makalah bimbingan dan konseling. docx

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum bimbingan dan konseling telah memiliki kedudukan
yang sangat kuat. Setiap lembaga pendidikan selayaknya memiliki unit bimbingan
dan konseling dalam upaya optimalisasi potensi pendidikan. Bimbingan konseling
merupakan serangkaian program layanan yang diberikan kepada peserta didik
agar mereka mampu berkembang lebih baik. Bimbingan konseling dilaksanakan
disekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar, bahkan pra sekolah sampai dengan
tingkat tinggi.
Pada umumnya fungsi bimbingan konseling yang banyak dilakukan adalah fungsi penyembuhan. Sesungguhnya fungsi bimbingan dan konseling
yang paling utama adalah pengembangan, yakni mengembangkan seluruh potensi
yang dimiliki oleh individu. Bimbingan berpusat pada diri individu, berdasarkan
pada kemampuan dan kebutuhan individu agar ia mampu mengatasi dirinya sendiri dan mengembangkan segenap kemampuan yang dimiliki. Maka Bimbingan
Konseling memberikan layanan konsultasi yang merupakan salah satu jenis layanan dari sistem pola 17. Layanan konsultasi dan layanan mediasi merupakan layanan hasil pengembangan dari sistem pola 17.
Berkenaan dengan urgensi sistem pola 17 bimbingan dan konseling, perlu disusun sebuah makalah yang mampu menjadi wahana untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan berkenaan dengan sistem pola

1


System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

17 bimbingan dan konseling. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah
yang bertajuk “Sistem Pola 17 Bimbingan dan Konseling”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian bimbingan dan konseling?
2. Apakah persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan?
3. Apa yang termasuk ruang lingkup bimbingan dan konseling?
4. Apa sifat-sifat bimbingan dan konseling?
5. Apa yang termasuk prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
6. Apakah fungsi bimbingan dan konseling?
7. Apa asas- asas bimbingan dan konseling?
8. Apa tujuan bimbingan dan konseling?
9. Apakah yang dimaksud dengan sistem pola 17 bimbingan dan konseling?
10. Bagaimana sistem pola 17 dalam bidang garapan?
11. Bagaimana layanan kegiatan bimbingan dan konseling dalam sistem pola 17?
12. Bagaimana kegiatan pendukung bimbingan dan konseling dalam sistem pola
17?

C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. pengertian bimbingan dan konseling;
2. persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan;
3. ruang lingkup bimbingan dan konseling;
4. sifat-sifat bimbingan dan konseling;
5. prinsip-prinsip bimbingan dan konseling;
6. fungsi bimbingan dan konseling;
7. bimbingan dan konseling;
8. tujuan bimbingan dan konseling;
9. sistem pola 17 bimbingan dan konseling;
10. bidang garapan sistem pola 17 bimbingan dan konseling;
11. jenis layanan kegiatan sistem pola 17 bimbingan dan konseling;
12. kegiatan pendukung dalam sistem pola 17 bimbingan dan konseling.
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai

2


System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

pengembangan konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling. Secara praktis
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling;
2. Pembaca/guru, sebagai media informasi tentang sistem pola 17 bimbingan dan
konseling baik secara teoritis maupun secara praktis.

3

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

BAB II
PEMBAHASAN
A. Wawasan Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan asal katanya dari to guide kemudian menjadi guidance
yang mana bimbingan disini diberikan kepada orang atau sekelompok
orang yang mengalami maladjusmen, yaitu kegoncangan pribadi, konflik
batin, salah aturan stress dan lain-lain. Sedangkan menurut para ahli,

bimbingan adalah arahan, tuntunan, pertolongan, yang diberikan kepada
individu atau kelompok individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan hidupnya sesuai dengan perkembangan pribadinya agar supaya
menyesuaikan dirinya untuk kesejahteraan hidupnya.
Konseling diambil dari bahasa Inggris counseling dulu diterjemahkan dengan penyuluhan (bersifat umum), sekarang diartikan konseling itu sendiri (bersifat spesifik mengenai kejiwaan). Pelayanan konseling
merupakan jantung hati dari usaha layanan bimbingan secara keseluruhan
(counseling is the heart of guidance program). Konseling adalah bantuan
pertolongan, tuntunan yang di berikan kepada seseorang untuk mengatasi
kesulitan atau masalah secara langsung berhadapan muka atau face to face
relation untuk mencapai kesejahteraan hidup.
2. Persamaan dan Perbedaan Bimbingan, Konseling, dan Penyuluhan
a. Persamaan Bimbingan Dan Konseling
Persamaan bimbingan dan konseling adalah sama-sama memberikan
pertolongan untuk kesejahteraan.
b. Perbedaan Bimbingan Dan Konseling
1) Konseling itu merupakan salah satu teknik bimbingan karena
bimbinga lebih luas dari konseling
4

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling


2) Bimbingan belum punya masalah, konseling sudah ada masalah
3) Bimbingan menitikberatkan pada preventif sedangkan konseling
menitikberatkan pada kuratif
4) Konseling dilaksanakan secara berhadapan muka atau individual
sedangkan bimbingan tidak
c. Persamaan Penyuluhan Dan Konseling
Pesamaan penyuluhan dan konseling adalah sama-sama memberikan
pertolongan untuk kesejahteraan
d. Perbedaan Penyuluhan Dan Konseling
1) Penyuluhan tergantung kepada penyuluh, sedangkan konseling itu
inisiatif dari klien
2) Penyuluhan bersifat umum yang berlaku di Indonesia, sedangkan
konseling khusus di bidang psikologi dan pendidikan
3) Program penyuluhan sudah ditentukan oleh pemerintah atau instansi, sedangkan konseling dimusyawarahkan oleh klien dan konselor
4) Penyuluhan bersifat masal, sedangkan konseling bersifat individual
3. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
a. Ruang lingkup dari segi pelayanan
1) Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah
2) Pelayanan Bimbingan Dan Konseling di Luar Sekolah
b. Ruang lingkup dari segi sasaran

1) Perorangan / individual
2) Kelompok
c. Ruang lingkup dari segi
1) Bimbingan konseling pendidikan: siswa, prestasi, pergaulan dll.
2) Bimbingan konseling karir: pekerja, motivasi, dll

5

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

d. Ruang lingkup dari segi sosial budaya
Layanan bimbingan dan konseling tidak hanya untuk peserta didik
yang mempunyai masalah saja akan tetapi, layanan bimbingan dan
konseling juga untuk peserta didik yang tidak mempunyai permasalahan.
Mengingat Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru
sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.
4. Sifat-Sifat Bimbingan Dan Konseling
a. Bimbingan preventif (pencegahan), yaitu bimbingan yang diberikan
kepada siswa atau sekelompok siswa yang belum mempunyai masalah.
b. Bimbingn kuratif (pengobatan), yaitu suatu bimbingan yang diberikan

kepada seseorang siswa atau sekelompok siswa yang sudah mempunyai masalah secara face to face relation.
c. Bimbingan persevaratif (pemeliharan), yaitu suatu bimbingan yang
diberikan kepada seseorang siswa atau sekelompok siswa yang sudah
baik dan sudah mempunyai prestasi.
5. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
a. Diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses berkembang . Ini berarti bahwa bantuan yang diberikan kepada siswa harus
bertolak dari perkembangan dan kebutuhan siswa.
b. Diperuntukan bagi semua siswa. Bimbingan tidak hanya ditunjukan
kepada siswa yang bermasalah atau salah satu dari mereka, tetapi ditunjukan kepada semua siswa. Prinsip ini mengandung arti bahwa
pembimbing perlu memahami perkembangan dan kebutuhan siswa se-

6

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

cara menyeluruhdan menjadikan perkembangan dan kebutuhan siswa
tersebut sebagai salah satu dasar bagi penyusunan program bimbingan
disekolah.
c. Dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi perkembangan siswa,
prinsip ini mengandung arti bahwa dalam bimbingan semua segi

perkembangan siswa, baik fisik, mental, social, emosional, maupun
d.

moral-spiritual dipandang sebagai satu kesatuan dan saling berkaitan.
Berdasarkan kepada kemampuan individu untuk menentukan pilihan.
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap siswa memiliki kemampuan untuk menentukan pilihansendiri tentang apa yang akan dia
lakukan. Pembimbing tidak memilihkan sesuatu untuk siswa
melainkan membantu mengembangkan kemampuan siswa untuk

melakukan pilihan.
e. Bagian terpadu dari proses pendidikan. Proses pendidikan bukanlah
proses perkembangan asfek intelektual semata, proses pendidikan
bukanlah proses pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa. Ini
berarti bahwa didalam praktik, pendidikan tidak cukup hanya melaksanakan proses pembelajaran yang lebih banyak terfokus kepada membantu siswa menguasai pengetahuan secara intelektual, melainkan,
juga harus disertai dengan pengembangan aspek lain, seperti keterampilan social, kecerdasan emosional, disiplin diri, pemahaman nilai,
sikap dan kebiasaan belajar.
f. Dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya. Prinsip
ini mengandung arti bahwa bantuan didalam proses bimbingan diarahkan untuk membantu siswa memahami dirinya, mengarahkan

7


System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

dirinya kepada tujuan yang realistic, dan mencapai tujuan yang realistic itu sesuai dengan kemampuan diri dan peluang yang diperoleh.
6. Fungsi Bimbingan Dan Konseling
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya

(pendidikan,

pekerjaan,

dan

norma

agama).

Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya

dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif
b. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah
pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa
masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya :
bahayanya

minuman

keras,

merokok,

penyalahgunaan

obat-

obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).

c. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi

perkembangan

konseli.

Konselor

dan

personel

Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamworkberkolabo-

8

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

rasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program
bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya
membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya.
d. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching. Teknik bimbingan
yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial,
diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room,
dan karyawisata.
7. Asas- asas bimbingan dan konseling
Penyelengaraan bimbingan dan konseling selain harus memperhatikan aspek, fungsi dan prinsip juga dituntut untuk mempedulikan beberapa asas yang mendaasari kinerja pembimbing atau konselor dalam pelaksanaan tugasnya. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut.
a. Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli)
yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak
boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru
pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data
dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
b. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli)
mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya.

9

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
c. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan
bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai
informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan
dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait
pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada
diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka
dan tidak berpura-pura.
d. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar konseli yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif
di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal
ini guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan
baginya.
e. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk
pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli)
sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing
10

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian
konseli.
f. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat
dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang
diperbuat sekarang.
g. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang
sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,
baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling
menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru
pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
i. Asas keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai

11

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.
Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak
berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh,
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat
meningkatkan kemampuan konseli memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai dan norma tersebut.
j. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan
atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga
yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun
dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
k. Asas alih tangan kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan konseli mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula
guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata
pelajaran/praktik dan lain-lain.
8. Tujuan Bimbingan Dan Konseling
12

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

Tujuan bimbingan dan konseling merupakan pernyataan yang menggambarkan kualitas perilaku atau pribadi
peserta didik yang diharapkan berkembang melalui berbagai strategi layanan kegiatan yang diberikan. Adapun tujuan

bimbingan

dan

konseling,

diantaranya

sebagai

berikut.
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya seoptimal mungkin.
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan

pendidikan,

lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam
studi,

penyesuaian

dengan

lingkungan

pendidikan,

masyarakat, maupun lingkungan kerja (Juntika, 2002).
e. Memiliki kemampuan menginternalisasi nilai-nilai yang
terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang
harus dikuasainya.
B. Sistem Pola 17 Bimbingan Dan Konseling
Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini
memberi warna tersendiri bagi bidang garapan, jenis layanan dan kegiatan pendukung BK di jajaran pendidikan dasar dan menengah.
Program layanan bimbingan konseling tidak dapat berjalan dengan
efektif apabila tidak didukung dengan profesionalismenya guru BK tersebut da-

13

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

lam melayani kliennya dengan terprogram secara efektif apabila kurang atau tidak
didukung faktor lain, misalnya faktor pengalaman bekerja. Layanan konseling diberikan kepada peserta didik untuk belajar dengan efektif. Efektivitas konseling
dapat tercapai bila seorang konselor atau guru pembimbing melaksanakan pola 17.
Butir-butir pokok pola 17 BK adalah sebagai sebagai berikut:
SISTEM POLA 17 BIMBINGAN DAN KONSELING
4 BIDANG GARAPAN

9 LAYANAN KEGIATAN

4 KEG. PENDUKUNG

1. Bimbingan Pribadi

5. Layanan Orientasi

14. Aplikasi
tasi

2. Bimbingan Sosial

6. Layanan Informasi

Instrumen-

15. Himpunan Data
3. Bimbingan Belajar

7. Layanan Penempatan
Dan Penyaluran

16. Kunjungan Rumah

4. Bimbingan Karier
8. Layanan
jaran

Pembela-

9. Layanan Konseling
Perorangan
10. Layanan Bimbingan
Kelompok
11. Layanan Dengan Kotak Konsultasi
12. Layanan Konferensi
Kasus
13. Layanan Dengan Papan Bimbingan
C. Bidang Garapan

14

17. Alih Tangan Kasus

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

Ditinjau dari segi masalah yang dihadapi para peserta didik, bidang
garapan bimbingan di sekolah mencakup 4 bidang berikut:
1. Bimbingan Pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA /SMK membantu peserta didik menemukan dan
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang
Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a. pemantapan sikap dan kebiasaan seta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan prodiktif, baik dalm kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya dimasa depan.
c. pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran
dan pengmbangannya pada atau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan produktif.
d. pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaaha-usaha penanggulangannya
e. pemantapan kemampuan mengambil keputusan .
f. pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusaana
yang telah diambilnya.
g. pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.

2. Bimbingan Sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA /SMK membantu peserta didik mengenal dan berhubungan
dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggungjawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a. pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun
tulisan secara efektif.
15

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

b. pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif, dan produktif.
c. pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di
rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas denga menjunjung tinggi
tata karma, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, hokum, ilmu, dan
kebiasaan yang berlaku.
d. pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya.
e. pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggungjawab.
f. orientasi tentang hidup berkeluarga.

3. Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP,SMA /SMK membantu peserta didik mengembangkan diri, sikap
dan kebiasaaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih
tinggi. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a. pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari informasi dalam berbagai sumber belajar,
bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya, mengembangkan keter16

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

ampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar.
b. pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun
berkelompok.
c. pemantapan penguassaan materi program belajar di sekolah menengah
umum sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
d. pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,sosial dan budaya
yang ada disekolah, lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan,serta pengembangan pribadi.
e. orientasi belajar di sekolah sambungan/perguruan tinggi.

4. Bimbingan Karier
Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA/SMK membantu peserta didik merencanakan dan mengembangkan masa depan karier.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok sebagai berikut:
a. pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier
yang hendak dikembangkan.
b. pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya
karier yang hendak di kembangkan.
c. orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
d. orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya
sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.

D. Jenis Layanan Kegiatan
Jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada sembilan,
yaitu sebagai berikut.

17

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

1. Layanan Orientasi
Pelayanan orientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasuki peserta
didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai
cara, yaitu meliputi hal berikut:
a. sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
b. kurikulum yang sedang berlaku
c. penyelenggaraan pengajaran
d. kegiatan belajar klien yang diharapkan
e. sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas
f. fasilitas-fasilitas sumber belajar yang ada (seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, ruang praktek)
g. fasilitas penunjang (sarana olahraga dan rekreasi, pelayanan kesehatan,
pelayanan bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata usaha)
h. staf pengajar dan tata usaha
i. hak dan kewajiban peserta didik
j. organisasi peserta didik
k. organisasi orang tua peserta didik

18

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

l. organisasi sekolah secara menyeluruh

2. Layanan Informasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai
cara, yaitu meliputi hal berikut.
a. Informasi pengembangan pribadi
b. Informasi pendidikan
c. Informasi jabatan
d. Informasi kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keberagamabn,
sosial budaya, dan lingkungan

1) Langkah-Langkah Penyajian Informasi
a) Langkah Persiapan
(1) Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya
(2) Mengidentifikasikan peserta didik yang akan menerima informasi
(3) Mengetahui sumber-sumber informasi
(4) Menetapkan teknik penyampaian informasi
(5) Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan
(6) Menetapkan ukuran keberhasilan
b) Langkah Pelaksanaan
(1) Usahakan tetap menarik minat dan perhatian para peserta didik.
(2) Berikan informasi secara sistematis dan sederhana sehingga jelas
isi dan manfaatnya.
(3) Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan peserta didik
sehari – hari.
(4) Bila menggunakan teknik peserta didik mendapatkan sendiri informasi ( karya wisata dan pemberian tugas ) persiapkan sebaik
mungkin sehingga setiap peserta didik mengetahui apa yang harus
diperhatikan, apa yang harus dicatat dan apa yang harus dilakukan.

19

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

(5) Bila menggunakan teknik langsung atau tidak langsung usahakan
tidak terjadi kekeliruan.
(6) Usahakan selalu kerja sama dengan guru bidang studi dan wali kelas.
c) Langkah Evaluasi
Konselor hendaknya mengevaluasi setiap kegiatan penyajian informasiuntuk mengetahui sampai seberapa jauh peserta didik mampu
menangkap informasi. Manfaat dari langkah informasi ini, diantaranya
adalah:
(1) konselor mengetahui hasil pemberian informasi.
(2) konselor mengetahui efektivitas suatu teknik.
(3) konselor mengetahui apakah persiapannya sudah cukup matang
atau masih banyak kekurangannya.
(4) konselor mengetahui kebutuhan klien.
(5) bila dilakukan evaluasi, peserta didik merasa perlu memperhatikan
lebih serius, supaya timbul sikap positif dan menghargai isi informasi yang diterimanya.
2) Kriteria Penilaian Keberhasilan Pelayanan Penyajian Informasi
a) Jika para peserta didik telah dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya yang baru.
b) Jika para peserta didik telah memperoleh sebanyak mungkin sumber
informasi tentang: cara belajar, informasi sekolah sambungan, informasi pemilihan jurusan/program.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan
dan penyaluran yang tepat.
Fungsi utama

bimbingan

yang

didukung

oleh

layanan

penempatan/penyaluran ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan. Materi
yang dapat diangkat melalui penempatan dan penyaluran ada berbagai macam,
yaitu meliputi.
a. Penempatan dan penyaluran peserta didik di sekolah
1) Pelayanan penempatan dalam kelas
2) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar
3) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan kurikuler/ekstrakurikuler
4) Pelayanan penempatan dan penyaluran kejurusan/program studi
20

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

b. Pelayanan penempatan dan penyaluran lulusan
1) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan sambungan/lanjutan
2) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/pekerjaan
4. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok
dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan
kegiatan belajar lainnya. Pelayanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan peserta didik memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna
dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang
didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Materi yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran, yaitu
meliputi hal berikut:
a. pengenalan peserta didik yang mengalami masalah belajar tentang kemampuan, motivasi, sikap, dan kebiasaan belajar.
b. pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
c. pengembangan keterampilan belajar: membaca, mencatat, bertanya dan
menjawab, dan menulis.
d. pengajaran perbaikan.
e. program pengayaan.

5. Layanan Konseling Perorangan (Individual)
Layanan konseling perorangan, yaitu pelayanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan langsung tatap muka dengan guru bimbingan dalam rangka pembahasan dan pen21

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

gentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. Fungsi utama bimbingan
yang didukung oleh pelayanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.
a. Macam-Macam Pendekatan dalam Konseling
Ada beberapa bentuk pendekatan dalam penyuluhan yang telah
dikembangkan, diataranya:
1) psikoanalitik
2) eksistensial-humanitik
3) klien-sentered dan/atau klinikal
4) gestalt
5) analisis transaksional
6) tingkah laku
7) rasional-emotif
8) realitas
9) pendekatan yang akan diuraikan selanjutnya dalam praktik adalah konseling klinikal
b. Langkah-Langkah Konseling Klinikal
1) Langkah analisis
Langkah analisis adalah kegiatan penghimpunan data tentang peserta didik yang berkenaan dengan bakat, minat, motif, kesehatan fisik,
kehidupan emosional, dan karakteristik yang dapat menghambat atau
mendukung penyesuaian diri peserta didik.
2) Langkah sintesis
Sintesis adalah langkah yang menghubungkan dan menrangkum
data. Ini berarti bahwa dalam langkah sintesis, penyuluhan mengorganisasikan dan merangkum data sehingga tampak dengan jelas gejala-gejala atau keluhan-keluahan peserta didik. Rangkuman ini haruslah
dibuat berdasarkan data yang diperoleh dalam langkah analisis.
3) Langkah diagnosis
Diagnosis adalah langkah menemukan masalahnya atau mengidentifikasi masalah. Langkah ini mencakup proses interpretasi data dalam
kaitannya dengan gejala-gejala masalah, kekuatan dan kelemahan peserta didik.
4) Langkah prognosis

22

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

Prognosis adalah suatu langkah mengenai alternative bantuan yang
dapat diberikan kepada peserta didik sesuai dengan masalah yang dihadapi sebagaimana ditemukan dalam langkah diagnosis.
5) Langkah konseling
Langkah konseling adalah pemeliharaan yang berupa inti dari
pelaksanaan konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha, diantaranya menciptakan hubungan baik (rapport) antara konselor dengan peserta didik, menafsirkan data, memberikan berbagai iinformasi,
serta merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama peserta didik.
6) Tindak lanjut
Tindak lanjut adalah langkah penentuan efektif tidaknya suatu usaha konseling yang telah dilaksanakan. Langkah ini membantu peserta
didik kembali memecahkan masalah-masalah baru yang berkaitan dengan masalahnya semula.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang
berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan untuk perkembangan dirinya baik secara individu maupun sebagai pelajar, dan
untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu.
7. Layanan Dengan Kotak Konsultasi
Layanan dengan kotak konsultasi yaitu layanan dengan cara
memasang kotak konsultasi pada tempat strategis di sekolah. Peserta didik
yang memerlukan dapat dengan cara menuliskan masalahnya pada kertas dan
dimasukkan pada kotak konsultasi tersebut. Kotak konsultasi dikunci agar
isinya aman. Pada waktu tertentu pembimbing membuka dan mencermati
masalah-masalah apa yang disampaikan lewat kotak konsultasi tersebut untuk
mendapatkan layanan.
23

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

8. Layanan Konferensi Kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami klien dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan
bahan, keterangan kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Kasus yang telah ditetapkan oleh guru pembimbing, ada yang bisa
dipecahkan secara tuntas dengan hanya melalui penanganan konselor sekolah,
tetapi banyak pula kasus-kasus yang belum bisa ditangani sendiri yang sangat
memerlukan campur tangan dari personel lain. Teknik-teknik bantuan yang
akan diberikan, dibicarakan dalam suatu pertemuan yang disebut dengan konferensi kasus atau case conference.
9. Layanan dengan Papan Bimbingan
Layanan dengan papan bimbingan, yaitu suatu bentuk papan yang
dipasang pada tempat strategis di sekolah yang berisi materi bimbingan yang
dapat dibaca dan diamati oleh peserta didik. Materi bimbingan disusun oleh
guru pembimbing dan dipasang serta diganti pada periode tertentu.
Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan factor/kegiatan pendukung. Kegiatan ini pada umumnya tidak ditujukan
secara langsung untuk memecahkan masalah peserta didik, melainkan untuk
memperoleh data dan/atau keterangan lain yang akan membantu keberhasilan
pelayanan.
E. Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi Instrument

24

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

Aplikasi

instrument

adalah

kegiatan

pendukung

untuk

mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, keterangan tentang
lingkungannya, dan lingkungan yang lebih luas.
Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling pada umumnya meliputi.
a. Instrument tes
1) tes intelegensi
2) tes bakat
3) tes kepribadian
4) tes hasil belajar
5) tes diagnostik
b. Instrumen non tes
1) Catatan anekdot
2) Angket/kuisioner
3) Daftar cek
4) Sosiometri
5) Inventori

2. Himpunan Data
Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung untuk
menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
Berbagai hal yang termuat di dalam himpunan data meliputi: identitas peserta didik, latar belakang rumah dan keluarga, kemampuan, sejarah
pendidikan, hasil tes diagnostic, sejarah kesehatan, pengalaman kegiatan, citacita, prestasi, hasil belajar, sosiometri, dan laporan penyelenggaraan belajar
kelompok.

25

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

3. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung untuk memperoleh
data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien melalui kunjungan ke rumahnya.
Data/keterangan yang diperoleh dari kunjungan rumah meliputi.
a. Kondisi rumah tangga dan orang tua,
b. Fasilitas belajar yang ada di rumah,
c. Hubungan antar anggota keluarga,
d. Sikap dan kebiasaan anak di rumah,
e. Pendapat anggota keluarga terhadap klien,
f. Komitmen anggota keluarga dalam perkembangan klien dan pengentasan
masalah klien.
4. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus yaitu, kegiatan pendukung untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta
didik dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lainnya.
Di sekolah, ahli tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata
pelajaran atau staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan peserta
didik yang bermasalah kepada guru pembimbing. Sebaliknya, bila guru pembimbing juga dapat mengalihtangankan peserta didik kepada guru mata pelajaran atau kepada orang yang lebih ahli terhadap kebutuhan peserta didik.
Guru pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalihtangankan
permasalahan peserta didik kepada ahli-ahli yang relevan seperti dokter, psikiater, ahli agama, dan lain-lain.

26

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan
simpulan sebagai berikut.
1. Wawasan bimbingan dan konseling
a. Pengertian bimbingan dan konseling
Bimbingan adalah arahan, tuntunan, pertolongan, yang diberikan
kepada individu atau kelompok individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan hidupnya sesuai dengan perkembangan pribadinya
agar supaya menyesuaikan dirinya untuk kesejahteraan hidupnya.
Konseling adalah bantuan pertolongan, tuntunan yang di berikan
kepada seseorang untuk mengatasi kesulitan atau masalah secara langsung berhadapan muka atau face to face relation untuk mencapai kesejahteraan hidup.
b. Persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan
1) Persamaan bimbingan dan konseling adalah sama-sama memberikan pertolongan untuk kesejahteraan.
2) Perbedaan bimbingan dan konseling adalah konseling itu merupakan salah satu teknik bimbingan karena bimbinga lebih luas
dari konseling
3) Persamaan penyuluhan dan konseling adalah sama-sama memberikan pertolongan untuk kesejahteraan

27

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

e. Perbedaan penyuluhan dan konseling adalah kalau penyuluhan tergantung kepada penyuluh, sedangkan konseling itu inisiatif dari klien.
Penyuluhan bersifat umum yang berlaku di Indonesia, sedangkan konseling khusus di bidang psikologi dan pendidikan. Penyuluhan bersifat
masal, sedangkan konseling bersifat individual
c. Ruang lingkup bimbingan dan konseling
1) Ruang lingkup dari segi pelayanan: pelayanan bimbingan konseling di sekolah dan di luar sekolah
2) Ruang lingkup dari segi sasaran: perorangan / individual dan
kelompok
3) Ruang lingkup dari segi: bimbingan konseling pendidikan dan
karir
4) Ruang lingkup dari segi sosial budaya
d. Sifat-sifat bimbingan dan konseling yaitu: bimbingan preventif, kuratif, dan persevaratif.
e. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
Pada dasarnya bimbingan dan konseling diberikan kepada individu
yang dalam masa perkembangan ataupun semua orang dengan memperhatikan segi perkembangan.
f. Fungsi bimbingan dan konseling, yaitu: fungsi pemahaman, preventif,
pengembangan, dan penyembuhan.
g. Asas- asas bimbingan dan konseling, yaitu: asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, keharmonisan, keahlian, dan alih tangan kasus.

28

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

h. Tujuan bimbingan dan konseling
1) Merencanakan

kegiatan

penyelesaian

studi,

perkembangan karir serta kehidupannya dimasa
yang akan datang.
2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan
yang dimilikinya seoptimal mungkin.
3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi
dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja
(Juntika, 2002).
5) Memiliki kemampuan menginternalisasi nilai-nilai
yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya
2. System pola 17 bimbingan dan konseling merupakan serangkaian program layanan yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang
lebih baik. System pola 17 ini terbagi ke dalam 3 bagian:
a. 4 bidang garapan;
b. 9 jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling; dan
c. 4 kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

3. Bidang garapan ada empat, yaitu: bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar, dan bimbingan karier.

29

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

4. Layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada Sembilan jenis, yaitu: layanan
orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,
layanan dengan kotak konsultasi, layanan konferensi kasus, dan yang terakhir
layanan dengan papan bimbingan.

5. kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ada empat, yaitu aplikasi instrumen, himpunan data, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Kita hendaknya menguasai konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling
kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik.
2. Kita hendaknya menerapkan konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling
di lapangan.

30

System Pola 17 Bimbingan dan Konseling

DAFTAR PUSTAKA
Daud, A. (N.D.). Retrieved Desember 25, 2013, From
http://abudaud2010.blogspot.com/2010/10/layanan-konsultasi.html?m=1
Puspita, A. (2013, Februari 25). Dipetik Desember 22, 2013, dari
anggipuspita1.wordpress.com/2013/02/25/9/: http://anggipuspita1.wordpress.com
SINGAJAYA, S. 1. (2010). Retrieved Desember 25, 2013, From http://smpn1singajaya.wordpress.com/bimbingan-dan-konseling/
Sukardi, D. K., & Kusmawati, D. N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

31