Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015 Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah
penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang
menjelaskan fenomena hubungan sebab akibat antar variabel (Erlina, 2008, p. 21)
3.2

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia dengan

menggunakan laporan keuangan tahunan perusahaan yang lengkap dan telah
dipublikasikkan pada www.idx.co.id. Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2016
sampai dengan April 2017.
3.3

Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:
1.

Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun
2010-2015.

2.

Laporan keuangan yang telah di audit dan dipublikasikan di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2015 secara lengkap.

3.

Perusahaan perbankan yang menghasilkan laba secara konsisten pada tahun
2010-2015.

Universitas Sumatera Utara


4.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital
Adequacy Ratio (CAR). Variabel independen yang digunakan adalah Loan to
Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Asset to Loan Ratio (ALR), Return
On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Net Interest Margin (NIM).

3.4

Definisi Operasional
Setiap variabel yang digunakan dalam penelitian harus memiliki definisi

yang jelas, sehingga akan dapat dipahami dengan baik dan mencegah timbulnya
pengertian yang berbeda dari variabel yang digunakan tersebut. Dilihat dari sudut
pandang variabel, dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari
variabel dependen dan variabel independen.
3.4.1

Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio

(CAR). Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung
atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Berdasarkan ketentuan
Bank Indonesia, bank yang dinyatakan sebagai bank yang sehat harus memiliki
CAR paling sedikit 8%. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
��� =
3.4.2

Modal bank
x 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Variabel Independen (X)
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (CAR). Variabel independen dalam

Universitas Sumatera Utara


penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Assets to
Loan Ratio (ALR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Net
Interest Margin (NIM). Penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai
berikut:
1.

Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Batas aman
dari Loan to Deposit Ratio suatu bank adalah 85%-100%. Rumus untuk
menghitung Loan to Deposit Ratio sebagai berikut:

2.

��� =

Total Loans

Total Deposit + Equity

Assets to Loan Ratio (ALR)

Assets to Loan Ratio merupakan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk
memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank.
Rumus untuk menghitung Assets to Loan Ratio yaitu sebagai berikut:

3.

Quick Ratio (QR)

��� =

Total Loans
Total Assets

Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya terhadap para deposan dengan harta yang paling likuid

yang dimiliki oleh suatu bank. Adapun rumus untuk menghitung Quick Ratio
yaitu sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

4.

�� =

Return on Asset (ROA)

Cash Assets
Total Deposit

Return On Asset (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum
pajak dengan rata-rata total asset. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba). Rasio
Return on Assets (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut:

5.


��� =

Return on Equity (ROE)

Laba Sebelum Pajak
Rata − rata total aset

ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan laba bersih. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
��� =
6.

Laba Sebelum Pajak
x 100%
Rata − rata Ekuitas

Net Interest Margin (NIM)


Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan earning assets dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Semakin tinggi rasio ini menandakan efektifnya bank dalam menempatkan aktiva
produktif. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

��� �������� ������ =

Pendapatan Bunga Bersih
x 100%
Rata − rata Aset Produktif

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel

Definisi operasional

Parameter


Skala Ukur

Capital
Adequacy
Ratio
(Y)

Kecukupan modal yang dimiliki
bank untuk menunjang aktiva
yang
mengandung
atau
menghasilkan risiko

Modal
ATMR

Rasio


Loan to
Deposit
Ratio

Mengukur komposisi jumlah kredit
diberikan
dibandingkan
yang
dengan jumlah dana masyarakat
dan modal sendiri yang digunakan

(X1 )

Mengukur
kemampuan
bank
dalam memenuhi kewajibannya
terhadap para deposan dengan
harta yang paling likuid yang
dimiliki


Quick
Ratio
(X 2 )

Mengukur
kemampuan
manajemen dalam memperoleh
keuntungan
dengan
membandingkan laba sebelum
pajak dengan rata-rata total asset.

Return on
Asset
(X 4 )

Return on
Equity
(X 5)

Digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
bank
dalam
memperoleh laba bersih dengan
membandingkan laba bersih bank
dengan rata-rata ekuitas.

Net Interest
Margin
(X 6)

Kemampuan earning assets yang
dimiliki bank dalam menghasilkan
pendapatan bunga bersih.

3.5

Total Loans
Total Deposit + Equity

Rasio

Cash Assets
Total Deposit

Rasio

Laba Sebelum Pajak
Rata − rata total aset

Laba Bersih
Rata − rata Ekuitas
Pendapatan Bunga Bersih
Rata − rata Aset Produktif

Rasio

Rasio

Rasio

Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi perbankan

konvensional yang terdaftar di BEI. Jumlah populasi perusahaan perbankan
konvensional yang terdaftar di BEI adalah sebanyak 41 emiten.
Beberapa pertimbangan atau kriteria sebagai sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2010-2015.

Universitas Sumatera Utara

2.

Perusahaan perbankan yang mempublikasikan laporan keuangan yang telah
di audit pada tahun 2010-2015 secara lengkap.

3.

Perusahaan perbankan yang menghasilkan laba secara konsisten pada tahun
2010-2015.
Tabel 3.2
Kriteria Pemilihan Sampel
No.
1.
2.
3.

Kriteria
Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 2010-2015.
Perusahaan perbankan yang tidak mempublikasikan laporan
keuangan yang telah di audit periode 2010-2015 secara lengkap.
Perusahaan perbankan yang tidak menghasilkan laba secara
konsisten pada tahun 2010-2015.
Sampel Penelitian

Jumlah
42
(12)
(5)
25

Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Berdasarkan kriteria tersebut, maka bank yang memenuhi persyaratan
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 25 perusahaan perbankan. Tahun
pengamatan dalam penelitian ini adalah 6 tahun berturut-turut dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2015. Sehingga jumlah sampel observasi adalah 150 sampel
observasi yang diperoleh dari 6 tahun dikali 25 sampel perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 3.3
Sampel Penelitian Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Nama Perusahaan
Bank Agroniaga Tbk
Bank Capital Indonesia Tbk
Bank Central Asia Tbk
Bank Bukopin Tbk
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Bank Nusantara Parahyangan Tbk
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Bank Danamon Indonesia Tbk
Bank Jabar Banten Tbk
Bank Mandiri (Persero) Tbk
Bank Bumi Arta Tbk
Bank CIMB Niaga Tbk

Kode
AGRO
BACA
BBCA
BBKP
BBNI
BBNP
BBRI
BBTN
BDMN
BJBR
BMRI
BNBA
BNGA

Tanggal Listing
08 Agustus 2013
08 Oktober 2007
21 Mei 2000
10 Juli 2006
25 November 1996
10 Januari 2001
10 November 2003
17 Desember 2009
06 Desember 1989
08 Juli 2010
14 Juli 2003
31 Desember 1999
29 November 1989

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 3.3
No.
Nama Perusahaan

Kode

Tanggal Listing

14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

BNII
BNLI
BSIM
BTPN
BVIC
INPC
MAYA
MCOR
MEGA
NISP
PNBN
SDRA

21 November 1989
15 Januari 1990
13 Desember 2010
12 Maret 2008
30 Juni 1999
29 Agustus 1990
29 Agustus 1997
03 Juli 2007
17 April 2000
20 Oktober 1994
29 Desember 1982
15 Desember 2006

Bank Maybank Indonesia Tbk
Bank Permata Tbk
Bank Sinar Mas Tbk
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Bank Victoria Internasional Tbk
Bank Artha Graha Internasional Tbk
Bank Mayapada Internasional Tbk
Bank Windu Kentjana Internasional Tbk
Bank Mega Tbk
Bank OCBC NISP Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk
Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk

Sumber: www.idx.co.id
3.6

Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Jenis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang
didapat dari sumber-sumber tercetak dan online melalui situs resmi, dimana data
telah dikumpulkan dan dipublikasikan oleh pihak lain sebelumnya. Data sekunder
yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2015. Sumber data dalam
penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id
dengan cara mendownload laporan keuangan yang telah di adudit perusahaan
perbankan.
3.7

Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi
dengan mengumpulkan data sekunder yang dipublikasikan di Bursa Efek

Universitas Sumatera Utara

Indonesia berupa laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang dapat
diakses melalui situs www.idx.co.id periode 2010 sampai dengan 2015.
3.8

Teknik Analisis Data
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang menggunakan teknik

analisis data regresi data panel yaitu untuk regresi yang memiliki lebih dari satu
variabel independen dan satu variabel dependen secara berturut waktu (time
series) dan cross section. Data-data yang diperoleh akan diolah dengan
menggunakan Eviews 7 . Data panel adalah data yang berstruktur urut waktu
sekaligus cross section. Data semacam ini diperoleh dengan mengamati
serangkaian observasi cross section (antar individu) pada suatu periode tertentu.
(Ariefianto, 2012:148).
3.8.1

Analisis Deskriptif
Menurut Situmorang dan Lufti (2015), analisis deskriptif merupakan

analisis yang menggambarkan data secara umum dan berusaha menjelaskan atau
menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti melihat mean, maximum,
minimum, median, serta standar deviasi.
3.8.2

Analisis Regresi Data Panel
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi Data panel untuk mengetahui pengaruh variabel bebas Loan to Deposit
Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Loan to Asset Ratio (LAR), Return on Asset
(ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Interest Margin (NIM). Analisis data

Universitas Sumatera Utara

dilakukan dengan bantuan Eviews 7. Model regresi data panel yang digunakan
untuk menguji hipotesis dengan model dasar sebagai berikut:
Y = β0+ β 1 X 1it + β 2 X 2it + β 3 X 3it + β 4 X 4it + β 5 X 5it + ε
Keterangan:
Y

= Capital Adequacy Ratio (CAR)

β0

= Konstanta

β 2 … β 5 = koefisien regresi variabel
X1

= Loan to Deposit Ratio (LDR)

X2

= Quick Ratio (QR)

X3

= Loan to Asset Ratio (LAR)

X4

= Return on Asset (ROA)

X5

= Return on Equity (ROE)

X6

= Net Interest Margin (NIM)

Ε

= Term of Error

i

= Perusahaan

t

= time series
Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat

beberapa pendekatan yang ditawarkan yaitu:
1.

Common Effect Model (CEM) atau Pooled Least Square (PLS)
Pendekatan ini hampir sama seperti membuat regresi dengan data cross

section atau time series. Namun untuk data panel, perlu mengkombinasikan data
cross section dengan data time series terlebih dahulu sebelum memulai regresi.

Universitas Sumatera Utara

Metode ini bisa menggunakan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat
terkecil untuk mengestimasi model data panel.
2.

Fixed Effect Model (FEM)
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa adanya variabel-variabel yang

tidak semuanya masuk dalam persamaan model memungkinkan adanya intersep
yang tidak konstan. Artinya intersep ini mungkin berubah untuk setiap individu
dan waktu.
3.

Random Effect Model (REM)
Jika pada model efek tetap perbedaan antarindividu atau waktu

dicerminkan lewat intersep, maka pada model ini perbedaan tersebut diakomodasi
lewat error. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa gangguan mungkin
berkorelasi sepanjang time series dan cross section.
Adapun langkah-langkah untuk pemilihan model data panel, sebagai
berikut:
1.

Estimasi dengan Fixed Effect Model

2.

Uji Chow (Pooled Least Square atau Fixed Effect Model)
Dengan kriteria pengujian:
H 0 = Pooled Least Square
H 1 = Fixed Effect Model
Tolak H 0 jika p-value < nilai signifikansi (0,05); maka H 1 diterima.

3.

Estimasi dengan Random Effect Model

4.

Uji Hausman (Random Effect Model atau Fixed Effect Model)
Dengan kriteria pengujian:

Universitas Sumatera Utara

H 0 = Random Effect Model
H 1 = Fixed Effect Model
Tolak H 0 jika p-value < nilai signifikansi (0,05); maka H 1 diterima.
3.8.3

Uji Asumsi Klasik

3.8.3.1

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan

variabel dependen mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang &
Lutfi, 2015, p. 114) Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan
menggunakan uji Jarque-Bera (J-B). Tingkat signifikansi yang digunakan α =
0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari
statistik J-B, dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
b.

Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.
Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

3.8.3.2

Uji multikolinearitas
“Multikolinearitas merupakan suatu kejadian di mana terjadi korelasi

atau hubungan linear yang kuat di antara variabel-variabel bebas” (Gio, 2015, p.
28) Untuk mendeteksi apakah terindikasi terjadi gejala multikolinearitas, dapat
digunakan pendekatan matriks korelasi dari variabel bebas. Jika terdapat nilai
korelasi diatas 0,9 antar variabel bebas, maka diindikasi terjadi multikolinearitas
(Ghozali, 2013, p. 105)

Universitas Sumatera Utara

3.8.3.3

Uji Autokorelasi
Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih

besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. (Field, 2009, pp. 220-221)
menyatakan,
“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of
predictors in the model and the number of observations. For accuracy, you
should look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's (1951)
original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or
greater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to 2
may stil be problematic depending on your sample and model.”
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi terjadi karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Situmorang dan Lufti,
2015:134).
3.8.3.4

Uji Heteroskedastisitas
Asumsi homoskedastisitas menyatakan terjadi kesamaan varians dari

error (errors with constant variance) untuk setiap tingkatan atau level dari
variabel bebas. Ketika asumsi homoskedastisitas tidak dipenuhi, maka peristiwa
tersebut disebut heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan uji Breusch-Pagan-Godfrey (Gio, 2015, p. 57). Dasar
pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari uji Breusch-PaganGodfrey, dengan ketentuan sebagai berikut:
a.

Jika probabilitas koefisien regresi variabel bebas ≥ 0,05, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

b.

Jika probabilitas koefisien regresi variabel bebas < 0,05, maka terjadi
heteroskedastisitas.

3.8.5

Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap masalah yaitu berupa hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini dilakukan dengan pengujian signifikansi simultan dan parsial serta
koefisien determinasi, penjelasannya sebagai berikut:
5.8.5.1

Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji SF)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
a.

H 0 : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = β 5 = 0, artinya Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick
Ratio (QR), Loan to Asset Ratio (LAR), Return on Asset (ROA), Return on
Equity (ROE), dan Net Interest Margin (NIM) secara simultan berpengaruh
tidak signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).

b.

Ha : minimal satu β i ≠ 0, artinya Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio
(QR), Loan to Asset Ratio (LAR), Return on Asset (ROA), Return on Equity
(ROE), dan Net Interest Margin (NIM) secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
Pada penelitian ini nilai F hitung akan dibandingkan dengan F tabel pada

tingkat signifikan (α) = 5%. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu:
a.

Apabila profitabilitas > 5%, maka H 0 diterima atau H a ditolak

b.

Apabila profitabilitas < 5%, maka H 0 ditolak atau H a diterima

Universitas Sumatera Utara

5.8.5.2

Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk melihat adanya pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya, yaitu:
1.

Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR)
a.

H 0 : β 1 = 0, artinya secara parsial Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh tidak signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.

b.

Ha : β 1 ≠ 0, artinya secara parsial Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.

2.

Pengaruh Asset to Loan Ratio (ALR) terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR)
a.

H 0 : β 2 = 0, artinya secara parsial Asset to Loan Ratio (ALR)
berpengaruh tidak signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.

b.

Ha : β 2 ≠ 0, artinya secara parsial Asset to Loan Ratio (ALR)
berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.

3.

Pengaruh Quick Ratio (QR) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
a.

H 0 : β 3 = 0, artinya secara parsial Quick Ratio (QR) berpengaruh tidak
signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di BEI.

Universitas Sumatera Utara

b.

Ha : β 3 ≠ 0, artinya secara parsial Quick Ratio (QR) berpengaruh
signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di BEI.

4.

Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
a.

H 0 : β 4 = 0, artinya secara parsial Return on Asset (ROA) berpengaruh
tidak signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.

b.

Ha : β 4 ≠ 0, artinya secara parsial Return on Asset (ROA) berpengaruh
signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di BEI.

5.

Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
a.

H 0 : β 5 = 0, artinya secara parsial Return on Equity

(ROE)

berpengaruh tidak signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.
b.

Ha : β 5 ≠ 0, artinya secara parsial Return on Equity

(ROE)

berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.
6.

Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR)
a.

H 0 : β 6 = 0, artinya secara parsial Net Interest Margin (NIM)
berpengaruh tidak signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.

b.

Ha : β 6 ≠ 0, artinya secara parsial Net Interest Margin (NIM)
berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI Kriteria pengambilan
keputusannya, yaitu :
1)

Apabila profitabilitas > 5%, maka H 0 diterima atau H a ditolak.

2)

Apabila profitabilitas < 5%, maka H 0 ditolak atau H a diterima.

Apabila H 0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat suatu
pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan variabel
dependen, sedangkan apabila H 0 ditolak yang artinya menerima H 1 , maka variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial
3.8.5.3

Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

kemampuan model atau seberapa besar kontribusi keseluruhan variabel yang
diteliti dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi ini
mempunyai interval nol sampai dengan satu (0≤ R 2 ≤ 1).
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen yaitu
Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Loan to Asset Ratio (LAR),
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Interest Margin (NIM),
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (CAR), sedangkan nilai yang mendekati nol, berarti
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat
terbatas. Nilai Adjusted R2 biasanya digunakan karena Adjusted R2 dapat naik
atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model, sehingga
dapat menghindari bias.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO)
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (Bank BRI AGRO) (dahulu

Bank Agroniaga Tbk) didirikan pada tanggal 27 September 1989 dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Pada tanggal 30 Juni 2003, Bank
AGRO memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham AGO (IPO) kepada masyarakat melalui pasar
modal. Kemudian pada 8 Agustus 2003 Perusahaan mencatatkan saham
perdananya sebanyak 1.514.043.000 lembar saham di Bursa Efek Indonesia.
4.1.2

PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA)
Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) didirikan tanggal 20 April 1989

dengan nama PT Bank Credit Lyonnais Indonesia dan telah beroperasi secara
komersial sejak tahun 1989. Pada tanggal 20 September 2007, Bank Capital
Indonesia Tbk (BACA) memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BACA (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,- per saham dengan
harga penawaran perdana Rp 150,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia tanggal 4 Oktober 2007.
4.1.3

PT Bank Central Asia (BBCA)
Bank Central Asia Tbk (BBCA) didirikan tanggal 10 Agustus 1955

dengan nama “N.V. Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory”

Universitas Sumatera Utara

dan mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Pada
tanggal 11 Mei 2000, Bank Capital Indonesia memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana BBCA
(IPO) sebanyak 662.400.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 500,- dengan
harga penawaran Rp 1.400,- per saham. Saham-saham tersebut dicatat pada Bursa
Efek Indonesia tanggal 31 Mei 2000.
4.1.4

PT Bank Bukopin Tbk (BBKP)
PT Bank Bukopin, Tbk berdiri sejak tanggal 10 Juli 1970 yang berfokus

pada segmen UMKMK dan telah tumbuh menjadi salah satu bank yang termasuk
kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi asset dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sejak 10 Juli 2006.
4.1.5

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk didirikan pada tanggal 5 Juli

1946 dan merupakan bank pertama milik Negara yang lahir setelah kemerdekaan
Indonesia. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk sempat berfungsi sebagai
bank sentral dan bank umum, sebelum akhirnya beroperasi sebagai bank
komersial sejak tahun 1955. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sejak 25 November 1996.
4.1.6

PT Bank Nusantara Parahyangan, Tbk (BBNP)
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk berdiri pada tanggal 18 Januari

1972 dengan awal Bank Pasar Karya Parahyangan PT. Pada tanggal 10 Maret
1989 berubah nama menjadi Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Pada 17
Desember 2007, kepemilikian mayoritas saham Bank BNP telah beralih kepada

Universitas Sumatera Utara

ACOM CO., LTD. Japan (ACOM) dan The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ. Ltd.
(BTMU) menguasai 20% dari seluruh saham yang dikeluarkan, sehingga
keduanya Pemegang Saham kendali Bank BNP. Bank Nusantara Parahyangan
Tbk terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 September 2000.
4.1.7

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (BBRI)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk didirikan pada tanggal 16

Desember 1895 dengan nama Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi.
Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham
bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 10
November 2003.
4.1.8

PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk (BBTN)
PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk berdiri dengan nama

Postpaarbank pada masa pemerintah Belanda dan berubah nama menjadi Bank
Tabungan Pos pada tahun 1950 kemudian menjadi Bank Tabungan Negara pada
tahun 1963. PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sejak 17 Desember 2009 dan melakukan Right Issue pada tahun 2012.
4.1.9

PT Bank Danamon Indonesia, Tbk (BDMN)
PT Bank Danamon Indonesia, Tbk didirikan pada tanggal 16 Juli 1956.

Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan
jaringan sejumlah sekitar 2.074 pada akhir Juni 2015, terdiri dari antara lain
kantor cabang konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit

Universitas Sumatera Utara

Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sejak 6 Desember 1989.
4.1.10

PT Bank Jabar Banten, Tbk (BJBR)
PT Bank Jabar Banten, Tbk adalah badan usaha milik pemerintah

provinsi Jawa Barat dan Banten yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1961 dengan
bentuk perseroan terbatas (PT). Kemudian, dalam perkembangannya berubah
status menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk menjadi bank devisa sejak tanggal 2 Agustus
1990 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 8 Juli 2010.
4.1.11

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk (BMRI)
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai

bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan
Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sejak 14 Juli 2003.
4.1.12

PT Bank Bumi Arta, Tbk (BNBA)
PT Bank Bumi Arta, Tbk semula bernama Bank Bumi Arta Indonesia

didirikan pada tanggal 3 Maret 1967 dan mendapat izin dari Menteri Keuangan
Republik Indonesia untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta
Nusantara. Pada tanggal 20 Agustus 1991 dengan persetujuan dari Bank
Indonesia, Bank Bumi Arta ditingkatkan statusnya menjadi Bank Devisa. Bank
Bumi Arta terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 31 Desember 1999.

Universitas Sumatera Utara

4.1.13

PT Bank CIMB Niaga, Tbk (BNGA)
PT Bank CIMB Niaga, Tbk didirikan pada tanggal 26 September 1955.

Tahun 2007, seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group sebagai
bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak
perusahaan CIMB Group. Pada bulan Mei 2008, Bank Niaga resmi berubah nama
menjadi Bank CIMB Niaga dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 29
November 1989.
4.1.14

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk (BNII)
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (sebelumnya bernama Bank

Internasional Indonesia) adalah salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia
yang merupakan bagian dari grup Malayan Banking Berhad (Maybank), salah satu
grup penyedia layanan keuangan terbesar di ASEAN. Bank ini didirikan pada 15
Mei 1959, mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1998 dan mencatatkan
sahamnya sebagai perusahaan terbuka di Bursa Eek Indonesia pada 21 November
1969.
4.1.15

PT Bank Permata, Tbk (BNLI)
PT Bank Permata, Tbk didirikan pada tanggal 17 Desember 1954 dengan

nama Bank Bali, Tbk. Kemudian Pada tanggal 30 September 2012, Bank Bali Tbk
melakukan peleburan usaha dengan 4 Bank Dalam Penyehatan, yang terdiri dari
Bank Universal Tbk (Universal), PT Bank Prima Express (Primex), PT Bank
Artamedia (Artamedia) dan PT Bank Patriot (Patriot) dan pada tanggal 18
Oktober 2002, nama Bank Bali Tbk diganti menjadi Bank Permata Tbk. PT. Bank
Permata, Tbk terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Januari 1990.

Universitas Sumatera Utara

4.1.16

PT Bank Sinar Mas, Tbk (BSIM)
PT Bank Sinar Mas, Tbk didirikan pada tanggal 18 Agustus 1989

dengan nama Bank Shinta Indonesia. Bank ini berubah nama menjadi Bank
Sinarmas pada 2006.

Bank

ini

mendapatkan

status Bank

Persepsi (bank

pembayaran pajak) pada tahun 1994, dan berstatus Bank Devisa pada 1995 serta
menjadi perusahaan publik pada 2010 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak
15 Januari 1990.
4.1.17

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN)
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk didirikan pada tanggal 16

Februari 1985 dan kemudian berubah nama pada 1986 menjadi Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN). Pada tahun 2011, BTPN menciptakan dan
meluncurkan “Daya”. Berlandaskan filosofi bisnis “Peluang sekaligus Panggilan”,
Daya hadir dengan menawarkan kesempatan kepada seluruh stakeholder BTPN
untuk berpartisipasi dalam misi memberdayakan jutaan mass market di Indonesia.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 12 Maret 2008.
4.1.18

PT Bank Victoria Internasional, Tbk (BVIC)
PT Bank Victoria International,Tbk didirikan 28 Oktober 1992 dan

mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 05 Oktober 1994. Bank Victoria
memperoleh ijin usaha sebagai bank umum dan sebagai pedagang valuta asing,
masing-masing pada tanggal 10 Agustus 1994 dan 25 Mei 1997. Kemudian,
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Juni 1999.

Universitas Sumatera Utara

4.1.19

PT Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC)
PT Bank Artha Graha Internasional, Tbk didirikan pada tanggal 7

September 1973 dengan nama Bank Inter-Pacific Tbk. PT, kemudian berubah
nama menjadi Bank Artha Graha Internasional, Tbk. Bank Artha Graha
Internasional, Tbk terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Agustus
1990.
4.1.20

PT Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA)
PT Bank Mayapada Internasional, Tbk didirikan pada tanggal 7

September 1989 dan memperoleh ijin usaha sebagai bank devisa pada tanggal 3
Juni 1993 sesuai dengan keputusan Direksi Bank Indonesia No. 26/26/KEP/DIR.
PT. Bank Mayapada Internasional terdaftar di Bursa Efek Indonesia tanggal 29
Agustus 1997.
4.1.21

PT Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk (MCOR)
PT Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk didirikan pada tanggal 2

April 1974 dengan nama PT Multinational Finance Corporation dan mulai
beroperasi secara komersial pada tahun 1974. PT. Bank Windu Kentjana
Internasional, Tbk terdaftar di Bursa Efek Indonesia tanggal 3 Juli 2007.
4.1.22

PT Bank Mega, Tbk (MEGA)
PT Bank Mega, Tbk sebelumnya bernama PT Bank Karman didirikan

pada 15 April 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun 1992
berubah nama menjadi PT. Bank Mega dan melakukan relokasi kantor pusat ke
Jakarta. Pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari Mega Bank menjadi

Universitas Sumatera Utara

Bank Mega. PT Bank Mega, Tbk dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 17 April 2000.
4.1.23

PT Bank NISP OCBC, Tbk (NISP)
PT Bank OCBC NISP, Tbk didirikan pada tanggal 4 April 1941 dengan

nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP
resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990, dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Oktober 1994.
4.1.24

PT Bank Pan Indonesia, Tbk (PNBN)
PT Bank Pan Indonesia, Tbk didirikan pada tanggal 17 Agustus 1971

dan memperoleh izin sebagai bank devisa tahun 1972 dan merupakan hasil merger
Bank Kemakmuran, Bank industri Djaja Indonesia, dan Bank Industri dan Dagang
Indonesia. PT. Bank Pan Indonesia, Tbk terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 29 Desember 1982.
4.1.25

PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk (SDRA)
PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk didirikan pada tanggal 15 Juni

1972 dan mulai beroperasi sebagai bank umum pada tahun 1993. PT. Bank
Himpunan Saudara 1906 terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15
Desember 2006.
4.2
4.2.1

Hasil Penelitian
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan
nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam

Universitas Sumatera Utara

perhitungan statistik deskriptif adalah LDR, ALR, QR, ROA, ROE, NIM, dan
CAR. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel
sebagai berikut.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif dari LDR, ALR, QR, ROA, ROE, NIM, dan CAR
Mean
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Observations

CAR
16.86833
29.29000
10.25000
3.456817
150

LDR
71.88293
97.90000
36.17000
10.54878
150

ALR
63.25793
78.74000
37.07000
8.741191
150

QR
21.96680
37.12000
8.740000
6.571469
150

ROA
1.943533
4.750000
0.160000
1.003521
150

ROE
15.59187
41.45000
1.560000
8.328274
150

NIM
5.179067
12.05000
1.280000
2.057990
150

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.1 menunjukkan output statistik deskriptif variabel penelitian
dari tahun 2010 sampai tahun 2015 dengan menggunakan program Eviews.
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan statistik deskriptif sebagai berikut:
a.

Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai minimum sebesar
10,25% yang dimiliki oleh PT Bank Mayapada Internasional (MAYA), Tbk
tahun 2014. Hal ini disebabkan karena LDR pada bank tersebut cukup
tinggi. Ada kemungkinan untuk memenuhi kewajibannya, penyediaan
likuiditas akan diambil dari permodalannya. Sehingga akan menurunkan
rasio CAR. Selain itu, dapat dilihat juga ROA pada bank tersebut yang
mengalami fluktuasi, dimana ROA yang diperoleh bank tersebut pada tahun
2014 cukup kecil yaitu sebesar 1,58. Semakin meningkatnya ROA akan
berpengaruh terhadap peningkatan CAR, begitu pula sebaliknya.
Sedangkan nilai CAR maksimum adalah 29,29% dimiliki oleh PT Bank
Capital Indonesia, Tbk tahun 2010. Hal ini disebabkan karena besar ROA
yang diperoleh bank pada tahun sebelumnya kemungkinan cukup besar

Universitas Sumatera Utara

sehingga akan menambah jumlah CAR pada tahun 2010. NIM yang semakin
tinggi juga akan menambah jumlah CAR. Dimana NIM menunjukkan
kemampuan bank dalam memperoleh pendapatan bunga bersih dari dana
yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit). NIM yang semakin
tinggi yang dicapai oleh bank, ditunjukkan dengan efektifnya pengelolaan
dan penempatan aktiva produktif, akan menunjukkan kinerja bank yang
semakin baik, dan CAR bank juga semakin meningkat. Pada tahun
sebelumnya bank mungkin memperoleh NIM yang cukup besar, sehingga
akan menambah jumlah CAR pada tahun 2010. Selain itu, LDR bank
tersebut cukup baik, dimana tidak mempengaruhi besarnya CAR. Artinya,
bank tersebut masih dapat memenuhi kewajibannya terhadap para deposan
dengan tidak mengambil permodalannya (CAR). Sehingga CAR bank cukup
baik pada tahun tersebut. Nilai rata-rata (mean) CAR adalah 16,86%, dan
standar deviasi sebesar 3,45 dengan jumlah pengamatan sebanyak 150.
b.

Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki nilai minimum sebesar
36,17% yang dimiliki oleh PT Bank Victoria Internasional, Tbk (BVIC)
tahun 2010. Hal ini dikarenakan jumlah kredit yang diberikan tidak lebih
besar daripada jumlah dana yang dihimpun. Artinya bank masih dapat
mengontrol besarnya dana yang dihimpun untuk membiayai kredit. Karena
apabila jumlah kredit yang diberikan lebih besar daripada jumlah dana yang
dihimpun, maka akan mengakibatkan tingginya tingkat likuiditas bank yang
akan berpengaruh terhadap permodalannya. Dalam hal ini modal bank
(CAR) pada tahun 2010 yaitu sebesar 13% masih lebih besar dari 8%

Universitas Sumatera Utara

(besarnya CAR minimum bank berdasarkan ketentuan BI). Nilai minimum
LDR juga berpengaruh terhadap rasio NIM pada bank tersebut. Dimana
besarnya NIM pada tahun 2010 yaitu sebesar 1,28%. NIM merupakan rasio
yang menunjukkan kemampuan bank dalam meperoleh pendapatan bunga
bersih yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman atau kredit, yang salah
satunya adalah loan (kredit yang diberikan).
Sedangkan nilai LDR maksimum adalah 97,9% yang dimiliki oleh PT
Bank Tabungan Negara (Persero) (BBTN), Tbk tahun 2015. Hal ini cukup
menjadi perhatian bank dimana tingginya LDR yang diperoleh bank
mengindikasikan bahwa semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank
tersebut, yang kemudian akan mempengaruhi besarnya CAR pada bank
tersebut. Namun, dalam hal ini besarnya CAR pada tahun 2015 masih cukup
baik yaitu sebesar 16,96%. Dimana besarnya CAR bank tersebut mungkin
dipengaruhi dari besarnya rasio ROA yang diperoleh bank, yaitu semakin
tinggi ROA yang diperoleh bank, maka akan menambah jumlah CAR bank
yang artinya CAR bank juga akan semakin tinggi. Nilai rata-rata (mean)
LDR adalah 71,88%, dan standar deviasi sebesar 10,54 dengan jumlah
pengamatan sebanyak 150.
c.

Variabel Asset to Loan Ratio (ALR) memiliki nilai minimum sebesar
37,07% yang dimiliki oleh PT Bank Capital Indonesia, Tbk (BACA) tahun
2011. Dalam hal ini, besarnya kredit yang disalurkan oleh bank cukup
rendah dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh bank. Sehingga bank
memperoleh rasio ALR minimum yaitu hanya sebesar 37,07%. Dapat juga

Universitas Sumatera Utara

dilihat NIM pada bank tersebut yaitu sebesar 2,44%. Dimana kemampuan
bank dalam menghasilkan ALR akan berpengaruh terhadap NIM yaitu
pendapatan bunga bersih bank yang diperoleh dari kredit yang disalurkan
oleh bank. Dapat juga dilihat CAR pada bank tersebut dimana bank
memperoleh CAR maksimum yaitu sebesar 29,29%. Dalam hal ini,
rendahnya ALR yang diperoleh oleh bank, justru meningkatkan CAR pada
bank tersebut.
Sedangkan nilai ALR maksimum adalah 78,74% yang dimiliki oleh PT
Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk (SDRA) tahun 2010. Dapat
dilihat NIM pada bank tersebut 9,48%. Dalam hal ini besarnya ALR yaitu
besarnya jumlah kredit yang disalurkan oleh bank cukup berpengaruh
terhadap pendapatan bunga bersih bank. Selain itu CAR pada bank tersebut
juga cukup tinggi yaitu sebesar 19,69%. Nilai rata-rata (mean) ALR adalah
63.25%, dan standar deviasi sebesar 8,74 dengan jumlah pengamatan
sebanyak 150.
d.

Variabel Quick Ratio (QR) memiliki nilai minimum sebesar 8,74% yang
dimiliki oleh PT Bank Agroniaga, Tbk (AGRO) tahun 2011.Dapat juga
dilihat CAR pada bank tersebut pada tahun 2011 yaitu sebesar 16,39%.
Kemudian pada tahun 2012 CAR bank menurun yaitu bank memperoleh
CAR sebesar 14,8%. Sementara pada rasio QR pada bank tersebut pada
tahun 2012 meningkat, bank memperoleh QR sebesar 13,01. Dalam hal ini
keuntungan yang diharapkan dari dana yang tertanam, di cash asset tidak
cukup berpengaruh terhadap besarnya modal yang diperoleh bank.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan nilai QR maksimum adalah 37,12% yang dimiliki oleh PT
Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) tahun 2010. Dapat juga dilihat
CAR pada bank tersebut yaitu sebesar 13,38%. Dalam hal ini, tingginya QR
yang diperoleh bank yang diharapkan akan meningkatkan modal bank
(CAR), justru tidak demikian. Nilai rata-rata (mean) QR adalah 21,96%, dan
standar deviasi 6,57 dengan jumlah pengamatan sebanyak 150.
e.

Variabel Return on Asset nilai (ROA) memiliki nilai minimum sebesar
0,16% yang dimiliki oleh PT Bank Permata, Tbk (BNLI) tahun 2015. Hal ini
dikarenakan laba sebelum pajak yang diperoleh bank tersebut cukup rendah
sehingga mengakibatkan rasio ROA yang diperoleh bank tersebut cukup
rendah. Hal ini juga mengakibatkan CAR pada bank tersebut cukup rendah.
Karena besarnya ROA yang tadinya diharapkan perusahaan untuk dapat
menambah modal (CAR) bank tidak begitu tinggi. Sehingga CAR yang
diperoleh bank tersebut pada tahun 2015 hanya sebesar 14,99%.
Sedangkan nilai ROA maksimum adalah 4,75% yang dimiliki oleh PT
Bank Nusantara Parahyangan, Tbk (BBNP) tahun 2013. Besarnya ROA
pada bank tersebut cukup berpengaruh terhadap besarnya CAR pada bank
tersebut. Dimana semakin tingginya rasio ROA suatu bank, maka semakin
besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik
pula posisi bank dari segi penggunaan aset. Hal ini dapat dilihat besarnya
CAR pada bank tersebut pada tahun 2013 yaitu sebesar 15,75%, dimana
besarnya CAR tersebut naik dari tahun sebelumnya bank memperoleh CAR

Universitas Sumatera Utara

sebesar 12,17%. Nilai rata-rata (mean) ROA adalah 1,94%, dan standar
deviasi sebesar 1,003 dengan jumlah pengamatan sebanyak 150.
f. Variabel Return on Equity (ROE) memiliki nilai minimum sebesar 1,56%
yang dimiliki oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk tahun 2015. CAR yang
diperoleh bank yaitu sebesar 16,57%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
minimum ROE yang diperoleh bank, bank masih dapat mempertahankan
permodalannya, dimana CAR yang diperoleh bank cukup baik.
Sedangkan nilai ROE maksimum adalah 41,45% yang dimiliki oleh PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (BBRI) tahun 2010. Hal ini
mengindikasikan bahwa bank mampu menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan ekuitas. Namun, CAR pada bank terebut cukup rendah yaitu
sebesar 13,76%. Hal tersebut dikarenakan adanya kemungkinan pada tahun
tertentu terdapatnya aktiva produktif bank yang bermasalah dalam jumlah
besar. Dalam hal ini bank mengalami kondisi sulit dan manajemen akan
cenderung menambah modal. Sehingga CAR yang diperoleh bank tidak cukup
besar. Nilai rata-rata (mean) ROE adalah 15,59%, dan standar deviasi sebesar
8,32 dengan jumlah pengamatan sebanyak 150.
g. Variabel Net Interest Margin (NIM) memiliki nilai minimum sebesar 1,28%
yang dimiliki oleh PT Bank Victoria Internasional, Tbk (BVIC) tahun 2010.
Hal ini mungkin disebabkan LDR bank yaitu besarnya kredit yan disalurkan
oleh bank cukup rendah dimana bank hanya memperoleh nilai LDR minimum
sebesar 36,17%. Selain itu pada rasio ALR bank juga memperoleh nilai ALR
sebesar39,34%. Rendahnya rasio tersebut yang diperoleh oleh bank

Universitas Sumatera Utara

berpengaruh terhadap besarnya pendapatan bunga bersih yang diperoleh bank.
Dimana untuk mengukur LDR dan ALR menggunakan loan kredit.
Sedangkan nilai NIM maksimum adalah 12,05% yang dimiliki oleh PT
Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk (BTPN) tahun 2013. Dapat dilihat
LDR dan ALR pada bank tersebut cukup tinggi yaitu sebesar 75,22% dan
66,18%. Tingginya kedua rasio tersebut yang mungkin mengakibatkan bank
tersebut memperoleh NIM tertinggi. Dimana besarnya kredit yang diberikan,
dengan demikian pendapatan bunga bersih bank juga diharapkan akan tinggi.
Dalam ini modal bank juga cukup tinggi pada tahun tersebut, dimana bank
memperoleh CAR sebesar 18,19%. Hal ini menunjukkan NIM yang semakin
tinggi yang dicapai oleh bank, ditunjukkan dengan efektifnya pengelolaan dan
penempatan aktiva produktif, sehingga kinerja bank akan semakin baik dan
modal (CAR) bank juga semakin meningkat. Nilai rata-rata (mean) NIM
adalah 5,17% dan standar deviasi dan 2,05 dengan jumlah pengamatan
sebanyak 150.
4.2.2

Analisis Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel independen yang terdiri dari variabel Loan to Deposit Ratio (LDR),
Assets to Loan Ratio (ALR), Quick Ratio (QR), Return on Assets (ROA), Return
on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM) terhadap variabel dependen yaitu
Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Pengujian regresi data panel dilakukan untuk mencari

Universitas Sumatera Utara

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil regresi dapat
dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Pengujian Regresi Data Panel
Dependent Variable: Y?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/03/17 Time: 10:57
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 25
Total pool (balanced) observations: 150
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

X1?
X2?
X3?
X4?
X5?
X6?
C

-0.005617
-0.114274
-0.028774
1.216638
-0.227125
0.484108
24.92472

0.051276
0.058367
0.041822
0.438212
0.037519
0.163248
2.815056

-0.109543
-1.957865
-0.688013
2.776366
-6.053685
2.965473
8.854075

0.9129
0.0522
0.4926
0.0062
0.0000
0.0035
0.0000

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh persamaan regresi data panel sebagai
berikut:
� = 24,92 − 0,005�1 − 0,114�2 − 0,028�3 + 1,216�4 − 0,227�5 + 0,484�6 + ε

di mana:

Y = Capital Adequacy Ratio (CAR)
a = Konstanta
X 1 = Loan to Deposit Ratio (LDR)
X 2 = Assets to Loan Ratio (ALR)
X 3 = Quick Ratio (QR)
X 4 = Return on Assets (ROA)
X 5 = Return on Equity (ROE)
X 6 = Net Interest Margin (NIM)

Universitas Sumatera Utara

Oleh karena itu, persamaan regresi data panel tersebut dapat disimpulkan
bahwa:
a.

Nilai konstanta sebesar 24,92 artinya jika nilai variabel independen bernilai
0, maka Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap sebesar 24,92 %.

b.

Nilai koefisien LDR (X 1 ) yaitu -0,005 artinya setiap penambahan NPL
sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan menurunkan
Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar -0,005%.

c.

Nilai koefisien ALR (X 2 ) yaitu, -0,114 artinya setiap penambahan ALR
sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan menurunkan
Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar -0,114%.

d.

Nilai koefisien QR (X 3 ) yaitu -0,028, artinya setiap penambahan QR sebesar
1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan menurunkan Capital
Adequacy Ratio (CAR) sebesar -0,028%.

e.

Nilai koefisien ROA (X 4 ) yaitu 1,216, artinya setiap penambahan ROA
sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan meningkatkan
Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 1,216%.

f.

Nilai koefisien ROE (X 5 ) yaitu -0,227, artinya setiap penambahan ROE
sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan menurunkan
Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar -0,227%.

g.

Nilai koefisien NIM (X 6 ) yaitu 0,484, artinya setiap penambahan NIM
sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan meningkatkan
Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 0,484%.

Universitas Sumatera Utara

Metode estimasi dalam teknik regresi data panel yang disajikan pada
Tabel 4.2 tersebut menggunakan beberapa pendekatan, antara lain (1) Metode
Common-Constant (The Pooled OLS Method), (2) Metode Fixed Effect (FEM),
dan (3) Metode Random Effect (REM). Berikut merupakan aplikasi dari
pemilihan model:
1.

Penentuan Model Estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan
Fixed Effect Model (FEM) dengan Uji Chow
Menurut Gio (2015:14), untuk menentukan apakah model estimasi CEM

atau FEM dalam membentuk model regresi, maka digunakan uji Chow. Hipotesis
yang diuji sebagai berikut:
a.
b.

�0 : Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM.

�1 : Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM.

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:

a.

Jika nilai probabilitas cross section random < 0,05, maka �0 ditolak dan �1

diterima.
b.

Jika nilai probabilitas cross section random ≥ 0,05, maka �0 diterima dan

�1 ditolak.

Hasil berdasarkan uji Chow dengan menggunakan Eviews 7 adalah

sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil dari Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: DPANEL
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Cross-section F
Cross-section Chi-square

Statistic
4.321115
94.009867

d.f.

Prob.

(24,119)
24

0.0000
0.0000

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.3, diketahui nilai
probabilitas adalah 0,000. Karena nilai probabilitas 0,000 < 0,05, maka model
estimasi yang digunakan adalah model fixed effect model (FEM).
2.

Penentuan Model Estimasi antara Fixed Effect Model (FEM) dan
Random Effect Model (REM) dengan Uji Hausman
Menurut Gujarati dalam (Gio, 2015) menyatakan bahwa untuk

menentukan apakah model estimasi FEM atau REM dalam membentuk model
regresi, maka digunakan uji Hausman. Hipotesis yang diuji sebagai berikut.
a.
b.

�0 : Model REM lebih baik dibandingkan model FEM.

�1 : Model FEM lebih baik dibandingkan model REM

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:

a.

Jika nilai probabilitas cross section random < 0,05, maka �0 ditolak dan �1
diterima.

b.

Jika nilai probabilitas cross section random ≥ 0,05, maka �0 diterima dan

�1 ditolak.

Hasil berdasarkan uji Hausman dengan menggunakan Eviews 7 adalah

sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil dari Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DPANEL
Test cross-section random effects
Chi-Sq.
Statistic

Chi-Sq. d.f.

Prob.

7.771632

6

0.2553

Test Summary
Cross-section random

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan ha