MANAJEMEN STRATEGI DINAS PENDAPATAN DAERAH DALAM MENINGKATKAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN PERKOTAAN DI KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2015 - FISIP Untirta Repository

  

MANAJEMEN STRATEGI DINAS PENDAPATAN

DAERAH DALAM MENINGKATKAN PAJAK BUMI

DAN BANGUNAN PERDESAAN PERKOTAAN DI

KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2015

  SKRIPSI

  

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh Mia Megawati

  NIM. 6661120516

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG 2017

  

ABSTRAK

  Mia Megawati. NIM. 6661120516. Manajemen Strategi Dinas Pendapatan Daerah dalam Meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2015. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I, Rahmawati, M.Si. Dosen Pembimbing II, Riny Handayani, M.Si.

  Pajak bumi dan bangunan perkotaan perdesaan (PBB-P2) sebagai pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terhutang ditentukan oleh keadaan obyek yaitu bumi/tanah dan/bangunan. Pajak yang bersifat memaksa kepada semua wajib pajak, namun dalam praktiknya masih terdapat persoalan diantaranya belum optimalnya pembayaran pajak, rendahnya realisasi dan target, belum tegasnya penerapan sanksi, kurangnya tenaga ahli perpajakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen strategi Dinas Pendapatan Daerah dalam meningkatkan PBB-P2 di Kabupaten Pandeglang tahun 2015. Penelitian ini menggunakan teori J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen (2003:9). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif dari Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan manajemen strategi Dinas Pendapatan Daerah dalam meningkatkan PBB-P2 di Kabupaten Pandeglang tahun 2015 belum berjalan baik. Hal ini dapat dilihat dari minimnya sumber daya manusia menangani IT maupun dilapangan, lemahnya penerapan sanksi pajak, kesalahan administrasi yang berulang. Saran yang sampaikan diantaranya memudahkan prosedur pembayaran, transparansi hasil pajak untuk menimbulkan kepercayaan dan kepatuhan wajib pajak, sanksi tegas sesuai dengan pelaksanaan, ditambahkannya pegawai instansi dan kolektor untuk penagihan serta diadakannya pelatihan terkait pajak dan pembukuan.

  Kata Kunci: Strategi, meningkatkan, PBB-P2

  

ABSTRACT

Mia Megawati. NIM. 6661120516. Local Revenue Office’s Strategic Management

on improving Land & Building Tax of Rural and Urban Sector at Pandeglang

Regency 2015. Science of Public Administration Department. Faculty of Social

and Political Sciences. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Supervisor I,

Rahmawati, M.Si. Supervisor II, Riny Handayani, M.Si.

Land & Building Tax of Rural and Urban Sector (PBB-P2) as material tax which

in term of the amount of the debt tax is determined by the state of the object which

are the earth/ground and/buildings. Taxes are forced to all tax payers, but in

practice there are insisted problems which are low awareness of the society, low

realization and targets, lack of sanctions implementation, lack of experts with

appropriate level of education. The purpose of this study was to determine how

Local Revenue Office’s Strategic Management in Improving the PBB-P2 at

Pandeglang 2015. This study used theories from J. David Hunger and Thomas L.

Wheelen (2003: 9). The method of this study is qualitative descriptive. The Data

collection techniques used were interviews, observation, literature study and

documentation. Analysis of the data used was an interactive model of Miles &

Huberman. The results of the study showed that the Local Revenue Office’s

Strategic Management on improving Land & Building Tax of Rural and Urban

Sector at Pandeglang Regency in 2015 has not run well. It can be seen from the

lack of human resources to handle IT and field, weak implementation of tax

penalties, administrative errors are repeated. The Suggestions which conveyed to

them among others facilitate payment procedures, transparency of tax revenue to

generate confidence and taxpayer compliance, in accordance with the strict

sanctions implementation, by adding the agency officer and collector for billing

as well as the holding of training related to taxes and bookkeeping. Keywords: Strategy, Improvement, PBB-P2

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan Hidayah-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Manajemen Strategi Dinas Pendapatan Daerah dalam Meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 tanpa menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti.

  Dalam skripsi ini penulis berusaha menyampaikan beberapa hal mengenai deskripsi permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian, landasan teori, dan metode penelitian yang tertuang dalam skripsi ini. Ucapan terimakasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan, pelajaran, serta motivasi dan dukungan dalam upaya penyusunan skripsi ini. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan ilmunya serta membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu, motivasi dan bantuannya.

  4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Listyaningsih, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara.

  7. Ipah Ema Jumiati M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dari awal hingga akhir.

  8. Riny Handayani selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang selalu membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  9. Bapak Riswanda, Ph. D selaku ketua penguji skripsi yang telah memberikan arahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  10. Bapak Maulana Yusuf, M.Si selaku penguji ahli yang telah memberikan arahan dan gambaran sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  11. Semua Dosen dan Staff Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  12. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang yang telah memberikan informasi dan bimbingannya kepada peneliti.

  13. Kepada kedua Orang Tua yang selalu membimbing dan mengantarkan anaknya sampai ke dalam Tahap Perguruan Tinggi.

  14. Saudara-saudariku yang selalu memberikan semangat dan motivasi, Faisal Fachrudim, Eva Fatmawati, Iin Presetiawati, Ati Rachmawati.

  15. Sahabat-sahabat yang memberikan dorongan dan motvasi terbaik dalam menyusun penelitian ini yaitu Nursella Senjariani, Wungu Amali Ilmi, Vina Valiana Syahnaz, Agista Amalia Maulidina, Dwi Febri Handayani, Ulfathul Mardiah, Yeni Fajarwati Jalsifha.

  16. Sahabat seperjuanan Hesti Oktaviawati yang telah membantu dalam penelitian.

  17. Sahabat-sahabat yang tidak dalam satu kampus akan tetapi tetap memberikan semangat yang tiada henti yaitu Dita Nadia, Nurfidini Ristianti, Sasadara Pramudita, Yuanita Budiman, Rachmi Fajri, dan Fathiah Nalisah Putri.

  18. HIMANE 2013, HIMANE 2014 dan BEM FISIP 2015 yang telah mengajarkan kebersamaan.

  19. Senior-senior Administrasi Negara yang tidak bisa disebutkan satu-satu namun dikhususkan untuk Mursi, Yunita, Ridwan Hapipi yang telah membantu, memberikan arahan, motivasi dan acuan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Peneliti meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam skripsi ini terjadi kesalah pahaman yang kurang berkenan selama penulis melakukan penelitian. Terimakasih.

  Serang, Januari 2017 Mia Megawat

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..i

ABSTRAK ……………………………………………………………………….ii

ABSTRACT

  ……………………………………………………………………...iii

  

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ………………………………...iv

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………….v

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………….vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………………vii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………viii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….ix

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..xiii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………...xv

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang ......................................................................................1

  1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................12

  1.3 Batasan Masalah...................................................................................12

  1.4 Rumusan Masalah ...............................................................................12

  1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................13

  1.6 Manfaat Penelitian ..…………………………………………………13

  1.6.1 Manfaat Teoritis ………………………………………………13

  1.6.2 Manfaat Praktis …………………………………………….…13

  

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS/ASUMSI DASAR PENELITIAN

  2.1 Landasan Teori…………………………………...…………………..14

  2.1.1 Pengertian Manajemen Strategi ………………………………15

  2.1.2 Proses Manajemen Strategi …………………………………...16

  2.1.3 Pengertian Pajak ………………………………………………25

  2.1.3.1 Fungsi Pajak …………………………………………..26

  2.1.3.2 Sistem Pemungutan Pajak …………………………….26

  2.1.3.3 Jenis-Jenis Pajak ……………………………………...27

  2.14 Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Pedesaan .......28

  2.1.4.1 Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Pedesaan.29

  2.1.4.2 Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Pedesaan32

  2.1.4.3 Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Pedesaan……………………………………………….33

  2.1.4.4 Cara Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Pedesaan ………………………………………………33

  2.1.4.5 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Pedesaan ……………………......34

  2.1.4.6 Sanksi Bagi Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Pedesaan……………………………………………….35

  2.1.5 Rencana Strtegis Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Lebak ……………………………………..38

  2.1.5.1 Visi Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang …...39

  2.2 Penelitian Terdahulu ……………………………………………….42

  2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian …………………………………….45

  2.4 Asumsi Dasar ………………………………………………………47

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ………………………………...48

  3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian.......................................................49

  3.3 Lokasi Penelitian …………………………………………………...50

  3.4 Variabel Penelitian …………………………………………………50

  3.4.1 Definisi Konsep ……………………………………………..50

  3.4.2 Definisi Operasional ………………………………………...51

  4.1.2.1 Visi Misi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang ……………………………………………….71

  4.3.2.3 Strategi ……………………………………………..122

  4.3.2.2 Tujuan ……………………………………………...119

  4.3.2.1 Misi ………………………………………………...116

  4.3.2 Perumusan Strategi ………………………………………...116

  4.3.1.2 Analisis Internal ……………………………………103

  4.3.1.1 Analisis Eksternal …………………………………...82

  4.3.1 Pengamatan Lingkungan …………………………………….82

  4.3 Temuan Lapangan ………………………………………………….82

  4.2.2 Data Informan Penelitian ……………………………………79

  4.2.1 Deskripsi Informan Penelitian ………………………………77

  4.1.2.2 Tugas, Pokok dan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang ……………………………73

  4.2 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang ………………………………………………………...70

  3.5 Teknik Pengolahan Data …………………………………………...52

  4.1.1.2 Keadaan Penduduk Kabupaten Pandeglang ………...69

  4.1.1.1 Visi Misi Kabupaten Pandeglang …………………...66

  4.1.1 Keadaan Wilayah Kabupaten Pandeglang …………………..64

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian …………………………………………64

  BAB IV PEMBAHASAN

  3.10 Jadwal Penelitian ………………………………………………….62

  3.9 Uji Keabsahan Data ………………………………………………..60

  3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……………………………..57

  3.7 Informan Penelitian ………………………………………………...59

  3.6 Instrumen Penelitian ……………………………………………….56

  3.5.2 Sumber Data Sekunder ……………………………………...54

  3.5.1 Sumber Data Primer …………………………………………52

  4.3.2.3 Kebijakan …………………………………………..126

  4.3.3 Implementasi Strategi …………………………………….127

  4.3.3.1 Program …………………………………………..128

  4.3.3.2 Anggaran …………………………………………129

  4.3.3.3 Prosedur ………………………………………….134

  4.3.4 Evaluasi dan Pengendalian ……………………………….142

  4.4 Pembahasan ……………………………………………………….145

BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….171

  5.2 Saran ………………………………………………………………171

  5.3 Rekomendasi ……………………………………………………...172

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1.1Targer dan Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Perdesaan Kabupaten Pandeglang….……………………………………………7

Tabel 1.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan …………………...9Tabel 2.1 Rencana Strategis Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang...38Tabel 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ……………………………………….46Tabel 3.1 Informan Penelitian …………………………………………………...57Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ……………………………………………………...63Tabel 4.1 Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Pandeglang ……………..66Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Pandeglang Tahun 2013-2015..69Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Pandeglang Berdasarkan Jenis Kelamin70Tabel 4.4 Data Informan ………………………………………………………...81Tabel 4.5 Laporan Pembayaran PBB-P2 Bedasarkan Waktu di Tahun 2015…..149Tabel 4.6 Matriks ………………………………………………………………167Tabel 4.7 Ringkasan Temuan Lapangan dan Pembahasan …………………….168

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cara Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Pedesaan……….36Gambar 2.2 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan

  Pedesaan …………………………………………………………………38

Gambar 3.1 Proses Analisis Data ……………………………………………………..61Gambar 4.1 Peta Kabupaten Pandeglang ………………………………................65Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang….76

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN 1 Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 2 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan LAMPIRAN 3 Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 Pajak Daerah LAMPIRAN 4 Dokumentasi Penelitian LAMPIRAN 5 Data Pendukung Penelitian LAMPIRAN 6 Daftar Hadir Bimbingan LAMPIRAN 7 Curriculum Vitae

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pajak merupakan pemasukan terbesar bagi negara baik pajak pusat hingga pajak daerah. Keberlangsungan pajak sebagai pemasukan yang memberikan sumbangsih cukup besar tentu dipengaruhi oleh peran serta dari berbagai pihak seperti dari pihak pemerintah maupun dari masyarakat. Peran serta antara pemerintah dengan masyarakat tentu harus terus berupaya lebih maksimal agar dapat melunasi semua target pajak yang ada. Peran pemerintah dalam mewujudkan keberhasilan pajak tentu menjadi tugas besar selama ini, agar masyarakat paham akan kewajibannya dalam membayar pajak dan pengelolaannya berjalan dengan baik.

  Menyampaikan informasi terkait persoalan pajak memang menjadi tugas pokok dalam meningkatkan pemasukan baik pajak pusat maupun pajak daerah, karena masih terdapat masyarakat yang juga sebagai wajib pajak namun belum membayarkan pajaknya karena enggannya membayarkan pajak walaupun sejauh ini kesadaran wajib pajak sudah meningkat. Pajak sebagai kontribusi wajib kepada negara disampaikan dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1) bahwa pajak adalah kontribusi wajib yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak sebagai kontribusi yang wajib dibayarkan oleh masyarakat sebagai wajib pajak kepada Negara yang tidak mendapatkan imbalan secara langsung inilah yang harus dipahami bahwa imbalan yang didapatkan merupakan dengan adanya pembangunan-pembangunan baik secara fisik maupun non fisik. Sehingga perlu dipahami bahwa fungsi dan manfaat dari pajak diperuntukkan untuk pembangunan yang dimanfaatkan kembali oleh semua masyarakat. Selain itu, pajak pun digunakan bagi barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dalam membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) baik dalam sebuah pembinaan maupun permodalan, bahkan pajak pun diperuntukkan untuk membayar hutang negara kepada Luar Negeri. Banyaknya manfaat atas pajak, menjadikan kewajiban yang harus dipenuhi oleh masyarakat selaku wajib pajak sehingga dapat mengurangi permasalahan yang ada. Membayarkan pajak, tentu harus dilihat pula jenis dan penanggung jawab pajak tersebut, karena tidak semua pajak dibayarkan langsung kepada pemerintah pusat namun semua diatur berdasarkan dengan peraturan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang.

  Berbagai macam jenis pajak dipungut dengan berdasarkan peraturan yang berlaku, tentu mempengaruhi dalam menjalankan roda pemerintahan baik ditingkat pusat maupun hingga tingkat daerah. Pajak pusat sebagai pajak yang mengurus dan mengatur semua pajak tingkat pusat, kemudian dikelola langsung oleh Direktorat Jenderal Pajak yang berada dibawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia tentu menyelesaikan segala urusannya secara masing-masing, karena dengan adanya sistem otonomi daerah membuat para penanggung jawab cukup menyelesaikannya berdasarkan jenis pajaknya. Seperti halnya pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan yang dahulunya termasuk sebagai jenis pajak pusat, maka di kelola langsung oleh pihak pemerintah pusat namun dibantu oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang berada disetiap Kabupaten Kota.

  Tahun 2012 merupakan tahun dimana pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan dilimpahkan segala wewenangnya kepada setiap daerah untuk menyelesaikan dan mengurus sendiri segala urusan pemerintahannya dengan selambat-lambatnya yaitu per 1 Januari 2014. Adanya pemberian wewenang yang diberikan dalam menjalankan urusan pemerintahan dan penambahan pajak kepada semua daerah, tentu menjadi tugas baru yang harus mampu diselesaikan. Adanya penambahanan jenis pajak sebagai pajak daerah tentu memberikan pengaruh besar kepada setiap daerahnya seperti halnya dapat menambah pemasukan bagi daerah dan juga pembangunan yang merata. Pembangunan yang belum merata saat ini memang selalu menjadi polemik yang masih belum terselesaikan, seperti halnya pada daerah-daerah tertinggal.

  Banten sebagai salah satu provinsi yang kabupatennya menjadi salah satu daerah tertinggal yaitu Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak masuk sebagai salah satu daerah tertinggal, dapat dilihat salah satunya bahwa saat ini pembangunan yang ada masih belum merata serta perkonomian masyarakat pada daerah tersebut masih sangat lemah. Masuknya kedua kabupaten tersebut sebagai kabupaten yang teringgal adalah bukti bahwa pembangunan dalam suatu daerah masih belum merata. Namun apabila kita lihat bahwa salah satu daerahnya, yaitu Kabupaten Pandeglang memiliki luas wilayah yang cukup luas yaitu sebesar 274.689,91 Ha atau 2.747

2 Km dan secara wilayah kerja administrasi terbagi atas 35 Kecamatan, 326 Desa

  dan 13 Kelurahan serta potensi yang dimiliki pun cukup beragam. Banyaknya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Pandeglang salah satunya yaitu dari pajak daerah. Dengan luas wilayah serta potensi yang beragam, tentu pemasukan pajak daerah pun ikut mempengaruhi seperti wilayah yang luas mempengaruhi pula terhadap pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan.

  Kabupaten Pandeglang sebagai kabupaten yang pertama kali melakukan pengalihan dalam pengelolaan pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan di Provinsi Banten yaitu tepatnya pada tahun 2013 atau kini berjalan di tahun ke-3. Masuknya pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan di Kabupaten Pandeglang tentu menjadi sebuah harapan besar dalam mengotimalkan pemasukan daerah dari pemasukan pajak daerah. Namun, keberhasilan tersebut tentu harus diimbangi dengan usaha yang dilakukan oleh pihak terkait agar pengelolaannya dapat berjalan secara optimal sehingga masuknya pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan memiliki andil yang besar baik sebagai penggerak maupun dalam menggerakkan masyarakat untuk menjalankan program yang dilakukan oleh pemerintah setempat, salah satunya melalui pembayaran pajak.

  Pajak bumi bangunan perdesaan perkotaan termasuk sebagai pajak yang akan terus dipungut, karena pajak tersebut akan terus memiliki manfaat dan potensi yang tinggi selama masih adanya orang/badan tetap yang memiliki tanah dan atau bangunan yang diperuntukkan oleh kepentingan bersama. Seperti yang dijelaskan bahwa pajak bumi bangunan perdesaan perkotaan merupakan pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan/bangunan (Gusfahmi: 2007). Besarnya harapan terhadap pemasukan dari pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan yang mampu menambah pendapatan asli daerah Kabupaten Pandeglang sehingga pengelolaannya dapat digunakan bagi berbagai aspek, namun dalam praktiknya belum berjalan dengan baik. Hal tersebut terlihat saat peneliti melakukan observasi awal dan wawancara terkait permasalahan yang terjadi mengenai pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan di Kabupaten Pandeglang, yaitu:

  Pertama, belum optimalnya pembayaran pajak. Kewajiban wajib pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan Kabupaten Pandeglang yaitu pada saat terbitnya Surat Pemeritahuan Pajak Terhutang (SPPT) yang dicetak pada Bulan Januari dengan berdasarkan jumlah pajak terhutang yakni bagi pajak terhutang yang mencapai maksimal Rp. 100.000,00 termasuk dalam Buku 1 yang diserahkan kepada pihak desa. Buku 2 dengan pajak terhutang antara Rp. 100.000,00 s/d 1.999.999 yang diserahkan kepada pihak kecamatan dan terakhir bagi para wajib pajak, yang memiliki jumlah pajak terhutang diatas Rp.

  2.000.000,00 maka penagihannya akan dilakukan oleh pihak Dinas Pendapatan Daerah di Kabupaten Pandeglang. Terbitnya Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan yakni dicetak pada Bulan Januari dan disampaikan kepada wajib pajak selamabat-lambatnya 6 (enam) bulan. Setelah diterima oleh wajib pajak maka dapat dibayarkan langsung melalui petugas pemungut pajak ataupun dibayarkan melalui Bank Jabar Banten (BJB) sebagai bank yang ditunjuk oleh pemerintah. Kewajiban para wajib pajak untuk membayarkan pajaknya sebelum jatuh tempo pada 30 September setiap tahunnya, namun dapat dilihat masih terdapatnya wajib pajak yang belum membayarkan kewajibannya. Seperti halnya wajib pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan di Kabupaten Pandeglang tahun 2015 sebanyak 604.863 namun belum semua wajib pajak melunasinya. Seperti halnya yang disampaikan oleh Bapak Andry Effendy selaku Kepala Seksi Penagihan dan Keberatan PBB- P2 dan BPHTB di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang menjelaskan bahwa memang belum semua wajib pajak membayarkan pajaknya, karena seringkali menunda-nunda waktu pembayarannya (Wawancara 19 Oktober 2016 pukul 11.13 WIB di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang). Pola pikir masyarakat selaku wajib pajak untuk membayarkan pajaknya memang sedikit demi sedikit sudah semakin membaik, namun apabila wajib pajak masih belum melunasi pajaknya dengan batas waktu yang ditentukan yaitu akhir per 30 September maka dapat mengakibatkan tagihan pajak tersebut terkena sanksi administrasi sebesar 2% dari jumlah nominal pajak. Semakin besar jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarkan, kemudian ditambahkan dengan sanksi pajak maka jumlah tagihan pajak pun akan semakin besar dan semakin lalai untuk membayarkan pajaknya. Serta dikhawatirkan wajib pajak menjadi enggan membayarkan pajaknya sama sekali karena jumlah pajak yang harus dibayarkannya menjadi besar dan pemasukan daerahnya semakin berkurang.

  Kedua, rendahnya realisasi dan target pajak. Keberhasilan realisasi dan target pajak dapat dilihat dari jumlah realisasi pajak yang melampaui dari target pajak tersebut, namun realisasi dan target pajak pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang setiap tahunnya tidak selalu meningkat, seperti yang dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan perkotaan

  

Kabupaten Pandeglang

No Tahun Target Realisasi Persentase

  1 2013 9,500,000,000 8,607,338,751 90,60% 2 2014 12,543,289,910 8,913,430,978 71,06% 3 2015 12,543,289,910 8,682,881,370 69.22 %

  Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang, 2016 Target dan realisasi pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan dapat dilihat pada Tabel 1.1 bahwa di tahun 2013 dengan jumlah target sebesar

  Rp.9.500.000,00 dan realisasi sebesar Rp. 8.607.338.751 maka persentasenya sebesar 90,60%. Tahun 2013 sebagai tahun pertama pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan dilimpahkan wewenangnya di Kabupaten Pandeglang dapat dikatakan cukup bagus karena persentasenya hampir mencapai 100%. Ditahun selanjutnya yaitu tahun 2014 dengan target Rp.12.453.289.910 yakni lebih besar dari target ditahun sebelumnya, namun capaian atau realisasinya yaitu hanya sebesar Rp. 8.913.430.978 atau sekitar 71,06% maka menurun sekitar 19,54% dari tahun 2013 yang mencapai 90,60%. Menurunya realisasi pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2014 mengakibatkan tidak bertambahnya target yang dibuat oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang yaitu tahun 2015 dengan jumlah target sama seperti tahun 2014 yaitu sebesar Rp.12.543.289.910. Jumlah target di tahun 2015 yang sama seperti tahun sebelumnya akan tetapi realisasinya lebih menurun kembali dibandingkan pada tahun 2014, untuk tahun 2015 realisasi pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan yaitu sebesar Rp.8.682.881.370 atau sekitar 69.22%. Untuk tahun 2015 realisasi pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan menjadi lebih menurun kembali dari tahun 2014 yaitu sebesar 1,84%.

  Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang pada salah satu media online yaitu Kepala Dispenda Kabupaten Pandeglang, Tati Suwagiharti menjelaskan, capaian PBB yang belum memenuhi target, lantaran pihaknya terkendala dengan keterbatasan tenaga penagihan. Karena diakui, kesadaran masyarakat untuk membayar pajak masih belum optimal. Rendahnya target dan realisasi pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan di Kabupaten Pandeglang dikarenakan tingginya target yang dilakukan oleh pemerintah daerah, namun tidak seimbang dengan realisasi dari pembayaran pajak setiap wajib pajak. Menurunnya penerimaan pajak bisa dikarenakan menurunnya perekonomian global sehingga tidak meningkatnya realisasi, maka perlu dilakukan perhitungan ulang terkait target yang akan dibuat oleh pemerintah daerah.

  Ketiga, belum tegasnya penerapan sanksi pajak. Bagi setiap wajib pajak yang belum membayarkan pajaknya, maka akan masuk kedalam jatuh tempo yang telah ditentukan dengan berdasarkan peraturan yang berlaku. Seperti halnya yang disampaikan oleh Bapak Andry Effendy selaku Kepala Seksi Penagihan dan Keberatan PBB-P2 dan BPHTB di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang menjelaskan bahwa memang dalam penerapan sanksi pajak masih belum tegas, karena penyelesaiannya masih berdasarkan kekeluargaan tidak sampai dengan dikeluarkannya surat teguran dan peringatan (Wawancara 05 Oktober 2016 pukul 12.20 WIB di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang). Seperti yang disampaikan oleh Bapak Andry Effendi selaku Kepala Seksi Penagihan dan Keberatan PBB-P2 dan BPHTB bahwa belum tegasnya penerapan sanksi pajak tersebut, membuat wajib pajak tidak merasa memiliki beban moril apabila pajaknya belum dibayarkan karena pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan pun menggunakan sistem pemungutan pajak official

  

assessment system dimana sistem pemungutan ini pemerintah diberikan

  wewenang untuk menentukan besarnya pajak terhutang wajib pajak. Penerapan sanksi yang belum berjalan dengan baik membuat wajib pajak akan terus sulit untuk ditagihnya dan nominalnya pun akan terus semakin meningkat apabila penerapannya tidak berjalan dengan baik.

  Keempat, kurangnya tenaga ahli perpajakan. Pengelolaan PBB-P2 yang dibutuhkan itu salah satuya fungsi manajemen Information Technology (IT).

  Apabila dilihat dari jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan seperti yang akan dijelaskan pada tabel dibawah ini, yaitu:

Tabel 1.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2016

  No. Kualifikasi Pendidikan Jumlah Pegawai

  1. S2

  7

  2. S1

  17

  3. D III

  5

  4. SLTA

  9 Jumlah

  38 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang, 2016 Berdasarkan data pada tabel 1.3 bahwa pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang memiliki 38 orang PNS, 8 orang Tenaga Kerja Kontrak (TKK), dan 16 orang Tenaga Kerja Sukarela (TKS). Apabila dilihat bahwa tidak adanya sumber daya manusia yang fokus terhadap persoalan pajak seperti halnya tenaga Information Technology (IT). Pada Dinas pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang masih belum memiliki petugas Information Technology (IT) khusus, seperti yang di sampaikan oleh Bapak Dedi Mulyadi, S.Sos selaku Kepala Seksi Pendataan dan Pendaftaran PBB-P2 dan BPHTB Dinas Pendapatan Daerah kabupaten Pandeglang menyatakan bahwa saat ini, kami memnag belum memiliki tenaga ahli yang khusus menangani permasalahan teknologi informasi yang berkaitan dengan PBB-P2 di Kabupaten Pandeglang. (Wawancara 21 September 2016 pukul 10.00 WIB di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang). Seperti yang disamapikan pula oleh Bapak Andry Effendi bahwa selaku Kepala Seksi Penagihan dan Keberatan PBB-P2 dan BPHTB bahwa sampai sekarang, kita masih belum semaju Kabupaten Lebak, dan kemarin kita sempat melakukan studi banding. (Wawancara pada tanggal 21 September 2016 pukul 10.15 WIB di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang). Seperti yang disamapikan oleh Kepala Seksi Pendataan dan Pendaftaran PBB-P2 dan BPHTB dan Kepala Seksi Penagihan dan Keberatan PBB-P2 dan BPHTB bahwa kurangnya tenaga ahli tersebut dapat menjadi kendala tersendiri seperti sistem rekapitulasi pembayaran PBB-P2 dengan pihak Bank yang sering kali terlambat, tidak adanya aplikasi petugas khusus yang menangani bagian pemetaan baik petugas dilapangan maupun petugas yang menangani aplikasinya. Lain halnya

dengan Kabupaten Lebak yang sudah memiliki petugas Information Technology (IT) dan sudah menggunakan berbasis teknologi, baik dilapangan maupun aplikasi yang menunjang peningkatan pajak bumi dan bangunan perkotaan peerdesaan di Kabupaten Lebak. Sehingga apabila dilihat dengan jumlah wilayah Kabupaten Pandeglang yang sangat luas dan penggunaannya masih secara manual seperti dalam melakukan penilaian tagihan pajak bagi wajib pajak baru, membuat berbagai macam kendala yang terjadi seperti human eror karena proses yang memakan banyak waktu, tenaga dan fikiran yang menjadikannya pekerjaan kurang efektif dan efisien. Serta backup data wajib pajak dengan menggunakan sistem informasi yang belum berjalan secara optimal.

  Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka peneliti mengaplikasikannya dala m penelitian yang berjudul “Manajemen Strategi

  Dinas Pendapatan Daerah dalam Meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

  Perkotaan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2015.”

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan dengan berbagai macam pernyataan terkait dengan Manajemen Strategi Dinas Pendapatan Daerah dalam Meingkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2015, yaitu:

  1. Belum optimalnya pembayaran pajak.

  2. Rendahnya realisasi dan target pajak.

  3. Belum tegasnya penerapan sanksi pajak.

  4. Kurangnya tenaga ahli perpajakan.

  1.3 Batasan Masalah

  Berdasarkan pemaparan mengenai hal-hal dalam latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah penelitian yaitu tentang Manajemen Strategi Dinas Pendapatan Daerah dalam Meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2015.

  1.4 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan menjadi kajian peneliti adalah tentang bagaimana Manajemen Strategi Dinas Pendapatan Daerah dalam Meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan perkotaan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2015?

  1.5 Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah dan rumusan masalah maka tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana Manajemen Strategi Dinas Pendapatan Daerah dalam Meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2015.

  1.6 Manfaat Penelitian

  1.6.1 Manfaat Teoritis

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TAHUN 2012 DI KABUPATEN BANYUWANGI

0 6 8

HUBUNGAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TAHUN 2012 DI KABUPATEN BANYUWANGI

0 3 16

PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN WAY KANAN

1 57 52

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN ACEH BESAR

0 1 8

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN ACEH BESAR

0 0 8

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (STUDI PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN MALANG)

0 4 9

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURABAYA

0 0 8

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TERHADAP REALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PALEMBANG - Bina Darma e-Journal

0 0 12

ANALISIS TUNGGAKAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TERHADAP REALISASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN PASCA PENGALIHAN PENGELOLAAN DARI PEMERINTAH PUSAT KE PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN BOJONEGORO

0 0 17