Pemilihan Umum dan Partai Politik Di Ind

Pemilihan Umum dan Partai Politik Di
Indonesia
Oleh : M. Dwiki Farhan
NIM : 02011181621094
Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya
A. Pemilihan Umum
Pemilihan umum merupakan salah satu sendi untuk tegaknya sistem politik demokrasi.
Oleh karena itu, tujuan pemilihan umum adalah untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip
demokrasi dengan cara memilih wakil-wakil rakyat di Badan Perwakilan rakyat, dalam rangka
mengikut sertakan rakyat dalam kehidupan ketatanegaraan. Mengenai sistem pemilihan umum,
telah diketahui bahwa tidak satupun sistem yang memuaskan dan benar-benar menjamin
keterwakilan1. Namun pemilihan umum tetap di anggap penting karena di dalamnya tertanam
asas kedaulatan rakyat yang tercantum dalam penjelasan umum UUD 1945. Oleh karena itu
sistem negara yang terbentuk harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas
permusyawaratan perwakilan.2 menurut Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, dalam paham
kedaulatan rakyat (democracy), rakyatlah yang dianggap sebagai pemilik dan pemegang
kekuasaan tertinggi dalam suatu negara.3 Rakyatlah yang menentukan corak dan cara
pemerintahan diselenggarakan. Rakyatlah yang menentukan tujuan yang hendak dicapai oleh
negara dan pemerintahannya itu. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang
sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi tersebut adalah suatu

keharusan bagi pemerintah untuk melaksanakan pemilihan umum sesuai dengan asas bahwa
rakyatlah yang berdaulat, maka semuanya itu harus dikembalikan kepada rakyat untuk
menentukannya.4
Terdapat 4 tujuan penyelenggaraan pemilihan umum, yaitu5.
1. untuk memungkinkan terjadinya peralihan kepemimpinan pemerintahan secara
tertib dan damai
2. untuk memungkinkan terjadinya pergantian pejabat yang akan mewakili
kepentingan rakyat dilembaga perwakilan
3. untuk melaksanakan prinsip kedaulatan rakyat, dan
4. untuk melaksanakan prinsip dan hak-hak warga negara.

1
2
3
4
5

Yusril izha mahendra, dinamika tatanegara Indonesia, (Jakarta : Gema insani Press, 1996), 207.
mahendra, dinamika tatanegara Indonesia, 203.
Kusnardi dan Ibrahim, Op. Cit, 328

Jimly Asshiddiqie, pengantar ilmu hukum tata negara, (Jakarta, : Rajawali Pers,2009), 416
jimly Asshiddiqie, pengantar ilmu hukum tata negara, (Jakarta, : Rajawali Pers,2009), 418

Pemilihan umum juga memiliki asas-asas, diantaranya yaitu6 :
1. Langsung, artinya Pemilihan umum harus dilaksanakan secara langsung, tidak
boleh diwakilkan. Hal ini dilakukan demi mengurangi resiko kecurangan yang
dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Pemilu berasaskan
“langsung” juga berfungsi sebagai media edukasi politik partisipatif bagi
masyarakat.
2. Umum, artinya Pemilu bersifat umum, yaitu pemilihan umum dapat diikuti oleh
seluruh warga negara yang telah memiliki hak menggunakan suara tanpa
terkecuali.
3. Bebas, artinya Dalam praktek sistem demokrasi dengan masyarakat yang
partisipan, pemilihan umum dilaksanakan secara bebas. Dalam hal ini berarti,
pemilu dilakukan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
4. Rahasia, artinya suara yang diberikan oleh ppemilih bersifat rahasia dan tertutup
dan tidak boleh diketahui oleh pihak manapun kecuali si pemilih itu sendiri.
5. Jujur, artinya bahwa pemilu yang baik dan berdasarkan demokrasi adalah dengan
dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
6. Adil, artinya perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih. Asas

yang adil harus dilaksanakan sebaik-baiknya supaya tidak ada pengistimewaan
ataupun diskriminasi terhadap kelompok-kelompok tertentu.
Dalam pemilihan umum terdapat dua macam hak pilih yaitu:
1.

Hak pilih aktif atau hak untuk memilih

2.
Hak pilih pasif, yaitu hak untuk dipilih menjadi anggota Badan Perwakilan
rakyat.
Sistem pemilihan dapat di golongkan kedalam dua sistem yaitu :
1. Sistem pemilihan organis
Yaitu mengisi keanggotaan lembaga perwakilan rakyat melalui pengangkatan atau
penunjukan.7 Dalam sistem organis rakyat di pandang sebagai sejumlah individu
yang hidup bersama-sama dalam beraneka warna persekutuan hidup. Persekutuan
hidup inilah sebagai hak untuk mengutus wakil-wakil kepada perwakilan
masyarakat.8 Menurut sistem pemilihan organis lembaga perwakilan rakyat hanya
merupakan lembaga perwakilan persekutuan-persekutuan hidup, yaitu hanya
berfungsi untuk mengurus kepentingan-kepentingan khusus dari persekutuanpersekutuan hidup yang ada dalam masyarakat.
2. Sistem pemilihan mekanis

Pemilihan mekanis disebut juga pemilihan umum. Sistem ini mengutamakan
individu sebagai pengendali hak pilih aktif dan memandang rakyat sebagai suatu
massa individu yang masing-masing mengeluarkan satu suara (untuk dirinya
6 Malik, “6 Asas Pemilu (Luberjurdil)”, diakses dari http://mengakujenius.com/asas-pemiluluberjurdil/, pada tanggal 11/11/2017 pukul 13.11
7 Handoyo, hukum tata negara, kewarganegaraan dan hak asasi manusia, 210.
8 Nikmatul huda, hukum tatnegara Indonesia, (Jakarta : Rajawali pers, 2009), 270

sendiri) dalam setiap pemilihan umum.9 Di dalam sistem ini dikenal dengan
adanya dua sistem pemilihan umum, yaitu:
a) Sistem pemilihan distrik
Dinamakan sistem distrik karena wilayah negara dibagi dalam
distrik-distrik pemilihan yang jumlahnya sama dengan jumlah
anggota badan perwakilan rakyat yang dikehendaki.[8] Atau
disebut juga sistem pemilihan yang wilayah negeranya dibagi atas
distrik-distrik pemilihan yang jumlahnya sama dengan jumlah
kursi yang tersedia di parlemen.10
b) Sistem pemilihan proporsional
Sistem pemilihan proporsional ialah sistem dimana persentase
kursi di Badan perwakilan rakyat yang dibagikan kepada tiap-tiap
partai politik sesuai dengan persentase jumlah suara yang diperoleh

tiap-tiap partai.11 Atau disebut juga sistem pemilihan dimana kursi
yang tersedia di parlemen dibagikan kepada partai-partai politik
sesuai imbangan perolehan suara yang di dapat oleh partai politik
tersebut. Oleh karena itu sistem ini disebut juga dengan “sistem
berimbang”.12
Sedangkan sistem pemilu di Indonesia, terbagi menjadi 4 sistem, yaitu.13
1. Sistem hak pilih
Hak pilih yang hanya dapat dipergunakan satu kali dengan usia yang sudah 17
tahun atau sudah menikah dan mempunyai jiwa raga yang sehat (tidak gila). Hak
pilih tidak bisa diwakilkan apapun alasannya. jika tidak sanggup datang pada
tempat pemilihan maka seseorang dianggap sebagai golongan putih (golput).
sebaiknya gunakan hak pilih, karena menjadi golput hanya melenyapkan hak dan
menggagalkan harapan kita dalam menentukan seorang pemimpin yang kita
inginkan.
2. Sistem pemilihan
Yaitu sistem yang mempunyai 2 kategori pemilihan mekanis yaitu dimana
masyarakat secara individu menpunyai hak masing masing dalam memilih,
mengeluarkan suaranya disetiap tempat pemilihan umum untuk satu wilayah
perwakilan yang ada pada partai politik yang anda inginkan, sedangkan sistem
pemilihan organes yaitu sekelompok individu yang hidup dalam keragaman

perbedaan namun bersatu mebjadi satu kesatuan yang kuat dalam memanfaatkan
hak pilihnya tanpa ada intuminasi, deskriminasi dan tekanan dari pihak manapun.
3. Sistem Pembangunan daerah pemilihan
Yaitu sebuah daerah yang memiliki warga yang cukup banyak namun belum
sepenuhnya merasakan pembanguanan yang merata dari segala sektor kehidupan,
9 Kusnardi, Pengantar tata negara Indonesia, 333.
10 Nikmatul huda, hukum tatnegara Indonesia, 273.
11 Kusnardi, Pengantar tata negara Indonesia, 338.
12 Nikmatul huda, hukum tatnegara Indonesia, 271.
13 Maya Sari, “4 sistem pemilu di Indonesia”, diakses dari https://guruppkn.com/sistempemilu-di-indonesia, pada tanggal 11/11/2017, Pukul 14.00

dengan adanya pemilu rakyat dengan mudah akan menilih clon pemimpin yang
mendukung pembangunan wilayah mereka agar sejajar dengan pembangunan
diwilayah lain.
4. Sistem pencalonan
Yaitu calon pemimpin akan dipromosikan oleh partai pendukungnya sambil
memberitahukan wacana wacana istimewa yang akan dibuat bagi kemajuan
pembangunan didalam negeri jika terpilih nanti. kampanye yang dilakukan agar
masyarakat bisa melihat, mengetahui, memahami, menyelami latar belakang
calon pemimpin dan memilih calon pemimpinnya yang sesuai dengan tujuan

mereka.

B. Partai Politik
Partai politik mempunyai posisi (status) dan peranan (role) yang sangat penting dalam
setiap sistem demokrasi. Partai memainkan peran penghubung yang sangat strategis antara
proses-proses pemerintahan dengan warga negara.14 pemilihan umum hampir-hampir tidak
mungkin dilaksanakan tanpa kehadiran partai-partai politik di tengah masyarakat. Keberadaan
partai juga merupakan salah satu wujud nyata pelaksanaan asas kedaulatan rakyat. Sebab dengan
pertai poltik itulah segala aspirasi rakyat yang beraneka ragam dapat disalurkan secara
teratur.15Maka secara otomatis partai politik berkembang menjadi penghubung antara rakyat
disatu pihak dan pemerintah dipihak lain.16
Dalam kehidupan politik ketatanegaraan suatu negara, pada prinsipnya dikenal adanya
tiga sistem kepartaian, yaitu:
1. Sistem partai tunggal
Istilah ini dipergunakan untuk partai politik yang benar-benar merupakan satusatunya partai politik dalam suatu negara, maupun partai politik yang mempunyai
kedudukan dominan diantara beberapa partai politik lainnya.
2. Sistem dua partai
Dalam sistem ini partai-partai politik dibagi kedalam partai politik yang berkuasa
(karena menang dalam pemilihan umum) dan partai oposisi (karena kalah dalam
pemilihan umum).

3. Sistem banyak partai
Pada umumnya sistem kepartaian semacam ini muncul karena adanya
keanekaragaman sosial budaya dan politik yang terdapat di dalam suatu negara.

Jika kedaulatan berada di tangan rakyat, maka kekuasaan politik harus dibangun dari
bawah dan rakyat harus diberikan kebebasan untuk mendirikan partai-partai politik. Memang
kebebasan mendirikan partai tanpa batas dapat menimbulkan berbagai persoalan, maka partai14 Jimly Asshiddiqie, pengantar ilmu hukum tata negara, (Jakarta, : Rajawali Pers,2009), 401.
15 mahendra, dinamika tatanegara Indonesia, 204.
16 handoyo, hukum tata negara, kewarganegaraan dan hak asasi manusia, 224.

partai tersebut harus bisa memainkan peranannya secara wajar dan optimal sebagai wahan
penyalur aspirasi rakyat maupun sebagai sarana membangun pemerintahan demokratis dari
bawah.17
Oleh sebab itu, tidak ada salahnya jikalau keberadaan partai politik di pergunakan untuk
mewujudkan tatanan kehidupan kenegaraan yang lebih beradab.
C. Sejarah Pemilihan Umum di Indonesia
Pemilihan Umum Indonesia 1955 adalah pemilihan umum pertama di Indonesia dan
diadakan pada tahun 1955. Pemilu ini sering dikatakan sebagai pemilu Indonesia yang paling
demokratis.Pemilu tahun 1955 ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif;
beberapa daerah dirundung kekacauan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia)

khususnya pimpinan Kartosuwiryo. Dalam keadaan seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan
polisi juga memilih. Mereka yang bertugas di daerah rawan digilir datang ke tempat pemilihan.
Pemilu akhirnya pun berlangsung aman.Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota
DPR dan Konstituante. Jumlah kursi DPR yang diperebutkan berjumlah 260, sedangkan kursi
Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi DPR) ditambah 14 wakil golongan minoritas
yang diangkat pemerintah.Pemilu ini dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ali
Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara,
kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap. Sesuai
tujuannya, Pemilu 1955 ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu18:
a. Tahap pertama adalah Pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini diselenggarakan
pada tanggal 29 September 1955, dan diikuti oleh 29 partai politik dan individu,
b. Tahap kedua adalah Pemilu untuk memilih anggota Konstituante. Tahap ini
diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955.
Lima besar dalam Pemilu ini adalah Partai Nasional Indonesia mendapatkan 57 kursi DPR dan
119 kursi Konstituante (22,3 persen), Masyumi 57 kursi DPR dan 112 kursi Konstituante (20,9
persen), Nahdlatul Ulama 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante (18,4 persen), Partai Komunis
Indonesia 39 kursi DPR dan 80 kursi Konstituante (16,4 persen), dan Partai Syarikat Islam
Indonesia (2,89 persen). Partai-partai lainnya, mendapat kursi di bawah 10. Seperti PSII (8),
Parkindo (8), Partai Katolik (6), Partai Sosialis Indonesia (5). Dua partai mendapat 4 kursi (IPKI
dan Perti). Enam partai mendapat 2 kursi (PRN, Partai Buruh, GPPS, PRI, PPPRI, dan Partai

Murba). Sisanya, 12 partai, mendapat 1 kursi (Baperki, PIR Wongsonegoro, PIR Hazairin,
Gerina, Permai, Partai Persatuan Dayak, PPTI, AKUI, PRD, ACOMA dan R. Soedjono
Prawirosoedarso).

17 mahendra, dinamika tatanegara Indonesia, 204.
18 Dicky Dewana, “sejarah singkat pemilu Indonesia tahun”, diakses dari
http://proffdwn.blogspot.co.id/2013/09/sejarah-singkat-pemilu-indonesia-tahun.html, pada
tanggal 11/11/2017, 14.33

Pemilu 1955 tidak dilanjutkan sesuai jadwal pada lima tahun berikutnya, 1960. Hal ini
dikarenakan pada 5 Juli 1959, dikeluarkan Dekrit Presiden yang membubarkan Konstituante dan
pernyataan kembali ke UUD 1945. Kemudian pada 4 Juni 1960, Soekarno membubarkan DPR
hasil Pemilu 1955, setelah sebelumnya dewan legislatif itu menolak RAPBN yang diajukan
pemerintah. Presiden Soekarno secara sepihak melalui Dekrit 5 Juli 1959 membentuk DPRGotong Royong (DPR-GR) dan MPR Sementara (MPRS) yang semua anggotanya diangkat
presiden.
D. Sejarah Partai Politik di Indonesia
1. Masa penjajahan Belanda
Masa ini disebut sebagai periode pertama lahirnya partai politik di Indonesia (waktu itu
Hindia Belanda). Partai Politik yang paling pertama dibentuk di Indonesia adalah De Indische
Partij pada 25 Desember 1912 oleh Douwes Dekker, Ki Hadjar Dewantara, dan Tjipto

Mangunkoesoemo. Lahirnya partai menandai adanya kesadaran nasional. Pada masa itu semua
organisasi baik yang bertujuan sosial seperti Budi Utomo dan Muhammadiyah, ataupun yang
berasaskan politik agama dan sekuler seperti Serikat Islam, PNI dan Partai Katolik, ikut
memainkan peranan dalam pergerakan nasional untuk Indonesia merdeka.19
2. Masa pendudukan Jepang
Pada masa ini, semua kegiatan partai politik dilarang, hanya golongan Islam diberi
kebebasan untuk membentuk partai Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Partai Masyumi),
yang lebih banyak bergerak di bidang social
3. Masa pasca proklamasi kemerdekaan
Menjelang pemilu 1955 terdapat 70 partai politik. Pemilu ini dipergunakan untuk
memilih anggota konstituante yang bertugas untuk merumuskan UUD yang akan menggantikan
UUDS 1950 dan memilih DPR. Pada tahun 1959, dilakukan penyederhanaan sistem kepartaian
di Indonesia yaitu:
1. Penpres no 7 tahun 1959 dan Penpres no 13 tahun 1960 mengatur tentang
pengakuan, pengawasan dan pembubaran partai-partai politik.
2. Membubarkan PSI dan MASYUMI pada tahun 1960.
Pada tanggal 14 april 1961 hanya sembilan partai yang mendapat pengakuan. Gagasan
penyederhanaan kehidupan kepartaian ini tidak hanya mengandung arti pengurangan jumlah
partai politik tetapi juga melakukan perombakan sikap dan pola kerja dari partai-partai tersebut.

19 Wikipedia, “Partai politik di Indonesia”, diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_politik_di_Indonesia, pada tanggal 11/11/2017 pukul
14.50

E. Hubungan Pemilihan Umum Dan Partai Politik
Partai politik merupakan satu-satunya organisasi politik yang berkaitan dengan pemilihan
umum. Karena peran pemilihan umum dalam partai sangat besar untuk mencapai tujuan dalam
pemilihan dan mempergunakan kekuasaan dalam pemerintahan setelah partai tersebut
memenangkan pemilihan20
F. Dasar Yuridis Pemilu Di Indonesia
Ada beberapa dasar yuridis dari pemilihan umum di Indonesia, yaitu :
1. Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan kedaulatan ada ditangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
2. Pasal 7 UUD 1945 yang menyatakan persiden dan wakil presiden memegang jabatannya
selama 5 tahun dan sesudanya dapat dipilih kembali.
3. Pasal 19 UUD 1945, susunan DPR ditetapkan dengan Undang-Undang.
Setelah lahirnya UU no 15 tahun 1969 dan UU no 16 tahun 1969 pemilu berikutnya
menggunakan dasar yuridis diantaranya :
1. UU no 4 tahun 1975.
2. UU no 5 tahun 1975.
3. UU no 2 tahun 1980 tentang pemilihan umum tentang anggota badan permusyawaratan
atau perwakilan rakyat.
4. UU no 1 tahun 1985.
5. UU no 2 tahun 1985 tentang susunan dan kedudukan MPR,DPR dan DPRD.
6. UU no 3 tahun 1999 tentang pemilu.
7. UU no 12 tahun 2003 tentang pemlihan umum tentang DPR, DPD dan DPRD.21
G. Kesimpulan
Pemilihan umum merupakan salah satu sendi untuk tegaknya sistem politik demokrasi.
Oleh karena itu, tujuan pemilihan umum adalah untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip
demokrasi dengan cara memilih wakil-wakil rakyat di Badan Perwakilan rakyat, dalam rangka
mengikut sertakan rakyat dalam kehidupan ketatanegaraan sedangkan Partai Politik memainkan
peran penghubung yang sangat strategis antara proses-proses pemerintahan dengan warga
negara. Di Indonesia sendiri antara partai politik dan pemilu telah lama dikenal oleh bangsa kita,
bahkan sebelum Indonesia merdeka. Partai politik telah ada sejak zaman kolonial belanda,
namun Indonesia baru melaksanakan pemilu pertamanya setelah Indonesia merdeka. Partai
politik dan Pemilu memiliki peranan penting untuk bangsa Indonesia, Karena keduanya
20 Ahmadjay, “Hubungan Partai Politik dengan Pemilu”, diakses dari
https://www.dictio.id/t/apa-hubungan-partai-politik-dengan-pemilu/5236, pada tanggal
11/11/2017 pukul 15.10
21 Nikmatul huda, hukum tatnegara Indonesia, 264 dan 267.

mengimplementasikan prinsip demokrasi yang dianut oleh Indonesia. namun kenyataan saat ini
sangat berbeda. partai politik sering dijadikan oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan
sebagai alat untuk memperoleh kursi jabatan tanpa memikirkan tujuan dan fungsi dari partai
politik itu sendiri, sedangkan pemilihan umum yang seharusnya dilakukan sesuai asas-asas yang
ada saat ini malah sering terjadi kecurangan dalam pemilihan umum untuk memenangkan pihak
dari suatu partai politik yang haus akan jabatan dan kemenangan tanpa memikirkan rakyat.

Refrensi :
Buku :





Huda, Nikmatul. 2009. Hukum Tatanegara Indonesia. Jakarta : Rajawali pers.
Izha mahendra, yusril. 1996. Dinamika Tatanegara Indonesia. Jakarta : Gema insani
Press.
Kusnardi. 1988. Pengantar Tata Negara Indonesia. Jakarta : PD Budi Chaniago.
Asshidiqie Jimly. 2009. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta : Rajawali pers

Internet :






Malik. “6 Asas Pemilu (Luberjurdil)”. Tanggal 11 November 2017, pukul 13.11 .
http://mengakujenius.com/asas-pemilu-luberjurdil/
Sari, Maya. “4 sistem pemilu di Indonesia”. Tanggal 11 November 2017. Pukul 14.00.
https://guruppkn.com/sistem-pemilu-di-indonesia,
Dewana, Dicky. “sejarah singkat pemilu Indonesia tahun”. tanggal 11 November 2017
Pukul 14.33. http://proffdwn.blogspot.co.id/2013/09/sejarah-singkat-pemilu-indonesiatahun.html,
Wikipedia. “Partai politik di Indonesia”. tanggal 11 November 2017 pukul 14.50
https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_politik_di_Indonesia.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65