Makalah Quantum Learning - Makalah
QUANTUM LEARNING
Disusun guna memenuhi tugas individu
Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu : Rasidi, S.Pd
Oleh :
Nama : Harfiyatun Mudhakaroh
NIM
: 12.0305.0195
Kelas : PGSD 2D
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas
tentang “QUANTUM LEARNING”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Semester 2.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan. Ucapan terima kasih dan penghargaan
tersebut penulis sampaikan kepada :
1. Rasidi S. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dalam
penulisan makalah ini.
2. Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
3. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan makalah ini yang tak
dapat kami sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membaca.
Magelang, 22 Juni 2013
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran merupakan suatu pola/rencana yang dilakukan
untuk mengorganisir unsur-unsur (komponen-komponen) pembelajaran.
Model pembelajaran dalam penerapannya, secara umum bercirikan lima
hal : sintaksis, hubungan guru-murid (prinsip reaksi guru), system sosial,
penunjang
(sistem
pendukung),
dan
dampak
instruksional
(efek
pengajaran/pengiring).
Proses belajar mestinya berjalan menyenangkan untuk anak-anak
didik. Ini adalah hal yang sesungguhnya sangat mendasar dari sebuah
proses belajar. Quantum Learning merupakan strategi belajar yang bisa
digunakan oleh siapa saja selain sisiwa dan guru karena memberikan
gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan.
Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya
belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan
dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan
hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara Quantum Learning.
Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami
dengan suasana yang menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Quantum Learning?
2.
Bagaimana prinsip-Prinsip dalam Quantum Learning?
3.
Bagaimana langkah-langkah dari Model Quantum Learning?
4.
Apa saja kelebihan dan kekurangan Quantum Learning?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Quantum Learning
Quantum ialah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Quantum Learning ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar
yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang
lain. Quantum Learning merupakan orkestrasi bermacam-macam interaksi
yang di dalam dan sekitar momen belajar atau suatu pembelajaran yang
mempunyai misi utama untuk mendesain suatu proses belajar yang
menyenangkan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang
mempengaruhi kesuksesan siswa.
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses
belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta
membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan
bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik
meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan.
Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran
akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan
bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang
terkait dengan sifat jurnalisme).
Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik
berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya
suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan
pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun
memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti
positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat
menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh.
2
Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru
yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.
Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai
“interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka
mengamsalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi
manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal
energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah
materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin
cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”.
Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik
pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode
tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar,
seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas
(visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan
holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol
(metaphoric learning), simulasi/permainan.
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur
dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat
mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial,
kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi.
Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak
langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui
bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi
(melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat).
Dari proses inilah, quantum learning menciptakan konsep motivasi,
langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat
simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar
apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk
keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar
pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif
yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar,
3
mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman
belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”
Dalam kaitan itu pula, antara lain, quantum learning mengonsep
tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan
lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan
sikap positif. Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu: lingkungan
mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro ialah tempat peserta
didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). Quantum learning
menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu
dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan
mengolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas
quantum learning. Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran umumnya di
ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian
kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja, kursi,
tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah
menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai.
Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan
sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Keadaan tegang
menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya
konsentrasi siswa.
Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Peserta didik diminta
untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk
memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke
lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi
dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang
menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis
Porter. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat
rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat
pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan pribadi.
Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil
peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak
4
ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut
(untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu). Pada akhirnya, interaksi ini
diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam
melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status
quo yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk
melebarkan lingkungan belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman
mendapatkan sesuatu yang baru akan memperluas “zona aman, nyaman
dan merasa dihargai” dari siswa.
Ada beberapa fase belajar yang dominan dalam hidup kita yang
menunjukan masa-masa dimana belajar merupakan suatu kebutuhan dan
paksaan bagi kita. Masa-masa awal belajar dimulai pada umur satu tahun,
fase dimana kita mau tidak mau belajar untuk berjalan. Umur dua tahun
yaitu fase belajar berkomunikasi karena keinginan dalam diri untuk bisa
berbicara dengan orang lain. Pada umur lima tahun, kita sudah mulai tahu
sekitar 90% kata-kata yang kita dengar dari orang lain. Enam tahun, fase
kita belajar membaca dan masa-masa penurunan semangat belajar adalah
ketika umur tujuh tahu, fase dimana kita mulai menganggap belajar
sebagai sesuatu yang menyebalkan dan menakutkan. Oleh sebab itu pada
masa ini peran orangtua dan guru sangat dibutuhkan.
Otak manusia tumbuh karena adanya stimulus yang berasal dari
sensor motorik yang memberikan kontak dengan lingkungan. Selain itu
juga adanya sensor emosional-kognitif yang memberikan stimulus
misalnya berupa bermain, meniru, mendongeng dalam diri anak.
Sedangkan setiap manusia akan mencapai tahap yang lebih tinggi dalam
tingkat
kecerdasannya
sesuai
dengan
perkembangan
otak
dan
keingintahuannya, yaitu tahap pembelajaran.
Pendayagunaan otak sangat berpengaruh terhadap tipe belajar yang
ditunjukkan oleh seorang anak. Hal itu dapat dilihat dari seberapa aktif dan
pasif-kah partisipasi seorang anak dalam menikmati kegiatan belajar yang
dilakukannya. Perbedaan yang mencolok diantara keduanya yaitu, pada
tipe anak yang belajar aktif, ia akan belajar apa saja dari setiap situasi yang
5
ada, memanfaatkan apa yang dipelajari sebagai keuntungan kita, selalu
proaktif, dan bersandar pada kehidupan. Sedangkan tipe paasif merupakan
kebalikkan dari tipe aktif. Hal ini bisa dibilang merupakan hal yang
negatif, karena seorang anak tidak melihat kesempatan belajar yang ada,
selalu mengabaikan peluang berkembang dari apa yang dipelajarinya,
reaktif, dan menarik diri dari kehidupan.
Oleh sebab itu, ada baiknya mengenai betapa pentingnya manfaat
belajar harus disampaikan kepada peserta didik sehingga siswa tahu apa
saja hal-hal positif yang ia peroleh dari belajar. Dan juga agar siswa
nantinya meningkatkan kemampuan belajarnya untuk mendapatkan
pengetahuan yang lebih luas, sehingga akan timbul pilihan hidup yang
lebih banyak, maka akhirnya akan timbul rasa percaya diri yang menjadi
kekuatan pribadinya. Untuk menciptakan rasa percaya diri tersebut dapat
dilakukan dengan cara yang sangat mudah, yaitu setiap selesai atau
berhasil mengerjakan suatu tugas, kita bisa merayakannya. Karena
perayaan memberikan perasaan keberhasilan, kesempurnaan, kepercayaan
diri, dan motivasi untuk langkah berikutnya.
B. Prinsip-prinsip dari Quantum Learning
Quantum Learning Model memiliki lima prinsip atau kebenaran
tetap. Prinsip-prinsip ini dianggap sebagai chord dasar dari simfoni belajar
seorang guru. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
a. Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dan kertas
yang guru bagikan hingga rancangan pelajaran guru, semuanya
mengirim pesan tentang belajar.
b. Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan guru mempunyai tujuan.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang
akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar
6
paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum
mereka memperoleh nama-nama untuk apa yang mereka pelajari.
d. Akui setiap usaha
Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari
kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah itu. Mereka patut
mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.
Perayaan adalah sarapan pelajar sang juara. Perayaan hádala umpan
balik mengenai kemajuan dan meningkatkan assosiasi emosi positif
dengan belajar.
Konsep kunci dalam Quantum Learning dari berbagai teori dan
strategi belajar yang digunakan antara lain:
a. Teori otak kanan kiri
Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan
kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear
dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui
tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca,
asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta
simbolisme.
Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur,
intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang
terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi),
kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau
suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik,
seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.
Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang
menargetkan tumbuhnya “emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan,
dan kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan saling
terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang
mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu
(balik lagi) kepada penciptaan kehormatan diri.
7
b. Teori otak triune (3 in 1)
Otak manusia mempuyai tiga bagian dasar yang seluruhnya dikenal
sebagai otak Triune (three in one). Tiga bagian dasar itu adalah batang
otak atau reptile. Bagian ini adalah komponen kecerdasan terendah dari
spesies manusia. Bagian ini bertanggung jawab atas fungsi motor
sensor (pengetahuan tentang realitas fisik yang berasal dari panca
indera). Juga berkaitan dengan insting mempertahankan hidup,
perhatiannya adalah pada makanan, tempat tinggal, reproduksi dan
perlindungan wilayah. Ketika merasa tidak aman, otak ini secara pontan
bangkit dan bersiaga atau melarikan diri. Inilah yang disebut dengan
reaksi hadapi atau lari. (DePorter,Hernacki, 2002: 26-27)
Yang kedua adalah bagian system limbic atau otak mamalia.
Fungsinya adalah bersifat emosional dan kognitif yaitu menyimpan
perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampuan
dalam belajar. Selain itu system ini juga mengendalikan bioritme
manusia, yaitu pola tidur, haus, lapar, gairah seksual, metabolisme dan
system kekebalan. System ini sebagai panel control utama yang
menggunakan informasi dari indra penglihatan, pendengaran, dan
sensasi tubuh.(DePorter, Hernacki, 2002: 28)
Bagian ketiga adalah neokorteks yang merupakan tempat
kecerdasan yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui panca
indra.
Fungsinya
untuk
berfikir
secara
intelektual,
penalaran,
pembuatan keputusan, prilaku waras, bahasa, kendali motorik sadar dan
ideasi non verbal.(DePorter, Hernacki, 2002: 28)
c. Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik)
Ada dua kategori utama tentang bagaimana cara belajar. Pertama ,
bagaimana seseorang menyerap informasi dengan mudah (modalitas).
Kedua, bagaimana cara mengatur dan mengolah informasi tersebut.
Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap
dan kemudian mengatur serta mengolah informasi
(DePorter,Hernacki,2002: 110)
8
Salah satu langkah mengenali gaya belajar adalah mengetahui
modalitas sebagai modalitas visual, auditorial, dan kinestetik. Orang
visual belajarnya melalui apa yang mereka lihat. Pelajar auditorial
melakukannya melalui apa yang mereka dengar dan pelajar kinestetik
belajarnya lewat gerak dan sentuhan.
d. Teori kecerdasan ganda
Teori Kecerdasan ganda adalah reori yang memadukan antara
bakat dan kecerdasan individu.
e. Pendidikan holistic (menyeluruh)
Pendidikan Holistic merupakan pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya dengan
topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan.
f. Belajar berdasarkan pengalaman
Belajar berdasarkan pengalaman adalah belajar dari apa yag telah
kita alami. Seperti apa yang tela kita lihat, kita dengar, kita lakukan
sebelumnya.
g. Belajar dengan simbol (metaphoric learning)
Metode ini merupakan sebuah metode permainan bernomor yang
disertai kartu-kartu atau pertayaan tertentu dari setiap nomor. Seperti
monopoli, ular tangga, metode ini juga membutuhkan alat bantu lain
seperti dadu, identitas peserta dan lain-lain.
h. Simulasi / permainan
Sedangkan metode permainan, disamping untuk menambah
ketangkasan juga dapat digunakan untuk menambah pengetahuan
secara luas atau mendalam. Seperti permainan teka-teki, dan catur atau
juga dengan permainan lainnya yang mendidik.
i. Peta Pikiran (mind mapping)
Peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak
dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis untuk
membentuk kesan yang lebih mendalam (DePorter, Hernacki,
2002:152). Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan
9
sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran
sangat baik untuk merencanakan dan mengatur berbagai hal, seperti
peta jalan yan digunakan untuk belajar.
C. Penerapan Quantum Learning Dalam Pembelajaran
Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
melalui konsep Quantum Learning dengan cara:
1. Kekuatan Ambak
Ambak(apa manfaatnya bagiku) adalah motivasi yang didapat dari
pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu
keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan
adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada
langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru agar siswa dapat
mengidentifikasi dan mengetahui manfaat atau makna dari setiap
pengalaman atau peristiwa yang dilaluinya dalam hal ini adalah proses
belajar.
2. Penataan lingkungan belajar
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan
lingkungan yang dapat membuat siswa merasa aman dan nyaman,
dengan perasaan aman dan nyaman ini akan menumbuhlkan
konsentrasi belajar siswa yang baik. Dengan penataan lingkungan
belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.
3. Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam
belajar siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk
memberikan pujian atau hadiah pada siswa yang telah berhasil dalam
belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu
menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan
merasa lebih dihargai.
10
4. Bebaskan gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya
belajar tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam
quantum learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam
belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar
saja.
5. Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika
siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan
kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara
dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau gambar yang
mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat
berupa tulisan.
6. Membiasakan membaca
Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena
dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman,
menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru
hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik buku pelajaran
maupun buku-buku yang lain.
7.
Jadikan anak lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba
dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa
akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.
8. Melatih kekuatan memori
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga
siswa perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.
D. Kelebihan dan Kekurangan dari Model Quantum Learning
1. Kelebihan
11
a. Dari sebuah pengalaman yang diselenggarakan oleh Learning Forum
di Supercamp yang mempraktekkan pembelajaran quantum ternyata
murid-muridnya mendapat nilai yang lebih baik
b. murid-murid lebih banyak berpartisipasi dan merasa lebih bangga
pada diri mereka sendiri.
c. Dalam pendekatan pembelajaran kuantum, pendidik mampu
menyatu dan membaur pada dunia peserta didik sehingga pendidik
bisa lebih memahami peserta didik.
d. Model pembelajarannya lebih santai dan menyenangkan karena
ketika belajar sambil diiringi musik.
e. Quantum learning sebagai salah satu metode belajar dapat
memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan
lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar
seseorang.
2. Kelemahan
a. Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih
khusus.
b. Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang
cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik.
c. Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut
situasi dan kondisi serta waktu yang lebih banyak.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Quantum ialah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Quantum Learning ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar
yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang
lain.
Konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori
otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual,
auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik,
belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric
learning), simulasi/permainan.
13
Daftar Pustaka
Ahmad dan Joko. Model Belajar Mengajar . (Bandung: Pustaka Setia,.1997).
hlm.27.
De Porter dan Hernacki. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan,.(Bandung: Kaifa, 2003)
Gordon, Dryden.
Revolusi Cara Belajar : The Learning Revolution Bagian I,
(Bandung. Kaifa, 2003).
Sugiarto, Iwan. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan
Kreatif. (Jakarta Gramedia Pustaka Utama: 2004).
http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/cara-penggunaan-quantumlearning.html
14
Disusun guna memenuhi tugas individu
Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu : Rasidi, S.Pd
Oleh :
Nama : Harfiyatun Mudhakaroh
NIM
: 12.0305.0195
Kelas : PGSD 2D
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas
tentang “QUANTUM LEARNING”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Semester 2.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan. Ucapan terima kasih dan penghargaan
tersebut penulis sampaikan kepada :
1. Rasidi S. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dalam
penulisan makalah ini.
2. Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
3. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan makalah ini yang tak
dapat kami sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membaca.
Magelang, 22 Juni 2013
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran merupakan suatu pola/rencana yang dilakukan
untuk mengorganisir unsur-unsur (komponen-komponen) pembelajaran.
Model pembelajaran dalam penerapannya, secara umum bercirikan lima
hal : sintaksis, hubungan guru-murid (prinsip reaksi guru), system sosial,
penunjang
(sistem
pendukung),
dan
dampak
instruksional
(efek
pengajaran/pengiring).
Proses belajar mestinya berjalan menyenangkan untuk anak-anak
didik. Ini adalah hal yang sesungguhnya sangat mendasar dari sebuah
proses belajar. Quantum Learning merupakan strategi belajar yang bisa
digunakan oleh siapa saja selain sisiwa dan guru karena memberikan
gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan.
Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya
belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan
dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan
hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara Quantum Learning.
Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami
dengan suasana yang menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Quantum Learning?
2.
Bagaimana prinsip-Prinsip dalam Quantum Learning?
3.
Bagaimana langkah-langkah dari Model Quantum Learning?
4.
Apa saja kelebihan dan kekurangan Quantum Learning?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Quantum Learning
Quantum ialah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Quantum Learning ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar
yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang
lain. Quantum Learning merupakan orkestrasi bermacam-macam interaksi
yang di dalam dan sekitar momen belajar atau suatu pembelajaran yang
mempunyai misi utama untuk mendesain suatu proses belajar yang
menyenangkan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang
mempengaruhi kesuksesan siswa.
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses
belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta
membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan
bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik
meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan.
Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran
akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan
bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang
terkait dengan sifat jurnalisme).
Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik
berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya
suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan
pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun
memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti
positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat
menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh.
2
Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru
yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.
Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai
“interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka
mengamsalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi
manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal
energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah
materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin
cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”.
Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik
pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode
tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar,
seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas
(visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan
holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol
(metaphoric learning), simulasi/permainan.
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur
dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat
mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial,
kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi.
Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak
langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui
bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi
(melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat).
Dari proses inilah, quantum learning menciptakan konsep motivasi,
langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat
simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar
apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk
keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar
pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif
yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar,
3
mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman
belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”
Dalam kaitan itu pula, antara lain, quantum learning mengonsep
tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan
lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan
sikap positif. Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu: lingkungan
mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro ialah tempat peserta
didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). Quantum learning
menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu
dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan
mengolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas
quantum learning. Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran umumnya di
ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian
kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja, kursi,
tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah
menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai.
Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan
sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Keadaan tegang
menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya
konsentrasi siswa.
Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Peserta didik diminta
untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk
memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke
lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi
dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang
menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis
Porter. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat
rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat
pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan pribadi.
Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil
peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak
4
ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut
(untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu). Pada akhirnya, interaksi ini
diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam
melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status
quo yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk
melebarkan lingkungan belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman
mendapatkan sesuatu yang baru akan memperluas “zona aman, nyaman
dan merasa dihargai” dari siswa.
Ada beberapa fase belajar yang dominan dalam hidup kita yang
menunjukan masa-masa dimana belajar merupakan suatu kebutuhan dan
paksaan bagi kita. Masa-masa awal belajar dimulai pada umur satu tahun,
fase dimana kita mau tidak mau belajar untuk berjalan. Umur dua tahun
yaitu fase belajar berkomunikasi karena keinginan dalam diri untuk bisa
berbicara dengan orang lain. Pada umur lima tahun, kita sudah mulai tahu
sekitar 90% kata-kata yang kita dengar dari orang lain. Enam tahun, fase
kita belajar membaca dan masa-masa penurunan semangat belajar adalah
ketika umur tujuh tahu, fase dimana kita mulai menganggap belajar
sebagai sesuatu yang menyebalkan dan menakutkan. Oleh sebab itu pada
masa ini peran orangtua dan guru sangat dibutuhkan.
Otak manusia tumbuh karena adanya stimulus yang berasal dari
sensor motorik yang memberikan kontak dengan lingkungan. Selain itu
juga adanya sensor emosional-kognitif yang memberikan stimulus
misalnya berupa bermain, meniru, mendongeng dalam diri anak.
Sedangkan setiap manusia akan mencapai tahap yang lebih tinggi dalam
tingkat
kecerdasannya
sesuai
dengan
perkembangan
otak
dan
keingintahuannya, yaitu tahap pembelajaran.
Pendayagunaan otak sangat berpengaruh terhadap tipe belajar yang
ditunjukkan oleh seorang anak. Hal itu dapat dilihat dari seberapa aktif dan
pasif-kah partisipasi seorang anak dalam menikmati kegiatan belajar yang
dilakukannya. Perbedaan yang mencolok diantara keduanya yaitu, pada
tipe anak yang belajar aktif, ia akan belajar apa saja dari setiap situasi yang
5
ada, memanfaatkan apa yang dipelajari sebagai keuntungan kita, selalu
proaktif, dan bersandar pada kehidupan. Sedangkan tipe paasif merupakan
kebalikkan dari tipe aktif. Hal ini bisa dibilang merupakan hal yang
negatif, karena seorang anak tidak melihat kesempatan belajar yang ada,
selalu mengabaikan peluang berkembang dari apa yang dipelajarinya,
reaktif, dan menarik diri dari kehidupan.
Oleh sebab itu, ada baiknya mengenai betapa pentingnya manfaat
belajar harus disampaikan kepada peserta didik sehingga siswa tahu apa
saja hal-hal positif yang ia peroleh dari belajar. Dan juga agar siswa
nantinya meningkatkan kemampuan belajarnya untuk mendapatkan
pengetahuan yang lebih luas, sehingga akan timbul pilihan hidup yang
lebih banyak, maka akhirnya akan timbul rasa percaya diri yang menjadi
kekuatan pribadinya. Untuk menciptakan rasa percaya diri tersebut dapat
dilakukan dengan cara yang sangat mudah, yaitu setiap selesai atau
berhasil mengerjakan suatu tugas, kita bisa merayakannya. Karena
perayaan memberikan perasaan keberhasilan, kesempurnaan, kepercayaan
diri, dan motivasi untuk langkah berikutnya.
B. Prinsip-prinsip dari Quantum Learning
Quantum Learning Model memiliki lima prinsip atau kebenaran
tetap. Prinsip-prinsip ini dianggap sebagai chord dasar dari simfoni belajar
seorang guru. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
a. Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dan kertas
yang guru bagikan hingga rancangan pelajaran guru, semuanya
mengirim pesan tentang belajar.
b. Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan guru mempunyai tujuan.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang
akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar
6
paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum
mereka memperoleh nama-nama untuk apa yang mereka pelajari.
d. Akui setiap usaha
Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari
kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah itu. Mereka patut
mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.
Perayaan adalah sarapan pelajar sang juara. Perayaan hádala umpan
balik mengenai kemajuan dan meningkatkan assosiasi emosi positif
dengan belajar.
Konsep kunci dalam Quantum Learning dari berbagai teori dan
strategi belajar yang digunakan antara lain:
a. Teori otak kanan kiri
Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan
kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear
dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui
tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca,
asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta
simbolisme.
Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur,
intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang
terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi),
kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau
suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik,
seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.
Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang
menargetkan tumbuhnya “emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan,
dan kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan saling
terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang
mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu
(balik lagi) kepada penciptaan kehormatan diri.
7
b. Teori otak triune (3 in 1)
Otak manusia mempuyai tiga bagian dasar yang seluruhnya dikenal
sebagai otak Triune (three in one). Tiga bagian dasar itu adalah batang
otak atau reptile. Bagian ini adalah komponen kecerdasan terendah dari
spesies manusia. Bagian ini bertanggung jawab atas fungsi motor
sensor (pengetahuan tentang realitas fisik yang berasal dari panca
indera). Juga berkaitan dengan insting mempertahankan hidup,
perhatiannya adalah pada makanan, tempat tinggal, reproduksi dan
perlindungan wilayah. Ketika merasa tidak aman, otak ini secara pontan
bangkit dan bersiaga atau melarikan diri. Inilah yang disebut dengan
reaksi hadapi atau lari. (DePorter,Hernacki, 2002: 26-27)
Yang kedua adalah bagian system limbic atau otak mamalia.
Fungsinya adalah bersifat emosional dan kognitif yaitu menyimpan
perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampuan
dalam belajar. Selain itu system ini juga mengendalikan bioritme
manusia, yaitu pola tidur, haus, lapar, gairah seksual, metabolisme dan
system kekebalan. System ini sebagai panel control utama yang
menggunakan informasi dari indra penglihatan, pendengaran, dan
sensasi tubuh.(DePorter, Hernacki, 2002: 28)
Bagian ketiga adalah neokorteks yang merupakan tempat
kecerdasan yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui panca
indra.
Fungsinya
untuk
berfikir
secara
intelektual,
penalaran,
pembuatan keputusan, prilaku waras, bahasa, kendali motorik sadar dan
ideasi non verbal.(DePorter, Hernacki, 2002: 28)
c. Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik)
Ada dua kategori utama tentang bagaimana cara belajar. Pertama ,
bagaimana seseorang menyerap informasi dengan mudah (modalitas).
Kedua, bagaimana cara mengatur dan mengolah informasi tersebut.
Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap
dan kemudian mengatur serta mengolah informasi
(DePorter,Hernacki,2002: 110)
8
Salah satu langkah mengenali gaya belajar adalah mengetahui
modalitas sebagai modalitas visual, auditorial, dan kinestetik. Orang
visual belajarnya melalui apa yang mereka lihat. Pelajar auditorial
melakukannya melalui apa yang mereka dengar dan pelajar kinestetik
belajarnya lewat gerak dan sentuhan.
d. Teori kecerdasan ganda
Teori Kecerdasan ganda adalah reori yang memadukan antara
bakat dan kecerdasan individu.
e. Pendidikan holistic (menyeluruh)
Pendidikan Holistic merupakan pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya dengan
topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan.
f. Belajar berdasarkan pengalaman
Belajar berdasarkan pengalaman adalah belajar dari apa yag telah
kita alami. Seperti apa yang tela kita lihat, kita dengar, kita lakukan
sebelumnya.
g. Belajar dengan simbol (metaphoric learning)
Metode ini merupakan sebuah metode permainan bernomor yang
disertai kartu-kartu atau pertayaan tertentu dari setiap nomor. Seperti
monopoli, ular tangga, metode ini juga membutuhkan alat bantu lain
seperti dadu, identitas peserta dan lain-lain.
h. Simulasi / permainan
Sedangkan metode permainan, disamping untuk menambah
ketangkasan juga dapat digunakan untuk menambah pengetahuan
secara luas atau mendalam. Seperti permainan teka-teki, dan catur atau
juga dengan permainan lainnya yang mendidik.
i. Peta Pikiran (mind mapping)
Peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak
dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis untuk
membentuk kesan yang lebih mendalam (DePorter, Hernacki,
2002:152). Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan
9
sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran
sangat baik untuk merencanakan dan mengatur berbagai hal, seperti
peta jalan yan digunakan untuk belajar.
C. Penerapan Quantum Learning Dalam Pembelajaran
Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
melalui konsep Quantum Learning dengan cara:
1. Kekuatan Ambak
Ambak(apa manfaatnya bagiku) adalah motivasi yang didapat dari
pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu
keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan
adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada
langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru agar siswa dapat
mengidentifikasi dan mengetahui manfaat atau makna dari setiap
pengalaman atau peristiwa yang dilaluinya dalam hal ini adalah proses
belajar.
2. Penataan lingkungan belajar
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan
lingkungan yang dapat membuat siswa merasa aman dan nyaman,
dengan perasaan aman dan nyaman ini akan menumbuhlkan
konsentrasi belajar siswa yang baik. Dengan penataan lingkungan
belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.
3. Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam
belajar siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk
memberikan pujian atau hadiah pada siswa yang telah berhasil dalam
belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu
menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan
merasa lebih dihargai.
10
4. Bebaskan gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya
belajar tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam
quantum learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam
belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar
saja.
5. Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika
siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan
kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara
dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau gambar yang
mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat
berupa tulisan.
6. Membiasakan membaca
Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena
dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman,
menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru
hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik buku pelajaran
maupun buku-buku yang lain.
7.
Jadikan anak lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba
dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa
akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.
8. Melatih kekuatan memori
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga
siswa perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.
D. Kelebihan dan Kekurangan dari Model Quantum Learning
1. Kelebihan
11
a. Dari sebuah pengalaman yang diselenggarakan oleh Learning Forum
di Supercamp yang mempraktekkan pembelajaran quantum ternyata
murid-muridnya mendapat nilai yang lebih baik
b. murid-murid lebih banyak berpartisipasi dan merasa lebih bangga
pada diri mereka sendiri.
c. Dalam pendekatan pembelajaran kuantum, pendidik mampu
menyatu dan membaur pada dunia peserta didik sehingga pendidik
bisa lebih memahami peserta didik.
d. Model pembelajarannya lebih santai dan menyenangkan karena
ketika belajar sambil diiringi musik.
e. Quantum learning sebagai salah satu metode belajar dapat
memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan
lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar
seseorang.
2. Kelemahan
a. Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih
khusus.
b. Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang
cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik.
c. Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut
situasi dan kondisi serta waktu yang lebih banyak.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Quantum ialah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Quantum Learning ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar
yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang
lain.
Konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori
otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual,
auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik,
belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric
learning), simulasi/permainan.
13
Daftar Pustaka
Ahmad dan Joko. Model Belajar Mengajar . (Bandung: Pustaka Setia,.1997).
hlm.27.
De Porter dan Hernacki. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan,.(Bandung: Kaifa, 2003)
Gordon, Dryden.
Revolusi Cara Belajar : The Learning Revolution Bagian I,
(Bandung. Kaifa, 2003).
Sugiarto, Iwan. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan
Kreatif. (Jakarta Gramedia Pustaka Utama: 2004).
http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/cara-penggunaan-quantumlearning.html
14