Publication | INDOHUN INDOHUN News No

NEWS

INDOHUN
The Tenth Edition, September 2016

ZOONOSES
UPDATE
ZIKA VIRUS
RABIES in BENGKULU
RABIES DAY

INDOHUN
UPDATE
GLOBAL HEALTH

TRUELEADERS
2016 B A T C H

6 7 8

THE

COVER
This year, various challenges of
deadly zoonotic diseases have
threated many countries, starting
with Ebola in the early of 2016 until
Zika, the very updated outbreak
that currently occurs in Singaporeone of the neighboring countries
near Indonesia.
Nowadays, zoonotic diseases could
spread from one country to other
country in a very short time. It
proves that there is no barrier
anymore. Anyone can be attacked
at any time by the zoonotic disease.
Therefore, this is the perfect time
for the world’s health professionals
from different background to sit
and work together against zoonotic
diseases and the disease of
tomorrow by using One Health

concept.

Tahun ini, berbagai tantangan
penyakit zoonotik yang mematikan
sangat
meresahkan
dan
mengancam banyak negara, dimulai
dengan Ebola yang mengancam di
awal tahun 2016 ini hingga Zika
yang
tengah
mewabah
di
Singapura, salah satu negara
tentangga yang dekat dengan
Indonesia.
Saat ini, penyakit zoonotik dapat
menyebar dari satu negara ke
negara lain dalam waktu yang

sangat cepat. Tidak ada batasan
lagi. Semua penyakit zoonotik
dapat
menyebar.
Kapanpun.
Dimanapun.
Ini adalah waktunya bagi seluruh
ahli kesehatan dari latar belakang
berbeda-beda untuk duduk dan
bekerja bersama melawan penyakit
zoonotik menggunakan konsep One
Health.

B

6

The Global Health
True Leaders 2016


E Currently, Indonesia has entered the era of
ASEAN free trade. It is certainly affect the whole
sector in Indonesia and other countries in ASEAN
region. Moreover, the number of good leader
especially in health sector in South East Asia is still
low. The world needs more leaders to lead our
community to reach better life in the future. We need
more leaders who brave to speak up in international
forum for the community.
One of the fundamental sector that needs to be
addressed to solve this condition is education. In
order to compete in a positive way, countries in
ASEAN region need to increase the quality of the
human resources.
To answer this challenge, INDOHUN, has a
leadership training program on global health, that
widely known as Global Health True Leaders (GHTL).
In this year, 3 batches of GHTL was conducted in
3 different provinces in Indonesia, i.e West Sumatra,
East Nusa Tenggara, and Bali, with the total

participants are 165 young people, aged 20-30 years
old, originating from Indonesia, Malaysia, Thailand,
and Vietnam.

I Saat ini, Indonesia sudah memasuki era pasar
bebas ASEAN. Hal ini tentunya mempengarui seluruh
sektor yang ada, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga
di Negara lain yang merupakan anggota ASEAN. Lebih
dari itu, jumlah orang yang memiliki jiwa
kepemimpinan, terutama yang bekerja di sektor
kesehatan masih rendah. Dunia ini membutuhkan
pemimpin yang lebih banyak lagi untuk membawa
masyarakat menggapai kehidupan yang lebih baik.
Pemimpin yang cakap berbicara di forum internasional
juga diperlukan.
Salah satu sektor yang juga terkena dampak dari
pasar bebas ASEAN dan harus dibenahi untuk
memperbaiki posisi kita di mata dunia adalah
pendidikan. Agar dapat bersaing secara positif,
Indonesia dan Negara ASEAN lainnya perlu

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki.
Menjawab tantangan ini, INDOHUN kembali
mengadakan pelatihan kepemimpinan yang sudah
dikenal dengan nama Global Health True Leaders
(GHTL).
Pada tahun ini, GHTL diadakan sebanyak 3 kali di
3 provinsi berbeda, yaitu Sumatera Barat, Nusa
Tenggara Timur, dan Bali. Total peserta yang
mengikuti kegiatan ini adalah 165 orang berusia 20-30
tahun, yang berasal dari Indonesia, Malaysia,
Thailand, dan Vietnam.

GHTL Batch 6 Participants enjoyed the nature of Ngarai
Sianok after had a very challenging national leadership
initiatives.
GHTL Batch 7 Participants
got an experience to
celebrate
I do esia’s

Independence Day with
thousands new students of
UNDANA

GHTL Batch 8 participants
originated from 4 countries.
Through mutual respect to
other culture, they are united
and work together. There is no
more barrier language.

E GHTL Batch 6 was held on July 29 – August 4,
2016 in Bukittinggi, West Sumatra. This training was
participated by 53 young people from several health
sciences educational background, i.e medicine,
veterinary medicine, public health, nutrition,
pharmacy, midwifery, etc. Meanwhile, GHTL Batch 7
was held in Kupang, NTT on August 11-17, 2016. Fifty
nine (59) people participated. And last, GHTL Batch 8,
it was conducted in Tabanan, Bali, on August 24-31,

2016. Fifty three (53) people from 4 countries
(Indonesia, Malaysia, Thailand, and Vietnam)
attended and involved actively in this Batch 8.
GHTL 2016 was held for 7 days. At the first 4
days, the participants trained in the class. Participants
got the knowledge of global health and leadership.
Not only the lecture method, but also respect,
collaboration, team building, leadership, etc. which
trained to participants, using many methods such as
team building exercise, role play, public speaking
simulation, and team discussion, participants have
chance to exercise and increase themselves. The next
day, participants visited several places which related
to leadership implementation and real situation in
community. We asked them to understand how to
implement the good leadership in different situation
in community. On the 6th day, the participants have
chance to implement their improvement skill in the
field with serve the local community. At the end of
training, the participants got the leadership exercise

through the limitation of teamwork and each
individual. With this exercise they knew their strength
and ability.

I GHTL Batch 6 diadakan pada tanggal 29 Juli – 4
Agustus 2016 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Total
peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah 53 orang.
Sementara itu, GHTL Batch 7 dilaksanakan di Kupang,
NTT pada tanggal 11-17 Agustus 2016 yang diikuti oleh
59 peserta. Sedangkan Batch 8 diadakan di Tabanan,
Bali pada tanggal 24-31 Agustus 2016 dengan jumlah
peserta 53 orang.
GHTL adalah pelatihan kepemimpinan yang
diadakan selama 7 hari. 4 hari pertama, para peserta
akan dilatih di dalam kelas. Banyak pelajaran yang
peserta dapatkan, diantaranya adalah soft skill
kepemimpinan, simulasi public speaking, dll. Pada hari
ke-5 para peserta akan dibawa keluar kelas dan
melakukan kunjungan ke tempat-tempat terkait
pelajaran yang diberikan di dalam kelas, hari ke-6 para

peserta akan ditantang untuk melayani masyarakat
melalui serangkaian kegiatan sosial selama sehari
penuh, dan akhirnya pada hari ke-7, para peserta
dididik dalam pelatihan fisik yang mengedepankan
prinsip kerjasama satu tim.

Beside doing training in the class, GHTL participants
were also taught how to get the very healthy body by
doing morning exercise every morning.

The in-class-training atmosphere. Collaboration and
Team work are our strong points.

During 7 days of training, the committee,
trainers, and participants engaged and did the
collaboration with Indonesia Armed Forces (TNI)
and Regional Police Department. We believe the
collaboration with the TNI and Police could help
participants to gain more discipline, brave, and
responsible. Furthermore, this collaboration will

be very helpful in order to shape the True Leader
character, particularly the firmness and
discipline. As we have known, TNI (Indonesian
Armed Forces) and Police are recognized as the
institutions
with
great
integrity.
This
collaboration gave a new unforgettable
experience to the GHTL participants.
At the beginning, it was challenging for
trainers and organizers to make participants
wake up earlier in the morning and do the
morning exercise. Yet, it was a precious moment
also. Moreover, to get up early, the GHTL 2016
participants felt ready enough to seize the
opportunities on that day. In addition, this way
had successfully made the participants involve
actively in every activity of GHTL.

To be an international leader, the participants were
challenged to speak properly in front of the international
forum role play. The role play was one of the teaching
method of GHTL that brought real experience.

One of our fun experience. Besides serious side of GHTL, the participants were
also taught to be a lovable leader by being a cheerful person through games
that improve their capability to work in a team and maintain their emotion.

We used paper as one of the teaching tool, but, the participants were also had
to be capable to work using high technology. Because, their future coworker
may lives overseas.

Padatnya kegiatan ini mengharuskan INDOHUN untuk
bekerjasama dengan aparat TNI dan Kepolisian. Kerjasama
yang terjalin dengan para apparat ini membuat GHTL batch 6,
7, dan 8 sulit dilupakan dan meninggalkan kesan tersendiri
bagi para peserta. Ketegasan dan kedisiplinan yang diterapkan
pun mampu membuat para peserta mengikuti kegiatan
dengan tertib dan teratur. Sebagai penyelenggara, INDOHUN
percaya bahwa bekerjasama dengan TNI akan memberikan
banyak pengalaman yang tak terlupakan dan keuntungan,
diantaranya adalah mempersiapkan karakter peserta sebagai
pemimpin yang sesungguhnya, terutama dalam hal ketegasan
dan kedisiplinan. Seperti yang kita ketahui, TNI dikenal sebagai
institusi yang berintegritas tinggi sehingga sangat cocok
dengan program ini.
Awalnya memang terasa berat, apalagi untuk bangun pagi
setiap hari dan berolahraga sebelum mulai beraktivitas. Akan
tetapi, setelah para peserta GHTL 2016 merasakan manfaat
dari olahraga pagi, bangun pagi bukan lah masalah yang besar.
Terlebih dari itu, dengan bangun pagi, mereka merasa lebih
siap untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada selama 1
hari penuh.

E Beside discipline and firmness, the participants of
GHTL 2016 were also provided with the knowledge and
skills, both hard and soft skills, that very useful for their
life ahead. The knowledge were transferred by 5
distinguished trainers from Indonesia, namely :
1. 1. Prof. Wiku Adisasmito, DVM, MSc, PhD
2. Prof. Adik Wibowo, MD, MPH, DrPH
3. dr. Syahrizal Syarief, MPH, PhD
4. Dr. Alex Papilaya, MPH, DTPH
5. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, SpMK(K)
Besides, GHTL 2016 also support its participants with
international feel and invited 4 distinguished
international trainers :
1. Prof. Dr. Mohd. Hair Bejo from Malaysia One
Health University Network (MYOHUN)
2. Prof. Stanley Fenwick, BVMS, MSc, PhD from Tufts
University, USA
3. Dr. Jeffrey Mariner, from Tufts University, USA
4. Dr. Ong Orn Prasarnphanich, DVM from University
of Minnesota, USA

In the beginning, the in class training was started with
capacity building with purpose to know and recognize
each other and brings together the different culture and
educational background among the participants. The in
class training were running for 4 days.

Prof. Wiku

Prof. Hair

Prof. Adik

Prof. Stan

I Selain kedisiplinan, para peserta GHTL 2016 juga
dibekali dengan ilmu yang sangat berguna. Ilmu ini
diberikan oleh beberapa pelatih dalam negeri yang ahli
di bidangnya, diantaranya adalah
1. Prof. drh. Wiku Adisasmito, MSc, PhD
2. Prof. dr. Adik Wibowo, MPH, DrPH
3. dr. Syahrizal Syarief, MPH, PhD
4. Dr. Alex Papilaya, MPH, DTPH
5. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, SpMK(K)
Selain itu, untuk menjadikan pelatihan in berskala
internasional, pelatih GHTL 2016 juga didatangkan dari
luar negeri, yaitu :
1. Prof. Dr. Mohd. Hair Bejo from Malaysia One
Health University Network (MYOHUN)
2. Prof. Stanley Fenwick, BVMS, MSc, PhD from Tufts
University, USA
3. Dr. Jeffrey Mariner, from Tufts University, USA
4. Dr. Ong Orn Prasarnphanich, DVM from
University of Minnesota, USA
Kegiatan di dalam kelas dilaksanakan selama 4 hari, di
awali dengan perkenalan dan capacity building dengan
tujuan menyatukan latar belakang pendidikan dan
budaya yang berbeda antar peserta. Selain itu,
kegiatan belajar mengajar yang terjadi juga sangat
kondusif.

Dr. Sri

Dr. Syahrizal

Dr. JefF

Dr. Alex

Ms. Aim

E Not only gave a great opportunity to learn in
the class, but also GHTL Batch 6 gave the real
experience by visiting three places, i.e The Artificial
Insemination Hall, The Modern Slaughterhouses, and
home industry that produce rendang . For Batch 7,
the participants learnt to push their self beyond their
limit and to accommodate that, the participants,
trainers, and INDOHUN team were visiting Fatuleu
Mountain and hiked the mountain. Meanwhile, for
batch 8, the participants visited the Museum of Art
and The Monkey Forest to learn deeper about culture
and belief and had direct contact to monkey, one of
the reservoir for zoonotic disease.
Beside visiting many places to learn practically,
through GHTL, the participants from different
educational background were accommodated to work
together in a team to solve the local health problem.
An outdoor activity were conducted to support this,
namely The Field Work.

I Untuk
memberikan
pengalaman
yang
sesungguhnya, GHTL batch 6 memberikan pengalaman
belajar di luar kelas, yakni Balai Inseminasi Buatan,
Rumah Pemotongan Hewan Modern, dan Industri
Rumahan berbahan dasar daging sapi. Sementara itu
untuk GHTL Batch 7, peserta dilatih untuk memotivasi
diri sendiri agar melampaui batas yang dimiliki saat ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, pelatih, tim INDOHUN,
dan para peserta mengunjungi Gunung Fatuleu dan
melakukan pendakian bersama-sama. Sedangkan pada
Batch 8, peserta mendapatkan kesempatan untuk
mempelajari lebih dalam mengenai kebudayaan lokal
di ARMA Musemu dan berkontak langsung dengan
monyet di Monkey Forest.
One Health adalah pendekatan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dilakukan
dengan berkolaborasi. Kegiatan lapangan berupa
kegiatan sosial diadakan untuk memfasilitasi
kemampuan peserta dalam berkolaborasi dan bekerja
bersama menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
di daerah setempat.

We love Indonesia, we are I do esia’s next
True Leaders. Caring and helping each other
is important. GHTL Batch 6 participants
dedicated their life to Indonesia and its
people.

One of GHTL Batch 8 participant from Vietnam.
She did very well in applying the knowledge
given in the class about Culture and Belief.
Because by understanding the culture, we can
intervene the local community more.

Challenged more, collaborate more! We ca ’t
conquer the mountain alone. It needs team
work. GHTL Batch 7 participants got experience
to push their limit and go beyond by hiking.

E This field work is a series of four major activities
that include free health check up, health education for
school-age children, livestock supplementation, and
tree planting . These activities is expected to help local
people, both children and adults, and to give the
participants real experience in handling and
accommodating the local co
u ity’s needs.
Moreover, the participants also learnt to collaborate
and work together in a team professionally with their
friends who have different educational background.
For Batch 6, the field work took place in Gunung
Village, Padang Panjang. It was started by a short
opening ceremony, and continued by free health
check up, livestock supplementation, and tree
planting. Meanwhile for batch 7, the field work were
conducted in Baumata Village, and for batch 8, it were
conducted in Kelating Village.

The earth is our home. Besides caring and helping
the human beings, GHTL participants from all batch
were taught to care with the environment.

I Adapun kegiatan sosial ini merupakan rangkaian 4
kegiatan besar yang mencakup pengecekan kesehatan
gratis, penyuluhan kesehatan untuk anak usia sekolah,
suplementasi hewan ternak, dan penanaman pohon.
Keempat kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu
masyarakat lokal, baik anak-anak maupun orang
dewasa, dan memberikan pengalaman yang nyata
kepada para peserta tentang bagaimana cara
menangani kebutuhan sekumpulan masyarakat. Selain
itu, para peserta juga ditantang untuk bekerja
berkolaborasi dengan rekan satu angkatan yang
memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda.
Field work untuk GHTL Batch 6 dilaksanakan di Desa
Gunung, Padang Panjang yang diawali dengan
pembukaan dan dilanjutkan dengan pengobatan gratis,
suplementasi ternak, dan penanaman pohon.
Sementara untuk Batch 7 diadakan di Desa Baumata,
dan untuk Batch 8 diadakan di Desa Kelating
Sebagai kesimpulan, GHTL adalah sebuah pelatihan
dengan paket lengkap, di mana para peserta dapat
mempelajari hard skill dan soft skill di saat yang
bersamaan hanya dengan mengikuti 1 pelatihan. Selain
itu, kegiatan di dalam dan luar kelas juga dilakukan
dengan proporsi yang seimbang.
Kegiatan ini sangat esensial, sebagai investasi awal bagi
Indonesia dan ASEAN untuk mendapatkan sumber daya
manusia berkualitas baik yang mampu bekerja bersama
dalam sebuah tim dengan latar belakang pendidikan,
kebudayaan, dan kebangsaan yang berbeda untuk satu
tujuan yang sama, ONE HEALTH.

As a conclusion, GHTL is a whole-package- training
program, that supporting and providing its participants
with the knowledge and skills, both hard and soft skills.
Besides, the in class and out class activities were done
in a balance proportion. This activity is very essential, as
an initial investment for Indonesia and ASEAN to
receive good quality of human resources who are able
to work together in a team with a different educational,
culture, and nationalities background, for the same one
vision, ONE HEALTH.
PARTNERSHIP. Doctor, Veterinarian, Public Health
Expert, Nurse, Pharmacist, Microbiologist, Pathologist,
Dentist, Nutritionist, Midwife, Anthropologist,
Sociologist, Politician, Psychologist, etc. and even the
Military Team are needed to create a better life.
TEAM WORK. COLLABORATION. ONE HEALTH

INDOHUN
September Update

One Health Photo Contest

Kontes Foto One Health

E Regarding the upcoming International One
Health Day on November 3rd, 2016. We launch the
One Health Photo Contest on September 2016. There
will be two categories as follow (1) Multi-sectoral
collaboration to tackle infectious zoonotic diseases
and (2) An effort to prevent, detect, or respond
Infectious Zoonotic Diseases. This is one month
period to submit a photo which related to those
categories. The selected photos will be published in
INDOHUN website on November 3rd, 2016.

I Tanggal
3 November ditetapkan sebagai
International One Health Day. Sebagai salah satu upaya
memeriahkan hari One Health sedunia ini, INDOHUN
mengadakan Kontes Foto One Health. Akan ada 2
kategori foto yang dapat mengikuti kontes ini, yakni
kolaborasi multisektor untuk mengatasi penyakit infeksi
zoonotik dan Upaya untuk mencegah, mendeteksi, dan
merespon penyakit infeksi zoonotik. Penyerahan dan
pendaftaran foto yang terkait akan dilakukan melalui
website www.indohun.org dan dibuka selama 1 bulan.
Foto terpilih akan dipublikasikan pada website INDOHUN
tanggal 3 November 2016.

One Health CommunityEmpowerment (KKN)
INDOHUN holding One Health Community Empowerment
in several provinces: West Nusa Tenggara, Bali, East Java,
and East Kalimantan. We select students in our university
member which has Community Empowerment program
and asked them to submit the One Health Community
Empowerment proposal. There are nine student groups
which were selected. Now, they are implementing their
one health community empowerment project in selected
village. The aims are to implement student knowledge in
a real situation and empower community about One
Health.

Pemberdayaan Masyarakat One Health
INDOHUN tengah mengadakan Pemberdayaan
Masyarakat dengan pendekatan One Health di
beberapa provinsi, yaitu di Nusa Tenggara Barat, Bali,
Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. INDOHUN
melakukan penyeleksian kepada mahasiswa dari
fakultas anggota INDOHUN yang telah memiliki program
Pemberdayaan Masyarakat dan meminta mereka untuk
menyerahkan proposal kegiatan yang mereka usung.
Saat ini, telah ada 9 kelompok yang sudah diterima.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengakomodasi
mahasiswa dalam mengimplementasikan kemampuan
dan pengetahuan yang mereka miliki dan untuk
memberdayakan
masyarakat
lokal
dengan
menggunakan pendekatan One Health

THE ZOONOSIS
U P D A T E

Image source :http://www.readersdigest.ca/

E Currently, zika is reported spread to 65
countries. The infection has reached Africa. The
experts said that infection occurs more during
summer. And at the same time, many people across
the world will travel. This could make the transmission
spread massively.
The temperature during summer will be very
suitable to the osquitos’ life. The researcher, Oliver
Brady stated that India, Indonesia, and Nigeria are the
countries with the highest risk at zika virus.

“If this virus move to these
countries, then the health
system in it will be in a chaos
situation"
A professor in molecular virology from
University of Nottingham, Jonathan Ball, stated that
travel activity and trade will be a mediator in
spreading zika to the world. And one of the way to
search its transmission is by doing a direct research.
The General Director of Disease Control and
Environmental
Health,
Ministry
of
Health,
Muhammad Subuh, stated that zika had been found
in Jambi, Indonesia. This occurred when there is a
dengue fever outbreak in the end of 2014-April 2015.
Source : Republika and Tempo News Portal

I Hingga saat ini, zika telah menyebar ke sedikitnya 65
negara. Infeksi juga telah merambah Afrika. Pakar
menyatakan bahwa penularan terjadi lebih banyak saat
musim panas. Dan pada saat yang bersamaan, banyak
orang akan melakukan perjalanan di seluruh penjuru dunia.
Suhu hangat selama musim panas menguntungkan
bagi nyamuk untuk hidup lebih lama. Peneliti Oliver Brady
menyatakan bahwa India, Indonesia dan Nigeria adalah 3
negara dengan risiko tertinggi terserang wabah zika.

"Jika zika berpindah ke area
ini maka dampaknya terhadap
sistem kesehatan akan sangat
kacau,"
Profesor virologi molecular dari University of
Nottingham, Jonathan Ball mengatakan aktivitas perjalanan
dan perdagangan akan menyebarkan zika ke seluruh dunia.
Dan salah satu cara untuk mencari tahu ke mana
penyebarannya adalah dengan penelitian langsung agar
terhindar dari wabah viral di masa depan.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan
Lingkungan
Kementerian
Kesehatan
Muhammad Subuh menyatakan virus zika pernah
ditemukan di Provinsi Jambi. Penemuan virus zika di Jambi
berawal ketika terjadi wabah demam berdarah pada akhir
2014-April 2015.

Singapore : ZIKAis
Sixteen women in Singapore are confirmed to have
Zika, said the Ministry of Health (MOH) on Friday (Sept
23). The number has doubled from the eight cases that
were confirmed on Sept 11.
MOH added that 658 Zika tests were done between
Sept 7 and Sept 17. Of these, 197 were for pregnant or
symptomatic individuals who require the test. Two new
cases of Zika were confirmed on Friday, bringing the total
to 387.
This serious condition needs to be aware. Indonesia's
Ministry of Health - in coordination with the Ministry of
Foreign Affairs - issued a 'travel advisory' for Singapore to
guard against the spread of Zika. This advisory was aimed
at alerting citizens of Indonesia to the severity of the
conditions in Singapore. This is not a ban.
Although there is no prohibition to visit Singapore,
Indonesia has stepped up protective measures by using
the thermal scanners at the airports and border
checkpoints.
Furthermore, there are several countries across the
world that have issued a Zika travel warning. The United
States is one of them. Another country which has issued
travel warning for Singapore is Britain. In addition, Britain
says Thailand is high risk and the Philippines and
Indonesia are a moderate risk. This statement is
reinforced by the warning of The European Centre for
Disease Prevention and Control. They said, travel to
Thailand and Indonesia is risky, but omits the Philippines.
Source : Straitstimes Singapore, Reuters,
and Indonesia-investment News Portal

Indonesia’s Front Door
Pada tanggal 23 September 2016 (Jumat),
Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan bahwa
enam belas wanita di Singapura telah dikonfirmasi
menderita zika. Jumlah ini meningkat dua kali lipat
sejak tanggal 11 September.
Kementerian
Kesehatan
Singapura
juga
menambahkan bahwa 658 tes zika telah dilakukan
pada tanggal 7-17 September 2016. Dari jumlah
tersebut, 197 diantaranya adalah wanita hamil dan
orang terinfeksi yang membutuhkan tes. Dua kasus
baru terkonfirmasi pada hari Jumat.
Kondisi ini amat serius dan harus diwaspadai.
Kementerian Kesehatan Indonesia, bekerjasama
dengan Kementerian Luar Negeri, mengeluarkan travel
advisory kepada Singapura untuk mengontrol
penyebaran Zika dan sebagai peringatan bagi
masyarakat akan keadaan kesehatan yang tengah
terjadi di Singapura. Travel advisory bukanlah larangan.
Meskipun tidak ada larangan untuk mengunjungi
Singapura, Indonesia telah meningkatkan upaya
perlindungan dengan memasang pengukur suhu tubuh
manusia di bandar udara-bandar udara dan pos
pemeriksaan perbatasan.
Selain itu, terdapat beberapa negara yang
mengeluarkan travel warning. Amerika Serikat adalah
salah satunya. Negara lain yang mengeluarkan travel
warning untuk Singapura adalah Inggris. Lebih lanjut
lagi, Inggris menyampaikan bahwa Thailand berisiko
tinggi terkena wabah Zika, sedangkan Filipina dan
Indonesia berisiko sedang. Pernyataan ini diperkuat
dengan adanya peringatan dari The European Centre
for Disease Prevention and Control yang menyatakan
bahwa Thailand dan Indonesia berisiko terkena wabah
ini.

INDO
The case of rabies from being bitten by the stray
dogs in Seluma, Bengkulu, Indonesia is still high. For
eight months, There are 200 rabies cases that have
been found.
Based on the information from the Head of
Health Office Bengkulu, this cases are occurred
because there are so many stray dogs with rabies
roam in Seluma.
He added that, there are 2 deaths from 200
rabies cases. It happened because of the delay in
treatment.
Data from Animal Husbandry and Animal Health
Office Bengkulu mentioned that currently (until
September 2016), there are 167.602 rabies vectors
that roam free.
The Head of Animal Husbandry and Animal
Health Office Bengkulu stated that it is higher than the
previous year. This number has increased 10 percent
from 153.885 rabies vectors in 2015.
Prevention and eradication of rabies, is a
manifestation of Law No. 41 of 2014 concerning
Animal Husbandry and Animal Health and Bengkulu
Provincial Regulation No. 4 of 2014 on Combating
Rabies.
The actions taken by the health workers in order
to control rabies are vaccination, health promotion
and education, rabies vector population control, and
supervision of rabies vector traffic.
Bengkulu provincial government through the APBN
and APBD of the fiscal year 2015 provide as many as
110.500 doses of rabies vaccine. This amount is
already approaching 70 percent vaccination target of
the rabies vector population as a condition for a
successful rabies vaccination.
Meanwhile, in the fiscal year 2016, 85,000 doses
of the rabies vaccine is provided. This number has
decreased as much as 23 percent.
Source : Liputan 6 and Berita satu News portal

NESIA

Kasus rabies akibat digigit anjing liar di Kabupaten
Seluma, Bengkulu, sampai sekarang masih tinggi. Hal ini
terbukti, selama delapan bulan terakhir telah ditemukan
sebanyak 200 kasus rabies di daerah ini.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kepala
Dinas Kesehatan tingginya kasus rabies di Seluma terjadi
karena banyaknya anjing liar pengidap rabies atau dikenal
sebagai hewan pembawa rabies (HPR) yang berkeliaran di
Seluma.
Ia menambahkan bahwa dari 200 kasus rabies itu, dua
di antaranya meninggal dunia karena terlambat mendapat
perawatan dari petugas medis setempat.
Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Disnakeswan) Provinsi Bengkulu menyebutkan, saat ini
167.602 hewan penular rabies (HPR) masih berkeliaran
secara bebas.
Kepala Disnakeswan, Yuliswani, mengatakan, angka
tersebut meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak
153.885 ekor. Artinya ada peningkatan jumlah HPR sebanyak
10 persen dalam satu tahun.
Upaya pencegahan dan pemberantasan rabies,
merupakan perwujudan UU Nomor 18 Tahun 2009 yang
diubah dengan UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Perda Provinsi
Bengkulu Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penanggulangan
Rabies.
Tindakan yang dilakukan petugas kesehatan dalam
rangka mengontrol rabies antara lain vaksinasi, komunikasi
informasi dan edukasi, kontrol populasi HPR serta
pengawasan lalu lintas HPR.
Pemprov Bengkulu melalui dana APBN dan APBD tahun
anggaran 2015 menyediakan sebanyak 110.500 dosis vaksin
rabies. Jumlah tersebut sudah mendekati 70 persen target
vaksinasi dari total populasi HPR sebagai syarat keberhasilan
vaksinasi rabies.
Sementara pada tahun anggaran 2016 tersedia
sebanyak 85.000 dosis vaksin atau mengalami penurunan 23
persen.

Rabies Day is celebrated annually to raise
awareness about rabies prevention and to
highlight progress in defeating this horrifying
disease.
28 September also marks the anniversary of
Louis Pasteur's death, the French chemist and
microbiologist, who developed the first rabies
vaccine.
Today, safe and efficacious animal and
human vaccines are among the important tools
that exist to eliminate human deaths from rabies
while awareness is the key driver for success of
communities to engage in effective rabies
prevention.
The theme for 2016 is Rabies: Educate.
Vaccinate. Eliminate. which emphasises the two
crucial actions that communities can do to
prevent rabies. It also reflects the global target to
eliminate all human deaths from dog-mediated
rabies by 2030.
Source : WHO, 2016

Hari Rabies Sedunia diperingati setiap
tahun dalam rangka meningkatkan kesadaran
untuk mencegah rabies dan untuk menyoroti
kemajuan
dalam
memerangi
penyakit
mematikan ini.
28 September juga ditandai sebagai hari
dimana peneliti Louis Pasteur, ahli kimia dan
mikrobiologi asal Perancis, meninggal. Louis
Pasteur dikenal sebagai orang yang telah
mengembangkan vaksin rabies yang pertama
Saat ini, hewan yang sehat dan vaksin
bagi manusia adalah salah satu hal penting
untuk menghilangkan angka kematian manusia
akibat rabies. Sementara itu, kesadaran adalah
pendorong
utama
bagi
keberhasilan
masyarakat untuk terlibat dalam pencegahan
rabies yang efektif.
Tema Hari Rabies Sedunia tahun 2016 ini
adalah : Edukasi, Vaksinasi, Eliminasi, yang
menekankan kepada dua tindakan penting
yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk
mencegah rabies. Hal ini juga mencerminkan
target global untuk menghilangkan semua
kematian manusia akibat rabies anjingdimediasi pada tahun 2030.

Prof. Wiku Adisasmito
R. Hadi Slamet
Putu Mas Dewi Pratiwi
Samuel Josafat
Alexandra Tatgyana Suatan
Ni Made Hermiyanti
Chandrawati Mutmainah

INDOHUN Coordinator
Finance&Administrative Manager
Communication&Networking Manager
Program Development Manager
Communication&Networking Assistant
Program Development Assistant
Finance&Administrative Assistant

Prof. Wayan T. Artama
Dr. Sri Budayanti
Aria Ika Septana
Kadek Ridoi
Isna Mayzora
Haniena Diva

OHCC Yogya Coordinator
OHCC Bali Coordinator
OHCC Yogya Team
OHCC Bali Team
INDOHUN Team
INDOHUN Team

"Coming together is a beginning, staying together is progress, and
working together is success." - Henry Ford

INDOHUN
National Coordinating Office

Kampus Baru Universitas Indonesia
Faculty of Public Health,
G Building 3rd Floor, Room 316
Depok, West Java, Indonesia 16424