Fungsi Dan Penggunaan Gendang Lima Sedalanen Pada Upacara Muncang Di Dusun Iii Namo Rindang Desa Mbaruai Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang

FUNGSI DAN PENGGUNAAN GENDANG LIMA SEDALANEN
PADA UPACARA MUNCANG DI DUSUN III NAMO RINDANG
DESA MBARUAI KECAMATAN BIRU BIRU KABUPATEN
DELI SERDANG

Skripsi sarjana
Disusun
O
L
E
H

NAMA
NIM

: ELIESER BARUS
: 070707004

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

2013

1

Universitas Sumatera Utara

FUNGSI DAN PENGGUNAAN GENDANG LIMA SEDALANEN
PADA UPACARA MUNCANG DI DUSUN III NAMO RINDANG
DESA MBARUAI KECAMATAN BIRU BIRU KABUPATEN
DELI SERDANG

Skripsi sarjana
Disusun
O
L
E
H

NAMA
NIM


: ELIESER BARUS
: 070707004

Disetujui oleh:
Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Perikuten Tarigan, M.Si
NIP. 195804021987031003

Drs. Kumalo Tarigan, M.A
NIP. 195812131986011002

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara, untuk melengkapi satu syarat ujian Sarjana Seni
Departemen Etnomusikologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2013
2

Universitas Sumatera Utara

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memeperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan,

Elieser Barus
Nim: 070707004


i

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas
kasih dan karuniaNya yang begitu besar untuk kita semua sampai pada saat ini.
Penulis berterima kasih atas segala berkat, kekuatan, penghiburan, pertolongan
dan perlindungan Tuhan yang tidak pernah berhenti dalam peyelesaian skripsi ini.
Terima kasih Tuhan untuk semua limpahan berkat yang Kau berikan untukku
selama ini.
Skripsi ini berjudul “Fungsi dan Penggunaan Gendang Lima Sedalanen
Pada Upacara Muncang di Desa Mbaruai”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Seni pada Departemen Etnomusikologi Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak
hambatan yang penulis rasakan. Hambatan-hambatan yang datang tidak hanya
dari luar penulis, tetapi yang lebih besar penulis rasakan adalah mengalahkan
keegoan penulis sendiri. Namun berkat tuntunan Tuhan dan kepedulian dan

bimbingan orang-orang yang ada di sekitar penulis membuat penulis merasa
mengerti arti dari semua kejenuhan, kejatuhan, kebosanan, tantangan, dan
pengorbanan dalam penyelesaian tulisan ini.
Pada

kesempatan

ini

penulis

ingin

mempersembahkan

ini

dan

mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Alm.

Kompani Barus dan Ibunda Murni br Ginting. Terima kasih buat segala cinta
kasih serta ketulusan yang selama ini saya dapatkan. Pengorbanan dalam bentuk
materi yang begitu banyak dan mungkin pengorbanan ketulusan yang tak
terhitung lagi banyaknya. Mungkin tidak ada sesuatu hal yang dapat dapat saya
ii

Universitas Sumatera Utara

berikan untuk mengembalikan semua cinta dan perhatian yang tulus yang telah
saya dapatkan selama ini. Ketidakbosanan dalam membimbing dan memberi
nasehat-nasehat kepada anakmu yang muda dan begitu labil untuk menghadapi
dunia ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kakak-kakak saya, Sadarita br
Barus, Rosmawati br Barus, Heriana br Barus, Ertina br Barus dan abang-abang
saya Sempurna Barus, Iman Atmaja Barus yang tetap memberi semangat dan doa
yang tulus buat penulis sendiri. Mungkin hanya doa yang dapat penulis panjatkan
untuk semua keluarga yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah penulis selama
ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Syahron
Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Ilmu Budaya, dan
penulis juga tidak lupa berterima kasih kepada seluruh jajaran Dosen, Staf, dan

Pegawai Fakultas Ilmu Budaya yang secara langsung dan tidak langsung banyak
banyak membantu Penulis dari segi akademik dan sebagainya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. M. Takari,
M.Hum sebagai Ketua Departemen Etnomusiklogi, dan Ibu Dra. Heristina Dewi,
M.Pd selaku sekretaris Departemen Etnomusikologi

yang telah membantu

penulis secara langsung dan tidak langsung baik dari segi akademik dan nasehatnasehat yang disampaikan secara langsung selama ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs.
Perikuten Tarigan, M.Si dosen pembimbing I yang telah mengarahkan dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tidak hanya membimbing
dalam hal akademik yang saya terima, tetapi juga sebagai orang tua yang selalu
perhatian dan nasehat-nasehat dalam hal moral dan kedewasaan sebagai
iii

Universitas Sumatera Utara

mahasiswa. Terima kasih untuk nasehat-nasehat, ilmu serta pengalaman yang
telah Bapak berikan selama ini. Saya menyadari bahwa banyak hal yang saya

lakukan sering mengecewakan Bapak baik dari segi kedisplinan waktu dan
bimbingan-bimbingan yang Bapak berikan selama ini. Mungkin hanya doa yang
bisa saya panjatkan semoga Tuhan dapat membalas dan memberkati bapak dan
keluarga.
Kepada Bapak Drs. Kumalo Tarigan M.A dosen pembimbing II yang telah
banyak membimbing dan memberikan bimbingan kepada penulis. Dalam tulisan
ini mungkin saya tidak banyak bertatap muka dengan bapak, tetapi saya yakin
bapak tulus dan selau menginginkan yang terbaik buat penulis. Terima kasih
Untuk perhatian, ilmu dan semua kebaikan yang bapak berikan. Penulis hanya
bisa memanjatkan doa kepada Tuhan agar bapak beserta keluarga selalu diberkati.
Kepada seluruh dosen di etnomusikologi, Bapak Drs. Muhamad Takari,
M.Hum, Ph.D, Ibu Drs Heristina Dewi, M.Pd, Bapak Prof. Mauly Purba, MA.
PhD, Bapak Drs. Irwansyah Harahap, M.A, Ibu Dra. Rithaony Hutajulu, M.A,
Bapak Drs. Fadlin, M.A, Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si, Ibu Arifni Netrirosa
SST, M.A, Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si, Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M.Si,
Bapak Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si, Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum,
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak-ibu sekalian yang telah
memberikan materi ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang bapak-ibu
ketahui selama ini. Kiranya ilmu yang saya terima dari bapak-ibu semua dapat
saya aplikasikan dalam kehidupan dan pendidikan selanjutnya. Hanya Tuhan yang

dapat membalaskan semua jasa-jasa yang telah diberikan kepada penulis selama
ini.
iv

Universitas Sumatera Utara

Untuk para informan, Bapak Arus Keliat, Bapak Drs. Efendy Ginting,
Bapak Jabal Sembiring, dan lain-lain, penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya. Saya sangat terbantu dengan para informan yang tidak pernah jenuh dan
selalu terbuka dalam memberikan informasi di dalam tulisan ini. Kesahajaan dan
kesederhanaan sikap yang di tunjukkan oleh para informan menjadi semangat
tersendiri bagi penulis untuk menyelesaikan tulisan ini. Saya juga bangga terhadap
para informan yang begitu mencintai dan menghargai budayanya yaitu budaya
Karo.
Kepada abang saya Drs. Joe Anto Ginting M.A, Franseda Sitepu, SSn,
Saidul Hutabarat, SSn, Ucok Haleluya, SSn, yang tidak pernah bosan dan tetap
setia dalam membantu meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan memberikan
saran-saran yang posistif yang penulis tidak ketahui selama ini. Begitu juga
dengan teman-teman seperjuangan stambuk 2007, Jhayantha Surbakti, Jakup
Pranata Sinulingga, Fuad Simarmata, Salmon Sembiring, Nehemia Harwinka,
SSn, Jeremia Barus, Bonggud Tyson Sidabutar, Efendy Waruhu, Arah

Situmorang, SSn, Chrismes manik, Freddy Purba, Kiki Alpinsyah, Eunike
Yosepin Sitompul, Ariel, Surya Candra, Tumpal Saragih, Batoan Sihotang, Rizky
Riantony Syahreza, Desi Ramasinta, Mastodon dan mungkin ada yang saya tidak
ingat satu per satu. Saya mengucapkan terima kasih untuk semua kehangatan dan
perhatian yang diberikan selama ini. Saya berharap pertemanan yang telah kita
jalin di etnomusikologi akan terjalin sampai anak cucu kita di masa mendatang.
Begitu juga buat Senior dan Junior yang tidak bisa saya sebutkan satu per
satu terima kasih buat kehangatan yang telah kita jalin selama ini di Departemen
Etnomusikologi yang kita cintai ini. Buat BPH IME yang telah banyak membantu
v

Universitas Sumatera Utara

dalam bidang kemahasiswaan dan menjadi mitra dalam melakukan penelitian
yang penulis lakukan di desa Mbaruai, mungkin saya tidak dapat menyebutkan
satu per satu nama teman-teman satu perjuangan di Departemen Etnomusikologi,
saya hanya bisa memanjatkan doa untuk kesuksesan didalam akademik kampus
dan di masayarakat nantinya. Hanya ini yang bisa penulis berikan kepada temanteman semua, semoga Tuhan selalu menyertai kita selalu.
Buat teman-teman di Permata Runggun Deleng Buntu, Permata Runggun
Klasis Medan Deli Tua, IMKA SIROGA Fakultas Ilmu Budaya, yang telah

banyak memeberikan dukungan doa dan semangat dalam menyelesaikan tulisan
ini. Mungkin penulis tidak menuliskan satu per satu nama teman-teman semua,
hanya doa yang bisa saya panjatkan untuk kalian semua teman-teman, semoga
kita semua selalu di berikan berkat dan perlindungan oleh Tuhan.
Begitu juga buat teman-teman dan keluarga yang selalu mendoakan saya,
saya mengucapkan banyak terima kasih.

vi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAKSI
Fungsi dan Penggunaan Gendang Lima Sedalanen pada Upacara Muncang di
Dusun III Namo Rindang Desa Mbaruai Kecamatan Biru Biru
Muncang adalah upacara penghormatan dan pemujaan roh-roh leluhur
penjaga kampung yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit, menolak bala,
dan mengusir roh-roh jahat. Upacara Muncang dilakukan karena adanya suatu
kejadian yang tidak lazim terjadi, sehingga menggangu dan meresahkan
masyarakat di desa tersebut.
Dalam pelaksanaan upacara Muncang, musik yang digunakan untuk
mengiringi kegiatan upacara adalah Gendang Lima Sedalaen. Gendang Lima
Sedalanen adalah seperangkat (ensambel) musik Karo yang terdiri dari Sarune
(aerofone),

Gendang

Singanaki

(membranofone),

Gendang

Singindungi

(membranofone), Penganak (idiofone), Gung (idiofone). Penggunaan musik
Gendang Lima Sedalanen bertujuan untuk mengiringi Guru Sibaso mencapai
suatu keadaan trance. Dalam pelaksanaan upacara Muncang musik sangat
berperan penting, karena tanpa iringan Gendang Lima Sedalanen upacara tidak
dapat dilaksanakan.
Allan. P. Merriam (1964:210-222) mengatakan, kegunaan musik
mencakup semua kebiasaan memakai musik, baik sebagai suatu aktifitas sendiri
maupun sebagai aktifitas yang berdiri sendiri maupun sebagai iringan aktifitas
lain. Atau dengan singkat Merriam mengatakan bahwa kegunaan musik
menyangkut cara pemakaian musik dalam konteksnya, sedangkan fungsi musik
menyangkut tujuan pemakaian musik dalam pandagan luas. Dari penjelasan diatas
penulis ingin melihat bagaimana fungsi dan penggunaan Gendang Lima

vii

Universitas Sumatera Utara

Sedalanen pada upacara Muncang di Dusun III Desa Namo Rindang Desa
Mbaruai Kecamatan Biru-Biru.

viii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
PERNYATAAN .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
ABSTRAKSI................................................................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Pokok Permasalahan ...................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 5
1.3.1

Tujuan .......................................................................... 5

1.3.2

Manfaat ........................................................................ 6

1.4 Konsep dan Teori ........................................................................... 6
1.4.1

Konsep ......................................................................... 6

1.4.2

Teori ............................................................................. 9

1.5 Metode Penelitian ........................................................................... 11
1.5.1

Studi Kepustakaan........................................................ 12

1.5.2

Kerja Lapangan ............................................................ 12
1.5.2.1 Observasi Langsung ......................................... 13
1.5.2.2 Wawancara ....................................................... 13
1.5.2.3 Perekaman ........................................................ 14

1.5.3

Kerja Labolatorium ...................................................... 15

1.6 Pemilihan Lokasi ............................................................................ 15
ix

Universitas Sumatera Utara

BAB II GEOGRAFIS SOSIAL BUDAYA DAN SISTEM
KESENIAN MASYARAKAT KARO DI DESA MBARUAI ..................... 17
2.1 Wilayah Geografis Sosial Budaya Masyarakat Karo di Desa
Mbaruai ............................................................................. 17
2.2 Unsur-Unsur Kebudayaan Karo..................................................... 20
2.2.1 Bahasa Karo .................................................................. 20
2.2.2 Organisasi Sosial yang Terdapat pada Masyarakat
di Desa Mbaruai ............................................................. 22
2.2.3 Sistem Kekerabatan pada Masyarakat Karo .................. 24
2.2.2.1 Merga Silima ................................................... 24
2.2.2.2 Tutur Siwaluh .................................................. 28
2.2.2.3 Rakut Sitelu ..................................................... 30
2.2.4 Mata Pencarian Masyarakat di Desa Mbaruai .............. 31
2.2.5 Sistem Religi Masyarakat Karo di Desa Mbaruai ........ 32
2.2.6 Sistem Kesenian yang Terdapat di Desa Mbaruai ........ 36

BAB III MUNCANG DALAM KONTEKS BUDAYA .............................. 44
3.1 Sejarah Awal Muncang di Desa Mbaruai .................................... 44
3.2 Perencanaan Upacara Muncang ................................................... 46
3.2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ................................... 47
3.2.2 Perlengkapan Upacara Muncang................................... 48
3.2.2.1 Pangan-Panganen (Sesajen) ............................ 48
3.2.2.2 Perlengkapan Guru Sibaso ............................... 50
3.2.2.3 Gendang Lima Sedalanen ................................ 52
x

Universitas Sumatera Utara

3.2.2.4 Sound System .................................................. 52
3.2.3 Guru Sibaso pada Upacara Muncang .......................... 53

BAB IV FUNGSI DAN PENGGUNAAN GENDANG LIMA
SEDALANEN PADA UPACARA MUNCANG .......................................... 55
4.1 Pengantar ...................................................................................... 55
4.2 Kronologis Jalannya Upacara Muncang di Dusun III
Namo Rindang Desa Mbaruai ....................................................... 56
4.2.1 Kronologis kegiatan Pra-Upacara Muncang 28
Oktober 2011................................................................. 56
4.2.2 Kronologis Jalannya Upacara Muncang ....................... 57
4.2.2.1 Persiapan ........................................................... 58
4.2.2.2 NdahiTembun-Tembunen ................................. 60
4.2.2.3 Perumah Begu .................................................. 65
4.2.2.3.1

Perumah Begu Nini Petir .............. 66

4.2.2.3.2

Perumah Begu Situa-tua................. 66

4.2.2.3.3

Perumah Begu Dibata Porling ...... 67

4.2.2.3.4

Perumah Begu Si Jogal .................. 69

4.2.2.4 Pemberian Pukulen Kepada Guru
Sibaso dan Penggual ........................................ 72
4.3

Pembahasan ............................................................................... 72
4.3.1

Gendang Guru............................................................... 73

4.3.2

Proses Transkripsi ......................................................... 74

4.3.3

Data Transkripsi ............................................................ 76

xi

Universitas Sumatera Utara

4.3.3.1Gendang Guru................................................... 77
4.3.3.2 Siarak-araki Guru ............................................. 78
4.3.3.3 Siadang-adangi ................................................. 79
4.3.3.4 Pengelimbei ....................................................... 80
4.3.3.5 Sabung Tukuk .................................................... 81
4.3.3.6 Peselukken ......................................................... 82
4.3.4

Fungsi dan Penggunaan Gendang Lima Sedalanen
pada Upacara Muncang ................................................. 83
4.3.4.1 Fungsi Pengungkapan Emosional ...................... 84
4.3.4.2 Fungsi komunikasi ............................................. 85
4.3.4.3 Fungsi Reaksi Jasmani....................................... 86
4.3.4.4 Fungsi pengesahan lembaga sosial dan
upacara keagamaan ............................................ 86
4.3.4.5 Fungsi kesinambungan kebudayaan .................. 87
4.3.4.6 Fungsi pengintegrasian (pemersatu)
Masyarakat ........................................................ 88

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 89
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 89
5.2 Saran............................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94
DAFTAR INFORMAN.................................................................................. 97

xii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1: Data Mata Pencarian Masyarakat Desa Mbaruai
Tahun 2012 .............................................................................. 32
2. Tabel 2: Data Perkembangan Agama di Desa Mbaruai
Tahun 2012 .............................................................................. 35

xiii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1: Pengeret-ret ...................................................................... 41
2. Gambar 2: Pucuk Tenggiang............................................................... 41
3. Gambar 3: Tapak Raja Sulaiman ........................................................ 41
4. Gambar 4: Embun Sikawiten ............................................................... 42
5. Gambar 5: Keret-Keret Ketadu ........................................................... 42
6. Gambar 6: Ipen-Ipen ........................................................................... 42
7. Gambar 7: Lukisen Tonggal ................................................................ 43
8. Gambar 8: Balai Desa Namo Rindang ............................................... 47
9. Gambar 9: Langkaten .......................................................................... 51
10. Gambar 10: Sukut melakukan pembersihan diri dengan
minyak kelapa dan jeruk purut ............................................................ 58
11. Gambar 11: Sukut menanyakan Guru Sibaso mengenai
persiapan upacara ................................................................................ 59
12. Gambar 12: Arak-arakan yang dipimpin oleh Sukut wanita
menuju Mabar dan makam Dibata Porling ........................................ 60
13. Gambar 13: Penggual memikul Gung dengan bantuan
seorang masyarakat Namo Rindang .................................................... 61
14. Gambar 14: Seluruh arak-arakan masyarakat Namo
Rindang tiba di Mabar ........................................................................ 61
15. Gambar 15: Guru Sibaso dan Sukut mengelilingi Mabar
yang diselubungi kain putih ................................................................ 62
16. Gambar 16: Penggual memainkan Gendang Lima
Sedalanen di lokasi Mabar ................................................................. 63
17. Gambar 17: Guru Sibaso mengalami Trance ..................................... 63
xiv

Universitas Sumatera Utara

18. Gambar 18: Masyarakat berkomunikasi dengan roh
leluhur yang memasuki tubuh salah seorang Sukut............................ 64
19. Gambar 19: Guru Sibaso yang kemasukan roh Nini
Petir memakan sesajen berupa buah .................................................. 66
20. Gambar 20: Roh leluhur Situa-tua yang memasuki tubuh
Guru Sibaso......................................................................................... 67
21. Gambar 21: Roh Dibata Porling yang memasuki salah
seorang Sukut meminta Pangan-panganen Gulai Biang ................... 68
22. Gambar 22: Roh Dibata Porling yang memasuki salah
seorang Sukut memakan Pangan-panganen Gulai Biang.................. 68
23. Gambar 23: Masyarakat melakukan komunikasi dengan
salah seorang Sukut yang sudah dimasuki roh Dibata Porling .......... 69
24. Gambar 24: Guru Sibaso memakai jubah putih dan sorban
Putih .................................................................................................... 70
25. Gambar 25: Guru Sibaso memberikan bunga pinang
kepada Penggual sebagai tanda kehormatan...................................... 70
26. Gambar 26: Si Jogal dalam tubuh mediator memberikan
pengobatan kepada masyarakat ............................................... 71
27. Gambar 27: Si jogal dalam tubuh mediator mengelilingi
kampung untuk mengusir roh-roh jahat .............................................. 72

xv

Universitas Sumatera Utara