Perlindungan Desain Industri dalam Industri Kerajinan Tangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Menurut UU NO 31 Tahun 2000

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia saat ini merupakan salah satu bangsa yang secara
normatif memiliki undang-undang yang cukup lengkap dalam bidang Hak
Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) keadaan ini hendaknya mampu
mendorong kepada upaya perbaikan dalam masalah perlindungan hukum di
bidang kekayaan Intelektual. Perlindungan hukum yang diberikan dalam desain
industri dimaksudkan untuk merangsang aktifitas kreatif dari pendesain untuk
terus-menerus menciptakan desain baru. 1
Perlindungan hukum terhadap desain industri sebagai salah satu karya
intelektual sangat diperlukan, bukan saja karena untuk kepentingan pendesain
semata akan tetapi dimaksudkan juga untuk merangsang kreatifitas pendesain
untuk terus menerus menciptakan desain baru. Tidak semua desain industri yang
baru dapat diberikan hak atas desain industri dan perlindungan hukum. Pasal 4
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (selanjutnya
disebut Undang-Undang Desain Industri) mengatur tentang desain industri yang
tidak mendapat perlindungan, yakni desain industri yang bertentangan dengan


1

Budi Agus Riswandi dan M.Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual Dan Budaya Hukum
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 51.

1

Universitas Sumatera Utara

2

peraturan perundang-undangan yang berlaku,ketertiban umum, agama, dan
kesusilaan. 2
Permasalahan mengenai HKI akan menyentuh berbagai aspek lainnya,
seperti aspek teknologi, industri, sosial, budaya dan berbagai aspek lainnya.
Namun aspek yang terpenting jika dihubungkan dengan perlindungan bagi karya
intelektual adalah aspek hukum. Hukum diharapkan mampu mengatasi berbagai
permasalahan yang timbul berkaitan dengan HKI tersebut. Hukum harus dapat
memberikan


perlindungan

bagi

karya

intelektual,

sehingga

mampu

mengembangkan daya kreasi masyarakat yang pada akhirnya bermuara pada
tujuan berhasilnya perlindungan HKI. 3
Undang-Undang Desain Industri merupakan instrumen yang tidak dapat
dilepaskan dalam mendorong perlindungan hukum yang secara komprehensif.
Perlindungan hukum yang diberikan terhadap hak desain industri dimaksudkan
untuk merangsang aktivitas kreatif dari pendesain untuk terus menciptakan desain
baru. Dalam rangka perwujudan iklim yang mampu mendorong


terciptanya

desain-desain baru dan sekaligus memberikan perlindungan hukum itulah
ketentuan desain industri disusun dalam undang-undang. 4
Kemajuan dunia perdagangan juga tidak

dapat dilepaskan dari

pembangunan di bidang ekonomi yang pelaksanaanya dititiberatkan pada sektor
industri. Salah satu kendala dalam melakukan pembangunan di Indonesia
khususnya di bidang ekonomi, adalah faktor perangkat hukum yang masih perlu
2 Sri Rahayu, “Kriteria Syarat Subjektif Pendaftaran Desain Industri” (Skripsi, Ilmu
Hukum, Program Sarjana, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2004), hlm.24-25.
3
I ketut Wirawan, “Budaya Hukum dan Disfungsi UUHC Kasus Masyarakat Seniman
Bali” ( Tesis, Ilmu Hukum, Program Pascasarjana UNDIP, Semarang, 2000),hlm.
4
Ibid., hlm. 52.


Universitas Sumatera Utara

3

dikembangkan dan ditegakkan guna mengimbangi kebutuhan kemajuan
masyarakat. Kemajuan dunia perdagangan berikut perangkatnya melesat
meninggalkan perjalanan hukum nasional. Oleh karena itu, dalam era globalisasi
perdagangan,

pembangunan

hukum

di

Indonesia

diharapkan

mampu


mengantisipasi kemajuan di setiap sektor kehidupan masyarakat. Sebagai negara
berkembang Indonesia harus memandang sisi perdagangan internasional yang
menimbulkan adanya persaingan tersebut sebagai suatu hal yang mempunyai arti
yang sangat penting. 5
Salah satu produk yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual manusia
adalah desain industri. Dalam perkembanganya desain industri memegang
peranan penting bagi keberhasilan perindustrian dan perdagangan suatu negara.
Desain industri merupakan sarana untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi yang
tinggi dalam suatu industri. Memasuki era perdagangan bebas, usaha-usaha
industri kecil yang mana dalam skripsi ini yaitu produksi kerajinan tangan UKM
perlu ditingkatkan dan dikembangkan agar dapat menghasilkan produk yang
mampu bersaing dalam hal mutu, harga dan sistem manajemen terpadu agar dapat
menembus pasar dalam negeri ataupun internasional. Disinilah peran desain atas
suatu produk industri akan terlihat, bukan hanya pada usaha industri besar
melainkan juga pada usaha industri kecil. Desain tersebut harus menimbulkan
minat beli dan layak secara keamanan, kesehatan, dan lingkungan hidup. 6
Suatu produk industri yang didesain dengan memenuhi aspek-aspek
estetika akan menimbulkan adanya daya jual yang tinggi sehingga dengan
5


Eric Wolfhard, Internasional Trade in Intellectual property:The emerging GATT
Regime, University of Toronto Faculty of Law Review,Vol.49,1991, hlm 107.
6
Bonny Surya, Peran Desain Bagi Ekspor Indonesia (Bandung), hlm.1.

Universitas Sumatera Utara

4

demikian terdapat nilai ekonomi yang terkandung dalam suatu hak desain industri.
seorang pendesain dalam hal ini adalah pelaku usaha kecil menegah (UKM)
memiliki hak ekonomi dalam setiap desain yang dihasilkanya yaitu kerajinan
tangan. Hak ekonomi tersebut dapat berupa hak untuk menjual, hak untuk
melisensikan dan segala hak yang dapat mendatangkan keuntungan ekonomis
bagi usaha kecil menegah (UKM). 7
Sebagai negara berkembang, Indonesia perlu memajukan sektor industri
dengan meningkatkan kemampuan daya saing. Salah satu adanya daya saing
tersebut adalah dengan memanfaatkan peranan desain industri yang merupakan
bagian dari hak kekayaan intelektual, keanekaragaman budaya yang dipadukan

dengan upaya untuk ikut serta dalam globalisasi perdagangan dengan memberikan
pula perlindungan hukum terhadap desain industri nasional. Diberikannya suatu
perlindungan hukum yang layak atas desain industri untuk dapat menjamin
kelanjutan

perkembangannya

dan

akan

meningkatkan

kreatifitas

dalam

menciptakan produk yang beragam disektor manufaktur dan kerajianan,serta
untuk menghindari kompetisi yang tidak sehat unfair competition walau dengan
perlindungan ini diberikan suatu hak monopoli tertentu. 8

Di Indonesia hak desain industri diberikan atas dasar permohonan.
Permohonan untuk pendaftaran tersebut ditujukan kepada Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual, diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.
Permohonan pendaftaran hanya dapat diajukan untuk 1 (satu) desain industri atau
7

Abdulkadir Muhammad I, Hukum Harta Kekayaan ( Bandung: Citra Aditya Bakti,
1994), hlm.115.
8

Abdulkadir Muhammad II, Kajian Hukum Ekonomi HKI ( Bandung: Citra Aditya,
,2001), hlm. 26.

Universitas Sumatera Utara

5

beberapa desain industri yang merupakan satu kesatuan desain industri atau
memiliki kelas yang sama. Adapun yang dimaksud dengan satu desain industri
adalah satu satuan lepas desain industri, sedangkan yang dimaksud dengan kelas

adalah kelas sebagaimana diatur dalam klasifikasi internasional tentang desain
industri bagaimana dimaksud dalam Locarno Agreement. 9
Seperti juga bidang hak kekayaan intelektual yang lain, desain industri
adalah karya intelektual yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Desain industri adalah satu konsep yang sudah tua. Indonesia sendiri sudah
mengenal konsep ini di dalam Undang-Undang Desain Industri. Desain industri
dalam undang-undang ini merujuk pada suatu karya intelektual tentang bentuk,
konfigurasi garis atau warna, atau garis dan warna yang memberikan kesan
estetis. Karya tersebut diwujudkan dalam pola tiga atau dua dimensi serta bisa
dipakai untuk menghasilkan suatu barang, komoditi industri atau kerajinan
tangan. 10
Produksi kerajinan tangan UKM dalam hal ini memerlukan perlindungan
desain industri. Namun dalam kenyataanya tidaklah mudah karena adanya
tantangan yang timbul. Salah satu tantangan tersebut adalah kurangnya kesadaran
hukum dan pemahaman masyarakat akan penting dan berharganya hasil karya
tersebut sehingga menimbulkan pelanggaran terhadap aturan desain industri,

9

M. Djumhana dan R. Djubaidillah, Hak Milik Intelektual Sejarah Teori dan Prakteknya

di Indonesi (Bandung: Citrra Aditya Bakti , 2004), hlm. 233.
10
Ibid, hlm.16.

Universitas Sumatera Utara

6

mulai dari pembajakan, pemalsuan, meniru, bahkan menjiplak secara keseluruhan
dari suatu desain dari karya orang lain. 11
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penulis mencoba memberikan
gambaran umum tentang perlindungan desain industri, dengan harapan kiranya
pelaku UKM mempunyai pemahaman yang baik tentang desain industri.
Selanjutnya, penulis juga berharap

agar pelaku UKM dapat mengetahui dan

memahami pengaturan desain industri dan perlindungan hukum desain industri
menurut UU No.31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.


B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan dan penelaahan penulis terhadap berbagai
literatur dan perundang-undangan,maka penulis mengemukankan permasalahan
yang berhubungan dengan judul skripsi ini yaitu:
1. Bagaimanakah pengaturan desain dalam industri kerajinan tangan usaha kecil
menengah (UKM) ?
2. Bagaimanakah perlindungan hukum desain industri dalam industri kerajinan
tangan usaha kecil menengah(UKM)?
3. Bagaimanakah peran pendaftaran desain industri dalam industri kerajinan
tangan dalam mengatasi hambatan yang dialami oleh usaha kecil menengah
(UKM) ?

11

Akang kasep, “Pembajakan Hambatan Industri Kreatif di
http://batampos.co.id/Opini/opini/Bangkit_dari_Krisis_dengan_industri_kreatif.html
tanggal 10 Mei 2013).

Indonesia”,
(diakses

Universitas Sumatera Utara

7

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan penulisan
Berdasarkan identifikasi permasalahn tersebut,maka dapat disimpulkan bahwa
yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah:
a. Untuk mengetahui peraturan mengenai desain industri dalam industri
kerajinan tangan usaha kecil menengah (UKM).
b. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan desain industri dalam industri
kerajinan tangan usaha kecil menengah (UKM).
c. Untuk mengetahui bagaimana peran pendaftaran desain industri kerajinan
perak dalam mengatasi hambatan yang dialami oleh usaha kecil menengah
(UKM).
2. Manfaat penulisan
a. Manfaat praktis
1) Skripsi ini bermanfaat untuk pelaku usaha kecil menengah dalam
mendaftarkan desain rancanganya.
2) Dan bermanfaat juga untuk pelaku usaha kecil menengah bahwa
diperlukan perlindungan hukum dalam menjamin kepastian hukum
dalam rancanganya.
b. Manfaat teoritis
1) Skripsi ini diharapkan berguna sebagai bahan untuk pengembangan
wawasan dan kajian lebih lanjut bagi yang ingin mengetahui dan
memperdalam tentang masalah perlindungan desain industri.

Universitas Sumatera Utara

8

2) Skripsi ini bermanfaat untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syaratnya untuk mencapai gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara yang merupakan kewajiban bagi setiap
mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.

D. Keaslian Penelitian
Ide dan usaha penulisan skripsi ini adalah berasal dari penulis sendiri.
Sepanjang pengamatan penulis, tidak ditemukan tulisan lain, baik skripsi maupun
karangan ilmiah lain yang memiliki kesamaan materi dengan skripsi ini. Baik
judul yang sama , isi, tata redaksi, format penulisan atau dengan kata lain “Tulisan
yang persis sama dengan tulisan” meskipun beberapa karangan ilmiah membahas
masalah perlindungan hukum dalam desain industri, akan tetapi terdapat
perbedaan yang jelas dengan skripsi ini. Proses pembuatan skripsi ini penulis
memulainya dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan
perlindungan hukum dalam industri kerajinan tangan usaha kecil menengah
(UKM) kemudian penulis merangkainya sendiri, menjadi suatu karya tulis ilmiah
yang disebut dengan skripsi. Oleh karena itu penulis dapat menyatakan bahwa
skripsi ini adalah karya asli penulis.

E. Tinjauan Pustaka
Desain industri merupakan salah satu bangunan dari hak atas kekayaan
intelektual. Adapun kekayaan intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil

Universitas Sumatera Utara

9

produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra,
gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan lain-lain yang berguna untuk manusia.
Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena
kemampuan intelektual manusia Sistem HKI merupakan hak privat (private
rights). Seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya
intelektualnya atau tidak. 12 Hak eklusif yang diberikan negara kepada individu
pelaku HKI (inventor, pencipta, pendesain dan sebagainya) tiada lain
dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas) nya dan agar
orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi, sehingga
dengan sistem HKI tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui
mekanisme pasar. Disamping itu sistem HKI menunjang diadakannya sistem
dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga
kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat
dihindari atau dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut,
diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan maksimal untuk
keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai
tambah yang lebih tinggi lagi
Perlindungan atas desain industri didasarkan pada konsep pemikiran
bahwa lahirnya desain industri tidak lepas dari kemampuan kreativitas cipta, rasa,
dan karsa yang dimiliki oleh manusia. Desain industri merupakan produk
intelektual manusia, produk peradaban manusia. 13 Jika desain industri itu semula
12

Wikipedia, “kekayaan intelektual”, http://id.wikipedia.org/wiki/Kekayaan_intelektual
(diakses tanggal 05 juli 2013).
13
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Jakarta :Raja Grafindo
Persada, 2003), hlm.467.

Universitas Sumatera Utara

10

diwujudkan dalam bentuk lukisan, karikatur atau gambar (grafik), satu dimensi
yang dapat diklaim sebagai hak cipta, maka pada tahapan berikutnya ia disusun
dalam bentuk dua atau tiga dimensi dan dapat diwujudkan dalam suatu pola yang
melahirkan produk material dan dapat diterapkan dalam aktivitas industri, dalam
wujud itulah kemudian dirumuskan sebagai desain industri. 14
Undang-Undang Desain Industri adalah undang-undang tentang desain
industri yang pertama yang dimiliki di Indonesia. Undang-undang ini disahkan
pemerintah pada tanggal 20 Desember 2000. Menurut Pasal 1 angka 11 UndangUndang Desain Industri, desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk,
konfigurasi atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna atau gabungan
dari padanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan
pesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi
serata dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas
industri, atau kerajinan tangan.

15

Begitu pentingnya unsur seni atau estetis dalam desain industri ini. Seni
dalam kerajinan tangan UKM mengandung unsur keindahan atau estetika itu
adalah hasil kreasi atau aktifitas manusia, karenanya ia merupakan karya
intelektualitas manusia yang seharusnya dilindungi sebagai property rights. Disisi
lain jika karya intelektualitas itu dapat diterapkan dan menghasilkan suatu produk

14

Ibid.
Tim Lindsey, dkk, Hak Kekayaan Intelektual:Suatu Pengantar (Bandung: Alumni,
2000), hlm. 220.
15

Universitas Sumatera Utara

11

berupa barang atau komoditas industri, maka gabungan keduanya (antara nilai
estetika dan nilai produk ) dirumuskan sebagai desain industri 16
Perlindungan terhadap HKI khususnya

desain industri mempunyai

korelasi yang erat dengan pembangunan ekonomi Indonesia, antara lain dengan
masuknya investasi asing dan eksistensi desain industri itu sendiri. Dalam
perkembanganya, desain industri merupakan suatu aset bagi pemiliknya yang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun untuk tetap bertahan
nasional dan dapat

di pasar

menembus pasar internasional,eksistensi desain industri

Indonesia harus selalu dijaga, dipertahankan, dan ditingkatkan, demikian pula
harus terdapat aturan main yang fair dan persaingan usaha yang sehat di antara
para pendesain.
Menurut Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (selanjutnya disebut UU UMKM) bertujuan
menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun
perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.17
Usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi

secara luas

kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam
mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro, kecil, dan menengah
adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh
kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya
16
17

OK. Saidin, Op.,Cit.,hlm.468.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.

Universitas Sumatera Utara

12

sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat,
tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan badan usaha milik negara. Dalam hal
ini pelaku usaha kecil menengah sangat memerlukan perlindungan desain industri
terhadap produk yang dihasilkanya, khususnya dalam penulisan ini produksi
UKM tersebut adalah kerajinan tangan yang memiliki desain yang perlu
dilindungi. 18
Pada dasarnya, relevansi HKI bagi UKM dapat digunakan sebagai sarana
untuk melakukan inovasi terhadap suatu produk. Hal ini dikarenakan syarat untuk
mendapatkan perlindungan atas kekayaan intelektual yang diformat dalam bentuk
pemberian HKI salah satunya adalah harus adanya unsur kebaruan. Dengan
adanya syarat seperti ini bagi UKM akan terdorong untuk mampu menghasilkan
produk yang lebih inovatif dan kreatif. Semisal; desain industri sebagai suatu
bentuk rancangan produk yang dapat berupa bentuk, konfigurasi dan komposisi
dapat dilindungi apabila mempunyai unsur kebaruan, estetika dan terdaftar.
Dengan kondisi demikian, desain industri tersebut jelas akan mampu
menghasilkan inovasi terhadap produk, mengingat rancangan desain produknya
diharuskan selalu mempunyai unsur kebaruan jika ingin dilindungi.
Relevansi lain dari HKI bagi penguatan UKM adalah HKI memiliki arti
yang sangat strategis untuk UKM. Dengan adanya HKI, UKM dapat melakukan
keberlanjutannya. Bahkan dengan HKI, UKM juga dapat melakukan ekspansi
pasar. Salah satu keberlanjutan UKM dapat dilakukan melalui pengembangan

18

Desy Rizki Koto, “Penerapan Prinsip Itikad Baik Dalam Penyelesaian Sengketa Desain
Industri,” ( Skripsi, Ilmu Hukum, Program Sarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2006),
hlm.11

Universitas Sumatera Utara

13

HKI, terutama bagi industri-industri yang mengandalkan kreatifitas dan inovasi
yang berasal dari suatu proses penuangan ide dan gagasan.
Sementara itu, melalui HKI pula suatu UKM dapat melakukan ekspansi
pasar tanpa harus mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Fenomena ini dapat
terjadi, jika HKI dapat dikomersialisasikan ke pasar dengan model lisensi
(licences) atau pengalihan hak (assignments). Artinya, dengan komersialisasi
HKI oleh UKM menjadikan UKM tidak harus bersusah payah menyiapkan
tempat, tenaga kerja untuk memasarkan produknya. 19
Jika dilihat dari pengertian yang diberikan oleh Pasal 1 Undang-Undang
Desain Industri tidak berarti secara otomatis desain industri yang dimaksud akan
mendapatkan perlindungan hukum. Hal ini mengingat konsep perlindungan desain
industri yang dianut dalam Undang-Undang Desain Industri di Indonesia
mengedepankan prinsip first to file principle, siapa yang mendaftarkan pertama
maka ia yang berhak atas suatu desain apabila mengacu kepada Undang-Undang
Desain Industri tampak terlihat dibedakan anatar desain yang dapat diberikan
perlindungan hukum dengan desain yang tidak diberikan perlindungan. Bagi
desain yang industri yang mendapat perlindungan harus memenuhi syarat:

20

1. Desain industri yang baru. Desain industri dianggap “ baru “ jika pada tanggal
penerimaan, desain industri tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang
telah ada sebelumnya. Jadi, jika ada pendaftaran dan juga tidak ada

19

Ibid.
Insan Budi Maulana, Pelangi HAKI dan Anti Monopol (Yogyakarta: PSH FH UII, ,
2000), hlm. 171 .
20

Universitas Sumatera Utara

14

pengungkapan lain mengenai desain industri yang sama yaitu melalui media
cetak maupun elektronik atau pameran yang dilakukan secara umum.
2. Desain industri tidak sama pengungkapan dengan desain industri sebelumnya.
Pengungkapan sebelumnya adalah pengungkapan desain industri yang
sebelum tanggal penerimaan atau sebelum tanggal prioritas apabila
permohonan diajukan dengan hak prioritas telah diumumkan atau digunakan
di Indonesia atau diluar Indonesia (Pasal 12 Undang-Undang Desain Industri).
Pengungkapan yang dimaksud disini adalah pengungkapan melalui media
cetak ataupun elektronik, termasuk juga keikutsertaan dalam pameran.
Perlindungan desain memberikan hak monopoli kepada pemilih desain
atas bentuk, konfigurasi, pola atau ornamentasi tertentu dari sebuah desain.
Dengan demikian, hukum desain hanya melindungi penampilan bentuk terluar
(apperance) dari suatu produk. Undang-Undang Desain Industri tidak melindungi
aspek fungsional dari sebuah desain, seperti cara pembuatan produk, cara
kerja,atau aspek keselamatannya. Pembuatan, pengoperasiaan dan ciri-ciri barang
tertentu dilindungi oleh hukum paten. 21

F. Metode Penelitian
Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang
digunakan antara lain:

21

Tim Lindsey, dkk, Op.Cit. hlm.221.

Universitas Sumatera Utara

15

1. Sifat dan jenis penelitian
Dalam menyusun skripsi ini, digunakan metode penelitian hukum yuridis
normatif. Penelitian hukum yuridis normatif adalah penelitian dengan mengolah
dan mengumpulkan data- data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer,
yaitu bahan- bahan hukum yang bersifat mengikat, misalnya: peraturan dasar,
peraturan perundang- undangan, dan peraturan lain yang berkaitan. Bahan hukum
sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer, misalnya: hasil penelitian hukum dan hasil karya ilmiah dari
kalangan hukum, dan bahkan bahan hukum tertier yang memberi petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
misalnya: kamus- kamus hukum dan ensiklopedia. 22
2. Bahan penelitian
Untuk melengkapi materi skripsi, maka penulis mencari dan mengambil
bahan penelitian melalui data sekunder. Adapun data-data sekunder yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Bahan hukum primer, yaitu peraturan-peraturan yang mengikat dan
diterapkan oleh pihak yang berwenang. 23 Dalam tulisan ini diantaranya
adalah Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri,
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah.

22
23

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, ( Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 141.
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

16

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil
penelitian hukum, dan hasil karya ilmiah dari kalangan hukum. 24
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberi petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
misalnya: kamus- kamus hukum dan ensiklopedia. 25
3. Teknik pengumpulan data
Data-data dikumpulkan dengan alat-alat penelitian kepustakaan (library
research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka
yang disebut dengan data sekunder berupa: peraturan perundang-undangan, karya
ilmiah para ahli hukum, buku-buku ilmiah, artikel-artikel baik dari surat kabar,
majalah, maupun media elektronik yang semua dimaksudkan untuk memperoleh
data-data atau bahan-bahan yang bersifat teoritis yang dipergunakan sebagai
dasar penelitian skripsi ini.
4. Analisis data
Data-data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan disusun secara
sistematis, kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan metode
deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan,
dan

membandingkan.

Sedangkan

metode

induktif

dilakukan

dengan

menerjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik dalam skripsi
ini, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan penelitian yang
dirumuskan.
24
25

Ibid, hlm. 142.
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

17

G.Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulis dalam mengkaji dan menelaah skripsi yang
berjudul “Perlindungan Desain Industri dalam Industri Kerajinan Tangan Usaha
Kecil menengah Menurut UU No 31 Tahun 2000” dirasa perlu untuk
menguraikan terlebih dahulu sistematika penulisan sebagai gambaran singkat
skripsi, yaitu sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan, penulis terlebih dahulu menguraikan
tentang gambaran umum atas keseluruhan skripsi ataupun konsepsi
umum dari skripsi, baik berupa : latar belakang skripsi, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penelitian,
tinjauan

kepustakaan,

metode

penelitian,

serta

sistematika

penulisan.
BAB II

PENGATURAN DESAIN INDUSTRI MENURUT UU NO 31
TAHUN 2000
Pada bab ini menguraikan antara lain ruang lingkup desain industri,
prinsip-prinsip

perlindungan

desain

industri,

permohonan

pendaftaran desain industri, serta pengalihan hak dan lisensi.

Universitas Sumatera Utara

18

BAB III

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM INDUSTRI KERAJINAN
TANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM)
Bab ini menjelaskan kerajinan tangan sebagai salah satu kekayaan
intelektual, keberadaan desain industri dalam UKM dan bentukbentuk perlindungan hukum desain industri dalam industri
kerajinan tangan serta dampak perlindungan hukum dalam industri
kerajinan tangan produksi usaha kecil menengah.

BAB IV

PERAN

PENDAFTARAN

INDUSTRI

KERAJINAN

DESAIN

INDUSTRI

DALAM

USAHA

KECIL

TANGAN

MENENGAH (UKM)
Bab ini menjelaskan peran penting pendaftaran desain industri
terhadap kerajinan tangan produksi UKM dan hambatan-hambatan
dalam pendaftaran desain industri dalam industri kerajinan tangan
UKM serta

pembangunan budaya hukum untuk mengatasi

hambatan dalam pendaftaran desain industri.
BAB V

PENUTUP
Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian dan penulisan
skipsi ini, serta menuliskan saran yang disampaikan penulis
mengenai hasil skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara