10 penerapan metode quantum teaching by aceng dan sumadi

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Pokok Penjumlahan Dan
Pengurangan
Aceng Jaelani, Sumadi
Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah, IAIN Syekh Nurjati Cirebon,
Jalan Perjuangan By Pass Cirebon 451432, Indonesia,
Telepon: +62 231 481264
Permasalahan yang timbul dari penggunaan metode tradisional adalah kurangnya intraksi
siswa dan guru. Guru lebih dominan sehingga kreaktifitas anak tidak muncul. Anak cenderung
hanya mencoba mendengarkan apa yang disampaikan guru. Hal ini yang menyebabkan siswa
enggan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas. Akibatnya nilai anak boleh dikatakan
rendah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan prestasi belajar
matematika pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan.Untuk mengatasi
permasalahan di atas, maka harus menggunakan metode yang tepat yaitu : Metode Quantum
Teaching. Metode Quantum Teaching adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam pelajaran matematika, karena metode mengajar merupakan komponen yang penting
dalam proses belajar mengajar. Analisis data merupakan suatu upaya yang dilakukan guru
untuk merangkum secara akurat data yang telah diperoleh dalam bentuk yang dapat
dipercaya dan benar adanya. Dalam kegiatan dengan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ),
analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan
mengelompokan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan terakhir

menyimpulkan atau memberi makna. Subyek penelitian tindakan pada penelitian ini adalah
siswa-siswi kelas III SD Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu
Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 36 anak yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan
19 siswa perempuan. Dalam penelitian ini yang bertindak selaku guru adalah peneliti sendiri
dan untuk memperoleh hasil yang akurat dan transparan, peneliti dibantu dan diawasi oleh
kepala sekolah dan rekan-rekan guru pengajar SD Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng
Kabupaten Indramayu. Dari penelitian ini dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penggunaan metode quantum teaching pada pelajaran matematika dikelas
III SD Negeri Kapringan III membuahkan hasil yang cukup. Hal ini dapat dilihat dari siklus I
perolehan nilai 58,33 % dan untuk meningkatkan prestasai siswa memperoleh hasil yang
baik. Hal ini dapat dilihat dari siklus II perolehan nilai 75 % serta untuk meningkatkan prestasi
siswa mengalami kemajuan dan peningkatan hasil belajar yang sangat baik. Hal ini dapat
dilihat dari siklus III perolehan nilai sebesar 80,13 %.
Kata Kunci :

Pendidikan merupakan suatu proses yang melibatkan unsur-unsur
yang diharapkan meningkatkan pendidikan yang berkualitas. Guru sebagi
unsur pokok penanggung jawab terhadap pelaksanaan
dan
pengembangan proses belajar mengajar, diharapkan dapat meningkatkan

kualitas proses belajar mengajar, proses belajar mengajar merupakan inti
dari kegiatan transformasi ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa.
Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi tersebut, maka diperlukan adanya
strategi yang tepat dalam mencapai tujuan belajar mengajar yang
Penerapan Metode Quantum …..(Aceng Jaelani dan Sumadi) | 81

diharapkan. Kemudian Hamalik ( 1994 : 3 ) “ Menyatakan bahwa unsurunsur yang terkait dalam proses belajar terdiri dari : motivasi siswa
belajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan kondisi subjek yang
belajar”. Dari beberapa komponen utama kegiatan belajar Rifai ( 2001 : 1 )
“ Mengungkapkan bahwa dalam metodologi ada dua aspek yang paling
menonjol metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu
mengajar. Kenyataannya, siswa secara sendirian lebih-lebih siswa SD yang
masih lugu tidak dapat berbuat banyak tanpa campur tangan guru.
Sebaliknya guru pun tidak dapat berbuat banyak untuk keberhasilan
pembelajaran tanpa mendapatkan kerja sama yang baik dari siswa. Oleh
karena itu antara guru dan siswa harus terjalin kerja sama yang kompak
dan ada rasa “kesaling bergantungan” demi terselenggaranya proses
pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan secara optimal. Dengan
demikian tidak berlebihan jika dikatakan bahwa di antara faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran, guru dan siswa

merupakan faktor terpenting. Kedua pihak merupakan pelaku dalam
pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada SD Negeri
Kapringan III dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut : (1) Masih
rendahnya daya serap peserta didik, (2) Masih mengunakan metode
tradisional (monoton), (3) Kurangya perhatian siswa dalam proses kegiatan
pembelajaran. Dari permasalahan ini mempengaruhi proses belajar
mengajar yang sedang berlangsung, selain itu perhatian orang tua
terhadap prestasi belajar anak juga kurang, dengan bukti saat guru
memberikan informasi tentang prestasi belajar anaknya yang sangat
menurun, banyak orang tua bersikap masa bodoh ini yang menyebabkan
penurunan prestasi belajar. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diatas
dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran di SD Negeri Kapringan III
tidak kondusif, sehingga menyebabkan penurunan nilai mata pelajaran
matematika pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan. Adapun
nilai mata pelajaran yang diperoleh siswa SD Negeri Kapringan III tersebut
pada tahun ajaran 2009/2010 dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu dengan nilai rata-rata 53,05 sedangkan nilai KKM pelajaran
matematika yaitu 64, maka dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanan
proses belajar mengajar kurang optimal.

Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar
secara optimal adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Model
pembelajaran ini merupakan model percepatan belajar dengan metode
belajar Quantum Teaching. Quantum teaching adalah : mengubah
bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan disekitar lingkungan
belajar, sehingga proses belajar mengajar akan lebih hidup dan menarik

82 | EduMa, Vol. 2, No. 1, Juni 2010:81– 89

( Deporter, 2000 : 5 ).Model pembelajaran ini menekankan kegiatannya
pada pengembangan potensi manusia secara optimal melalui cara-cara
yang
sangat
manusiawi,
yaitu:
mudah,
menyenangkan,
dan
memberdayakan. Setiap anggota komunitas belajar dikondisikan untuk
saling mempercayai dan saling mendukung. Siswa dan guru berlatih dan

bekerja sebagai pemain tim guna mencapai kesuksesan bersama. Dalam
konteks ini, sukses guru adalah sukses siswa, dan sukses siswa berarti
sukses guru. Penyajian dalam pembelajaran Quantum Teaching merupakan
model pembelajaran yang ideal, karena menekankan kerja sama antara
siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran ini
juga efektif karena memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal,
yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
secara signifikan, oleh karena itu model ini perlu dilaksanakan di sekolahsekolah. Adapun Pertanyaan Penelitian dalam penelitian ini yaitu :
a.
Bagaimanakah
prestasi
belajar
siswa sebelum menggunakan metode quantum teaching pada materi
pokok penjumlahan dan pengurangan ?
b.
Bagaimana aktivitas siswa dengan
menggunakan metode quantum teaching dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan ?
c.
Bagaimana prestasi belajar siswa

dengan penerapan metode quantum teaching pada materi pokok
penjumlahan dan pengurangan ?
d.
Apakah ada pengaruh penerapan
metode Quantum Teaching terhadap prestasi belajar siswa pada materi
pokok penjumlahan dan pengurangan ?
Sedangkan Tujuan Penelitian dari penelitian ini adalah:
a.
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum
menggunakan metode quantum teaching pada materi pokok
penjumlahan dan pengurangan
b.
Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan
metode quantum teaching dalam meningkatkan prestasi belajar pada
materi pokok penjumlahan dan pengurangan
c.
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dengan
penerapan metode quantum teaching pada materi pokok penjumlahan
dan pengurangan
d.

Untuk
mengetahui
pengaruh
penerapan
metode
Quantum Teaching terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok
penjumlahan dan pengurangan
Penerapan Metode Quantum …..(Aceng Jaelani dan Sumadi)

| 83

MATERI DAN METODE
Objek Penelitian. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kelas III
SDN Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu dengan
jumlah siswa 36 orang (siswa laki-laki 17 orang dan perempuan 19 orang).
Mereka tercatat disekolah tersebut pada tahun pelajaran 2009/2010.
Pemilihan objek penelitian berdasarkan pertimbangan : 1). Siswa kelas III
belum menguasai secara luas mendapatkan materi tentang penjumlahan
dan pengurangan. 2). Ditemukan permasalahan pada siswa kelas III dalam
penguasaan penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk soal cerita.

Penelitian Tindakan Kelas. Metode penelitian yang digunaka
berdasarkan permasalahan yang ditemukan dikelas adalah Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ), menurut Hopkins (1993) menurutnya PTK adalah
“suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru untuk
menguji anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktik,
atau sebagai arti dari evaluasi dan melaksanakan seluruh prioritas program
sekolah”. Dari penjelasan Penelitian Tindakan Kelas dapat meningkatkan
hasil belajar siswa melalui evaluasi siswa yang sesuai permasalahan yang
dihadapi peneliti. Untuk melakukan penelitian terhadap kondisi siswa pada
saat pembelajaran berdasarkan permasalahan yang telah di paparkan di
atas, Penelitian Tindakan Kelas dengan penelitian kualitatif ini digunakan
untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas III SD
Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indaramayu.
HASIL
Data Siklus I. Pada hasil pengamatan atau observasi siklus I serta
wawancara dengan mengunakan metode Quantum teaching menunjukan
bahwa hasil belajar siswa meningkat, terlihat dengan semangat dan
senangnya siswa dalam melakukan kegiatan tersebut, adanya keberanian
siswa menanyakan sesuatu yang belum jelas dalam petunjuk cara
menyelesaikan soal pada LKS. Selain untuk mengetahui hasil belajar siswa,

penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I
masih tergolong cukup. Hal ini dikarenakan refleksi pada siklus I ini siswa
terlihat masih belum bisa memahami materi matematika disebabkan siswa
belum menguasai penjumlahan dan pengurangan, sehingga pembelajaran
masih belum tersampaikan.

84 | EduMa, Vol. 2, No. 1, Juni 2010:81– 89

Data Siklus II. Aktifitas siswa pada pembelajaran siklus II sudah tergolong
baik. Hal ini di karenakan siswa sudah merasa termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode quantum teaching, hanya saja
masih ada saja siswa yang belum memahami materi walaupun dengan
menggunakkan metode quantum teaching. Dari refleksi yang telah
dilaksanakan bersama teman sejawat, dapat di simpulkan siswa yang
masih bingung dalam memahami materi dikarenakan siswa masih belum
bisa menguasai materi penjumlahan dan pengurangan.
Data Siklus III. Dari refleksi yang telah dilaksanakan bersama teman
sejawat, dapat disimpulan pembelajarn matematika dengan memanfatkan
metode quantum teaching terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar

dan hasil belajar siswa.
Menganalisis Data
Analisis Data Awal . Dari hasil observasi mengenai aktivitas siswa dan
aktivitas guru sebelum tindakan dapat dikatakan pembelajaran yang
dilakukan kurang berhasil. Kinerja guru masih belum optimal melakukan
aktivitasnya dengan melakasanakan 4 aspek yang diamati atau 40 %.
Sedangkan siswa melakukan aktivitasnya dengan melaksanakan 2 aspek
yang diamati atau 20 %. Hal ini diperkuat dengan test awal ( pretest ) yang
dicapai siswa.
Data tindakan. Dari hasil dasar awal tadi yaitu kurang optimalnya kinerja
guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran mendorong diterapkannya
suatu pembelajaran baru guna memperbaiki proses dan hasil belajar, yaitu
degan memanfaatkan metode quantum teaching pada mata pelajaran
matematika kelas III SD Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng
Kabupaten Indramayu. Tindakan yang dilaksanakan terdiri dari 3 ( tiga )
siklus sampai pembelajaran tercapai secara optimal. Secara garis besar
proses pembelajaran yang dilakukan pada setiap pertemuannya meliputi
pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Adapun data secara rincinya
adalah sebagai berikut :
Data hasil pelaksanaan siklus I. Dari data hasil observasi mengenai

aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus I dapat dikatakan pembelajaran
yang dilakukan mengalami peningkatan 60 %. Guru sudah optimal
melakukan kinerjanya dengan melaksanakan seluruh aspek yang diamati
atau 100 %. Sedangkan siswa melakukan aktivitasnya dengan
melaksanakan 7 aspek yang diamati atau 70 % setelah mengalami
Penerapan Metode Quantum …..(Aceng Jaelani dan Sumadi)

| 85

peningkatan sebesar 50 %. Selain itu peningkatan pembelajaran juga dapat
melihat dari wawancara antara guru dan siswa yang menunjukan hasil
persentase jawaban bukan 70 %, tetapi seharusnya 80 %. Hasil persentase
dari tabel wawancara tersebut menunjukan siswa sudah mulai termotivasi
untuk belajar matematika, yang dulu dianggap sulit, sekarang sudah tidak
nampak seperti itu lagi. Siswa sudah mulai memahami tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru. Hasil pembelajaran siklus I yaitu memahami dan
menguasai penjumlahan dan pengurangan, sudah ada peningkatan dari
test awal yang sebelumnya telah dilaksanakan. Terlihat dari tabel bahwa
hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I ini, rata-rata nilai yang
diperoleh siswa mencapai 58,33 % dengan tingkat penguasaan tertinggi
mencapai nilai 80 dan tingkat penguasan terendah mencapai nilai 40. Dari
tabel juga dapat terlihat bahwa ada 19 siswa yang dinyatakan tuntas
dalam pembelajaran dengan persentase 52,78 % dan 17 siswa yang
dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran dengan persentase 47,22 %.
Ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kelas tersebut masih belum
dapat dinyatakan tuntas belajar belum mencapai 80 % dari jumlah siswa
yang dinyatakan tuntas belajar dan mencapai nilai > 64 %. Hal ini
memerlukan adanya pembelajaran yang lebih optimal dalam pembelajaran
berikutnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penggunaan metode
quantum teaching pada pembelajaran Matematika belum optimal, oleh
karena itu di tindak lanjuti dalam pelaksanaan siklus II.
Data Hasil Pelaksanan Siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan selama
guru memberikan materi matematika pada pelaksanaan siklus II dengan
perencanan baru ini, sampai pada saat untuk dikerjakan secara individu
yang dilakukan oleh teman sejawat, maka dapat di peroleh data sebagai
berikut : Dari data hasil observasi mengenai aktivitas siswa dan kinerja
guru pada siklus II dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan masih
tetap. Guru sudah optimal melakukan kinerjanya dengan melaksanakan
seluruh aspek yang diamati atau 100 %. Sedangkan siswa melakukan
aktivitasnya dengan melaksanakan 8 aspek yang diamati atau 80 %
setelah mengalami peningkatan sebesar 10 %. Siswa sudah mulai aktif dan
termotivasi dalam pembelajaran. Peningkatan pembelajaran juga dapat
dilihat dari wawancara antara guru dan siswa yang menunjukan hasil
persentase jawaban tidak lebih dari 70 % tetapi mengalami peningkatan
menjadi 80 % dari persentase awal 80 %. Jika persentase hasil yang
diperoleh dari jawaban tidak lebih dari 70 %, maka siswa sudah dianggap
memahami
dan
menyukai
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan metode quantum teaching agar lebih memperkuat dapat
dilihat dari hasil wawancara antara guru dan siswa pada siklus II ini terlihat

86 | EduMa, Vol. 2, No. 1, Juni 2010:81– 89

seperti dibawah ini : Hasil pembelajaran siklus II yaitu memahami dan
menguasai penjumlahan dan pengurangan, selalu meningkat mulai dari
test awal, test siklus I dan siklus II ini. Terlihat dari tabel bahwa hasil belajar
siswa pada pembelajaran siklus II, rata-rata nilai yang diperoleh siswa
mencapai 68,61 % dengan tingkat penguasaan tertinggi mencapai nilai 85
dan tingkat penguasan terendah mencapai nilai 50. Dari tabel juga dapat
terlihat bahwa ada 27 siswa yang dinyatakan tuntas dalam pembelajaran
dengan persentase 75 % dan 9 siswa yang dinyatakan belum tuntas dalam
pembelajaran dengan persentase 25 %. Ini menunjukan bahwa secara
keseluruhan kelas tersebut masih belum dapat dinyatakan tuntas belajar
belum mencapai 80 % dari jumlah siswa yang dinyatakan tuntas belajar
dan mencapai nilai > 64 %. Hal ini memerlukan adanya pembelajaran yang
lebih optimal dalam pembelajaran berikutnya.
Berdasarkan
uraian
tersebut di atas, penggunaan metode quantum teaching pada
pembelajaran Matematika belum optimal, oleh karena itu ditindak lanjuti
dalam pelaksanaan siklus III.
Data Hasil Pelaksanan Siklus III. Berdasarkan hasil pengamatan siklus
III maka dapat diperoleh data sebagai berikut : Dari data hasil observasi
mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus III dapat dikatakan
pembeljaran masih tetap. Guru sudah optimal melakukan kinerjanya
dengan melaksanakan seluruh aspek yang diamati atau 100 %. Begitu juga
dengan siswa yang sudah optimal melakukan aktivitasnya dengan
melaksanakan 10 aspek yang diamati atau 100 % setelah mengalami
peningkatan sebesar 20 %. Selain itu peningkatan pembelajaran juga dapat
dilihat dari wawancra antara guru dan siswa yang menunjukan hasil
persentase jawaban tidak lebih besar dari 70 % yaitu 100 % dari
persentase awal 80 %. Hasil pretest, jumlah siswa yang lulus ada 11 siswa
atau sekitar 30,5 %, sedangkan jumlah siswa yang tidak lulus ada 25 siswa
dan pada siklus I, jumlah siswa yang lulus ada 19 siswa atau sekitar 52,77
% dan untuk siswa yang tidak lulus ada 17 siswa. Sedangkan jumlah siswa
yang lulus pada siklus II ada 27 siswa atau sekitar 75 %. Dari perolehan
nilai tersebut, dapat dinyatakan dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan hasil belajar sebesar 22,23 %. Walupun nilai yang didapat
siswa masih banyak yang mendapatkan nilai 65. sedangkan pada siklus III,
jumlah siswa yang lulus sebanyak 36 siswa atau seluruh siswa dapat
dinyatakan lulus dengan nilai diatas KKM.
PEMBAHASAN

Penerapan Metode Quantum …..(Aceng Jaelani dan Sumadi)

| 87

Pada hasil pengamatan atau observasi dengan penggunaan metode
quantum teaching pada pembelajaran matematika menunjukan bahwa
pada pembelajaran awal bias dikatakan pembelajaran yang dilakukan
kurang berhasil, kinerja guru masih belum optimal dalam melaksankan
aktivitasnyadan hanya sekitar 40 %, sedangkan siswa hanya sekitar 20 %,
sedangkan pada siklus I guru sudah optimal melakukan kinerjanya dan
melaksanakan seluruh aspek yang diamati atau 100 %, dan siswa sekitar
70 %, untuk tabel wawancara menunjukan siswa sudah mulai termotivasi
dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika, untuk
nilai dapat terlihat bahwa 19 siswa dinyatakan tuntas dalam belajar,
dengan persentase 52,77 %, sedangkan siswa yang dinyatakan belum
tuntas dalam belajar semuanya ada 17 %, dan rata-rata nilai yang terkecil
40 dan nilai yang tertingi 80.
Untuk siklus II dapat dikatakan pula pembelajaran yang dilakukan
masih tetap, dalam data hasil observasi siklus II untuk guru dalam
melaksanakan seluruh aspek yang diamati sekitar 100 %, dan 80 %,
setelah mengalami peningkatan 20 %, dan untuk penilaianpun juga ada
kenaikan, untuk siswa yang tuntas dalam belajar ada 27 siswa ( 75 % ),
dan yang belum tuntas belajarnya ada 9 siswa ( 25 % ), nilai tertinggi 85
dan terendah 50.
Dan untuk sisklus III pembelajaran yang dilakukan terus meningkat.
Dalam data hasil observasi dan wawancara baik guru maupun siswa setiap
aspek yang diamati telah mencapai 100 %, dan untuk penilaian bagi siswa
semuanya telah tercapai nilai diatas KKM atau sekitar 80,13 %, hal ini
terjadi karena dalam proses pembelajaran yang berlangsung tidak pasif
melainkan aktif, sehingga adanya intraksi antara siswa dan guru, ditambah
lagi dengan menggunakan metode quantum teaching yang membuat siswa
tidak merasa takut dan bosan lagi dengan pelajaran matematika melainkan
siswa merasa senang dengan metode yang digunakan sehingga siswa
tertarik untuk mempelajri pelajaran yang sedang diajarkan. Dengan
digunakan metode quantum teaching dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi.
KESIMPULAN
Penerapan pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) untuk
prestasi dalam pembelajaran matematika dikelas III SD Negeri Kapringan III
Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu, merupakan salah satu
tindakan yang disengaja atau upaya untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran sekaligus meningkatkan prestasi belajar. Dari penelitian yang
telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

88 | EduMa, Vol. 2, No. 1, Juni 2010:81– 89

1.

2.

3.

Berdasarkan
hasil
penggunaan
metode
quantum teaching pada pelajaran matematika dikelas III SD Negeri
Kapringan III Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu membuahkan
hasil yang cukup. Hal ini dapat dilihat dari siklus I perolehan nilai 58,33
%.
Berdasarkan
hasil
proses
pembelajaran
matematika dengan menggunakan metode quantum teaching untuk
meningkatkan prestasai siswa dikelas III SD Negeri Kapringan III
Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu memperoleh hasil yang
baik. Hal ini dapat dilihat dari siklus II perolehan nilai 75 %.
Bedasarkan penggunaan metode quantum
teaching untuk meningkatkan prestasi siswa pada pembelajaran
matematika dikelas III SD Negeri Kapringan III Kecamatan Krangkeng
Kabupaten Indramayu mengalami kemajuan dan peningkatan hasil
belajar yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari siklus III perolehan
nilai sebesar 80,13 %.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu, (1997) “Strategi Belajar Mengajar”, Semarang : Pustaka Setia.
Abdulhak Ishak, (2009) “Jurnal Pendidikan Dasar”,Bandung : UPI Press.
Abdullah Ali, (2007) Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
STAIN Cirebon Press.
Ali Mohammad,(1983) ”Guru dalam Proses Belajar Mengajar”Bandung :
Sinar Baru Algensindo.
Arikunto Suharsimi, (1987) “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”, Jakarta :
Bina Aksara.
Aqib Zainal, (2006). “Penelitian Tindakan Kelas”,Bandung :Yrama Widaya.
Cirebon STAIN ( 2007 ). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : Stain
Cirebon Press.
Dewi Islami Kania, (2008) “Penelitian Tindakan Kelas”, Bandung : Tinta
Emas.
Fajariyah Nur, (2008). “Buku Pedoman Guru Sekolah Dasar : Matematika”.
Jakarta : Grahadi.
Hamalik Oemar, (1994) “Kurikulum dan Pembelajaran”, Jakarta : Bumi
Aksara.
Hamalik Oemar, (2001) “Proses Belajar Mengajar”, Jakarta : Bumi Aksara.
Kunandar, (2007) “Guru Profesional”, Jakarta : Rajawali pers.
Porter De Bobbi, (2000). “Quantum Teaching”, Bandumg : Kaita.
Ruseffendi, (1991). “Didaktif Metodologi Pengajaran Marematika”, Jakarta :
Bina Aksara.
Penerapan Metode Quantum …..(Aceng Jaelani dan Sumadi)

| 89

Sa’ud Saefuddin Udin, dkk (2008). “Pembelajaran Terpadu”, Bandung : UPI
Press.
Subandi, (2006) “Strategi Belajar Mengajar”, Indramayu.
Sudjana Nana, (1987) “Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar”, Bandung :
Sinar Baru Algesindo.
Sukirman Dadang, dkk (2007). “Perencanaan Pembelajaran” Bandung : UPI
Press.
Suwangsih Erna, ( 2006 ) “Model Pembelajaran Matematika”, Bandung : UPI
Press
WWW.Google. Go. id
Yuniarto, ( 2002 ) “Buku Pedoman Guru Sekolah Dasar : Matematika”.Bogor
: Regina.

90 | EduMa, Vol. 2, No. 1, Juni 2010:81– 89