ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN DI KAWASAN AEK KANOPAN

Jurnal Ekonom, Vol 19, No 2, April 2016

ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN
TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN
DI KAWASAN AEK KANOPAN
Said Muhammad Abror*, Agus Purwoko** dan Wahyu Ario Pratomo**
*Alumni PWD SPs USU
**Dosen PWD SPs USU
Abstract: The purpose of this study are: (1) In order to calculate how much of a
change of land use in the region Aek Kanopan before it was built the road network
in 2010 and after construction of the road network in 2014, (2) To calculate how
much the misuse of land in the area Aek Kanopan according RUTR in 2011 with
the existing land use in 2014, (3) to determine the factors that influence land use
change in the region Aek Kanopan. In this study using analysis method as follows:
(1) Analysis Overlay Map (Superimpose), (2) Descriptive Analysis, (3) Logistic
Regression Analysis. Based on the results of research conducted, it can be deduced
that: Construction of the ring road network in the region Aek Kanopan at Jl.
Tanjung Sari (Environment Aek Kanopan II), Jl. Sidorukun (Environment Pulo
Terutung III), Jl. Senen M. (Environmental Pulo Terutung II) and Jl. Cambodia
(Environment Pulo Terutung gelugur) has brought significant changes in land use
in the study area over the next 5 years (2010-2014). Changes in land use are the

most significant is the increase of residential land of 6.89 ha, increasing residential
land of 1.05 ha and increasing road area of 0.73 ha. While the land is reduced,
namely; mixed farms decreased by 4.58 ha, the estate of 2.45 ha, the vacant land of
0.69 ha and 0.94 ha footpath.

Abstrak: : Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk menghitung seberapa besar
perubahan penggunaan lahan di kawasan Aek Kanopan sebelum dibangun jaringan
jalan pada tahun 2010 dan setelah dibangun jaringan jalan pada tahun 2014, (2)
Untuk menghitung seberapa besar penyimpangan penggunaan lahan di kawasan
Aek Kanopan menurut RUTR pada tahun 2011 dengan penggunaan lahan eksisting
pada tahun 2014, (3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan penggunaan lahan di kawasan Aek Kanopan. Dalam penelitian ini
menggunakan Metode Analisis sebagai berikut : (1) Analisis Overlay Peta (
Superimpose ), (2) Analisis Deskriptif, (3) Analisis Regresi Logistik. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu : Pembangunan
jaringan jalan lingkar di kawasan Aek Kanopan yaitu di Jl. Tanjung Sari
(Lingkungan Aek Kanopan II), Jl. Sidorukun (Lingkungan Pulo Terutung III), Jl.
M. Senen (Lingkungan Pulo Terutung II) dan Jl. Kamboja (Lingkungan Pulo
Terutung Gelugur) telah membawa perubahan guna lahan yang signifikan pada
lokasi studi dalam kurun waktu 5 tahun (2010-2014). Perubahan guna lahan yang

paling signifikan adalah bertambahnya lahan perumahan sebesar 6,89 Ha,
bertambahnya lahan permukiman sebesar 1,05 Ha dan bertambahnya luas jalan
sebesar 0,73 Ha. Sedangkan lahan yang berkurang yaitu ; kebun campuran
berkurang sebesar 4,58 Ha, perkebunan sebesar 2,45 Ha, lahan kosong sebesar 0,69
Ha dan jalan setapak 0,94 Ha.
Kata kunci: Pembangunan Jaringan Jalan, Perubahan Lahan, Pengembangan
Wilayah
PENDAHULUAN
Pembangunan selalu identik dengan
wilayah perkotaan, bahkan tiap tahun angka
pembangunan di hampir seluruh wilayah

82

perkotaan di Indonesia selalu mengalami
peningkatan. Tingginya permintaan lahan
terbangun tidak lain dipengaruhi oleh
semakin tingginya tingkat pertumbuhan

Said Muhammad Abror, Agus Purwoko dan Wahyu Ario Pratomo: Analisis Pengaruh …


penduduk perkotaan baik secara alami
(fertilitas dan mortalitas), maupun migrasi.
Jenis pembangunan yang dilakukan cukup
beragam, seperti pembangunan kawasan
permukiman, perdagangan dan jasa,
perindustrian, dan lain-lain. Pembangunan
yang diterapkan terhadap suatu kawasan
harus berdasarkan potensi dan kondisi yang
dimiliki suatu wilayah, harus sesuai dengan
kapabilitas, kesesuaian dan daya dukung
lahan, maka diharapkan hasil produksi dan
tingkat produktivitas akan lebih tinggi,
yang berarti tingkat keberhasilan yang
dicapai adalah optimum atau mencapai
tingkat optimalitas (Yunus, 1999).
Pembangunan yang tepat tentunya
akan memberikan dampak yang positif
apabila dikelola dengan baik, akan tetapi
pembangunan yang berjalan seringkali

terkendala terhadap ketersediaan lahan
khususnya lahan perkotaan. Pendekatan
kawasan berorientasi pada pencapaian atau
terwujudnya fungsi tertentu dari suatu
kawasan, sedangkan pendekatan tata ruang
mengarah
pada
penentuan
lokasi
pembangunan
yang
tepat.
Kedua
pendekatan tersebut mengarah kepada
pencapaian efektivitas dan efisiensi
pembangunan (Yunus, 1999).
Pada penelitian ini, wilayah yang
akan dibahas adalah Kelurahan Aek
Kanopan
Kecamatan

Kualuh
Hulu
Kabupaten Labuhanbatu Utara, merupakan
salah satu kawasan perkotaan yang
berkembang akibat dari pemekaran
Kabupaten Labuhanbatu Utara yang
didasari oleh ketentuan Undang-undang No.
23 Tahun 2008 tentang pembentukan
Kabupaten Labuhanbatu Utara. Aktivitas
pembangunan yang terjadi di Kawasan Aek
Kanopan adalah perubahan guna lahan dari
lahan hijau menjadi lahan terbangun. Jenis
aktivitas yang berkembang pada Kawasan
Aek Kanopan adalah permukiman serta
perdagangan dan Jasa.
Dalam merespon berbagai isu dan
tantangan pembangunan yang aktual pasca
terbentuknya menjadi daerah otonom,
pemerintah daerah segera melaksanakan
program-program pembangunan, salah

satunya
meningkatkan
pembangunan
jaringan jalan di Kawasan Aek Kanopan.
Pembangunan jaringan jalan di Kawasan
Aek Kanopan memberikan dampak
terhadap perkembangan aksesibilitas di

dalam Kawasan Aek Kanopan. Adanya
aksesibilitas jalan juga turut menjadi
magnet bagi masyarakat luar Kawasan Aek
Kanopan untuk berinvestasi maupun untuk
bermukim. Hal ini terbukti dengan
masuknya develepor perumahan menengah
kebawah untuk melakukan pembangunan
perumahan
disana.
Seiring
dengan
bertambahnya kawasan perumahan disana

juga turut berkembang berbagai aktivitas
penunjang seperti perdagangan dan jasa.
Dengan berkembangnya kedua aktivitas ini
tentunya semakin meningkatkan jumlah
lahan terbangun di Kawasan Aek Kanopan
dan tentunya berdampak pada menurunnya
luasan lahan hijau.
Fenomena perubahan tata guna lahan
di atas, tentunya akan semakin meningkat
akibat adanya perkembangan penduduk, di
mana permintaan akan lahan semakin tinggi
sedangkan lahan semakin menurun,
akibatnya banyak terjadi perubahanperubahan pemanfaatan lahan baik yang
sesuai maupun menyimpang dari rencana
tata ruang yang ada, meski pemerintah
daerah telah menyusun Rencana Umum
Tata Ruang (RUTR) Ibukota Kabupaten
Labuhanbatu Utara.
METODE
Penelitian dilakukan di Kelurahan

Aek Kanopan Kecamatan Kualuh Hulu
Kabupaten Labuhanbatu Utara yaitu pada
Jl. Tanjung Sari (Lingkungan Aek Kanopan
II), Jl. Sidorukun (Lingkungan Pulo
Terutung III), Jl. M. Senen (Lingkungan
Pulo Terutung II) dan Jl. Kamboja
(Lingkungan Pulo Terutung Gelugur).
Metode penelitian yang dilakukan untuk hal
ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan cara pendekatan penelitian
kualitatif. Metode analisis yang digunakan
adalah sebagai berikut : (1) Analisis
Overlay Peta ( Superimpose ), (2) Analisis
Deskriptif, (3) Analisis Regresi Logistik.
HASIL
Lokasi Studi
Lokasi studi yang diambil sebagai
sampel kajian adalah Jl. Tanjung Sari
(Lingkungan Aek Kanopan II), Jl.
Sidorukun (Lingkungan Pulo Terutung III),

Jl. M. Senen (Lingkungan Pulo Terutung II)
dan Jl. Kamboja (Lingkungan Pulo
Terutung Gelugur) dengan luas lahan 45,38

83

Jurnal Ekonom, Vol 19, No 2, April 2016

Ha atau seluas 18,46 % dari luas Kelurahan
Aek Kanopan.
Jaringan jalan pada lokasi studi
didalam RUTR Ibukota Kabupaten
Labuhanbatu Utara, termasuk didalam
rencana jalan lingkar (lingkar dalam),
dengan rute
Jl. Tanjung Sari – Jl.
Sidorukun, Jl. M. Senen – Jl. Kamboja - Jl
Perkebunan (Parpaudangan) - Simpang Mes
Membang
Muda.

Namun
kondisi
eksistingnya saat ini rute jalan tersebut baru
mencapai Jl. Tanjung Sari, Jl. Sidorukun,
Jl. M. Senen dan Jl. Kamboja.
Perubahan Guna Lahan Pada Lokasi
Studi
Pembangunan jaringan jalan lingkar
yaitu di Jl. Tanjung Sari (Lingkungan Aek
Kanopan II), Jl. Sidorukun (Lingkungan
Pulo Terutung III), Jl. M. Senen
(Lingkungan Pulo Terutung II) dan Jl.
Kamboja (Lingkungan Pulo Terutung
Gelugur) telah membawa perubahan guna
lahan dari tahun 2010-2014 sebesar 17,33
Ha atau 38,18 % dari luas lokasi studi.
Perubahan guna lahan yang paling
signifikan adalah ; bertambahnya lahan
perumahan sebesar 6,89 Ha, bertambahnya
lahan permukiman sebesar 1,05 Ha dan

bertambahnya luas jalan sebesar 0,73 Ha.
Sedangkan lahan yang berkurang yaitu ;
kebun campuran berkurang sebesar 4,58
Ha, perkebunan sebesar 2,45 Ha, lahan
kosong sebesar 0,69 Ha dan jalan setapak
0,94 Ha (Tabel 1).
Tabel 1. Perubahan Penggunaan Lahan di
Lokasi Studi Tahun 2010-2014
Penggunaan
No Lahan

Luas (Ha)
2010

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Perubahan

2014

(Ha)

Permukiman
4,66 5,71
Perumahan
6,89
Perkebunan
25,01 22,56
Kebun
Campuran
9,75 5,17
Lahan Kosong 1,99 1,30
Rel
0,17 0,17
Jalan
0,94 1,67
Jalan Setapak 0,94
Sungai
1,92 1,92

1,05
6,89
2,45
4,58
0,69
0,73
0,94
-

Jumlah
45,38 45,38
17,33
Sumber : Hasil Analisis Peta Citra Satelit, 2014

84

Secara rinci perubahan penggunaan lahan
pada lokasi studi adalah :
1. Jl. Tanjung Sari (Lingkungan Aek
Kanopan II)
Perubahan yang sangat signifikan
terjadi di Jl. Tanjung Sari, semula
adalah lahan perkebunan kelapa sawit
berubah fungsi lahan menjadi
Perumahan Tanjung Sari.
2. Jl. Sidorukun (Lingkungan Pulo
Terutung III)
Meski tidak berubah secara signifikan
Jl. Sidorukun juga sudah mengalami
perubahan, dimana lahan kebun
kelapa sawit dan karet sudah mulai
berubah fungsinya menjadi lahan
permukiman masyarakat.
3. Jl. M. Senen (Lingkungan Pulo
Terutung II)
II), yang semula kebun kelapa sawit
sebagian berubah menjadi Perumahan
Bumi Asri dan pertapakan/kavelingan
perumahan.
4. Jl. Kamboja (Lingungan Terutung
Gelugur)
Pada awalnya (tahun 2011) Jl.
Kamboja (Kp. Gelugur) masih
didominasi lahan kebun campuran,
sejak dibukanya ruas jalan bagi rute
jalan lingkar, saat ini lahan kebun
campuran sudah berubah pemanfaatan
lahannya menjadi lahan permukiman.
Penyimpangan Guna Lahan Pada Lokasi
Studi
Besaran penyimpangan penggunaan
lahan dilokasi studi dapat dilihat dengan
membandingkan
pemanfaatan
lahan
eksisting pada tahun 2014 dengan
pemanfaatan lahan yang diarahkan dalam
RUTR pada Tahun 2011.
RUTR
Ibukota
Kabupaten
mengarahkan pemanfaatan lahan yang
dikembangkan pada lokasi studi meliputi
pemanfaatan
lahan
permukiman,
penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan
dan peribadatan serta pengembangan
jaringan jalan lingkar.
Jika dibandingkan dengan kondisi
eksisting pada tahun 2014 perubahan
pemanfaatan lahan di lokasi studi yaitu :
berkembangnya lokasi perumahan seluas
6,89 Ha. Dalam arahan RUTR permukiman
yang diarahkan hanya permukiman biasa
bukan pengembangan perumahan. Selain

Said Muhammad Abror, Agus Purwoko dan Wahyu Ario Pratomo: Analisis Pengaruh …

itu pengembangan fasilitas pendidikan dan
kesehatan yang diarahkan belum ada sama
sekali. Sedangkan pengembangan jaringan
jalan sudah ada sesuai arahan RUTR.
(Tabel 2).
Tabel 2. Penyimpangan Penggunaan Lahan
di Lokasi Studi Antara RUTR
Tahun 2011 dengan Kondisi
Eksisting 2014
Perbandingan
No Pemanfaatan Lahan
Eksisting
RUTR
(Tahun
(Tahun 2011) 2014)
1

2

3

4

Penyimpa Keteranga
ngan
n

%

Pengembanga Luas
n Permukiman Permukiman
seluas 27,22 5,71 Ha
Ha

79,02

Tidak ada
rencana
pengembangan
perumahan di
lokasi studi

100,00

Sudah
berkembang
seluas 6,89
Ha

Rencana
Sudah
Pembangunan terealisasi
Jalan Lingkar pada tahun
2014
Rencana
hanya
pengembangan tersedia
fasilitas
fasilitas
pendidikan,
peribadatan
kesehatan dan 0,12 Ha
peribadatan
0,55 Ha

-

tidak
terjadi
penyimpan
gan

78,18

Jumlah

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Analisa
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi Perubahan Penggunaan
Lahan di Lokasi Studi
Responden dalam penelitian ini
berjumlah 100 orang. Penyebaran kuisioner
dilakukan untuk melihat variabel yang
mempengaruhi perubahan pemanfaatan
lahan pada lokasi studi yang terdiri dari 4
indikator Nilai Lahan, Aksesibilitas,
Efisiensi (waktu dan biaya) serta
Perkembangan Jumlah Penduduk. Untuk
mendeskripsikan hasil kuisioner tersebut
dijelaskan lebih lanjut berdasarkan variabel
masing-masing.
a.

Nilai Lahan
Dari 100 responden tanggapan
responden tertinggi tentang pengaruh
pengembangan jaringan jalan terhadap
meningkatnya harga lahan pada lokasi studi

adalah 46 orang (46 %) menyata naik dan
41 orang (41 %) menyatakan sangat naik.
Kenaikan nilai lahan pada lokasi studi dapat
dilihat dari Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP)
serta harga pasaran yang berlaku, dimana
saat ini harga lahan sudah mencapai
Rp.250.000,00
Rp.400.000,00/M2,
sedangkan sebelum adanya pembangunan
jalan masih berkisar Rp. 125.000,00 – Rp.
150.000,00/M2 (Tabel 3)
Tabel 3.Tanggapan Responden Mengenai
dampak di Kembangkannya
Jaringan
Jalan
terhadap
naiknya harga lahan
No

Kriteria

1
2
3

Sangat Naik
Naik
Tidak Naik
Sangat Tidak
Naik

Jumlah
Orang
(Orang)
41
46
7

4
6
Total
100
Sumber : Hasil Kuisioner

Persentase
(%)
41
46
7
6
100

b.

Aksesibilitas
Menurut
Black
(1981)
Aksesibilitas
adalah
suatu
ukuran
kenyamanan atau kemudahan lokasi tata
guna lahan berinteraksi satu sama lain, dan
mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai
melalui transportasi. Menurut Magribi
bahwa
aksesibilitas
adalah
ukuran
kemudahan yang meliputi waktu, biaya,
dan usaha dalam melakukan perpindahan
antara tempat-tempat atau kawasan dari
sebuah sistem (Magribi, 1999).
Tabel 4.Tanggapan Responden Mengenai
dapat/tidaknya Pembangunan
Jaringan Jalan memberikan
kemudahan dan kenyamanan
dalam
mengakses
kelokasi
lainnya
No

Kriteria

1
2
3

Sangat Dapat
Dapat
Tidak Dapat
Sangat Tidak
Dapat

Jumlah
Orang
(Orang)
34
40
18

4
8
Total
100
Sumber : Hasil Kuisioner

Persentase
(%)
34
40
18
8
100

85

Jurnal Ekonom, Vol 19, No 2, April 2016

Pada Tabel 4, tanggapan responden
mengenai dapat tidaknya pembangunan
jaringan
jalan
dapat
memberikan
kenudahan dan kenyamanan didalam
mengakses lokasi lain, sebagian besar
responden 40 orang (40 %) menyatakan
dapat, 34 orang (34 %) menyatakan sangat
dapat, 18 orang (18 %) menyatakan tidak
dapat dn hanya 8 orang (8 %) menyatakan
sangat tidak dapat.
Jika dilihat dari kondisi lapangan
pembangunan jaringan jalan pada lokasi
studi
sebagian
besar
memberikan
kemudahan dan kenyamanan. Sebagai
contoh
untuk
mengakses
antara
Lingkungan Aek Kanopan II – Lingkungan
Terutung III – Lingkungan Terutung II dan
Lingkungan Terutung Gelugur awalnya
harus memutar melalui Jaringan jalan
utama.
Namun
dengan
adanya
pembangunan jaringan jalan tersebut saat
ini kemudahan, menghemat waktu tempuh
serta biaya sudah mulai dirasakan.
c.

Efisiensi (waktu dan biaya)
Dari 100 responden yang ditanya
terdapat 37 orang (37 %) menyatakan
pembangunan jaringan jalan berpengaruh
terhadap Efisiensi Waktu dan Biaya dan 28
orang responden menyatakan sangat
tersedia. Namun ada juga responden yang
memberi tanggapan tidak tersedianya
sarana pendidikan sebanyak 26 orang
(26%).
Tabel 5. Tanggapan Responden Mengenai
efisiensi waktu dan biaya Pada
Lokasi Studi sebagai dampak
dari Pembangunan Jaringan
Jalan
Jumlah
Orang
(Orang)

Persentase
(%)

28
37

28
37

26

26

4
9
Total
100
Sumber : Hasil Kuisioner

9
100

No

Kriteria
Sangat
Tersedia
Tersedia
Tidak
Tersedia
Sangat Tidak
Tersedia

1
2
3

d.

Perkembangan Penduduk
Variabel
perkembangan
penduduk pada studi ini terdiri dari 1 (satu)

86

pertanyaan. Adapun butir
dijelaskan di bawah ini.

pertanyaan

Tabel 6. Tanggapan Responden Mengenai
Perkembangan Penduduk Pada
Lokasi Studi sebagai dampak
dari Pembangunan Jaringan
Jalan
No

1
2

Kriteria
Sangat
Berkembang
Berkembang
Tidak
Berkembang
Sangat Tidak
Berkembang

Jumlah
Orang
(Orang)

Persentase
(%)

41
47

41
47

11

11

4
1
Total
100
Sumber : Hasil Kuisioner

1
100

3

Pada Tabel 6 diatas menjelaskan
bahwa
sebagian
besar
responden
memberikan tanggapan bahwa sebagai
dampak dari pembangunan jaringan jalan
pada lokasi studi terjadi perkembangan
penduduk. Adapun 47 orang (47 %)
menyatakan berkembang dan 41 orang (41
%) menyatakan sangat berkembang. Fakta
dilapangan menunjukkan bahwa sebagai
dampak dari pembangunan jaringan jalan
pada lokasi studi terjadi pertambahan
penduduk yang cukup signifikan.
PEMBAHASAN
Analisis Regresi Logistik
Penggunaan “Regresi Logistik” pada
penelitian ini, hal ini disebabkan karena
penelitian ini ingin menguji ada atau
tidaknya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen, dimana
variabel dependennya merupakan variabel
dummy.
Regresi logisik yang digunakan adalah
Binary Logistic Regresion atau regresi
logistik dengan dua kategori pada variabel
dependen, 1= jika faktor ada pengaruh, dan
0= jika faktor tidak memiliki pengaruh pada
perubahan guna lahan di lokasi studi.
Tabel 7. Regresi Logistik
Original Value
Internal Value
Tidak
0
Mempengaruhi
1
Mempengaruhi

Said Muhammad Abror, Agus Purwoko dan Wahyu Ario Pratomo: Analisis Pengaruh …

a. Uji Signifikansi Parameter
Uji
signifikansi
parameter
digunakan untuk menguji kebenaran atau
kesalahan dari hasil hipotesis nol dari
sampel. Ide dasar yang melatar belakangi
pengujian signifikansi adalah uji statistik
(estimasi) dari distribusi sampel dari suatu
statistik di bawah hipotesis nol.
Tabel 8. Variables in the Equation
95,0%
C.I.for
EXP(B)
B

Wal
S.E. d
df

Exp( Low
Sig. B) er
Upper

Ste N.Lah
.263 .723 .132 1
p 1a an

.716

1.30
.315 5.370
1

Aksesi
.187 .545 .117 1
bilitas

.732

1.20
.414 3.509
5

Efisie .518 .082 1
nsi
.148

.774 .862 .312 2.379

Pendu 1.81
7.59
.658
1
duk
2
2

.006

Consta 1.05
.370 1
nt
.642 5

.543 .526

a. Variable(s) entered on step
Aksesibilitas, Efisiensi, Penduduk.

6.12 1.68 22.20
1
7
8

1:

N.Lahan,

Hasil analisis dari empat variabel
independen hanya variabel perkembangan
penduduk yang berpengaruh secara
signifikan yaitu p-value 0,006 (0,006 <
0,05). Sedangkan 3 (tiga) variabel lainnya
tidak berpengaruh secara signifikan, dimana
nilai p-value nya lebih besar dari 0,05.
Adapun penjelasan dari keempat variabel
tersebut, adalah :
a. Nilai Lahan
Variabel nilai lahan dinyatakan kurang
memiliki pengaruh terhadap perubahan
guna lahan pada lokasi studi, dilihat dari
nilai p-value 0,716, artinya lebih besar
dari 0,05 (0,716 > 0,05). Meski nilai
lahan mengalami kenaikan pasca
dibangunnya jaringan jalan pada lokasi
studi, namun tidak serta merta nilai
lahan tersebut juga berpengaruh secara
signifikan terhadap perubahan guna
lahan pada lokasi studi. Dilihat dari
kondisi
eksistingnya
perubahan
penggunaan lahan yang terjadi di lokasi
studi berkembangnya lahan perumahan
dan permukiman penduduk.
b. Aksesibilitas
Variabel aksesiilitas dinyatakan kurang
memiliki pengaruh terhadap perubahan

guna lahan pada lokasi studi, dilihat dari
nilai p-value 0,732, artinya lebih besar
dari 0,05 (0,732 > 0,05). Ketersediaan
jaringan jalan dilokasi studi sudah
barang tentu merupakan kemudahan
bagi masyarakat dalam mengakses
kelokasi lain. Namun faktor aksesibilitas
yang ada juga memiliki pengaruh
terhaadap perubahan penggunaan lahan
pada lokasi studi. Dilihat dari kondisi
eksisting kurang berpengaruhnya faktor
aksesibilitas ini disebabkan karena
jaringan jalan lingkar yang dibangun
masih separuh dari rencana akibat
terbentur upaya pembebasan lahan,
akibatnya jaringan jalan yang semula
direncanakan akan menjadi alternatif
pergerakan lalu lintas, saat ini hanya
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
bukan lalu lintas umum.
c. Efisiensi
Variabel Efesiensi (waktu dan biaya)
dinyatakan kurang memiliki pengaruh
terhadap perubahan penggunaan lahan
pada lokasi studi, dilihar dari nilai pvalue 0,774, artinya lebih besar dari 0,05
(0,774 > 0,05). Dengan dibangunnya
jaringan jalan diharapkan akan dapat
mengefesiensikan suatu perjalanan baik
dari sisi waktu maupun biaya. Dilihat
dari kondisi eksistingnya faktor efisiensi
saat ini belum memiliki pengaruh secara
signifikan hal ini disebabkan belum ada
lalu lintas umum atau berkembangnya
angkutan
umum
yang
dapat
mempermudah suatu perjalanan baik
dari segi waktu dan biaya.
d. Perkembangan Penduduk
Dari keempat variabel, hanya
variabel/faktor perkembangan penduduk
yang memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perubahan penggunaan lahan
dengan nilai signifikan atau p-value 0,006
(0,006 < 0,05). Perkembangan penduduk
senantiasa merupakan faktor utama yang
berpengaruh terhadap suatu perkembangan.
Dilihat dari kondisi eksistingnya akibat dari
dibangunnya jaringan jalan berpengaruh
terhadap berkembangnya penduduk dilokasi
studi dan tentu saja perkembangan
penduduk sangat mempengaruhi perubahan
lahan, dimana pada awalnya lokasi studi
merupakan lahan non terbangun akibat
dibangunnya jaringan jalan lambat laun
merubah lahan menjadi lahan terbangun.

87

Jurnal Ekonom, Vol 19, No 2, April 2016

b. Hasil Analisis Variabel
Dari tabel Variables in Equation
(Ringkasan Hasil Estimasi Logit Binary)
diatas diketahui bahwa nilai odds ratio
(pada kolom Exp B) yang dihasilkan
sebesar 0,526 artinya kurang dari 1 atau =
0, oleh karena itu variabel tersebut tidak
mempengaruhi perubahan penggunaan
lahan setelah adanya pembangunan jaringan
jalan di kawasan Aek Kanopan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan
analisis, maka diperoleh kesimpulan :
1. Dikembangkannya jaringan jalan
lingkar telah membawa perubahan
guna lahan yang signifikan pada lokasi
studi dalam kurun waktu 5 tahun
(2010-2014). Perubahan guna lahan
yang
paling
signifikan
adalah
bertambahnya
lahan
perumahan
sebesar 6,89 Ha, bertambahnya lahan
permukiman sebesar 1,05 Ha dan
bertambahnya luas jalan sebesar 0,73
Ha. Sedangkan lahan yang berkurang
yaitu ; kebun campuran berkurang
sebesar 4,58 Ha, perkebunan sebesar
2,45 Ha, lahan kosong sebesar 0,69 Ha
dan jalan setapak 0,94 Ha Besaran
penyimpangan penggunaan lahan
dilokasi studi dapat dilihat dengan
membandingkan pemanfaatan lahan
eksisting pada tahun 2014 dengan
pemanfaatan lahan RUTR tahun 2011.
Adapun penyimpangannya, adalah :
penyimpangan lahan permukiman
sebesar 79,02 %, penyimpangan lahan
perumahan
sebesar
100
%,
penyimpangan rencana pengembangan
fasilitas sebesar 78,18 %.
2.
Variabel perkembangan penduduk
memiliki nilai kurang dari 0,05 (0,006
< 0,05) artinya variabel perkembangan
penduduk
berpengaruh
secara
signifikan. Sedangkan nilai lahan,
aksesibilitas dan efisiensi (waktu dan
biaya) memiliki nilai lebih besar dari
0,05 yang artinya ke tiga variabel
tersebut tidak signifikan atau tidak
mempengaruhi perubahan penggunaan
lahan setelah adanya pembangunan
jaringan jalan di kawasan Aek
Kanopan.

88

SARAN
Berkaitan dengan hasil penelitian
dan rumusan kesimpulan penelitian, maka
ada beberapa saran yang perlu dilakukan,
antara lain :
1. Pembangunan jalan alternatif/lingkar
dalam melalui rute Jl. Tanjung SariJl.Sidorukun – Jl. M Senen –Jl.
Kamboja – Wonosari – Perpaudangan
– Membangmuda telah memberikan
pengaruh terhadap perubahan dan
penyimpangan guna lahan. Oleh
karena
itu
diharapkan
kepada
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
Utara perlu dengan segera menyusun
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
sebagai dasar dalam memberikan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) di
Kawasan Perkotaan Aek Kanopan.
2. Faktor
penyebab
kecenderungan
perubahan pemanfaatan lahan pada
lokasi studi yang dikarenakan oleh
perkembangan penduduk perlu diikuti
dengan ketersediaan
sarana dan
prasarana, seperti : ketersediaan listik,
air bersih, pelayanan persampahan dan
lain-lain sehingga menjadikan daerah
tersebut memiliki nilai tambah.
DAFTAR RUJUKAN
Alson.
2004.
“Analisa
Investasi
Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi”.
Azwar.
2003.
“Analisis
Manfaat
Pembangunan Jalan Tengku Amir
Hamzah Terhadap Pengembangan
Wilayah Sekitarnya”.
BAPPEDA, Kabupaten Labuhanbatu Utara.
“Rencana Umum Tata Ruang
Ibukota Kabupaten Labuhanbatu
Utara 2011-2031”.
BPS, Kabupaten Labuhanbatu Utara. 2014.
“Aekkanopan Dalam Angka”.
Branch, Melville. 1995. “Perencanaan
Kota Komprehensi, Pengantar dan
Penjelasan ( Terjemahan )”.
Catanese, Antony J. Dan J. C. Synder.
1991. ”Pengantar Perencanaan
Kota”, Erlangga, Jakarta.
Catanese, Antony J. Dan J. C. Synder.
James. C 1992. ” Perencanaan
Kota”, Erlangga, Jakarta.
Chapin, F. Stuart. Jr. And Kaiser. Edward J.
1979. “Urban Land Use Planning”.
University of illionis Press, USA.

Said Muhammad Abror, Agus Purwoko dan Wahyu Ario Pratomo: Analisis Pengaruh …

Daldjoeni.
1992.
“Geografi
Baru,
Organisasi Keruangan Dalam Teori
dan Praktek”, Penerbit Alumni,
Bandung.
Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten
Labuhanbatu Utara. “Pembangunan
Jaringan Jalan”.
Depari. 2009. “Kebutuhan Jaringan Jalan
Untuk Menunjang Pengembangan
Wilayah
Kecamatan
Tigapanah
Kabupaten Karo”.
Hutagalung.
2003.
“Pengaruh
Perkembangan Kota Medan ( Studi
Kasus Jalan Ngumban Surbakti )
Dengan Menitik Beratkan Penelitian
Terhadap Pengaruh Pembangunan
Jalan Terhadap Pengembangan
Kota”.
Jayadinata, Johara T. 1992. “Tata Guna
Tanah Dalam Perencanaan Kota
Dan Wilayah”. Penerbit ITB,
Bandung.
Kivell, Philip. 2003. “Land And The City
Patters And Processes Of Urban
Change”. Routledge, USA.
Liliana.
2005.
“Visualisasi
Desain
Geometric
Jalan
Secara
3D
Berdasarkan Perhitungn Alinyemen
Horizontal dan Alinyemen Vertical”.
Lubis. 2007. “Pengaruh Pembangunan
Jalan
Penghubung
Terhadap
Pengembangan
Wilayah
(Studi
Kasus Jalan Industri Kecamatan
Medan Sunggal”.
Muhammad Muda Adha Hsb. 2013.
“Pengaruh
Infrastuktur
Jalan
Terhadap Pengembangan Wilayah di
Rantauprapat”. Tesis. PWD SPs
USU.

Pamoto. 2004. “Penentuan Prioritas
Penanganan Jalan Antar Kota Di
Daerah Perkotaan Sumatera Utara”.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 38 Tahun 2004, Tentang Jalan.
Rumanto.
2002.
“Kajian
Regulasi
Terhadap Jalan Penghubung Antara
Pemukiman Dengan Jalan Tol”.
Sofyan. 2004. “Pengaruh Pembangunan
Jalan Aek Nabara By Pass Terhadap
Kelancaran Dan Keselamatan Lalu
Lintas”.
Sujarto, Djoko. 1989. “Faktor Sejarah
Perkembangan
Kota
Dalam
Perencanaan Perkembangan Kota”.
Fakultas
Teknik
Sipil
Dan
Perencanaan, Bandung.
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007,
Tentang Penataan Ruang.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2008,
Tentang Pembentukan Kabupaten
Labuhanbatu Utara.
Undang-Undang Republik Indonesia Tahun
1997, Tentang Wilayah.
Utama. 2002. “Analisis Pemilihan Rute
Trase Jalan Km 12,9 Balikpapan –
Pelabuhan
Laut
Karingan,
Kalimantan Timur”.
Yunus, Hadi Sabari. 2000. “Struktur Tata
Ruang Kota”. Penerbit Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Zahnd, Markus. 1999. “Perancangan Kota
Secara Terpadu”. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.

89