Analisa Waktu Angkut Terhadap Optimasi Penempatan Group Tower Crane (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartemen Grand Jati Juction) Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Pendahuluan
Penelitian ini berupa pengoptimalan titik lokasi tower crane yang ada di

lapangan. Mencari titik lokasi tower crane yang memiliki keseimbangan kerja ( ),
total waktu angkut dan perbedaan waktu angkut pada setiap lantai yang paling
efisien dengan merubah skenario penempatan tower crane.
Pada bab metodologi penelitian ini akan dijelaskan tentang data, teknik
analisa, variable penelitian, dan langkah pengelolahan data yang digunakan.
Setiap tahapan akan dijelaskan hingga mendapatkan tujuan penelitian yang
diinginkan.

3.2.

Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi jenis data,


sumber data dan metode pengumpulan data untuk tahapan analisa titik lokasi
tower crane.

3.2.1 Jenis Data dan Sumber Data
a) Data Primer
Data primer meliputi informasi yang diperoleh dari hasil
pengamatan langsung lokasi proyek dan aktivitas tower crane di lapangan
dan wawancara pihak kontraktor.

18
Universitas Sumatera Utara

b) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari pihak konstruksi berupa data yang
berhubugan dengan aktivitas tower crane, spesifikasi tower crane dan
gambar kerja bangunan.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni :
a) Studi Lapangan

Pengumpulan data studi lapangan dilakukan dengan mendapatkan
data-data dari pengamatan langsung dilokasi proyek mengenai aktivitas
tower crane dan wawancara pihak kontraktor.
b) Studi Pustaka
Pengumpulan data secara studi pustaka adalah pengumpulan data
dengan cara membaca literatur yang dapat berupa buku, jurnal, artikel
ataupun yang lainnya yang berhubungan dengan penempatan titik lokasi
tower crane.

3.3.

Teknik Analisa
Analisa tower crane tunggal menjadi awal proses analisa penempatan

lokasi group tower crane. Kemudian menentukan supply point dan demand point
dari tower crane tunggal. Antara supply point dan demand point akan membentuk
suatu pekerjaan (task), kemudian dianalisa waktu angkut dan kedekatan pada
setiap pekerjaan sehingga membentuk suatu kelompok pekerjaan. Ketika

19

Universitas Sumatera Utara

kedekatan antara pekerjaan satu dengan yang lain terlalu jauh atau di luar radius
tower crane, maka dibutuhkan tower crane yang lain.
Kelompok pekerjaan yang terbentuk akan membentuk feasible area pada
penempatan lokasi tower crane. Setelah analisa kelompok pekerjaan ditinjau
kemudian dilanjutkan dengan analisa letak group tower crane yang memberikan
hasil yang optimal.

3.4.

Variable Penelitian
Terdapat 3 (tiga) variable yang digunakan dalam penelitian ini untuk

mendapatkan tujuan dari penelitian yaitu waktu perjalanan pengait untuk
melakukan pekerjaan, Waktu pengangkutan pengait crane ke

i dan c.

Keseimbangan beban kerja pada waktu pengangkutan crane.

Persamaan yang digunakan untuk analisa perhitungan dalam penelitian ini
antara lain (Tam dan Leung, 2008):
a. waktu perjalanan pengait untuk melakukan pekerjaan
(

)=

(



) + (



)

(

)=


(



) + (



)

=

(



(

)


) + (



)

=
=
(

)

1

= max(

,

)+


min(

,

)

2

= max(

,

)+

min(

,

)


20
Universitas Sumatera Utara

(

=
=

)

(

.

= max(

)

cos (

,

)+

(

)

(

).

min(

(
(

,

)


)

)

)

Dimana :
: Waktu perjalanan vertikal pengait tanpa beban
: Waktu perjalanan vertikal pengait dengan beban
: Waktu pergerakan radial trolley
: Waktu pergerakan tangensial pengait
: Waktu perjalanan horizontal pengait
: Derajat koordinasi pergerakan pengait dalam arah radial dan
tangensial pada bidang horizontal ( 0 sd 1)
: Derajat koordinasi pergerakan pengait dalam arah radial dan
tangensial pada bidang vertikal ( 0 sd 1)
b. Waktu pengangkutan pengait crane ke

=


.

i

.( 1 + 2 + 3 + 4 )

Dimana :
: Waktu pengangkutan pengait crane ke - i
: variabel binary
: jumlah angkatan
1 : waktu perjalanan pengait tanpa beban
2 : waktu perjalanan pengait dengan beban

21
Universitas Sumatera Utara

: waktu jeda rata-rata pengangkutan
: waktu jeda rata-rata pembongkaran
c. Keseimbangan beban kerja pada waktu pengangkutan crane

Dimana :
: keseimbangan kerja
: waktu rata-rata pengangkutan dari crane
: waktu pengangkutan pengait crane ke-i
Di dalam pemodelan, Zhang dkk (1999) dan Tam dkk (2001)
menyebutkan ada 2 (dua) kondisi ekstrim untuk

antara lain:

pergerakan tangensialdan radial terjadi secara serentak dan

= 0 ketika
= 1 ketika

pergerakan tersebut dilakukan secara berurutan.

Gambar 3.1. Ilustrasi Nilai
(Sumber : Kang dkk, 2004)

Untuk

juga memiliki 2 (dua) kondisi ekstrim antara lain :

pergerakan horizontal dan vertikal terjadi secara serentak dan

= 0 ketika
= 1 ketika

22
Universitas Sumatera Utara

pergerakan tersebut dilakukan secara berurutan. Mereka mengindikasikan bahwa
dan

bervariasi tergantung pada kemampuan operator dan kelapangan lokasi

kerja. Namun mereka mengasumsikan nilai

= 0,25 dan

= 1 (Kang dkk, 2004).

Gambar 3.2. Ilustrasi Nilai
(Sumber : Kang dkk, 2004)

3.5.

Pekerjaan Pengankutan Material Oleh Tower Crane
Dalam penelitian ini, terdapat 2 (dua) pekerjaan pengangkutan yang

ditinjau yaitu :
1. Pengangkutan besi
Setelah besi dipabrikasi pada tempat yang telah ditentukan, besi diangkut
dari tempat pabrikasi ke titik demand oleh tower crane. pekerjaan pengangkutan
besi ditinjau pada elevasi +0.0 meter. Karena pada elevasi tersebut pekerjaan
sudah menggunkan bantuan tower crane.
2. Pengangkutan beton
Pengangkutan beton menggunakan bantuan alat concrete bucket. Truk
mixer menjadi titik supply beton yang berada di luar bangunan. Titik supply beton
terdapat 3 (tiga) lokasi yang digunakan pada masing-masing tower crane.

23
Universitas Sumatera Utara

pekerjaan pengangkutan beton ditinjau pada elevasi +0.0 meter. Karena pada
elevasi tersebut pekerjaan sudah menggunkan bantuan tower crane.

3.6.

Langkah Pengelolahan Data
Penentuan titik optimal lokasi tower crane dengan melakukan pemodelan

titik penempatan tower crane dengan metode try and error. Tahapan penentuan
skenario penempatan tower crane seperti berikut :
 Langkah 1
Menentukan titik koordinat supply, demand, dan tower crane
pada kondisi aktual di lapangan.
 Langkah 2
Mengasumsikan zona yang memungkinkan setiap tower crane
untuk

melakukan

pekerjaan

berdasarkan

radius

jangkauannya.

Kemudian memeriksa total waktu angkut, dan nilai kesimbangan kerja
atau standar deviasi waktu angkut pada titik lokasi tower crane aktual
sebagai acuan.
 Langkah 3
Memodifikasi titik lokasi tower crane dengan metode try and
error, kemudian menentukan distribusi pekerjaan pada kondisi titik
tower crane yang telah dirubah skenario titik penempatannya.

24
Universitas Sumatera Utara

 Langkah 4
Memerikasa nilai total waktu angkut, dan nilai kesimbangan
kerja atau standar deviasi waktu angkut titik lokasi tower crane yang
baru, apakah lokasi tersebut sudah optimal.
 Selisih waktu pengangkutan tower crane per lantai
Mengetahui perbedaan waktu pengangkutan tower crane pada
setiap lantai.

3.7.

Menentukan Titik Supply dan Titik Demand
Titik supply yang menjadi titik penyedia material harus ditempatkan pada

lokasi strategis agar proses pengangkutan yang dibantu tower crane ke titik
demand memiliki waktu yang efisien. Titik supply pada proyek ini meliputi titik
penyediaan besi dan beton dan titik demand berupa kolom. Titik tersebut didapat
dengan cara :
1. Membuat grid pada gambar kerja, denah kolom sebagai acuan pembuatan
grid.
2. Menentukan titik koordinat setiap titik suplly dan titik demand.

3.8.

Mengasumsikan Zona Kerja Tower Crane
Pembagian zona kerja bertujuan untuk mencegah terjadinya over load

kerja pada setiap tower crane. Tahap mengasumsikan zona kerja tower crane
antara lain :
1. Menentukan radius kerja atau jangkauan lengan setiap tower crane .

25
Universitas Sumatera Utara

2. Membagi zona kerja setiap tower crane berdasarkan radiusnya.
3. Wawancara pihak kontraktor dibutukan untuk memastikan zona kerja
sesuai di lapangan.

3.9.

Modifikasi Titik Tower Crane
Dalam modifikasi skenario penempatan titik tower crane dibagi

menjadi tahap yaitu :
1.

Menentukan zona kosong atau lokasi yang memungkinkan diletakkan
tower crane dari gambar kerja.

2.

Memindahkan titik tower crane dengan metode try and error pada
zona kosong tanpa merubah gambar kerja dan mengganggu bangunan
di sekitar proyek.

26
Universitas Sumatera Utara

3.10. Bagan Alir Penelitian

Judul : analisa waktu angkut terhadap optimasi penempatan group tower crane
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartement Grand Jati Juction )
Studi Literatur

Pengumpulan Data Penelitian
Data Sekunder:

Data Primer :


Pengamatan dilapangan
Wawancara






Gambar Layout dan Gambar
Kerja
Spesifikasi Tower Crane

Input data titik awal atau acuan tower crane

Menghitung waktu angkut total dan keseimbangan kerja ( )

Merubah skenario penempatan titik tower crane

Tidak

<

titik acuan awal

Mengetahui selisih waktu angkut yang dilakukan tower crane pada setiap lantai

Mengetahui titik penempatan tower crane dengan total waktu angkut dan
keseimbangan kerja ( ) terkecil dan selisih waktu angkut setiap lantai

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.3. Bagan Alir Penelitian
(Sumber : Olahan Sendiri)

27
Universitas Sumatera Utara

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Data Umum Proyek


y


 E GRAND JATI JUCTION

Lokasi

: Jalan Perintis Kemerdekaan Medan

Pemilik Proyek

: PT. MAHARDIKA AGUNG LESTARI

Kontraktor Perencana Arsitek

: PT. MAGETIKA INTERNATIONAL

Kontraktor Perencana Struktur

: PT. DACORAL

Lingkup Pekerjaan

: Struktur

Tinggi Bangunan

: + 126 m

Luas Total Bangunan

: 168.934 m2

Jumlah Lantai

: 39 Lantai dan 1 Latai Semi Basement

Untuk pembangunan yang membutuhkan pengangkutan material dengan
frekuensi yang tinggi sangat membutuhkan bantuan alat berat berupa  .
  akan membantu proses pengangkutan lebih cepat dan berdampak
pada waktu pembangunan proyek. Penentuan lokasi titik   harus
direncanakan dengan tepat agar mendapatkan waktu pegangkutan yang efisien.
Titik lokasi  , y  ,    dapat dilihat
berdasarkan ! pada gambar kerja pembangunan Grand Jati Juction. Titik y
pada proyek ini meliputi titik penyediaan besi dan beton dan titik   berupa
kolom.


Universitas Sumatera Utara

4"#"
4

$%&%' Supply (
()* $%&%' Demand
Bangunan ini memiliki 4 bagian tipikal yang mempengaruhi jumlah titik

demand pada setiap lantai. Untuk menentukan waktu perjalanan tower crane,
maka digunakan koordinat sebagai acuan titik +,--.yy dan titik /0123/,, lalu
nantinya akan digunakan sebagai variabel dalam perhitungan.

Gambar 4.1. Denah Kolom Lantai 1-6
(Sumber : Dokumen Proyek)
29
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.2. Denah Kolom Lantai 7-8
(Sumber : Dokumen Proyek)

30
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.3. Denah Kolom Lantai 9-28
(Sumber : Dokumen Proyek)

31
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.4. Denah Kolom Lantai 29-38
(Sumber : Dokumen Proyek)
Pada gambar di atas menunjukkan posisi koordinat
y dan titik

, titik

untuk mempermudah perhitungan waktu tempuh

. Penentuan koordinat pada gambar tersebut 1 satuan yang berarti 1

32
Universitas Sumatera Utara

milimeter di lapangan. Koordinat 45678 98:;7 dapat dilihat pada tabel 4.1 dan
koordinat titik supply terdapat pada tabel 4.2.
Tabel 4.1. Koordinat Eksisting ?>

@ABCDEFGBC HIFJK Waktu Angkut dan Keseimbangan Beban Kerja ( )
Pada tahap ini total waktu angkut dan keseimbangan beban kerja ( ) sudah

dapat diketahui dengan menggunakan persamaan yang terdapat pada BAB III.
Nilai yang dihitung mulai dari lantai lantai 1 hingga lantai 38.
kemudian memodifikasi skenario penempatan titik tower crane dengan
metode try and error tanpa merubah titik supply dan titik SL. Selanjutnya
mengulang tahapan yang telah dijelaskan di atas hingga mendapatkan total waktu
angkut dan keseimbangan beban kerja ( ) pada masing-masing skenario. Nilai
hasil perhitungan harus memiliki nilai standar deviasi ( ) beban kerja dan total
waktu angkut minimum. Titik koordinat skenario dapat dilihatpada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Koordinat Skenario Titik Tower Crane

Skenario

Tititk Koordinat (mm)
TC1
X
Y

Original
83940
101720
1
91940
101720
2
99940
101720
3
75940
101720
Sumber : Olahan Sendiri

Tititk Koordinat (mm)
TC2
X
Y

22000
14000
6000
30000

101720
101720
101720
101720

Tititk Koordinat (mm)
TC3
X
Y

51970
51970
51970
51970

26000
26000
26000
26000

Selanjutnya ditentukan contoh perhitungan yang diambil dari pekerjaan
pada grid berikut :


Contoh 1
Waktu angkat pekerjaan dari S1 (103940; 104220) ke K-15 (59940 ;

99220) dengan posisi awal TC1 pada (83940; 101720). Digunakan

: 0,25,

: 1,

kecepatan vertikal (Vv) adalah 100 m/menit saat kosong, 50 m/menit saat penuh
dan kecepatan gerak horizontal radial pengait Va sebesar 50 m/menit. Kecepatan

45
Universitas Sumatera Utara

putar lengan kerja antara 0-0,8 rad/menit dan dipakai V sebesar 0,8 rpm. Sesuai
standar, load delay dari material besi adalah 3 menit. Sedangkan unload delay
sebesar 5 menit. Elevasi titik supply beton 0,0 m dan elevasi titik demand 0,5 m.
Penyelesaian :
a. waktu perjalanan pengait untuk melakukan pekerjaan
(

)=
=

(

) + (



)



( 59940 − 83940) + ( 99220 − 101720)

= 24129,857 mm
(

)=

(

=



) + (



)

( 103940 − 83940) + ( 104220 − 101720)

= 20155,644 mm
=

(



) + (



)

=

( 59940 − 103940) + ( 99220 − 104220)

= 44283,18 mm
(

= ∣

)

(

)

,

∣ =∣

/

,

/



= 0,072258 menit
=

.

=

1
.
0,8

cos (

(

)

(

).

(
(

)
)

)
2

2

cos (

44283,18 − 24129,857 − 20155,644
2 ( 24129,857 . 20155,644 )

2

)

= 0,025703 menit
= max(

,

)+

min(

,

)

= 0,072258 + 0,25 . 0,025703

= 0,043768 menit

46
Universitas Sumatera Utara

=
(

=
(

= max(

= 0,005 menit

)

=
1

,

=
,

= 0,01 menit

)

,

)+

min(

,

)

= 0,043768 + 1 . 0,005

= 0,048768 menit
2

= max(

,

)+

min(

,

)

= 0,043768 + 1 . 0,01
= 0,053768 menit

t3

= 3 menit

t4

= 5 menit

T

= t1 + t2 + t3 + t4
= 0,048768+ 0,053768 + 3 + 5 = 6,102536 menit



Contoh 2
Waktu angkat pekerjaan dari S1 (103940; 104220) ke K-15 (59940 ;

99220) dengan posisi awal TC1 pada (83940; 101720). Digunakan

: 0,25,

: 1,

kecepatan vertikal (Vv) adalah 100 m/menit saat kosong, 50 m/menit saat penuh
dan kecepatan gerak horizontal radial pengait Va sebesar 50 m/menit. Kecepatan
putar lengan kerja antara 0-0,8 rad/menit dan dipakai V sebesar 0,8 rpm. Sesuai
standar, load delay dari material besi adalah 3 menit. Sedangkan unload delay
sebesar 5 menit. Elevasi titik supply beton 0,0 m dan elevasi titik demand 4 m.

47
Universitas Sumatera Utara

Penyelesaian :
a. waktu perjalanan pengait untuk melakukan pekerjaan
(

)=
=

(

) + (



)



( 59940 − 83940) + ( 99220 − 101720)

= 24129,857 mm
(

)=

(

=



) + (



)

( 103940 − 83940) + ( 104220 − 101720)

= 20155,644 mm
=

(



) + (



)

=

( 59940 − 103940) + ( 99220 − 104220)

= 44283,18 mm
(

= ∣

)

(

)

,

∣ =∣

/

,

/



= 0,072258 menit
=

.

=

1
.
0,8

cos (

(

)

(

).

(
(

)
)

)
2

2

cos (

44283,18 − 24129,857 − 20155,644
2 ( 24129,857 . 20155,644 )

2

)

= 0,025703 menit
= max(

)+

,

min(

,

)

= 0,072258 + 0,25 . 0,025703

= 0,043768 menit
=

=
(

=

=
(

= 0,04 menit

)

= 0,08 menit

)

48
Universitas Sumatera Utara

=0,083767921 menit

0,123767921 menit
t3

= 3 menit

t4

= 5 menit

T

= t1 + t2 + t3 + t4
= 0 ,083767+ 0,123767+ 3 + 5 = 6,207536 menit

Maka waktu angkut dari S1 ke titik K-15 pada elevasi 0,5 m dengan TC1
sebesar 6,102536 menit dan pada elevasi 4 m sebesar 6,207536 menit, maka
didapat perbedaan waktu sebesar 0,105 menit. Kemudian dilakukan perhitungan
yang sama untuk semua titik dari lantai1 hingga lantai 38.
Tabel 4.10. Waktu Pengangkutan Material Beton

Sumber : Olahan Sendiri
Untuk perhitungan lebih lengkap, dapat dilihat pada lampiran B,C,D,E,F.

49
Universitas Sumatera Utara

4

Hasil Pembahasan
Hasil pembahasan merangkum hasil perhitungan dari penilitian ini.

4.5.1 Total waktu angkut
Tabel 4.11. Hasil Waktu Angkut Material Besi dan Beton
Waktu Angkut (Menit)
Skenario

Beton

Original
40952,4
1
38502,9
2
35415,2
3
43246,3
Sumber : Olahan Sendiri

Besi

T
(Menit)

64487,0
67032,4
69401,1
61883,1

105439,4
105535,2
104816,2
105129,4

T (Menit)
Terhadan T
Original
0,000
95,838
-623,175
-310,020

Catatan : Tanda (-) memiliki arti terjadi penurunan waktu terhadap waktu
original.
Grafik 4.1. Hasil Waktu Angkut Material Besi dan Beton

Waktu Angkut Total
106000.0

Total Waktu Angkut

105535.2
105500.0

105439.4
105129.4

105000.0

104816.2

104500.0

104000.0
Skenario Original

Skenario 1

Skenario 2

Skenario 3

Sumber : Olahan Sendiri

50
Universitas Sumatera Utara

4

viasi ( ) beban kerja
Tabel 4.12. Standar Deviasi ( ) Keseimbangan Beban Kerja
Standar Deviasi

Skenario

Beton
Lt 1-6

Original
1,78
1
1,68
2
1,48
3
1,84
Sumber : Olahan Sendiri

Besi

Lt 7-8

Lt 9-28

Lt 29-38

Lt 1-6

Lt 7-8

Lt 9-28

Lt 29-38

2,04
1,79
1,17
2,18

1,98
1,76
1,21
2,10

1,97
1,90
1,25
1,84

6,91
6,70
6,46
7,07

7,36
7,10
6,80
7,54

7,66
7,39
7,06
7,86

1,95
1,90
1,64
1,83

Grafik 4.2. Standar Deviasi ( ) Keseimbangan Beban Kerja Pekerjaan Beton

Standar Deviasi ( ) Keseimbangan Beban
Kerja Pekerjaan Beton

2.20

2.18
2.04

1.80

1.84
1.78

1.79

2.10
1.98
1.76

1.97
1.90
1.84

1.68

Skenario Original
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3

1.48
1.40
1.17

1.21

1.25

1.00
LT 1-6

LT 7-8

LT 9 - 28

LT 29-38

Sumber : Olahan Sendiri

51
Universitas Sumatera Utara

Grafik 4.3. Standar Deviasi ( ) Keseimbangan Beban Kerja Pekerjaan Besi
LMNOPNQ RSviasi

( ) Keseimbangan
Beban Kerja Pekerjaan Besi

9.00
8.50
8.00
7.54
7.36
7.10

7.50
7.00
6.50

7.07
6.91
6.70
6.46

7.86
7.66
7.39
7.06

6.80

6.00
5.50
5.00

Skenario Original
Skenario 1

4.50

Skenario 2
4.00

Skenario 3

3.50
3.00
2.50
1.90
1.95
1.83
1.64

2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
LT 1-6

LT 7-8

LT 9 - 28

LT 29-38

Sumber : Olahan Sendiri

52
Universitas Sumatera Utara

4

waktu angkut pada setiap lantai
Waktu angkut oleh tower crane setiap lantai memiliki perbedaan yang

dipengaruhi elevasi lantai pada bangunan. Setiap lantai mempuyai tinggi yang
bervariasi seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.10

Gambar 4.10. Potongan
(Sumber : Dokumen Proyek)

53
Universitas Sumatera Utara

Selisih waktu angkut

pada setiap lantai mengambil

contoh dari

perhitungan di titik K-15 pada elevasi 0,5 m didapat 6,102536 menit dan pada
elevasi 4 m sebesar 6,207536 menit, maka didapat perbedaan waktu sebesar 0,105
menit. Dilakukan perhitungan ulang dengan mengganti elevasi hingga ke 117,4
meter. Hasil selisih waktu angkut dapat dilihat pada tabel 4.12
Tabel 4.13. Selisih Waktu Angkut Pada Setiap Lantai
Lantai
1
Mezzanin
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Elevasi (m)
0,5
4
7,5
11,5
15,5
19,5
23,5
27,5
30,4
33,3
36,2
39,1
42
44,9
47,8
50,7
53,6
56,5
59,4
62,3
65,2
68,1
71
73,9
76,8
79,7
82,6

T (Menit )
6,103
6,208
6,313
6,433
6,553
6,673
6,793
6,880
6,967
7,054
7,141
7,228
7,315
7,402
7,489
7,576
7,663
7,750
7,837
7,924
8,011
8,098
8,185
8,272
8,359
8,446
8,533

T (Menit)
0,03
0,105
0,105
0,12
0,12
0,12
0,12
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087

54
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.13.
Lantai
27
28
29
30
32
33
34
35
36
37
38

Elevasi (m)
85,5
88,4
91,3
94,2
100
102,9
105,8
108,7
111,6
114,5
117,4
Rata-Rata
Sumber : Olahan Sendiri

T (Menit )
8,620
8,707
8,794
8,881
9,055
9,142
9,229
9,316
9,403
9,490
9,577

T (Menit)
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,087
0,0898

4TUTV Hasil Penelitan
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui antara lain :
1. Semakin dekat letak lokasi tower crane dengan titik supply dan titik
demand akan menghasilkan waktu lebih effisien.
2. Skenario 2 memiliki total waktu angkut dan keseimbangan beban kerja
paling efisien dibandingkan dengan skenario lainnya.
3. Rata-rata selisih waktu angkut setiap pekerjaan yang dilakukan tower
crane pada setiap lantai sebesar 0,0898 menit.

55
Universitas Sumatera Utara

YZY [
\]^_`abcZd eZd ^ZfZd

ghih

jklmnopqrs
tuvw xyzy{w|wuz wzw }w}uxu| ~yw€x{uz ‚uƒ„u…

†‡ ˆ~yzuvw‰ Š €y€w{w~w |‰|u{ „u~| uz‹~| }uz ~yyw€‚uz‹uz ~yvŒu xu{wz‹
ywwyz‡
Š‡ ˆ~yzuvw‰ Š }yz‹uz ~‰‰v}wzu| Ž † }w ‘‘‘’“”†“†•Š“–” Ž Š X“““”†“†•Š“–”
Ž — W†‘•“”ŠX“““– €y€w{w~w |‰|u{ „u~| uz‹~| y‚yuv †“’˜†X”Š €yzw| u|u
€y€w{w~w xyzvzuz „u~| y‚yuv XŠ—”†•W €yzw| |yvƒu}ux ~yzuvw‰ ‰vw‹wzu{‡
ˆ|uz}uv }y™wuw š– xy~yvŒuuz ‚y|‰z u}u{uƒ {uz|uw †›X †”’˜–” {uz|uw •›˜ †”†•– ”
{uz|uw ‘›Š˜ †”Š†–” }uz {uz|uw Š‘›—˜ †”ŠW–‡ ˆ|uz}uv }y™wuw š– xy~yvŒuuz ‚yw
u}u{uƒ {uz|uw †›X X”’X–” {uz|uw •›˜ •”˜“– ” {uz|uw ‘›Š˜ •”“X–” }uz {uz|uw Š‘›—˜
†”X’–‡
—‡ œu|u›vu|u y{wwƒ „u~| uz‹~| y|wux xy~yvŒuuz uz‹ }w {u~~uz žŸ ¡¢ £¢¤¥¡
y‚yuv “”“˜‘˜ €yzw|‡

gh¦h

§r¨rs
©yv}uuv~uz ƒuw{ xyzy{w|wuz |yz|uz‹ xyzyz|uz |w|w~ {‰~uw xyzy€xu|uz

ª¢Ÿ«¬ žŸ ¡¢ £¢¤¥¡ uz‹ ‰x|w€u{ }uz €y€w{w~w ~yyw€‚uz‹uz ‚y‚uz ~yvŒu uz|uv
žŸ ¡¢ £¢¤¥¡ xu{wz‹ ~y­w{ xu}u

xv‰y~ xy€‚uz‹zuz ®xuv|y€yz ¯vuz} °u|w

°­|w‰z” €u~u }wuvuz~uz z|~ xyzy{w|wuz y{uzŒ|zu …

WX
Universitas Sumatera Utara

³´ µ¶·¸¸¹·º»º· ¼½¾¿¶¿ ÀÁ¶½º¿À ºÁº¹ ÂÃÄÅÆÇÈÉ ÊºÀ· ¹·Á¹» ˶Ë̺·ÍÀ·¸»º· κ¿ÀÊ
¼¶½ÎÀÁ¹·¸º·´
Ï´ к¸À ¼Àκ» ¼¶Êº»¿º·º ¼½¾Ñ¶» º¸º½ ˶˼¶½ÎºÁÀ»º· ÁÀÁÀ» ʾ»º¿À ÅÃÆÉÈ ÒÈÇÓÉ
Ѻ·¸ ¼ºÊÀ·¸ ¶ÔÔÀ¿¶·´
Õ´ µ¶·¸ÎÀÁ¹·¸ ÌÀºÑº ¾¼¶½º¿À¾·ºÊ ÅÃÆÉÈ ÒÈÇÓÉ ¿¶ÎÀ·¸¸º ͺ¼ºÁ ÍÀ»¶ÁºÎ¹À
¼¶½Ìº·ÍÀ·¸º· ÌÀºÑº ¾¼¶½º¿À¾·ºÊ º»Á¹ºÊ Ͷ·¸º· ÌÀºÑº ¿¶Á¶ÊºÎ ÍÀʺ»¹»º·
¶ÖºÊ¹º¿À´

±²
Universitas Sumatera Utara