tindakan pencegahan pada hipertensi sangat penting dilakukan untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan merubah pola makan dan gaya hidup. Upaya yang dapat dilakukan, antara lain : a. Perubahan pola makan

  b. Pembatasan penggunaan garam, bumbu penyedap dan makanan berpengawet c. Membatasi konsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi

  d. Menghentikan kebiasaan merokok

  e. Melakukan olahraga secara teratur f. Menghindari stress (Majority J, 2015:17).

2.1.8 Cara menghitung dan kategori lama menderita hipertensi

  Menghitung Rentang waktu responden yang menderita hipertensi, dihitung mulai pertama kali terdiagnosa sampai dilakukan penelitian, dihitung dalam satuan tahun. Sedangkan kategori lama menderita hipertensi menurut Wardah (2015) dibagi menjadi 3, yaitu 1-5 tahun (durasi pendek), 6-10 tahun (durasi sedang) dang > 10 tahun (durasi panjang)

2.2 Konsep Demensia

2.2.1 Definisi Demensia

  Demensia adalah suatu sindrom yang dikarakteristikkan dengan adanya kehilangan kapasitas intelektual yang melibatkan tidak hanya ingatan (memori), namun juga kognitif, bahasa, kemampuan visuospasisal, dan kepribadian. Kelima komponen tersebut tidak harus terganggu seluruhnya, namun pada sebagian besar kasus, kelima komponen ini memang terganggu dalam derajat yang bervariasi (Mujahidullah K, 2012:31).

  Demensia adalah gangguan memori yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku yang mengganggu atau tidak menggangu. Demensia bukan penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala dari beberapa penyakit atau berbagai kondisi tertentu sehingga menunjukkan adanya perubahan kepribadian dan tingkah laku (Effendi et al, 2014:333).

  Demensia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kerusakan fungsi kognitif dan global yang biasanya bersifat progresif dan mempengaruhi aktivitas sosial dan okupasi yang normal juga aktivitas kehidupan sehari-hari (Stanley M, 2007:467).

2.2.2 Etiologi Demensia

  Keadaan yang secara potensial reversible atau bisa dihentikan :

  a. Intoksikasi obat (obat, termasuk alkohol, dan lain-lain)

  b. Infeksi susunan saraf pusat

  c. Gangguan metabolik

  d. Gangguan nutrisi

  e. Gangguan vaskuler (demensia multi infark) (Mujahadullah K, 2012:32)

  Penyakit degenerative progresif :

  a. Penyakit pick

  b. Penyakit Parkinson c. Penyakit degenerative (hipertensi) (Mujahidullah K, 2012:32).

  Penyakit demensia yang reversibel sangat penting untuk diketahui, karena dengan pengobatan yang baik penderita dapat kembali menjalankan hidup sehari-hari yang normal. Penyebab demensia yang lain, yaitu

  D

  • – Drugs (obat-obatan)
  • – Emotional (gangguan emosi, missal depresi)

  E

  M

  • – Metabolic (Endokrin)
  • – Eye and Ear (disfungsi mata dan telinga)
  • – Nutrition
  • – Tumor dan Trauma
  • – Infection
  • – Aterosclerotic (Komplikasi penyakit aterosklerosis) (Mujahidullah K, 2012:32).

  E

  N

  T

  I

  A

2.2.3 Faktor Resiko Demensia

  Faktor resiko terjadinya demensia, antara lain :

  a. Usia Umur akan mempengaruhi terjadinya demensia, dengan bertambahnya umur maka resiko demensia juga semakin bertambah.

  Peningkatan demensia dua kali lipat setelah melewati umur 60 tahun (Wreksoatmodjo, 2014:11).

  b. Gender Perempuan lebih banyak mengalami demensia dibandingkan dengan laki-laki, dikarenakan perempuan mempunyai harapan hidup yang leih baik dan bukan karena perempuan lebih mudah mengalami penyakit ini (Rochmah, 2009:12).

  c. Ras Penelitian di Amerika menyatakan bahwa kejadian demensia dua kali lebih tinggi terjadi pada kalangan ras berkulit putih. Di Negara Asia prevelensi demensia lebih rendah (Wreksoatmodjo, 2014:12).

  d. Tekanan Darah Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang terjadi pada usia 35-75 tahun dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif dan peningkatan terjadinya demensia. Tekanan darah tinggi yang terjadi pada usia lanjut akan meningkatkan aterosklerosis, jumlah lesi iskemik otak, jumlah plak di korteks dan atrofi hippocampus (pusat memori) (Poulin et al, 2011:12).

2.2.4 Tanda Dan Gejala Demensia

  Alzheimer's Disease and Related Disorders Association (2007), tanda dan gejala demensia, antara lain a.

  Hilang ingatan

  b. Aprakxia (Penderita mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas

  sehari-hari)

  c. Gangguan bahasa (Penderita sulit mengungkapkan kata dalam

  mengungkapkan isi pikirnya, semakin parah penyakitnya maka ucapannya semakin sulit dimengerti)

  d. Disfungsi visuo-spatial (disorientasi waktu dan tempat) e.

  Salah menempatkan segala sesuatu f. Perubahan tingkah laku g. Perubahan kepribadian h.

  Kehilangan inisiatif atau apatis (Nugroho W, 2012:14).

2.2.5 Tahapan Demensia

  Khalid Mujahidullah (2012) menyebutkan tahapan demensia dibagi menjadi 3, antara lain : a. Tahapan Awal (Ringan)

  Ditandai dengan gangguan memori subjektif, konsentrasi buruk dan gangguan visuo-spatial, disorientasi waktu dan tempat. Penderita mungkin mengeluh agnosia kanan-kiri serta mengalami perubahan kepribadian (Mujahidullah K, 2012:33).

  b. Tahap Pertengahan (Sedang) Terjadi tanda yang mengarah kekerusakan fokal-kortikal, walaupun tidak terlihat pola defisit yang khas. Gejala yang disebabkan oleh disfungsi lobus parietalis (missal agnosia, dispraksia, dan akalkulia) sering terjadi. Gejala neurologic mungkin termasuk antara lain tanggapan ekstensor dan plantaris sera beberapa kelemahan fasial. Delusi dan halusinasi mungkin terjadi, walaupun pembicaraan mungkin masih kelihatan normal (Mujahidullah K, 2012:34).

  c. Tahap Akhir (Berat) Pembicaraan terganggu berat, mungkin sama sekali hilang, penderita nampak terus menerus apatik, banyak penderita tidak mengenali diri sendiri atau orang yang dikenalnya. Dengan berlanjutnya penyakit, penderita sering hanya berbaring di tempat tidur, inkontinen baik uri maupun alvi. Sering disertai dengan kejang epileptic daranmal, gangguan neurologic menunjukkan gangguan berat dari gerak langkah, tonus oot, gambaran yang mengarah pada sindrom kluver- bucy (apatis, gangguan pengenalan, gerak mulut tak terkontrol, amnesia) (Mujahidullah K, 2012:34).

2.2.6 Pemeriksaan Penunjang Demensia

  a. Pemeriksaan fisik dan neurologis Pemeriksaan fisik dan neurologis pada demensia dilakukan untuk mencari keterlibatan sistem saraf dan penyakit sistemik yang mungkin dapat dihubungkan dengan gangguan kognitifnya. (Rochmah, 2009:15).

  b. Pemeriksaan kognitif dan neuropsikiatrik Pemeriksaan yang sering digunakan untuk evaluasi dan konfirmasi penurunan fungsi kognitif adalah Mini-Mental State Examination (MMSE), yang dapat pula digunakan untuk memantau perjalanan penyakit (Perdossi, 2013:16).

  c. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium pada pasien demensia tidak dilakukan sertamerta pada semua kasus. Pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan adalah CT/MRI kepala (Rochmah, 2009:18).

2.3 Konsep MMSE (Mini-Mental State Examination)

2.3.1 Definisi MMSE

  Mini-Mental State Examination (MMSE) adalah pemeriksaan

  yang paling sering digunakan untuk mengetahui fungsi kognitif. MMSE diperkenalkan oleh Folstein pada tahun 1975. MMSE dipakai untuk melakukan skrining pada pasien dengan gangguan kognitif, menelusuri perubahan dalam fungsi kognitif dari waktu ke waktu, dan seringkali untuk menilai efek dari agen terapeutik pada fungsi kognitif. Sensitivitas dan spesifisitas MMSE memuaskan dengan rincian sensitivitas 83% dan spesifisitas 87%. Instrumen pemeriksaan ini disebut mini karena hanya focus pada aspek kognitif dan fungsi mental tanpa menanyakan tentang pola pikiran dan mood (Kochhann, 2009:22).

  Mini Mental State Examination adalah salah satu tes yang sering digunakan dalam pengobatan klinis untuk menilai fungsi kognitif subyek secara keseluruhan, secara signifikan terhadap memori dan perhatian (Meloh et al, 2015:322).

2.3.2 Skoring dan Interpretasi MMSE Hasil skor pada MMSE dipengaruhi oleh variabel demografi.

  Skor cenderung rendah pada lansia dan tingkat pendidikan yang rendah. Namun, skor MMSE yang rendah ketika faktor usia dan tingkat pendidikan dikontrol memiliki interpretasi yang mengarah kepada demensia (Kamajaya D, 2014:23).

  MMSE menilai sejumlah domain kognitif yaitu orientasi waktu dan tempat, registrasi, atensi dan kalkulasi, recall, dan bahasa yang terdiri dari penamaan benda, pengulangan kata, pemahaman dan pelaksanaan perintah verbal dan tulisan, menulis, dan menyalin gambar. Setiap penilaian terdiri dari beberapa tes dan diberi skor untuk setiap jawaban yang benar (Kamajaya D, 2014:23).

  1

  1

  5. Tanyakan nama benda yang telah di sebutkan pada pertanyaan nomor 3. Beri angka 1 bagi tiap jawaban yang betul.

  6. Anda tunjuk pada pensil dan arloji. Suruh pasien menyebutkan nama benda yang anda tunjuk.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU POLA MAKAN LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI (Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 107

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Di Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 94

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN (Di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 104

HUBUNGAN PERAN SOSIAL TERHADAP DEPRESI PADA LANSIA (Di Desa Candimulyo Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 112

HUBUNGAN PERAN SOSIAL TERHADAP DEPRESI PADA LANSIA (Di Desa Candimulyo Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 7

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TERJADINYA DEMENSIA PADA LANSIA (Di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 101

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TERJADINYA DEMENSIA PADA LANSIA (Di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 7

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Dusun Pajaran Desa Peterongan Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 9

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Dusun Pajaran Desa Peterongan Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 93

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA Di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 106