Pembimbing lapangan, Risno (Production Supervisor)

  

CENTRAL JAVA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

  

PENGENDALIAN MUTU AIR

SEBAGAI BAHAN BAKU UTAMA PRODUKSI

DI PT. COCA

  • – COLA BOTTLING INDONESIA

  

Oleh:

OMITA SARAS PRABASARI

NIM : 14.I1.0109

  

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2016

  HALAMAN PENGESAHAN PENGENDALIAN MUTU AIR SEBAGAI BAHAN BAKU UTAMA PRODUKSI DI PT. COCA – COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA

  Disusun oleh : OMITA SARAS PRABASARI

  NIM : 14.I1.0109 Program Studi : Teknologi Pangan

  Laporan ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji pada tanggal : Semarang, 09 Desember 2016

  Fakultas Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata

  Pembimbing lapangan, Dekan, Risno

  V. Kristina Ananingsih, ST, MSc

  Production Supervisor)

  ( Pembimbing Akademik,

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat serta kemudahan yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek di PT Coca – Cola Bottling Indonesia Central Java tanpa hambatan yang berarti. Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan observasi dan studi literatur yang dilakukan dari 25 Juli

  • – 25 Agustus 2016 bertempat di PT CCBI Central Java, khusunya dibagian Quality Assurance, Produksi, Water Treatment¸dan Waste Water Treatment. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.

  Ibu Dr. Ir. B. Soedarini, MP selaku dosen pembimbing Kerja Praktek yang telah membantu memperlancar penulis dalam menyelesaikan Kerja Praktek.

  2. Bapak Risno, Production Supervisor selaku pembimbing lapangan dan tim operator dan Quality Assurance atas arahan selama pelaksanaan Kerja Praktek.

  Production

  3. Ibu Ida Lukitowati selaku Public Relation atas izin dan bimbingan selama Kerja Praktek.

  4. Seluruh karyawan PT. CCBI Central Java dan semua pihak yang membantu dalam proses pembuatan laporan Kerja Praktek.

  5. Orang tua penulis yang telah memberi motivasi dan penyemangat dalam melaksanakan Kerja Praktek

  6. Anastasia Jeanice, Raissa Tiffani serta Bernadeta Pingkan sebagai teman perjuangan saat melaksanakan Kerja Praktek.

  Penulis menyadari bahwa dalam menulis laporan ini masih banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun penjelasan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharap selalu saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini. Harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi diri penulis pribadi dan pembaca pada umumnya.

  Semarang, November 2016

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

  

  

DAFTAR GAMBAR

  

  

DAFTAR LAMPIRAN

  

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin hari semakin pesat memberikan dampak langsung

  terhadap kemajuan berbagai bidang terutama dalam bidang industri, teknologi serta pengetahuan. Oleh sebab itu saat ini banyak pelaku industri berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi terbaru agar tetap mendapat kepercayaan dari konsumen dan bahkan berusaha untuk memperluas pasar sehingga mampu menjadi industri yang maju. Salah satu bidang industri yang mengalami perkembangan pesat yaitu industri makanan dan minuman. Hal tersebut dapat terlihat dengan semakin banyaknya industri makanan dan minuman bermunculan dengan menawarkan produk baru yang beraneka ragam serta memiliki penampilan yang menarik bagi konsumen. Adanya berbagai macam variasi produk tersebut tidak terlepas dari proses produksi dengan menggunakan alat berteknologi tinggi serta sumber daya manusia yang mampu menciptakan ide baru dalam rangka pengembangan produk. Salah satu sumber daya manusia yang diharapkan mampu menciptakan inovasi baru ialah mahasiswa yang memiliki ilmu serta wawasan luas untuk terjun langsung ke dalam dunia industri makanan maupun minuman tersebut. Oleh sebab itu mahasiswa perlu belajar dan membekali diri dengan pengalaman bekerja secara langsung pada suatu industri agar mampu menyesuaikan diri serta mengikuti perkembangan produk maupun teknologi yang setiap saat berubah.

  Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengupayakan hal tersebut, salah satunya adalah dengan melaksanakan program Kerja Praktek (KP). Oleh karena itu Program Kerja Praktek (KP) ini dijadikan sebagai salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Dengan adanya mata kuliah wajib Kerja Praktek (KP) tersebut diharapkan mahasiswa mampu memiliki wawasan serta gambaran nyata mengenai dunia kerja di industri khususnya industri makanan maupun minuman yang sarat dengan berbagai macam tantangan dan siap menghadapi tantangan tersebut. Selain itu dengan melaksanakan kerja praktek mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah serta membandingkannya dengan aktivitas yang sebenarnya terjadi di dunia industri. Sehingga mahasiswa akan mampu menumbuhkan dan mengembangkan pontensi kerja yang profesional dari dirinya untuk memenuhi kebutuhan industri. Saat ini sudah ada berbagai macam industri makanan dan minuman yang terdapat di sekitar Semarang. Dari sekian banyak pilihan tersebut, PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) Central Java menjadi pilihan bagi penulis dalam melaksanakan program Kerja Praktek (KP). Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut bergerak di bidang minuman (beverage) sehingga sesuai dengan dasar ilmu yang diperoleh penulis pada bangku perkuliahan di Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) Central Java merupakan salah satu perusahaan minuman ringan (soft

  

drink ) yang terkemuka di Indonesia. Dimana perusahaan ini berfokus pada pengemasan

  produk seperti Coca Cola, Sprite, Fanta (dengan berbagai varian rasa), Frestea serta Minute Maid Pulpy Orange. Sehingga selama kerja praktek di perusahaan tersebut mahasiswa dapat memperoleh berbagai macam pengetahuan baru dari proses produksi yang dimulai dari tahap pengolahan air, pencampuran bahan baku, pengemasan minuman, pengujian produk untuk menjamin kualitas serta proses pengolahan limbah dalam rangka upaya menjaga dan melestarikan lingkungan di sekitar perusahaan.

1.2.Tujuan Pelaksanaan Kerja Praktek 1.2.1. Tujuan Umum

  Tujuan umum dilaksanakannya kerja praktek ini yaitu :  Memperluas pengetahuan serta wawasan dari aplikasi ilmu dalam bidang pangan  Memberikan kesempatan dan pengalaman kepada mahasiswa untuk dapat melihat, memahami dan menerapkan secara langsung pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah ke dalam dunia industri yang sesungguhnya  Melatih kemampuan, profesionalisme, sikap dan pola bertindak di dalam dunia kerja dan industri sebagai bekal awal bagi mahasiswa

1.2.2. Tujuan Khusus

  Mahasiswa dapat mengetahui proses penjaminan mutu air sebagai bahan baku minuman berkarbonasi di PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java.

  1.3.Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek Waktu pelaksanaan Kerja Praktek dimulai pada tanggal 5 Januari 2015 - 6 Januari 2014.

  Kerja praktek dilaksanakan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java yang berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta km 30 Bawen, Kabupaten Semarang 50661 (terlampir). Ruang lingkup pelaksanaan kerja praktek sebagian besar terdapat pada sistem produksi, penjaminan kualitas (Quality Assurance), Water Treatment Plant, Waste Water

  Treatment Plant , Syrup Making dan Filling process.

  1.4.Metode Pelaksanaan

  Dalam upaya untuk memperoleh data yang valid selama pelaksanaan kerja praktek maka digunaka beberapa metode dalam pengumpulan data antara lain :

  1. Observasi Observasi dilakukan dengan melaksanakan pengamatan secara langsung terhadap uji penjaminan mutu incoming material di PT Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java.

  Selain itu juga dilakukan pencatatan data yang diperoleh selama proses pengamatan sehingga penulis memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai uji tersebut.

  2. Wawancara Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data secara langsung dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan tujuan untuk mengetahui langkah kerja uji penjaminan mutu incoming material serta metode pengambilan sample.

  3. Studi Literatur Pengumpulan data diperoleh dengan mempelajari buku-buku penunjang, instruksi kerja, dan dokumen lain yang menunjang penyusunan laporan kerja praktek lapangan ini.

  4. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder diambil dengan myalin data maupun dokumen perusahaan untuk menghindari kesalahan serta menjamin keakuratan data-data yang dikumpulkan.

  Sebab data sekunder adalah data dasar atau mentah yang digunakan dalam suatu menganalisis.

BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Coca – Cola

2.1.1. Sejarah Coca – Cola di Dunia

  Sejarah Coca

  • – Cola berawal dari penemuan formula minuman yang menyegarkan oleh seorang ahli farmasi bernama Dr. John Styth Pemberton pada tanggal 8 Mei 1886 di Atlanta, Georgia, Ameria Serikat. Ahli farmasi tersebut membuat formula sirup karamel yang dicampurkan dengan air berkarbonasi dalam sebuat ketel kuning di kebun belakang rumahnya. Setelah itu pada tanggal 8 Mei 1886, beliau mendistribusikan produk tersebut kepada Jacobs Pharmacy (Rumah Obat Jacobs). Awalnya, Coca – Cola dibuat sebagai minuman yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti sakit kepala, dyspensia, impotensi, morphine addiction, dan neurasthenia yang di jual dengan harga 5 sen per gelas. Nama Coca – Cola itu sendiri disarankan oleh rekan kerja Dr. Pemberton yaitu Frank M.

  Robinson. Nama tersebut berasal dari stimulant cocaine yang merupakan formula dari

  • – minuman tersebut yang dicampur dengan cola nuts (bahan caffeine). Penulisan Coca Cola dengan huruf miring mengalir dan dua huru C tampak menonjol untuk periklanan inilah yang kemudian menjadi logo paling terkenal di dunia. Pada tahun pertama, Dr. Pemberton mampu menjual 25 galon sirup setiap harinya, distribusi sirup diangkut dengan menggunakan tong kayu berwarna merah menyala agar lebih mudah dikenali. Warna merah ini menjadi warna khusus yang dihubungkan dengan merk minuman Coca – Cola ini. Hingga pada tahun 1888 dilakukan pendaftaran merk dagang Coca – Cola dengan ciri khas tulisan Coca – Cola dengan huruf miring mengalir berwarna putih dengan dasar yang menyala. Pada tahun 1891, Asa G. Chandler yang
  • – merupakan pengusaha Atlanta mengambil alih kepemilikan penuh atas bisnis Coca Cola. Dengan menggunakan kemampuan bisnisnya yang sangat baik, Chandler mampu memperluas konsumsi Coca – Cola hingga ke seluruh bagian negara dan wilayah

  Amerika. Maka pada tahun 1892, Chandler mendirikan perusahaan dengan nama The

  

Coca – Cola Company di Atlanta, Georgia, Amerika serikat. Pada tahun 1893, Chandler mematenkan merk dagang Coca

  • – Cola pada kantor paten Amerika dengan membayar dividen pertamanya sebesar $20 di tahun 1893. Perusahaan ini menjadi induk dari semua perusahaan pembotolan yang memiliki merk dagang Coca – Cola diseluruh dunia dengan konsisten menyediakan bahan baku konsentrat demi menjaga cita rasa yang sama dari produk coke yang dihasilkan Coca – Cola.

  Gambar 1. Logo Pertama The Coca - Cola Company Coca

  • – Cola pertama kali dikenal sebagai sebuah produk minuman yang dijual ke berbagai tempat dengan sistem fountain (mesin kran). Tetapi sistem tersebut diubah oleh seorang pengusaha permen di Missisipi, Joseph A. Biedenharn menjadi sistem pembotolan pada tahun 1894. Pengemasan Coca – Cola dalam botol tersebut sukses
  • terjual dipasaran sehingga setelah 5 tahun akhirnya pada tahun 1899 pemilik The Coca

  

Cola Company , Asa G. Chandler memberikan hak pembotolan eksklusif kepada Joseph

B. Whitehead dan Benjamin Thomas dari Chattanooga, Tennessee.

  Kesuksesan Coca

  • – Cola menjadikan banyak botol soda dari perusahaan lain yang meniru Coca – Cola, sehingga pada tahun 1951 The Root Glass Company membuat desain khusus botol Coca – Cola agar konsumen lebih mudah untuk mengenali produk Coca – Cola.

  Desain botol tersebut juga menjadikan ciri bagi Coca

  • – Cola yang tidak berubah hingga saat ini.
Gambar 2. Desain Pertama Botol Coca - Cola Pada tahun 1919, The Coca

  • – Cola Company dijual kepada investor dengan harga $25

  juta. Mulai pada tahun 1923, The Coca – Cola Company dipimpin oleh Robert W. Woodruff yang membawa kesuksesan dagang karena produknya terkenal diseluruh dunia. Hal tersebut dapat terjadi karena berkat gagasan beliau yang mencetuskan gagasan agar minuman Coca

  • – Cola tersebut dapat dinikmati tidak hanya oleh orang Amerika saja, namun untuk dikonsumsi oleh seluruh bangsa di dunia, sehingga pada tahun 1929 didirikanlah The Coca
  • – Cola Cooperation yang merupakan perusahaan yang menangani

  proses penjualan minuman ke seluruh pelosok negri di dunia dengan ciri, mutu, rasa dan kesegaran yang sama. Saat ini, Coca

  • – Cola menjadi minuman ringan yang paling digemari di seluruh dunia, juga merupakan merk dagang yang paling dikenal dan dikagumi di seluruh dunia serta dikenal oleh lebih dari 90% penduduk dunia.

2.1.2. Sejarah Coca – Cola di Indonesia

  Coca

  • – Cola Indonesia pertama kali dikenalkan pada tahun 1927 dan mulai diproduksi secara lokal pada tahun 1932 di Jakarta. Coca – Cola pertama kali diperdagangkan di

  Indonesia pada tahun 1932 oleh The Netherlands Indische Mineral Water Febreicj (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) Jakarta di bawah manajemen Bernie Vonings yang berasal dari Belanda. Setelah proklamasi Kemeredekaan dan masuknya para pemegang saham dari Indonesia, perusahaan ini berganti nama menjadi Indonesia Beverages

  (IBL). Setelah itu, IBL menjalin kerjasama dengan tiga perusahaan Jepang:

  Limited

  Mitsui Totatsu Chemical Inc, Mitsui Co.Ltd dan Mikuni Coca – Cola Bottling Co. membentuk PT Djaya Beverages Bottling Company (DBBC) yang merupakan pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia pada tahun 1971.

  • – Pada tanggal 12 Oktober 1993, sebuah perusahaan publik dari Australia bernama Coca Cola Amatil Limited (CCA) yang merupakan pabrik pembotolan Coca – Cola terbesar di dunia untuk pabrikasi, distribusi dan pemasaran produk The Coca
  • – Cola Company

  mengambil alih kepemmilikan DBBC, sehingga terjadi perubahan nama dari yang semula DBBC menjadi Coca

  • – Cola Amatil Indonesia, Jakarta. Pada tanggal 12 Juni 2002, PT

  (CCBI) serta PT Coca

  • – Cola Distribution Indonesia sebagai distributor. Sampai saat ini, CCA didukung oleh 10 pabrik pembotolan dan sekitar 9.000 karyawan melayani lebih dari 400.000 pelanggan di seluruh Indonesia. Pabrik pembotolan tersebut tersebar di Indonesia, yaitu di Medan, Padang, Lampung, Cibitung, Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan, Makassar, dan Denpasar.

  Gambar 3. Logo Perusahaan Coca - Cola Amatil Indonesia

2.1.3. Sejarah Coca – Cola Bottling Central Java

  Perusahaan Coca

  • – Cola di Jawa Tengah dirintis oleh dua orang pengusaha yaitu Portoguis Hutabarat (Almarhum) dan Mugijanto. Perusahaan Coca – Cola ini diberi nama

  PT Pan Java Bottling Company yang resmi didirikan pada tanggal 1 November 1974 diatas lahan dengan luas sebesar 8,5 ha. Namun, PT Pan Java Bottling Company ini baru beroperasi pada tanggal 5 Desember 1976, perkembangan perusahaan yang begitu cepat membuat PT Pan Java Bottling Company dapat bergabung dengan Coca

  • – Cola Bottling Limited Australia pada bulan April 1992 dan berubah nama menjadi PT Coca – Cola Amatil Central Java. Namun pada tanggal 1 Juli 2002 terjadi oerubahan nama menjadi PT Coca – Cola Bottling Indonesia (CCBI) Central Java Operation dan nama untuk distributornya adalah PT Coca – Cola Distribution Indonesia (PT CCDI). Perusahaan ini memproduksi 2 produk utama yaitu carbonated soft drink (CSD) dan noncarbonated soft drink (non CSD).

2.2. Profil Umum Perusahaan

  Nama Perusahaan : PT Coca

  • – Cola Bottling Indonesia Central Java Alamat Perusahaan : Jl. Raya Soekarno – Hatta KM 30 Harjosari, Bawen,
Telepon : (0298) 523333 (Hunting) Fax : (0298) 522303 Tahun Berdiri : 1976 Perintis : Partogius Hutabarat dan Mugijanto Pemilik : PT Coca

  • – Cola Bottling Limited (CCAL) – Australia Jenis Perusahaan : Joint Venture Produk Utama : Carbonated Soft Drink (CSD) dan Noncarbonated Soft Drink (Non CSD)

  Jumlah Pekerja : ± 1000 orang Luas Pabrik : ± 8,5 ha

  2.3. Visi dan Misi Nilai – Nilai Perusahaan

  Visi Perusahaan : Menjadi perusahaan produsen minuman terbaik di Asia Tenggara.

  Misi Perusahaan : Memberikan kesegaran kepada pelanggan dan konsumen kita dengan rasa bangga dan semangat sepanjang hari, setiap hari. Nilai :

  • – Nilai Perusahaan 1.

  People (Sumber Daya Manusia) 2. Customers (Pelanggan) 3. Passion (Semangat) 4. Innovation (Inovasi) 5. Excellence (Keunggulan) 6. Citizenship (Warga Negara yang baik)

  2.4. Struktur Organisasi

  Struktur organisasi manufacturing yang diterapkan di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java merupakan struktur organisasi garis (line organization), dimana ada wewenang dari atasan kepada bawahan dan sebaliknya juga bawahan memiliki tanggung jawab kepada atasan. Tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan antara lain, yaitu: 1. a.

  Merencanakan, mengawasi, dan membina segala kegiatan produksi yang dijalankan (operational plant), serta membuat pertanggungjawaban kepada General Manager.

  b.

  Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan pengadaan barang produksi perusahaan.

  c.

  Bertanggungjawab atas alat-alat produksi perusahaan.

  d.

  Memimpin dan mengadakan pengawasan secara teratur terhadap pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan rencana kerja.

  Dalam melaksanakan tugasnya, Manufacturing Manager membawahi beberapa departemen, yaitu : Quality Assurance (QA) Manager

   Bertugas untuk mengawasi sekaligus meneliti proses dan hasil produksi agar sesuai dengan standar mutu dan prosedur yang telah ditentukan The Coca-Cola Company sehingga tidak ada keluhan produk oleh konsumen.

  QA Manager membawahi beberapa departemen, yaitu:

  QA Supervisor Line

  • QA Supervisor External -

  QA Supervisor Improve

  • Quality Management System (QMS) Manager  Membuat manual book yang diberikan kepada setiap departemen sebagai pedoman pelaksanaan kerja, serta memastikan bahwa seluruh kegiatan di plant terdokumentasi dengan baik dan benar sehingga semua proses yang ada di plant sesuai standar The Coca-

  Cola Company . QMS manager membawahi dua departemen, yaitu:

  QMS Supervisor

  • EMS Supervisor -

   Melaksanakan, mengawasi dan bertanggung jawab atas kelancaran dalam proses produksi serta memastikan seluruh komponen-komponen produksi (air, limbah, bahan baku, hasil produksi) sesuai dengan standar kualitas dari The Coca-Cola Company. Production membawahi departemen:

  Production Manager

  Manager

  Supervisor Syrup, Water Treatment Plant, Waste Water Treatment

  • Maintenance & Engineering Manager

  Memiliki tanggung jawab untuk menjaga, merawat dan memastikan mesin-mesin produksi dapat berfungsi dengan baik, serta memastikan bahwa seluruh mesin dan peralatan pendukung produksi bisa tersedia dengan baik. Dalam melaksanakan tugasnya,

  Manufacturing Manager membawahi beberapa departemen, yaitu:

  MMS Supervisor

  • Maintenance & Engineering Supervisor Line -

  Supervisor PM Elektrik/Utility

  • Supervisor PM Elektrik/Utility

  12 Gambar 4. Struktur Organisasi PT. Coca - Cola Bottling Indonesia Central Java

  2.5. Produk yang dihasilkan

  PT CCBI Central Java memiliki 4 line produksi untuk proses pembotolan produk minuman. Setiap lini produksi digunakan untuk pembotolan produk yang sesuai dengan jenis dan spesifikasi ukuran botol atau kaleng yang sudah ditentukan. Line produksi, kecepatan maksimum pengisian dan produk yang hasilkannya ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 . Line Produksi PT Coca - Cola Bottling Indonesia Central Java

  Line Kecepatan Produk Line

  6 600 bpm CSD, PET (425, 1000, 1500) ml

  Line

  4 500 bpm CSD, Can 250 ml 5 300 bpm

  Line

  Non CSD, PET

  Line

  8 800 bpm CSD dan Non CSD, RGB (193, 200, 295) ml

  2.6. Spesifikasi Produk

  PT. Coca

  • – Cola Bottling Indonesia memiliki dua jenis minuman ringan, yaitu minuman berkarbonasi (carbonated soft drink) dan minuman non
  • – karbonasi (non – carbonated soft drink ).

2.6.1. Minuman Berkarbonasi

  Minuman berkarbonasi adalah minuman yang terbuat dari bahan sirup, konsentrat yang dicampur dengan treated water, dan ditambah gas CO yang berfungsi sebagai bahan

  2

  penyegar sekaligus berfungsi sebagai pengawet. Berikut adalah contoh minuman ringan berkarbonasi : a.

  Coca – Cola 250 ml 330 ml 1500 ml Gambar 5. Produk Coca - Cola b.

  Sprite 250 ml 295 ml 200 ml 1000 ml Gambar 6. Produk Sprite c. Fanta 250 ml 295 ml 200 ml 1000 ml

  Gambar 7. Produk Fanta Strawberry

2.5.2. Minuman Non Karbonasi

  Minuman Non

  • – Karbonasi merupakan minuman ringan yang terbuat dari bahan sirup, air dan konsentrat. Minuman non
  • – karbonasi yang diproduksi oleh PT Coca – Cola Bottling Indonesia Central Java antara lain adalah Frestea Jasmine, Frestea Green, Frestea Klasik, Frestea Markisa, Frestea Green Honey, Frestea Apel, Minute Maid Pulpy Orange dan Minute Maid White Grape. Berikut adalah contoh minuman ringan
  • – karbonasi :
Gambar 8. Minute Maid Pulpy 350 ml Gambar 9. Frestea 600 ml Gambar 10. Frestea Kemasan RGB 220 ml

2.7. Pemasaran Produk

  Pada sistem distribusi ini digunakan alat transportasi berupa truk yang memilki kapasitas muatan hingga ribuan, truk ini akan mendistribusikan produk dari distribution center ke gudang-gudang yang sudah ditetapkan. Dari gudang tersebut, produk akan didistribusikan lagi ke sales center, swalayan maupun toko-toko kecil hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen. PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java memiliki dua jenis distribusi yang dilakukan untuk menawarkan produknya. Jenis pendistribusian yang dilakukan langsung yang dilakukan oleh PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java ke outlet- yang melalui sales office yang terdapat di masing-masing regional. Sedangkan

  outlet

  untuk sistem indirect, PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java bekerja sama dengan distributor pihak pertama untuk mendistribusikan produknya.

  Pusat pemasaran PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java tersebar di wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Madiun. Didukung oleh 11 area distribusi yang disebut distribution yang memiliki 75.000 pengecer. PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java mempunyai area distribusi yang terbagi dalam tiga regional, yaitu : 1.

  Regional Selatan 2. Regional Timur 3. Regional Utara

  Pada setiap regional tersebut memilki sales center dimana sales center ini berfungsi sebagai pendistribusian pada setiap wilayah yang ditempatkan pada sales center tersebut. Jadi, PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java mendistribusikan produknya kepada sales center disetiap regional yang kemudian oleh sales center tersebut didistribusikan kepada konsumen di wilayahnya. Berikut merupakan pembagian sales berdasarkan regionalnya:

  center 1.

  Sales center yang terdapat di regional selatan yaitu: a.

  Yogyakarta b.

  Purwokerto, membawahi stock point di daerah Kebumen c. Bawen, membawahi stock point di daerah Magelang 2. Sales center yang terdapat di regional timur yaitu: a.

  Surakarta b.

  Kudus, membawahi stock point di daerah Rembang c. Madiun, membawahi stock point di daerah Ponorogo 3. Sales center yang terdapat di regional utara yaitu: a.

  Semarang Barat b.

  Semarang Timur c. Tegal d.

BAB 3 PROSES PRODUKSI

3.1. Bahan Baku

  3.1.1. Air

  Air adalah bahan yang digunakan pada proses produksi di PT CCBI Central Java. Air merupakan bahan baku yang diambil dari beberapa sumber air seperti PDAM STU (Sarana Tirta Ungaran) serta bersumber sumur tanah yang memiliki kedalaman 90

  • – 120 meter. PT CCBI Central Java Indonesia mempunyai 11 sumur dengan jumlah 4 sumur berkualitas baik yaitu sumur dengan nomor 3, 4, 8, serta 9. Bahan baku lain yang seperti air hujan jumlahnya tidak stabil karena sesuai dengan intensitas hujan.

  3.1.2. Gula

  Gula merupakan bahan yang diperlukan pada pembuatan minuman sehingga kualitas dari gula yang akan digunakan harus murni serta kristal gula memiliki warna putih yang bersih. PT CCBI Central Java menggunakan gula R1 atau gula yang telah dirafinasi dan sudah disaring sebanyak 3 kali sehingga warna gula menjadi putih bersih dan memiliki bentuk kristal serta tidak menggumpal. Gula rafinasi tersebut disuplai dari PT Labinta, Lampung. Pada incoming material gula diperiksa agar sesuai standar dari kualitas gula. Standar kualitas gula yang digunakan PT CCBI Central Java dilihat dari kemasan, warna gula, turbidity, serta tidak berbau.

  3.1.3. Konsentrat

  Konsentrat adalah bahan tambahan yang ditambahkan dan akan menentukan flavor serta warna produk itu sendiri. Konsentrat dibagi menjadi 2 yaitu bubuk serta cair. Konsentrat bubuk memiliki kandungan asam sitrat serta mengandung natrium benzoat yang berperan untuk bahan pengawet. Konsentrat cair dapat mempengaruhui warna produk dan memberikan aroma dan flavor pada minuman. Konsentrat tersebut diproduksi sendiri oleh PT Coca

  • – Cola Indonesia (CCI) Jakarta menggunakan bahan baku langsung diperoleh dari Atlanta. Konsentrat memiliki kandungan natrium benzoat, bahan kimia aromatik, minyak essensial, asam sitrat dan vegetable plant. Konsentrat cair diletakkan dalam cool pada suhu 4

  room

  2

3.1.4. CO

  CO ditambahkan pada pembuatan minuman jenis karbonasi seperti Coca

  2

  • – Cola, Sprite, serta Fanta. CO diterima oleh PT CCBI Central Java berbentuk liquid dan disimpan pada

  2

  wadah penyimpanan CO . CO memiliki fungsi pemberi rasa, penyegar, serta bahan

  2

  2

  pengawet. CO dipastikan memiliki kualitas sesuai dengan standar. Standar dari CO

  2

  2

  yang digunakan merupakan kondisi pengemas, penampakan bahan pada air, kemurnian bahan, serta tidak berbau.

  3.2. Bahan Penunjang

  Selain bahan utama, digunakan pula bahan tambahan. Bahan tambahan yang digunakan seperti bahan kemasan (botol gelas RGB (Returnable Glass Bottle), tutup kemasan RGB, kaleng dan tutup kaleng, botol PET), dan bahan tambahan antara lain karbon yang aktif,

  

filter aid , garam, resin, silica sand, calcium hydroxide, ferisol, chlorin, soda kaustik

seperti (NaOH), glikol, dan amonia (NH ).

  3

  3.3. Proses Pengolahan

3.3.1. Pengolahan Air

  3.3.1.1. Raw Water

  Air mentah yang dipakai pada produksi didapatkan dari sumur dan STU (Saran Tirta Ungaran) yang diproses menjadi air olahan maupun air olahan yang dilunakkan, yang dimanfaatkan pada fasilitas cleaning, pengairan pada toilet, serta pembersihan mesin yang tidak bersentuhan secara langsung dengan minuman. Air akan dialirkan serta ditampung dalam reservoir tank yang dapat mengendapkan bahan pengotor yang terdapat terkandung di air. Dalam tangki tersebut terjadi tahap pengolahan awal yang ditambahkan Ca(OCl) dengan kadar 1

  2 – 3 ppm sebagai bahan desinfektan.

  3.3.1.2. Treated Water

  Air olahan merupakan air yang sudah diproses dan dimanfaatkan pada proses produksi minuman karbonasi, pembuatan sirup produk, tahap sanitasi serta proses pemurnian CO .

  2 Tahap

  • – tahap pengolahan treated water antara lain : 1.
Air dari sumur, air STU dan reject RO digabungkan pada tangki reservoir. Pada tahap ini ditambahkan dengan klorin kadar 1

  • – 3 ppm sebagai bahan desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang merugikan.

  2. Filtrasi menggunakan Sand Filter Air pada tangki reservoir lalu dipompa sehingga masuk dalam tangki sand filter yang akan disaring dengan pasir silika berdiameter 0,45

  • – 0,55 mm. Jika debit masuk dan keluar air tidak sama dengan standard yang ditetapkan (>0.5 ∆p) maka akan dilakukan backwash untuk mengaktifkan pasir silika.

  3. Purifikasi dalam Carbon Purifier Air dari tahapan sand filter dialirkan pada carbon purifier tank yang berisi bahan saringan yaitu karbon aktif dan berfungsi sebagai penyerap klorin, warna, serta bau dan rasa yang tidak diinginkan dalam air. Air yang dihasilkan oleh filter karbon harus bebas kandungan total klorin. Jika kadar klorin air yang dihasilkan oleh carbon purifier tank melebihi batasan (0 ppm) maka fungsi karbon aktif akan mengalami penurunan kemudian akan dilakukan proses pemanasan menggunakan suhu 80 - 90ºC selama 2 jam, serta proses yang memiliki tujuan proses sterilisasi serta kinerja dari karbon aktif akan

  backwash efektif kembali.

  4. Penampungan dalam Buffer Tank adalah tempat yang digunakan untuk menampung air dari proses carbon

  Buffer tank

purifier serta mampu menstabilkan air yang akan masuk kedalam reserve osmosis (RO)

system .

  5. Penjernihan Air menggunakan Reverse Osmosis (RO)

  

Revers osmosis system adalah tahap penyaringan air dengan melewati membran yang

  bersifat semipermeabel yang memiliki ukuran 0.0001 mikron untuk memusnahkan mikroba serta mineral pada air (Taylor & Weisner, 1999). Air yang mampu melalui membran dinamakan treated water yang dimanfaatkan untuk bahan utama pembuatan produk tersebut. Air yang tidak bisa melalui membran dinamakan air reject RO. Air akan alirkan pada tangki aerasi dan diolah menjadi produk air lunak. Membran reverse osmosis yang sudah tidak berfungsi dengan baik akan disirkulasi menggunakan larutan asam sitrat konsentrasi 1% dan dicuci dengan NaOH 0.2%. Selain itu digunakan pula larutan anti

  scalling yang berfungsi sebagai larutan yang mampu mencegah tumbuhnya lumut.

  6. Penyimpanan dalam Tangki Penyimpanan Air pada storage tank dialirkan untuk bahan pembuatan minuman maupun pembuatan sirup. Air harus dialirkan pada tabung yang berisi lampu UV untuk membebaskan dari mikroorganisme yang merugikan sebelum digunakan lebih lanjut.

  7. Sirkulasi dengan UV Lamp Sirkulasi UV Lamp memiliki tujuan memusnahkan mikroorganisme dalam air. Gelombang elektromagnetik yang digunakan yaitu 200

  • – 300 nm. Panjang gelombang yang efektif untuk memusnahkan bakteri adalah 265 nm selama ± 2 menit (Sembiring, 2008). Apabila air tidak memenuhi standar, air akan ditransfer kembali untuk di olah lagi.

  3.3.1.3. Soft Treated Water

Soft Treated Water merupakan air olahan yang sudah dilakukan proses pelunakan dan

  dikurangi tingkat kesadahannya dan dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan produk non karbonasi yang memerlukan pengekstrakan daun teh. Pengolahan air lunak olahan, air olahan ditransfer kedalam cation exchanger tank sehingga air tersebut memiliki Total Hardness <2 mg/L. Air lunak dimanfaatkan dalam produksi minuman non karbonasi dengan suhu yang relatif tinggi. Nilai Total Hardness tersebut mampu mengurangi pengendapan serta tumbuhnya kerak pada mesin yang digunakan saat produksi.

  3.3.1.4. Soft Water

  Air lunak adalah air yang diproses serta masuk dalam tahapan pelunakkan untuk memusnahkan ion

  • – ion bikarbonat yang akan mengurangi kesadahan pada air. Level

  2+ 2+ 2+ 2+

  kesadahan dari air dapat dikarenakan oleh kandungan ion Ca , Mg , Mn , dan Fe dan kation yang memiliki muatan 2+. Ion akan mengakibatkan timbulnya kerak yang diakibatkan endapan dari senyawa kalsium karbonat (CaCO ).

  3

3.3.2. Proses Pembuatan Sirup

  Sirup dibuat dengan beberapa bahan seperti gula, air serta konsentrat. Pembuatan sirup disesuaikan dengan jumlah produk minuman yang akan dihasilkan. Hal tersebut dapat mempengaruhi penggunaan konsentrasi dari air, gula serta konsentrat yang diperlukan. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1.

  Pembuatan Simple Syrup

  Simple syrup adalah larutan hasil campuran air serta gula. Tahapan dalam proses

  pembuatan sirup seperti :

  • Pelarutan Gula Gula serta treated water dituangkan pada tangki setelah dihitung kebutuhan produksinya. Dalam pembuatan sirup ini terdapat 3 tangki yang memiliki volume 10.000 liter. Setelah itu campuran gula serta treated water tersebut dihomogenisasikan selama kurang lebih 30 menit. Kemudian sirup diuji kelarutan gula dengan pengambilan sampel larutan serta dilakukan pengecekan kadar brix gula yang harus sama dengan standar perusahaan yang telah ditetapkan (59,5ºbrix), warna, pH, bau serta rasa yang sesuai.
  • Filtrasi Filtrasi dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan kotoran yang memiliki ukuran kecil dalam larutan gula. Larutan gula akan disaring melalui bag filter agar dapat menghasilkan warna larutan dengan standar dan dapat memusnahkan material yang tidak diinginkan.
  • Sterilisasi yang sudah dilakukan proses penyaringan kemudian di sterilisasi

  Simple syrup

  dengan mengalirkan sirup ke tangki sterilisasi UV. Hal tersebut memiliki tujuan untuk memusnahkan mikroorganisme yang terkandung dalam larutan sirup. Proses sterilisasi dengan menggunakan lampu UV dengan jumlah 48 buah dan memiliki panjang gelombang (λ) 36.000 µm.

2. Pembuatan Finsih Syrup

  merupakan simple syrup yang sudah dihomogenisasikan dengan air

  Finish syrup

  olahan dan konsentrat. Tangki finsih syrup memiliki kapasitas 8000

  • – 10.000 liter per tangki. Jumlah tangki yang ada alah sebanyak 8 tangki. Finish syrup dibuat dengan proses pencampuran simple syrup beserta konsentrat pada mixer concentrate tank dengan durasi 1 jam. Kemudian finish syrup dipindahkan pada mixing tube untuk dicampurkan dengan air olahan. Finish syrup yang sudah ditambahkan dengan treated

  water dinamakan beverage. Penambahan treated water memiliki tujuan memperoleh kadar brix yang sesuai dengan standar serta jenis produk yang akan di produksi.

  Tahapan pembuatan finish syrup adalah sebagai berikut : Persiapan pembuatan simple syrup

  • yang sudah dilakukan suatu proses akan dimasukkan dalam tangki

  Simple syrup

  untuk diuji kadar brix. Penggunaan simple syrup dikalkulasi dengan menyesuaikan flavor serta jumlah finish syrup dengan rumus perhitungan :

   kg gula per unit jumlah unit

  Volume penampungan =

  brix / density

  • Pengecekan kembali pada jumlah unit serta flavor concentrate dilakukan sesaat setelah tahapan menghitung volume simple syrup yang ditampung serta diperlukan dalam pembuatan finish syrup. Konsentrat padatan dilaurtkan dalam tangki. Setelah itu dihomogenisasikan selama kurang lebih 15 menit. Tangki dijalankan serta larutan tersebut kemudian ditambahkan dalam tangki

  Pemeriksaan kembali

  finish syrup

  dengan proses penyaringan 100 mesh. Konsentrat yang sudah homogen akan dilakukan uji brix serta pengujian volume finish syrup. Setelah itu ditambahkan dengan air olahan dari hasil perhitungan.

  vol sirup awal  brix awal  density

  Volume finish syrup akhir =

  brix sasaran / density sasaran

  Air yang ditambahkan = vol. finish syrup akhir

  • – vol. finish syrup awal

3.3.3. Proses Pemurnian CO

2 CO ditampung pada tangki sebelum dimurnikan untuk menghindari kontaminasi dan bau

  2

  serta rasa asing yang merugikan. Pemurnian dilakukan dengan proses awal yaitu evaporasi senyawa CO berbentuk cair menjadi gas dengan kipas. Penyaringan dilakukan

  2

  1.

  2 Penyaringan Non Volatile Organic Residue (NVOR) dengan senyawa PCO

  menggunaakan catridge penaring yang memiliki ukuran 0.01

  Domnick Hunter mikron.

  2. melalui tahap pengeringan menggunakan proses penyaringan oleh uap

2 Gas CO air.

  3. disaring memiliki tujuan memusnahkan senyawa hidrokarbon antara lain

2 CO toluena dan benzene.

  4. agar kandungan sulfur (COS, H S dan DMS) dapat hilang.

  2

  2 Penyaringan CO

  5. disaring dengan membran yang memiliki ukuran 0.01 mikron dengan

2 Gas CO tujuan agar udara yang tersisa terpisah dari CO .

  2

3.3.4. Proses Pencampuran dengan Pengisian (Mixing and Filling)

  Unit pencampuran memiliki fungsi untuk mencampurkan syrup, air olahan serta CO

  2

  dalam mixer. Pencampuran dilakukan dengan mentransferkan air olahan ke dalam tangki yang sudah dilakukan penambahan CO pada tekanan sebesar 1,5 bar.

  deareator

  2 Deareator dapat mempompa untuk membebaskan ikatan oksigen dengan air. Kemudian,

treated water dilewatkan pada flow mix untuk dicampurkan dengan syrup. Ketika

  campuran telah tercampur rata, maka air dan syrup dialirkan ke carbo cooler dengan bantuan mixing pulp. Carbo cooler merupakan mesin yang memiliki fungsi sebagai alat pendingin karena sudah dihubungkan pada cooling system. Pada carbo cooler, capuran air dan syrup akan berikatan dengan CO . Proses tersebut

  2

  dinamakan dengan proses karbonasi untuk memproduksi produk CSD (carbonated soft

  

drink ). Bahan tersebut akan dicampurkan pada suhu yang relatif rendah yaitu 4ºC

  sehingga CO mampu berikatan dengan air dengan sempurna. Berkaitan terhadap sifat

2 CO berbentuk cair yang telah stabil dengan suhu relatif rendah, apabila CO dalam

  2

  2

  keadaan suhu relatif tinggi maka CO mengalami penguapan. Larutan yang didapatkan

  2 dari carbo cooler merupakan minuma yang sudah siap di transfer ke mesin pengisian.

3.3.5. Proses Pengisian Produk

  Tahapan pentransferan produk minuman PT CCBI Central Java pada botol RGB (di Line 8) sebagai berikut :

  1. Depalletizing Empty Bottles Merupakan tahapan yang digunakan untuk menurunkan botol kosong dalam krat secara terus menerus.

  2. Uncasing Merupakan tahap yang digunakan untuk memindahkan botol kosong dari krat ke conveyor .

  3. Pre – Inspection Botol diperiksa dengan proses manual oleh petugas kemudian krat yang kosong akan berpindah ke alat pencuci. Pemeriksaan digunakan untuk mengetahui kualitas botol yang baik.

  4. Bottle Washer Pencucian botol dilakukan dengan pre rinse menggunakan soft water dengan suhu 40

  • 50ºC. Setelah itu dilanjutkan tahapan kompartemen I menggunakan larutan NaOH 1,5
    • – 2% dengan suhu 60 - 70ºC, dan 2 – 3% dengan suhu 70 – 80ºC untuk kompartemen yang kedua. Kemudian dibilas dengan menggunakan air hangat agar residu yang bersifat kaustik dapat hilang.

  5. Post Inspection Setelah botol dicuci, botol akan masuk dalam filling rom dan diperiksa dengan EBI (Electronic Bottle Inspection) agar mengetahui bahwa botol tidak memenuhi standar.

  6. Filling Setelah melewati tahap post inspection, botol diisi beverage.

  7. Crowning Proses penutupan botol yang telah diisi dengan menggunakan crown secara otomatis.

  8. Date Coding Botol ditambahkan dengan tanggal serta kode produksi pada botol dengan mesin.