Analisa Waktu Angkut Terhadap Optimasi Penempatan Group Tower Crane (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartemen Grand Jati Juction)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Latar Belakang Penggunaan Tower Crane
Tower crane adalah salah satu alat berat yang sering digunakan dalam

proyek konstruksi, alat ini terdiri dari slewing unit, tower, dan base. Tower crane
dianggap sebagai pusat peralatan proyek dan sangat berperan dalam mengangkut
dan memindahkan bahan material secara vertikal maupun horizontal (Irizarry dan
Karan. 2012). Tower crane umumnya digunakan untuk mengankut dan
memindahkan bahan material yang berat ke tempat berbeda agar mengurangi
waktu pelaksanann proyek.
Biaya pengoperasian tower crane yang mahal mengharuskan perencanaan
yang cermat agar tidak terjadi pemborosan dalam proyek konstruksi. Keputusan
yang buruk cenderung memiliki efek negatif yang signifikan, yang akan
menyebabkan biaya tambahan dan kemungkinan penundaan (Al-Hussein dkk.
2006). Efisiensi tower crane sangat tergantung pada jenis, jumlah dan lokasi.
Karena tingginya jumlah task dan demand dari tower crane, perencana mungkin
mengalami kesulitan dalam membuat suatu keputusan yang tepat tentang tata

letak yang optimal dari tower crane (Irizarry dan Karan. 2012). Penentuan titik
lokasi tower crane harus ditentukan dengan cermat agar mendapatkan tata letak
yang optimal.

6
Universitas Sumatera Utara

2.2.

Bagian - Bagian Tower Crane
Adapun bagian-bagian Tower Crane dapat dilihat pada yang terdiri dari

(Rostiyanti, 2002) (Gambar 2.1) :


Base
Merupakan tempat kedudukan tower crane yang berfungsi menahan gaya
aksial dan gaya tarik, berupa blok beton atau tiang pancang.




Base section
Bagian paling dasar dari badan tower crane yang langsung dipasang atau
dijangkar ke pondasi.



Mast secction
Bagian dari badan tower crane yang berupa segmen kerangka yang
dipasang untuk menambah ketinggian tower crane.



Climbing frame
Bagian dari badan tower crane yang berfungsi sebagai penyangga saat
penambahan massa.



Support seat

Merupakan tumpuan atau dudukan yang menyokong slewing ring dalam
mekanisme putar, terdiri dari bagian atas (upper) dann bagian bawah
(lower).



Slewing ring
Merupakan alat yang dapat berputar 360° , berperan dalam mekanisme
putar.

7
Universitas Sumatera Utara



Slewing mast
Merupakan alat yang ikut berputar bersama jib, terletak di bawah cat head.




Cat head
Puncak tower crane berfungsi sebagai tumpuan kabel jib dan counter jib.



Jib
Lengan pengangkut beban dengan panjang bermacam-macam tergantung
kebutuhan.



Counter jib
Lengan penyeimbang terhadap beban momen dari lattice jib.



Counter weight
Blok beton yang merupakan pemberat, yang dipasang pada ujung counter
jib.




Cabin set
Ruang operator pengendali tower crane.



Access ladder
Tangga vertikal yang berfungsi sebagai akses bagi operator menuju cabin
set, terletak di bagian mast section.



Trolley
Alat untuk membawa hook sehingga dapat bergerak secara horisontal
sepanjang lattice jib.



Hook

Alat pengait beban yang terpasang pada trolley.

8
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1. Bagian-Bagian Tower Crane
(Sumber : Yudha, 2015)

2.3.

Jenis Tower Crane
Jenis TC yang sering digunakan adalah free-standing tower crane dantied-

in tower crane (Gray dan Little, 1985).


Free-standing Tower Crane
Tower crane ini tidak diikatkan pada struktur bangunan dan letaknya
berada pada luar bangunan (Gambar 2.2). Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan mobile crane untuk membantu dalam pemasangan dan

pembongkaran tower crane, waktu ideal yang diperlukan untuk
pemasangan dan pembongkaran masing-masing hari. Badan tower crane
berdiri dan diangker di atas pondasi yang telah dihitung oleh engineer,
pondasi dibuat dengan mperhitungkan beban yang bekerja seperti beban
muatan, berat sendiri, dan beban angin sehingga bahaya guling akibat

9
Universitas Sumatera Utara

beban-beban tersebut dapat dihindari. Ketinggian tower crane ini dibatasi
hingga 100 meter di atas permukaan tanah.

Gambar 2.2. Free-Standing Tower Crane
(Sumber : Yudha, 2015)



Tied-in tower crane
Bila ketinggian tower crane lebih dari 100 meter, maka badan tower crane
harus diikat pada titik ketinggian tertentu ke struktur bangunan.

Pengikatan menggunakan besi baja yang berfungsi untuk mengurangi
panjang tekuk badan tower crane akibat beban angin.

Gambar 2.3. Tied-In Tower Crane
(Sumber : Yudha, 2015)

10
Universitas Sumatera Utara



Climbing Crane
Dengan lahan yang terbatas maka alternatif pengunaan crane adalah crane
panjat atau climbing crane. Crane ini diletakkan pada struktur bangunan,
yaitu pada core atau inti bangunan. Crane bergerak naik bersamaan
struktue naik. Pengangkatan crane dimungkinkan dengan adanyadongkrak
hidrolis atau hydraulic jacks.

Gambar 2.3. Climbing Crane
(Sumber : Rostiyanti, 2008)


2.4.

Pemilihan Tower Crane
Pemilihan tower crane sebagai alat pemindah material didasarkan pada

kondisi lapangan yang tidak luas, ketingiian yang tidak terjangkau oleh alat lain,
dan tidak diperlukan pergerakan alat. Pemilihan harus direncanakan sebelum
proyek tersebut dimulai. Hal tersebut disebabkan karena dalam pengoperasiannya,
crane harus diletakan disuatu tempat yang tetap selama proyek berlangsung.
Selain itu, pada saat proyek setelah selesai, pembongkaran crane harus dapat

11
Universitas Sumatera Utara

dilakukan dengan mudah. Pemilihan tower crane yang akan dipakai harus
memperhatikan (Kholil, 2012) :


Situasi proyek




Bentuk struktur bangunan



Kemudahan

operasional

baik

pada

saat

pemasangan

maupun


pembongkaran


Ketinggian struktur bangunan yang dikerjakan
Sementara itu pemilihan kapasitas tower crane sebaiknya didasarkan pada

hal-hal berikut ini (Kholil, 2012) :


Berat, dimensi dan daya jangkau pada beban terberat



Ketinggian maksimum alat



Perakitan alat diperoyek



Berat alat yang harus ditahan oleh strukturnya



Ruangan yang tersedia untuk alat



Luas area yang harus dijangkau



Kecepatan alat untuk pemindahan material

2.5.

Kapasitas Tower Crane
Kapasitas tower crane bergantung dari beberapa faktor. Yang perlu

diperhatikan adalah jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya
maka akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat material yang diangkut
sebaiknya sebagai berikut (Kholil, 2012) :


Untuk mesin beroda crawler adalah 75% dari kapasitas alat.

12
Universitas Sumatera Utara



Untuk mesin beroda ban karet adalah 85% dari kapasitas alat.



Untuk mesin yang memiliki kaki (outrigger) adalah 85% dari kapasitas
alat.
Faktor luar yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat

adalah sebagai berikut (Kholil, 2012) :


Kekuatan angin terhadap alat.



Ayunan beban pada saat dipindahkan.



Kecepatan pemindahan material.



Pengereman mesin dalam pergerakannya.

2.6.

Kegunaan Tower Crane
Tower crane dapat mengangkat berbagai jenis material, namun ada batasan

beban maksimum. Batasan dalam pengangkutan beban ini tergantung pada jenis
dan tipe tower crane yang digunakan.
Tower crane pada proyek konstruksi bangunan bertingkat digunakan untuk
memindahkan material, material yang akan dipindahkan oleh tower crane telah
disiapkan pada tempat-tempat tertentu (workshop) dan akan dipindahkan oleh
tower crane sesuai dengan jadwal kerja tower crane yang telah dibuat oleh project
manager. Material yang dipindahkan antara lain scafolding, multiplex, besi beton,
dinding precast. Tower crane juga digunakan untuk pengecoran kolom, core wall
dan shear wall. Campuran beton dari truck mixer dituangkan kedalam bucket,
kemudian bucket tersebut diangkut oleh tower crane ke tempat tujuan pengecoran.

13
Universitas Sumatera Utara

Bagian dasar bucket dilengkapi dengan katup dan saluran untuk mengalirkan
campuran beton ke dalam bekisting.

2.7.

Faktor-Faktor Posisi Tower Crane

Faktor-faktor yang mempengaruhi posisi Tower Crane (Rostiyanti, 2002)


Keamanan
Untuk kepentingan keamanan dan efisiensi maka posisi TC diletakkan
sejauh mungkin dari tower crane yang lain.



Kapasitas crane
Kapasitas angkat crane ditetukan dari kurva radius beban dimana semakin
besar beban maka semakin kecil radius operasinya



Ruang kerja
Semakin kecil ruang kerja maka meningkatkan kemungkinan terjadinya
hambatan dan tabrakan



Lokasi Supply dan Demand
Lokasi penyediaan (supply) material dan lokasi yang membutuhkan
(demand) harus ditentukan lebih dahulu



Feasible area
Feasible area merupaka area yang paling memungkinkan untuk
menempatkan tower crane.

14
Universitas Sumatera Utara

2.8.

Menentukan Lokasi Awal Tower Crane Untuk Memperkirakan

Kelompok Pekerjaan Setiap Tower Crane
2.8.1 Menentukan Kapasitas Angkut dan Feasible Area
Kapasitas angkut tower crane ditentukan dari kurva radius beban, dimana
beban lebih besar, maka radiusnya lebih pendek. Bila titik penyediaan / supply
disimbolkan sebagai S dan titik kebutuhan / demand sebagai D , maka dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4. Feasible Area
(Sumber : Sebt, et al, 2008)
Dari gambar bagian a, dapat disimpulkan bahwa tower crane tidak dapat
mengangkut beban (w) kecuali berada dalam lingkaran radius (r). Untuk
mengangkut beban dari titik S ke titik D, tower crane harus ditempatkan dalam
area yang merupakan potongan dari 2 lingkaran seperti pada gambar bagian b.
Area ini disebut feasible area. Luas area tergantung jarak antara S ke D, berat dari
beban, dan kapasitas angkut tower crane. Semakin besar feasible area, semakin
mudah dalam menangani pekerjaan (Sebt, et al, 2008)

15
Universitas Sumatera Utara

2.8.2 Menentukan Feasible Area
Tiga hubungan geometris muncul untuk menentukan feasible area yang
berdekatan

.
(a)

(b)

(c)

Gambar 2.5. Overlap Feasible Area
(Sumber : Sebt, et al, 2008)
Seperti yang terlihat pada gambar 2.5 (a), dengan menempatkan di area A,
tower crane bisa menangani pekerjaan 1 dan 2, demikian juga bila di dalam area
B bisa menangani pekerjaan 1 dan 3. Disamping itu kasus (a) menunjukan bahwa
pekerjaan 2 dan 3 sangat berjauhan sehingga tower crane tunggal tidak bisa
menangani keduanya tanpa memindahkannya, jadi dibutukan lebih dari satu tower
crane atau group tower crane dengan kapasitas pengangkutan yang lebih besar.
Pada gambar 2.5 (b) area c merupakan feasible area dari tiga pekerjaan.
Kemudian pada gambar 2.5 (c), apabila terdapat dua pilihan setelah area C di
overlap dua pekerjaan, maka yang dipilih adalah feasible area yang terbesar yaitu
area D. Dan untuk pekerjaan 4 masuk area lainnya atau dilayani tower crane
lainnya (Sebt, et al, 2008)

16
Universitas Sumatera Utara

2.9.

Perbaikan Posisi Tiap Tower Crane Dengan Mengaplikasikan Model
Evaluasi Tower Crane Tunggal Pada Setiap Tower Crane
Setiap pekerjaan (task) dikelompokkan secara khusus, bersama dengan

beban kerja yang seimbang dan kemungkinan terjadi gangguan yang minimal.
Setelah kelompok pekerjaan terbentuk, lokasi awal yang menjadi acuan untuk
perhitungan penentuan kelompok pekerjaan diabaikan. Dan pada tahap ini dicari
lokasi yang paling baik diantara Feasible Area.
Titik yang paling optimum adalah titik yang memiliki keseimbangan
beban kerja ( ) antar TC yang kecil.

2.10.

Spesifikasi Tower Crane
Tower Crane yang digunakan pada proyek pembangunan Apartement

Grand Jati Juction adalah SAYN SYT 125 yang pada brosurnya tercantum datadata spesifikasi yang dapat digunakan pada penelitian ini. Tercantum bahwa TC
yang digunakan memiliki radius 65 m. Sehingga kecepatan vertikal (Vv) adalah
100 m/menit saat kosong, 50 m/menit saat penuh dan kecepatan gerak horizontal
radial pengait (Va) sebesar 50 m/menit. Kecepatan putar lengan kerja antara 0-0,8
rad/menit dan dipakai V sebesar 0,8 rpm.

17
Universitas Sumatera Utara