INFORMATIKA KOMPUTER KATA PENGANTAR. docx

INFORMATIKA KOMPUTER
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah.SWT, atas berkat rahmat serta hidayahNya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah
KEWIRAUSAHAAN ini.

Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak ASIR yang selama ini telah
membimbing Kami. Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada temanteman yang telah mendukung atas penyelesaian makalah ini, serta kepada
semua pihak yang telah terlibat didalamnya.

Mudah-mudahan apa yang saya tulis ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Saya
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka
dari itu penulis mohon kritik dan saran demi kemajuan serta kesempurnaan
untuk periode selanjutnya.

Mohon maaf atas segala kesalahan-kesalahan dalam makalah ini semoga kita
selalu berada dijalan yang benar, amin.

Makassar, 23 Desember 2013

Penulis


BAB I
STRATEGI PEMASARAN

Strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten dan
layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju
(target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahan jangka panjang
(objectives), dalam situasi persaingan tertentu.
Dalam strategi pemasaran ini terdapat strategi acuan/bauran pemasaran
(marketing mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat variable
pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus
mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

Keempat variable strategi acuan/baur pemasaran tersebut adalah:
A.

Strategi produk

B.


Strategi harga

C.

Strategi penyaluran/distribusi

D.

Strategi promosi

A.

Strategi Produk

Setiap perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan
share pasarnya, perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan
produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan
daya guna dan daya pemuas serta daya tarik yang lebih besar. Strateginya
adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang
dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat

meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui
peningkatan penjualan dan peningkatan share pasar. Dalam strategi marketing
mix, strategi produk merupakan unsure yang paling penting karena dapat
mempengaruhi strategi pemasaran lain. Strategi produk yang dapat dilakukan
mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (Product Mix), merk dagang
(Brand), cara pembungkusan atau kemasan produk (Product Packaging), tigkat
mutu/kualitas dari produk dan pelayanan (services) yang diberikan. Tujuan
utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju
dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan.
Pada hakikatnya, seseorang membeli produk bukan karena fisik produk itu
semata-mata tapi karena manfaat yang ditimbulkan dari produk yang dibelinya.
Pada dasarnya, produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan atas tiga
tingkatan, yaitu:
1.
Produk inti (Core Product), merupakan inti yang sesungguhnya dari produk
yang ingin diperoleh oleh seorang pembeli (konsumen) dari produk tersebut.

2.
Produk formal (Formal Product), merupakan bentuk, model, kualitas/mutu,
merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

3.
Produk tambahan (ougemented product), merupakan tambahan produk
formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi),
pelayanan, pemeliharaan dan pengangkutan secara cuma-cuma.
B.

Strategi Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan
penerimaan penjualan. Dalam penentuan baik untuk harga jual atau harga beli
pihak bank harus berhati-hati. Sebab, kesalahan dalam penentuan harga akan
menyebabkan kerugian bagi bank. Dalam menentukan harga harus
dipertimbangkan berbagai hal, misalnya tujuan penentuan harga tersebut, hal ini
disebabkan dengan diketahuinya tujuan penentuan harga tersebut menjadi
mudah. Sedangkan tujuan penentuan harga secara umum adalah sebagai
berikut:

1) Untuk bertahan hidup.
2) Untuk memaksimalkan laba.
3) Untuk memperbesar market share.

4) Mutu produk.
5) Karena pesaing.

Factor-faktor yang mempengaruhi harga:
1) Kebutuhan dana
2) Persaingan
3) Kebijaksanaan pemerintah
4) Target laba yang diinginkan
5) Jangka waktu
6) Kualitas jaminan
7) Reputasi perusahaan
8) Produk yang kompetitif
9) Hubungan baik

C.

Strategi Penyaluran (Distribusi)

Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dibidang
pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran

merupakan kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen atau si pemakai
pada waktu yang tepat. Yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah
lembaga-lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau jasa dari
produsen sampai ke konsumen. Bentuk pola saluran distribusi dapat dibedakan
menjadi:
1) Saluran langsung: Produsen → konsumen
2) Saluran tidak langsung:
- Produsen → Pengecer → Konsumen
- Produsen → Pedagang besar / menengah → Pengecer → Konsumen
- Produsen → Pedagang besar → Pedagang menengah → Pengecer → Konsumen

D.

Strategi Promosi

Promosi merupakan salah satu konsep dari Marketing Mix, promosi lebih kepada
menawarkan access/channel kepada pembeli. Bagaimana pembeli/nasabah bisa
mendapatkan informasi yang lebih baik, bagaimana bank mengedukasi calon
nasabah, maka promosi adalah salah satu medium yang tepat! Kegiatan promosi
yang dilakukan suatu perusahaan menggunakan konsep MIX PROMOTION, yang

terdiri dari:

Advertensi, yaitu suatu bentuk penyajian dan promosi dan gagasan, barang,
atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifatmassif dan
nonpersonal.
Personal Selling, yaitu penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan
dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat
terealisasinya penjualan.
Promosi Penjualan, yaitu segala kegiatan pemasaran selain personal selling,
advertising and publicity. Yang merajuk konsumen untuk membeli seperti
exhibition, roadshow, and all things about selling yang tidak dilakukan secara
teratur atau continue.
Publicity, yaitu usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara
massif seperti layanan masyarakat, berderma dan kegiatan sosial lainnya yang
menyangkut nama baik perusahaan dan diliput oleh pers!

Karena sifatnya yang accessible, maka Promosi memerlukan Channel untuk
mempromosikan produk suatu bank. Saat ini misalnya, dengan adanya internet,
channel begitu mudah diciptakan. Seperti bank muamalat yang menerbitkan
kartu shar-e, yang bisa diakses lewat www.share.com. Secara konservatif, bank

bisa menyalurkan promosinya melalui agent individu (personal channel) maupun
saluran nonpersonal (nonpersonal channel).
BAB II
ANALISIS PESAING
A.

Pengertian Pesaing

Analisis pesaing merupakan suatu perbuatan menganalisa atau mengidentifikasi
apa-apa saja yang dilakukan oleh pihak pesaing atau perusahaan yang
menghasilkan barang atau jasa yang mirip dengan produk kita.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
a)

Identifikasi pesaing

b)

Menentukan sasaran pesaing


c)

Identifikasi strategi pesaing

d)

Analisis kekuatan dan kelemahan pesaing

e)

Identifikasi reaksi pesaing

f)

Strategi menghadapi pesaing.

B.

Identifikasi pesaing


Untuk mengetahui jumlah dan jenis pesaing serta kekuatan dan kelemahan yang
mereka miliki, perusahaan perlu membuat peta persaingan yan lengkap.
Pambuatan peta persaingan yang dugunakan untuk melakukan analisis pesaing
memerlukan langkah-langkah yang tepat. Langkah-langkah ini perlu dilakukan
agar analisisi pesaing tepat sasaran dan tidak salalh arah. Langkah pertama
yang perlu dilakukan perusahaan adalah dengan identifikasi seluruh pesaing
yang ada. Langkah ini perlu dilakukan agar kita mengetahui secara utuh kondisi
pesaing kita. Dengan demikian, memudahkan kita untuk menetapkan langkah
selanjutnya.
Identifikasi pesaing meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Jenis produk yang ditawarkan
Kadang-kadang sebuah perusahaan tertentu memiliki produk yang beragam.
Tugas perusahaan adalah mengidentifikasikan secara lengkap dan benar produk
apa saja yang dimilki oleh pesaing-pesaingnya. Identifikasikan siapa pesaing
utama yang terdekat serta pesaing lainya yang juga berpotensi mengancam
perusahaan kita sekarang dan di masa yang akan datang.

2. Melihat besarnya pasar yang dikuasai (Market Share) pesaing

Untuk melihat besarnya pasar yang dikuasai pesaing, dapat dilakukan melalui

segmen pasar yang akan dimasuki. Dalam hal ini perusahaan harus
mengestimasi besarnya pasar dan market share masing-masing pesaing. Market
share yang harus diketahui adalah untuk masa sekarang dan di masa yang akan
datang, baik yang dikuasai pesaing maupun secara keseluruhan.
3. Identifikasi peluang dan ancaman
Dengan mengestimasi besarnya market share, akan kelihatan peluang yang ada
serta ancaman yang mungkin timbul sekarang dan di masa yang akan datang.
Setiap peluang harus dimasuki dan diusahakan untuk menciptakan peluang baru
yang sebesar-besarnya. Kemungkinan ancaman atau masalah yang timbul pun
harus segera diantisipasi sehingga tidak menimbulkan masalah.
4. Identifikasi keunggulan dan kelemahan
Identifikasi kelamahan dan keunggulan berarti memetakan atau mencari tahu
keunggulan dan kelemahan yang dimilki pesaing. Identifikasikan kelemahan dan
keunggulan pesaing dalam berbagai bidang, misalnya dalam hal kelengkapan
produk, mutu, kemasan, harga, distribusi, lokasi, serta promosi.

C.

Sasaran Pesaing

Sebagaimana dijelaskan diawal bahwa pesaing ada dua jenis, yaitu pesaing
dekat dan pesaing jauh. Pesaing dekat adalah perusahaan yang memproduksi
barang yang hampir sejenis, seperti bank umum, BPR, bank syariah, atau bank
asing. Pesaing jauh adalah perusahaan yang memiliki produk yang mirip.
Contohnya pesaing untuk bank adalahlembaga keuangan yang kegiatanya
memilki kesamaan daengan bank seperti asuransi, pos giro, pegadaian, koperasi
simpan pinjam, leasing, money changer, atau dana pensiun.
Setelah kita mengetahui pesaing dan market share yang dikuasai, kita perlu
mengetahui sasaran dari pesaing dan siapa yang menjadi target mereka
selanjutnya. Sasaran pesaing antara lain memaksimalkan laba, memperbesar
market share, meningkatkan mutu produk, atau mungkin juga mematikan atau
menghambat pesaing lainnya.
Jika sasaran mereka memaksimalkan laba, perusahaan perlu mengetahui laba
jangka pendek atau laba jangka panjang dan apa tindakan yang akan mereka
ambil. Sasaran untuk memaksimalkan laba ini dapat dilakukan melalui
peningkatan kepuasan konsumen dengan berbagai cara, misalnya melalui
pelayan atau harga yang relatif murah.
Jika sasarannya untuk memperbesar, maka perusahaaan perlu mengetahui
apakah pertumbuhan market share yang dimiliki cukup besar. Biasanya,
meningkatkan market share dapat dilakukan dengan promosi yang cukup gencar
dengan diimbangi pembukaan cabang baru yang gencar pula. Sebagai contoh
perusahaan 3 atau axis yang begitu gencar dalam mempromosikan produknya
dengan diimbangi keunggulan dari masing-masing produk itu sehingga cepat
menarik konsumen. Peningkatan merker share juga dapat dilakukan dengan cara
penurunan harga mengingat mereka memiliki biaya operasional yang relatif lebih

rendah. Hal yang juga perlu diselidiki adalah bahwa peningkatan market share
dapat pula dilakukan dengan cara mengambil market share pesaing lainya.
Peningkatan mutu produk bertujuan untuk menggaet pelanggan milik pesaing.
Peningkatan mutu produk ini dapat dilakukan dengan memberikan berbagai
kelebihan, baik pelayanan atau kelebihan lainnya. Misalnya, produk plus, bunga
yang kompetitif, frekuensi penarikan, jumlah jaringan, atau teknologi yang
dimiliki.

D.

Identifikasi strategi pesaing

Tujuan perusahaan dalam menjalankan usaha atau bisnis adalah untuk
memenangkan persaingan. Oleh karena itu, setiap perusahaan memiliki strategi
tersendiri untuk mematikan lawannya. Semakin ketat persaingan, maka semakin
canggih strategi yang dijalankan. Strategi untuk mematikan atau memperlemah
lawan selalu dilakukan. Siapa yang lengah, akan terkena dampakanya. Bukan
tidak mungkin setiap strategi yang dijalankan memiliki kemiripan. Oleh karena
itu, perusahaan harus pandai memulai dan mengakhiri.
Perusahaan harus memantau strategi pesaingnya secara kontinyu, karena
pesaing yang cerdik akan merevisi strategi mereka dari waktu ke waktu. Jelaslah,
bahwa perusahaan juga harus mewaspadai perubahan-perubahan yang
diinginkan pelanggan dan bagaimana para pesaing merevisi strategi mereka
untuk memenuhi hasrat yang diinginkan oleh para pelanggan tersebut.

Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunities, Threats)
Analisa SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal
dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan event
kita.
Kekuatan dan Kelemahan
Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu event, kita harus
mencermati isu-isu dalam organisasi yang mempengaruhi kemampuan kita
menjual event ke pasar dan sponsor. Yang menjadi patokan suatu event bias
dijadikan kekuatan atau kelemahannya, kita perlu menggali persepsi dari si EO
itu sendiri terhadap suatu event. Jika EO kita memandang event tersebut sebagai
perioritas dan peluang untuk meningkatkan profil EO, maka event tersebut
menjadi sebuah kekuatan. Namun jika kita memandang event tersebut sebagai
pemborosan sumber daya,maka event tersebut menjadi kelemahan.
Peluang dan Ancaman
Langkah yang perlu dilakukana adalah menganalisa semua faktor di luar
organisasi yang mungkin mempengarhi event kita. Analisa eksternal ini akan
membantu kita mengidentifikasi peluang dan ancaman yang terkait dengan
event. Segera setelah menentukan ancaman-ancaman atas event kita, kita bisa
menaksir ulang situasi dan menganalisa bagaimana cara mengubah ancaman itu
menjadi peluang.

Penting sekali memusatkan perhatian pada masing-masing ancaman atas
sebuah event saat kita menjalankan perencanaan, untuk memastikan
keberhasilan event tersebut. Pengkategorisasian suatu ancaman akan
menentukan cara kita merespon ancaman untuk meminimalkan efeknya.
1. Monitor
Ancaman yang kita putuskan untuk “sekedar dimonitor” adalah jenis ancaman
yang tidak atau sedikit dapat di kontrol, tetapi tidak berdampak besar pada
event. Kita hanya ingin tahu apa yang akan terjadi.
2. Monitor dan Analisa
Ancaman yang kita putuskan untuk “di monitor dan di analisa” merupakan
ancaman yang bisa sedikit dikontrol, tetapi kita perlu memastikan bagaimana
ancaman tersebut dapat mempengaruhi event kita.
3. Strategi-strategi Kontingensi
Ancaman yang kita putuskan untuk “di respon dengan suatu startegi
kontingensi”, adalah semua ancaman yang dapat kita kurangi pengaruhnya
dengan perencanaan. Sebagai contoh jika cuaca buruk adalah ancaman bagi
event di luar ruangan, kita bisa menetapkan bagaimana kita akan
menanganinya, menunda event, pindah ke indoor, pawang hujan atau sedikit
merubah konsep.
4. Analisa in-depth dan Strategi Pengembangan
Ancaman yang kita putuskan untuk “di respon dangan analisa in-depth dan
strategi pengembangan” adalah semua ancaman yang memiliki kemungkinan
paling besar untuk mempengaruhi event kita. faktor-faktor teknologi, pesaing
dan legislatif adalah contoh-contoh ancaman yang mungkin memerlukan analisa
dan strategi pengembangan lebih detil lagi
Setelah semua telah kita analisa dengan baik, barulah kita dapat menentukan
langkah selanjutnya untuk menjalankan event yang telah direncanakan, dan
alangkah baiknya apabila kita juga dapat melakukan analisa pesaing dan strategi
pemasaran terhadap event tersebut.

E.

Analisis kekuatan dan kelemahan pesaing

Setelah kita tahu siapa saja pesaing kita, tentukan kekuatan mereka dan cari
tahu kerentanan mereka. Mengapa nasabah membeli dari mereka? Apakah
karena harga? nilai? pelayanan? kenyamanan? reputasi? Fokuskan terutama
pada kekuatan dan kelemahan yang “dirasakan” seperti yang kita lakukan
terhadap perusahaan sesungguhnya. Ini karena persepsi nasabah ternyata bisa
lebih penting dari kenyataan.
Ada baiknya kita lakukan analisis kekuatan dan kelemahan dalam bentuk tabel.
Tuliskan nama masing-masing pesaing. Kemudian susun kolom-kolom yang
memuat semua kategori penting bagi bidang usaha kita (harga, nilai, pelayanan,
lokasi, reputasi, keahlian, kenyamanan, personalia, pemasangan
iklan/pemasaran, atau apa saja yang sesuai dengan jenis perusahaan). Begitu
tabel siap, peringkatlah semua pesaing, dan cantumkan komentar mengapa

peringkat tersebut diberikan. Bahkan bisa juga kita beri tanda merah untuk
kekuatan dan biru untuk kelemahan, sehingga secara sekilas kita dapat
mengetahui kedudukan setiap pesaing.
Michael Porter telah mengidentifikasi lima kekuatan, dan lima kekuatan tersebut
adalah para pesaing industri, calon pendatang, substitusi, pembeli dan pemasok.
Adapun lima ancaman yang ditimbulkan kekuatan tersebut adalah ancaman
persaingan segmen yang ketat, ancaman pendatang baru, ancaman produk
substitusi, ancaman peningkatan kemampuan/kekuatan posisi tawar pemasok.
1). Ancaman persaingan segmen yang ketat
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang
banyak, kuat, atau agresif.
2). Ancaman pendatang baru
Daya tarik segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk masuk dan
keluarnya.
3). Ancaman produk substitusi
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi produk yang
aktual atau potensial.
4). Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi
tawar (bargaining power) yang kuat atau semakin meningkat.
5). Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu
menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok.
Sebuah perusahaan perlu mengumpulkan informasi tentang kekuatan dan
kelemahan masing pesaing.

Menurut perusahaan konsultan Arthur D.Little, sebuah perusahaan akan
menempati satu di antara enam posisi kompetitif di dalam pasar sasaran berikut
ini:
1. Dominan.
Perusahaan ini mengendalikan perilaku pesaing yang lain dan memiliki pilihan
strategis yang luas.
2. Kuat
Perusahaan ini bisa mengambil tindakan mandiri tanpamembahayakan posisi
jangka panjangnya dan dapat mempertahankan posisi jangka panjangnya apa
pun tindakan yang dilakukan oleh pesaing.
3. Cukup baik

Perusahaan ini memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan dan peluang yang ada
diatas rata-rata untuk meningkatkan posisinya.
4. Cukup
Perusahaan ini memiliki kinerja pada tingkat yang cukupuntuk mencapai hasil
memuaskan yang bisa terus mempertahankan dalam bisnis. Namun, perusahaan
ini ada karena dibiarkan oleh perusahaan yang dominan dan memiliki peluang
dibawah rata-rata untuk meningkatkan posisinya.
5. Lemah
Perusahaan ini memiliki kenerja yang tidak memuaskan, tetapi ada peluang
untuk memperbaiki. Perusahaan ini harus berubah atau kalau tidak keluar dari
pasar.
6. Tidak berpeluang.
Perusahaan ini memiliki kinerja yang tidak memuaskan dan tak ada peluang
untuk memperbaiki.

Salah satu langkah yang penting sebelum memulai bisnis adalah melakukan
analisa persaingan usaha / analisa kompetitor. Kita sebaiknya mereview literatur
dari kompetitor , untuk melihat bagaimana mereka merepresentasikan usaha
mereka dan seperti apa public image yang dibangun. Sering kali literatur bisnis
memuat mission statement dan juga mengidentifikasi produk dan jasa spesifik
mereka. James W. Hart, seorang pakar marketing, memberikan tips analisa
persaingan usaha yang meliputi langkah- langkah seperti berikut :
1. Berperanlah sebagai pelanggan kaya uang.
Telponlah pesaing di dekat daerah kita dan berbicaralah dengan representative
dari perusahaan tersebut seperti layaknya kita adalah prospek potensial yang
sedang mencari informasi. Kita dapat menanyakan dengan rumus 5WH (Who,
What, When, Where, Why and How) untuk memberi pertanyaan yang cerdas dan
mendapat jawaban tentang kekuatan dan kelemahan pesaing. Salah satu hal
terpenting yang harus berhasil dilakukan adalah membuat mereka mengirimkan
sales dan information package mereka pada kita, dimana dalam package
tersebut akan dijelaskan mengenai produk dan jasa mereka. Literatur bisnis
kompetitor kita akan menceritakan secara detil mengenai public image mereka ,
dan disamping itu kita dapat mempelajari kekuatan dan kelemahan produk dan
jasa yang mereka tawarkan secara detil. Pastikan juga mempelajari bagaimana
mereka menghandle telepon dari pelanggan, memproses permintaan informasi,
dan berapa lama permintaan informasi tersebut akhirnya sampai ke tangan

kita.Dapatkah kita menawarkan sistim komunikasi yang lebih baik ? Bagaimana
tampilan dari business card mereka ? Hal-hal yang kecil seperti ini dapat
memberikan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan kita sendiri,
sehingga dapat ditentukan apakah kita dapat bersaing dengan mereka atau
tidak. Apakah kita akan bersaing dalam hal harga atau service yang lebih baik ?
2. Telponlah kompetitor di luar daerah.
Selanjutnya kita dapat menelpon perusahaan yang sejenis (atau yg sedang
direncanakan) di luar daerah, dimana kita tidak dianggap sebagai saingan
mereka. Dengan demikian, mereka tidak merasa terancam saat kita memberikan
pertanyaan. Sangatlah berguna bila kita dapat berbicara dengan personel kunci
dari perusahaan sejenis, misalkan di lain propinsi. Saat kita berbicara dengan
kompetitor yang jauh jaraknya seperti ini, pendekatannya haruslah
lebih“straight-forward”. Kita dapat katakan pada pemilik ataupun managernya,
bahwa kita sedang berpikir untuk membuka usaha sejenis dan berharap
mendapat masukkan/input dari mereka. Sering kali mereka dengan senang hati
akan memberikan input tentang industri mereka, bisnis secara keseluruhan dan
banyak lagi informasi gratis. Meskipun demikian, kita perlu berhati-hati agar
tidak menghabiskan waktu terlalu banyak dalam bertanya, batasi percakapan
telpon anda 10 sampai 15 menit maksimum. Cara terbaik adalah memikirkan
pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu, dan menuliskannya di atas kertas,
sehingga dapat menanyakannya dengan lancar. Dengan demikian akan tampak
seperti seorang professional, dan jika suatu saat perlu menelpon lagi, mereka
akan menerimanya. Jika kita terdengar seperti seorang bodoh saat berbicara di
telpon, mereka mungkin tidak akan menerima telpon anda lagi. Kuncinya adalah
tidak menghamburkan waktu.
3. Terakhir lakukan “in-field competition analysis” dengan melakukan
telemarketing pada prospek dan menanyakan apakah mereka mengenal
kompetitor kita, pernah menjalin hubungan bisnis dengan mereka, dan lain-lain.
Dengan melakukan ini, kita juga melakukan prekualifikasi terhadap prospek
potensial yang belum pernah menjalin bisnis dengan kompetitor kita, dan
membuka peluang terjadinya penjualan. Sebagai tambahan, di saat kita berada
di luar melakukan sales call, kita dapat melakukan cara yang sama saat
berbicara dengan prospek dan dapat mengetahui apa yang mereka suka dan apa
yang tidak mereka suka dari kompetitor kita. Kita dapat membuka peluang
terjadinya penjualan dengan mengidentifikasi poin-poin differensiasi kita
terhadap kompetitor.

F.

Identifikasi reaksi pesaing

Reaksi Pesaing maksudnya bagaimana pola dan strategi pesaing dalam merebut
segmen pasar yang ada, dan bagaimana perusahaan mampu melakukan
terobosan- terobosan baru dalam rangka mengungguli Pesaing yang ada.

Strategi menghadapi pesaing dapat dilakukan dengan cara melemahkan dan
menghancurkan pesaing dengan memasang strategi yang kompetitif, dimana
strategi kompetitif dilakukan dengan melihat posisi keberadaan kita sebelum
melakukan penyerangan.
Beberapa reaksi pesaing bila diserang:
- Apabila kita menurunkan harga, akan diikuti pesaing dengan menurunkan
harga pula, bahkan mungkin lebih rendah dari kita.
- Apabila kita memberikan hadiah, akan dibalas juga dengan hadiah yang lebih
baik.
- Apabila kita memberikan diskon dalam jumlah tertentu kepada pelanggan,
pesaing juga member diskon yang lebih menarik.
- Apabila kita membebaskan biaya seperti administrasi, pasti akan diikuti
pesaing dengan jumlah biaya yang lebih murah.
- Apabila kita membuka cabang di suatu lokasi, akan dibalas oleh pesaing
dengan membuka cabang di lokasi perusahaan kita.

G.

Strategi menghadapi pesaing

Strategi dalam menghadapi pesaing dalam pemasaran antara lain:
1. Strategi produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan di pasar atribut seperti : warna,
bungkus, prestise perusahaan serta pelayanan perusahan yang dibeli konsumen
untuk dapat memberikan pemuas kebutuhannya.
Usaha perusahan untuk menciptakan produk yang bisa memberikan kepuasan
kepada konsumen, kepuasan ini dapat diciptakan dengan berbagai strategi yang
telah diputuskan perusahan sebagai usaha untuk mempertahankan
kelangsungan operasionalnya dalam jangka panjang. Usaha-usaha tersebut
antara lain :
- Perencanaan produk, mencakup semua kegiatan produsen dan penyalur untuk
menentukan susunan product line, sehingga konsumen akan visa membedakan
produk yang satu dengan lainnya. Maksudnya perusahaan akan selalu mengikuti
perkembangan pasar, barang yang ditawarkan harus disempurnakan sebelum
mengadakan perubahan barang, informasi ini perlu dikumpulkan melalui riset
pasar.
- Pengembangan barang, mencakup kegiatan teknis tentang penelitian,
pembuatan dan perencanaan bentuk produk. Kegiatan ini dapat dilakukan
setelah menganalisis kebutuhan dan keinginan pasar. Jika permasalahan ini
sudah bisa diatasi, maka perusahaan akan melebih mudah uin tuk menentukan
harga, distribusi dan promosi.
- Perdagangan, mencakup semua kegiatan perencanaan dari produsen dan
penyalur untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar.

- Perencanaan produk, mencakup semua kegiatan produsen dan penyalur untuk
menentukan susunanproduct line, sehingga konsumen akan bisa membedakan
produk yang satu dengan lain nya. Maksudnya perusahaan akan selalu bisa
mengikuti perkembangan pasar, barang yang ditawarkan harus disempurnakan
sebelum mengadakan perubahan barang, informasi ini perk dikumpulkan melalui
riset pasar.
- Pengembangan barang, mencakup kegiatan teknis tentang penelitian,
pembuatan dan perencanaan bentuk produk. Kegiatan ini dapat dilakukan
setelah menganalisis kebutuhan dan keinginan pasar. Jika permasalahan ini
sudah dapat diatasi, maka perusahaan akan lebih mudah menentukan harga,
distribusi dan promosi.
- Perdagangan, mencakup semua kegiatan perencanaan dari produsen dan
penyalur untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar.
2. Strategi Moving, Caring dan Inovating
Persaingan tentunya tidak hanya pada ke dua contoh tersebut namun hampir
pada semua bidang usaha kecuali monopoli. Untuk menghadapi persaingan yang
sangat ketat tersebut, harus dilakukan perubahan landasan pola pikir yang
bertumpu pada tiga kata kunci : moving, caring, dan inovating.
Moving adalah kemampuan perusahaan untuk mengadaptasikan antara
harapan konsumen terhadap suatu produk dan kemampuan untuk
memenuhinya. Misalnya adanya airbag untuk mobil untuk menambah keamanan
dalam berkendara. Contoh lain misalnya lahirnya TV handphone dari Hisense
yang sebelumnya masih menggunakan jaringan 3G dan lain - lain. Kemampuan
perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen yang akan menang dalam
persaingan.
Dalam mewujudkan semua keiginan konsumen ini, agar berhasil baik, moving
harus disertai dengan caring dan inovating.Yang dimaksud dengan caring
kepedulian kepada konsumen. Dalam tahap caring ini perusahaan berusaha
memahami sebaik mungkin apa yang dibutuhkan konsumen.
Untuk mewujudkan keinginan konsumen tersebut, hanya dapat ditempuh melalui
inovasi disemua aspek perusahaan meliputi bidang strategi, manajerial maupun
produk/jasa. Inovasi di bidang strategi dan manajerial merupakan proses untuk
menghantarkan nilai tambah bagi konsumen. Inovasi bidang strategi dan
manajerial ini ditempuh dengan penggunaan strategi ataupun manajemen baru
dalam perusahaan.
Inovasi dalam bidang produk meliputi kelengkapan produk dan juga teknologi
terbaru. Inovasi ini tentunya hanya akan berhasil dipasaran apabila proses caring
berjalan bagus. Inovasi produk sesuai dengan harapan konsumen ataupun
inovasi baru yang mempunyai nilai guna lebih bagi konsumen.
Apabila moving, caring, inovating ini dapat berjalan dan terintegrasi dengan
baik, maka kepuasan pelanggan akan menghasilkan kepercayaan dan hubungan
jangka panjang yang berkelanjutan, atau dengan kata lain terciptalah loyalitas
pelanggan.

Dengan adanya loyalitas ini persaingan usaha menjadi tidak begitu berat, tinggal
bagaimana kita menjaga pelangan.
3. Memaknai Kompetisi Sebagai Sebuah Pusaran Sinergi

Dewasa ini kata KOMPETISI banyak ditafsirkan sebagai sebuah drama yang selalu
melahirkan "Pemenang" sekaligus mencetak sekumpulan "Orang Kalah". Sebagai
konsekuensinya, "Pemenang" akan ditafsirkan sebagai sosok yang menjulang di
puncak kejayaan, yang akan dipandang dengan wajah menengadah oleh kaum
"terkalahkan".
Sekejam itukah makna KOMPETISI? Apalagi bila panggung kompetisi ini sudah
menapak, sudah mengejawantah di kehidupan riil sehari-hari. Sungguh kejam
bila alam semesta ini pada akhirnya dikotak-kotakkan sebagai winner-looser,
sebagai leader-follower, sebagai champion-mediocre, sebagai developing-under
developed, atau sebagai central-marginal. Sedangkal itukah Hukum Alam yang
harus dijalani oleh manusia?
Tentu tidak! Tuhan Sang Pemangku semesta alam ini sudah menyerukan untuk
"Berlomba-lomba di dalam kebaikan". Ini artinya, hakikat sejati dari KOMPETISI
akan jauh lebih dalam dari sekedar menang-kalah. Ada energi positif yang
sangat besar, yang mengandung berjuta manfaat, yang dikandung oleh drama
bernama KOMPETISI ini.
Sebagai contoh, kesuksesan Tim Olimpiade Fisika Indonesia sebagai the rising
star, telah memacu ratusan SMA unggulan di seantero negeri untuk
menempatkan wakil-wakilnya. Walaupun akhirnya tim terpilih hanya terdiri dari
"hitungan jari", tidak berarti ribuan siswa yang telah ikut berkompetisi lantas
menjadi sia-sia.
Tengoklah, berapa banyak SMA yang saat ini dengan bangga memasang papan
nama "Mitra Olimpiade Fisika" dihalaman muka sekolahnya? Berapa banyak
siswa SMA yang mendadak "jatuh cinta" pada mata pelajaran yang dulunya
biasa dianggap monster? Semua pencapaian itu adalah hasil SINERGI dari ribuan
siswa yang (menjadi) antusias, hasil SINERGI dari ratusan guru yang (menjadi)
kompeten. Dan semua aktifitas ini berpusaran dengan KOMPETISI (Olimpiade
Fisika) sebagai pusat orbitnya.
Jadi apa hakikat sejati dari KOMPETISI itu? Untuk menjawabnya, kita mengacu
pada sebuah Hukum Alam, yaitu bahwa segala sesuatunya di alam semesta ini
selalu bergerak memutar. Semua mahluk Tuhan tanpa kecuali, selalu bergerak
memutar.
Tengoklah, sekumpulan tatasurya akan mengorbit membentuk galaksi.
Sekumpulan galaksi mengorbit membentuk super cluster. Sekumpulan elektron
akan mengorbit membentuk molekul. Metabolisme manusia juga merupakan
pusaran, sirkulasi dari energi kimia (makanan) menjadi energi tubuh (bio energi)
dengan perantaraan sirkulasi darah dimana jantung merupakan pusat orbitnya.
Contoh-contoh di atas menegaskan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini
selalu berpusaran pada "sesuatu" yang lebih besar dari dirinya.

KOMPETISI adalah sebuah bentuk pusaran. Sang "pemenang" adalah pusat
orbitnya, sementara "peserta lainnya" akan berputar mengelilinginya. Tidak ada
istilah "kalah-menang" di sini, karena kewajiban sang "pemenang" adalah
membagi ilmunya, membagi pengalamannya, menebar energi positifnya, kepada
siapa saja yang mengorbit di sekelilingnya. Sedangkan kewajiban "peserta
lainnya" adalah membuka diri untuk menyerap energi, menyerap ilmu,
menyerap pengalaman dari sang pusat orbit, sang "pemenang". Inilah sebuah
bentuk SINERGI..
Meskipun sama-sama mengorbit, tapi ada perbedaan mendasar antara manusia
dengan mahluk Tuhan lainnya dalam melakukan SINERGI nya. Seperti "bumimatahari", sampai kapan pun bumi selalu mengitari matahari dan tak mungkin
terjadi hal sebaliknya. Tapi manusia sama sekali berbeda.
Manusia, mahluk Tuhan yang telah di "inisiasi" sebagai penguasa bumi dan
isinya, telah dianugerahi kemampuan yang tak terbatas. Setiap orang memang
akan selalu "mengorbit" pada seseorang yang lebih sukses dari dirinya. Seorang
karyawan mengorbit pada perusahaan tempat ia bekerja. Seorang pengusaha
akan mengorbit pada segmen konsumen tertentu dan juga mengorbit pada
pengusaha senior lainnya (baca: networking). Seorang trainer akan mengorbit
pada seorang guru yang lebih diakui kesahihannya. Tapi pada satu titik, setelah
ia sukses menyerap energinya, menyerap pengalamannya, ia akan lepas, dan
menjelma sebagai pusat orbit yang baru.
Kini ia akan beralih tugas, dari "menyerap" berubah menjadi "membagi". Dan di
sekelilingnya PASTI akan mengorbit rekannya, muridnya, koleganya, bawahannya
atau pengagumnya yang dengan hati terbuka bersedia menyerap ilmu dan
pengalamannya. Terjadilah sebuah SINERGI yang menjadi mata rantai tak
terputuskan. Saling memberi dan menerima. Inilah hakikat yang terdalam dari
sebuah KOMPETISI, yang jauh lebih bermakna dari sekedar kalah-menang.
Tahun 2008 sudah kita masuki, marilah kita jalani peran kita masing-masing
dengan sebaik-baiknya, agar terjadi SINERGI, yang memang merupakan
kehendak Tuhan bagi setiap manusia. Anda yang sedang jadi "pemenang" ,
sedang menjadi atasan, sedang menjadi idola, bagilah pengalaman dan energi
Anda. Sedangkan Anda yang sedang mengorbit, bukalah hati Anda agar dapat
maksimal dalam "menyerap".
Suatu saat, atasan-bawahan, idola-pengagum, junior-senior, market leaderfollower, pasti akan bertukar peran. Dan itu PASTI terjadi karena memang sudah
menjadi ketentuan alam.

4. Kemitraan dan Pengecualian
Dilatar-belakangi oleh kesempatan untuk menumbuhkembangkan regional
airlines pada The European Community Commission (ECC) yang telah dijelaskan
di bab Pendahuluan, maka muncul permasalahan apakah akan dikembangkan
suatu iklim persaingan atau kemitraan antara airlines tersebut. Dengan harapan
bahwa peranan maskapai penerbangan adalah untuk menggalang persatuan
negara-negara Eropa Barat ke dalam Uni Eropa yang bersatu, maka jelas bahwa
mereka memilih sistem kemitraan dari pada persaingan. Hal ini juga seperti
dikatakan oleh Jacques Naveau: "Jelas, bahwa konsep awal suatu kebijakan

transpor udara di Eropa telah dilandasi oleh suatu visi politik dari sebuah sistem
Eropa yang menyatu, serta mengutamakan pada kemitraan dalam mewujudkan
visi tersebut".
Dipilihnya sistem kemitraan tersebut, karena mereka tampaknya menyadari
bahwa sistem persaingan akan menjadi kendala bahkan mungkin juga akan
mengakibatkan disintegrasi yang jelas akan menggagalkan segenap upaya yang
telah disepakati itu.
Jaringan rute penerbangan di Uni Eropa dirajut menggunakan pola dasar yang
dikenal sebagai pola Hub-and-Spoke, yang mereka pelajari dari AS. Bedanya
antara jaringan rute penerbangan di AS, merupakan perkembangan sebagai
konsekuensi dari kebijakan deregulasi, terhadap jaringan penerbangan yang
sudah ada sebelumnya. Sedang pola jaringan rute penerbangan di Uni Eropa
ditandai dengan berfungsinya Ibukota negara-negara yang tergabung ke dalam
Uni Eropa sebagai hub dari masing-masing regional airlines-nya. Dengan pola ini
maka sektor-sektor yang menghubungkan setiap ibukota tersebut akan hanya
dilayani oleh dua regional airlines. Disebut juga sebagai sektor duopoly.
Sedang sektor-sektor yang menghubungkan suatu hub dengan spoke (cities)
yang masih terletak di dalam batas-batas wilayah suatu negara, merupakan
sektor monopoli dari regional airline-nya. Beberapa negara seperti Swiss
misalnya memiliki dua kota sebagai hub, maka sektor yang menghubunginya
dengan sendirinya merupakan suatu sektor monopoli. Jaringan pola di atas mulai
diatur sejak 1987 dan berakhir pada tahun 1997 setelah dicanangkannya
kebijakan Complete Liberalisation, yang memungkinkan sebuah pesawat untuk
terbang dari hub-nya (Ibukota dalam negara masing-masing) ke spoke (city/kotakota dalam negara masing-masing) dari negara lain.
Para policy-makers dari Eropa melihat atau menilai Amerika Serikat telah berhasil
membentuk sebuah pasar homogen, yang ditujukan sebagai suatu defence
system dalam menghadapi persaingan global barang dan jasa dengan tingkat
harga yang sangat kompetitif di masa mendatang. Terbentuknya Uni Eropa dan
uni-uni lainnya seperti Uni Afrika yang merupakan 'regionalisasi' dari negaranegara di Afrika, kemudian uni yang terdiri dari negara-negara Arab di TimurTengah, dan tak ketinggalan pula regionalisasi Asean, tampaknya sudah menjadi
condition yang tidak bisa dihindari lagi pewujudannya. Dengan kata lain,
persaingan global di masa mendatang akan merupakan persaingan antara uniuni atau regional-regional tersebut, yang harus dihadapi oleh kesatuan 'pasar
tunggalnya' masing-masing uni atau regional.
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa visi politik dari sebuah sistem Eropa yang
menyatu, mengutamakan pada kemitraan atau kerja sama dalam mewujudkan
visi tersebut. Di bidang penerbangan, kemitraan dilangsungkan dengan
mengadakan aliansi-aliansi sesuai kebutuhan dan dilandasi oleh win-win solution,
bilateral maupun multilateral agreements seperti pooling agreements, codesharing dan on-line, sampai ke mergers. Bila kemitraan tersebut dikaitkan
dengan undang-undang dan ketentuan-ketentuan anti monopoli atau anti trust
law, maka jelas bahwa kesesuaiannya itu dapat diklasifikasi sebagai pelanggaran
atau pengecualian.
Namun, mengingat bahwa kemitraan seperti di atas merupakan faktor yang
menentukan dan diperlukan guna menggalang suatu 'European Air Transport

Single Market' yang homogen, maka kemitraan semacam itu dikecualikan dari
undang-undang anti trust atau anti monopoli. Dengan kata lain, selama
kemitraan semacam itu bertujuan atau digunakan untuk kepentingan yang lebih
besar atau luas seperti guna meningkatkan kesejahteraan UKM dalam suatu
demensi atau wilayah yang sangat luas seperti dalam sebuah uni Eropa
misalnya, maka bentuk kemitraan apapun dapat dikecualikan dari UU Anti
Monopoli. Dengan ketentuan, selama itu tidak menghambat atau menjadi
kendala pada kelancaran 'berjalannya' Uni Eropa atau bila itu akan merugikan
suatu kelompok, golongan atau individu terutama para konsumennya, maka
kesemuanya itu dapat dikecualikan dari UU Anti Monopoli. Terdapat kesan bahwa
segala jenis usaha transportasi di Uni Eropa, semuanya dikecualikan dari
ketentuan-ketentuan UU Anti monopoli.
Sudah menjadi jelas bahwa kemitraan yang berlangsung untuk tujuan-tujuan
yang lebih luas seperti demi kesejahteraan bagi masyarakat yang lebih luas,
sangat berbeda dengan kemitraan-kemitraan yang bertujuan untuk kepentingan
suatu kelompok atau golongan dan atau individu tertentu yang hanya ingin
menang sendiri. Seperti dibentuknya monopoli-monopoli yang dapat merugikan
kepentingan orang banyak, maka kemitraan semacam terakhir itu harus ditindak
tegas dengan menegakkan hukum UU Anti Monopoli tersebut.
Perlu dicermati bahwa dengan diliberalisasikan kemitraan yang lebih bebas,
tidak berarti tidak diperlukan peraturan perundangan yang mengatur aturan
mainnya. Malah sebaliknya, dalam iklim usaha yang lebih liberal justru
diperlukan peraturan perundangan yang lebih jelas dan tegas dalam mengatur
aturan main agar industrinya dapat dicegah atau agar tidak mengalami
kebablasan yang pada ujung-ujungnya hanya akan merugikan kepentingan
orang banyak atau masyarakat luas.
Industri penerbangan Indonesia sebaiknya mampu atau lebih penting lagi, mau
mencermati dan memahami perkembangan maupun perubahan-perubahan yang
terjadi baik pada industri penerbangan di AS maupun di UE. Bila UE telah
berhasil membentuk suatu European Air transport Single Market homogen yang
mengacu pada hasil-hasil yang telah dipelajarinya dari AS, maka tidak ada
salahnya bila kita juga mau belajar terutama perkembangan industri
penerbangan di UE.
Hal ini mengingat bahwa bila di UE pasar tunggalnya dibentuk oleh maskapai
penerbangan dari negara-negara anggotanya, maka di Indonesia diharapkan
dapat dibentuk oleh regional airlines dengan ibukota propinsi sebagai hub dari
pola rute penerbangan hub-and-spokenya. Mudah-mudahan.

5. Cara Menghadapi sebuah Perang Harga

Dibawah ini disebutkan beberapa teknik menghadapi persaingan harga dan dan
non-harga secara singkat :
Taktik

Contoh
Respon non harga
Tunjukan strategic intention dan capabilities anda

Tawarkan harga sama dengan pesaing anda, tawarkan everyday low price, atau
tunjukan bahwa anda memliki keunggulan biaya dimata pesaing (cost
advantage)
Bersaing di kualitas

Tingkatkan diferensiasi produk dengan menambahkan keunggulan pada sebuah
produk, atau bangun awareness terhadap keunggulan yang ada dan manfaatnya.
Tekankan adanya resiko pada harga yang murah.
Manfaatkan kemungkinan kerjasama

Bentuk strategic partnersip dengan menawarkan kerjasama ekslusif dengan
supplier, reseller, atau penyedia jasa yang berhubungan dengna bisnis anda.
Respon Harga
Gunakan harga yang komplek

Tawarkan harga paket (bundled prices), paket harga dua produk (two-part
pricing), kuantiti diskon, harga promosi, atau program loyalitas untuk beberapa
produk, beli dua dapat satu.
Kenalkan produk baru

Perkenalkan produk baru (flanking brands) yang khusus untuk bersaing di arena
dimana pesaing menerapkan strategi harga. Hal ini juga sebagai usaha untuk
menghindari persaingan harga pada segmen produk anda yang telah ada.
Gunakan harga yang menarik

Sesuaikan harga produk regular anda dalam merespon perubahan harga pesaing
atau potensi lain untuk memasuki pasar

6. Competitive Intelligence Program (CIP)
Secara umum, CIP adalah proses secara terus-menerus secara sistematis untuk
mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang kegiatan para pesaing dan
kecenderungan-kecenderungan bisnis (trend politik, ekonomi, teknologi) untuk
mewujudkan tujuan perusahaan. Dalam artian lain, CIP ini merupakan kegiatan
spionase secara legal untuk kemajuan perusahaan.
Seseorang dari perusahaan telepon seluler melakukan perjalanan menjelajahi
Philadelphia sambil menyadap transmisi telepon seluler pesaingnya. Yang
disadap bukanlah
pembicaraan orang lain dan dia tidak melakukan sesuatu yang melanggar
hukum atau yang tidak etis, tetapi dia sedang mengukur kekuatan dan
jangkauan sinyal pesaing mereka.
Sebuah perusahaan minuman menganalisis air limbah yang dikeluarkan oleh
perusahaan pesaingnya. Tujuan akhirnya adalah untuk menghemat biaya
promosi dan iklan. Semua orang-orang ini terlibat dalam dunia intelejen
kompetitif yang misterius. Inilah dunia yang dihuni oleh mata-mata perusahaan
dan orang bisnis yang keras hati, yang mencari peluang untuk mengalahkan
pesaingnya. Bila hal tersebut dilakukan secara bertanggung jawab, maka
kegiatan tersebut menjadi sah dan etis, walaupun beberapa perusahaan telah
diketahui melampaui batas, seperti mencuri informasi, menyadap telepon,
merampok kantor, dengan demikian mereka telah memasuki dunia spionase
industri.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa sudah
layaknyalah perusahaan memiliki strategi pemasarannya sendiri sebelum
mereka menjalankan ataupun memasarkan produk /jasanya.
Strategi pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi
dan keadaan perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau
lingkungan mikro perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang
dikenal dengan lingkungan makro perusahaan.
Perusahaan yang berjaya dan mampu mempertahankan serta meningkatkan lagi
penjualannya ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah

berhasil menetapkan strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan
tepat.
Adapun penentuan strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan
mempertimbangkan kepada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam
pasar. Karena perusahaan yang besar mungkin dapat menerapkan strategi
tertentu yang jelas tidak bisa dilakukan oleh perusahaan kecil. Demikian pula
sebaliknya, bukanlah menjadi sesuatu yang jarang terjadi bahwa perusahaan
kecil dengan strateginya sendiri mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang
sama atau bahkan lebih baik daripada perusahaan besar.
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan semua hal diatas, maka dapat
dipastikan perusahaan akan dapat menetukan dengan baik strategi
pemasarannya serta strategi bersaingnya, untuk tetap maju dan berkembang
ditengah-tengah persaingannya.

Dalam bauran pemasaran terdapat empat variabel yang sangat penting dalam
strategi pemasaran, yaitu terdiri dari produk, harga, promosi dan tempat.
Keempat variabel itu diperlukan dalam bauran pemasaran dan keempat variabel
ini harus saling berkaitan satu sama lain. Hal ini bertujuan agar dapat mencapai
tujuan dari strategi pemasaran yang berupa keberhasilan menyeluruh. Yang
sangat dipentingkan, bahwa pemilihan pasar target dan pengembangan bauran
pemasaran saling berkaitan. Kedua kegiatan ini diputuskan bersama. Yang harus
dibandingkan dengan tujuan perusahaan adalah strategi bukan pasar target
alternatif atau bauran pemasaran alternatif.
B. SARAN
Demikianlah penulisan makalah ini, apabila masih terdapat kesalahan atau
kekurangan dalam pembahasan makalah ini, terutamanya penulis ucapkan
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan juga penulis harapkan teguran yang
sehat sekiranya dapat membangun dalam perbaikan pembuatan makalah ini.