Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Penentu Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Sebagian

faktor yang membatasi perkembangan ekonomi di Negara

berkembang adalah terbatasnya tabungan yang tersedia untuk keperluan investasi
pada perusahaan-perusahaan yang produktif. Di sisi lain banyak Negara memiliki
tabungan yang cukup besar untuk diinvestasikan pada barang modal, tetapi tidak
didukung oleh adanya sistem keuangan yang memadai untuk mengalokasikan
tabungan pada perusahaan-perusahaan yang produktif di pasar keuangan
(financial market).
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada
saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang.
Menurut Halim (2005), investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada
aset-aset financial (financial assets) dan investasi pada aset-aset rill (real assets).
Investasi pada aset-aset financial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa

sertifikat, deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya.
Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi,
waran, opsi, dan lain-lain.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001), pasar modal merupakan pasar
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjuabelikan, baik
dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Pasar modal pada dasarnya akan
menjembatani hubungan antara pemilik dana, yang dalam hal ini disebut sebagai

1
Universitas Sumatera Utara

pemodal (investor) dengan yang menggunakan dana atau Emiten perusahaan yang
masuk bursa efek (go public). Para pemodal menggunakan Instrumen pasar modal
untuk keperluan investasi portofolionya sehingga pada akhirnya dapat
memaksimumkan penghasilan.

Istilah go public secara khusus digunakan di

dunia pasar modal, artinya yaitu untuk menghimpun dana dari masyarakat. Jika
suatu perusahaan ingin menambah modalnya, maka bisa pergi ke masyarakat

untuk mendapat modal tersebut, yaitu dengan menjual saham atau obligasi atau
surat berharga lainnya (Widoatmodjo, 2009).
Sekarang ini ada 535 perusahaan go public yang tercatat di PT Bursa Efek
Indonesia (http://www.idx.co.id). Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia
Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional
dan transaksi, pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta
sebagai pasar saham dan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif
(http//id.wikipedia.org/wiki/Bursa Efek Indonesia).
Saham perbankan merupakan salah satu saham yang paling diminati di
BEI. Sebagai lembaga keuangan yang memegang peranan penting dalam
mendukung perekonomian di Indonesia, bank merupakan salah satu lembaga yang
menjadi fondasi dalam menopang perekonomian di Indonesia dan memiliki
peranan penting di dalam kegiatan perekonomian yang berhubungan dengan
penyimpanan dan pengelolaan dana masyarakat.

Sub sektor perbankan

membuktikan eksistensinya dalam kinerja dan pencapaian hasil yang cukup baik


2
Universitas Sumatera Utara

sehingga investor tertarik membeli sahamnya. Harga saham menjadi hal yang
sangat penting untuk diketahui oleh para Investor untuk memutuskan berinvestasi.
Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau
fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang
terjadi di bursa (pasar sekunder). Semakin banyak investor yang ingin membeli
atau menyimpan suatu saham, harganya semakin naik, sebaliknya semakin banyak
investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, harganya semakin
bergerak turun. Salah satu sub sektor yang mengalami fluktuasi harga saham
adalah perbankan.
Pergerakan harga saham di pasar modal sangat dipengaruhi oleh
ekspektasi para pemainnya yang terbentuk oleh gabungan faktor-faktor
fundamental, teknikal, dan sentimen. Jika terjadi ekspektasi positif, minat untuk
membeli akan meningkat yang akan menggerakkan harga ke atas. Sebaliknya,
ekspektasi negatif akan mendorong harga menurun karena tekanan jual akan
meningkat. Dalam jangka pendek, faktor-faktor yang bersifat teknikal biasanya

mempengaruhi fluktuasi harga saham. Sementara dalam jangka panjang biasanya
faktor-faktor fundamental yang sesungguhnya akan menentukan harga saham
(Wijayanti, 2010). Dengan memperhatikan karakter pasar modal tersebut
pergerakan saham perbankan yang sudah go public diharapkan dapat digunakan
sebagai salah satu indikator untuk memantau kestabilan sistem keuangan. Maka
untuk mendapat jaminan perusahaan sehat dan memiliki kinerja yang baik dapat
dianalisis melalui aspek-aspek fundamentalnya.

3
Universitas Sumatera Utara

Saham yang berpotensi memberikan return yang tinggi juga berpotensi
memiliki resiko yang tinggi. Maka sebelum berinvestasi investor perlu
mempersiapkan dirinya untuk mendapatkan keuntungan yang besar atau bisa jadi
mendapat kerugian yang besar pula. Untuk mendapatkan sedikit rasa aman serta
jaminan untuk tidak mendapatkan rugi besar maka investor harus jeli dalam
memilih dan menganalisa saham yang ingin dimilikinya tersebut.

Pemilihan


saham ini juga berdasarkan potensi perusahaan tersebut menghasilkan keuntungan
baik sekarang maupun di masa mendatang dengan pertimbangan kemungkinan
mendapat rugi.
Investor perlu melakukan penilaian kewajaran harga saham melalui
pendekatan faktor fundamental maupun faktor lain. Adapun faktor-faktor
fundamental yang diduga berpengaruh pada harga saham dalam penelitian ini
adalah rasio profitabilitas, rasio harga dan risiko sistematik.
Kinerja perbankan dapat diukur dengan profitabilitas perbankan, yaitu
Return On Equity

(ROE). Menurut Manurung dan Rahardja (2004), ROE

merupakan indikator penting bagi pemilik saham perbankan, karena menunjukkan
tingkat pengembalian modal atas investasi yang ditanamkan dalam industri
perbankan. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para
pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi disektor perbankan makin
tinggi. Angka ROE yang tinggi akan menarik bagi pemegang saham untuk
menambah modal. Tetapi angka ROE yang tinggi pada tingkat industri, akan
mengundang investor baru untuk memasuki bisnis perbankan. Hal ini didukung


4
Universitas Sumatera Utara

oleh Pelsa (2013) yang menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap
harga saham perbankan.
Price to Book Value (PBV) yaitu rasio untuk membandingkan harga pasar

sebuah saham dengan nilai buku (book value) sebenarnya (Warsono, 2003). Jika
price to book value semakin besar mengindikasikan bahwa pasar percaya akan

prospek perusahaan tersebut pada masa mendatang dan implikasinya adalah harga
saham dari perusahaan akan naik, demikian juga sebaliknya (Darmadji &
Fakhruddin, 2001).
Dalam melakukan investasi, investor pasti mengharapkan return yang
tinggi namun kemungkinan untuk mendapat risk akan selalu ada. Menurut Halim
(2005), dalam konteks portofolio, risiko yang dapat terjadi pada saat berinvestasi
salah satunya adalah risiko sistematis (systematic risk). Risiko sistematis
merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi,
karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat
memengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs

valuta asing, dan kebijakan Pemerintah. Risiko ini bersifat umum dan berlaku
bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan. Risiko ini juga disebut
risiko yang tidak dapat didiversifikasi (undiversifiable risk).
Dalam penghitungan resiko investasi saham, risiko sistematik dinyatakan
dengan Beta (β). Beta merupakan ukuran sensitif saham terhadap pergerakan dan
perubahan yang terjadi di pasar. Beta dihitung dengan meregresikan secara
sederhana return saham perusahaan dengan return saham Indeks Saham Gabungan
(IHSG). Semakin besar nilai Beta, maka akan semakin besar risiko sistematik

5
Universitas Sumatera Utara

mempengaruhi saham tersebut dan sebaliknya semakin kecil Beta, semakin kecil
risiko sitematik dapat mempengaruhinya. Perlu kita ketahui bahwa daya tahan
setiap saham terhadap pergerakan pasar berbeda-beda. Dengan adanya ukuran
risiko ini investor dapat mengetahui seberapa besar daya tahan saham tersebut
pada kondisi pasar yang tidak menentu.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan temuan empiris tentang
beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham pada perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2015. Perbedaan penelitian ini

dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu faktor yang
menggunakan variabel yang berbeda dengan periode penelitian yang sama 5 tahun
tetapi tahun penelitian yang berbeda yaitu dari tahun 2011-2015. Studi yang sama
berfokus pada perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Berdasarkan uraian
di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali tentang: “Analisis Pengaruh
Faktor-Faktor Penentu Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode
2011-2015.”
1.2

Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh Return on Equity (ROE), Price to Book Value (PBV)

dan risiko sistematik terhadap harga saham perbankan di BEI periode 2011 hingga
2015?
1.3

Tujuan Penelitian

Untuk pengaruh pengaruh Return on Equity (ROE), Price to Book Value (PBV)
dan risiko sistematik terhadap harga saham perbankan di BEI periode 2011 hingga

2015.

6
Universitas Sumatera Utara

1.4

Manfaat Dari Penelitian

1. Bagi Investor, terutama investasi jangka panjang, diharapkan penelitian ini
menjadi sebuah pertimbangan dalam melakukan analisis secara fundamental
untuk memilih saham perbankan yang memiliki prospek pertumbuhan yang
baik di masa mendatang.
2. Bagi Perusahaan perbankan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
diharapkan penelitian ini menjadi acuan di dalam mengelola perusahaan yang
memberikan kontribusi dalam peningkatan nilai pemegang saham.
3. Bagi Peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait faktor-faktor penentu harga saham Perbankan.
4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini menjadi acuan bagi
penelitian yang berkaitan dengan analisis faktor-faktor penentu harga saham.


7
Universitas Sumatera Utara