Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Toba Samosir

9

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kabupaten Toba Samosir dibentuk dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1998
tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten
Daerah II Mandailing Natal. Kabupaten Toba Samosir merupakan pemekaran dari
Kabupaten Tapanuli Utara yang diresmikan pada tanggal 9 maret 1999 oleh
Menteri Dalam Negeri, sekaligus melantik Pejabat Bupati Toba Samosir. Pada
saat dibentuk Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 13 kecamatan dan 4
perwakilan kecamatan, 281 desa dan 19 kelurahan. Pada tahun 2002 berdasarkan
Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Toba Samosir, Nomor 7 Tahun 2002
tentang Pembentukan Kecamatan Ajibata, Kecamatan Pintu Pohan Meranti,
Kecamatan Uluan, dan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Toba Samosir, 4
perwakilan ditetapkan menjadi kecamatan definitive yaitu: Kecamatan Ajibata,
Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kecamatan Uluan, dan Kecamatan Ronggur
Nihuta serta PERDA Nomor 8 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kecamatan
Borbor. Seiring berjalannya waktu dan munculnya aspirasi dari masyarakat untuk
mempercepat pembangunan guna mengejar ketertinggalan dari daerah lain,

Kabupaten Toba Samosir dimekarkan menjadi Kabupaten Toba Samosir dan
Kabupaten Samosir berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003. Setelah
dimekarkan Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 10 kecamatan.

Universitas Sumatera Utara

10

Berdasarkan Perda Kabupaten Toba Samosir Nomor 6 Tahun 2005
Tentang Pembentukan Kecamatan

Sigumpar

Kabupaten

Toba

Samosir,

Kecamatan Silaen dimekarkan menjadi Kecamatan Silaen dan Kecamatan

Sigumpar. Berdasarkan Perda Kabupaten Toba Samosir Nomor 6 Tahun 2006
terbentuklah tiga kecamatan baru yaitu Kecamatan Tampahan sebagai pemekaran
dari Kecamatan Balige, Kecamatan Nassau pemekaran dari Kecamatan
Habinsaran, dan Kecamatan Siantar Narumonda pemekaran dari Kecamatan
Porsea. Tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Toba Samosir kembali mengeluarkan
Perda Nomor 5 Tahun 2008 Tentang pembentukan dua kecamatan baru, yaitu
Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Bonatua Lunasi. Dengan demikian jumlah
wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Toba Samosir mulai tahun 2008
terdiri dari 16 kecamatan. Tahun 2010 terdiri dari 16 kecamatan dengan 231 desa
dan 13 kelurahan. Kecamatan Balige merupakan kecamatan dengan jumlah
desa/kelurahan terbanyak, yaitu 35 desa/kelurahan. Sedangkan Kecamatan
Tampahan merupakan kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan yang paling
sedikit, yaitu hanya 6 desa. Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 16 kecamatan
yaitu; Ajibata, Balige, Bonatua Lunasi, Borbor, Habinsaran, Laguboti, Lumban
Julu, Nassau, Parmaksian, Pintu Pohan Meranti, Porsea, Siantar Narumonda,
Sigumpar, Silaen, Tampahan, Uluan.

Kabupaten Toba Samosir berada pada 2°03'-2°40' Lintang Utara dan
98°56′-99°40′ Bujur Timur, Kabupaten Toba Samosir memiliki luas wilayah
2.012, 80 Ha. Kabupaten Tobasa Memiliki Batas Wilayah Sebagai Berikut :


a) Utara : Kabupaten Simalungun

Universitas Sumatera Utara

11

b) Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara
c) Barat : Kabupaten Samosir dan Danau Toba
d) Timur : Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara

Kabupaten Toba Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian
antara 900 - 2.200 meter diatas permukaan laut, dengan topografi dan kontur
tanah yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur
tanahnya labil dan terletak pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik.
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah memerlukan data agar sasarannya
dapat

dicapai


dengan

tepat.

Pembangunan

ekonomi

diharapkan

dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tingkat pemerataan yang lebih baik.
Data statistik diperlukan untuk mengukur secara kuantitatif sasaran-sasaran yang
telah dan yang akan dicapai. Meningkatnya tuntutan pembangunan, baik kuantitas
maupun kualitasnya memacu pemerintah untuk dapat menyediakan data yang
dibutuhkan. Untuk Pemerintah Daerah, hal tersebut tertuang dalam UndangUndang Republik Indonesia No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.

Dilatar belakangi kebutuhan akan data bagi perencanaan pembangunan dan

perjalanan penghitungan Pendapatan Regional di Indonesia, Pendapatan regional
didefinisikan sebagai nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan
dalam suatu perekonomian di dalam suatu wilayah selama satu tahun (Sukirno,
1985). Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun
pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Salah satu indikator
penting untuk mengetahui kondisi suatu daerah dalam suatu periode tertentu

Universitas Sumatera Utara

12

adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk domestik regional bruto
(PDRB) adalah produksi yang dihasilkan penduduk di daerah tertentu dalam
jangka waktu satu tahun. PDRB merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan ekonomi (Untoro dkk, 2004). Perhitungan/penyusunan publikasi
PDRB bertujuan untuk mengetahui gambaran ekonomi makro secara sektoral
sebagai hasil pelaksanaan pembangunan khususnya pembangunan bidang
ekonomi di Kabupaten Toba Samosir yang sangat diperlukan oleh pemerintah
maupun kalangan lainnya. PDRB juga merupakan tujuan perhitungan pendapatan

regional. Dengan tersedianya pendapatan regional secara berkala kita dapat
mengetahui seberapa besar tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah, tingkat
kemakmuran suatu daerah, tingkat inflasi dan deflasi, dan gambaran struktur
perekonomian.
Di Sumatera Utara kontribusi sektor pertanian (terutama perkebunan)
terhadap PDRB cukup besar yakni sekitar 37 persen, diikuti oleh sektor
perdagangan dan industri yang masing-masing sekitar 17 persen (Wiranta, 1996).
Melihat keadaan yang ada, penulis mengambil 4 variabel yang dijadikan sandaran
untuk melihat faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap PDRB Kabupaten
Toba Samosir. Untuk mengetahui apakah sektor Industri Pengolahan, Pengadaan
Listrik dan Gas, Transportasi dan Pergudangan, dan Jasa Perusahaan
mempengaruhi pendapatan regional di daerah Kabupaten Toba Samosir maka
penulis

mengusulkan

judul

tugas


akhir

yaitu

“Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Di Kabupaten Toba Samosir”.

Universitas Sumatera Utara

13

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah penelitian adalah
mencari faktor mana yang paling mempengaruhi antara Industri Pengolahan,
Pengadaan Listrik dan Gas, Transportasi dan Pergudangan, dan Jasa Perusahaan
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Toba Samosir.


1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih tepat dan terarah, maka dibuat batasan masalah bahwa
data yang dipakai adalah data yang diambil dari tahun 2008-2015 untuk
memberikan kejelasan dan memberikan kemudahan penelitian ini agar tidak jauh
menyimpang dari sasaran yang ingin dicapai penulis dan membatasi pokok
permasalahan yang terdiri dari empat faktor yakni Sektor Industri Pengolahan,
Pengadaan Listrik dan Gas, Transportasi dan Pergudangan, dan Jasa Perusahaan.

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris
seberapa besar pengaruh antara Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas,
Transportasi dan Pergudangan, dan Jasa Perusahaan terhadap PDRB di Kabupaten
Toba Samosir.

Universitas Sumatera Utara

14

1.5 Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan gambaran sebagai pendekatan yang akan terjadi di masa yang
akan datang mengenai indeks pembangunan manusia ditinjau dari faktor
yang mempengaruhinya.
2. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembaca
mengenai analisis data.
3. Sebagai acuan bagi Pemerintah untuk mendukung perkembangan
pembangunan manusia di kabupaten tersebut untuk meningkatkan tingkat
kesejahteraannya.

1.6 Tinjauan Pustaka
Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisis
hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi. Model matematis
dalam menjelaskan hubungan antara variabel dalam analisis regresi menggunakan
persamaan regresi.
Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu persamaan
regresi adalah bahwa antara variabel dependen dengan variabel independen
mempunyai hubungan sebab akibat, baik yang didasarkan pada teori, hasil
penelitian sebelumnya, ataupun yang berdasarkan pada penjelasan logis tertentu.
Bentuk hubungan antar variabel dapat searah atau berlawanan arah. Hubungan

antara variabel searah artinya perubahan nilai yang satu dengan yang lainnya

Universitas Sumatera Utara

15

searah. Hubungan antara variabel berlawanan arah artinya perubahan nilai yang
satu dengan yang lainnya adalah berlawanan arah.
Pengetahuan tentang koefisien regresi bertujuan untuk memastikan apakah
variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu
berpengaruh terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan melakukan
pengujian terhadap koefisien regresi setiap variabel independen. Semakin
mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan, semakin kecil
pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen
( Algifari, 2002; 45).
Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel
kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua predictor atau lebih
dengan variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau
lebih terhadap kriteriumnya ( Usman dkk, 1995; 241). Studi yang membahas
derajat hubungan antara variabel- variabel dikenal dengan nama analisis korelasi.

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data
kuantitatif dinamakan koefisien korelasi ( Sudjana, 2001; 367). Rumus yang
digunakan adalah rumus Penduga sebagai berikut :
Ŷ=

+

+

+

+…+

; n=1,2,3,…(1.1)

Dimana :
Ŷ

= Nilai estimasi Y
= Nilai Y pada perpotongn antara garis linier dengan sumbu vertikal Y
= Nilai variabel independen

Universitas Sumatera Utara

16

= Slope yang berhubungan dengan variabel

.

Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui
derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Ukuran yang
dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan
koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel
dapat digunakan rumus:

















Dimana:
ryx

= Koefisien korelasi antara Y dan X

Xki

= Variabel bebas

Yi

= Variabel terikat
Nilai r selalu terletak antara -1 dan 1, sehingga nilai r tersebut dapat ditulis

-1 r +1. Untuk r = +1, berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan Y,
sebaliknya jika r = -1, berarti korelasi negatif sempurna antara X dan Y,
sedangkan r = 0, berarti tidak ada korelasi antara X dan Y.
Jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan didalam
variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai
korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti oleh
penurunan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut
mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel

Universitas Sumatera Utara

17

walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut
tidak mempunyai hubungan. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 1.1 Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya Nilai

Interpretasi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah

Keterangan:
r

= koefisien korelasi

+

= menunjukkan korelasi positif



= menunjukkan korelasi negatif

0

= menunjukkan tidak adanya korelasi (korelasi nihil)

Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis:
1. Korelasi Positif
Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti
oleh variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya
variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.

Universitas Sumatera Utara

18

2. Korelasi Negatif
Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti
oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik).
Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan
variabel lainnya.
3. Korelasi Nihil
Korelasi nihil artinya tidak adanya korelasi antara variabel (Algifari, 2002) .

1.7 Metode penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian diantaranya
adalah:
1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)
Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan membaca dan mempelajari
buku-buku atau pun literatur pelajaran yang didapat di perkuliahan
ataupun umum, serta sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan
objek yang diteliti.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dilakukan penulis dengan
menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang
diperoleh oleh pihak lain yang umumnya disajikan dalam bentuk tabeltabel atau diagram. Data sekunder yang digunakan diperoleh Badan Pusat
Statistik Sumatera Utara. Data yang telah dikumpulkan kemudian diatur,

Universitas Sumatera Utara

19

disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka untuk mendapatkan
gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.
3. Metode Pengolahan Data
Data penelitian dianalisa dengan menggunakan metode regresi linier
berganda untuk melihat persamaan regresi liniernya dan untuk mengetahui
hubungan setiap variable digunakan analisis korelasi. Adapun langkah
yang dilakukan dalam pengolahan data adalah:
1.) Menentukan kelompok data yang menjadi variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y).
2.) Menentukan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y) sehingga didapat regresi Y atas X1, X2, X3, X4 . . ., Xk.
3.) Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel bebas X secara bersama-bersama terhadap variabel terikat Y.
Secara umum model regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
̂ = B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 +…+ BnXn

4.) Uji korelasi untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar
pengaruh hubungan variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel
terikat.

Uji koefisien-koefisien regresi untuk menguji taraf nyata koefisien-koefisien
regresi yang didapatdan seberapa besar kontribusinya.

Universitas Sumatera Utara