Resume bab Kurikulum 2013 dan Hakikat
RESUME MATA KULIAH BELAJAR PEMBELAJARAN
“PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI DAN DSI-PK”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar Pembelajaran yang dibina oleh Bapak
Husamah, S.Pd
Oleh :
Nama : LELY SHULTHONNAH
NIM : 201310070311149
Kelas : 2 – D Biologi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
BAB 3. PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI
Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
penerapan dari pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam suatu pekerjaan atau lintas
industri, sesuai dengan standar kinerja yang diisyaratkan. Kompetensi dimunculkan
dengan harapan agar lulusan sekolah mampu menjadi lulusan yang memiliki
keterampilan sehingga dia mampu “hidup” kapan dan dimanapun berada, untuk
menghasilkan lulusan tersebut dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk
membuktikan keprofesionalannya.
Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan
orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Suatu program pendidikan berbasis
kompetensi harus mengandung empat unsur pokok, yaitu : 1) Pemilihan kompetensi
yang sesuai, 2) Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi, 3) Pengembangan sistem pembelajaran, 4) Penilaian.
Langkah – langkah pengembangan pembelajaran tersebut, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Elam adalah, sebagai berikut :
1. Spesifikasi asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar
2. Mengidentifikasi kompetensi
3. Menggambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi
4. Menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis asesmen
5. Pengelompokan dan penyusunan tujuan pembelajaran
6. Desain strategi pembelajaran
7. Mengorganisasikan sistem pengelolaan
8. Melaksanakan percobaan program
9. Menilai desain pembelajaran
10. Memperbaiki program
Kompetensi dan pembelajaran kontekstual, menurut Hari adalah pembelajaran
dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang
memenuhi
prinsip
pembelajaran
berbasis
kompetensi.
Dengan
lima
strategi
pembelajaran kontekstual, yaitu relating, experiencing, applying, cooperating dan
transferring, diharapkan siswa mampu mencapai kompetensi secara maksimal. Tujuh
konsep utama pembelajaran kontekstual, yaitu Constructivism, Inquiry, Modelling,
Reflection dan Authentic Assessment.
BAB 4. DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS PENCAPAIAN KOMPETENSI
(DSI-PK)
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Dalam proses pembelajaran, terjadinya perilaku belajar pada pihak peserta didik
dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak berlangsung satu arah, melainkan harus
terjadi secara timbal balik (interaksi dua arah dan multi arah). Kedua pihak tersebut
harus berperan secara aktif.
Desain Sistem Instruksional atau pembelajaran Berorientasi Pencapaian
Kompetensi (DSI-PK) adalah gambaran proses rancangan sistematis tentang
pengembangan pembelajaran baik mengenai proses maupun bahan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencapaian kompetensi. Menurut Sanjaya,
prosedur pengembangan DSI-PK terdiri dari tiga bagian penting, yaitu :
1. Analisis Kebutuhan, merupakan proses penjaringan informasi tentang
kompetensi yang dibutuhkan anak iddik sesuai dengan jenjang pendidikan.
2. Pengembangan, merupakan proses mengorganisasikan materi pelajaran dan
pengembangan proses pembelajaran. Materi pelajaran disusun sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan.
3. Pengembangan Alat Evaluasi, memiliki dua fungsi, yaitu evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk melihat sejauh mana
efektivitas program yang telah disusunoleh guru, sedangkan evaluasi sumatif
digunakan untuk memperoleh inofrmasi keberhasilan siswa mencapai
kompetensi.
Dapat diketahui DSI-PK mempunyai beberapa karakteristik, seperti : a) Model
desain yang sederhana dengan tahapan yang jelas dan bersifat praktis, b) Secara jelas
menggambarkan langkah – langkah yang harus ditempuh, c) Merupakan pengembangan
diri analisis kebutuhan (analisis kebutuhan akademis dan personal sesuai tuntutan sosial
kedaerahan), d) Ditekankan pada penguasaan kompetensi sebagai hasil belajar yang
dapat diukur.
Implementasi dalam suatu pembelajaran menurut Suryani mencakup tiga tahap
yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Adapun juga faktor-faktor yang dapat mendukung efektivitas berjalannya
model DSI-PK disekolah, yaitu sebagai berikut :
1. Sarana dan prasarana yang memadai,
2. Kebijakan kepala sekolah untuk membantu kreativitas guru dan peserta
didik,
3. Dukungan dan keterlibatan banyak pihak di sekolah sehingga mengakibatkan
komitmen untuk menyukseskan implementasi DSI-PK.
Sebaliknya, disamping ada faktor pendukung pasti juga ada faktor penghambat
dalam implementasi DSI-PK, yaitu sebagai berikut :
1. Pemahaman guru terhadap konsep DSI-PK minim atau kurang,
2. Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan hal yang cukup rumit,
3. Keterllibatan peserta didik dalam proses pembelajaran kurang,
4. Sarana dan prasarana belum memadai.
Adapun beberapa solusi yang layak diajukan dan dapat dilakukan untuk mengatasi
penghambat DSI-PK, yaitu seperti :
1. Untuk mengatasi pemahaman guru dalam model DSI-PK yang minim, perlu
diadaklan pelatihan-pelatihan, seperti penataran atau workshop.
2. Untuk mengatasi penilaian hasil belajar dan pelapporan yang rumit, harus
diarahkan tidak hanya sebatas memahami materi pada spek kognitif, tetapi
lebih ditekankan pada aspek perilaku dan sikap peserta didik.
3. Untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam mencerna pelajaran, dapat
dilakukan dengan mendesain model DSI-PK secara sederhana.
4. Solusi untuk mengatasi sarana dan prasarana yang belum memadai, guru
harus kreatif mencari bahan – bahan yang dapat digunakan sebagai sumber
pembelajaran.
5. Hal yang tidak kalah penting adalah dorongan dan motivasi guru untuk
peserta didik agar lebih aktif dan kreatif dalam belajar.
“PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI DAN DSI-PK”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar Pembelajaran yang dibina oleh Bapak
Husamah, S.Pd
Oleh :
Nama : LELY SHULTHONNAH
NIM : 201310070311149
Kelas : 2 – D Biologi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
BAB 3. PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI
Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
penerapan dari pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam suatu pekerjaan atau lintas
industri, sesuai dengan standar kinerja yang diisyaratkan. Kompetensi dimunculkan
dengan harapan agar lulusan sekolah mampu menjadi lulusan yang memiliki
keterampilan sehingga dia mampu “hidup” kapan dan dimanapun berada, untuk
menghasilkan lulusan tersebut dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk
membuktikan keprofesionalannya.
Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan
orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Suatu program pendidikan berbasis
kompetensi harus mengandung empat unsur pokok, yaitu : 1) Pemilihan kompetensi
yang sesuai, 2) Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi, 3) Pengembangan sistem pembelajaran, 4) Penilaian.
Langkah – langkah pengembangan pembelajaran tersebut, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Elam adalah, sebagai berikut :
1. Spesifikasi asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar
2. Mengidentifikasi kompetensi
3. Menggambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi
4. Menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis asesmen
5. Pengelompokan dan penyusunan tujuan pembelajaran
6. Desain strategi pembelajaran
7. Mengorganisasikan sistem pengelolaan
8. Melaksanakan percobaan program
9. Menilai desain pembelajaran
10. Memperbaiki program
Kompetensi dan pembelajaran kontekstual, menurut Hari adalah pembelajaran
dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang
memenuhi
prinsip
pembelajaran
berbasis
kompetensi.
Dengan
lima
strategi
pembelajaran kontekstual, yaitu relating, experiencing, applying, cooperating dan
transferring, diharapkan siswa mampu mencapai kompetensi secara maksimal. Tujuh
konsep utama pembelajaran kontekstual, yaitu Constructivism, Inquiry, Modelling,
Reflection dan Authentic Assessment.
BAB 4. DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS PENCAPAIAN KOMPETENSI
(DSI-PK)
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Dalam proses pembelajaran, terjadinya perilaku belajar pada pihak peserta didik
dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak berlangsung satu arah, melainkan harus
terjadi secara timbal balik (interaksi dua arah dan multi arah). Kedua pihak tersebut
harus berperan secara aktif.
Desain Sistem Instruksional atau pembelajaran Berorientasi Pencapaian
Kompetensi (DSI-PK) adalah gambaran proses rancangan sistematis tentang
pengembangan pembelajaran baik mengenai proses maupun bahan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencapaian kompetensi. Menurut Sanjaya,
prosedur pengembangan DSI-PK terdiri dari tiga bagian penting, yaitu :
1. Analisis Kebutuhan, merupakan proses penjaringan informasi tentang
kompetensi yang dibutuhkan anak iddik sesuai dengan jenjang pendidikan.
2. Pengembangan, merupakan proses mengorganisasikan materi pelajaran dan
pengembangan proses pembelajaran. Materi pelajaran disusun sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan.
3. Pengembangan Alat Evaluasi, memiliki dua fungsi, yaitu evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk melihat sejauh mana
efektivitas program yang telah disusunoleh guru, sedangkan evaluasi sumatif
digunakan untuk memperoleh inofrmasi keberhasilan siswa mencapai
kompetensi.
Dapat diketahui DSI-PK mempunyai beberapa karakteristik, seperti : a) Model
desain yang sederhana dengan tahapan yang jelas dan bersifat praktis, b) Secara jelas
menggambarkan langkah – langkah yang harus ditempuh, c) Merupakan pengembangan
diri analisis kebutuhan (analisis kebutuhan akademis dan personal sesuai tuntutan sosial
kedaerahan), d) Ditekankan pada penguasaan kompetensi sebagai hasil belajar yang
dapat diukur.
Implementasi dalam suatu pembelajaran menurut Suryani mencakup tiga tahap
yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Adapun juga faktor-faktor yang dapat mendukung efektivitas berjalannya
model DSI-PK disekolah, yaitu sebagai berikut :
1. Sarana dan prasarana yang memadai,
2. Kebijakan kepala sekolah untuk membantu kreativitas guru dan peserta
didik,
3. Dukungan dan keterlibatan banyak pihak di sekolah sehingga mengakibatkan
komitmen untuk menyukseskan implementasi DSI-PK.
Sebaliknya, disamping ada faktor pendukung pasti juga ada faktor penghambat
dalam implementasi DSI-PK, yaitu sebagai berikut :
1. Pemahaman guru terhadap konsep DSI-PK minim atau kurang,
2. Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan hal yang cukup rumit,
3. Keterllibatan peserta didik dalam proses pembelajaran kurang,
4. Sarana dan prasarana belum memadai.
Adapun beberapa solusi yang layak diajukan dan dapat dilakukan untuk mengatasi
penghambat DSI-PK, yaitu seperti :
1. Untuk mengatasi pemahaman guru dalam model DSI-PK yang minim, perlu
diadaklan pelatihan-pelatihan, seperti penataran atau workshop.
2. Untuk mengatasi penilaian hasil belajar dan pelapporan yang rumit, harus
diarahkan tidak hanya sebatas memahami materi pada spek kognitif, tetapi
lebih ditekankan pada aspek perilaku dan sikap peserta didik.
3. Untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam mencerna pelajaran, dapat
dilakukan dengan mendesain model DSI-PK secara sederhana.
4. Solusi untuk mengatasi sarana dan prasarana yang belum memadai, guru
harus kreatif mencari bahan – bahan yang dapat digunakan sebagai sumber
pembelajaran.
5. Hal yang tidak kalah penting adalah dorongan dan motivasi guru untuk
peserta didik agar lebih aktif dan kreatif dalam belajar.