Prosiding Seminar Nasional Biologi USU 2013

Prosiding
SEMINAR NASIONAL

BIOLOGI
Medan, 13 April 2013
Tema :

Optimalisasi Penerapan Riset Biologi
dalam Membangun Kemandirian Bangsa
Editor :

Prof. Dr. Manihar Situmorang, M.Sc. (UNIMED Medan)
Prof. Dr. Syamsuardi, M.Sc. (UNAND Padang)
Dr. Hesti Wahyuningsih, SSi, MSi.
Dr. Erni Jumilawaty, S.Si, MSi.
Dr. Saleha Hannum, S.Si, MSi
Dra. Nunuk Priyani, MSc
Dr. T. Alief Aththorick, S.Si, MSi

Departemen Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara - Medan

USU Press
Art Design, Publishing & Printing
Gedung F
Jl. Universitas No. 9 Kampus USU
Medan, Indonesia
Telp.061-8213737, Fax 061-8213737
Kunjungi kami di :
http://usupress.usu.ac.id

Terbitan pertama 2013
USU Press Publishing & Printing 2013
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak, menyalin, merekam
seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
ISBN 979 458 674 9
Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Prosiding Seminar Nasional Biologi; Optimalisasi Penerapan Riset Biologi dalam
Membangun Kemandirian Bangsa / Editor: Manihar Situmorang...[et.al.] – Medan: Usu
Press, 2013.

xiii, 451 p.: ilus.; 29 cm
ISBN: 979-458-674-9
Dicetak di Medan, Indonesia

ii

KATA PENGANTAR
Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara telah mengadakan Seminar Nasional
Biologi pada tanggal 13 April 2013 dengan tema " Optimalisasi Penerapan Riset Biologi dalam
Membangun Kemandirian Bangsa".
Seminar Ilmiah ini diadakan sebagai forum untuk saling bertukar pikiran, gagasan, dan informasi
antar para peneliti, pemerhati, peminat ilmu biologi dan masyarakat lainnya dalam rangka
mengevaluasi perkembangan ilmu pengetahuan biologi di Indonesia serta mencari strategi
pengembangan dan aplikasinya bagi peningkatan kesejahteraan bangsa.
Ruang lingkup seminar ini mencakup beberapa bidang kajian seperti Biologi Lingkungan dan
Keanekaragaman Hayati, Biologi Struktur dan Fungsi, Mikrobiologi dan Genetika, Biofarmaka dan
Biomedis. Pesertanya meliputi para pakar dan peminat bidang ilmu biologi dan biofarmaka dari
berbagai kalangan lnstansi Pemerintah, Swasta, LSM, Lembaga Penelitian, Perguruan Tinggi, dan
semua pibak yang berminat dalam penelitian Biologi di Indonesia. Pada seminar ini telah
dipresentasikan 2 makalah utama dan 85 makalah penunjang. Makalah utama membahas tentang: 1.

Penelitian Keanekaragaman Hayati Bagi Kemandirian Bangsa disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Hadi S.
Alikodra, MSc. Guru Besar Fahutan IPB dan 2. Procaryote: The thiny smartest creatures?
disampaikan oleh Prof. Dr. Dwi Suryanto, MSc. Guru Besar Departemen Biologi FMIPA USU.
Sedangkan makalah penunjang mencakup berbagai hasil penelitian tentang ekologi, keanekaragaman
hayati, fisiologi, kultur jaringan, biologi struktur dan fungsi, mikrobiologi, bioteknologi, biologi
medis, biofarmaka, tumbuhan obat-obatan dan kearifan lokal. Seluruh makalah yang dipresentasikan
tersebut di atas dimuat dalam " Prosiding Seminar Nasional Biologi Tahun 2013 ”.
Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada para panitia dan editor yang
telah bekerja keras sehingga prosiding ini berhasil diterbitkan. Semoga prosiding ini bermanfaat untuk
para peneliti, pemerhati, peminat ilmu biologi, masyarakat dan pengambil keputusan dalam rangka
merencanakan penelitian dan pengembangan ilmu biologi di Indonesia. Disamping itu prosiding ini
juga merupakan bukti atau dokumen ilmiah tentang pengetahuan biologi di Indonesia.

Medan, 27 April 2013

Tim Editor

iii

SAMBUTAN KETUA PANITIA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang saya hormati :
1. Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Bapak/Ibu para Pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Dekan FMIPA, Para Dekan Undangan, Ketua Lembaga dan Unit Kerja, Para

Pembatu Dekan, Ketua dan Sekretaris Departemen, Pembicara Kunci
4. Bapak dan Ibu para peserta seminar, undangan, teman sejawat, mahasiswa, dan

hadirin sekalian yang saya muliakan
Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya pagi ini kita dapat mengikuti acara Seminar Nasional Biologi tahun 2013. Kami seluruh
panitia mengucapkan "SELAMAT DATANG" dan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi Bapak,
Ibu dan adik-adik mahasiswa sekalian.
Pada kesempatan ini kami ingin melaporkan pelaksanaan Seminar Nasional Biologi 2013 yang
bertema " Optimalisasi Penerapan Riset Biologi dalam Membangun Kemandirian Bangsa". Tema ini
dipilih untuk menggambarkan pentingnya pengembangan dan penerapan Ilmu Biologi dalam
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan demi terbangunnya kemandirian
bangsa.
Seminar akan berlangsung selama satu hari dengan jumlah peserta sebanyak 215 orang, yang terdiri

dari 85 peserta pemakalah, 55 peserta umum dan mahasiswa pascasarjana dan 75 peserta mahasiswa
S1. Para peserta seminar datang dari berbagai wilayah tanah air seperti Makasar, Semarang, Jakarta,
Palembang, Pekanbaru, Banda Aceh, dari berbagai daerah sekitar Medan dan Sumatera Utara, dari
lingkungan USU serta satu orang berasal dari negeri jiran Malaysia.
Tujuan dari Seminar ini adalah sebagai ajang komunikasi ilmiah antara peneliti, pemerhati, peminat
Biologi; sekaligus untuk membangun jejaring dan kerjasama penelitian antar perguruan tinggi,
peneliti, dan parapihak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dan semua pihak yang telah bekerja keras
demi terselenggaranya acara seminar ini. Kami mohon maaf jika ada kekurangan di sana sini, tutur
kata dan penyambutan yang kurang pada tempatnya, yang semua itu bukanlah suatu kesengajaan
tetapi karena kelemahan dan keterbatasan kami. Demikianlah yang dapat kami sampaikan dan kami
akhiri dengan Assalamu’alaikum Wr Wb.

Ketua Panitia

Dr. T Alief Aththorick, M.Si.

iv

SAMBUTAN REKTOR USU

PADA ACARA PEMBUKAAN SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2012
di Fakultas MIPA USU - Sabtu, 13 April 2013

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang saya hormati:
- Dekan Fakultas MIPA USU beserta seluruh Sivitas Akademik.
- Para Narasumber dan Panitia Seminar.
- Bapak/Ibu peserta seminar.
- Para Undangan dan Hadirin yang saya muliakan.
Tak bosan-bosannya kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya kita dapat hadir bersama mengikuti acara pembukaan “Seminar
Nasional Biologi Tahun 2013” yang sebentar lagi akan kita ikuti bersama.
Hadirin yang saya hormati.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas Berkah dan Karunia-Nya, kita dapat
hadir pada Seminar Nasional Biologi tahun 2013.
Rektor Universitas Sumatera Utara mengucapkan selamat kepada Dekan FMIPA-USU, Ketua
Departemen Biologi FMIPA-USU dan Panitia Seminar Nasional Biologi, atas terselenggaranya
seminar yang merupakan hasil kerjasama yang solid.

Universitas Sumatera Utara memperoleh kehormatan menjadi tuan rumah seminar ini, kususnya
Biologi FMIPA. Seminar dengan tema “Optimalisasi Penerapan Riset Biologi dalam Membangun
Kemandirian Bangsa ” menjadi satu momen penting bagi para Peneliti, Akademisi, Praktisi,
Mahasiswa S1 dan Pasca Sarjana, juga pemerhati ilmu pengetahuan dari bidang Biologi Lingkungan
dan Keanekaragaman Hayati, Biologi Struktur dan Fungsi, Mikrobiologi dan Genetika, Biofarmaka
dan Biomedis. Peserta seminar berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Makasar,
Semarang, Jakarta, Palembang, Pekan Baru, Banda Aceh, Medan dan berbagai daerah di Sumatera
Utara. Makalah utama disampaikan oleh Guru Besar IPB Prof. Dr. Ir. Hadi S Alikodra MS. dan Giru
Besar USU Prof. Dr. Dwi Suryanto, M.Sc. Kita bertemu untuk menyampaikan dan berbagi informasi
tentang Hasil-Hasil Penelitian Biologi, Perkembangan Ilmu Biologi dan Biofarmasi. Seminar ini
pasti banyak memberikan kontribusi hasil-hasil Riset Biologi, Optimalisasi Terapannya untuk
membangun Bangsa ini menjadi Mandiri. Riset Biologi selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan
keilmuan di bidang Biologi sesuai dengan perkembangannya secara nasional maupun internasional.
Kekayaan hayati Indonsia sangat banyak dan beragam sudah dikenal dunia diharapkan tidak hanya
menjadi semboyan dan senandung para ilmuwan belaka. Kekayaan hayati tersebut merupakan
anugerah bagi bangsa Indonesia yang diamanahkan Sang Pencipta untuk dimanfaatkan sebesarbesarnya bagi kemakmuran rakyat dan kejayaan bangsa. Riset di bidang Biologi harus lebih didorong
untuk maju, ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya dan dilakukan berkesinambungan. Hasil
dari Riset tersebut selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan untuk membangun kemandirian

v


Bangsa. Semoga seminar seperti ini dapat berkesinambungan baik di Biologi FMIPA-USU maupun
di Perguruan Tinggi daerah-daerah lain di Indonesia.
Kami mengucapkan “ Selamat Datang di Universitas Sumatra Utara Medan” kepada Tamu
Undangan, Pembicara Kunci, Penyampai Makalah dan Peserta Seminar yang hadir, baik yang
berasal dari Medan maupun yang berasal dari luar Medan semoga mendapatkan Ilmu dan Pengalaman
yang berguna selama berada di sini dan Saya ucapkan selamat mengikuti Seminar Nasional Biologi .
Dengan rahmat Allah Yang Maha Esa Saya membuka Seminar Nasional Biologi Tahun 2013 pada
tanggal 13 April 2013.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Medan, 13 April 2013
Rektor Universitas Sumatera Utara,

Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), Sp.A(K)

vi

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... iii
SAMBUTAN KETUA PANITIA ......................................................................................................... iv
SAMBUTAN REKTOR USU ................................................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... vii

PEMBICARA UTAMA
PENELITIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI KEMANDIRIAN BANGSA
Prof. Dr. Ir. Hadi S Alikodra, M.S. ........................................................................................................3

BIOLOGI LINGKUNGAN
SURVIVAL RATE LARVA IKAN RAINBOW KURUMOI (Melanotaenia parva )
DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS,
DEPOK, JAWA BARAT
Frenzysca Yuliani, Tutik Kadarini, Dewi Elfidasari (Universitas Al Azhar Indonesia) ...................... 13

KUALITAS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG
YANG BERADA DI KAWASAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU
Irda Sayuti, Zulfarina, Bambang Suryadi (Universitas Riau) ............................................................... 18
POTENSI BIOMASSA TEGAKAN SETELAH PEMANENAN KAYU
DI HUTAN ALAM TROPIKA KALIMANTAN TIMUR

Muhdi (Universitas Sumatera Utara) ....................................................................................................23
PEATLAND RESTORATION IN RIAU BIOSPHERE RESERVE, INDONESIA
Haris Gunawan (Universitas Riau) ....................................................................................................... 29
DAMPAK KEARIFAN LOKAL SASI KELAPA BAGI LINGKUNGAN
DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI DESA NGILNGOF
KECAMATAN KEI KECIL KABUPATEN MALUKU TENGGARA
Melissa Justine Renjaan, Hartuti Purnaweni, Didi Dwi Anggoro (Universitas Diponegoro) ............. 38
POTENSI VEGETASI PAKAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus
sumatranus) BERDASARKAN PENGETAHUAN LOKAL DI TAMAN NASIONAL
GUNUNG LEUSER RESORT SEI LEPAN
Ma’rifatin Zahrah, Pindi Patana, William Sitorus (Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan Pante
Kulu Banda Aceh). ............................................................................................................................... 45
STUDI PENDUGAAN BEBERAPA JENIS NYAMUK Anopheles spp.
SEBAGAI VEKTOR MALARIA DI DAERAH ENDEMIS MALARIA KOTA SABANG
Yekki Yasmin, Fauziah (Universitas Syiah Kuala) ..............................................................................51
RESPON PEMULIHAN DAN PERKEMBANGAN KERAPATAN JENIS POHON
SETELAH PEMBUKAAN WILAYAH HUTAN RAWA GAMBUT
Elfis, PW Titisari (Universitas Islam Riau) .......................................................................................... 57

vii


ANALISIS ASSOSIASI DAUN SANG (Johannesteijsmannia altifrons (Rchb.f. & Zoll)
H.E. Moore) DENGAN VEGETASI LAIN DI RESORT SEI BETUNG
TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER
Kansih S Hartini, Hadi S Alikodra, Herman Mawengkang, Retno Widhiastuti
(Universitas Sumatera Utara) ............................................................................................................... 63
KONFLIK MANUSIA DENGAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus Sumatranus)
DI SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER
Pindi Patana, Ma’rifatin Zahra, Achmad Siddik Thoha, Revina Febrani, William Sitorus
(Universitas Sumatera Utara) ............................................................................................................... 69
PENGELOLAAN LAHAN BERBASIS LINGKUNGAN
MELALUI PERTANIAN ORGANIK
Siti Latifah, Maryani Cyccu Tobing, Tri Martial (Universitas Sumatera Utara) ................................. 79

KEANEKARAGAMAN HAYATI
PEMBUATAN KOLEKSI DAN IDENTIFIKASI ORDO LEPIDOPTERA DI PUSAT
PENELITIAN BIOLOGI WIDYASATWALOKA LIPI CIBINONG, BOGOR
Geo Septianella, Dewi Elfidasari (Universitas Al Azhar Indonesia) ................................................... 87
JENIS-JENIS LUMUT DAUN (MUSCI) DI KAWASAN HUTAN TAMAN NASIONAL
GUNUNG LEUSER DESA TELAGAH KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA
Ria Windi Lestari, Nursahara Pasaribu (Universitas Sumatera Utara) ................................................. 92
KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI KUPU-KUPU (Subordo Rhopalocera )
DI AREA KAMPUS BINAWIDYA UNIVERSITAS RIAU
Yustina (FKIP Universitas Riau)........................................................................................................ 102
TUMBUHAN OBAT DI SUAKA MARGASATWA SIRANGGAS
KABUPATEN PAKPAK BHARAT SUMATERA UTARA
Ayu Nita Purnama Sari, Retno Widhiastuti (FMIPA Universitas Sumatera Utara) ........................... 109
KUALITAS PLANKTON PADA BADAN AIR SUNGAI DARI AKTIVITAS
PENAMBANGAN BATUBARA PT. BATUBARA LAHAT,
KECAMATAN MERAPI BARAT, KABUPATEN LAHAT
Effendi Parlindungan Sagala (Universitas Sriwijaya) ........................................................................ 118
MARGA BOUEA (ANACARDIACEAE ) DI MALESIA
Tri Harsono (Universitas Negeri Medan) ........................................................................................... 125
VEGETASI LICHENS PADA TEGAKAN POHON PINUS (Pinus merkusii)
DI HUTAN AEK NAULI SIMALUNGUN DAN TAHURA BUKIT BARISAN
TONGKOH KARO
Ashar Hasairin (Universitas Negeri Medan) ...................................................................................... 133
VARIASI POLA PERCABANGAN PADA MARGA SELAGINELA
DI SUMATERA UTARA
Wina Dyah Puspita Sari (Universitas Negeri Medan) ........................................................................ 141
VARIASI MORFOLOGI IKAN LALAWAK (Barbodes balleroides)
DAN LALAWAK JENGKOL (Barbodes sp) DARI SUNGAI CIKANDUNG
DAN KOLAM BUDIDAYA IKAN SUMEDANG, JAWA BARAT
Cut Nanda Defira (Universitas Syiah Kuala) ..................................................................................... 147
viii

SUKSESI VEGETASI POHON DI KAWASAN ANTROPIK PERLADANGAN
MASYARAKAT KARO KABUPATEN LANGKAT
T. Alief Aththorick (Universitas Sumatera Utara) .............................................................................154
KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (ORDO LEPIDOPTERA : PAPILIONOIDEA)
DI HUTAN KOTA KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA (UI), DAN DI HUTAN
KOTA JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG (JIEP)
Hasni Ruslan, Dwi Andayaningsih (Universitas Nasional) ................................................................ 160
STUDI KEANEKARAGAMAN LABA-LABA PEJARING PADA TEGAKAN
POHON JAMBU BIJI (Psidium guajava L)
Puji Prastowo, Dewi A.W Manik (Universitas Negeri Medan) ......................................................... 165
PERBEDAAN KOMUNITAS ARTHROPODA-TANAH ANTAR TIPE HABITAT
DI PULAU KOTOK BESARTAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU
Imran Sl Tobing, Hasni Ruslan, Sugeng Rahayu (Universitas Nasional) .......................................... 170
MORFOMETRIK IKAN BELANAK (Mugil cephalus) DI PERAIRAN ESTUARIA
BANDA ACEH DAN ACEH BESAR, PROVINSI ACEH
Z. A. Muchlisin, Munzir Abdul Aziz dan Cut Nanda Defira (Universitas Syiah Kuala) ....................179
KEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA KECIL PADA TIGA HABITAT
YANG BERBEDA DI LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH
Muhammad Nasir, Yulia Amira dan Abdul Hadi Mahmud (Universitas Syiah Kuala) ..................... 186
PENYEBARAN DAN KERAGAMAN JENIS MANGROVE PASCA TSUNAMI
DI KAWASAN PESISIR PANTAI TIMUR KABUPATEN PIDIE
Zuriana Siregar dan Feri Suryawan (Universitas Syiah Kuala).......................................................... 192
KAJIAN KERAGAMAN GENETIK PADA 12 AKSESI KELAPA SAWIT
ASAL KAMERUN DENGAN MARKA MOLEKULER RAPD
Lollie Agustina P. Putri, Eva Sartini Bayu, Isman Nuriadi dan Indra Eko Setyo
(Universitas Sumatera Utara) .............................................................................................................198
KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI SUNGAI ASAHAN DESA MARJANJI
ACEH DAN DESA LUBU ROPA KABUPATEN ASAHAN
Mayang Sari Yeanny (Universitas Sumatera Utara) ..........................................................................200
KEANEKARAGAMAN BURUNG PANTAI MIGRAN DI BAGAN PERCUT:
STUDI KASUS Numenius spp.
Erni Jumilawaty (Universitas Sumatera Utara) ..................................................................................206
KELIMPAHAN DAN POLA PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU
Scylla Serrata FORSKAL DI EKOSISTEM MANGROVE BELAWAN
SUMATERA UTARA
Miswar Budi Mulya dan Erni Jumilawaty (Universitas Sumatera Utara) ..........................................211

BIOFARMAKA DAN BIOMEDIS
PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen)
BENTUK SEDIAAN SPRAY SEBAGAI OBAT LUKA BAKAR PADA TIKUS
Karsono, Urip Harahap, Aprina Yanti (Universitas Sumatera Utara) ...............................................221

ix

ANALISIS KADAR AIR TEPUNG CANNALINA Canna edulis Kerr. DAN Spirulina sp
Nita Noriko, Niken Parwati, Risa Swandari Wijihastuti, Dwi Atmi Narwati,
Enbun Ma’rufah, Nurwinda Ekawati (Universitas Al Azhar Indonesia) ........................................... 227
PEMANFAATAN SELULOSA MIKROKRISTAL DARI LIMBAH KULIT
BUAH KAPUK (Ceiba petandra (L.) Gaertner)
SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA PEMBUATAN TABLET
Juanita Tanuwijaya, Karsono (Universitas Sumatera Utara) .............................................................. 232
KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAUN
BANGUN-BANGUN (Coleus amboinicus Lour) DAN SEBAGAI PENGATUR
KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
YANG DIBERI AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL (AFM)
Melva Silitonga, Herdi Gultom (Universitas Negeri Medan) ............................................................ 241
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n-HEKSANA, ETILASETAT
DAN ETANOL DAUN EKOR NAGA (Rhaphidophora pinnata (L.f) Schott)
TERHADAP BEBERAPA BAKTERI
Masfria, Harahap U, Nasution MP, Ilyas S (Universitas Sumatera Utara) ........................................ 249
UJI KOEFISIEN FENOL DARI DAUN TANAMAN YANG MENGANDUNG
MINYAK ATSIRI
Siti Nurbaya, Erly Sitompul, Suryanto (Universitas Sumatera Utara) ............................................... 257
EFEK EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.)
TERHADAP KEHAMILAN MENCIT
Edy Suwarso, Suryadi Achmad, Lely Sari Lubis (Universitas Sumatera Utara) ............................... 261
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SERTA UJI ANTIDIABETES SENYAWA
STEROID EKSTRAK N-HEKSANA DAUN POGUNTANO (Picria fel-terrae Lour)
Panal Sitorus, Urip Harahap, M Pandapotan, Tonel Barus (Universitas Sumatera Utara).................. 265
EFEK ANTIPROLIFERATIF EKSTRAK N-HEKSAN DAUN BANGUN-BANGUN
(Plectranthus amboinicus, (Lour.) Spreng.) TERHADAP SEL MCF7
Poppy Anjelisa Z. Hsb., Rosidah, Syafruddin Ilyas, M.Pandapotan Nasution
(Universitas Sumatera Utara) ............................................................................................................. 273
PENGARUH LARUTAN CUKA DAN GARAM DAPUR TERHADAP PENURUNAN
RESIDU PROFENOFOS PADA CABAI MERAH
Sri Yuliasmi, Effendy De Lux Putra, Muchlisyam, Syahrial Yoenoes, Yuandani
(Universitas Sumatera Utara) .............................................................................................................. 278
KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN UJI AKTIVITAS EKSTRAK
ETILASETAT TALUS RUMPUT LAUT Sargassum cinerium J.G.AGARDH
TERHADAP Staphylococcus aureus
Aswita Hafni Lubis, Sumadio Hadisahputra, Dwi Suryanto, M.Pandapotan Nasution
(Universitas Sumatera Utara) .............................................................................................................. 284
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI ETER AKAR TUBA
(Derris elliptica Bth) TERHADAP LAJU KONSUMSI OKSIGEN LARVA
INSTAR V Heliothis armigera Hubner
Nursal (Universitas Sumatera Utara)................................................................................................... 291

x

PENGARUH FRAKSI n-HEKSAN DAN ETILASETAT DAUN KEMBANG BULAN
(Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray PADA TIKUS YANG DIINDUKSI STZ
TERHADAP AKTIVITAS ANTIDIABETES
Marline Nainggolan, Kasmirul Ramlan Sinaga, Sumadio Hadisahputra
(Universitas Sumatera Utara) ..............................................................................................................297
GAMBARAN SEL GERMINAL MENCIT (Mus musculus L.)
SEBELUM DAN SETELAH PEMBERIAN KOMBINASI TESTOSTERON
UNDEKANOAT (TU) DAN EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.)
Syafruddin Ilyas (Universitas Sumatera Utara) .................................................................................. 303

MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA
ANALISIS POPULASI BAKTERI PADA SEDIMEN YANG DIPERLAKUKAN
DENGAN AIR ASAM TAMBANG
Fahruddin, Elis Tambaru, Helmy Widyastuti (Universitas Hasanuddin) ............................................311
PEMANFAATAN PLASMA NUTFAH IRRDB 1981 SEBAGAI MATERIAL GENETIK
DALAM PERAKITAN TANAMAN KARET UNGGUL BARU
Syarifah Aini Pasaribu, Sekar Woelan, Sayurandi (Balai Penelitian Sungei Putih,
Pusat Penelitian Karet) ........................................................................................................................ 315
INTERAKSI GENOTIPE X LINGKUNGAN PADA TANAMAN KARET
(Hevea brasiliensis) SELAMA MASA TANAMAN BELUM MENGHASILKAN
Sayurandi, Sekar Woelan, Syarifah Aini Pasaribu (Balai Penelitian Sungei Putih,
Pusat Penelitian Karet) ........................................................................................................................ 324
SELEKSI PADA GENOTIPE PUTATIF MUTAN KEDELAI UNTUK KARAKTER
ADAPTASI KEKERINGAN DAN DAYA HASIL TINGGI
Diana Sofia Hanafiah (Universitas Sumatera Utara) .............................................................................331
LAJU DEKOMPOSISI SERASAH DAUN Rhizophora mucronata SETELAH APLIKASI
FUNGI Aspergillus sp.1, Aspergillus sp.4 DAN KOMBINASI
Aspergillus sp.1 + Aspergillus sp.4 PADA BERBAGAI TINGKAT SALINITAS
Yunasfi, Dwi Suryanto (Universitas Sumatra Utara) ..........................................................................336
PEMANFAATAN PUPUK KANDANG DAN BAKTERI PEREDUKSI SULFAT
PADA SLUDGE INDUSTRI KERTAS UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI
LOGAM BERAT DALAM TAILING TAMBANG EMAS
Yan Riska Venata Sembiring, Enny Widyati, Fahrizal Hazra (Balai Penelitian Sungei Putih) ..........345
ALTERNATIF PENGENDALIAN JAMUR UPAS (Corticium salmonicolor )
SECARA BIOLOGI PADA TANAMAN KARET
Cici Indriani Dalimunthe, Zaida Fairuzah (Balai Penelitian Sungei Putih) ........................................350
UJI POTENSI BAKTERI YANG BERASOSIASI DENGAN SPONS ASAL PULAU
NGGE (SIBOLGA) SEBAGAI SUMBER ANTIBAKTERI
Martina Restuati, Endang Sulistyarini Gultom (Universitas Negeri Medan) ......................................355
FREKUENSIL ALEL KERBAU LOKAL SOLOK SELATAN BERDASARKAN
LOKUS HEL 09 DAN INRA 23 MIKROSATELIT
Nurkhairo Hidayati (Universitas Islam Riau) ...................................................................................... 361

xi

ISOLASI BAKTERI KITINOLITIK ASAL SUMBER AIR PANAS IE SEUUM
KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR, ACEH
Lenni Fitri, Yekki Yasmin (Universitas Syiah Kuala) ....................................................................... 366
POTENSI BEBERAPA BAKTERI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN
Xanthomonas oryzae pv. oryzae PENYEBAB PENYAKIT HAWAR
DAUN BAKTERI PADA TANAMAN PADI
Zuraidah, Nisa Rachmania Mubarik, Yadi Suryadi (IAIN Ar-Raniry Banda Aceh) .......................... 371
JENIS JAMUR PELARUT FOSFAT YANG DIISOLASI DARI TANAH GAMBUT
(PHOSPHATE SOLUBILIZING FUNGI ISOLATED FROM PEAT SOIL)
Deni Elfiati, Hamidah Hanum (Universitas Sumatera Utara) ............................................................. 380
TELAAH Bacillus sp. UHTB SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK
PADA BUDI DAYA UDANG
It Jamilah, Ternala A. Barus, Nunuk Priyani, Yanti Lamtaruli (Universitas Sumatera Utara) .......... 386
KONSTRUKSI PLASMID BINER PEMBAWA GEN COPPER ZINC SUPEROXIDE
DISMUTASE Melastoma malabathricum (MmCuZn-SOD)
Saleha Hannum, Utut Widyastuti, Suharsono (Universitas Sumatera Utara) ..................................... 392

BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI
PREVALENSI SEROLOGI PAPARAN VIRUS Avian Influenza SUBTIPE H5N1
PADA BURUNG AIR LIAR DI CAGAR ALAM PULAU DUA
Dewi Elfidasari, Dedy D. Solihin, Retno D. Soejoedono, Sri Murtini, Yus R. Noor
(Universitas Al Azhar Indonesia) ....................................................................................................... 397
GAMBARAN HISTOLOGIS PARU, HATI DAN GINJAL MENCIT JANTAN
(Mus musculus) YANG TERPAPAR BIOINSEKTISIDA MINYAK KULITJERUK
NIPIS DAN PAPAIN
Rina Priastini, Budiman Hartono (UKRIDA, Jakarta) ....................................................................... 402
KONDISI FISIOLOGIS IKAN MAS (Cyprinus carpio L) YANG DIBERI VAKSIN
Ichthyophthirius multifiliis DAN DIPELIHARA PADA BERBAGAI SUHU MEDIA
Henni Syawal, Nastiti Kusumorini, Wasmen Manalu, Ridwan Affandi, dan Yusni Ichwan S
(Universitas Riau)............................................................................................................................... 411
HISTOPATOLOGI HATI IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus)
YANG TERINFEKSI Aeromonas hydrophila DAN DIOBATI
DENGAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ROXB.)
Morina Riauwaty S (Universitas Riau) .............................................................................................. 415
PERUBAHAN SIFAT ULTISOL UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN
TANAMAN MINT (Mentha arvensis L.) OLEH PERLAKUAN
BERBAGAI PEMBENAH TANAH
Bintang, Mariani Sembiring, Charles PM (Universitas Sumatera Utara) ........................................... 420
PEMANFAATAN ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium DC.)
SEBAGAI ANTIFERTILITAS DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PERKEMBANGAN MENCIT (Mus musculus) STRAIN DDW
Emita Sabri (Universitas Sumatera Utara) .......................................................................................... 424

xii

KANDUNGAN KARBOHIDRAT DAN PROTEIN JAMUR TIRAM PUTIH
(Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TANAM SERBUK KAYU KEMIRI
(Aleurites moluccana ) DAN SERBUK KAYU CAMPURAN
Jamilah Nasution (Universitas Medan Area)...................................................................................... 433
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI DI BAWAH PERTANAMAN
KELAPA SAWIT UMUR 4 DAN 16 TAHUN
Lisa Mawarni, T.Chairun Nisa, J.A.Napitupulu, Karyudi (Universitas Sumatera Utara) ...................436
EFISIENSI PUPUK CAIR MAJEMUK MAGNESIUM SEBAGAI SUPLEMEN
TAMBAHAN PADA DAUN MURBEI (Morus cathayana L.) TERHADAP LAJU
KONSUMSI, KONVERSI PAKAN, PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS
ULAT SUTERA (Bombyx mori L.)
Masitta Tanjung, Nursal, Cut Rossy Meutia (Universitas Sumatera Utara) ........................................441
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TELUR TERHADAP KADAR IgY DARI AYAM
YANG DIIMUNISASI DENGAN PEPTIDA SINTETIK EPITOP PROTEIN c-MYC
Salomo Hutahaean, Agnes Dame Sintauli, Rosima Simanjuntak, T. Gilang Pradana,
Adrian Hartanto (Universitas Sumatera Utara). ..................................................................................448

xiii

xiv

Pembicara Utama

1

2

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

Medan, 13 April 2013

PENELITIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI KEMANDIRIAN BANGSA2)
Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS1

RINGKASAN
Permasalahan pokok yang dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks dan satu sama lain berkaitan
erat, yaitu antara lain ketahanan pangan, kecukupan energi, dan kesehatan. Sumber kekayaan hayati yang
beranekaragam, menjadi peluang, tantangan dan sekaligus harapan bagi pengembangan penelitian dan iptek
masa kini dan mendatang. Jasa keanekaragaman hayati (kehati) sangat luas, meliputi berbagai aspek pemenuhan
kebutuhan manusia dan pembangunan, seperti sandang, pangan, papan, dan kesehatan. Indonesia termasuk mega
biodiversity country, maka sangat tepat jika penelitian dan iptek berbasis sumber kekayaan alam ini terus
dikembangkan secara optimal bagi pemecahkan permasalahan pokok bangsa. Makalah ini membahas jasa kehati
yang berpeluang besar bagi pengembangan penelitian dan iptek dalam rangka membangun kemandirian bangsa.

A. TANTANGAN PENELITIAN KEHATI
Kekayaan hayati Indonesia yang tersebar di seluruh pelosok tanah air baik sebarannya menurut
latitude dari Sabang hingga Merauke, maupun sebarannya menurut altitude dari puncak gunung
hingga dasar laut dalam (Alikodra, 2012) belum mampu digali dan dimanfaatkan secara optimal bagi
pengembangan penelitian dan kemajuan iptek. Padahal iptek merupakan modal dasar suatu bangsa
untuk mencapai standard hidup yang layak (Ross dkk, 1996). Harapannya melalui iptek bangsa
Indonesia mampu memecahkan permasalahan pokoknya yaitu ketahanan pangan, kecukupan energi,
dan kesehatan.
Namun potensi kekayaan kehati yang luar biasa ini belum mampu digali dan dimanfaatkan
secara optimal bagi pengembangan penelitian, sehingga iptek bangsa ini relatif belum berkembang
sesuai dengan harapan dan relatif tertinggal oleh Negara lain. Akibatnya mengalami kesulitan untuk
menggapai tujuan kesejahteraan masyarakatnya secara adil dan merata, karena masih adanya
kerawanan pangan, kerawanan energi, dan kerawanan kesehatan. Dilain pihak kerusakan kekayaan
hayati semakin meningkat, dan biopiracy semakin mengancam kelestariannya, terutama karena
sulitnya menjaga dan mengontrol kekayaan hayati yang tersebar di seluruh kepulauan nusantara.
Lagi pula kegiatan penelitian masih menghadapi lemahnya infrastuktur, misalnya saat ini LIPI
sebagai scientific authority baru memiliki lebih dari tiga juta koleksi spesimen hayati. Dilain pihak
laju kepunahan dan ancamannya semakin meningkat, sehingga untuk mengimbanginya , LIPI
mendorong pembentukan kebun raya di daerah-daerah (Kompas, 8 Februari 2013). Disamping itu
bagi perlindungan plasma nutfah, Kementerian Kehutanan juga telah menetapkan kawasan konservasi
insitu hingga mencapai 24,3 juta hektar dengan status taman nasional, taman wisata alam, suaka
margasatwa, dan cagar alam, serta sekitar 32,1 juta hektar taman buru dan hutan lindung. Salah satu
fungsi kawasan konservasi adalah untuk mendukung kegiatan penelitian, disamping kegiatan
pendidikan dan wisata alam.
Saya yakin bahwa kegiatan dan hasil penelitian banyak tersebar di berbagai lembaga penelitian
di seluruh Indonesia, baik di tingkat nasional, propinsi hingga kabupaten/kota. Namun, karena
terbatasnya infrastruktur dan belum adanya koordinasi yang cukup, dan belum dikomunikasikan
secara luas, menyebabkan masyarakat masih mengalami kesulitan utuk mengakses hasil-hasil
penelitian. Perlu kerja keras untuk memetakannya karena tersebar diberbagai instansi dari pusat
hingga daerah. Sebaiknya kita terus mendukung agar pusat data dan informasi tentang penelitian dan
iptek kehati berkembang secara optimal di LIPI, dan informasi tentang konservasi insitu dan eksitu
terpusat di Kementerian Kehutanan c/q Direktorat Jenderal PHKA. Kerjasama kedua instansi ini
menjadi penting karena sangat menentukan kemajuan program penelitian, seperti bioprospeksi,
wisata alam, ataupun penelitian di bidang kesehatan lainnya.

1
2

Guru Besar Konservasi Alam IPB
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional “Optimalisasi Penerapan Riset Biologi Dalam Kemandirian Bangsa”
Medan 13 April 2013

3

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

Medan, 13 April 2013

Kekayaan kehati meliputi genetika, jenis, dan ekosistem secara potensial dapat memasok
kebutuhan dasar dan informasi bagi pengembangan penelitian dan iptek. Sebagai megadiversity
country, selayaknya Indonesia memiliki keunggulan penelitian biologi kekayaaan hayatinya. Secara
kualitatif sumberdaya manusianya pun cukup mumpuni dari hitungan jumlah dan latar belakang
pendidikan. Walaupun profesi taksonomi ternyata masih sangat terbatas, sehingga diperlukan
dukungan pemerintah untuk mendorong minat para peneliti menjadi ahli taksonomi tumbuhan
ataupun hewan.
Instansi yang terlibat dalam penelitian kekayaaan kehati pun sudah jelas keberadaan dan
fungsinya seperti Bappenas, LIPI, MENRISTEK, Pusat-pusat penelitian dan pengembangan di
berbagai kementerian, perguruan tinggi, dunia usaha, dan LSM. Namun rupanya koordinasi dan
kolaborasi diantara instansi penelitian dan pengembangan iptek ini masih perlu ditingkatkan, mereka
cenderung mengutamakan untuk bekerja mandiri di instansinya masing-masing. Mungkin kondisi ini
dapat diatasi melalui kegiatan penelitian terintegrasi ataupun kegiatan penelitian terpadu diantara
instansi terkait.
Bagi pengembangannya seringkali dikemukakan adanya hambatan klasik, yaitu kekurangan
biaya. Saya kira alasan ini juga dapat dimengerti karena kegiatan penelitian seringkali membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Namun, biaya tidak satu-satunya menjadi faktor penentu bagi kegiatan
penelitian dan pengembangan iptek. Suatu anggapan yang keliru jika segala-galanya dialamatkan
pada keterbatasan biaya, padahal ada modal lain yang seringkali dilupakan, yaitu kemampuan SDM,
kekayaan kehati, instansi yang mapan, dan peraturan perundangan yang ada. Berarti diperlukan
perencanaan yang mampu memasukan seluruh potensi modal selain dana, kemudian mampu
melakukan negosiasi secara tepat dengan berbagai pihak yang berminat untuk bekerjasama di bidang
penelitian kehati, ataupun memanfaatkan jasanya bagi biofarmasi, dan ekowisata.
Kita memiliki kecukupan SDM, termasuk pengetahuan masyarakat lokal tentang kehati yang
tersebar di seluruh tanah air. Walaupun secara umum masih perlu ditingkatkan kapasitasnya, namun
semangat, keterampilan, keuletan, latar belakang pengetahuan mereka merupakan modal penting bagi
pengembangan penelitian. Pemerintah juga telah memiliki berbagai peraturan perundangan yang
terkait dengan kehati dan mekanismenya yang telah dituangkan dalam peraturan teknis kegiatan
penelitian, termasuk pedoman etika dan moral bagi para peneliti.
Instansi pemerintah yang bertanggung jawab bagi pengembangan penelitian dan iptek adalah
LIPI sebagai scientific authority, MENRISTEK sebagai koordinator pengembangan kebijakan
penelitian dan iptek, dan Bappenas bertanggung jawab dalam perencananaan pembiayaannya secara
nasional. Disamping itu ada kementrian operasional yang terkait dengan pengembangan penelitian
kehati yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian Kehutanan dan Kementerian Kelautan dan
Perikanan sebagai management authority.
Dalam acara peluncuran buku Bioresources untuk Pembangunan Ekonomi Hijau oleh LIPI di
Jakarta Kamis 7 Februari lalu, juga dinyatakan bahwa kelimpahan manfaat kekayaaan hayati yang
terindentifikasi belum juga digunakan untuk menunjang pembangunan ekonomi hijau. Pembangunan
masih mengandalkan model eksploitasi yang merusak (Harian Kompas, 8 Februari 2012). Saya
sangat sependapat bahwa secara umum kebijakan masih berorientasi jangka pendek bagi keuntungan
ekonomi sebesar-besarnya. Manfaaatnya terhadap lingkungan belum menjadi perhatian untuk
diperhitungkan, sehingga rawan bagi keberlanjutan usaha dan kelestarian lingkungan hidupnya.
Berbagai jenis fauna dan flora memilliki potensi bagi penelitian bioprospeksi bahan farmasi
atau obat-obatan, seperti yang telah berkembang di Costarica (Sittenfeld dan Gamez, 1993), perlu
segera dipersiapkan juga pengembangannya di Indonesia. Misalnya menurut catatan LIPI yang
disampaikan pada acara peluncuran buku Bioresources untuk Pembangunan Ekonomi Hijau
menunjukan bahwa berbagai jenis hewan seperti rase, musang, trenggiling, rusa, landak, kalong, dan
binatang amfibi, ular, laba-laba, undur-undur, lebah, cacing, dan spons (invertebrata laut) memiliki
manfaat bagi bahan farmasi atau obat-obatan. Ekstraksi ular weling (Bungarus candidus)
mengandung enzim penjernih darah. Kantong telur dan jaring laba-laba yang bisa menghentikan
pendarahan. Hewan undur-undur (Neuroptera sp) diketahui sebagai obat malaria, dan diperjual
belikan untuk obat diabetes.
Dalam dokumen IBSAP (2003) ditunjukan bahwa Indonesia memiliki 515 spesies mamalia
besar (39% endemik), 511 speseis reptilia ( 29% endemik), 1531 spesies burung (26% endemik), 270
spesies amfibi (37% endemik), 35 spesies primata (18% endemik), dan 121 spesies kupu-kupu (44%
4

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

Medan, 13 April 2013

endemik). Termasuk memiliki 30.000 spesies tanaman darat (Darmatin, 2007), sangat potensial bagi
pengembangan penelitian dan iptek Indonesia. Sumber kekayaan hayati yang potensinya luar biasa ini
tidak boleh dibiarkan begitu saja, perlu segera mendapat prioritas untuk percepatan kegiatan
penelitian dan pengembangan iptek.
Sesuai dengan dokumen Global Biodiversity Strategy tahun 1992 yang dipersiapkan oleh WRI,
IUCN, dan UNEP, disebutkan bahwa mempelajari kehati mengandung arti: (1) mendokumentasikan
komposisi, sebaran, struktur, dan fungsinya; (2) memahami peran dan fungsi gen, spesies, dan
ekosistem; (3) mendokumentasikan keterkaitan yang kompleks diantara sistem alam dan sistem yang
telah diubah; dan (4) menggunakan semua pemahaman ini untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan. Dokumen strategi biodiversity global ini telah banyak dibahas secara nasional dan
salah satunya tertuang dalam dokumen IBSAP. Dalam program selanjutnya dokumen IBSAP ini
sebaiknya diteruskan menjadi dokumen strategi dan rencana aksi daerah.
LIPI juga mencatat manfaat beberapa jenis flora, misalnya rebung bambu kuning ( Bambusa
vulgaris) bisa untuk mengobati hepatitis A. Daun bambu muda yang masih tergulung ternyata bisa
menurunkan kolesterol dengan cara diseduh seperti teh, dan masih banyak lagi. Mengingat masih
sangat terbatasnya pengetahuan tentang manfaat ini, maka untuk menggali dan mengembangkannya
menjadi tantangan bagi para ilmuwan biologi, ekologi, dan konservasi alam. Misalnya juga perlu
untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan seluruh informasi manfaat unsur hayati yang dimiliki
oleh masyarakat adat.
Disisi lain, seringkali banyak pihak ketakutan akan dampak negatif pengembangan ilmu
pengetahuan terhadap kelestarian lingkungannya. Seperti dampaknya terhadap percepatan laju
kepunahan spesies, ataupun pencemaran lingkungannya. Potensi kekayaaan hayati ini terus
menghadapi resiko menuju kepunahaan, terutama karena pembangunan belum sepenuhnya berpihak
untuk mengembangkan kekayaan kehati/bioresources. Oleh karenanya iptek harus pula dapat
menciptakan teknologi yang tidak boros bahan baku, dan tidak mencemari lingkungannya, yaitu iptek
yang dapat menjamin kelestarian sumber kekayaan kehati yang kita miliki.
Pemanasan global yang semakin nyata perlu diantisipasi oleh para peneliti biologi, karena
berakibat buruk terhadap keberadaan spesies di bumi, menjadi rawan kepunahan. Seperti kodok
Amerika Latin yang kebiasaan kawinnya di air, harimau Asia yang biasa tinggal di hutan mangrove,
gajah Afrika yang semakin tertekan karena periode kering yang semakin panjang, terumbu karang
Great Barrier Reef di Australia akan kehilangan 90% koral hidup pada tahun 2050. Termasuk
terancamnya kehidupan beruang kutub di Wilayah Arctic karena habitatnya terus menyusut, populasi
ganggang di Amerika yang terus menyusut, suhu yang semakin panas di Wilayah Pacific telah
menyebabkan semakin menurunnya populasi penyu laut, dimana temperatur yang panas
menyebabkan meningkatnya jumlah penyu betina (CBD, 2007)
Perubahan iklim secara langsung dapat memicu terjadinya kemunduran ekosistem,
berkurangnya potensi air, meningkatnya hama dan penyakit tanam ataupun penyakit pada hewan, dan
penurunan produksi pertanian. Komponen kehati diduga akan mengalami perubahan, seperti
distribusi, laju kepunahan, perubahan waktu reproduksi, dan perubahan musim pertumbuhan tanaman.
Kondisi ini berpotensi memicu terjadinya kerawanan pangan, ketersediaan pangan, dan keamanan
pangan. Berarti ketahanan pangan pendudukpun semakin terancam jika kita tidak mampu
menyesuaikannya dengan pemanasan global (Alikodra, 2011).
Berbagai jenis fauna darat yang hidupnya terkait dengan perairan rawa juga termasuk jenis
yang terancam, seperti burung maleo yang meletakkan telor mereka di pantai berpasir. Bekantan yang
menyukai habitat hutan di daerah rawa gelam, gambut, dan mangrove menjadi semakin sulit karena
cenderung kehilangan habitat utama mereka. Berbagai jenis primata, semakin kesulitan untuk
mendapatkan sumber pakannya secara optimal, karena musim berbunga dan berbuah berbagai
tumbuhan hutan mengalami perubahan sebagai akibat perubahan iklim. Permasalahan ini merupakan
tantangan serius para peneliti biologi dan ekologi tumbuh dan hewan yang secepat mungkin
mengungkap rahasia alam yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan strategi adaptasi dan
mitigasi bencana alam termasuk pemanasan global.

5

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

B.

Medan, 13 April 2013

RANCANGAN PENELITIAN NASIONAL

Kegiataan penelitian mestinya terkoordinasi secara nasional, dan pelaksanaan kegiatannya
dapat diarahkan ke berbagai organisasi yang memilki kriteria sesuai dengan tugas fungsi pokoknya
sebagai lembaga penelitian. Di tingkat nasional dikenal tiga instansi yang berperan bagi
pengembangan penelitian dan iptek, yaitu Bappenas, LIPI, dan MENRISTEK. Sebagai management
authority bagi konservasi kehati di tingkat nasional ada Kementerian Kesehatan, Kementerian
Kehutanan, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Ketiga kementerian ini juga melakukan
kegiatan penelitian terapan bagi tercapainya proses implementasi hasil-hasil penelitian.
Mengingat banyaknya sumberdaya manusia yang juga terlibat dalam kegiatan penelitian, maka
Kementerian Pendidikan Nasional juga perlu terlibat dalam perecanaan nasional disamping
kementerian terkait sebagai management authority seperti Kementerian Kehutanan, Kementerian
Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Kesehatan. Termasuk LSM dan dunia usaha supaya
dilibatkan dalam proses perencanaan penelitian nasional, karena mereka banyak terlibat dalam
kegiatan penelitian. Pengalaman masyarakat adat juga supaya mendapat tempat yang cukup memadai
dalam proses penyusunan rencanan penelitian nasional.
Kapasitas nasional bagi pengembangan penelitian dan iptek perlu untuk ditingkatkan secara
berkelanjutan, meliputi: (1) pembakuan mekanisme/aturan proses perencanaan dan implementasi
kegiatannya baik bagi perencaaan maupun pelaksanaannya secara nasional; (2) koordinasi dan
mekanisme kerja diantara institusi terkait di tingkat nasional baik dalam proses perencanaan maupun
implementasinys; (3) Koordinasi dan mekanisme kerja antara instansi di tingkat pusat dengan instansi
daerah; (4) koordinasi atara instansi terkait di tingkat daerah; dan (5) pengembangan sistem
monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian secara nasional.
Pengembangan penelitian sangat terkait dengan kapasitas peneliti yang terus menerus menggali
dan mengembangkan pertanyaan, serta mencari jawabannya secara tepat sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmiah. Walaupun ahli biologi mengetahui berbagai hal tentang tumbuhan ataupun hewan, ternyata
masih banyak misteri yang tersisa. Misalnya apa tepatnya hingga munculnya tumbuhan berbunga,
atau kenapa bekantan yang hidupnya di rawa-rawa namun tahan terhadap penyakit malaria, dan
seterusnya banyak pertanyaan yang diajukan tentang dunia kehidupan. Mencari jawabannya harus
dilakukan berdasarkan sains (ilmu pengetahuan alam), dan penelitian ilmiah (penelitian saintifik),
sebagai aktivitas sentral pada biologi (Campbell dkk, 2008). Kegiatan penelitian ini dapat dibedakan
sebagai penelitian dasar dan penelitian terapan.
Untuk menjawab persoalan pokok yang dihadapi bangsa ini, dapat dikembangkan kegiatan
penelitian terapan. Hasil penelitian dasar dapat terus dikembangkan untuk mendukung kegiatan
penelitian terapan. LIPI memberikan definisi bahwa penelitian dasar adalah setiap penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru
tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian dapat saja tidak segera dipakai
namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai. Penelitian dasar dilakukan untuk memperluas
batas-batas ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan secara langsung untuk mendapatkan pemecahan
bagi suatu permasalahan khusus, namun dilakukan untuk memverifikasi teori yang sudah ada atau
mengetahui lebih jauh tentang sebuah konsep.
Sebaliknya kegiatan penelitian terapan adalah pemanfaatan atau penerapan ilmu pengetahuan
pada isu-isu parktis tertentu, untuk menjawab persoalan kebijakan atau pemecahan masalah sosial
seperti ketahanan pangan, kecukupan energi dan obat-obatan. Mungkin ada beberapa pertanyaan
berkaitan dengan kesehatan ataupun isu-isu sosial lingkungan. Biologi terjalin kedalam kebudayaan
bangsa dan dapat membantu menjawab banyak pertanyaan yang mempengaruhi kehidupan manusia.
Terobosan penelitian di bidang genetika dan biologi sel telah berperan mengubah kedokteran dan
pertanian yang lebih produktif (Campbell dkk, 2008).
Teknologi molekuler atau bioteknologi yang berkembang dari akhir abad 20, memberikan
harapan baru di bidang pertanian, dimana sifat yang diinginkan dari satu organisme dapat digunting
dan kemudian dipindahkan ke organisme lain secara tepat (Sastrapradja dan Widjaja, 2010).
Sastrapradja dan Widjaja juga menyatakan bahwa teknologi untuk menyimpan sumberdaya genetik
pun berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Bank gen dengan segala kecanggihannya mampu
menyimpan biji-biji, jaringan, sel, dan DNA untuk jangka panjang. Namun jangan sampai kemajuan
perkembangan industri pertanian, menyebabkan keberagaman menjadi seragam.
6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

Medan, 13 April 2013

Diperlukan rancangan penelitian secara nasional, yang menjadi payung bagi kegiatan penelitian
di Indonesia. Rancangan penelitian nasional hendaknya berbasis kekayaan kehati dan kekayaan
budaya masyarakatnya. Menurut hemat saya dapat didisain atas dasar tiga faktor, yaitu permasalahan
pokok (ketahanan pangan, enersi, kesehatan), tingkatan keanekaragaman hayati (genetika, jenis, dan
ekosistem), dan tujuan riset (riset dasar atau riset terapan). Campbell, dkk (2008) menyatakan bahwa
meneliti dunia kehidupan sangat kompleks dan rumit, karena biologi adalah bidang yang memilki
cakupan luar biasa dan pengetahuan biologi berkembang dengan kecepatan yang terus meningkat.
Walaupun belum secara lengkap mempertimbangkan seluruh faktor seperti tersebut diatas,
maka secara umum kegiatan penelitian telah tertampung dalam dokumen IBSAP (Indonesian
Biodiversity Strategy and Action Plan) 2003-2020. Beberapa kegiatan penelitian tersebut (IBSAP,
2003) dapat dikatagorikan sebagai penelitian terapan, seperti: (1) penelitian bagi spesies yang
mempunyai nilai ekonomi, (2) penelitian spesies untuk keperluan penentuan kuota bagi satwa yang
diperdagangkan; (3) penelitian spesies perairan (air tawar dan air laut); (4) penelitian sosial-budaya,
terutama kearifan masyarakat dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati; (5) penjajakan penelitian
“bioprospecting ”; (6) penilaian ekonomi SDA dan strategi pasar (potensi, pasar, jalur perdagangan,
dan sebagainya); dan (7) pengembangan basis data tentang spesies bernilai ekonomi dan perdagangan.
Pokok-pokok kegiatan penelitian yang tertuang di dalam IBSAP tersebut dapat dipakai sebagai
acuan dasar bagi pengembangan penelitian, namun perlu didetilkan lebih mendalam, baik cakupan
maupun kedalamannya. Sebagai acuan, tema dapat diikuti konsensus diantara para ahli biologi
bahwa tema inti biologi adalah evolusi yang merupakan penyebab kesatuan dan keanekaragaman
kehidupan. Mengutif salah seorang penegak teori evolusi modern, Theodosius Dobzhansky,”karena
tidak sesuatupun dalam bidang biologi yang bermakna kecuali diterangi cahaya evolusi” (Campbell
dkk, 2008). Selanjutnya Campbell dkk, mengingatkan bahwa selain meliputi jenjang skala-skala
ukuran dari molekul sampai biosfer, biologi membentang melintasi keanekaragaman spesies yang luar
biasa yang pernah hidup di bumi, sehingga kita harus membahas bagaimana pemikiran para ahli
biologi tentang keanekaragaman yang sangat tinggi ini.
C. ETIKA PENELITIAN
Kegiatan penelitian biologi yang berkembang pesat dewasa ini banyak menggunakan bagianbagian tubuh manusia ataupun hewan/tumbuhan hingga program penelitian sel punca. Banyak
kalangan mempertanyakan soal etika, karena penggunaannya dapat menimbulkan penganiayan
terhadap makluk bersangkutan, ataupun pores dan hasilnya dapat menimbulkan pelomik etika apakah
dipandang etis atau tidak etis bagi kehidupan manusia, sehingga departemen kesehatan menerbitkan
beberapa suplemen seperti etik penggunaan hewan percobaan, etik penelitian genetik, ataupun etik
penelitian epidemologi (PNEPK, 2008).
Istilah ilmiah merupakan kualifikasi positif yang jawabannya mempunyai dasar yang kokoh
dan dapat dipercaya, hasil cara-cara kerja bersifat sistematik, kritis, dan berdasarkan keahlian
(Semiawan dkk. 2005). Seorang peneliti diminta jujur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap
hasilnya sebagai suatu kebaruan, serta terbuka terhadap berbagai saran dan kritik yang bersifat
membangun, sehingga aspek etika dan moral menjadi landasan penting bagi para peneliti. Nasib
pengembangan penelitian dapat dikatakan ada ditangan para peneliti yang hasilny