Makalah Bimbingan dan Konseling. docx

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN, BIMBINGAN
DAN KONSELING
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan dan Konseling
Yang diampu oleh Bapak Zainal Arifin, S.Psi

Disusun oleh :
1. Fuadi
2. Muhammad Khasun

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
TAHUN 2015

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan
upaya selain dari Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya dalam
mengarungi kehidupan ini.
Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta

keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun
mereka berada.
Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari-Nyalah, sehingga makalah ini dapat
kami selesaikan. Makalah ini kami beri judul “Hubungan antara Pendidikan, Bimbingan
dan Konseling”. Dalam makalah dijelaskan tentang Pengertian Bimbingan dan Konseling,
Hubungan Bimbingan dan Konseling, Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam
Pendidikan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan gambaran tentang materi yang harus selesaikan dan juga semua pihak yang turut
membantu menyelesaikan makalah ini.
Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan datang.

Wonosobo, 28 September 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A.


Latar Belakang Masalah
Setiap insan yang lahir ke dunia memerlukan pengembangan untuk menjadikan
manusia seutuhnya sebagaimana dikehendaki. Pengembangan tersebut pada dasarnya adalah
upaya memuliakan kemanusiaan yang telah terlahir itu.
Upaya pengembangan manusia tidak lain adalah untuk mengembangkan segenap
potensi yang ada pada diri manusia secara individu dalam segenap dimensi kemanusiaanya,
agar ia menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan individual dan sosialnya, kehidupan
jasmaniah dan rohaniyah serta kehidupan dunia dan akhirat.p

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirancang rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2. Apa hubungan Bimbingan dan Konseling?
3. Bagaimana kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan?
4. Bagaimana hubungan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan?


C.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian Bimbingan dan Konseling.
2. Menguraikan hubungan Bimbingan dan Konseling.
3. Menjelaskan keududukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan.
4. Menjelaskan hubungan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Bimbingan dan Konseling
Pengertian bimbingan menurut Frank Parson (1951: 23) menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan bimbingan yaitu bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat
memilih, mempersiapkan diri, dan memangku jabatan serta mendapat kemajuan dalam
jabatan yang dipilihnya.
Dunsmoor and Miller (1969: 71) menjelaskan bahwa bimbingan yaitu suatu bentuk
bantuan yang sistematik melalui mana siswa dibantu untuk memperoleh penyesuaian yang

baik terhadap sekolah dan terhadap kehidupan.
Prayitno (1978: 21) membagi kepada beberapa kriteria, antara lain:
1. Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan
2. Bimbingan diberikan kepada orang-orang dari berbagai usia
3. Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli
4. Bimbingan bertujuan untuk perbaikan kehidupan orang yang dibimbing, yaitu untuk:
a.

Mengatur kehidupan sendiri

b. Mengembangkan atau memperluas pandangan
c.

Menetapkan pilihan

d. Mengambil keputusan
e.

Memikul beban kehidupan


f.

Menyesuaikan diri

g. Mengembangkan kemampuan
5. Bimbingan diselenggarakan berdasarkan prinsip demokrasi
6. Bimbingan merupakan bagian pendidikan secara keseluruhan
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa yang
dimaksud dengan bimbingan merupakan proses layanan yang diberikan kepada individu guna
membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam
membuat pilihan, rencana, dan interpretasi yang diperlukan untuk penyesuaian diri yang baik.

Dengan kata lain, bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan
realisasi pribadi setiap individu.
Berikut ini akan dijelaskan pengertian konseling. Prayitno (1982) mengemukakan
bahwa konseling mempunyai pengertian pertemuan empat mata antara klien dan penyuluh
yang berisi usaha laras, unik dan hubungan yang di lakukan dalam suasana keahlian dan
didasarkan norma-norma yang berlaku.
Kemudian Shertzer dan Stone (1974: 54) mengemukakan bahwa konseling adalah
proses di mana konselor membantu klien membuat interpretasi tentang fakta yang

berhubungan dengan pilihan, rencana atau penyesuaian yang perlu dibuatnya.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konseling
merupakan hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang, dimana
konselor melalui kemampuan khususnya menyediakan situasi belajar, dan bibantu untuk
memahami diri sendiri, keadaan sekarang, kemungkinan masa depan yang dapat ia ciptakan
melalui potensi yang dimilikinya demi kesejahteraan pribadi, masyarakat, serta dapat belajar
memecahkan masalah dan menemukan kebutuhan mendatang.
B.

Hubungan Bimbingan dan Konseling
Dalam mencapai semua pengembangan potensi yang ada pada manusia tidak terlepas
dari upaya layangan bimbingan dan konseling, karena bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada klien, dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan, dalam arti kata mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Ponpon Harahap (1981) mengatakan bahwa konseling itu merupakan alat yang paling
penting dalam keseluruhan program bimbingan. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa
hubungan antara bimbingan dengan konseling itu sangat erat sekali. Dari satu segi dapat kita
lihat bahwa kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan
terhadap seseorang atau kelompok orang, dan dari segi lain konseling merupakan alat dalam
pemberian bimbingan, di samping alat-alat yang lain. Namun demikian konseling merupakan

alat yang utama dan paling ampuh dalam keseluruhan program bimbingan atau dengan kata
lain konseling merupakan titik sentral dari keseluruhan kegiatan bimbingan.

C.

Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan
Secara formal kedudukan bimbingan dan konseling ada dalam Sistem Pendidikan di
Indonesia, antara lain :
a) UU No. 2 tahun 1989 bab I pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui bimbingan dan atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”
b) PP No. 28 untuk SD dan PP No. 29 untuk SMP dan SMA tahun 1990 Bab X pasal 25 ayat 1
yang menyatakan :
“Bimbingan adalah bantuan peserta didik untuk memahami diri, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan”
“Bimbingan dilaksanakan oleh guru pembimbing”
c) UU No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 6
“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, dan
konselor, widyaiswara, pamong belajar, fasilitator dan sebutan lain sesuai dengan
kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”


Tiga bidang utama pendidikan dijelaskan sebagai berikut:
1. Bidang Administrasi dan Kepemimpinan
Bidang ini menyangkut kegiatan pengelolaan program secara efisien. Pada bidang ini
terletak tanggung jawab kepemimpinanan (kepala sekolah dan staf administrasi lainnya) yang
terkait dengan kegiatan perencanaan organisasi, deskripsi jabatan atau pembagian tugas,
pembiayaan, penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material), supervisi, dan evaluasi
program.
2. Bidang intruksional dan kurikuler

Bidang ini terkait dengan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap. Pihak yang bertanggung jawab secara
langsung terhadap bidang ini adalah para guru.
3. Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling)
Bidang ini terkait dengan program pemberiaan layanan bantuan kepada peserta didik
(siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal, melalui interaksi yang sehat
dengan lingkungannya. Personel yang paling bertanggung

jawab terhadap pelaksanaan


bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor.
jelaslah bahwa bimbingan dan konseling tidak sekedar tempelan saja. Layanan
bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis.
Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat
berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif.
Dari penjelasan di atas dan keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan
persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup
penting dan strategis. Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan kepada
siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif.
Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan pribadi agar dapat membantu keseluruhan proses belajarnya. Dalam kaitan ini
para pembimbing diharapkan untuk:
a) Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individual maupu kelompok,
b) Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar,
c) Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakter
istik pribadinya,
d) Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya,
e) Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
Berkenaan dengan hubungan antara bimbingan dan pendidikan tersebut di atas,
Rochma Natawidjaja (1990: 16) Memberikan penjelasan sebagai berikut:


“...bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan posisi kunci dalam pendidikan di sekolah,
yaitu sebagai pendamping fungsi utama sekolah dalam bidang pengajaran dan perkembangan
intelektual siswa dalam bidang menangani ihwal sisi sosial pribadi siswa..”
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa bimbingan dan konseling memiliki fungsi
memberikan bantuan kepada siswa dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan
pendidikan, yaitu membantu meratakan jalan menuju ALLAH Swt.; berguna bagi manusia,
dan bermanfaat bagi kesejahteraan dan pembangunan bangsa, negara, dan umat manusia.

D.

Hubungan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan
1. Bimbingan dan Pendidikan
Bimbingan dengan pendidkan tidak ada perbedaan yang prinsip. Namun bimbingan
tidak identik dengan pendidikan. Kegiatan bimbingan tidak dapat di pisahkan dari kegiatan
pendidikan , secara keseluruhan. Sehingga pelaksanaan bimbingan yang baik akan menjadi
salah satu factor keberhasilan dari kegiatan pendidikan. Untuk mencapai tujuan yang
maksimal dari segala pendidikan, dituntut adanya pelayanan bimbingan di sekolah.
2. Hubungan antara Bimbingan dan Pendidikan
Ada lima pola hubungan fungsional antara bimbingan dengan pendidikan, bimbingan

identik dengan pendidikan, bimbingan sebagai pelengkap pendidikan, pola kurikuler
bimbingan dan konseling, pola layanan, urusan, kesiswaan, dan bimbingan sebagai subsistem
pendidikan pendidikan (Tohari Musnamar).
Sedang Moh. Surya mengatakan: “ Dalam bidang pendidikan bimbingan mendapat
tempat dan peranan yang amat penting dalam proses pendidikan secara keseluruhan.
Bimbingan dipandang sebagai salah satu komponen yang tak terpisahkan dari komponen
lainya”.(Moh.Surya dalam Zainal Aqif, 2012: 31)
3. Hubungan bimbingan dan konseling dalam Pendidikan

Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar semua
siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. harapan tersebut
seringkali kandas dan tidak terwujut, karena banyak siswa tidak seperti yang diharapkan.
maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajr. untuk mengatasi masalah
kesulitan belajar maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam bimbingan
belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.
a) Bimbingan Belajar
Bimbingan ini di maksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan
dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah. bimbingan ini antara lain
meliputi :
1. cara belajar, baik secara kelompok maupun individual
2. cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar
3. efesiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran
4. cara mengatasi kesulitan-kesuitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu
5. cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran
b) Bimbingan Sosial
dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri dengan
kehidupan kelompok. bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam
memecahakan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial,
sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif.
c) Bimbingan dalam Mengatasi Masalah-Masalah Pribadi
Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah
pribadinya, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. siswa yang mempunyai masalah dan
belum dapat diatasi atau dipecahkan, akan cenderung mengganggu konsentrasinya dalam
belajar, akibat prestasi belaar yang di capai rendah.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Bimbingan konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang
bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan
lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang
diyakininya sehingga konseling merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Hubungan antara bimbingan dengan konseling itu sangat erat sekali. Dari satu segi
dapat kita lihat bahwa kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama yaitu proses
pemberian bantuan terhadap seseorang atau kelompok orang, dan dari segi lain konseling
merupakan alat dalam pemberian bimbingan, di samping alat-alat yang lain.
Secara formal kedudukan bimbingan dan konseling ada dalam Sistem Pendidikan di
Indonesia, antara lain :
a) UU No. 2 tahun 1989 bab I pasal 1 ayat 1
b) PP No. 28 untuk SD dan PP No. 29 untuk SMP dan SMA tahun 1990 Bab X pasal 25 ayat 1
c) UU No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 6
Dalam bidang pendidikan bimbingan mendapat tempat dan peranan yang amat penting
dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Bimbingan dipandang sebagai salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari komponen lainya

B.

Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari
kesempuraan. Saran kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah
sehingga akan lebih bernanfaat kontibusinya bagi hazanah keilmuan. Wallahu a’lam.

DAFTAR PUSTAKA

Tohirin,. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO
PERSADA
Furqon,. 2005. Konsep Aplikasi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Bandung : Pustaka Bany
Quraisy
Mamat. Supriatna,. 2001. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi.

Jakarta : PT

RAJAGRAFINDO PERSADA
Hidayat,. 2010. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Surabaya : CV. Putra Media Nusantara