Uji Analisis Metode Pont’s pada Mahasiswa Suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ortodonti adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan, diagnosis, pencegahan serta koreksi penyimpangan
dentokraniofasial.1 Tujuan perawatan ortodonti adalah untuk memperoleh estetika
dental dan fasial, struktur wajah yang seimbang, serta mencapai fungsi stomatognasi
yang optimal.1,2
Edward H Angle,(1899) mengklasifikasikan oklusi normal melalui hubungan
anteroposterior gigi molar satu permanen.1,3 Oklusi normal didefinisikan sebagai
tonjol mesiobukal molar pertama rahang atas yang berkontak dengan groove bukal
molar pertama rahang bawah dan gigi tersusun secara rapi pada lengkung rahang.1,3
Maloklusi didefinisikan sebagai suatu penyimpangan dari oklusi normal.1
Terdapat beberapa etiologi yang menyebabkan terjadinya maloklusi, diantaranya
adalah faktor lingkungan, genetik, kebiasaan buruk, aktivitas otot, dan lain-lain.2,4
Angle mengklasifikasikan maloklusi menjadi tiga kelas yaitu Klas I, Klas II, dan
Klas III.1,5 Maloklusi dapat menimbulkan penyimpangan pada tampilan wajah,
masalah pada fungsi oral seperti pengunyahan, menelan dan berbicara, kelainan
temporomandibula, trauma dental, dan penyakit periodontal.6
Maloklusi dapat diketahui melalui suatu studi dan interpretasi klinis yang
disebut diagnosis ortodonti. Diagnosis ortodonti merupakan suatu langkah sebelum
menyusun rencana perawatan ortodonti.7 Diagnosis ortodonti dapat ditegakkan
dengan melakukan beberapa analisis seperti anamnesa, riwayat kasus, pemeriksaan
klinis, analisis fungsional, analisis radiografi, analisis fotografi, dan analisis model
studi.7
Analisis model studi digunakan untuk mengukur derajat maloklusi,
kesimetrian lengkung gigi, lebar lengkung gigi, panjang lengkung gigi, perimeter
Universitas Sumatera Utara
lengkung gigi, tinggi palatal, lebar mesiodistal gigi, analisis ruang, dan lain-lain.8
Analisis model studi dapat digunakan untuk menganalisis lengkung gigi rahang atas
dan rahang bawah dalam tiga arah yaitu sagital, vertikal, dan transversal.2 Pada arah
transversal, dapat diukur lebar interkaninus, lebar interpremolar, dan lebar
intermolar.9 Lebar interpremolar dan lebar intermolar diukur untuk mengetahui
jumlah ekspansi yang dibutuhkan untuk mengatasi gigi berjejal.10
Terdapat banyak rumus dan indeks yang digunakan dalam memprediksi lebar
interpremolar dan lebar intermolar yang ideal dengan menggunakan lebar mesiodistal
gigi
antara
lain
yaitu
Indeks
Pont’s,
Indeks
Linder,
Indeks
Korkhaus,
Indeks Schmuth, Indeks Cha, Indeks Schwarz, dan Indeks McNamara.10 Indeks
Pont’s digunakan untuk memprediksi lebar interpremolar dan intermolar dari jumlah
lebar mesiodistal dari keempat gigi insisivus rahang atas. Pengukuran dan prediksi
lebar lengkung dilakukan pada lengkung rahang atas saja.11 Indeks Pont’s digunakan
untuk menentukan besarnya ekspansi yang dibutuhkan pada regio premolar dan
molar.2
Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan korelasi yang signifikan
antara lebar lengkung gigi yang diukur pada model studi dengan lebar lengkung gigi
yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s.11 Penelitian mengenai Indeks Pont’s
sebelumnya dilakukan oleh Karanth dan Jayade, pada tahun 1998 pada 50 orang
populasi Tibet. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara nilai lebar interpremolar dan intermolar yang diukur pada model
studi dengan nilai lebar interpremolar dan intermolar yang dihitung menggunakan
Indeks Pont’s dimana nilai indeks premolar adalah 79,56 dan nilai indeks molar
adalah 61,64.11 Aginihotri dan Gupta, pada tahun 2008 melakukan penelitian pada
100 orang populasi India Utara. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
korelasi yang signifikan antara lebar keempat gigi insisivus rahang atas dan lebar
lengkung gigi dengan Indeks Pont’s, dimana nilai Pont’s adalah 81 dan 65 untuk
premolar dan molar.12 Dakal dan Shrestha, pada tahun 2014 melakukan penelitian
pada populasi Nepal yang berjumlah 100 orang. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara nilai lebar interpremolar dan
Universitas Sumatera Utara
intermolar yang diukur pada model studi dengan nilai lebar interpremolar dan
intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s, dimana nilai indeks premolar
adalah 80,51 dan indeks molar adalah 63,65.11
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang lemah antara
lebar lengkung gigi yang diukur pada model studi dengan lebar lengkung gigi yang
dihitung menggunakan Indeks Pont’s. Ordoubazary dkk., pada tahun 2007 telah
melakukan penelitian pada 80 mahasiswa Iran yang berusia 14-18 tahun. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara lebar
lengkung gigi yang diukur pada model studi dengan lebar lengkung gigi yang
dihitung menggunakan Indeks Pont’s.10 Al-Omari dkk., pada tahun 2007 telah
melakukan penelitian pada 114 Jordanian dengan oklusi yang normal. Penelitian ini
menyatakan bahwa terdapat korelasi yang lemah antara lebar lengkung gigi yang
diukur pada model studi dengan lebar lengkung gigi yang dihitung menggunakan
Indeks Pont’s.10 Nilai analisis Pont’s sangat berbeda antara satu populasi dengan
populasi yang lain karena morfologi gigi dipengaruhi oleh faktor budaya, jenis
kelamin, ras, dan lingkungan.12,13
Kelompok ras secara luas diklasifikasikan sebagai Kaukasoid, Mongoloid,
dan Negroid.14 Suku India termasuk dalam ras Kaukasoid. Suku India dibagi kepada
empat golongan yaitu golongan Austric, golongan Dravida, golongan Sino-Tibetan,
dan golongan Indo Europa dimana golongan Dravida dan golongan Indo Europa
termasuk dalam ras Kaukasoid.14,15 Golongan Dravida terdiri daripada orang Telugu,
Tamil, Kannada, Malayali, dan Gondi. Biasanya golongan ini berasal dari India
Selatan. Golongan Indo Europa terdiri dari orang Marathi, Rajasthani, Gujarati,
Marwari, Punjabi, dan Bengali. Golongan ini biasanya berasal dari India Utara.15
Populasi Tamil yang merupakan golongan dravida berjumlah sekitar 74 juta di
seluruh dunia. Perkiraan populasi Tamil di Malaysia lebih dari 1.060.000 orang.16
Terdapat sebanyak 168 mahasiswa suku India Tamil di Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara dari angkatan 2009-2015. Saat ini penelitian tentang
uji analisis metode Pont’s pada mahasiswa suku India Tamil belum pernah dilakukan
oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1.
Apakah nilai lebar interpremolar yang diukur pada model studi signifikan
dengan nilai lebar interpremolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s ?
2.
Apakah nilai lebar intermolar yang diukur pada model studi signifikan
dengan nilai lebar intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Untuk mengetahui signifikansi antara nilai lebar interpremolar yang
diukur pada model studi dengan nilai lebar interpremolar yang dihitung menggunakan
Indeks Pont’s.
2.
Untuk mengetahui signifikansi antara nilai lebar intermolar yang diukur
pada model studi dengan nilai lebar intermolar yang dihitung menggunakan Indeks
Pont’s.
1.4 Hipotesis Penelitian
Nilai lebar interpremolar dan lebar intermolar yang diukur pada model studi
signifikan dengan nilai lebar interpremolar dan lebar intermolar yang dihitung
menggunakan Indeks Pont’s.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.
Dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan ekspansi lengkung lateral
dalam menegakkan diagnosis dan menyusun rencana perawatan ortodonti yang tepat
khususnya pada suku India Tamil bila penelitian ini memiliki signifikansi yang
bermakna.
Universitas Sumatera Utara
2. Dapat memberi masukkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan
penerapannya di bidang ortodonti khusus pada suku India Tamil.
3.
Dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ortodonti adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan, diagnosis, pencegahan serta koreksi penyimpangan
dentokraniofasial.1 Tujuan perawatan ortodonti adalah untuk memperoleh estetika
dental dan fasial, struktur wajah yang seimbang, serta mencapai fungsi stomatognasi
yang optimal.1,2
Edward H Angle,(1899) mengklasifikasikan oklusi normal melalui hubungan
anteroposterior gigi molar satu permanen.1,3 Oklusi normal didefinisikan sebagai
tonjol mesiobukal molar pertama rahang atas yang berkontak dengan groove bukal
molar pertama rahang bawah dan gigi tersusun secara rapi pada lengkung rahang.1,3
Maloklusi didefinisikan sebagai suatu penyimpangan dari oklusi normal.1
Terdapat beberapa etiologi yang menyebabkan terjadinya maloklusi, diantaranya
adalah faktor lingkungan, genetik, kebiasaan buruk, aktivitas otot, dan lain-lain.2,4
Angle mengklasifikasikan maloklusi menjadi tiga kelas yaitu Klas I, Klas II, dan
Klas III.1,5 Maloklusi dapat menimbulkan penyimpangan pada tampilan wajah,
masalah pada fungsi oral seperti pengunyahan, menelan dan berbicara, kelainan
temporomandibula, trauma dental, dan penyakit periodontal.6
Maloklusi dapat diketahui melalui suatu studi dan interpretasi klinis yang
disebut diagnosis ortodonti. Diagnosis ortodonti merupakan suatu langkah sebelum
menyusun rencana perawatan ortodonti.7 Diagnosis ortodonti dapat ditegakkan
dengan melakukan beberapa analisis seperti anamnesa, riwayat kasus, pemeriksaan
klinis, analisis fungsional, analisis radiografi, analisis fotografi, dan analisis model
studi.7
Analisis model studi digunakan untuk mengukur derajat maloklusi,
kesimetrian lengkung gigi, lebar lengkung gigi, panjang lengkung gigi, perimeter
Universitas Sumatera Utara
lengkung gigi, tinggi palatal, lebar mesiodistal gigi, analisis ruang, dan lain-lain.8
Analisis model studi dapat digunakan untuk menganalisis lengkung gigi rahang atas
dan rahang bawah dalam tiga arah yaitu sagital, vertikal, dan transversal.2 Pada arah
transversal, dapat diukur lebar interkaninus, lebar interpremolar, dan lebar
intermolar.9 Lebar interpremolar dan lebar intermolar diukur untuk mengetahui
jumlah ekspansi yang dibutuhkan untuk mengatasi gigi berjejal.10
Terdapat banyak rumus dan indeks yang digunakan dalam memprediksi lebar
interpremolar dan lebar intermolar yang ideal dengan menggunakan lebar mesiodistal
gigi
antara
lain
yaitu
Indeks
Pont’s,
Indeks
Linder,
Indeks
Korkhaus,
Indeks Schmuth, Indeks Cha, Indeks Schwarz, dan Indeks McNamara.10 Indeks
Pont’s digunakan untuk memprediksi lebar interpremolar dan intermolar dari jumlah
lebar mesiodistal dari keempat gigi insisivus rahang atas. Pengukuran dan prediksi
lebar lengkung dilakukan pada lengkung rahang atas saja.11 Indeks Pont’s digunakan
untuk menentukan besarnya ekspansi yang dibutuhkan pada regio premolar dan
molar.2
Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan korelasi yang signifikan
antara lebar lengkung gigi yang diukur pada model studi dengan lebar lengkung gigi
yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s.11 Penelitian mengenai Indeks Pont’s
sebelumnya dilakukan oleh Karanth dan Jayade, pada tahun 1998 pada 50 orang
populasi Tibet. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara nilai lebar interpremolar dan intermolar yang diukur pada model
studi dengan nilai lebar interpremolar dan intermolar yang dihitung menggunakan
Indeks Pont’s dimana nilai indeks premolar adalah 79,56 dan nilai indeks molar
adalah 61,64.11 Aginihotri dan Gupta, pada tahun 2008 melakukan penelitian pada
100 orang populasi India Utara. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
korelasi yang signifikan antara lebar keempat gigi insisivus rahang atas dan lebar
lengkung gigi dengan Indeks Pont’s, dimana nilai Pont’s adalah 81 dan 65 untuk
premolar dan molar.12 Dakal dan Shrestha, pada tahun 2014 melakukan penelitian
pada populasi Nepal yang berjumlah 100 orang. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara nilai lebar interpremolar dan
Universitas Sumatera Utara
intermolar yang diukur pada model studi dengan nilai lebar interpremolar dan
intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s, dimana nilai indeks premolar
adalah 80,51 dan indeks molar adalah 63,65.11
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang lemah antara
lebar lengkung gigi yang diukur pada model studi dengan lebar lengkung gigi yang
dihitung menggunakan Indeks Pont’s. Ordoubazary dkk., pada tahun 2007 telah
melakukan penelitian pada 80 mahasiswa Iran yang berusia 14-18 tahun. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara lebar
lengkung gigi yang diukur pada model studi dengan lebar lengkung gigi yang
dihitung menggunakan Indeks Pont’s.10 Al-Omari dkk., pada tahun 2007 telah
melakukan penelitian pada 114 Jordanian dengan oklusi yang normal. Penelitian ini
menyatakan bahwa terdapat korelasi yang lemah antara lebar lengkung gigi yang
diukur pada model studi dengan lebar lengkung gigi yang dihitung menggunakan
Indeks Pont’s.10 Nilai analisis Pont’s sangat berbeda antara satu populasi dengan
populasi yang lain karena morfologi gigi dipengaruhi oleh faktor budaya, jenis
kelamin, ras, dan lingkungan.12,13
Kelompok ras secara luas diklasifikasikan sebagai Kaukasoid, Mongoloid,
dan Negroid.14 Suku India termasuk dalam ras Kaukasoid. Suku India dibagi kepada
empat golongan yaitu golongan Austric, golongan Dravida, golongan Sino-Tibetan,
dan golongan Indo Europa dimana golongan Dravida dan golongan Indo Europa
termasuk dalam ras Kaukasoid.14,15 Golongan Dravida terdiri daripada orang Telugu,
Tamil, Kannada, Malayali, dan Gondi. Biasanya golongan ini berasal dari India
Selatan. Golongan Indo Europa terdiri dari orang Marathi, Rajasthani, Gujarati,
Marwari, Punjabi, dan Bengali. Golongan ini biasanya berasal dari India Utara.15
Populasi Tamil yang merupakan golongan dravida berjumlah sekitar 74 juta di
seluruh dunia. Perkiraan populasi Tamil di Malaysia lebih dari 1.060.000 orang.16
Terdapat sebanyak 168 mahasiswa suku India Tamil di Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara dari angkatan 2009-2015. Saat ini penelitian tentang
uji analisis metode Pont’s pada mahasiswa suku India Tamil belum pernah dilakukan
oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1.
Apakah nilai lebar interpremolar yang diukur pada model studi signifikan
dengan nilai lebar interpremolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s ?
2.
Apakah nilai lebar intermolar yang diukur pada model studi signifikan
dengan nilai lebar intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Untuk mengetahui signifikansi antara nilai lebar interpremolar yang
diukur pada model studi dengan nilai lebar interpremolar yang dihitung menggunakan
Indeks Pont’s.
2.
Untuk mengetahui signifikansi antara nilai lebar intermolar yang diukur
pada model studi dengan nilai lebar intermolar yang dihitung menggunakan Indeks
Pont’s.
1.4 Hipotesis Penelitian
Nilai lebar interpremolar dan lebar intermolar yang diukur pada model studi
signifikan dengan nilai lebar interpremolar dan lebar intermolar yang dihitung
menggunakan Indeks Pont’s.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.
Dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan ekspansi lengkung lateral
dalam menegakkan diagnosis dan menyusun rencana perawatan ortodonti yang tepat
khususnya pada suku India Tamil bila penelitian ini memiliki signifikansi yang
bermakna.
Universitas Sumatera Utara
2. Dapat memberi masukkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan
penerapannya di bidang ortodonti khusus pada suku India Tamil.
3.
Dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara