PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) YANG MENJUAL SAHAMNYA KEPADA MASYARAKAT MELALUI PASAR MODAL
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 5 TAHUN 1 9 9 0
TENTANG
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) YANG MENJUAL SAHAMNYA KEPADA
MASYARAKAT
MELALUI PASAR MODAL
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dalam rangka meningkat kan ef isiensi dan ef ekt if it as
Perusahaan Perseroan (PERSERO) dan memberikan kesempat an kepada
masyarakat unt uk t urut sert a dalam pemilikan saham-saham
Perusahaan Perseroan (PFRSERO), maka dipandang perlu unt uk
mengat ur pembinaan dan pengawasan Perusahaan Perseroan
(PERSERO) yang menj ual sahamnya kepada masyarakat dengan
Perat uran Pemerint ah;
Mengingat
: 1. Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;
2. Kit ab Undang-undang Hukum Dagang (St aat sblad Tahun 1847 Nomor
23) sebagaimana t elah beberapa kali diubah, t erakhir dengan
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1971 (Lembaran Negara Tahun 1971
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2959);
3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 t ent ang Penet apan Perat uran
Pemerint ah Penggant i Undang-undang Nomor 1 Tahun 1969 t ent ang
Bent uk-bent uk Usaha Negara (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor
16, Tambahan Lembaran Negara 2890) Menj adi Undang-undang
(Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2904);
4. Perat uran
Perseroan
Lembaran
Perat uran
Pemerint ah Nomor 12 Tahun 1969 t ent ang Perusahaan
(Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 21, Tambahan
Negara Nomor 2894) sebagaimana t elah diubah dengan
Pemerint ah Nomor 24 Tahun 1972 (Lembaran Negara
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
2
-
Tahun 1972 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2987);
MEMUTUSKAN
:
Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUSAHAAN
PERSEROAN
(PERSERO)
YANG MENJUAL
SAHAMNYA
KEPADA
MASYARAKAT MELALUI PASAR MODAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan :
1. Pembinaan adalah kegiat an unt uk memberikan pedoman bagi
Perusahaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
dengan maksud agar Perusahaan yang bersangkut an dapat
melaksanakan t ugas dan f ungsinya secara berdaya guna dan berhasil
guna sert a dapat berkembang dengan baik.
2. Pengawasan adalah seluruh proses kegiat an penilaian t erhadap
Perusahaan,
dengan t uj uan agar
badan usaha t ersebut
melaksanakan f ungsinya dengan baik dan berhasil mencapai t uj uan
yang t elah dit et apkan.
3. Pemeriksaan adalah kegiat an unt uk menilai Perusahaan dengan cara
membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang
seharusnya dilakukan, baik dalam bidang keuangan maupun dalam
bidang t eknis operasional.
4. Perusahaan adalah Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 yang menj ual
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
3
-
sahamnya kepada masyarakat (go public).
5. Ment eri adalah Ment eri Keuangan dalam kedudukannya sebagai
pemegang saham mewakili Negara Republik Indonesia.
BAB II
PEMBINAAN
Pasal 2
(1)
Pembinaan kekayaan negara yang t ert anam dalam Perusahaan
dilakukan oleh Ment eri.
(2)
Ment eri dapat memberi kuasa kepada perorangan, badan hukum
unt uk mewakilinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Pasal 3
(1)
Dalam menghadapi Rapat Umum Pemegang Saham, Kuasa
Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
waj ib t erlebih dahulu mendapat perset uj uan Ment eri unt uk
mengambil keput usan mengenai hal-hal di bawah ini :
a. Rencana perubahan j umlah modal saham Perusahaan;
b. Rencana penyert aan modal at au pelepasan penyert aan modal
Perusahaan dalam Perseroan Terbat as at au badan usaha
lainnya yang t idak dilakukan melalui Bursa Ef ek;
c. Rencana pendirian anak Perusahaan;
d. Rencana pelepasan sebagian at au seluruh saham Perusahaan;
e. Rencana
likuidasi,
penggabungan,
Perusahaan dalam bent uk lain;
at au
reorganisasi
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
4
-
f . Rencana Anggaran Dasar Perusahaan dan perubahannya;
g. Rencana penet apan dan pembagian laba Perusahaan;
h. Rencana penet apan gaj i Direksi, berikut f asilit as dan/ at au
t unj angan lainnya t ermasuk pensiun, dan honorarium Dewan
Komisaris.
(2)
Permint aan perset uj uan at as rencana sebagaimana dimaksud
dalam
ayat
(1)
harus t elah
dit erima
oleh
Ment eri
selambat -lambat nya 30 (t iga puluh) hari sebelum Rapat Umum
Pemegang Saham diselenggarakan.
(3)
Perset uj uan Ment eri at as permohonan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) diberikan selambat -lambat nya 30 (t iga puluh) hari
set elah permohonan t ersebut dit erima.
(4)
Apabila dalam wakt u 30 (t iga puluh) hari Ment eri t idak
memberikan keput usan, maka permohonan t ersebut dianggap
diset uj ui.
BAB III
PENGELOLAAN
Pasal 4
Tanggung j awab pengelolaan Perusahaan dilakukan oleh Direksi sesuai
dengan ket ent uan-ket ent uan dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
Pasal 5
(1)
Rencana kerj a dan Anggaran Perusahaan disiapkan dan diaj ukan
Direksi kepada Dewan Komisaris.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
5
-
(2)
Dewan Komisaris mengesahkan rencana kerj a dan Anggaran
Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam wakt u
selambat -lambat nya 3 (t iga) bulan sej ak Tahun Anggaran
Perusahaan berj alan.
(3)
Dalam hal rencana kerj a dan Anggaran Perusahaan t idak disahkan
dalam wakt u 3 (t iga) bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), berlaku rencana kerj a dan Anggaran Perusahaan t ahun
sebelumnya.
Pasal 6
(1)
Pengangkat an dan pemberhent ian Direksi Perusahaan dilakukan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
(2)
Direksi Perusahaan t erdiri dari sebanyak-banyaknya 5 (lima)
orang, dan seorang diant aranya menj abat Direkt ur Ut ama.
(3)
Masa j abat an Direksi Perusahaan adalah 5 (lima) t ahun dan
set elah masa j abat annya berakhir dapat diangkat kembali.
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 7
(1)
Pengawasan at as Perusahaan dilakukan oleh Dewan Komisaris
yang bert anggungj awab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
(2)
Dalam melaksanakan pengawasan Dewan Komisaris mewakili
kepent ingan pemegang saham.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
6
-
Pasal 8
(1)
Dewan Komisaris melakukan pengawasan t erhadap pengelolaan
perusahaan t ermasuk pelaksanaan rencana kerj a dan anggaran
perusahaan, ket ent uan-ket ent uan Anggaran Dasar dan keput usan
Rapat Umum Pemegang Saham.
(2)
Dewan Komisaris melakukan t ugas, wewenang dan t anggung
j awab sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan dalam Anggaran Dasar
Perusahaan, keput usan Rapat Umum Pemegang Saham dan
perat uran perundang- undangan yang berlaku.
Pasal 9
(1)
Dewan Komisaris mengadakan rapat sekurang-kurangnya 3 (t iga)
bulan sekali at au sewakt u-wakt u apabila diperlukan.
(2)
Unt uk set iap rapat dibuat risalah rapat .
Pasal 10
(1)
Pengangkat an
dan
pemberhent ian
Komisaris
dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Perusahaan
(2)
Dewan Komisaris Perusahaan t erdiri dari sebanyak-banyaknya 5
(lima) orang, dan seorang diant aranya menj abat Komisaris
Ut ama.
(3)
Masa j abat an anggot a-anggot a Dewan Komisaris Perusahaan
adalah 3 (t iga) t ahun dan set elah masa j abat annya berakhir
dapat diangkat kembali.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
7
-
BAB V
PELAPORAN
Pasal 11
(1)
Direksi Perusahaan waj ib menyampaikan:
a. Laporan Tahunan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan
Dewan Komisaris;
b. Laporan Triwulanan, Laporan Semest eran dan Laporan berkala
lainnya kepada Dewan Komisaris sesuai ket ent uan Anggaran
Dasar Perusahaan.
(2)
Anggot a Dewan Komisaris yang mewakili Ment eri waj ib
menyampaikan laporan at as penilaian t erhadap laporan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Ment eri
selambat -lambat nya 2 (dua) bulan set elah menerima laporan
yang bersangkut an dari Direksi.
Pasal 12
(1)
Laporan Tahunan
Pemegang Saham.
Perusahaan
disahkan
oleh
Rapat
Umum
(2)
Pengesahan Laporan Tahunan perusahaan dilakukan berdasarkan
hasil pemeriksaan Akunt an.
Pasal 13
Penunj ukan Akunt an unt uk pemeriksaan laporan t ahunan Perusahaan
dilakukan berdasarkan Keput usan Rapat Umum Pemegang Saham.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
8
-
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Dengan
berlakunya
Perat uran
Pemerint ah
ini,
maka
ket ent uan-ket ent uan mengenai t at a cara pembinaan dan pengawasan
Badan Usaha Milik Negara, pengadaan barang dan j asa, penj ualan dan
pemindaht anganan barang-barang yang dimiliki/ dikuasai Badan Usaha
Milik Negara, keharusan penggunaan kredit ekspor luar negeri, dan
keharusan memint a ij in Ment eri Keuangan unt uk melakukan pinj aman
luar negeri t idak berlaku bagi Perusahaan.
Pasal 15
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 24 Okt ober 1990
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 24 Okt ober 1990
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
MOERDIONO
9
-
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
10
-
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 5 TAHUN 1 9 9 0
TENTANG
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) YANG
MENJUAL SAHAMNYA
KEPADA MASYARAKAT MELALUI PASAR MODAL
UMUM
Sej alan dengan makin meningkat nya pelaksanaan pembangunan dan
hasil- hasil yang dicapai, maka kemampuan, produkt if it as dan ef isiensi
seluruh kekuat an ekonomi nasional perlu lebih dit ingkat kan lagi,
sehingga peran dan sumbangan mereka dalam pembangunan dapat
memberikan hasil yang opt imal bagi peningkat an kesej aht eraan
masyarakat .
Dalam hubungan ini, PERSERO sebagai salah sat u bent uk usaha Negara
t idak pula t erlepas dari pemikiran di at as. Berbagai upaya perlu t erus
dilakukan agar peran dan sumbangannya dalam pembangunan ekonomi
dapat menj adi lebih mant ap dan meningkat .
Berdasarkan penilaian t erhadap hasil-hasil yang t elah dicapai dewasa
ini, sudah t iba saat nya bagi PERSERO t ert ent u diberi peluang
seluas-luasnya, unt uk mengembangkan usahanya sehingga PERSERO
t ersebut dapat menj adi badan usaha yang maj u dan mandiri. Agar
PERSERO t ersebut dapat lebih leluasa memanf aat kan sebesar mungkin
dana dan pot ensi lainnya yang dimiliki masyarakat , pemilikan saham
PERSERO yang bersangkut an perlu dibuka unt uk masyarakat luas.
Unt uk it u, PERSERO t ersebut perlu diberi keleluasaan dalam kegiat an
usahanya.
Dit et apkannya Perat uran Pemerint ah ini dimaksudkan unt uk memberi
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
11
-
landasan usaha bagi PERSERO yang nant inya akan diij inkan melakukan
penj ualan saham kepada masyarakat luas melalui Pasar Modal (go
public).
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Dalam hal Ment eri Keuangan t idak dapat menghadiri Rapat Umum
Pemegang Saham, maka Ment eri Keuangan dapat mewakilkan
kehadirannya kepada pihak-pihak yang dianggap mempunyai
keahlian dan kemampuan dalam bidang usaha Perusahaan yang
bersangkut an.
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
Pasal 4
Cukup j elas
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup j elas
12
-
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
13
-
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan akunt an dalam hal ini adalah akunt an
publik at au Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
14
-
(BPKP).
Pasal 13
Cukup j elas
Pasal 14
Dalam rangka memenuhi persyarat an bagi PERSERO yang menj ual
sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal (go public),
maka beberapa ket ent uan yang sekarang berlaku bagi PERSERO
yang t idak menj ual sahamnya kepada masyarakat (t idak go public)
dipandang perlu unt uk t idak diberlakukan t erhadap PERSERO yang
go public.
Ket ent uan-ket ent uan dimaksud ant ara lain :
- Perat uran Pemerint ah Nomor 3 Tahun 1983 t ent ang Tat a Cara
Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawat an (PERJAN),
Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO)
sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor
28 Tahun 1983.
- Keput usan Presiden Nomor 59 Tahun 1972 t ent ang Penerimaan
Kredit Luar Negeri.
- Keput usan Presiden Nomor 29 Tahun 1984 t ent ang Pelaksanaan
Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara.
- Inst ruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1970 t ent ang Penj ualan Dan
Pemindaht anganan Barang-barang Yang Dimiliki/ Dikuasai Negara.
- Inst ruksi Presiden Nomor 8 Tahun 1984 t ent ang Penggunaan
Kredit Ekspor Luar Negeri.
- Inst ruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1988 t ent ang Tat a Cara
Pengadaan Barang dan Jasa.
Pasal 15
Cukup j elas
REPUBLIK INDO NESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 5 TAHUN 1 9 9 0
TENTANG
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) YANG MENJUAL SAHAMNYA KEPADA
MASYARAKAT
MELALUI PASAR MODAL
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dalam rangka meningkat kan ef isiensi dan ef ekt if it as
Perusahaan Perseroan (PERSERO) dan memberikan kesempat an kepada
masyarakat unt uk t urut sert a dalam pemilikan saham-saham
Perusahaan Perseroan (PFRSERO), maka dipandang perlu unt uk
mengat ur pembinaan dan pengawasan Perusahaan Perseroan
(PERSERO) yang menj ual sahamnya kepada masyarakat dengan
Perat uran Pemerint ah;
Mengingat
: 1. Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;
2. Kit ab Undang-undang Hukum Dagang (St aat sblad Tahun 1847 Nomor
23) sebagaimana t elah beberapa kali diubah, t erakhir dengan
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1971 (Lembaran Negara Tahun 1971
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2959);
3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 t ent ang Penet apan Perat uran
Pemerint ah Penggant i Undang-undang Nomor 1 Tahun 1969 t ent ang
Bent uk-bent uk Usaha Negara (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor
16, Tambahan Lembaran Negara 2890) Menj adi Undang-undang
(Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2904);
4. Perat uran
Perseroan
Lembaran
Perat uran
Pemerint ah Nomor 12 Tahun 1969 t ent ang Perusahaan
(Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 21, Tambahan
Negara Nomor 2894) sebagaimana t elah diubah dengan
Pemerint ah Nomor 24 Tahun 1972 (Lembaran Negara
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
2
-
Tahun 1972 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2987);
MEMUTUSKAN
:
Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUSAHAAN
PERSEROAN
(PERSERO)
YANG MENJUAL
SAHAMNYA
KEPADA
MASYARAKAT MELALUI PASAR MODAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan :
1. Pembinaan adalah kegiat an unt uk memberikan pedoman bagi
Perusahaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
dengan maksud agar Perusahaan yang bersangkut an dapat
melaksanakan t ugas dan f ungsinya secara berdaya guna dan berhasil
guna sert a dapat berkembang dengan baik.
2. Pengawasan adalah seluruh proses kegiat an penilaian t erhadap
Perusahaan,
dengan t uj uan agar
badan usaha t ersebut
melaksanakan f ungsinya dengan baik dan berhasil mencapai t uj uan
yang t elah dit et apkan.
3. Pemeriksaan adalah kegiat an unt uk menilai Perusahaan dengan cara
membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang
seharusnya dilakukan, baik dalam bidang keuangan maupun dalam
bidang t eknis operasional.
4. Perusahaan adalah Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 yang menj ual
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
3
-
sahamnya kepada masyarakat (go public).
5. Ment eri adalah Ment eri Keuangan dalam kedudukannya sebagai
pemegang saham mewakili Negara Republik Indonesia.
BAB II
PEMBINAAN
Pasal 2
(1)
Pembinaan kekayaan negara yang t ert anam dalam Perusahaan
dilakukan oleh Ment eri.
(2)
Ment eri dapat memberi kuasa kepada perorangan, badan hukum
unt uk mewakilinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Pasal 3
(1)
Dalam menghadapi Rapat Umum Pemegang Saham, Kuasa
Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
waj ib t erlebih dahulu mendapat perset uj uan Ment eri unt uk
mengambil keput usan mengenai hal-hal di bawah ini :
a. Rencana perubahan j umlah modal saham Perusahaan;
b. Rencana penyert aan modal at au pelepasan penyert aan modal
Perusahaan dalam Perseroan Terbat as at au badan usaha
lainnya yang t idak dilakukan melalui Bursa Ef ek;
c. Rencana pendirian anak Perusahaan;
d. Rencana pelepasan sebagian at au seluruh saham Perusahaan;
e. Rencana
likuidasi,
penggabungan,
Perusahaan dalam bent uk lain;
at au
reorganisasi
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
4
-
f . Rencana Anggaran Dasar Perusahaan dan perubahannya;
g. Rencana penet apan dan pembagian laba Perusahaan;
h. Rencana penet apan gaj i Direksi, berikut f asilit as dan/ at au
t unj angan lainnya t ermasuk pensiun, dan honorarium Dewan
Komisaris.
(2)
Permint aan perset uj uan at as rencana sebagaimana dimaksud
dalam
ayat
(1)
harus t elah
dit erima
oleh
Ment eri
selambat -lambat nya 30 (t iga puluh) hari sebelum Rapat Umum
Pemegang Saham diselenggarakan.
(3)
Perset uj uan Ment eri at as permohonan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) diberikan selambat -lambat nya 30 (t iga puluh) hari
set elah permohonan t ersebut dit erima.
(4)
Apabila dalam wakt u 30 (t iga puluh) hari Ment eri t idak
memberikan keput usan, maka permohonan t ersebut dianggap
diset uj ui.
BAB III
PENGELOLAAN
Pasal 4
Tanggung j awab pengelolaan Perusahaan dilakukan oleh Direksi sesuai
dengan ket ent uan-ket ent uan dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
Pasal 5
(1)
Rencana kerj a dan Anggaran Perusahaan disiapkan dan diaj ukan
Direksi kepada Dewan Komisaris.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
5
-
(2)
Dewan Komisaris mengesahkan rencana kerj a dan Anggaran
Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam wakt u
selambat -lambat nya 3 (t iga) bulan sej ak Tahun Anggaran
Perusahaan berj alan.
(3)
Dalam hal rencana kerj a dan Anggaran Perusahaan t idak disahkan
dalam wakt u 3 (t iga) bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), berlaku rencana kerj a dan Anggaran Perusahaan t ahun
sebelumnya.
Pasal 6
(1)
Pengangkat an dan pemberhent ian Direksi Perusahaan dilakukan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
(2)
Direksi Perusahaan t erdiri dari sebanyak-banyaknya 5 (lima)
orang, dan seorang diant aranya menj abat Direkt ur Ut ama.
(3)
Masa j abat an Direksi Perusahaan adalah 5 (lima) t ahun dan
set elah masa j abat annya berakhir dapat diangkat kembali.
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 7
(1)
Pengawasan at as Perusahaan dilakukan oleh Dewan Komisaris
yang bert anggungj awab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
(2)
Dalam melaksanakan pengawasan Dewan Komisaris mewakili
kepent ingan pemegang saham.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
6
-
Pasal 8
(1)
Dewan Komisaris melakukan pengawasan t erhadap pengelolaan
perusahaan t ermasuk pelaksanaan rencana kerj a dan anggaran
perusahaan, ket ent uan-ket ent uan Anggaran Dasar dan keput usan
Rapat Umum Pemegang Saham.
(2)
Dewan Komisaris melakukan t ugas, wewenang dan t anggung
j awab sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan dalam Anggaran Dasar
Perusahaan, keput usan Rapat Umum Pemegang Saham dan
perat uran perundang- undangan yang berlaku.
Pasal 9
(1)
Dewan Komisaris mengadakan rapat sekurang-kurangnya 3 (t iga)
bulan sekali at au sewakt u-wakt u apabila diperlukan.
(2)
Unt uk set iap rapat dibuat risalah rapat .
Pasal 10
(1)
Pengangkat an
dan
pemberhent ian
Komisaris
dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Perusahaan
(2)
Dewan Komisaris Perusahaan t erdiri dari sebanyak-banyaknya 5
(lima) orang, dan seorang diant aranya menj abat Komisaris
Ut ama.
(3)
Masa j abat an anggot a-anggot a Dewan Komisaris Perusahaan
adalah 3 (t iga) t ahun dan set elah masa j abat annya berakhir
dapat diangkat kembali.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
7
-
BAB V
PELAPORAN
Pasal 11
(1)
Direksi Perusahaan waj ib menyampaikan:
a. Laporan Tahunan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan
Dewan Komisaris;
b. Laporan Triwulanan, Laporan Semest eran dan Laporan berkala
lainnya kepada Dewan Komisaris sesuai ket ent uan Anggaran
Dasar Perusahaan.
(2)
Anggot a Dewan Komisaris yang mewakili Ment eri waj ib
menyampaikan laporan at as penilaian t erhadap laporan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Ment eri
selambat -lambat nya 2 (dua) bulan set elah menerima laporan
yang bersangkut an dari Direksi.
Pasal 12
(1)
Laporan Tahunan
Pemegang Saham.
Perusahaan
disahkan
oleh
Rapat
Umum
(2)
Pengesahan Laporan Tahunan perusahaan dilakukan berdasarkan
hasil pemeriksaan Akunt an.
Pasal 13
Penunj ukan Akunt an unt uk pemeriksaan laporan t ahunan Perusahaan
dilakukan berdasarkan Keput usan Rapat Umum Pemegang Saham.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
8
-
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Dengan
berlakunya
Perat uran
Pemerint ah
ini,
maka
ket ent uan-ket ent uan mengenai t at a cara pembinaan dan pengawasan
Badan Usaha Milik Negara, pengadaan barang dan j asa, penj ualan dan
pemindaht anganan barang-barang yang dimiliki/ dikuasai Badan Usaha
Milik Negara, keharusan penggunaan kredit ekspor luar negeri, dan
keharusan memint a ij in Ment eri Keuangan unt uk melakukan pinj aman
luar negeri t idak berlaku bagi Perusahaan.
Pasal 15
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 24 Okt ober 1990
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 24 Okt ober 1990
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
MOERDIONO
9
-
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
10
-
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 5 TAHUN 1 9 9 0
TENTANG
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) YANG
MENJUAL SAHAMNYA
KEPADA MASYARAKAT MELALUI PASAR MODAL
UMUM
Sej alan dengan makin meningkat nya pelaksanaan pembangunan dan
hasil- hasil yang dicapai, maka kemampuan, produkt if it as dan ef isiensi
seluruh kekuat an ekonomi nasional perlu lebih dit ingkat kan lagi,
sehingga peran dan sumbangan mereka dalam pembangunan dapat
memberikan hasil yang opt imal bagi peningkat an kesej aht eraan
masyarakat .
Dalam hubungan ini, PERSERO sebagai salah sat u bent uk usaha Negara
t idak pula t erlepas dari pemikiran di at as. Berbagai upaya perlu t erus
dilakukan agar peran dan sumbangannya dalam pembangunan ekonomi
dapat menj adi lebih mant ap dan meningkat .
Berdasarkan penilaian t erhadap hasil-hasil yang t elah dicapai dewasa
ini, sudah t iba saat nya bagi PERSERO t ert ent u diberi peluang
seluas-luasnya, unt uk mengembangkan usahanya sehingga PERSERO
t ersebut dapat menj adi badan usaha yang maj u dan mandiri. Agar
PERSERO t ersebut dapat lebih leluasa memanf aat kan sebesar mungkin
dana dan pot ensi lainnya yang dimiliki masyarakat , pemilikan saham
PERSERO yang bersangkut an perlu dibuka unt uk masyarakat luas.
Unt uk it u, PERSERO t ersebut perlu diberi keleluasaan dalam kegiat an
usahanya.
Dit et apkannya Perat uran Pemerint ah ini dimaksudkan unt uk memberi
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
11
-
landasan usaha bagi PERSERO yang nant inya akan diij inkan melakukan
penj ualan saham kepada masyarakat luas melalui Pasar Modal (go
public).
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Dalam hal Ment eri Keuangan t idak dapat menghadiri Rapat Umum
Pemegang Saham, maka Ment eri Keuangan dapat mewakilkan
kehadirannya kepada pihak-pihak yang dianggap mempunyai
keahlian dan kemampuan dalam bidang usaha Perusahaan yang
bersangkut an.
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
Pasal 4
Cukup j elas
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup j elas
12
-
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
13
-
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan akunt an dalam hal ini adalah akunt an
publik at au Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
14
-
(BPKP).
Pasal 13
Cukup j elas
Pasal 14
Dalam rangka memenuhi persyarat an bagi PERSERO yang menj ual
sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal (go public),
maka beberapa ket ent uan yang sekarang berlaku bagi PERSERO
yang t idak menj ual sahamnya kepada masyarakat (t idak go public)
dipandang perlu unt uk t idak diberlakukan t erhadap PERSERO yang
go public.
Ket ent uan-ket ent uan dimaksud ant ara lain :
- Perat uran Pemerint ah Nomor 3 Tahun 1983 t ent ang Tat a Cara
Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawat an (PERJAN),
Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO)
sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor
28 Tahun 1983.
- Keput usan Presiden Nomor 59 Tahun 1972 t ent ang Penerimaan
Kredit Luar Negeri.
- Keput usan Presiden Nomor 29 Tahun 1984 t ent ang Pelaksanaan
Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara.
- Inst ruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1970 t ent ang Penj ualan Dan
Pemindaht anganan Barang-barang Yang Dimiliki/ Dikuasai Negara.
- Inst ruksi Presiden Nomor 8 Tahun 1984 t ent ang Penggunaan
Kredit Ekspor Luar Negeri.
- Inst ruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1988 t ent ang Tat a Cara
Pengadaan Barang dan Jasa.
Pasal 15
Cukup j elas