PENGARUH PERUBAHAN GUNA LAHAN TERHADAP PELAYANAN DRAINASE DI KAWASAN SEKITAR KAMPUS UNDIP TEMBALANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

(1)

1

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGARUH PERUBAHAN GUNA LAHAN TERHADAP

PELAYANAN DRAINASE DI KAWASAN SEKITAR

KAMPUS UNDIP TEMBALANG

TUGAS AKHIR

YULISTIANI

L2D009010

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SEMARANG


(2)

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir yang berjudul, “Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ini” ini adalah hasil karya saya sendiri, dan

semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

NAMA

: Yulistiani

NIM

: L2D 009 010

Tanda Tangan

: ...

Tanggal

: 22 Juli 2013


(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh :

NAMA : Yulistiani

NIM : L2D 009 010

Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas : Teknik

Judul Proposal : Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

TIM PENGUJI

Pembimbing :

Widjanarko, ST, MT

( ………)

Penguji I :

Dr.-Ing Wisnu Pradoto, ST, MT

( ………)

Penguji II :

Dr.-Ing Wiwandari Handayani, ST, MT, MPS

( ………)

Semarang, 22 Juli 2013 Mengetahui,

Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Dr.-Ing. Asnawi, S.T. NI7021001


(4)

iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Yulistiani

NIM : L2D009010

Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas : Teknik

Jenis Karya : Tugas Akhir

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Diponegoro Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“ Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Noneksklusif ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 22 Juli 2013

Yang menyatakan


(5)

v

Sebuah langkah besar sebenarnya terdiri dari

langkah-langkah kecil.

Semua harus dimulai dengan langkah pertama dan hanya

ketekunanlah yang mampu menemani hingga ke tujuan akhir.

Saya persembahkan untuk Ayah dan Ibu tercinta

Serta keluarga yang ceria


(6)

vi

Abstrak

Pengembangan kampus Universitas Diponegoro Tembalang membawa dampak yang besar terhadap aktivitas di kawasan sekitarnya terutama beripa perubahan guna lahan menjadi lahan terbangun. Kawasan di sekitar Kampus UNDIP Tembalang yang mengalami perubahan guna lahan meliputi Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Banyumanik. Pesatnya perubahan guna lahan menjadi lahan terbangun yang terjadi di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang ini tidak memperhatikan fungsi lahan sebagai resapan air sehingga debit limpasan air pada saluran drainase mayor berupa Sungai Krengseng menjadi meningkat.Sementara itu, kondisi sungai telah mengalami perubahan akibat sedimentasi. Akibatnya, kapasitas Sungai Krengseng berubah dan tidak mampu menampung limpasan air sehingga menyebabkan genangan dan banjir.

Permasalahan genangan dan banjir yang terjadi bukan hanya permasalahan lokal, namun juga dapat menimbulkan masalah genangan dan banjir di kawasan Semarang Bawah. Hal ini dikarenakan kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang merupakan bagian wilayah Semarang atas yang berfungsi sebagai kawasan resapan untuk mengurangi limpasan air ke wilayahnya di bawahnya. Untuk itulah penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang. Metode yang digunakan untuk menganalisis perubahan guna lahan analisis deskriptif kuantitatif dan input input output. Metode untuk menganalisis pelayanan drainase adalah analisis hidrologi dan analisis perbandingan. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase adalah analisis regresi linier berganda.

Dari analisis yang dilakukan, dari tahun 2001-2011, penggunaan lahan di kawasan sekitar kampus UNDIP Tembalang yang termasuk dalam daerah hulu dan daerah hilir DAS Krengseng cenderung mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi berupa perubahan lahan sawah, lahan tegal/kebun dan lahan lainnya menjadi lahan permukiman. Perubahan lahan permukiman ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pelayanan drainase. Adanya peningkatan lahan permukiman menyebabkan koefisien limpasan air menjadi lebih besar sehingga debit limpasan air menjadi meningkat. Akibatnya Sungai Krengseng tidak mampu menampung debit limpasan air sehingga terjadi genangan dan banjir. Pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase di daerah hulu lebih besar dibandingkan daerah hilir sebagai akibat perubahan luasan lahan permukiman dari tahun 2001-2011 di daerah hulu yang lebih besar. Hal ini berdampak pada tingkat pelayanan drainase di daerah hulu yang lebih buruk dibandingkan daerah hilir.

Untuk mengurangi dampak perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase, perlunya regulasi dan pengawasan yang tegas terhadap perubahan guna lahan untuk tetap mempertahankan fungsi kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang sebagai kawasan konservasi dan daerah resapan air Kota Semarang serta perlu adanya konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai upaya untuk mengurangi atau mempertahankan debit limpasan tetap di masa yang akan datang agar tidak terjadi genangan lokal maupun banjir kiriman ke Semarang Bawah.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang” dengan baik. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun mendapatkan bantuan dari banyak pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Widjanarko, ST, MT selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam proses penyusunan tugas akhir.

2. Bapak Dr. Ing Wisnu Pradoto, ST, MT selaku dosen pembahas yang banyak memberikan saran dan masukan dalam perbaikan tugas akhir.

3. Ibu Dr. Ing Wiwandari Handayani, ST, MT, MPS selaku dosen pembahas yang telah memberikan masukan untuk perbaikan tugas akhir.

4. Bapak dan Ibu Suparmo selaku kedua orang tua yang selalu memberikan doa serta dukungan lahir dan batin agar mendapatkan kelancaran dalam menyelesaikan kuliah dan Tugas Akhir. 5. Seluruh keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberi dukungan.

6. Keluarga Planologi Angkatan 2009 khususnya kelas B yang selalu bersama-sama memberikan dukungan dan semangat dalam kuliah maupun selama penyusunan Tugas Akhir.

7. Semua pihak lainnya yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan Tugas Akhir ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi semua pembaca.

Semarang, Juli 2013


(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PUBLIKASI ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Sasaran ... 3

1.3.1 Tujuan ... 3

1.3.2 Sasaran ... 4

1.4 Ruang Lingkup ... 4

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ... 4

1.4.2 Ruang Lingkup Materi ... 6

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

1.7 Kerangka Pemikiran ... 9

1.8 Metode Penelitian... 11

1.8.1 Analisis Perubahan Guna Lahan di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 11

1.8.2 Analisis Pelayanan Drainase Kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 13

1.8.3 Analisis Pengaruh Perubahan Gunan Lahan Terhadap Pelayanan Drainase Kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 19


(9)

ix

1.9 Proses Penelitian ... 20

1.10 Sistematika Penulisan ... 22

BAB II KAJIAN LITERATUR PENGARUH PERUBAHAN GUNA LAHAN TERHADAP PELAYANAN DRAINASE 2.1 Perubahan Guna Lahan ... 23

2.1.1 Definisi Perubahan Guna Lahan ... 23

2.1.2 Klasifikasi Guna Lahan ... 23

2.1.3 Konsep Perubahan Guna Lahan ... 25

2.1.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Guna Lahan ... 25

2.2 Sistem Drainase ... 26

2.2.1 Definisi Sistem Drainase ... 26

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Sistem Drainase ... 27

2.2.3 Sungai Sebagai Sistem Drainase Mayor ... 28

2.2.4 Daerah Aliran Sungai (DAS) ... 29

2.2.5 Permasalahan Sistem Drainase... 30

2.3 Tingkat Pelayanan Drainase ... 33

2.3.1 Kapasitas Saluran Drainase ... 33

2.3.2 Debit Limpasan Air ... 35

2.4 Pengaruh Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase ... 36

BAB III GAMBARAN UMUM PENGGUNAAN LAHAN DAN PELAYANAN DRAINASE KAWASAN SEKITAR KAMPUS UNDIP TEMBALANG 3.1 Kondisi Geografis dan Administratif Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 40

3.2 Kondisi Fisik Alam ... 43

3.2.1 Topografi (Kelerengan) ... 43

3.2.2 Klimatologi ... 44

3.2.3 Jenis Tanah ... 45

3.2.4 Hidrologi ... 46

3.3 Kondisi Demografi Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang... 48

3.3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 48

3.3.2 Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 50

3.4 Penggunaan Lahan Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 52 3.4.1 Penggunaan Lahan Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus


(10)

x

UNDIP Tembalang ... 54

3.4.2 Penggunaan Lahan Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 56

3.5. Koefisien Limpasan Air Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 58

3.6. Karakteristik Sungai Krengseng... 60

3.6.1 Arah Aliran Air DAS Krengseng ... 62

3.6.2 Kapasitas Sungai Krengseng ... 64

3.7 Banjir dan Genangan di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 66

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GUNA LAHAN TERHADAP PELAYANAN DRAINASE DI KAWASAN SEKITAR KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1 Perubahan Guna Lahan di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 68

4.1.1 Perubahan Guna Lahan di Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 68

4.1.2 Perubahan Guna Lahan di Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 75

4.2 Pelayanan Drainase di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 81

4.2.1 Curah Hujan Harian Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 81

4.2.2 Intensitas Curah Hujan Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 83

4.2.3 Debit Limpasan Air Hujan Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 85

4.2.4 Debit Limpasan Air Limbah Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 89

4.2.5 Debit Limpasan Air Total Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 92

4.2.6 Tingkat Pelayanan Drainase Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 95

4.3 Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 101

4.3.1 Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase Daerah Hulu ... 101

4.3.1 Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase Daerah Hilir ... 108


(11)

xi

4.4 Temuan Studi ... 114

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 119

5.2 Rekomendasi ... 120

5.2.1 Rekomendasi Bagi Pemerintah ... 120

5.2.1 Rekomendasi Bagi Peneliti ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 122


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Perbandingan Penelitian Terkait ... 7

Tabel I.2 Kebutuhan Data Analisis Perubahan Guna Lahan ... 11

Tabel I.3 Input Output Perubahan Guna Lahan ... 13

Tabel I.4 Kebutuhan Data Analisis Pelayanan Drainase ... 14

Tabel I.5 Nilai Koefisien Limpasan Air ... 17

Tabel I.6 Interpretasi Nilai Koefisien Limpasan Air ... 17

Tabel II.1 Penyebab Banjir dan Genangan ... 32

Tabel II.2 Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Sistem Hidrologi ... 39

Tabel III.1 Luas Kelurahan Derah Hulu dan Hilir DAS Krengseng ... 41

Tabel III.2 Sub Catchment Area Daerah Hulu Dan Hilir Das Krengseng ... 42

Tabel III.3 Curah Hujan Maksimal Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 44

Tabel III.4 Jenis Tanah dan Kepekaan Terhadap Erosi ... 46

Tabel III.5 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang ... 48

Tabel III.6 Kepadatan Penduduk Per Kelurahan Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang ... 49

Tabel III.7 Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang ... 50

Tabel III.8 Penggunaan Lahan Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 52

Tabel III.9 Penggunaan Lahan Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 54

Tabel III.10 Penggunaan Lahan Perkelurahan Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 55

Tabel III.11 Penggunaan Lahan Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 56

Tabel III.12 Penggunaan Lahan Perkelurahan Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 58

Tabel III.13 Koefisien Limpasan Guna Lahan Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang ... 58

Tabel III.14 Koefisien Limpasan Air Daerah Hulu dan Hilir DAS Krengseng Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang ... 59


(13)

xiii

Tabel III.15 Kapasitas Tampungan Maksimal Sungai Krengseng ... 64 Tabel III.16 Kejadian Banjir dan Genangan Kawasan Sekitar kampus UNDIP Tembalang .... 67 Tabel IV.1 Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus

Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 69 Tabel IV.2 Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus

Undip Tembalang Tahun 2001-2006 dan Tahun 2006-2011 ... 70 Tabel IV.3 Input Output Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Hulu Kawasan Sekitar

Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2006 ... 71 Tabel IV.4 Input Output Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Hulu Kawasan Sekitar

Kampus Undip Tembalang Tahun 2006-2011 ... 72 Tabel IV.5 Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Hulu Perkelurahan Kawasan Sekitar

Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 72 Tabel IV.6 Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus

Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 75 Tabel IV.7 Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus

Undip Tembalang Tahun 2001-2006 dan Tahun 2006-2011 ... 76 Tabel IV.8 Input Output Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Hilir Kawasan Sekitar

Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2006 ... 78 Tabel IV.9 Input Output Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Hilir Kawasan Sekitar

Kampus Undip Tembalang Tahun 2006-2011 ... 78 Tabel IV.10 Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Hilir Perkelurahan Kawasan Sekitar

Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 79 Tabel IV.11 Nilai Koefisien Thiessen Stasiun Curah hujan Kawasan Sekitar

Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 82 Tabel IV.12 Curah Hujan Harian Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang ... 82 Tabel IV.13 Intensitas Curah Hujan Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang

Tahun 2001-2011 ... 84 Tabel IV.14 Debit Limpasan Air Hujan Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus Undip

Tembalang ... 86 Tabel IV.15 Debit Limpasan Air Hujan Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus Undip

Tembalang ... 87 Tabel IV.16 Debit Limpasan Air Limbah Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus Undip

Tembalang ... 90 Tabel IV.17 Debit Limpasan Air Limbah Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus Undip


(14)

xiv

Tabel IV.18 Debit Limpasan Air Total Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus Undip

Tembalang ... 93 Tabel IV.19 Debit Limpasan Air Total Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus Undip

Tembalang ... 94 Tabel IV.20 Tingkat Pelayanan Drainase Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus Undip

Tembalang ... 96 Tabel IV.21 Tingkat Pelayanan Drainase Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus Undip

Tembalang ... 99 Tabel IV.22 Besaran Perubahan Guna Lahan dan Pelayanan Drainase Daerah Hulu

Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 101 Tabel IV.23 Nilai Koefisien Regresi Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus UNDIP

Tembalang ... 102 Tabel IV.24 Besaran Perubahan Guna Lahan dan Pelayanan Drainase Daerah Hilir

Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 108 Tabel IV.25 Nilai Koefisien Regresi Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus UNDIP

Tembalang ... 109 Tabel IV.26 Input Output Perubahan Guna Lahan dan Pelayanan Drainase Daerah Hilir

Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 114 Tabel IV.27 Tingkat Pelayanan Drainase Daerah Hulu dan Hilir Kawasan Sekitar

Kampus Undip Tembalang ... 115 Tabel IV.28 Koefisien Limpasan Air, Debit Limpasan Air dan Tingkat Pelayanan Drainase


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Daerah Hulu dan Hilir DAS Krengseng Kawasan Sekitar Kampus UNDIP

Tembalang ... 5

Gambar 1.2 Peta Sub Catchment Area Daerah Hulu dan Hilir DAS Krengseng ... 6

Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran ... 10

Gambar 1.4 Kerangka Analisis ... 21

Gambar 2.1 Struktur Saluran Drainase ... 29

Gambar 2.2 Permasalahan Sistem Drainase... 31

Gambar 2.3 Penampang Saluran Drainase ... 34

Gambar 2.4 Perubahan Infiltrasi dan Run Off Kawasan Perkotaan ... 37

Gambar 2.5 Peningkatan Debit Limpasan Air ... 38

Gambar 3.1 Konstelasi Wilayah Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 40

Gambar 3.2 Peta Sub Catchment Area Daerah Hulu dan Hilir DAS Krengseng ... 42

Gambar 3.3 Peta Kelerengan Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 43

Gambar 3.4 Grafik Curah Hujan Rata-Rata Harian Per Bulan Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 45

Gambar 3.5 Peta Jenis Tanah Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 46

Gambar 3.6 Peta Kedudukan DAS Krengseng dalam DAS Babon ... 47

Gambar 3.7 Grafik Perkembangan Penduduk Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 49

Gambar 3.8 Grafik Distribusi Penduduk Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Tembalang ... 50

Gambar 3.9 Grafik Perkembangan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Tembalang Tahun 2001-2011 ... 51

Gambar 3.10 Grafik Perkembangan Penggunaan Lahan Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 53

Gambar 3.11 Peta Penggunaan Lahan Kawasan Sekitar kampus UNDIP Tembalang ... 53

Gambar 3.12 Grafik Perkembangan Penggunaan Lahan Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 55

Gambar 3.13 Penggunaan Lahan Daerah Hulu Sungai Krengseng ... 56

Gambar 3.14 Grafik Perkembangan Penggunaan Lahan Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 57


(16)

xvi

Gambar 3.16 Grafik Koefisien Limpasan Air Daerah Hulu dan Hilir Kawasan Sekitar

Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 60

Gambar 3.17 Saluran Drainase Minor di Kawasan Permukiman ... 61

Gambar 3.18 Sungai Krengseng di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 61

Gambar 3.19 Peta Arah Aliran Air Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 62

Gambar 3.20 Peta Arah Aliran Air DAS Babon ... 63

Gambar 3.21 Penampang Sungai Daerah Hulu... 65

Gambar 3.22 Penampang Sungai Daerah Hilir ... 65

Gambar 3.23 Peta Kapasitas Sungai Sub Catchment Area DAS Krengseng ... 66

Gambar 3.24 Peta Titik Genangan Air dan Banjir Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 67

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Penggunaan Lahan Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 71

Gambar 4.2 Peta Perubahan Guna Lahan Kawasan Daerah Hulu Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 74

Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Penggunaan Lahan Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 77

Gambar 4.4 Peta Perubahan Guna Lahan Kawasan Daerah Hilir Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 81

Gambar 4.5 Grafik Curah Hujan Harian Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 83

Gambar 4.6 Grafik Intensitas Curah Hujan Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 85

Gambar 4.7 Grafik Debit Limpasan Air Hujan Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 87

Gambar 4.8 Grafik Debit Limpasan Air Hujan Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 89

Gambar 4.9 Grafik Debit Limpasan Air Limbah Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 91

Gambar 4.10 Grafik Debit Limpasan Air Limbah Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 92

Gambar 4.11 Grafik Debit Limpasan Air Total Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 94 Gambar 4.12 Grafik Debit Limpasan Air Total Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus


(17)

xvii

UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 95 Gambar 4.13 GrafikTingkat Pelayanan Drainase Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus

UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 98 Gambar 4.14 Grafik Tingkat Pelayanan Drainase Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus

UNDIP Tembalang Tahun 2001-2011 ... 100 Gambar 4.15 Grafik Pengaruh Perubahan Lahan Sawah Terhadap Pelayanan Drainase

Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 104 Gambar 4.16 Grafik Pengaruh Perubahan Lahan Permukiman Terhadap Pelayanan

Drainase Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 105 Gambar 4.17 GrafikPengaruh Perubahan Lahan tegal/Kebun Terhadap Pelayanan

Drainase Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 106 Gambar 4.18 Grafik Pengaruh Perubahan Lahan Lainnya Terhadap Pelayanan Drainase

Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 107 Gambar 4.19 Grafik Pengaruh Perubahan Lahan Sawah Terhadap Pelayanan Drainase

Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 110 Gambar 4.20 Pengaruh Perubahan Lahan Permukiman Terhadap Pelayanan Drainase

Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 111 Gambar 4.21 Grafik Pengaruh Perubahan Lahan tegal/Kebun Terhadap Pelayanan

Drainase Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 112 Gambar 4.22 Grafik Pengaruh Perubahan Lahan Lainnya Terhadap Pelayanan Drainase

Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 113 Gambar 4.23 Grafik Besaran Pengaruh Perubahan Lahan Lainnya Terhadap Pelayanan


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A METODE PENELITIAN ... 125

A.I Analisis Hidrologi ... 126

A.II Uji Validitas Analisis Regresi Linier Berganda ... 128

LAMPIRAN B HASIL KOMPILASI DATA ... 130

B.I Data Penggunaan Lahan Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 131

Tabel B.1 Penggunaan Lahan Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 131

Tabel B.2 Penggunaan Lahan Daerah Hulu dan Hilir Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 131

Tabel B.3 Penggunaan Lahan Sawah Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 132

Tabel B.4 Penggunaan Lahan Permukiman Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 132

Tabel B.5 Penggunaan Lahan Tegal/Kebun Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 133

Tabel B.6 Penggunaan Lahan Lainnya Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 133

B.II Data Curah Hujan Harian Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 134

Tabel B.7 Curah Hujan Stasiun Gunungpati Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 134

Tabel B.8 Curah Hujan Stasiun Susukan Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 134

Tabel B.9 Curah Hujan Stasiun Sumurboto Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 135

LAMPIRAN C HASIL ANALISIS DATA ... 136

C.I Hasil Analisis Koefsisien Limapasan Air Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang . 137 Tabel C.1 Koefisien Limpasan Air Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 137

Tabel C.2 Koefisien Limpasan Air Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 137


(19)

xix

C.II Hasil Analisis Perubahan Guna Lahan Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 138

Tabel C.3 Distribusi Penggunaan Lahan Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang Tahun 2001-2011 ... 138 Tabel C.4 Distribusi Penggunaan Lahan Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus Undip

Tembalang Tahun 2001-2011 ... 138 Tabel C.5 Distribusi Penggunaan Lahan Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus Undip

Tembalang Tahun 2001-2011 ... 138 Tabel C.6 Penggunaan Lahan Perkelurahan Kawasan Sekitar Kampus Undip

Tembalang Tahun 2001-2011 ... 139 C.III Hasil Analisis Intensitas Curah Hujan Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang ... 139

Tabel C.7 Intensitas Curah Hujan Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang

Tahun 2001-2011 ... 139 C.IV Hasil Normalisasi Data Regresi Linier Berganda ... 140

Tabel C.8 Normalisasi Data Regresi Daerah Hulu Kawasan Sekitar Kampus Undip

Tembalang Tahun 2001-2011 ... 140 Tabel C.9 Normalisasi Data Regresi Daerah Hilir Kawasan Sekitar Kampus Undip

Tembalang Tahun 2001-2011 ... 140 C.IV Hasil Analisis Regresi Pengaruh Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase ... 140

LAMPIRAN D BERITA ACARA PROPOSAL TUGAS AKHIR DAN TUGAS AKHIR .. 149 LAMPIRAN E LEMBAR ASISTENSI ... 162


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kampus Universitas Diponegoro (UNDIP) di Tembalang membawa dampak yang besar terhadap aktivitas dan kehidupan masyarakat di wilayah sekitarnya. Pada awalnya, kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang sebagian besar merupakan daerah terbuka berupa sawah dan perkebunan. Namun, seiring dengan perkembangan kampus UNDIP Tembalang dan semakin meningkatnya kebutuhan akomodasi untuk mahasiswa UNDIP menjadikan kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang mengalami perubahan guna lahan menjadi kawasan terbangun berupa permukiman.

Perubahan guna lahan kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang mulai terjadi sejak tahun 1990an dan berkembang pesat pada tahun 2010, akibat adanya perpindahan kampus Universitas Diponegoro dari Pleburan ke Tembalang. Kawasan di sekitar Kampus UNDIP Tembalang yang mengalami perubahan guna lahan meliputi Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Banyumanik. Pesatnya perubahan guna lahan menjadi lahan permukiman yang terjadi di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang ini berdampak pada fungsi lahan sebagai resapan air dan juga debit limpasan air pada saluran drainase.

Drainase termasuk salah satu infrastruktur perkotaan yang sangat penting. Drainase merupakan sistem pembuangan untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan baik melalui permukaan tanah maupun bawah permukaan tanah untuk menghindari terjadinya genangan air sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu (Suripin, 2004). Drainase sangat dibutuhkan karena mempengaruhi siklus hidrologi air. Besarnya limpasan air dan kualitas air yang dapat dialirkan oleh drainase akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas persediaan air tanah (David dan Davies, 2000).

Sebagai kawasan pendidikan dan kawasan konservasi yang terletak di bagian atas Kota Semarang, kawasan Kampus UNDIP Tembalang dan sekitarnya juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air. Seluruh aliran air yang ada di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang pada akhirnya mengalir ke Sungai Krengseng sebagai saluran drainase mayor yang kemudian dialirkan ke Sungai Babon dan Sungai Banjir Kanal Timur yang merupakan muara saluran drainase dan mengalir ke Semarang Bawah (Pemkot Semarang, 2000). Sungai Krengseng ini sangat berperan penting dalam mengalirkan limpasan air di kawasan Tembalang dan juga limpasan air ke Semarang Bawah.


(21)

Sungai Krengseng yang melintasi kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang merupakan bagian dari DAS Babon yang masuk dalam wilayah Sub DAS Pengkol. Aliran Sungai Krengseng ini melintasi 13 (tiga belas) kelurahan meliputi 8 kelurahan di Kecamatan Banyumanik dan 5 kelurahan di Kecamatan Tembalang. Dalam pembagian daerah tangkapan air, wilayah yang termasuk dalam DAS Krengseng ini dibagi menjadi dua catchment area yaitu daerah hulu yang mencakup Kecamatan Banyumanik dan daerah hilir yang mencakup Kecamatan Tembalang. Aliran air pada daerah hulu Sungai Krengseng sangat ditentukan oleh Kali Tirto Agung dan Kali Gambir sebagai anak Sungai Krengseng. Keseluruhan limpasan air di kedua anak sungai ini pada akhirnya akan masuk ke Sungai Krengseng dan mengalir ke daerah hilir. Sedangkan aliran air di daerah hilir ditentukan oleh Sungai Krengseng dan Kali Begal yang pada akhirnya juga akan mengalir ke bagian paling hilir Sungai Krengseng dan masuk ke Sungai Babon.

Dalam Sub DAS Pengkol, Sungai Krengseng termasuk sungai yang memiliki tekanan penduduk tinggi serta terjadi proses perubahan (konversi) penggunaan lahan dari lahan terbuka menjadi lahan terbangun. Akibat alih fungai lahan pada kawasan yan termasuk dalam DAS Krengseng yaitu Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Banyumanik, terjadi penurunan kemampuan lahan untuk meresapkan air ke dalam tanah. Air hujan yang tidak dapat diresapkan langsung mengalir ke saluran drainase minor, ataupun anak Sungai Krengseng. Besarnya limpasan air ini berakibat pada terjadinya peningkatan debit limpasan air dan debit puncak Sungai Krengseng yang dapat menyebabkan banjir lokal di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang dan banjir kiriman di Semarang Bawah.

Di daerah hulu Sungai Krengseng yaitu Kelurahan Pedalangan dan Kelurahan Srondol Wetan merupakan kawasan yang sering terjadi banjir pada musim penghujan yang disebabkan oleh luapan air dari anak sungai Krengseng (RDTRK Kota Semarang, 2010). Perubahan guna lahan yang terjadi di daerah hulu kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang ini selain mempengaruhi besarnya limpasan air Sungai Krengseng daerah hulu juga akan mempengaruhi limpasan air ke daerah hilir. Karena keseluruhan air daerah hulu akan masuk ke Sungai Krengseng daerah hilir. Semakin besar debit limpasan air dari daerah hulu, semkain besar pula debit limpasan air daerah hilir.

Besarnya debit limpasan air akan mempengaruhi tingkat pelayanan drainase Sungai Krengseng. Debit limpasan air yang melebihi kapasitas menyebabkan penurunan kemampuan Sungai Krengseng dalam menampung limpasan air yang akhirnya dapat menyebabkan banjir dan genangan. Bukan hanya banjir dan genangan di daerah hulu dan hilir kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang namun juga di kawasan Semarang Bawah. Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian mengenai pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang.


(22)

1.2. Perumusan Masalah

Kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang yang meliputi Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Banyumanik mengalami perkembangan perubahan guna lahan pesat sebagai dampak semakin berkembangnya Kampus UNDIP Tembalang. Perkembangan guna lahan ini dapat terlihat dari peningkatan perubahan lahan terbangun terutama untuk permukiman. Perubahan guna lahan yang menyebabkan peningkatan luas tutupan lahan mengakibatkan daerah tangkapan air menjadi berkurang sehingga limpasan air ke saluran drainase mayor berupa Sungai Krengseng menjadi meningkat. Sementara itu, kapasitas Sungai Krengseng tidak mampu menampung limpasan air sehingga akan menyebabkan genangan dan banjir.

Permasalahan genangan dan banjir yang terjadi di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang bukan hanya permasalahan lokal. Permasalahan drainase ini juga dapat menimbulkan masalah genangan dan banjir di kawasan Semarang Bawah. Hal ini dikarenakan kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang merupakan bagian wilayah Semarang atas yang berfungsi sebagai kawasan resapan untuk mengurangi limpasan air ke wilayahnya di bawahnya. Adanya perubahan guna lahan untuk permukiman juga dapat menambah potensi timbulnya erosi di hulu sungai dan sedimentasi Sungai Krengseng yang melewati kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang. Sementara itu, semakin berkurangnya daerah resapan air menyebabkan debit limpasan air pada saluran drainase Sungai Krengseng meningkat yang menyebabkan terjadinya peningkatan aliran puncak dan beban sedimen pada Kali Babon dan Banjir Kanal Timur sebagai muara drainase. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya banjir kiriman bagi Kota Semarang Bawah .

Permasalahan genangan dan banjir tidak hanya menyebabkan kerugian materil bagi penduduk dan aset infrastruktur lain. Genangan dan banjir juga berpengaruh terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan penduduk. Selain itu, meningkatnya pembuangan limbah domestik ke saluran dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air dan lingkungan.

Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi researh question dari penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang.” Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui besarnya pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase yang ada di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang.

1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang.


(23)

1.3.2 Sasaran

Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran penelitian yang dilakukan meliputi: 1. Identifikasi perubahan guna lahan di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang 2. Identifikasi pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang

3. Analisis pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian yang saling terkait satu sama lain meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang yang dilalui oleh Sungai Krengseng yaitu kawasan yang masuk dalam DAS Krengseng. DAS Krengseng di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang ini meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Banyumanik. Sungai Krengseng merupakan saluran drainase mayor kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang. Aliran Sungai Krengseng ini meliputi 8 kelurahan di Kecamatan Bnayumanik yaitu Kelurahan Banyumanik, Srondol Wetan, Srondol Kulon, Pudak Payung, Ngesrep, Padangsari, Pedalangan dan Sumurboto. Sedangkan di Kecamatan Tembalang mencakup 5 kelurahan yaitu Kelurahan Tembalang, Mangunharjo, Bulusan, Kramas dan Meteseh.

Kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang yang termasuk dalam DAS Krengseng luas daerah tangkapan 1513,007 Ha dan terbagi menjadi dua catchment area (daerah tangkapan air) yaitu daerah hulu dan daerah hilir (PSDA Jawa Tengah, 2005). Catchment area pertama adalah daerah hulu yang mencakup wilayah Kecamatan Banyumanik dan terdiri dari 8 Kelurahan dengan luas daerah tangakapan 744,152 Ha. Catchment area kedua adalah daerah hilir yang mencakup Kecamatan Tembalang yang terdiri dari 5 kelurahan dengan luas daerah tangkapan 738,855 Ha Kedudukan kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang berdasarkan kedua catchment area tersebut dapat dilihat pada gambar peta dibawah ini.


(24)

Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2010. Gambar 1.1

Daerah Hulu dan Hilir DAS Krengseng Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang

Masing-masing catchment area kemudian dibagi menjadi beberapa sub catchment area berdasarkan arah aliran air pada Sungai Krengseng dan juga anak Sungai Krengseng. Pembagian sub catchment area ini atas dasar pertimbangan perhitungan debit limpasan air. Besarnya limpasan air Sungai Krengseng didaerah hilir pasti akan lebih besar dibandingkan daerah hulu. Karena untuk Sungai Krengseng daerah hilir selain menampung limpasan air dari daerah tangkapannya, juga menampung limpasan air yang mengalir dari daerah hulu.

Berdasarkan aliran air, untuk daerah hulu dibagi menjadi 2 (dua) sub catchment area dan untuk daerah hilir terbagi menjadi 3 (tiga) sub catchment area. Pada daerah hulu, sub catchment area 1 ( S 01) adalah DTA Kali Tirto Agung dan sub catchment area 2 (S 02) adalah DTA Kali Gambir. Besarnya debit limpasan air pada kedua Kali inilah nantinya yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan drainase Sungai Krengseng daerah hulu. Untuk daerah hilir, sub catchment area 1 (S 03) adalah DTA Sungai Krengseng, sub catchment area 2 ( S 04) adalah DTA Kali Begal dan sub catchment area 3 ( S 05) adalah DTA Sungai Krengseng Hilir. Besarnya


(25)

limpasan air dari ketiga DTA inilah yang digunakan untuk mengetahui besarnya tingkat pelayanan drainase Sungai Krengseng daerah hilir.

Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2010. Gambar 1.2

Sub Catchment Area Daerah Hulu dan Hilir DAS Krengseng

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase yang meliputi:

1. Perubahan guna lahan.

Variabel yang dibahas yaitu mengenai luas perubahan lahan, jenis guna lahan, dan persebaran guna lahan. Definisi dari masing-masing variabel ini adalah sebagai berikut.:

Perubahan adalah hal atau keadaaan yang berubah, peralihan atau pertukaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Guna lahan merupakan semua jenis penggunaan atas lahan oleh manusia meliputi penggunaan untuk pertanian hingga lapangan olahraga, rumah mukim hingga rumah makan, rumah sakit hingga kuburan (Lindgren, 1985).


(26)

Perubahan guna lahan menurut Turner & Meyer (1991 dalam Asdak 1995), adalah suatu proses untuk mengelola lahan secara lebih intensif atau ekstensif atau bahkan merubah pemanfaatan tata guna lahan. Sementara itu menurut Mardiansyah (1999 dalam Setiyadi, 2007), perubahan guna lahan secara umum memiliki pengertian sebagai suatu pemanfaatan baru atas lahan yang berbeda dengan pemanfaatan lahan sebelumnya.

2. Pelayanan drainase yang ada berupa tingkat kemampuan saluran drainase yang dapat dilihat dari kapasitas saluran dan debit limpasan air. Definisi operasional dari pelayanan drainase adalah sebagai berikut.

Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah usaha untuk memenuhi sesuai kebutuhan. Drainase adalah serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal (Kodoatie, 2003). Jadi, pelayanan drainase adalah tingkat kemampuan saluran drainase untuk menampung debit limpasan air.

3. Pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase berupa besarnya pengaruh perubahan luas tiap jenis guna lahan terhadap tingkat pelayanan drainase.

Definisi operasional pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk atau merubah karakter suatu hal yang berbeda dari semula. Jadi, pengaruh guna lahan terhadap pelayanan drainase adalah besarnya efek dari perubahan guna lahan terhadap kemampuan drainase dalam menampung limpasan air.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mengkaji pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang. Sebelumnya, telah terdapat penelitian yang membahas dengan tema dan fokus materi yang hampir sama. Namun, penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya.Penelitian sebelumnya hanya mengkaji pengaruh perubahan guna lahan terhadap debit limpasan air atau hanya mengevaluasi pelayanan drainase yang ada. Penelitian ini lebih memfokuskan pada kajian perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase.Perbedaan penelitian ini lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1.

TABEL I.1

PERBANDINGAN PENELITIAN TERKAIT Penelitian Yang

Sudah Dilakukan

Judul Lokasi Tahun Metodologi/ Alat

Analisis Hasil

Prayogi Akbar Putra dan Marisa Handajani

Evaluasi Permasalahan Sistem Drainase Kawasan Jeruk Purut, Kecamatan Pasar

Kawasan Jeruk Purut, Kecamatan

2009 Pendekatan kuantitatif dengan alat analisis hidrologi, analisis

faktor-faktor penyebab

terjadinya banjir di wilayah Jeruk


(27)

Penelitian Yang Sudah Dilakukan

Judul Lokasi Tahun Metodologi/ Alat

Analisis Hasil

Minggu,

Kotamadya Jakarta Selatan Pasar Minggu, Kotamadya Jakarta Selatan

hidrolika dan analisis deskriptif evaluatif

Purut, Kotamadya Jakarta Selatan

Susilowati dan Timta Santita N.R

Analisis Perubahan Tata Guna Lahan Dan Koefisien Limpasan Terhadap Debit Drainase Perkotaan

Kota Surakarta

1997 Pendekatan kuantitatis dengan metode analisis hidrologi

Kecenderungan debit limpasan akibat perubaha guna lahan kurun waktu 4 tahun Merry Yelzal,

Joko Nugroho, dan Suardi Natasaputra

Pengaruh Perubahan Tataguna Lahan Terhadap Debit Limpasan Drainase Di Kota Bukittinggi

Kota Bukittinggi

2010 Pendekatan kuantitatis dengan metode analisis hidrologi

Perubahan koefisien

limpasan untuk tata guna lahan eksisting dan rencana tata ruang tahun 2030 terhadap debit limpasan drainase

di Kota

Bukittinggi Adelia Untari Studi Pengaruh

Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Debit Di Das Citepus, Kota Bandung

DAS Citepus, Kota Bandung

2009 Analisis Hidrologi Analisis Debit Puncak

Kajian perubahan tata guna lahan, koefisien

limpasan, debit limpasan

Yuni Hastuti Kajian Tata Guna Lahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Babon Kota Semarang dan Implikasinya terhadap Ketersediaan Air

DAS Babon, Kota Semarang

2002 Analisis Deskriptif Eksploratif

Analisis hubungan

perubahan guna lahan dengan ketersediaan air Sumber: Analisis , 2013

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian kajian pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase di kawasan sekitar kampus UNDIP Tembalang antara lain sebagai berikut.

1. Manfaat dalam perumusan kebijakan dan rencana tata ruang.

Penelitian ini bermanfaat bagi perencana dan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan serta sebagai evaluasi dalam merumuskan kebijakan dan tata ruang kedepannya. Bahwa dalam pembangunan suatu kawasan perkotaan, terutama pembangunan kawasan terbangun untuk permukiman akan berpengaruh terhadap pelayanan drainase yang ada, berupa kemampuan kapasitas drainase dalam menampung debit limpasan air. Karena semakin luas lahan terbangun, maka debit limpasan air ke saluran drainase akan semakin tinggi.Sehingga dalam suatu kawasan yang cepat berkembang harus diperhatikan ketersediaan dan kemampuan saluran


(28)

drainase yang ada agar tetap relevan dengan besarnya debit limpasan air yang diakibatkan perubahan guna lahan menjadi lahan terbangun.

Selain itu, dalam pengembangan kawasan juga perlu memperhatikan kapasitas saluran drainase yang ada yang artinya adanya keseimbangan antara peningkatan permukiman dengan kemampuan saluran drainase dalam menampung limpasan air agar tidak terjadi luapan maupun banjir akibat saluran yang tidak mampu menampung debit limpasan air.

Dalam pengembangan kawasan yang berupa kawasan konservasi yang merupakan daerah atas yang lebih tinggi juga harus memperhatikan fungsi kawasan sebagai daerah resapan air. Karena pada akhirnya semua limpasan air daerah atas akan mengalir ke wilayah dibawahnya sehingga besarnya debit limpasan air tidak hanya akan menimbulkan genangan dan banjir lokal namun juga banjir di wilayah bawahnya yang lebih rendah.

2. Manfaat bagi masyarakat.

Dapat dijadikan sebagai masukan agar masyarakat tidak melakukan pembangunan berupa permukiman secara tidak terkendali dengan melakukan konversi atau alih fungsi lahan terbuka menjadi lahan terbangun yang mengakibatkan daerah resapan air semakin berkurang. Selain itu juga dapat dijadikan masukan bahwa akibat peningkatan lahan terbangun yang tidak memperhatikan fungsi saluran drainase ini akan berdampak pada masyarakat sendiri. Karena jika sungai sudah tidak mampu menampung debit limpasan dan meluap maka akan terjadi banjir dan genangan yang banyak menimbulkan kerugian bagi masyarakat sendiri.

1.7 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan dilatarbelakangi oleh adanya perubahan guna lahan yang pesat di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang sebagai akibat perkembangan aktivitas pendidikan. Perubahan guna lahan ini meningkatkan tutupan lahan dan berkurangnya daerah resapan air sehingga debit limpasan air menjadi meningkat. Akibatnya kapasitas Sungai Krengseng menjadi berkurang. Debit limpasan air yang semakin meningkat sementara itu kapasitas saluran drainase semakin berkurang akibanya terjadi perubahan tingkat pelayanan drainase dari tahun ke tahun. Untuk itulah perlu diketahui bagaimana pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase di Kawasan Sekitar kampus UNDIP Tembalang. Untuk mengetahui pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase dilakukan analisis kuantitatif dan kualitatif meliputi analisis deskriptif kuantitatif, analisis input output, analisis hidrologi, analisis perbandingan dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini yaitu berupa pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang.


(29)

Sumber: Analisis, 2013

Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran Perubahan Luas Tiap Jenis

Guna Lahan

Tingkat Pelayanan Drainase Identifikasi Perubahan Guna Lahan dan Pelayanan Drainase

di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Perkembangan Kampus UNDIP Tembalang

Perubahan guna lahan

Peningkatan Debit Limpasan Air Peningkatan Laju Erosi Lahan

Perubahan Tingkat Pelayanan Drainase di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang

Penurunan Daerah Resapan Air

Bagaimanakah Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang

Di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang

Kajian Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang

Di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang

Survei Primer Kondisi drainase

Penggunaan Lahan

Permasalahan drainase

Survei Sekunder Perubahan guna lahan

Curah Hujan

Karakteristik Saluran

Debit Rencana Saluran

Analisis Hidrologi

Analisis Regresi Linier Berganda

Kapasitas Saluran Drainase

Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase Di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang

Analisis Perbandingan Analisis Deskriptif Kuantitatif

Kecenderungan Limpasan Air

Latar Belakang

Permasalahan

Research Question

Tujuan

Perkembangan Aktivitas di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang

Input

Proses Analisis

Output

Sedimentasi Saluran Drainase

Penurunan Kapasitas Saluran Drainase

Peningkatan Tutupan Lahan


(30)

1.8 Metode Penelitian

Penelitian pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang bertujuan untuk menemukan fakta berupa perubahan guna lahan yang terjadi di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang, tingkat pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang serta menganalisis pengaruh perubahan guna lahan terhadap tingkat pelayanan drainase. Penelitian ini diawali dengan perumusan masalah berdasarkan pertimbangan teori –teori yang mendukung serta sebagai dasar dalam merumuskan variabel- variabel. Maka, penelitian ini termasuk dalam penelitian verifikatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran suatu teori yang ada pada suatu kondisi tertentu.

1.8.1 Analisis Perubahan Guna Lahan di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang Analisis perubahan guna lahan dilakukan bertujuan untuk mengetahui luas, jenis dan distribusi perubahan guna lahan serta kecenderungan perubahan guna lahan yang terjadi di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang baik didaerah hulu maupun daerah hilir DAS Krengseng.

1.8.1.1 Metode Pengumpulan Data Perubahan Guna Lahan

Data yang dibutuhkan untuk menganalisis perubahan guna lahan di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang adalah data tata guna lahan secara time series dalam waktu 10 tahun yaitu mulai tahun 2001 hingga 2011 untuk mengetahui besarnya perubahan guna lahan yang terjadi. Data time series selama 10 tahun ini dianggap cukup untuk melihat perubahan yang terjadi. Data tata guna lahan merupakan data sekunder berupa peta dan teks yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau instansi dan dimanfaatkan dalam penelitian ini. Untuk mendukung data sekunder, dibutuhkan juga data primer berupa foto kondisi eksisting tata guna lahan. Adapun kebutuhan data untuk identifikasi perubahan guna lahan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel I.1 berikut.

TABEL I.2

KEBUTUHAN DATA ANALISIS PERUBAHAN GUNA LAHAN

Nama Data Jenis

Data

Tipe Data

Tahun

Data Unit Data Sumber Data

Peta tata guna lahan

 Luas guna lahan Jenis guna lahan

Sekunder Primer Peta Teks Foto 2001- 2011

Kelurahan  Kantor Kecamatan Tembalang

 Kantor Kecamatan Banyumanik

 BPS Kota Semarang  Bappeda Kota Semarang  PSDA Jawa Tengah  Lapangan

Sumber : Analisis , 2013

Metode pengumpulan data untuk identifikasi perubahan guna lahan sesuai kebutuhan data diatas adalah survei primer dan survei sekunder. Survei primer dilakukan untuk mengumpulkan


(31)

data primer yaitu foto kondisi eksisting penggunaan lahan kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang dengan cara observasi visual langsung. Adapun instrument atau perlengkapan yang diperlukan dalam melakukan observasi meliputi catatan atau list yang akan diamati, peta dasar Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Banyumanik, serta alat tulis dan kamera.

Survei sekunder dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yang berasal dari instansi terkait yaitu Kantor Kecamatan Tembalang dan Banyumanik, BPS Kota Semarang, Bappeda Kota Semarang dan PSDA Jawa Tengah. Instrumen yang dibutuhkan dalam survei sekunder yaitu alat tulis dan kamera.

1.8.1.2 Metode Analisis Perubahan Guna Lahan

Analisis yang digunakan untuk menganalisis perubahan guna lahan di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang daerah hulu dan daerah hilir adalah analisis deskriptif kuantitatif dan analisis input output.

1. Analisis Deskriptif Kuantitatif

Analisis deskriptif kuantitatif merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan data kuantitatif atau data yang bersifat numerik menjadi teks atau deskripsi agar lebih mudah dipahami. Analisis perubahan guna lahan dari tahun 2001 hingga 2011 dilakukan berdasarkan perubahan pada masing-masing jenis penggunaan lahan. Adapun klasifikasi jenis penggunaan lahan yang dianalisis meliputi sawah, permukiman, tegalan/kebun dan lainnya. Pengklasifikasian jenis guna lahan ini didasarkan atas ketersediaan data yang ada. Adapun penjelasan masing-masing jenis guna lahan ini adalah:

- Lahan sawah merupakan penggunaan lahan berupa sawah tadah hujan dan sawah irigasi. - Lahan permukiman merupakan lahan yang digunakan untuk bangunan perumahan dan

pekarangan, industri, perdagangan jasa, perkantoran dan bentuk tutupan lahan lainnya.

- Lahan tegal/kebun merupakan lahan yang digunakan untuk aktivitas pertanian kering berupa perkebunan atau tegalan.

- Lahan lainnya merupakan gabungan penggunaan lahan ladang, hutan, kuburan, semak belukar, dan lahan kosong.

Dari analisis yang dilakukan, keluaran yang dihasilkan berupa luas perubahan guna lahan yang terjadi berdasarkan klasifikasi jenis guna lahan di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang didaerah hulu dan hilir DAS Krengseng serta perubahan luas berdasarkan jenis guna lahan di masing-masing kelurahan. Hasil analisis ini berupa deskripsi, tabel, dan grafik dari perubahan guna lahan yang terjadi.

2. Analisis Input-Output (I/O)

Model input-output merupakan model analisis yang sering digunakan untuk mengetahui besarnya suatu aliran antar variabel. Pada awalnya analisis ini hanya digunakan untuk menganalisis


(32)

perakonomian dalam sektor industri, namun sekarang telah berkembang dan sering dipakai dalam disiplin ilmu lainnya. Konsep dasar dalam analisis input-output perekonomian sektor industri adalah untuk menghasilkan suatu keluaran (output) perlu adanya suatu masukan (input) dari sektor-sektor lain.

Pada analisis perubahan guna lahan, model Input Output di adaptasi berdasarkan pada kemampuan model dalam mendeskripsikan keterkaitan antar variabel (Setiyadi, 2007). Jadi, sektor produksi dalam model I/O dianalogikan sebagai penggunaan lahan, sehingga pertukaran yang terjadi berupa perubahan dari suatu guna lahan menjadi guna lahan lainnya. Beberapa asumsi yang mendasari penyesuaian model I/O ini dalam analisis perubahan guna lahan yaitu Wijaya (dalam Setiadi, 2007):

- Laju arah, kecenderungan dan kebutuhan lahan dominan dipengaruhi oleh kebutuhan ruang sistem aktivitas kota

- Perubahan penggunaan lahan dapat dikatakan sebagai fungsi dari nilai lahan kota dari segi pengguna lahan

- Nilai lahan dipandang dari segi ekonomi, dalam hal ini diwakili oleh harga lahan mutlak, yaitu hampir sama sekali tidak mengalami penurunan.

Jenis guna lahan yang digunakan dalam analisis I/O ini berdasarkan pada klasifikasi guna lahan yaitu lahan sawah, permukiman, tegal/kebun dan lainnya. Model analisis I/O perubahan guna lahan di kawasan sekitar kampus UNDIP Tembalang adalah sebagai berikut.

TABEL I.3

INPUT OUTPUT PERUBAHAN GUNA LAHAN Hasil

Asal

Penggunaan Lahan Luas Asal

Tahun (Xi)

Sawah Permukiman Tegal/Kebun Lainnya

Penggunaan Lahan

Sawah X11 X12 X13 X14 X1

Permukiman X21 X22 X23 X24 X2

Tegal/Kebun X31 X32 X33 X34 X3

Lainnya X41 X42 X43 X44 X4

Luas Akhir Tahun (Xj) X1 X2 X3 X4 X

Sumber : Wijaya dalam Pangarso, 2001, diolah.

Output dari analisis I/O ini berupa perubahan pada masing-masing jenis guna lahan yang menunjukkan besaran luas perubahan suatu lahan menjadi lahan lainnya.

1.8.2 Analisis Pelayanan Drainase di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang

Analisis pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat pelayanan drainase Sungai Krengseng. Dengan dilakukannya analisis pelayanan drainase dapat diketahui debit limpasan air kawasan sekitar Kampus UNDIP


(33)

Tembalang daerah hulu dan hilir DAS Krengseng dan kapasitas maksimum saluran drainase dalam menampung limpasan air serta tingkat pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang.

1.8.2.1 Metode Pengumpulan Data Analisis Pelayanan Drainase

Variabel data yang dibutuhkan untuk analisis pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang adalah intensitas curah hujan, debit limpasan air limbah, serta kapasitas saluran drainase. Untuk mendapatkan variable data tersebut dibutuhkan data-data sebagai berikut.

TABEL I.4

KEBUTUHAN DATA IDENTIFIKASI PELAYANAN DRAINASE

No Variabel

Data Nama Data

Jenis Data

Tipe Data

Tahun

Data Unit Data Sumber Data

1. Intensitas Curah Hujan 

Data Curah Hujan Harian  Data Lama

Waktu Hujan

Sekunder Peta Teks

2001- 2011

Kelurahan  BMKG Kota Semarang

 PSDA Jawa Tengah

2. Debit

Limpasan Air  Jumlah Penduduk  Kepadatan

Penduduk

Sekunder Peta Teks

2001- 2011

Kelurahan  Kantor Kecamatan Tembalang  Kantor Kecamatan

Banyumanik 4. Kapasitas

Drainase 

Data Kondisi Saluran

Drainase Masterplan

Drainase  Data daerah

genangan air Data debit

rencana saluran  Data erosi dan

sedimentasi saluran Sekunder Primer Peta Teks Foto 2001- 2011

Kelurahan  Bappeda Kota Semarang

 PSDA Jawa Tengah

 Lapangan

Sumber : Analisis Penyusun, 2013

Metode pengumpulan data untuk analisis pelayanan drainase sesuai kebutuhan data diatas adalah survei primer dan survei sekunder. Survei primer dilakukan untuk mengumpulkan data primer yaitu kondisi eksisting saluran drainase dan daerah genangan air dikawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang dengan cara observasi visual langsung. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data berupa foto kondisi saluran drainase yang ada. Adapun instrument atau perlengkapan yang diperlukan dalam melakukan observasi meliputi catatan atau list yang akan diamati, peta Sungai Krengseng, serta alat tulis dan kamera.


(34)

Survei sekunder dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yang berasal dari instansi terkait yaitu Kantor Kecamatan Tembalang dan Banyumanik, BMKG Kota Semarang, PSDA Jawa Tengah dan Bappeda Kota Semarang. Instrumen yang dibutuhkan dalam survei sekunder yaitu alat tulis dan kamera.

1.8.2.2 Metode Analisis Pelayanan Drainase

Analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang berupa analisis debit limpasan air hujan, debit limpasan air limbah, evaluasi kapasitas saluran drainase dan analisis tingkat pelayanan drainase. Dalam melakukan analisis ini dilakukan metode analisis berupa analisis hidrologi dan analisis perbandingan.

1. Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi dilakukan untuk mengetahui besarnya debit limpasan di daerah hulu dan hilir kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang. Proses analisa hidrologi merupakan proses pengolahan data curah hujan dan data luas daerah pengaliran (catchment area) untuk mengetahui besarnya curah hujan harian maksimal, intensitas curah hujan sehingga diperoleh debit limpasan air hujan. Karena saluran drainase yang terdapat di kawasan sekitar kampus UNDIP Tembalang merupakan saluran drainase campuran, maka selain dilakukan analisis debit limpasan air hujan juga dilakukan analisis debit limpasan air limbah. Debit limpasan total saluran merupakan penjumlahan dari debit limpasan air hujan dan air limbah.

a. Curah Hujan Harian Rata-rata

Curah hujan yang diperlukan untuk mengetahui besarnya debit limpasan air adalah curah hujan harian rata-rata di seluruh wilayah studi yang dinyatakan dalam satuan mm. Data curah hujan rata-rata ini nantinya yang dijadikan input dalam analisis untuk mengetahui intensitas curah hujan. Data curah hujan harian diperoleh dari data stasiun hujan. Untuk menghasilkan data curah hujan yang valid, dilakukan kompilasi dari beberapa stasiun curah hujan terdekat di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang. Karena data curah hujan harian dari masing-masing stasiun curah hujan berbeda-beda maka dilakukan analisis untuk menghasilkan curah hujan harian rata-rata menggunakan Metode Polygon Thiessen yang dapat dilihat pada lampiran A.

b. Intensitas Curah Hujan

Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu di mana air tersebut terkonsentrasi (Loebis 1992). Intensitas curah hujan merupakan jumlah hujan yang dinyatakan dalam tingginya kapasitas/volume air hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan berubah-ubah tergantung lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Namun, dalam penelitian ini intensitas hujan diasumsikan sama atau konstan dalam memberikan aliran dalam satu tahun. Input untuk mengetahui intensitas curah hujan


(35)

adalah data curah hujan rata-rata dan data waktu konsentrasi hujan. Intensitas curah hujan ini diperlukan untuk mengetahui besarnya debit limpasan air hujan.

Curah hujan harian maksimal merupakan curah hujan kawasan dalam satu hari dengan satuan mm. Sedangkan waktu konsentrasi hujan waktu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran ( titik kontrol ) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi. Dalam hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi, maka setiap bagian wilayah secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap titik kontrol. Perhitungan intensitas curah hujan dapat dilihat pada lampiran A.

c. Debit Limpasan Air

Perhitungan debit limpasan air merupakan gabungan dari debit limpasan air hujan dan debit limpasan air limbah. Penggunaan kedua debit ini dikarenakan drainase yang ada di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang merupakan saluran drainase campuran yang menampung limpasan air hujan dan juga limpasan air limbah.

 Debit Limpasan Air Hujan (Qa)

Input untuk menghitung debit air hujan adalah data koefisien run off, intensitas curah hujan dan luas daerah tangkapan. Debit limpasan air hujan didasarkan pada limpasan air hujan yang terjadi dan tingkat aliran puncak dengan variabel amatan yang diorientasikan pada intensitas hujan selama waktu konsentrasi dan luas daerah pengaliran. Rumus yang digunakan untuk menentukan debit air hujan adalah Metode Rasional yang dapat dilihat pada lampiran A.

Beberapa asumsi dasar untuk menggunakan model Rasional adalah sebagai berikut (Wanielista 1990) :

- Curah hujan terjadi dengan intensitas yang tetap dalam satu jangka waktu tertentu, setidaknya sama dengan waktu konsentrasi.

- Limpasan langsung mencapai maksimum ketika durasi hujan dengan intensitas yang tetap, sama dengan waktu konsentrasi.

- Koefisien run off dianggap tetap selama durasi hujan. - Luas daerah tangkapan tidak berubah selama durasi hujan.

Salah satu variabel yang perlu diperhitungkan dalam menentukan debit limpasan air hujan adalah koefisien limpasan air (C ). Nilai koefisien limpasan air suatu kawasan berbeda-beda tergantung pada jenis penggunaan lahannya.berikut standar nilai koefisien limpasan air menurut SNI.


(36)

TABEL I.5

NILAI KOEFISIEN LIMPASAN AIR

Jenis Guna Lahan Koefisien Limpasan Air

Daerah Perdagangan Kota

Sekitar Kota

0,70 – 0,95 0,50 – 0,70 Daerah Permukiman

Satu rumah

Banyak rumah, terpisah Banyak rumah, rapat Pemukiman, Pinggiran kota Apartemen

0,30 - 0,50 0,40 – 0,60 0,60 - 0,75 0,25 – 0,40 0.50 – 0.70 Daerah industri

Ringan padat

0.50-0.80 0.60-0.90 Lapangan, kuburan dan sejenisnya 0.10-0.25 Halaman, jalan kereta api dan sejenisnya 0.20-0.35

Lahan tidak terpelihara 0.10-0.30

Sumber: SNI 03-2415-1991

Dalam kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang terdiri dari 4 (empat) jenis guna lahan yaitu sawah, permukiman, tegal/kebun dan lainnya. Dan masing-masing jenis guna lahan memiliki nilai koefisien limpasan air berbeda-beda, sehingga dalam menentukan besarnya koefisien limpasan digunakan perhitungan model Rasional dengan mempertimbangkan jenis dan luas tiap guna lahan.

Menurut Hasssing (dalam Dewajati, 2003 ) terdapat 4 (empat) interpretasi dari nilai koefisien limpasan air, yang menunjukkan pengaruhnya terhadap debit limpasan air.

TABEL I.6

INTERPRETASI NILAI KOEFISIEN LIMPASAN AIR

Koefisien Limpasan Air Keterangan

< 0,25 Debit limpasan air kecil 0,25 – 0,50 Debit limpasan air sedang 0,50 – 0,75 Debit limpasan air besar

0,75 -1,00 Debit limpasan air sangat besar Sumber: Dewajati, 2003

 Debit Limpasan Air Limbah (Qd)

Perhitungan debit limpasan air limbah digunakan untuk menghitung beberapa besar jumlah air buangan yang akan ditampung saluran drainase. Input dalam melakukan analisis ini adalah data kepadatan penduduk dan luas daerah aliran serta tingkat pelayanan drainase. Perhitungan debit limpasan air limbah ini menggunakan rumus Rasional yang dapat dilihat pada lampiran A.


(37)

 Debit Limpasan Air Total (Qt)

Debit limpasan air total merupakan penjumlahan dari debit limpasan air hujan dan debit limpasan air limbah. Debit limpasan air total inilah yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan drainase. Besarnya debit limpasan air total pada Sungai Krengseng untuk daerah hulu dan hilir berbeda. Untuk daerah hulu, debit limpasan air pada drainase mayor merupakan penggabungan dari debit limpasan air anak-anak sungainya. Sedangkan untuk debit limpasan air drainase mayor daerah hilir merupakan penggabungan dari debit limpasan air dari anak sungai wilayah hilir dan juga debit limpasan air dari saluran drainase mayor daerah hulu yang mengalir ke hilir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A.

2. Analisis Perbandingan

Analisis perbandingan digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang. Tingkat pelayanan drainase dapat diketahui dengan membandingkan debit limpasan air total (Qt) dengan debit maksimum saluran drainase eksisting (Qp eksisting). Kapasitas maksimum saluran drainase yang digunakan dalam analisis perbandingan adalah kapasitas saluran drainase aktual (Qp). Kapasitas aktual saluran drainase ini diperoleh dari hasil observasi dan melakukan perhitungan dari dimensi penampang saluran dan kecepatan aliran air.

Qp aktual = A x V

Dimana, A = luas penampang saluran drainase ( lebar x kedalaman saluran) (m2) V= kecepatan aliran air (m/detik)

Berikut perbandingan untuk mengetahui tingkat pelayanan drainase. Tingkat pelayanan drainase = Qt / Qp aktual

Dimana, Qt = debit limpasan air total / debit eksisting (m3/detik)

Qp aktual = debit maksimum saluran drainase aktual (m3/detik)

Hasil perbandingkan antara Qt dengan Qp ini akan menghasilkan tingkat pelayanan drainase yang dinyatakan dalam prosentase (%). Asumsinya yaitu :

- Jika debit limpasan air total (Qt) < debit maksimum saluran drainase (Qp) atau tingkat pelayanan drainase kurang dari 100%, maka saluran drainase masih mampu menampung debit limpasan air. Artinya, pelayanan drainase baik.

- Jika debit limpasan air total (Qt) > debit maksimum saluran drainase (Qp) atau tingkat pelayanan drainase lebih dari 100%, maka saluran drainase tidak mampu menampung debit limpasan air dan akan terjadi luapan. Artinya, pelayanan drainase buruk.


(38)

1.8.3 Analisis Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang

Analisis analisis pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase dilakukan bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perubahan guna lahan yang terjadi terhadap tingkat pelayanan drainase. Analisis ini dilakukan untuk menilai besarnya pengaruh perubahan masing-masing jenis guna lahan yang terjadi selama kurun waktu 10 tahun yaitu tahun 2001 hingga 2011 didaerah hulu dan daerah hilir kawasan sekitar kampus UNDIP Tembalang

Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Menurut Santoso (2002), regresi merupakan salah satu metode analisis kuantitatif yang menghasilkan model matematis. Analisis regresi linier berganda merupakan metode analisis yang digunakan untuk meramalkan pengaruh dua variabel prediktor (variabel bebas) atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau variabel terikat atau untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (dilambangkan dengan x) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (dilambangkan dengan y).

Variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah tingkat pelayanan drainase. Sedangkan variabel bebasnya (x) adalah perubahan guna lahan yang terjadi meliputi luas lahan sawah, lahan permukiman, lahan tegalan/kebun dan lahan lainnya (ladang, hutan, kuburan, semak belukar dan lahan kosong). Model analisis regresi linier berganda dinyatakan dalam bentuk persamaan yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 b3X3+b4X4 Dimana: Y = tingkat pelayanan drainase

a = nilai konstan b= koefisien regresi X1 = luas lahan sawah X2 = luas lahan permukiman X3 = luas lahan tegal/kebun X4 = luas lahan lainnya

Metode yang digunakan dalam membentuk persamaan regresi dalam penelitian ini adalah metode Enter yaitu dengan memasukkan seluruh variabel secara bersamaan dalam analisis. Output yang dihasilkan dari analisis regresi adalah koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan atau besarnya pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase, juga menunjukan arah hubungan antara antara tingkat pelayanan drainase dengan perubahan pada tiap jenis guna lahan apakah berhubungan positif atau negatif. Hubungan yang positif atau berbanding lurus artinya terdapat hubungan yang berbanding


(39)

lurus antara perubahan guna lahan dengan tingkat pelayanan drainase. Jika luas guna lahan meningkat, maka pelayanan drainase juga meningkat. Dan sebaliknya, hubungan yang negatif menunjukkan bahwa antara perubahan guna lahan dengan tingkat pelayanan drainase berbanding terbalik. Jika luas guna lahan meningkat, maka tingkat pelayanan drainase mengalami penurunan.

Sebelum model analisis regresi linier dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas untuk menentukan apakah model regresi sesuai dan dapat digunakan dalam analisis atau tidak. Terdapat beberapa uji validitas model regresi yang dilakukan yaitu Uji Goodness Of Fit (R2), Uji F- test , uji t- test, Uji Multikolinearitas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Autokorelasi yang lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A.

1.9 Proses Penelitian

Proses penelitian melalui beberapa tahap dari awal hingga akhir yang disusun secara sistematis dengan baik agar pelaksanaannya berjalan lancar dan sesuai target yan diinginkan. Tahapan dalam penelitian terbagi menjadi tiga yaitu tahap pra survei, tahap survei lapangan dan tahap pasca survei.

1. Tahap Pra Survei

Tahapan pra survei merupakan tahapan kegiatan persiapan sebelum melaksanakan survei dilapangan. Dari tahapan ini diharapkan menghasilkan output yang dapat mendukung kegiatan pengambilan data saat survei. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi kajian literature atau critical review konsep dan teori perencanaan sebagai dasar dalam penelitian, penentuan wilayah studi penelitian, pencarian isu di wilayah studi penelitian, pencarian data sekunder gambaran umum wilayah studi serta penentuan tujuan dan kerangka pemikiran. Selain itu, juga dirumuskan kebutuhan data yang akan dicari dalam pelaksanaan survei dan menentukan metode pengumpulan data dan metode analisis data yang akan dilakukan. Output yang dihasilkan pada tahap ini berupa proposal penelitian.

2. Tahap Survei Lapangan

Tahap survei lapangan merupakan kegiatan pencarian dan pengumpulan data di wilayah studi. Pencarian dan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder dilakukan berdasarkan atas kebutuhan dan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan pengumpulan data dilakukan melalui observasi untuk pengumpulan data primer dan telaah literature untuk pengumpulan data sekunder. Output yang dihasilkan pada tahap ini berupa data dan informasi yang sesuai kebutuhan data.

3. Tahap Pasca Survei

Pada tahap ini dilakukan kompilasi dan klasifikasi data dan informasi yang telah dikumpulkan. Kompilasi data dilakukan untuk menggabungkan data dan informasi yang diperoleh.


(40)

Klasifikasi data dilakukan untuk mengelompokkan data sesuai variable data dan sasaran penelitian. Setelah dilakukan kompilasi dan klasifikasi data selanjutnya dilakukan verfikasi data untuk mengecek data dan informasi yang masih kurang. Data dan informasi yang telah dikumpulkan, dikompilasi dan diklasifikasi selanjutnya dianalisis sesuai metode analisis yang telah ditetapkan. Output yang dihasilkan pada tahap ini adalah analisis data dan pembahasan.

Sumber: Analisis, 2013

Gambar 1.4 Kerangka Analisis

Luas perubahan menurut jenis guna lahan Data dan Peta tata guna

lahan

Analisis Deskriptif Kuantitatif

Analisis Hidrologi : Model Typology Thiessen Data Curah Hujan Menurut

Stasiun Hujan

Intensitas Curah Hujan

Data Koefisien Run Off

Data Luas Daerah Aliran

Data Produksi Limbah Data Kepadatan Penduduk

Debit Limpasan Air Hujan

Debit Limpasan Air Limbah

Debit limpasan Air Total

Kapasitas Maksimum Saluran Drainase Aktual

Tingkat Pelayanan Drainase Luas perubahan jenis guna

lahan

Analisis Regresi Linier Berganda

Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase Analisis Hidrologi :

Penjumlahan Analisis Input Output

Curah Hujan Harian Rata-Rata

Data Panjang Sungai Data Kemiringan Sungai

Analisis Hidrologi : Rumus Kirpich

Waktu Konsentrasi Hujan Harian

Waktu Konsentrasi Hujan Harian

Analisis Hidrologi : Rumus Monomabe Intensitas Curah Hujan

Analisis Hidrologi : Rumus Rasional

Data Luas Daerah Aliran Data Tingkat Pelayanan

Drainase Minor

Analisis Hidrologi : Rumus Rasional

Analisis Perbandingan


(1)

TABEL I.5

NILAI KOEFISIEN LIMPASAN AIR

Jenis Guna Lahan Koefisien Limpasan Air Daerah Perdagangan

Kota Sekitar Kota

0,70 – 0,95 0,50 – 0,70 Daerah Permukiman

Satu rumah

Banyak rumah, terpisah Banyak rumah, rapat Pemukiman, Pinggiran kota Apartemen

0,30 - 0,50 0,40 – 0,60 0,60 - 0,75 0,25 – 0,40 0.50 – 0.70 Daerah industri

Ringan padat

0.50-0.80 0.60-0.90 Lapangan, kuburan dan sejenisnya 0.10-0.25 Halaman, jalan kereta api dan sejenisnya 0.20-0.35 Lahan tidak terpelihara 0.10-0.30 Sumber: SNI 03-2415-1991

Dalam kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang terdiri dari 4 (empat) jenis guna lahan yaitu sawah, permukiman, tegal/kebun dan lainnya. Dan masing-masing jenis guna lahan memiliki nilai koefisien limpasan air berbeda-beda, sehingga dalam menentukan besarnya koefisien limpasan digunakan perhitungan model Rasional dengan mempertimbangkan jenis dan luas tiap guna lahan.

Menurut Hasssing (dalam Dewajati, 2003 ) terdapat 4 (empat) interpretasi dari nilai koefisien limpasan air, yang menunjukkan pengaruhnya terhadap debit limpasan air.

TABEL I.6

INTERPRETASI NILAI KOEFISIEN LIMPASAN AIR

Koefisien Limpasan Air Keterangan

< 0,25 Debit limpasan air kecil 0,25 – 0,50 Debit limpasan air sedang 0,50 – 0,75 Debit limpasan air besar

0,75 -1,00 Debit limpasan air sangat besar Sumber: Dewajati, 2003

 Debit Limpasan Air Limbah (Qd)

Perhitungan debit limpasan air limbah digunakan untuk menghitung beberapa besar jumlah air buangan yang akan ditampung saluran drainase. Input dalam melakukan analisis ini adalah data kepadatan penduduk dan luas daerah aliran serta tingkat pelayanan drainase. Perhitungan debit limpasan air limbah ini menggunakan rumus Rasional yang dapat dilihat pada lampiran A.


(2)

 Debit Limpasan Air Total (Qt)

Debit limpasan air total merupakan penjumlahan dari debit limpasan air hujan dan debit limpasan air limbah. Debit limpasan air total inilah yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan drainase. Besarnya debit limpasan air total pada Sungai Krengseng untuk daerah hulu dan hilir berbeda. Untuk daerah hulu, debit limpasan air pada drainase mayor merupakan penggabungan dari debit limpasan air anak-anak sungainya. Sedangkan untuk debit limpasan air drainase mayor daerah hilir merupakan penggabungan dari debit limpasan air dari anak sungai wilayah hilir dan juga debit limpasan air dari saluran drainase mayor daerah hulu yang mengalir ke hilir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A.

2. Analisis Perbandingan

Analisis perbandingan digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang. Tingkat pelayanan drainase dapat diketahui dengan membandingkan debit limpasan air total (Qt) dengan debit maksimum saluran drainase eksisting (Qp eksisting). Kapasitas maksimum saluran drainase yang digunakan dalam analisis perbandingan adalah kapasitas saluran drainase aktual (Qp). Kapasitas aktual saluran drainase ini diperoleh dari hasil observasi dan melakukan perhitungan dari dimensi penampang saluran dan kecepatan aliran air.

Qp aktual = A x V

Dimana, A = luas penampang saluran drainase ( lebar x kedalaman saluran) (m2) V= kecepatan aliran air (m/detik)

Berikut perbandingan untuk mengetahui tingkat pelayanan drainase. Tingkat pelayanan drainase = Qt / Qp aktual

Dimana, Qt = debit limpasan air total / debit eksisting (m3/detik)

Qp aktual = debit maksimum saluran drainase aktual (m3/detik)

Hasil perbandingkan antara Qt dengan Qp ini akan menghasilkan tingkat pelayanan drainase yang dinyatakan dalam prosentase (%). Asumsinya yaitu :

- Jika debit limpasan air total (Qt) < debit maksimum saluran drainase (Qp) atau tingkat pelayanan drainase kurang dari 100%, maka saluran drainase masih mampu menampung debit limpasan air. Artinya, pelayanan drainase baik.

- Jika debit limpasan air total (Qt) > debit maksimum saluran drainase (Qp) atau tingkat pelayanan drainase lebih dari 100%, maka saluran drainase tidak mampu menampung debit limpasan air dan akan terjadi luapan. Artinya, pelayanan drainase buruk.


(3)

1.8.3 Analisis Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase di Kawasan Sekitar Kampus UNDIP Tembalang

Analisis analisis pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase dilakukan bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perubahan guna lahan yang terjadi terhadap tingkat pelayanan drainase. Analisis ini dilakukan untuk menilai besarnya pengaruh perubahan masing-masing jenis guna lahan yang terjadi selama kurun waktu 10 tahun yaitu tahun 2001 hingga 2011 didaerah hulu dan daerah hilir kawasan sekitar kampus UNDIP Tembalang

Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Menurut Santoso (2002), regresi merupakan salah satu metode analisis kuantitatif yang menghasilkan model matematis. Analisis regresi linier berganda merupakan metode analisis yang digunakan untuk meramalkan pengaruh dua variabel prediktor (variabel bebas) atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau variabel terikat atau untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (dilambangkan dengan x) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (dilambangkan dengan y).

Variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah tingkat pelayanan drainase. Sedangkan variabel bebasnya (x) adalah perubahan guna lahan yang terjadi meliputi luas lahan sawah, lahan permukiman, lahan tegalan/kebun dan lahan lainnya (ladang, hutan, kuburan, semak belukar dan lahan kosong). Model analisis regresi linier berganda dinyatakan dalam bentuk persamaan yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 b3X3+b4X4 Dimana: Y = tingkat pelayanan drainase

a = nilai konstan b= koefisien regresi X1 = luas lahan sawah X2 = luas lahan permukiman X3 = luas lahan tegal/kebun X4 = luas lahan lainnya

Metode yang digunakan dalam membentuk persamaan regresi dalam penelitian ini adalah metode Enter yaitu dengan memasukkan seluruh variabel secara bersamaan dalam analisis. Output yang dihasilkan dari analisis regresi adalah koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan atau besarnya pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase, juga menunjukan arah hubungan antara antara tingkat pelayanan drainase dengan perubahan pada tiap jenis guna lahan apakah berhubungan positif atau negatif. Hubungan yang positif atau berbanding lurus artinya terdapat hubungan yang berbanding


(4)

lurus antara perubahan guna lahan dengan tingkat pelayanan drainase. Jika luas guna lahan meningkat, maka pelayanan drainase juga meningkat. Dan sebaliknya, hubungan yang negatif menunjukkan bahwa antara perubahan guna lahan dengan tingkat pelayanan drainase berbanding terbalik. Jika luas guna lahan meningkat, maka tingkat pelayanan drainase mengalami penurunan.

Sebelum model analisis regresi linier dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas untuk menentukan apakah model regresi sesuai dan dapat digunakan dalam analisis atau tidak. Terdapat beberapa uji validitas model regresi yang dilakukan yaitu Uji Goodness Of Fit (R2), Uji F- test , uji t- test, Uji Multikolinearitas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Autokorelasi yang lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A.

1.9 Proses Penelitian

Proses penelitian melalui beberapa tahap dari awal hingga akhir yang disusun secara sistematis dengan baik agar pelaksanaannya berjalan lancar dan sesuai target yan diinginkan. Tahapan dalam penelitian terbagi menjadi tiga yaitu tahap pra survei, tahap survei lapangan dan tahap pasca survei.

1. Tahap Pra Survei

Tahapan pra survei merupakan tahapan kegiatan persiapan sebelum melaksanakan survei dilapangan. Dari tahapan ini diharapkan menghasilkan output yang dapat mendukung kegiatan pengambilan data saat survei. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi kajian literature atau critical review konsep dan teori perencanaan sebagai dasar dalam penelitian, penentuan wilayah studi penelitian, pencarian isu di wilayah studi penelitian, pencarian data sekunder gambaran umum wilayah studi serta penentuan tujuan dan kerangka pemikiran. Selain itu, juga dirumuskan kebutuhan data yang akan dicari dalam pelaksanaan survei dan menentukan metode pengumpulan data dan metode analisis data yang akan dilakukan. Output yang dihasilkan pada tahap ini berupa proposal penelitian.

2. Tahap Survei Lapangan

Tahap survei lapangan merupakan kegiatan pencarian dan pengumpulan data di wilayah studi. Pencarian dan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder dilakukan berdasarkan atas kebutuhan dan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan pengumpulan data dilakukan melalui observasi untuk pengumpulan data primer dan telaah literature untuk pengumpulan data sekunder. Output yang dihasilkan pada tahap ini berupa data dan informasi yang sesuai kebutuhan data.

3. Tahap Pasca Survei

Pada tahap ini dilakukan kompilasi dan klasifikasi data dan informasi yang telah dikumpulkan. Kompilasi data dilakukan untuk menggabungkan data dan informasi yang diperoleh.


(5)

Klasifikasi data dilakukan untuk mengelompokkan data sesuai variable data dan sasaran penelitian. Setelah dilakukan kompilasi dan klasifikasi data selanjutnya dilakukan verfikasi data untuk mengecek data dan informasi yang masih kurang. Data dan informasi yang telah dikumpulkan, dikompilasi dan diklasifikasi selanjutnya dianalisis sesuai metode analisis yang telah ditetapkan. Output yang dihasilkan pada tahap ini adalah analisis data dan pembahasan.

Sumber: Analisis, 2013

Gambar 1.4 Kerangka Analisis

Luas perubahan menurut jenis guna lahan Data dan Peta tata guna

lahan

Analisis Deskriptif Kuantitatif

Analisis Hidrologi : Model Typology Thiessen Data Curah Hujan Menurut

Stasiun Hujan

Intensitas Curah Hujan

Data Koefisien Run Off

Data Luas Daerah Aliran

Data Produksi Limbah Data Kepadatan Penduduk

Debit Limpasan Air Hujan

Debit Limpasan Air Limbah

Debit limpasan Air Total

Kapasitas Maksimum Saluran Drainase Aktual

Tingkat Pelayanan Drainase Luas perubahan jenis guna

lahan

Analisis Regresi Linier Berganda

Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase Analisis Hidrologi :

Penjumlahan Analisis Input Output

Curah Hujan Harian Rata-Rata

Data Panjang Sungai Data Kemiringan Sungai

Analisis Hidrologi : Rumus Kirpich

Waktu Konsentrasi Hujan Harian

Waktu Konsentrasi Hujan Harian

Analisis Hidrologi : Rumus Monomabe Intensitas Curah Hujan

Analisis Hidrologi : Rumus Rasional

Data Luas Daerah Aliran Data Tingkat Pelayanan

Drainase Minor

Analisis Hidrologi : Rumus Rasional

Analisis Perbandingan


(6)

1.10 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan

Bab ini merupakan gambaran umum seluruh isi Tugas Akhir yang berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup wilayah dan materi, keaslian penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, proses penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Literatur Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase

Bab ini berisi mengenai kajian literatur terkait materi yang diteliti. Literatur yang dikaji meliputi perubahan guna lahan dan pelayanan drainase.

Bab III Gambaran Umum Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang

Bab ini berisi mengenai kondisi umum kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang, kondisi penggunaan lahan dan kondisi pelayanan drainase.

Bab IV Analisis Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap Pelayanan Drainase Di Kawasan Sekitar Kampus Undip Tembalang

Bab ini berisi mengenai analisis data yang diperoleh sehingga diketahui pengaruh perubahan guna lahan terhadap pelayanan drainase di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang.

Bab V Penutup

Berisi kesimpulan berdasarkan temuan hasil analisis dan rekomendasi bagi pemerintah dan penelitian selanjutnya.