Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MODAL KERJA DAN INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN GROSIR

DAN ECERAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh : ASWIN GULTOM

110522159

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH MODAL KERJA DAN INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN GROSIR DAN ECERAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2013

Aswin Gultom


(3)

ABSTRAK

PENGARUH MODAL KERJA DAN INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

GROSIR DAN ECERAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jumlah modal kerja dan investasi aktiva tetap secara empiris terhadap Operating Profit Margin (OPM). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan Grosir dan Eceran yang terdapatdi BEI selama periode 2008-2011

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang diperoleh dari 16 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara jumlah modal kerja dan investasi aktiva tetap secara empiris terhadap Operating Profit Margin (OPM). Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Operating Profit Margin (OPM), dan secara parsial variabel investasi aktiva tetap tidak berpengaruh signifikan terhadap

Operating Profit Margin (OPM) pada perusahaan Grosir dan Eceran yang terdaftar di BEI. Secara simultan modal kerja dan investasi aktiva tetap tidak berpengaruh secara signifikan pada perusahaan Grosir dan Eceran yang terdaftar di BEI.


(4)

ABSTRACT

EFFECT OF WORKING CAPITAL AND FIXED ASSETS INVESTMENT TO PROFITABILITY OF WHOLESALE AND RETAIL

LISTED IN BEI

The purpose of this research is to empirically study the effect of Working Capital and Fixed Asset investment on Operating Profit Margin (OPM). This research is classified as casual research and replication of former researches. Population of this research are Wholesale and Retail on BEI during the period of 2008 to 2011.

The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 16 food and beverage, 16 are used as the samples of this study. The statistic method being used is linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.

The result indicates that partially Working Capital variable has not significantly influenced Operating Profit Margin (OPM) and partially Fixed Asset investment variable has no significantly influenced Operating Profit Margin (OPM) of Wholesale and Retail on BEI. In simultaneously , working capital and fixed assets investment has not significantly influenced Operating Profit Margin of Wholesale and Retail in BEI.

Key Words : Working Capital, Fixed Asset Investment, Operating Profit Margin


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kekuatan, dan kebijaksanaan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul: “PENGARUH MODAL KERJA DAN INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN GROSIR DAN ECERAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” ini dengan baik guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Sumatera Utara pada Program Studi Akuntansi.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan doa dari semua pihak baik secara moril maupun materil khususnya kepada kedua orang tua penulis S. Br Pakpahan. Dengan segala kerendahan hati, maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku pembimbing penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi petunjuk, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Zainal AT Silangit, Ak selaku Dosen pembaca yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis hingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.


(6)

6. Buat saudara- saudara penulis, Arto, Adi, Mastina, Irawati, Jojor dan teman terbaik penulis yaitu Rendi, Juan, Ar Razag Subhan Jath, Natalia Naibaho, Baluat, dan Marta yang selalu memberi dukungan selama ini.

Semoga Skripsi ini bermanfaat buat kita semua sebagai tambahan pengetahuan dan dapat menjadi salah satu bahan referensi dalam penyusunan skripsi berikutnya.

Medan, Juli 2013 Penulis,

Aswin Gultom NIM .110522159


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ………... .... 1

1.2. Rumusan Masalah ………... .... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1Modal ... 8

2.1.2.Modal Kerja ... 8

2.1.3. Jenis Modal Kerja.……… ... 10

2.1.4Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja... ... 12

2.1.5Manajemen Modal Kerja... .... 13

2.1.6Aktiva tetap...………... .... 14

2.1.7Penggolongan dan karakteristik aktiva tetap…………... 15

2.1.7.1Penggolongan aktiva tetap……….... ... 15

2.1.7.2Karakteristik aktiva tetap………... ... 15

2.1.8Fungsi Aktiva tetap………... ... 15

2.1.9Manajemen Aktiva Tetap………... ... 16

2.1.10Profitabilitas……….... ... 16

2.1.11Pengukuran Profitabilitas………... ... 17

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu………... ... 17

2.3.1 Penelitian Marselina Sinaga (2008) ... 17

2.3.2 Penelitian Edward Hartawan (2008) ... 18

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 19

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 19


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 .Desain Penelitian ... 23

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

3.3Jenis Data ... 25

3.4Tehnik Pengumpulan Data ... 25

3.5Definisi operasional dan Pengukuran variable ... 25

3.5.1. Definisi Operasional... 26

3.5.2. Pengukuran variabel penelitian ... 26

3.6. Metode Analisa Data ... 27

3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 27

3.6.1.1 Uji normalitas data ... 27

3.6.1.2 Uji multikolinearitas ... 28

3.6.1.3 Uji autokorelasi ... 28

3.6.1.4 Uji heterokedastisitas ... 28

3.7. Pengujian Hipotesis ... 29

3.7.1. Uji signifikansi parsial (t-test) ... 29

3.7.2. Uji signifikansi simultan (F-test) ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Penelitian ... 31

4.1.1 Data Deskriptif Statistik ... 31

4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 32

4.1.2.1Uji Normalitas ... 32

4.1.2.2Uji Multikolonieritas ... 35

4.1.2.3Uji Heteroskedastisitas ... 36

4.1.2.4Uji Autokolerasi ... 38

4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 39

4.1.3.1. Persamaan Regresi ... 39

4.1.3.2. Uji Signifikasi Parsial ... 40

4.1.3.3. Uji Signifikansi Simultan ... 41

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 45

5.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 46


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 18

Tabel 3.1 Sampel Penelitian... 26

Tabel 3.2 Definisi Operasional... 26

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif... 31

Tabel 4.2 Uji Normalitas data... 33

Tabel 4.3 Hasil uji Multikolinearitas... 36

Tabel 4.4 Hasil uji Autokolerasi ... 38

Tabel 4.5 Model Summary ...,... 38

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi... 39

Tabel 4.7 Hasil Uji t ... 41


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 20

Gambar 4.1 Uji Normalitas data (1) ... 34

Gambar 4.2 Uji Normalitas data (2) ... 35


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Daftar Perusahaan Grosir dan Eceran... 47

Lampiran ii Daftar Sampel Perusahaan yang memenuhi Kriteria... 48

Lampiran iii Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi)... 49

Lampiran iv Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi)... 50

Lampiran v Statistik Deskriptif... 51

Lampiran vi Hasil Uji Normalitas... 51

Lampiran vii Hasil Uji Multikolinearitas... 54

Lampiran viii Hasil Uji Autokorelasi... 54

Lampiran ix Hasil Uji Heterokedastisitas... 54

Lampiran x Hasil Uji Hipotesis Uji-t... 55

Lampiran xi Hasil Uji Hipotesis Uji-F... 55

Lampiran xii Tabel F... 56


(12)

ABSTRAK

PENGARUH MODAL KERJA DAN INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

GROSIR DAN ECERAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jumlah modal kerja dan investasi aktiva tetap secara empiris terhadap Operating Profit Margin (OPM). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan Grosir dan Eceran yang terdapatdi BEI selama periode 2008-2011

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang diperoleh dari 16 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara jumlah modal kerja dan investasi aktiva tetap secara empiris terhadap Operating Profit Margin (OPM). Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Operating Profit Margin (OPM), dan secara parsial variabel investasi aktiva tetap tidak berpengaruh signifikan terhadap

Operating Profit Margin (OPM) pada perusahaan Grosir dan Eceran yang terdaftar di BEI. Secara simultan modal kerja dan investasi aktiva tetap tidak berpengaruh secara signifikan pada perusahaan Grosir dan Eceran yang terdaftar di BEI.


(13)

ABSTRACT

EFFECT OF WORKING CAPITAL AND FIXED ASSETS INVESTMENT TO PROFITABILITY OF WHOLESALE AND RETAIL

LISTED IN BEI

The purpose of this research is to empirically study the effect of Working Capital and Fixed Asset investment on Operating Profit Margin (OPM). This research is classified as casual research and replication of former researches. Population of this research are Wholesale and Retail on BEI during the period of 2008 to 2011.

The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 16 food and beverage, 16 are used as the samples of this study. The statistic method being used is linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.

The result indicates that partially Working Capital variable has not significantly influenced Operating Profit Margin (OPM) and partially Fixed Asset investment variable has no significantly influenced Operating Profit Margin (OPM) of Wholesale and Retail on BEI. In simultaneously , working capital and fixed assets investment has not significantly influenced Operating Profit Margin of Wholesale and Retail in BEI.

Key Words : Working Capital, Fixed Asset Investment, Operating Profit Margin


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi yang semakin meningkat serta semakin banyaknya perusahaan sejenis yang muncul mengakibatkan persaingan antar perusahaan akan semakin ketat. Untuk menghadapi hal tersebut perusahaan harus inovatif dan mampu melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan yang telah terjadi dan akan terjadi baik perubahan perekonomian nasional, peraturan pemerintah, kondisi konsumen maupun kemampuan pesaing, oleh karena itu perusahaan harus tumbuh, berjalan, dan membangun manajemennya secara sistimatis dengan berorientasi kepada pertumbuhan dan perkembangan yang dinamis melalui pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga perusahaan memiliki motivasi untuk menciptakan kemampuan bersaing.

Salah satu tujuan setiap perusahaan berdiri adalah untuk menghasilkan laba, disamping untuk dapat tumbuh berkembang (growth) dan bertahan hidup (going

concern). Setiap perusahaan itu untuk dapat menghasilkan laba haruslah

melakukan aktivitas operasi. Dalam melakukan aktivitas operasi ini setiap perusahaan akan membutuhkan potensi sumber daya. Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Perputaran modal kerja dimulai saat kas di investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali


(15)

menjadi kas, perputaran modal kerja yang sangat tinggi diakibatkan rendahnya modal kerja yang ditanamkan didalam persediaan dan piutang, sebaliknya, perputaran modal kerja yang sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan pitang dapat diubah menjadi kas.

Potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya adalah sumber daya keuangan yaitu modal. Modal adalah bagian pemilik perusahaan atau kekayaan (aktiva) perusahaan yang diukur dengan menghitung selisih antara aktiva dikurangi dengan utang.

Pengelolaan modal memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba, oleh karena itu manajemen perusahaan dituntut tidak hanya memikirkan bagaimana memperoleh dan memilih sumber dana yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba, tetapi juga dituntut untuk mengawasi, mengatur, dan mengendalikan masalah penggunaan modal. Dalam hal ini pimpinan perusahaan harus dapat mengambil keputusan yang tepat agar perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Salah satunya adalah pengambilan keputusan mengenai modal kerja perusahaan.

Modal kerja merupakan dana atau modal yang diinvestasikan kedalam aktiva lancar yang sifatnya jangka pendek. Dalam perusahaan, modal kerja ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional seperti: pembelian barang dagang, pembayaran upah buruh, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan untuk pembayaran lainnya. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam satu periode akuntansi. Dana yang diterima tersebut akan dipergunakan kembali untuk


(16)

kegiatan operasional perusahaan selanjutnya. Manajemen modal kerja yang efektif sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, apabila perusahaan yang tujuannya adalah menghasilkan laba kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya maka kemungkinan besar akan kehilangan pendapatan dan keuntungan (profit). Untuk menghadapi masalah

tersebut maka perusahaan harus memiliki persediaan modal kerja yang optimum dalam arti tidak berlebihan dan tidak kekurangan dengan tujuan agar perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis.

Manajemen keuangan selain modal diinvestasikan dalam aktiva lancar dan piutang dengan jangka waktu pendek (modal kerja), modal juga dapat diinvestasikan dalam aktiva tetap dengan jangka waktu panjang. Perusahaan melakukan investasi aktiva tetap dengan harapan akan mendapatkan return yang

lebih besar daripada sebelum melakukan investasi. Investasi dalam aktiva tetap dapat ditujukan untuk menambah kuantitas produk, kualitas produk dan lain-lain dengan harapan perusahaan akan meningkatkan kinerjanya dan dapat memperoleh pangsa pasar yang lebih baik. Manajemen aktiva tetap yang efektif sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan karena apabila perusahaan kekurangan aktiva tetap untuk menambah jumlah produk, sedangkan permintaan produk besar maka perusahaan akan kehilangan konsumen yang potensial. Hal ini akan mengakibatkan hilangnya peluang bagi perusahaan dalam memperoleh laba karena banyaknya permintaan yang tidak terpenuhi, tetapi jika perusahaan terlalu banyak memiliki aktiva maka akan terdapat aktiva yang menganggur. Oleh karena itu ketidaktepatan dalam menentukan kebutuhan modal kerja dan investasi aktiva


(17)

tetap akan mengakibatkan kegiatan perusahaan terganggu dan menurunnya kemampuan perusahaan memperoleh laba.

Secara umum tujuan perusahaan adalah menghasilkan laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin, sehingga dapat selalu mengusahakan perkembangan lebih lanjut, karena itu kegiatan menentukan kebutuhan modal kerja dan investasi aktiva tetap harus dikaitkan dengan laba usaha. Efisiensi suatu perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang dicapai atau meningkatnya volume penjualan tetapi perlu juga dihitung profitabilitasnya, dengan demikian yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah usaha meningkatkan profitabilitasnya melalui efisiensi modal kerja dan investasi aktiva tetap.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian dilakukan oleh Sinaga (2008) yang berjudul “Pengaruh Modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Penelitian ini menggunakan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen yang diukur melalui Return On Investment (ROI) untuk

mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, dan secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi


(18)

memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada sektor industri otomotif dan komponennya.

Dari tinjaun penelitian terdahulu tersebut maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Grosir dan Eceran yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Penelitian ini menggunakan modal kerja dan investasi aktiva tetap sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah modal kerja dan investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perbedaan yang dilakukan peneliti terdahulu dengan penelitian sekarang menjelaskan bagaimana kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba dengan menggunakan rasio profitabilitas.

Perekonomian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi global, namun bisnis ritel modern di Indonesia tidak terkendala bahkan masih menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hal itu dikarenakan potensi pasar di Indonesia masih cukup besar dan menguatnya usaha kelas menengah dan kecil, telah menambah banyaknya kelompok masyarakat berpenghasilan menengah-atas yang memiliki gaya hidup belanja di ritel modern.

Pada beberapa tahun terakhir pertumbuhan perusahaan grosir dan eceran khususnya di wilayah Sumatera Utara cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perusahaan grosir dan eceran di wilayah Sumatera Utara. Semakin banyak perusahaan grosir dan eceran itu membuka gerai maka


(19)

kebutuhan modal kerja dan investasi aktiva tetap perusahaan tentu akan semakin besar pula, selain itu berdasarkan pengamatan diketahui bahwa pada beberapa perusahaan grosir dan eceran diperoleh bahwa adanya kenaikan modal kerja yang diikuti dengan kenaikan kemampuan menghasilkan laba yang dapat dilihat pada laporan keuangan pada perusahaan grosir dan eceran, namun pada beberapa perusahaan lain kenaaikan ini tidak diikuti dengan kenaikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Berdasarkan penjelasan dan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atas, “Pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas pada perusahaan grosir dan eceran tahun 2008-2011 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah, yaitu: “apakah modal kerja dan investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah modal kerja dan investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

b. bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis,

c. bagi para praktisi, sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan mengenai pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Modal

Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk dapat menjalankan aktivitas usaha, oleh karena itu modal merupakan faktor produksi yang sangat penting. Setiap perusahaan memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dijalankan. Dalam mengelola modal yang dimiliki oleh perusahaan, manajer harus dapat menentukan besarnya alokasi modal kerja sehubungan dengan bidang usaha dari perusahaan tersebut. Menurut bebarapa ahli pengertian modal, antara lain:

a. menurut Suhati, et al (2009:13), “modal merupakan klaim residu terhadap aktiva perusahaan setelah total kewajiban dikurangkan .”

b. menurut Winarni, et al (2001:08), “modal merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada.”

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal adalah selisih antara harta dengan kewajiban.

2.1.2 Modal Kerja

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan lain-lain dimana uang yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu


(22)

yang pendek melalui hasil penjualan. Menurut beberapa ahli pengertian modal kerja, antara lain:

a. menurut Ridwan, et al (2002:155), “modal kerja yaitu aktiva lancar yang mewakili bagian dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha.”

b. menurut Manahan (2005:55), “modal kerja secara kolektif mencakup aktiva dan passiva lancar dalam jangka pendek.”

Berdasarkan berbagai pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek atau aktiva lancar. Modal kerja berfungsi untuk menjembatani antara pengeluaran dana untuk operasi sehari-hari dengan penerimaan perusahaan.

Menurut Munawir (2004:100), terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Dalam hal ini modal kerja di ukur mengggunakan rasio :

Gross profit margin (GPM)

Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi gross profit margin maka semakin baik.

GPM = Laba Kotor


(23)

Net Profit Margin (NPM)

Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak.

NPM = Laba Bersih Setelah Pajak

Penjualan Bersih x 100% 2.1.3 Jenis Modal Kerja

Menurut Dermawan (2006:103), modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional.

a. Konsep Kuantitatif atau Modal Kerja Bruto :

Menurut konsep ini modal kerja adalah seluruh jumlah aktiva lancar. Berarti jumlah kas/bank + efek yang bisa diperjual belikan + piutang + persediaan.

b. Konsep Kualitatif atau Modal Kerja Neto:

Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih lebih jumlah aktiva lancar terhadap jumlah utang lancar.

c. Konsep Fungsional :

Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan penghasilan yang utama (current income) pada saat sekarang ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

Menurut W.B Taylor dalam Dermawan (2006:104), modal kerja suatu perusahaan dapat digolongkan kedalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk permanen dan variabel.

a. Modal kerja permanen

Modal kerja permanen merupakan modal kerja yang harus tetap ada atau terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Terdiri dari: 1) Modal kerja primer

Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha. 2) Modal kerja normal

Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.


(24)

Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dapat dibedakan menjadi tiga.

1) Modal kerja musiman

Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh musim,

2) Modal kerja siklis

Modal kerja siklis merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konyungtur,

3) Modal kerja darurat

Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak dapat diduga sebelumnya.

Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana menganggur (idle fund), padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat

digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba, tetapi apabila jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli barang dagangan, membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus dilunasi.

Kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat sebagai berikut:

a. kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan menghasilkan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahan,

b. menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan modal kerja secara efisien,


(25)

c. apabila modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga.

Manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup seperti yang dikemukakan Djarwanto (2004:89), adalah:

a. melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar,

b. memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya,

c. memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga,

d. menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian dan sebagainya.

2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja

Menurut Kamaruddin (2002:06), besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung pada beberapa faktor.

a. Besar kecilnya kegiatan usaha atau perusahaan (produksi dan penjualan), dimana semakin besar kegiatan perusahaan semakin besar modal kerja yang diperlukan, apabila hal lainnya tetap. Selain besar kecilnya usaha, sifat perusahaan juga mempengaruhi besarnya modal kerja.

b. Kebijaksanaan tentang penjualan (kredit atau tunai).Persediaan (dengan EOQ = Economic Orde Quantity dan safety stock), dan saldo ke kas minimal, pembelian bahan (tunai atau kredit).

c. Faktor lain :

1. Faktor-faktor ekonomi.

2. Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan uang ketat atau kredit ketat.

3. Tingkat bunga yang berlaku. 4. Peredaran uang.

5. Tersedianya bahan-bahan di pasar


(26)

2.1.9 Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena pertama aktiva lancar perusahaan manufaktur mngembangkan lebih dari separuh total aktivanya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan membuat perusahaan merealisasi kemampuan menghasilkan laba yang rendah, tetapi perusahaan dengan aktiva lancar yang terlalu rendah dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Menurut beberapa ahli pengertian manajemen modal kerja, antara lain:

a. Menurut Manahan (2005:55), “manajemen modal kerja merupakan manajemen aktiva lancar dan passiva lancar.”

b. menurut Syahyunan (2004:36), “manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan.”

Menurut Syahyunan (2004:36), adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah:

1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.

2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.

3. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.


(27)

2.1.10 Aktiva tetap

Perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut. Menurut beberapa ahli pengertian aktiva tetap, antara lain:

a. menurut Wibowo, et al (2002:183), ”aktiva tetap (fixed assets) merupakan sumber daya berwujud yang dimiliki oleh perusahaan, digunakan dalam kegiatan (operasi) perusahaan dan tidak dimasukkan untuk dijualbelikan”.

b. menurut Stice, et al (2004:141), “aktiva tetap adalah property yang berwujud dan bersifat relatif permanen yang digunakan dalam operasi bisnis”.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan tidak untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

Menurut Munawir, (2004:101), rasio yang dinakan untuk mengukur aktiva tetap adalah dengan menggunakan rasio Return on Assets (ROA).

Return on Assets (ROA)

Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.

ROA = Laba Operasi


(28)

2.1.12 Penggolongan dan karakteristik aktiva tetap 2.1.12.1 Penggolongan aktiva tetap

Secara umum aktiva tetap dibagi menjadi dua, seperti dikemukakan Wibowo, et al (2002:183), yaitu :

1) Aktiva tetap berwujud (tangible fixed asset)

Misalnya : tanah (land),

Bangunan (building), Peralatan (equipment), dan Mesin (machinery).

2) Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed asset) Misalnya : goodwill

Franchise Trademark, dan

Copy right.

2.1.12.2 Karakteristik aktiva tetap

Menurut Wibowo, et al (2002:185), terdapat beberapa karakteristik dari aktiva tetap, antara lain:

1. aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang yang relatif permanen yang dimiliki dan digunakan perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual,

2. manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam suatu pos aktiva tetap dikonsumsi oleh perusahaan sepanjang masa manfaat aktiva,

3. bersamaan dengan manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam aktiva tetap yang dikonsumsi oleh perusahaan, jumlah tercatat aktiva berkurang untuk mencerminkan konsumsi ini biasanya dalam bentuk penyusutan.

2.1.13 Fungsi Aktiva tetap

Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap dapat diterima kembali keseluruhannya dalam waktu beberapa tahun, dan kembalinya secara berangsur-angsur melalui depresiasi. Dengan demikian selain berfungsi sebagai peralatan yang menyokong kegiatan operasional perusahaan, tetapi juga sebagai investasi


(29)

perusahaan dalam jangka panjang, tetapi tidak untuk dijual kembali untuk memperoleh laba.

2.1.14 Manajemen Aktiva Tetap

Aktiva tetap menuntut pemanfaatan maksimum selama umur ekonomisnya, oleh karena itu perlu dibentuk suatu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi dan penghentian aktiva tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan, memindahkan, dan menghentikan pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi tidak dapat dimanfaatkan oleh fungsi lain.

2.1.15 Profitabilitas

Menurut beberapa ahli pengertian profitabilitas, antara lain:

a. menurut Brigham, Eugene (2001:89), ”profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan ,”

b. menurut Harahap, (2008 :304), “profitabilitas adalah kemampuan perusa -haan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.”

Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.


(30)

2.1.11 Pengukuran Profitabilitas

Menurut Munawir (2004 :99), rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah Operating Profit Margin (OPM). Pada umumnya penilaian tersebut menghubungkan return yang diperoleh

perusahaan selama periode tertentu. Dalam hal ini penilaian profitabilitas yang akan dikemukakan adalah dengan menghubungkan antara keuntungan dengan tingkat penjualan yang dicapai oleh suatu perusahaan dan jumlah aktiva dalam periode tertentu.

Operating profit margin (OPM)

Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.

OPM= Laba operasi

penjualan bersihx 100%

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu 2.2.1 Penelitian Marselina Sinaga (2008)

Judul penelitian “Pengaruh modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Penelitian ini menggunakan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen yang diukur melalui Return On Investment (ROI) untuk

mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja


(31)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, dan secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada sektor industri otomotif dan komponennya.

2.2.2 Penelitian Edward Hartawan (2008)

Judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Variabel independennya adalah modal kerja dan aktiva lancar dan variabel dependen adalah profitabilitas yang diukur melalui Return On Assets. Penelitian ini

menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian ini adalah modal kerja

berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets, sedangkan aktiva lancar tidak

berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No. Nama

Peneliti dan tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Marselina Sinaga (2008) Pengaruh modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

- Perputaran modal kerja - Perputaran

total aktiva

- ROI

- perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis. - perputaran aktiva

operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis.


(32)

2. Edward Hartawan (2008) Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

- Jumlah Modal kerja - Jumlah

aktiva lancar

- ROA

- modal kerja

berpengaruh signifikan terhadap return on Assets.

- aktiva lancar

tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual

Modal kerja berupa dana atau modal diinvestasikan kedalam aktiva lancar yang sifatnya jangka pendek. Dalam perusahaan, modal kerja ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional seperti: pembelian barang dagang, pembayaran upah guru, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan untuk pembayaran lainnya. Modal kerja yang efektif sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, apabila perusahaan kehilangan modal kerja untuk perluasan penjualan dan meningkatkan produksinya maka kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan (profit).

Aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

Arti penting profitabilitas adalah informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya


(33)

yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumberdaya.

Berdasarkan penjelasan sebelumya maka pengaruh jumlah modal kerja dan jumlah investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan bekerja secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja dapat di tambah atau di kurangi sesuai kebutuhan perusahaan. Menetapkan modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Perputaran modal kerja di mulai dari saat kas di investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas, perputaran modal kerja yang tinggi di akibatkan rendahnya modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang. Sebaliknya, perputaran modal kerja yang

Modal kerja

Investasi Aktiva tetap (ROA) (X3)

Operating profit margin(Y)

Variabel independen Variabel dependen

Gross Profit Margin ( X1)


(34)

sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan piutang dapat diubah menjadi uang kas.

Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu diketahui bahwa modal kerja memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan profitabilitas yang berarti semakin besar jumlah modal kerja maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Investasi aktiva tetap yang dapat disusutkan sering kali merupakan bagian signifikan aktiva perusahaan, dimana penyusutan karenanya dapat berpengaruh secara signifikan dalam menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan hasil/laba usaha perusahaan. Dengan kata lain bahwa penyediaan aktiva tetap yang mengalami penyusutan (depresiasi) akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan tingkat profitabilitas.

Investasi yang terlalu berat ke aktiva tetap adalah tidak menguntungkan karena adanya beban depresiasi tahunan dan dengan berlalunya waktu aktiva tersebut akan membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar. Kelebihan aktiva tetap yang tidak dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan ini berarti potensi modal atau dana telah salah dipergunakan, dengan kata lain bahwa aktiva tetap yang mengalami penyusutan akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan tingkat profitabilitas. Perusahaan melakukan investasi tetap dengan harapan akan memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut.


(35)

2.4.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: “modal kerja dan investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”


(36)

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segaia sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu, sedangkan sarnpel adalah bagian dari populasi yang digunakan sebagai objek penelitian. Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yang merupakan teknik penentuan anggota sampel dengan pertimbangan. Adapun kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam penentuan sampel pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan-perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011.

2. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan selama periode pengamatan.


(37)

3. Laporan keuangan periode 2008-2011 paca perusahaan-perusahaan tersebut tetah diaudit oleh auditor independen.

4. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laba bersih selama periode pengamatan.

Berikut ini adalah sampel penelitian yang telah dilakukan dengan purposive sampling yang berjumlah 16 perusahaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3 4

1 PT. Ace Hardware Indonesia Tbk. √ √ √ √ 1

2 PT. Akbar Indomakmur Stimee Tbk. √ √ √ √ 2

3 PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk. √ √ √ √ 3

4 PT. Hero Supermarket Tbk. √ √ √ √ 4

5 PT. Matahari Putra Prima Tbk. √ √ √ √ 5

6 PT. Millenium Pharmacon International Tbk. √ √ √ √ 6

7 PT. Mitra Adiperkasa Tbk. √ √ √ -

8 PT. Multi Indocitra Tbk. √ - - -

9 PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. √ √ √ √ 7

10 PT. Rimo Catur Lestari Tbk. √ √ √ -

11 PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk. √ √ √ √ 8

12 PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. √ √ √ √ 9

13 PT. Tigaraksa Satria Tbk. √ √ √ √ 10

14 PT. Trikomsel Oke Tbk. √ - - -

15 PT. Triwira Insalestari Tbk. √ - - -

16 PT. Wicaksana Overseas International Tbk. √ √ √ - Sumber : Hasil olahan penelitian (2013)


(38)

3.3 Jenis Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.” Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital

Market Directory (ICMD) 2008 dan situs

adalah data laporan laba rugi dan neraca perusahaan pada tahun 2008-2011. Menurut sifatnya data dalam penelitian ini termasuk dalam data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaitu melalui buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs

dibutuhkan dalam penelitian ini.

3.5 Definisi operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk memenuhi atau membiayai kebutuhan investasi dan kebutuhan operasional perusahaan dibutuhkan modal kerja yang cukup. Karena tanpa kerja yang cukup perusahaan tidak akan dapat bekerja secara optimal dalam mencapai tujuannya. Semua pihak sepakat bahwa rnodal kerja adalah dana yang diperlukan untuk operasi sehari-hari.


(39)

3.5.1 Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi operasional

Variabel Deviasi Sub Variabel Indikator Skala Modal

kerja (X1)

modal kerja adalah suatu investasi perusahaan dalam asset kas jangka pendek, surat-surat berharga, persediaan dan piutang dagang.

-Kas -Piutang -Persediaan -Surat berharga -Hutang lancer

Modal kerja bersih = AL – HL

Rasio

Investasi Aktiva Tetap (X2)

Harta kekayaan yang berwujud, yang bersifat relatif permanen, digunakan dalam operasi regular lebih dari satu tahun, dibeli dengan tujuan tidak untuk dijual kembali.

-Tanah -Gedung -Peralatan

Aktiva tetap bersih = Aktiva tetap – Ak. Penyusutan Rasio Profitabilitas (Y) Kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva dan modal sendiri.

Operating

Profit Margin OPM= laba operasi

penjualan bersihx 100%

Rasio

3.5.2 Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel independen dan variabel dependen.

a. Variabel independen (bebas)

Variabel independen menurut Widayat (2002:19) adalah “variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubah atau timbulnya variable dependen (terikat).


(40)

b. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen menurut Widayat (2002:19) adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variable independen.” Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur melalui Operating

profit Margin (OPM).

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows v.16.

Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

3.6.1.1 Uji normalitas data

Menurut Priyatno (2013:34), “uji normalitas dilakukan untuk melihat tingkat kenormalan data yang digunakan, apakah data berdistribusi normal atau tidak.” Dalam SPSS metode uji normalitas yang sering digunakan adalah uji One

Sample Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah:

a. Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) > 0,05, maka data berdistribusi normal.

b. Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal.


(41)

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.

3.6.1.2 Uji multikolinearitas

Menurut Priyatno (2013:56), “Multikolinearitas adalah dimana terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna antarvariabel independen dalam model regresi .” Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikoliniearitas antara lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance, apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1, maka dinyatakan tidak terjadi multikoliniearitas.

3.6.1.3 Uji autokorelasi

Menurut Priyatno (2013:59), “Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada

periode sebelumnya (t-1).” Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW). Pengambilan keputusan sebagai berikut :

a. du < dw < 4 – du, maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi, b. dw < dl atau dw > 4 – dl, maka H0 ditolak, artinya terjadi autokorelasi, c. dl < dw < du atau 4 – du < dw < 4 – dl, artinya tidak ada kepastian atau

kesimpulan pasti. 3.6.1.4 Uji heteroskedastisitas

Menurut Priyatno (2013:62), “heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model


(42)

3.7 Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang digunakan, yaitu:

Y = a + b1x1 + b2x2 + e

Dimana:

Y = Operating Profit Margin (OPM)

a = konstanta X1 = modal kerja

X2 = Investasi aktiva tetap b1,b2, = koefisien regresi e = Variabel pengganggu

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan t-test dan F-test. 3.7.1 Uji signifikansi parsial (t-test)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima dan H1 ditolak jika thitung < ttabel untuk α = 5 %

H1 diterima dan H0 ditolak jika thitung > ttabel untuk α = 5 %


(43)

3.7.2 Uji signifikansi simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima dan H1 ditolak jika Fhitung < Ftabel untuk α = 5 %

H1 diterima dan H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel untuk α = 5 %


(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Data Deskriptif Statistik

Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel statistik deskriptif ini meliputi nilai rata-rata (mean), jumlah data dan standar deviasi dari dua variabel independen yaitu gross profit margin, net profit margin , return on asset sebagai variabel yang mempengaruhi operating profit morgin pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

OPM GPM NPM DER

Valid N (listwise)

40 40 40 40 40 1.00 -.61 -.40 -.19 4.00 .82 .63 42.15 2.4132 .1266 .0878 6.0581 1.14643 .27813 26742 10. 98785

Sumber : Hasil pengolahan SPSS (2013)

Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. Variabel operating profit margin (OPM) memiliki nilai minimum 1,00; nilai maksimum 4,00; nilai rata-rata operating profit margin (OPM)


(45)

sebesar 2,4132 dengan standar deviasi 1.14643 dan jumlah observasi sebanyak 40 sampel.

b. Variabel gross profit margin (GPM) memiliki nilai minimum -0,61; nilai maksimum 0,82; nilai rata-rata 0,1266 dengan standar deviasi sebesar 0.278I3 dan jumlah observasi sebanyak 40 sampel.

c. Variabel net profit margin (NPM) memiliki nilai minimum -0,40; nilai maksimum 0,63; nilai rata-rata 0,0876 dengan standar deviasi 0,26742 dan jumlah observasi sebanyak 40 sampel.

d. Variabel return on asset (ROA) memiliki nilai minimum 0,02; nilai maksimum 0,39; nilai rata-rata 0,1066 dengan standar deviasi 0.10011 dan jumlah observasi sebanyak 40 sampel.

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk menghindari bias dalam model regresi. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Sminov (K-S), dengan membuat hipotesis:

H0 : data residual berdistribusi normal H1 : data residual tidak berdistribusi normal

Apabila signifikansi lebii besar dari 0,05 maka diterima, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.


(46)

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)

Dari hasil pengelorahan data, diperoleh variabel kepemilikan saham institusi, GPM, NPM dan ROA terdistribusi secara normal dengan nilai signifikan sebesar 0,928 > 0,05 maka H0 diterima.

Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uii asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.


(47)

Gambar 4.1 Uji Normalitas Data (1) Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal, dari grafik histogram di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng

kanan.

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Normalitas data dapat menggunakan normal P- Plot data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar diagonal.


(48)

Gambar 4.2 Uji Normalitas Data (2) Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)

Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

4.2.2.2 Uji Multikolonieritas

Adanya Multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai

variance inflation factor (YIF).Batas dari tolerance value dibawah 0,01 atau nilai


(49)

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)

Dari data pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas dengan dasar nilai VIF untuk setiap variabel independen tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.1, hal ini dapat ilihat dari nilai tolerance GPM sebesar 0,987; NPM sebesar 0,403 dan ROA sebesar 0,406 tidak kurang dari 0,1 dan nilai VIF GpM sebesar 1,013; NpM sebesar 2,481 dan ROA sebesar 2,462 iiaat melebihi 10. Maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi berganda.

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang teratur maka telah terjadi heteroskedastisitas.

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.675 3.993 .670 .507

GPM .001 .056 .002 .013 .989 .987 1.013

NPM .459 .203 .458 2.259 .030 .403 2.481

ROA .306 .291 .212 1.052 .300 .406 2.462


(50)

2) Jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengganti penyebaran titik-titik pada gambar.

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian, model ini layak dipakai untuk memprediksi kebijakan pendanaan pada


(51)

perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di bursa efek indonesia berdasarkan masukan variabel independen GPM, NPM dan ROA.

4.1.2.4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian observasi yang berderetan waktu (apabila datanya time series) atau korelasi antara tempat berdekatan (apabila cross sectional).

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

dimension0 1 .636

a .404 .354 17.22268 2.044

a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, NPM b. Dependent Variable: OPM

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)

Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan nilai R sebesar 0,636 menunjukkan bahwa koralasi yang kecil yaitu 63,6%. Nilai adjust R sguare

sebesar 0,404 atau 40,4% mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variable independen hanya mampu menjelaskan variabel dependen 63.6%. Durbin - Watson sebesar 2,044, nilai ini akan dibandingkari dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5% jumlah sampel 20 (n) dan jumlah independen 4 (k=4). Oleh karena nilai DW 2,765 lebih besar dari batas (du) 1,828 dan kurang dari 4-1,828 (4-du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif.


(52)

4.1.3 Pengujian Hipotesi Penelitian 4.1,3.1. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.675 3.993 .670 .507

GPM .001 .056 .002 .013 .989

NPM .459 .203 .458 2.259 .030

ROA .306 .291 .212 1.052 .300

a. Dependent Variable: OPM

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)

Berdasarkan hasil analisis regresi seperti tertera pada ringkasan tabel 4.6 diatas diperoleh persamaan model regresi yang distandarkan sebagai berikut:

Y = 2,675 + 0,001 X1 - 0,459 X2+0,306X4+e Adapun interpretasi dari persamaan di atas adalah:

1. a = 2,675

nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel GPM, NPM, ROA (Xl : X2 :X3: 0), maka profitabilitas yang diberikan adalah


(53)

2. b1 = 0,001

koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel GPM meningkat satu satuan, maka OPM akan bertambah 0,001 atau 0,01% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap atau ceteris paribus.

3. b2 = 0,459

nilai parameter atau koefisien regresi b2 menunjukkan bahwa setiap variabel NPM meningkat satu satuan, maka OPM akan menurun sebesar 0,459 atau 45,9% dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.

4. b3 = 0,306

koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel ROA meningkat satu satuan, maka OPM akan bertambah 0,306 atau 30,60% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap atau ceteris paribus.

4.1.3.2. Uji Signifikansi Parsial

Pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen yang nyata atau signifikan dalam model regresi dapat dilihat dengan melakukan uji t (T test). Uji statistik t pada dasamya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual menerangkan variabel independen.

Adapun kriteria pengujiannya yaitu:

H0 diterima jika tHitung < tTabel dan signifikansi > 0,05 H1 diterima jika tHitung > tTabel dan signifikansi < 0.05


(54)

Tabel 4.6 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.675 3.993 .670 .507

GPM .001 .056 .002 .013 .989

NPM .459 .203 .458 2.259 .030

ROA .306 .291 .212 1.052 .300

a. Dependent Variable: OPM

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)

4.1.3.3. Uji Signifikasi Simultan

Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji F. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama tehadap variabel dependen. Uji F merupakan suatu pengujian untuk mengetahui apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menghitung serta membandingkan F hitung dengan F table yaitu ketentuan sebagai berikut:

Jika Fhitung < FTabel dan signifikansi > 5% H0 diterima Jika Fhitung > FTabel dan signifikansi < 5% H1 diterima


(55)

Tabel 4.7 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 7241.066 3 2413.689 8.137 .000a

Residual 10678.345 36 296.621

Total 17919.411 39

a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, NPM b. Dependent Variable: OPM

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS tersebut, dapat disimpulkan bahwa Fhitung sebesar 8,137 dan FTabel sebesar 4,085 dengan nilai p value sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa Fhitung > FTabel ( 8,137> 4,805), H1 diterima dan nilai p value yaitu 0,000 < 0,05 artinya antara, GPM, NPM, ROA memiliki pengaruh linear terhadap ROA. Dengan kata lain, variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi jumlah OPM secara signifikan.

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengaruh GPM (variable modal kerja) terhadap OPM (profitabilitas) dengan menggunakan SPSS diperoleh tHitung, sebesar 0,013 dan tTabel 2,026 dengan nilai p value 0,989. Karena thitung < tTabel (0,013 < 2,026) dan nilai p value 0,989 > 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan GPM terhadap OPM.

2. Pengaruh NPM (variable modal kerja) yang diukur dengan menggunakan program SPSS diperoleh tHitung sebesar 2,259 dan 166.1 2,026 dengan nilai


(56)

p value 0,030. Karena nilai p value 0,030<0,05 dan tTabel ( ttabel (2,259 >2,026) maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa NPM berpengaruh terhadap OPM.

3. Pengaruh ROA (aktiva tetap) yang diukur dengan menggunakan program SPSS diperoleh tHitung sebesar 1,052 dan tTabel 2,026 dengan nilai p value 0,300 Karena nilai p value 0,300>0,05 dan tHitung < tTabel (1,5052< 2,026) maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap OPM.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian secara individual (parsial) diketahui bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai adjusted R square sebesar 0,404 atau 40,4% yang

mengindikasikan bahwa variasi dari profitabilitas dapat dijelaskan oleh variasi modal kerja dan investasi aktiva tetap hanya sebesar 40,4% dan sisanya 59,6% dijelaskan oleh faktor lain.

Dari hasil pengujian, dapat dilihat bahwa GPM, NPM dan ROA berpengaruh terhadap OPM secara signifikansi, yang ditunjukkan dengan FHitung sebesar 8,137 dan FTabel sebesar 4,085 maka H1 diterima dan H0 ditolak, dengan tingkat signifikansi 0,000 (jauh lebih kecil dari 0,05) artinya antara GPM, NPM dan ROA memiliki pengaruh linear terhadap OPM. Dengan kata lain, variable-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi jumlah OPM secara signifikan.


(57)

Dari hasil pengujian variabel secara parsial. variabel GPM berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil pengujian tersebut diperoleh melalui uji t dimana tHitung < tTabel (0,013 <2,026) dengan tingkat signifikansi 0,989 > 0,05.

NPM yang berpengaruh terhadap kebijakan pendanaan secara signifikan. Hasil pengujian ini diperoleh uji t hal ini dapat dilihat dari nilai tHitung < tTabel (2,259>2,026) serta signifikansi 0,030 > 0,05.

ROA yang berpengaruh terhadap kebijakan pendanaan secara signifikan. Hasil pengujian ini diperoleh uji t hal ini dapat dilihat dari nilai tHitung < tTabel (1,5052< 2,026) serta signifi kansi 0,3 00>0,05.

Berdasarkan hasil pengujian dengan progrem SPSS dalam penelitian ini mengenai pengaruh variabel independen yaitu GPM, NPM dan ROA terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas baik secara parsial maupun simultan kedua variabel tersebut berpengaruh signifikan. Selain berpengaruh, hubungan antara variabel independen dan dependen adalah besar atau erat.


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil disimpulkan bahwa :

1. Hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan GPM (X1) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil pengujian tersebut diperoleh melalui uji t dimana tHitung < tTabel (0,031<2,026) dengan tingkat signifikan 0,989 > 0,05, artinya GPM secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas terhadap perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di BEI pada tingkat kepercayaan 95%. Modal kerja memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,989, artinya apabila terjadi perubahan variabel GPM sebesar 1 satuan kenaikkan OPM sebesar 0.989.

2. NPM (X2) yang berpengaruh terhadap profitabilitas secara signifikan. Hasil pengujian ini diperoleh uji t hal ini dapat dilihat dari nilai hitung tHitung < tTabel (2,259 > 2,026) serta signifikan 0,030 > 0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan NPM akan diikuti oleh kenaikkan profitabilitas, artinya apabila variabel NPM meningkat 1 satuan akan menaikkan OPM sebesar 0,030.

3. ROA (X3) berpengaruh terhadap profitabilitas secara signifikan, hasil pengujian ini diperoleh uji t hal ini dapat dilihat dari nilai tHitung > tTabel


(59)

(5,596 > 2,056) serta signifikan 0,300 > 0,05. Hal ini dapat hal ini dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan ROA akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas, artinya apabila kenaikan variabel ROA meningkat 1 satuan akan meningkatkan OPM sebesar 0,300

4. Variabel independen (GPM, NPM dan ROA) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel devenden (profitabilitas (OPM)). Hal ini dapat dilihat dari FHitung > FTabel (8,137 > 4,805) dengan tingkat signifikan 0,00 < 0,05, artinya setiap kenaikan variabel independen akan meningkatkan variabel dependen (OPM) dengan tingkat kepercayaan 95%. 5.2 Saran

Untuk peneletian selanjutnya, sebaiknya jumlah sampel yang dipilih diperbanyak dengan memikirkan keterwakilan semua kelompok industri dan diharapkan memperpanjang periode pengamatan agar hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian, sampel menjadi representatif terhadap populasinya serta hasil penelitian yang diperoleh akan lebih bermanfaat karena menunjukkan kecenderungan dari populasi yang ada. Diharapkan menambah rasio keuangan lainnya sebagai variabel independen. Karena kemungkinan rasio keuangan lainnya akan mempenga ruhi profitabilitas.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin, 2002. Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Amirullah, and Widayat, 2002. Riset Bisnis, edisi pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Arif, Abubakar and Wibowo, 2002. Pengantar Akuntasi I, PT Grasindo, Jakarta

Brigham, Eugene F. and Joul F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan, buku I,edisi kedelapan, alih bahasa oleh Dodo Suharto, Herman Wibowo, Erlangga, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, edisi pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harjito, D. Agus and Martono, 2001. Manajemen Keuangan, edisi pertama, cetakan pertama, Ekonisia, Yogyakarta.

Manahan, P. , 2005. Manajemen Keuangan, Ghalia Indonesia, Bogor. Martin John D., et all, 1995. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi

pertama, cetakan ketiga, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Priyatno, Dwi, 2013. Mandiri Belajar SPSS Untuk Analisis Data dan Uji Statistik, edisi pertama, Mediakom, Jakarta.

Ps, Djarwanto, 2004. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, edisi kedua, cetakan pertama, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta. Sjahrial, Dermawan, 2006. Pengantar Manajemen Keuangan, edisi

pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Stice, Earl K., James D. Stice, dan K. Fred Skousen, 2004. Akuntansi Intermediate, Buku Satu, edisi kelima belas, PT Salemba Empat, Jakarta.

Suhayati ely and Sri Dewi Anggadini, 2009. Akuntansi Keuangan, edisi pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Syamsuddin, Lukman, 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan , edisi baru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz JR, 1997. Prinsip-prinsp Manajemen Keuangan, buku satu, edisi sembilan , alih bahasa oleh Heru Sutojo, PT Salemba Empat, Jakarta.

www.idx.com


(61)

Lampiran 1

Data Variabel Penelitian

No. Tahun Perusahaan GPM NPM ROA 0PM

1 2008 PT. Ace Hardware Indonesia Tbk.

0.21 117.71 86.62 93.53

2 PT.Akbar Indomakmur

Stimee Tbk.

23.83 6.72 4.10 96.80

3 PT. Catur Sentosa

Adiprana Tbk.

11.01 3.04 4.02 5.26

4 PT. Hero Supermarket

Tbk.

38.09 5.66 7.99 7.25

5 PT. Matahari Putra

Prima Tbk.

45.23 8.62 13.57 13.61

6 PT. Millenium

Pharmacon International Tbk.

22.22 5.01 0.10 0.08

7 PT. Ramayana Lestari

Sentosa Tbk.

11,55 1.60 6.34 0.46 8 PT. Sona Topas Tourism

Industry Tbk.

186.32 2.42 3.14 4.78

9 PT. Sumber Alfaria

Trijaya Tbk.

0.14 2.60 3.01 0.05

10 PT. Tigaraksa Satria Tbk.

0.29 2.69 2.22 0.07

2009

1 PT. Ace Hardware

Indonesia Tbk.

27.49 24.82 8.22 29.91

2 PT.Akbar Indomakmur

Stimee Tbk.

31.23 76.48 3.68 23.10

3 PT. Catur Sentosa

Adiprana Tbk.

11.36 1.42 4.61 4.47

4 PT. Hero Supermarket

Tbk.

42.20 0.71 1.20 8.50


(62)

Prima Tbk.

6 PT. Millenium

Pharmacon International Tbk.

19.29 5.02 6.71 8.84

7 PT. Ramayana Lestari

Sentosa Tbk.

14.87 2.36 7.13 0.08 8 PT. Sona Topas Tourism

Industry Tbk.

197.01 1.36 2.12 0.02

9 PT. Sumber Alfaria

Trijaya Tbk.

0.15 0.77 0.77 0.05

10 PT. Tigaraksa Satria Tbk.

0.19 22.29 17.45 0.05 2010

1 PT. Ace Hardware

Indonesia Tbk.

35.98 12.14 9.15 3.45

2 PT.Akbar Indomakmur

Stimee Tbk.

28.69 7.09 7.83 19.78

3 PT. Catur sentosa

Adiprana Tbk.

11.60 4.14 8.71 1.12

4 PT. Hero Supermarket

Tbk.

45.79 10.00 16.64 12.70

5 PT. Matahari Putra

Prima Tbk.

52.55 21.06 34.27 31.76

6 PT. Millenium

Pharmacon International Tbk.

23.73 7.79 11.46 0.31

7 PT. Ramayana Lestari

Sentosa Tbk.

14.85 2.30 9.18 0.07 8 PT. Sona Topas Tourism

Industry Tbk.

204.19 4.63 6.53 6.18

9 PT. Sumber Alfaria

Trijaya Tbk.

0.16 6.55 7.49 0.06

10 PT. Tigaraksa Satria Tbk.

26.24 3.79 3.53 0.08 2011

1 PT Ace Hardware

Indonesia Tbk.

36.80 14.12 9.76 21.07

2 PT.Akbar Indomakmur

Stimee Tbk.


(63)

3 PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk.

11.62 4.12 3.48 6.46

4 PT. Hero Supermarket

Tbk.

65.65 11.58 19.70 14.85

5 PT. Matahari Putra

Prima Tbk.

57.43 24.74 38.95 0.34

6 PT. Millenium

Pharmacon International Tbk.

23.62 6.70 11.00 1.07

7 PT. Ramayana Lestari

Sentosa Tbk.

10.91 1.46 3.12 0.05 8 PT. Sona Topas Tourism

Industry Tbk.

2.05 1.54 2.42 0.02

9 PT. Sumber Alfaria

Trijaya Tbk.

0.17 5.46 6.43 0.07

10 PT. Tigaraksa Satria Tbk.

31.49 5.60 5.34 0.10

Lampiran 2 Deskripsi Statistik


(64)

Lampiran 3


(65)

(66)

Lampiran 4

Hasil Autokoreksi

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

dimension0 1 .636

a

.404 .354 17.22268 2.044

a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, NPM b. Dependent Variable: OPM

Hasil Uji Hipotesis (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.675 3.993 .670 .507

GPM .001 .056 .002 .013 .989

NPM .459 .203 .458 2.259 .030

ROA .306 .291 .212 1.052 .300

a. Dependent Variable: OPM

Hasil Uji Hipotesis (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7241.066 3 2413.689 8.137 .000a

Residual 10678.345 36 296.621

Total 17919.411 39

a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, NPM b. Dependent Variable: OPM


(67)

Lampiran 5 Tabel F

(Taraf Signifikansi 0,05)

Df2 Df1

1 2 3 4 5

1 161.448 199.50 215.71 224.58 230.16

2 18.513 19.000 19.164 19.247 19.296

3 10.128 9.552 9.277 9.117 9.013

4 7.709 6.944 6.591 6.388 6.256

5 6.608 5.786 5.409 5.192 5.050

6 5.987 5.143 4.757 4.534 4.387

7 5.591 4.737 4.347 4.120 3.972

8 5.318 4.459 4.066 3.838 3.687

9 5.117 4.256 3.863 3.633 3.482

10 4.965 4.103 3.708 3.478 3.326

11 4.844 3.982 3.587 3.357 3.204

12 4.747 3.885 3.490 3.259 3.106

13 4.667 3.806 3.411 3.179 3.025

14 4.600 3.739 3.344 3.112 2.958

15 4.543 3.682 3.287 3.056 2.901

16 4.494 3.634 3.239 3.007 2.852

17 4.451 3.592 3.197 2.965 2.810

18 4.414 3.555 3.160 2.928 2.773

19 4.381 3.522 3.127 2.895 2.740

20 4.351 3.493 3.098 2.866 2.711

21 4.325 3.467 3.072 2.840 2.685

22 4.301 3.443 3.049 2.817 2.661

23 4.279 3.422 3.028 2.796 2.640

24 4.260 3.403 3.009 2.776 2.621

25 4.242 3.385 2.991 2.759 2.603

26 4.225 3.369 2.975 2.743 2.587

27 4.210 3.354 2.960 2.728 2.572

28 4.196 3.340 2.947 2.714 2.558

29 4.183 3.328 2.934 2.701 2.545


(68)

Lampiran 5 (Lanjutan) Tabel F

(Taraf Signifikansi 0,05)

`

Df2 Df1

1 2 3 4 5

31 4.160 3.305 2.911 2.679 2.523

32 4.149 3.295 2.901 2.668 2.512

33 4.139 3.285 2.892 2.659 2.503

34 4.130 3.276 2.883 2.650 2.494

35 4.121 3.267 2.874 2.641 2.485

36 4.113 3.259 2.866 2.634 2.477

37 4.105 3.252 2.859 2.626 2.470

38 4.098 3.245 2.852 2.619 2.463

39 4.091 3.238 2.845 2.612 2.456

40 4.085 3.232 2.839 2.606 2.449

41 4.079 3.226 2.833 2.600 2.443

42 4.073 3.220 2.827 2.594 2.438

43 4.067 3.214 2.822 2.589 2.432

44 4.062 3.209 2.816 2.584 2.427

45 4.057 3.204 2.812 2.579 2.422

46 4.052 3.200 2.807 2.574 2.417

47 4.047 3.195 2.802 2.570 2.413

48 4.043 3.191 2.798 2.565 2.409

49 4.038 3.187 2.794 2.561 2.404

50 4.034 3.183 2.790 2.557 2.400

51 4.030 3.179 2.786 2.553 2.397

52 4.027 3.175 2.783 2.550 2.393

53 4.023 3.172 2.779 2.546 2.389

54 4.020 3.168 2.776 2.543 2.386

55 4.016 3.165 2.773 2.540 2.383

56 4.013 3.162 2.769 2.537 2.380

57 4.010 3.159 2.766 2.534 2.377

58 4.007 3.156 2.764 2.531 2.374

59 4.004 3.153 2.761 2.528 2.371


(69)

Lampiran 6 Tabel t

(pada taraf signifikansi 0,05) 1 sisi (0,05) dan 2 sisi (0,025)

Signifikansi Signifikansi

Df 0,025 0,05 Df 0,025 0,05

1 12.706 6.314 31 2.040 1.696

2 4.303 2.920 32 2.037 1.694

3 3.182 2.353 33 2.035 1.692

4 2.776 2.132 34 2.032 1.691

5 2.571 2.015 35 2.030 1.690

6 2.447 1.943 36 2.028 1.688

7 2.365 1.895 37 2.026 1.687

8 2.306 1.860 38 2.024 1.686

9 2.262 1.833 39 2.023 1.685

10 2.228 1.812 40 2.021 1.684

11 2.201 1.796 41 2.020 1.683

12 2.179 1.782 42 2.018 1.682

13 2.160 1.771 43 2.017 1.681

14 2.145 1.761 44 2.015 1.680

15 2.131 1.753 45 2.014 1.679

16 2.120 1.746 46 2.013 1.679

17 2.110 1.740 47 2.012 1.678

18 2.101 1.734 48 2.011 1.677

19 2.093 1.729 49 2.010 1.677

20 2.086 1.725 50 2.009 1.676

21 2.080 1.721 51 2.008 1.675

22 2.074 1.717 52 2.007 1.675

23 2.069 1.714 53 2.006 1.674

24 2.064 1.711 54 2.005 1.674

25 2.060 1.708 55 2.004 1.673

26 2.056 1.706 56 2.003 1.673

27 2.052 1.703 57 2.002 1.672

28 2.048 1.701 58 2.002 1.672

29 2.045 1.699 59 2.001 1.671


(1)

Lampiran 3


(2)

(3)

Lampiran 4

Hasil Autokoreksi

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

dimension0 1 .636

a

.404 .354 17.22268 2.044

a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, NPM b. Dependent Variable: OPM

Hasil Uji Hipotesis (Uji-t)

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.675 3.993 .670 .507

GPM .001 .056 .002 .013 .989

NPM .459 .203 .458 2.259 .030

ROA .306 .291 .212 1.052 .300

a. Dependent Variable: OPM

Hasil Uji Hipotesis (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7241.066 3 2413.689 8.137 .000a

Residual 10678.345 36 296.621

Total 17919.411 39

a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, NPM b. Dependent Variable: OPM


(4)

Lampiran 5

Tabel F

(Taraf Signifikansi 0,05)

Df2 Df1

1 2 3 4 5

1 161.448 199.50 215.71 224.58 230.16

2 18.513 19.000 19.164 19.247 19.296

3 10.128 9.552 9.277 9.117 9.013

4 7.709 6.944 6.591 6.388 6.256

5 6.608 5.786 5.409 5.192 5.050

6 5.987 5.143 4.757 4.534 4.387

7 5.591 4.737 4.347 4.120 3.972

8 5.318 4.459 4.066 3.838 3.687

9 5.117 4.256 3.863 3.633 3.482

10 4.965 4.103 3.708 3.478 3.326

11 4.844 3.982 3.587 3.357 3.204

12 4.747 3.885 3.490 3.259 3.106

13 4.667 3.806 3.411 3.179 3.025

14 4.600 3.739 3.344 3.112 2.958

15 4.543 3.682 3.287 3.056 2.901

16 4.494 3.634 3.239 3.007 2.852

17 4.451 3.592 3.197 2.965 2.810

18 4.414 3.555 3.160 2.928 2.773

19 4.381 3.522 3.127 2.895 2.740

20 4.351 3.493 3.098 2.866 2.711

21 4.325 3.467 3.072 2.840 2.685

22 4.301 3.443 3.049 2.817 2.661

23 4.279 3.422 3.028 2.796 2.640

24 4.260 3.403 3.009 2.776 2.621

25 4.242 3.385 2.991 2.759 2.603

26 4.225 3.369 2.975 2.743 2.587

27 4.210 3.354 2.960 2.728 2.572

28 4.196 3.340 2.947 2.714 2.558

29 4.183 3.328 2.934 2.701 2.545


(5)

Lampiran 5 (Lanjutan)

Tabel F

(Taraf Signifikansi 0,05)

`

Df2 Df1

1 2 3 4 5

31 4.160 3.305 2.911 2.679 2.523

32 4.149 3.295 2.901 2.668 2.512

33 4.139 3.285 2.892 2.659 2.503

34 4.130 3.276 2.883 2.650 2.494

35 4.121 3.267 2.874 2.641 2.485

36 4.113 3.259 2.866 2.634 2.477

37 4.105 3.252 2.859 2.626 2.470

38 4.098 3.245 2.852 2.619 2.463

39 4.091 3.238 2.845 2.612 2.456

40 4.085 3.232 2.839 2.606 2.449

41 4.079 3.226 2.833 2.600 2.443

42 4.073 3.220 2.827 2.594 2.438

43 4.067 3.214 2.822 2.589 2.432

44 4.062 3.209 2.816 2.584 2.427

45 4.057 3.204 2.812 2.579 2.422

46 4.052 3.200 2.807 2.574 2.417

47 4.047 3.195 2.802 2.570 2.413

48 4.043 3.191 2.798 2.565 2.409

49 4.038 3.187 2.794 2.561 2.404

50 4.034 3.183 2.790 2.557 2.400

51 4.030 3.179 2.786 2.553 2.397

52 4.027 3.175 2.783 2.550 2.393

53 4.023 3.172 2.779 2.546 2.389

54 4.020 3.168 2.776 2.543 2.386

55 4.016 3.165 2.773 2.540 2.383

56 4.013 3.162 2.769 2.537 2.380

57 4.010 3.159 2.766 2.534 2.377

58 4.007 3.156 2.764 2.531 2.374

59 4.004 3.153 2.761 2.528 2.371


(6)

Lampiran 6

Tabel t

(pada taraf signifikansi 0,05)

1 sisi (0,05) dan 2 sisi (0,025)

Signifikansi Signifikansi

Df 0,025 0,05 Df 0,025 0,05

1 12.706 6.314 31 2.040 1.696

2 4.303 2.920 32 2.037 1.694

3 3.182 2.353 33 2.035 1.692

4 2.776 2.132 34 2.032 1.691

5 2.571 2.015 35 2.030 1.690

6 2.447 1.943 36 2.028 1.688

7 2.365 1.895 37 2.026 1.687

8 2.306 1.860 38 2.024 1.686

9 2.262 1.833 39 2.023 1.685

10 2.228 1.812 40 2.021 1.684

11 2.201 1.796 41 2.020 1.683

12 2.179 1.782 42 2.018 1.682

13 2.160 1.771 43 2.017 1.681

14 2.145 1.761 44 2.015 1.680

15 2.131 1.753 45 2.014 1.679

16 2.120 1.746 46 2.013 1.679

17 2.110 1.740 47 2.012 1.678

18 2.101 1.734 48 2.011 1.677

19 2.093 1.729 49 2.010 1.677

20 2.086 1.725 50 2.009 1.676

21 2.080 1.721 51 2.008 1.675

22 2.074 1.717 52 2.007 1.675

23 2.069 1.714 53 2.006 1.674

24 2.064 1.711 54 2.005 1.674

25 2.060 1.708 55 2.004 1.673

26 2.056 1.706 56 2.003 1.673

27 2.052 1.703 57 2.002 1.672

28 2.048 1.701 58 2.002 1.672

29 2.045 1.699 59 2.001 1.671


Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 11 77

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 6