Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Modal
Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk dapat menjalankan aktivitas
usaha, oleh karena itu modal merupakan faktor produksi yang sangat penting.
Setiap perusahaan memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis
usaha yang dijalankan. Dalam mengelola modal yang dimiliki oleh perusahaan,
manajer harus dapat menentukan besarnya alokasi modal kerja sehubungan
dengan bidang usaha dari perusahaan tersebut. Menurut bebarapa ahli pengertian
modal, antara lain:
a.

Menurut Brigham dan Houston, (2006:62), “modal ialah jumlah dari utang
jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, atau mungkin
pos-pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan bunga,”

b.

Menurut Stice, et al (2004:136), “modal ialah sisa kepemilikan atas aktiva
dari suatu entitas setelah dikurangi kewajiban-kewajibannya. Dalam sebuah

perusahaan modal mencerminkan bagian kepemilikan,”

c.

Menurut IAI (2009:9), ”modal adalah hak residual atas asset perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban.”

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal
adalah selisih antara harta dengan kewajiban.

Universitas Sumatera Utara

2.1.2

Modal Kerja
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai

operasinya sehari-hari, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah
buruh, gaji pegawai, dan lain-lain dimana uang yang telah dikeluarkan tersebut
diharapkan akan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu

yang pendek melalui hasil penjualan. Menurut beberapa ahli pengertian modal
kerja, antara lain:
a.

menurut Keown, et al (2000:644), “modal kerja adalah total investasi
perusahaan dalam asset lancar atau asset yang diharapkan bisa diubah
menjadi kas dalam setahun atau kurang,”

b.

menurut Ingram, et al (2005:F135), “working capital is the difference
between current assets and current liabilities,”

c.

menurut Weston dan Copeland (1999:327), “modal kerja ialah investasi
perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang, dan
persediaan, dikurangi kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai
aktiva lancar.”


Berdasarkan berbagai pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal
kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek atau aktiva
lancar. Modal kerja berfungsi untuk menjembatani antara pengeluaran dana untuk
operasi sehari-hari dengan penerimaan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3

Jenis Modal Kerja
Menurut Riyanto (2008:57) modal kerja dapat dibagi menurut konsep

kuantitatif, kualitatif dan fungsional.
a. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantatif menggambarkan keseluruhan
atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang
persediaan atau keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva
lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana
tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat.
Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital).

Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep
tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan
untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya
rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja
tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang
jangka pendek.
Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan
atau margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur
jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu
menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu
menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode
berikutnya.
b. Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih lebih antara
aktiva lancar dengan hutang lancar. Konsep ini merupakan sebahagian dari
aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan
modal kerja netto (net operating working capital).
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva
lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar dan menunjukkan tingkat

keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan
operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.
c. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari pada
dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok
perusahaan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan
untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan
dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada
periode tersebut. Sementara itu, ada pula dana yang dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan pada periode-periode selanjutnya atau dimasa
yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor dan

Universitas Sumatera Utara

aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut
konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan
pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

Menurut Taylor dalam Riyanto (2008:61), modal kerja suatu perusahaan

dapat digolongkan kedalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk permanen dan
variabel.
a. Modal kerja permanen (permanent working capital)
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada pada
perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain
modal kerja secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Modal kerja permanen ini dapat dibedakan menjadi dua.
1) Modal kerja primer (primary working capital)
Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang
harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya,
2) Modal kerja normal (normal working capital)
Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan
untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Produksi
normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
barang sebesar kapasitas normal perusahaan.
b. Modal kerja variabel (variabel working capital)
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dapat
dibedakan menjadi tiga.
1) Modal kerja musiman (seasonal working capital)

Modal kerja musiman adalah modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim,
2) Modal kerja siklus (cyclical working capital)
Modal kerja siklus adalah modal kerja yang jumlahnya berubahubah karena fluktuasi konjungtur,
3) Modal kerja darurat (emergency working capital)
Modal kerja darurat adalah modal kerja yang besarnya berubahubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui.
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas
operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal kerja terlalu
besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga
terjadi dana menganggur (idle fund), padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat
digunakan unuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba, tetapi apabila

Universitas Sumatera Utara

jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang
mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli barang dagangan,
membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya
yang segera harus dilunasi.
Kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat
sebagai berikut:

a.

kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan menghasilkan laba
menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahan,

b.

menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan modal
kerja secara efisien,

c.

apabila modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan
mengalami kerugian dalam membayar bunga.
Jumlah modal kerja yang cukup akan memberikan keuntungan-keuntungan

bagi perusahaan seperti yang dikemukakan Brigham dan Houston (2006:575),
yaitu:
a. hal ini penting bagi perusahaan dengan modal yang cukup untuk
mendapatkan potongan penjualan,

b. dengan memiliki modal kerja yang cukup dapat membantu perusahaan
memelihara rating kreditnya dengan menjaga rasio lancar dan rasio
cepatnya sesuai dengan standar industry pada perusahaan lain,
c. dengan modal kerja yang cukup berguna bagi perusahaan untuk
memenuhi peluang yang ada, misalnya tawaran khusus dari supplier atau
peluang untuk memperoleh perusahaan lain,
d. dengan memiliki modal kerja yang cukup dapat menjaga perusahaan dari
keadaan darurat seperti demonstrasi, kebakaran, atau strategi pemasaran
perusahaan pesaing, dan untuk menjaga dari musim tertentu dan siklus
yang menurun.

Universitas Sumatera Utara

2.1.4

Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja
Menurut Sundjaja dan Barlian (2007:157), besarnya modal kerja yang

dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung pada beberapa faktor.
a. Besar kecilnya skala usaha perusahaan

Kebutuhan modal kerja perusahaan besar berbeda dengan perusahaan
kecil. Perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya
sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan perusahaan kecil.
b. Aktivitas perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai
persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual secara
tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat
perputaran dan jumlah modal kerja perusahaan.
c. Volume penjualan
Volume penjualan merupakan faktor penting dalam menentukan
kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal
kerja akan meningkat, demikian pula sebaliknya.
d. Perkembangan teknologi
Kemajuan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan proses produksi
akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang
mengakibatkan proses produksi lebih cepat membutuhkan persediaan
bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai.
e. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan
mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai

kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan
menahan uang kas dan persediaan barang akan membuat perusahaan
lebih mampu membayar transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan
pelanggan tidak terjadi karena adanya persediaan yang cukup.

2.1.5

Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena pertama

aktiva lancar perusahaan manufaktur mngembangkan lebih dari separuh total
aktivanya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi.
Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan membuat perusahaan
merealisasi kemampuan menghasilkan laba yang rendah, tetapi perusahaan

Universitas Sumatera Utara

dengan aktiva lancar yang terlalu rendah dapat mengalami kekurangan dan
kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Menurut beberapa ahli
pengertian manajemen modal kerja, antara lain:
a.

menurut Horne dan Wachowicz (2005:308), “manajemen Modal kerja
adalah administrasi aktiva lancar perusahaan dan pendanaan yang
dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar,”

b.

menurut Weston dan Copeland (1999:327), “Manajemen modal kerja
merupakan semua aspek pengelolaan aktiva lancar dan kewajiban lancar.”
Menurut Horne dan Wachowicz (2005:309), Manajemen modal kerja yang

baik didasarkan pada dua isu keputusan mendasar, isu tersebut adalah penentuan
tingkat investasi aktiva lancar dan bauran pendanaan.
a. Tingkat investasi aktiva lancar optimal
Dalam menentukan jumlah atau tingkat aktiva lancar pihak manajemen
harus mempertimbangkan keuntungan dan kelebihan antara profitabilitas
dan risiko. Bagi setiap tingkat output, perusahaan dapat memiliki
sejumlah tingkat aktiva lancar yang berbeda. Semakin besar output,
semakin besar kebutuhan untuk investasi dalam aktiva lancar untuk
mendukung output atau penjualan.
b. Bauran yang tepat atas pendanaan jangka pendek dan jangka panjang
yang digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar ini
Cara aktiva perusahaan didanai melibatkan keuntungan dan kerugian
antara risiko dan profitabilitas. Sejalan dengan pertumbuhan aktiva
lancar, utang usaha dan pembayaran akan cenderung naik, sehingga
sebagian mendanai pembangunan aktiva. Dengan berjalanya waktu,
dapat diperkirakan untuk membayar lebih banyak biaya bunga untuk
utang jangka panjang daripada untuk pinjaman jangka pendek, yang
secara terus-menerus diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Universitas Sumatera Utara

2.1.6

Aktiva tetap
Perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan bahwa

perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva
tetap tersebut. Menurut beberapa ahli pengertian aktiva tetap, antara lain:
2.2

menurut Stice, et al (2004:141), “aktiva tetap ialah properti yang berwujud
dan bersifat relatif permanen yang digunakan dalam operasi bisnis,”

2.3

menurut Ingram, et al (2005:F137), “fixed assets are long term, tangible
assets that are used in a company’s operation those that provide benefits to
the company for more than one fiscal period,”

2.4

menurut IAI (2009:16.2), “aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki
untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan
diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.”

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap merupakan
investasi yang dilakukan perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun)
yang bertujuan tidak untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam
kegiatan operasional perusahaan.

2.1.7 Penggolongan dan karakteristik aktiva tetap
2.1.7.1 Penggolongan aktiva tetap
Aktiva tetap dapat dibagi kedalam beberapa kategori, seperti yang
dikemukakan Stice, et al (2005:6).
1) Tanah (land)
Tanah adalah harta yang digunakan untuk tujuan usaha,
2) Perbaikan tanah (land Improvement)

Universitas Sumatera Utara

Unsur-unsur seperti pemetaan tanah, pengaspalan, dan pemagaran, yang
meningkatkan kegunaan bagi aktiva,
3) Gedung (building)
Gedung adalah bangunan yang digunakan untuk menempatkan operasi
perusahaan,
4) Peralatan (equipment)
Peralatan adalah aktiva yang digunakan dalam proses produksi atau
penyediaan jasa, contohnya antara lain mobil, truk, mesin, dan furnitur.
2.1.7.2 Karakteristik aktiva tetap
Terdapat beberapa karakteristik dari aktiva tetap, antara lain:
1. aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang yang relatif permanen
yang dimiliki dan digunakan perusahaan serta tidak dimaksudkan
untuk dijual,
2. manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam suatu pos aktiva tetap
dikonsumsi oleh perusahaan sepanjang masa manfaat aktiva,
3. bersamaan dengan manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam
aktiva tetap yang dikonsumsi oleh perusahaan, jumlah tercatat aktiva
berkurang untuk mencerminkan konsumsi ini biasanya dalam bentuk
penyusutan,

2.1.8

Fungsi Aktiva tetap
Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap dapat diterima kembali

keseluruhannya dalam waktu beberapa tahun, dan kembalinya secara berangsurangsur melalui depresiasi. Dengan demikian selain berfungsi sebagai peralatan
yang menyokong kegiatan operasional perusahaan, tetapi juga sebagai investasi
perusahaan dalam jangka panjang, tetapi tidak untuk dijual kembali untuk
memperoleh laba.

Universitas Sumatera Utara

2.1.9

Manajemen Aktiva Tetap
Aktiva tetap menuntut pemanfaatan maksimum selama umur ekonomisnya,

oleh karena itu perlu dibentuk suatu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk
mengatur penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi dan penghentian aktiva
tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan,
memindahkan, dan menghentikan pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva
tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi
tidak dapat dimanfaatkan oleh fungsi lain.

2.1.10 Profitabilitas
Menurut beberapa ahli pengertian profitabilitas, antara lain:
2.2

menurut Warren, et al (2005:704), ”profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba secara efektif dan efisien dari aktivitas
operasinya,”

2.3

menurut Helfert (2003:126), “profitability is the effectiveness with which
management has employed both the total assets and the net assets as
recorded on the balance sheet,”

2.4

menurut Greuning (2005:29), “profitabilitas adalah suatu indikasi atas
bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan penjualan,
modal rata-rata, dan ekuitas saham biasa rata-rata.”

Berdasarkan bebarapa pengertian dari para ahli sebelumnya maka dapat
disimpulkan

bahwa

profitabilitas

adalah

kemampuan

perusahaan

untuk

menghasilkan laba.

Universitas Sumatera Utara

Mengetahui profitabilitas suatu perusahaan merupakan suatu hal yang
penting, menurut IAI (2009:4), arti penting profitabilitas adalah:
informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin
dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari
sumber daya yang ada. Di samping itu , informasi tersebut juga berguna
dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan tambahan sumber daya.

2.1.11 Pengukuran Profitabilitas
Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu
perusahaan. Pada umumnya penilaian tersebut menghubungkan return yang
diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Dalam hal ini penilaian
profitabilitas yang akan dikemukakan adalah dengan menghubungkan antara
keuntungan dengan tingkat penjualan yang dicapai oleh suatu perusahaan dan
jumlah aktiva dalam periode tertentu.
a. Gross profit margin (GPM)
Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah
perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi gross profit
margin maka semakin baik.
GPM=

Laba kotor
x 100%
penjualan bersih

b. Operating profit margin (OPM)
Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.

Universitas Sumatera Utara

OPM=

Laba operasi
x 100%
penjualan bersih

c. Net profit margin (NPM)
Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan
perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga
dan pajak.
NPM=

Laba bersih setelah pajak
x 100%
penjualan bersih

d. Return on assets (ROA)
Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan
laba dengan aktiva yang tersedia.
ROA=

Laba operasi
x 100%
Total aktiva

e. Return on equity (ROE)
Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas
investasi di perusahaan.
ROE=

Laba operasi
x 100%
Total ekuitas

Universitas Sumatera Utara

2.2

Kutipan dari jurnal Internasional

2.2.1

International Review Makalah Penelitian Bisnis Vo.2 No 2. Oktober
2006,
Raheman & Nasr melakukan Diskusi tentang pentingnya pengelolaan

modal kerja, komponen yang berbeda dan dampaknya pada profitabilitas
membawa kita pada pernyataan masalah yang kita akan menganalisis. Pernyataan
masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah: "Apakah Manajemen
Modal

Kerja

Mempengaruhi

Profitabilitas

Pakistan

Perusahaan?

Untuk

menganalisis pernyataan masalah, kami telah mengembangkan tujuan penelitian
kami, yang diharapkan akan berkontribusi terhadap aspek yang sangat penting
dari manajemen keuangan dikenal sebagai manajemen modal kerja. Hal ini
hampir tak tersentuh di Pakistan atau sangat sedikit penelitian yang telah
dilakukan di daerah ini.Penelitian ini berfokus pada manajemen modal kerja dan
dampaknya pada profitabilitas untuk sampel perusahaan Pakistan. Tujuan utama
adalah:
a. Untuk membangun hubungan antara Manajemen Modal Kerja dan
Profitabilitas selama enam tahun untuk 94 perusahaan yang terdaftar di
Pakistan Karachi Stock Exchange.
b. Untuk mengetahui efek dari komponen yang berbeda dari manajemen
modal kerja padam profitabilitas
c. Untuk membangun hubungan antara dua tujuan likuiditas dan profitabilitas
dari perusahaan Pakistan.

Universitas Sumatera Utara

d. Untuk mengetahui hubungan antara profitabilitas dan ukuran perusahaan
Pakistan.
3

Untuk mengetahui hubungan antara hutang digunakan oleh perusahaan
Pakistan dan yang profitabilitas.
Untuk menarik kesimpulan tentang hubungan manajemen modal kerja dan

4

profitabilitas perusahaan Pakistan.
2.2.2

Riset

Internasional

Jurnal

Keuangan

dan

Ekonomi

ISSN 1450-2887 Edisi 85 (2012)
Mona Al-Mwalla menjelaskan bahwa Tujuan utama dari penelitian ini
adalah

untuk

mengetahui

dampak

dari

kebijakan

modal

kerja

(Kebijakan agresif dan konservatif) pada profitabilitas dan nilai perusahaan,
dengan menggunakan data tahunan selama 57 perusahaan industri yang terdaftar
di saham Amman pasar untuk periode 2001 sampai 2009. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mengikuti kebijakan investasi konservatif dengan memiliki
tingkat tinggi investasi jangka pendek berpengaruh positif berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan dan nilai, saat mengikuti kebijakan investasi agresif
menggunakan panjang investasi jangka berpengaruh negatif terhadap profitabilitas
perusahaan dan nilai. Mengenai pembiayaan Kebijakan (kebijakan agresif dan
konservatif), hasil menunjukkan bahwa pembiayaan agresif berikut kebijakan
dengan menggunakan kewajiban lebih saat ini untuk membiayai kegiatan
perusahaan akan mempengaruhi negatif perusahaan 153 Riset Internasional Jurnal
Keuangan dan Ekonomi - Edisi 85 (2012) profitabilitas dan nilai, saat mengikuti

Universitas Sumatera Utara

kebijakan pembiayaan konservatif dengan menggunakan hutang jangka lebih lama
untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan memiliki efek positif pada
profitabilitas perusahaan dan nilai. Ini adalah dikaitkan dengan fakta bahwa
meskipun risiko memiliki pinjaman jangka panjang meningkatkan tetapi
memungkinkan perusahaan untuk lebih lama periode untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang positif tercermin pada nilai dan profitabilitas. Akhirnya, hasil
menunjukkan

bahwa

perusahaan

Ukuran,

Pertumbuhan

Penjualan

dan

Pertumbuhan PDB, memiliki positif berpengaruh pada profitabilitas perusahaan
dan nilai, sementara hasilnya menunjukkan daya ungkit yang tidak memiliki efek
apapun pada profitabilitas perusahaan, tetapi memiliki dampak yang signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil menekankan pentingnya pembiayaan utang pada
maksimalisasi nilai perusahaan.

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu
2.3.1 Penelitian Marselina Sinaga (2008)
Judul penelitian “Pengaruh modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas
Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.” Penelitian ini menggunakan

perputaran modal kerja dan

perputaran aktiva operasi sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai
variabel dependen yang diukur melalui Return On Investment (ROI) untuk
mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian ini menggunakan
metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja

Universitas Sumatera Utara

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, perputaran
aktiva operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis,
dan secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi
memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada sektor industri otomotif dan
komponennya.

2.3.2 Penelitian Edward Hartawan (2008)
Judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Variabel
independennya adalah modal kerja dan aktiva lancar dan variabel dependen
adalah profitabilitas yang diukur melalui Return On Assets. Penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian ini adalah modal kerja
berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets, sedangkan aktiva lancar tidak
berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
No.

1.

2.

3.

Nama
Peneliti dan
tahun
Penelitian
Marselina
Sinaga (2008)

Edward
Hartawan
(2008)

M. Fauzi
(2006)

Judul Penelitian

Pengaruh modal
dan
Aktiva
Operasi terhadap
Rentabilitas
Ekonomis
pada
perusahaan
Otomotif
dan
Komponennya
yang terdaftar di
Bursa
Efek
Indonesia

Pengaruh Modal
Kerja
Terhadap
Rentabilitas
Ekonomi
Pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia

Pengaruh
Moal
dan
Investasi
Aktiva
Tetap
Terhadap
Perusahaan Food
And
Beverage
yang Terdaftar di
BEI

Variabel

-

Hasil Penelitian

-

Perputaran
modal kerja
Perputaran
total aktiva
ROI

-

-

-

Jumlah
Modal kerja
Jumlah
aktiva lancar
ROA

-

Modal Kerja
Aktiva Tetap
Profitabilitas

-

-

-

-

perputaran modal
kerja
tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
rentabilitas
ekonomis.
perputaran aktiva
operasi memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
rentabilitas
ekonomis.
modal
kerja
berpengaruh
signifikan
terhadap return
on Assets.
aktiva
lancar
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap Return
On Assets.
Modal
kerja
Secara
parsial
tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
profitabilitas
Investasi aktiva
secara
parsial
tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
profitabilitas

Universitas Sumatera Utara

2.4 Kerangka Konseptual dan Hipotesis
2.4.1

Kerangka Konseptual
Modal kerja berupa dana atau modal diinvestasikan kedalam aktiva lancar

yang sifatnya jangka pendek. Dalam perusahaan, modal kerja ini dipergunakan
untuk memenuhi kebutuhan operasional seperti: pembelian barang dagang,
pembayaran upah guru, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan untuk
pembayaran lainnya. Modal kerja yang efektif sangat penting untuk kelangsungan
hidup perusahaan, apabila perusahaan kehilangan modal kerja untuk perluasan
penjualan dan meningkatkan produksinya maka kemungkinan akan kehilangan
pendapatan dan keuntungan (profit).
Aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan jangka
panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan untuk dijual kembali melainkan
untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
Menurut IAI (2009:4), Arti penting profitabilitas adalah: “informasi kinerja
perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial
sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi
kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan
arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga
berguna dalam perumusan

pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam

memanfaatkan tambahan sumberdaya”.
Berdasarkan penjelasan sebelumya maka pengaruh jumlah modal kerja dan
jumlah investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas dapat digambarkan dalam
kerangka sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Variabel independen

Variabel dependen
H1

Modal kerja (X1)
H3

Operating profit margin (Y)

Investasi Aktiva tetap (X2)
H2

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Menurut Horne dan Wachowicz (2005:308), modal kerja sebaiknya
tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan bekerja secara
ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja memiliki sifat
yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja dapat di tambah atau di kurangi sesuai
kebutuhan perusahaan. Menetapkan modal kerja yang terdiri dari kas, piutang,
persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Perputaran modal kerja di
mulai dari saat kas di investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat
kembali menjadi kas, perputaran modal kerja yang tinggi di akibatkan rendahnya
modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang. Sebaliknya, perputaran
modal kerja yang sudah jatuh temposebelum persedian dan piutang dapat diubah
menjadi uang kas.
Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu diketahui bahwa modal kerja
memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan profitabilitas yang berarti
semakin besar jumlah modal kerja maka semakin besar kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba.

Universitas Sumatera Utara

Investasi aktiva tetap seperti yang dikemukakan IAI (2009:17.2), ”aktiva
yang dapat disusutkan sering kali merupakan bagian signifikan aktiva perusahaan,
dimana penyusutan karenanya dapat berpengaruh secara signifikan dalam
menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan hasil/laba usaha perusahaan.”
Dengan kata lain bahwa penyediaan aktiva tetap yang mengalami penyusutan
(depresiasi) akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan tingkat
profitabilitas.
Investasi yang terlalu berat ke aktiva tetap adalah tidak menguntungkan
karena adanya beban depresiasi tahunan dan dengan berlalunya waktu aktiva
tersebut akan membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar. Kelebihan aktiva
tetap yang tidak dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan ini berarti potensi
modal atau dana telah salah dipergunakan, dengan kata lain bahwa aktiva tetap
yang mengalami penyusutan akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan
tingkat profitabilitas. Perusahaan melakukan investasi tetap dengan harapan akan
memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut.

2.4.2

Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan

dan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: “modal kerja dan investasi
aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun
simultan pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.”

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

11 85 69

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 11 77

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 6

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9