Penerapan Acceptance Sampling dalam Pengendalian Kualitas Bahan Baku Menggunakan Pendekatan Logika Fuzzy
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
Gold Coin Group dengan merk dagang GOLD COIN merupakan bagian
Dari Zuellig Group yang berada di Swiss yang berdiri sejak tahun1953.
Perusahaan Zuellig Group merupakan pelopor pabrik pakan ternak di Asia
Tenggara, Sedangkan di Indonesia diberi nama PT. Gold Coin Indonesia, yang
memiliki salah satu cabang yang berada di Medan, Sumatera Utara.
Perusahaan Gold Coin Group bergerak dalam usaha produksi pakan ternak
yaitu udang, ikan, unggas, sapi, kambing, babi dan hewan peliharaan lainnya di
wilayah Asia Pasifik. Pabrik dan kantor pemasaran Gold Coin Group ada di
Malaysia, Singapura, Thailand, Indonesia, Philipina, Vietnam, China, Laos,
Srilanka, dan India.
Perusahaan PT. Gold Coin-Medan Mill dibangun dalam 3 tahap, yaitu :
4. Pembangunan proyek dimulai pada Januari 1981
5. Produksi Koperasi Percobaan pada Oktober 1981
6. Produksi Koperasi Komersil pada Desember 1981
Gold Coin Group memiliki teknologi muktahir yang didukung oleh tenaga
ahli yang berpengalaman dalam memproduksi pakan ternak yang berkualitas
tinggi dan stabil. Dalam perkembangannya Gold Coin Group senantiasa didukung
oleh tenaga-tenaga teknis yang mempunyai pengalaman tinggi di lapangan. Gold
Coin Group juga didukung dengan sarana peralatan laboratorium dan sumber daya
Universitas Sumatera Utara
manusia yang berpengalaman sehingga kualitas/mutu pakan ternak yang
dihasilkan dapat dijaga dan dipertahankan.
2.2.
Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Gold Coin Indonesia - Medan Mill bergerak dalam usaha produksi
pakan ternak di wilayah Asia Pasifik. Produk pakan yang termasuk sebagai
produk utama terdiri atas pakan unggas (pakan ayam,burung, dan bebek), pakan
babi, dan pakan lembu. Sedangkan untuk pakan khusus terdiri dari pakan ikan dan
udang.
2.3.
Lokasi Perusahaan
PT. Gold Coin Indonesia memiliki beberapa tempat yang tersebar di tiga
lokasi, yaitu di kota Surabaya berada di Jl. Margo Mulya Industri Kav G 1-3
Tandes Surabaya, di kota Bekasi berada di Jl. Raya Bekasi KM 28, Desa Medan
Satria. dan untuk wilayah Sumatera berada di Jl. Pulau Bali No.2 KIM II, Jl.
Medan-Belawan KM 10,5, Sumatera Utara.
2.4.
Struktur Organisasi
Stuktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia adalah berbentuk gabungan
lini dan fungsional. Hubungan lini karena pembagian tugas dilakukan dalam
bidang atau area pekerjaan pada perusahaan dan juga karena perusahaan memiliki
tiga pabrik di lokasi yang berbeda, yang masing-masing dipimpin oleh Branch
Manager dan memiliki kedudukan yang sama di dalam perusahaan. Hubungan
Universitas Sumatera Utara
fungsional karena pembagian tugas dilakukan dalam bidang pekerjaan perusahaan
berdasarkan fungsi-fungsi yang membentuk hubungan fungsional. Struktur
Organisasi PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Branch Manager
Deputy General
Manager
Secretary
Sales Manager
Purchasing
Manager
Mill Controller
Factory
Manager
Executive Staff
Acc. Payble
Admin
GL & Tax
Security
Stock
Supervisor
Production
Supervisor
Maintenance
Supervisor
DO Admin
Receptionist
Prod. Admin
Control
Room
Mechanical
Sales Admin
Messenger
Store
Keeper
Feed
Additive
Electrical
Credit
Controller
Driver
Receiving
Dumping
Boiler
Temporary
Cleaning
Service
Gardener
Delivery
Sacking Off
Weight Bridge
Operator
Pellet
Operator
Personal Officer
Prod. Planning
Inv. Control
Technical
Service
Chemist
Quality
Assurance
Officer
Operator
Forklift
Sweeper
Lini
Truck
Transportation
Fungsional
Temporary
Sweeper
Sumber: PT. Gold Coin Indonesia
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia
Universitas Sumatera Utara
2.5.
Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Bahan Penolong
2.5.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang ikut dalam proses produksi dan merupakan
bahan yang membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan baku yang
digunakan adalah:
8. Jagung Kuning
Jagung kuning mengandung zat karbohidrat yang tinggi, juga memiliki zat
protein sehingga dapat menjadi sumber makanan yang baik.Jenis jagung yang
digunakan pada PT. Gold Coin Indonesia dibedakan atas jagung lokal dan
juga jagung impor.
9. Tepung Ikan
Tepung ikan merupakan hasil dari pengolahan ikan menjadi berbentuk tepung.
Kandungan tepung ikan meliputi protein, kalsium dan juga lemak.
10. Tepung Daging dan Tulang
Tepung daging dan tulang merupakan hasil pengolahan dari daging dan tulang
menjadi berbentuk tepung.MBM ini mengandung protein, lemak dan juga
kalsium. Bahan baku ini digunakan pada pembuatan pakan ternak lembu dan
babi.
11. Bungkil Kacang Kedelai
Bungkil kacang kedelai mengandung nilai protein yang tinggi, karena
didalamnya terkandung asam amino lisin, yaitu asam amino yang paling
esensial diantara asam-asam amino yang lainnya. Sekitar 50% protein untuk
Universitas Sumatera Utara
pakan ungags berasal dari bungkil keledai, pemakaian untuk ayam pedaging
berkisar antara 15%-30% sedangkan untuk ayam petelur 10%-25%.
12. Corn Gluten MealMeal/CGM)
Corn Gluten Meal merupakan produk olahan jagung yang telah dilengkapi
dengan protein. Bahan baku ini digunakan pada pakan untuk unggas.
13. Kopra
Kopra digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan ternak karena
mengandung persentase serat yang tinggi.
14. Dedak
Dedak yang digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pakan ternak
adalah dedak padi dan dedak gandum.Penggunaan dedak gandum hanya pada
pembuatan pakan burung, dedak gandum yang digunakan adalah wheat
pollard, yaitu dedak yang berasal dari kulit ari gandum. Dedak padi
merupakan kulit ari beras yang diperoleh dari proses penyosohan beras.
Proporsi penggunaan bahan baku untuk setiap jenis produk pakan yang
dihasilakan berbeda-beda. Berikut ini merupakan persentase penggunaan bahan
baku untuk produk pakan ternak ayam.
Tabel 2.1.Persentase Penggunaan Bahan Baku untuk Pakan Ayam
No
Bahan Baku
Persentase Penggunaan (%)
1.
Jagung Kuning
54
2.
Guar Meal
2
3.
Soya Bean Meal
30
4.
Corn Glutten Meal
4
5.
Rapeseed Meal
2
6.
Dedak Padi
8
Sumber: PT. Gold Coin Indonesia
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang tidak tampak dalam produk jadi
tetapi hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar dan digunakan
sebagai pelengkap produk saja. Bahan ini secara tidak langsung mempengaruhi
kualitas produk yang dihasilkan. Bahan penolong yang digunakan adalah:
8. Minyak nabati, seperti canola oil, dan palm oil, minyak nabati berfungsi untuk
melengkapi kekurangan sumber energi dalam bahan pakan. Keberadaan
minyak ini juga akan mempermudah adonan pakan melewati lubang alat
penggiling daging dan saringan.
9. Garam dan mineral, seperti sodium, pig minera, dan poultry minera. Zat ini
dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang, untuk menjaga keseimbangan asam
basa dalam cairan tubuh ternak, dan juga untuk mekanisme transportasi dalam
tubuh ternak.
10. Zat aditif, seperti tapioca yang berfungsi untuk memperbaiki pencernaan dan
mempercepat pertumbuhan dan juga mendorong pertumbuhan bobot ternak.
11. Vitamin, seperti lysine, luprosi, dan finase merupakan komponen organik yang
dibutuhkan untuk melakukan proses-proses dalam tubuh. Vitamin sangat
dibutuhkan untuk reaksi-reaksi metabolisme tubuh dan untuk meningkatkan
kemampuan ternak dalam proses intensifikasi
12. Bahan liquid, seperti rhodimet dan choline Cl, yang berfungsi untuk
memperhalus permukaan pakan.
13. Minyak Sawit (CPO)
Universitas Sumatera Utara
CPO memiliki nilai biologis yang tinggi yang diperlukan dalam pembuatan
pakan ternak.
14. Ampas Sawit (Palm Kernel)
Ampas sawit ini mengandung nilai protein dan lemak yang tinggi yang sangat
diperlukan dalam pembuatan pakan ternak.
2.5.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan guna menyelesaikan
suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat
mempengaruhi kualitas produk. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah:
6. Karung plastik yang berfungsi sebagai pembungkus produk jadi.
7. Minyak pelumas yang berfungsi sebagai pelumas peralatan-peralatan produksi
8. Solaryang berfungsi sebagai bahan bakar untuk dryer.
9. Benang jahit digunakan sebagai bahan untuk menjahit karung yang telah diisi
dengan produk jadi.
10. Stiker atau cap pabrik yang berfungsi untuk menunjukkan jenis produk,
komposisi, dan zat gizi yang terkandung dalam produk jadi.
2.6.
Uraian Proses Produksi
Proses produksi pakan ternak di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill
dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap-tahap proses produksi di lantai
produksi dapat diuraikan sebagai berikut :
10. Penuangan (intake section)
Universitas Sumatera Utara
Proses awal pengolahan pakan ternak dimulai dengan menuangkan bahan
baku yang disebut dengan Intake section. Intake section terbagi dua bagian
yaitu intake I (jagung) dan intake II (bahan baku yang berbentuk tepung).
Jagung yang dituang melalui intake akan dimasukkan ke cylo dengan
menggunakan bucket elevator, sedangkan bahan baku yang berbentuk tepung
akan dimasukkan ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor
dan bucket elevator.
11. Penyaringan (screening)
Setelah tahap penuangan selesai, maka langkah selanjutnya bahan baku akan
masuk ke proses penyaringan untuk membersihkan bahan baku dari kotoran.
Sebelum masuk ke dalam bin, bahan baku akan melewati sistem magnet untuk
memisahkan kotoran besi dan logam-logam dari bahan baku. Setelah itu,
bahan baku akan melalui drum pengayak (drum shiever) sehingga bahan baku
dibersihkan dari kotoran seperti kayu, plastik dan benda keras lainnya.
12. Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan agar tidak mengalami penurunan kualitas yang
hanya digunakan untuk bahan baku jagung basah yang memiliki kadar air 18%
- 25%, dimana standar kualitas jagung yang digunakan dalam proses produksi
memiliki kadar air 17%. Oleh karena itu, jagung harus dikeringkan terlebih
dahulu sebelum diolah agar tidak busuk dan dapat bertahan lama. Jagung
basah yang masuk melalui intake, dimasukkan ke wet cylo kemudian
dikeringkan menggunakan dryer dengan cara menyemprotkan udara panas,
kemudian dibawa ke dry cylo dengan menggunakan chain conveyor dan
Universitas Sumatera Utara
bucket elevator. Di dry cylo jagung akan di-blower yaitu didinginkan agar
jagung tidak panas akibat bertumpuknya jagung-jagung, dan dari dry cylo,
jagung ini akan dibawa ke bin raw material dengan menggunakan bucket
elevator dan chain conveyor.
13. Penimbangan (Dosing)
Bahan baku yang berada di bin raw material kemudian ditimbang terlebih
dahulu sesuai dengan formula yang diinginkan sampai mencapai kuantitas 1
batch (3 ton). Bahan baku ditimbang dengan menggunakan 2 buah timbangan,
yaitu timbangan I dengan kapasitas 3000 kg dan timbangan II dengan
kapasitas 1500kg. Bahan yang telah ditimbang dibawa ke bin hopper dengan
menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.
14. Penggilingan (grinding)
Bahan baku kemudian akan dimasukkan ke dalam vibrator shifter (saringan
bergetar) dengan menggunakan chain conveyor melalui slide gate untuk
memisahkan bahan baku yang kasar, sedang dan halus. Bahan baku yang kasar
akan melalui proses penggilingan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam bin
tower hammer mill sedangkan bahan baku yang halus akan langsung jatuh ke
dalam bin tower hammer mill. Proses penggilingan dilakukan dengan
menggunakan dua buah mesin hammer mill dengan kapasitas 22 ton/jam ,
kecepatan putar 3000 rpm, dan daya 132 kW. Bahan baku akan terpukul dan
terlempar ke sepanjang sisi mesin penggiling. Proses penggilingan yang
terjadi pada mesin akan menghasilkan udara panas, dimana mesin penggiling
ini dilengkapi dengan dust collector yang berfungsi membuang udara panas
Universitas Sumatera Utara
hasil sampingan dari proses penggilingan. Udara panas hasil penggilingan
dihisap oleh blower melalui dust filter sehingga udara panas yang bersih di
buang ke udara, sedangkan debu yang tersaring jatuh ke hopper penampung.
Hasil penggilingan disimpan terlebih dahulu di hammer mill pack sebelum
masuk ke proses pencampuran (mixer).
15. Pencampuran (mixer)
Bahan baku yang berada di bin hammer mill pack masuk ke mixer melalui
slide gate untuk dicampur hingga rata. Pada saat proses mixing dilakukan
penambahan obat-obatan seperti Choline, CPO,Rhodimet, garam, dan zat
additive sampai tercampur dengan semua bahan. Mesin mixer yang digunakan
berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 4ton/jam dengan daya 30 kW. Pisau-pisau
pengaduk pada mesin ini berbentuk solenoide yang berputar pada sumbunya.
Lama pencampuran dapat diatur dengan alat pengontrol dari ruang panel.
Untuk hasil pencampuran yang berbentuk mash (tepung) akan dibawa ke bin
finish product dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.
Sedangkan untuk produk berbentuk pellet, maka bahan campuran dari mixer
ini akan mengalami proses pelletizing dan untuk produk yang berbentuk
crumble, akan melalui proses pelletizing dan crumbling sebelum masuk ke bin
finish product.
16. Pembutiran (pelletizing)
Campuran yang berbentuk mess (tepung) dibawa ke pellet mill melalui bin
pellet. Sebelum mengalami pemanasan, tepung yang masuk ke bin pellet
disaring terlebih dahulu, kemudian dipanaskan pada suhu 850 pada tekanan 8-9
Universitas Sumatera Utara
bar. Panas yang digunakan berasal dari uap kering yang dihasilkan dari boiler.
Bahan yang telah dipanaskan kemudian dibentuk menjadi pelet dengan
menggunakan mesin press yang terdiri dari ring die press yang mempunyai
lubang-lubang dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan produk yang
akan dihasilkan. Die ring berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas
15ton/jam dengan daya 200 kW, pada bagian tengahnya terdapat 2 buah rol
yang berputar searah dengan putaran die ring press dengan kecepatan yang
sama dan saling menekan. Dengan demikian bahan campuran yang masuk
akan berputar dan ditekan keluar melalui lubang-lubang yang terdapat pada
ring die press. Selanjutnya, di luar ring die press terdapat pisau yang akan
memotong hasil pellet, sehingga ukuran panjang sesuai dengan yang
diinginkan. Hasil pemotongan dari pellet mill dibawa ke mesin cooler untuk
didinginkan sampai pada batas temperatur yang telah ditentukan oleh alat
sensor. Hasil dari mesin cooler akan dibawa ke bin finase untuk disemprotkan
cairan finase yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan pellet,
selanjutnya produk ini dibawa ke bin finish product.
17. Proses Pembentukan Crumble (crumbling)
Pellet yang dihasilkan melalui pellet mill akan dibawa ke mesin crumble. Pada
mesin ini, terjadi proses pemotongan pellet menjadi ukuran yang lebih kecil
sesuai dengan yang diinginkan. Mesin crumble ini berputar dengan kecepatan
22 rpm dan daya 1,5 kW. Crumble yang dihasilkan kemudian disaring
menggunakan vibrator. Hasil penyaringan dibawa ke bin finase untuk
disemprotkan cairan finase yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan
Universitas Sumatera Utara
crumble dan selanjutnya dibawa ke bin finish product. Sementara abu yang
dihasilkan dari vibrator dibawa kembali ke mixer dengan menggunakan chain
conveyor dan bucket elevator untuk diolah kembali.
18. Pengepakan (sacking off)
Produk jadi ini akandicurahkan ke karung plastik melalui belt conveyor
sebanyak 50 kg/karung. Proses ini berlangsung secara otomatis melalui sebuah
mesin yang telah di program terlebih dahulu. Karung yang telah diisi
kemudian dijahit dengan menggunakan sewing machine dan kemudian dibawa
ke gudang produk jadi dengan menggunakan alat angkut forklift untuk
disimpan sementara sebelum dilakukan proses pengiriman. Produk jadi dari
proses pengolahan pakan ternak ini terdiri atas 3 bentuk yaitu mash, pellet,
dan crumble yang akan dibawa ke proses ini yaitu pengepakan.
2.7.
Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan merupakan jenis peralatan produksi. Mesin
didefenisikan sebagai peralatan yang memerlukan tenaga penggerak (power),
sedangkan peralatan didefenisikan sebagai peralatan yang tidak memerlukan
tenaga penggerak (power).
2.7.1. Mesin Produksi
Mesin produksi yang digunakan di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill
adalah :
Universitas Sumatera Utara
14. Chain Convenyor
Fungsi
: Mengangkut raw material ke bucket elevator
Jumlah
: 10 unit
Tipe
: VM 700
Daya Motor
: 7,5 KW
Putaran
: 28 rpm
Panjang
: 23060 mm
15. Screw Convenyor
Fungsi
: Mengangkut material dari satu proses ke proses lainnya
Jumlah
: 10 unit
Tipe
: 250 LG
Daya Motor
: 212 KW
Putaran
: 1500 rpm
Panjang
: 8550 mm
Kapasitas
: 18,75 ton/jam
16. Vibrator Shifter
Fungsi
: Menyaring material yang halus dan kasar
Jumlah
: 2 unit
Tipe
: E-534 Mugensen
Daya Motor
: 3,4 KW/380 V
Putaran
: 1500 rpm
17. Elevator
Fungsi
: Mengangkut raw material ke tempat yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
Jumlah
: 10 unit
Tipe
: 250 LG
Daya Motor
: 3 KW
Putaran
: 85 rpm
Panjang
: 8110 mm
Kapasitas
: 50 ton/jam
18. Mixer Mash
Fungsi
: Mencampur bahan
Jumlah
: 1 unit
Tipe
: Rebound
Daya Motor
: 150 KW
Putaran
: 50 rpm
Kapasitas
: 10 ton/jam
19. Hammer Mill
Fungsi
: Menggiling atau menghaluskan bahan baku yang kasar
Jumlah
: 2 unit
Tipe
: 700-2D
Daya Motor
: 132 KW
Putaran
: 3000 rpm
Kapasitas
: 22 ton/jam
20. Mixer Pellet dan Crumble
Fungsi
: Mencampur bahan
Jumlah
: 1 unit
Universitas Sumatera Utara
Tipe
: Rebound
Daya Motor
: 250 KW
Putaran
: 50 rpm
Kapasitas
: 20 ton/jam
21. Mixer Conditioner
Fungsi
: Menghomogenisasikan bahan
Jumlah
: 2unit
Tipe
: Van arsen
Daya Motor
: 11 KW
Putaran
: 1500 rpm
22. Cooler
Fungsi
: Mendinginkan pakan dari mesin pellet
Jumlah
: 1 unit
Tipe
: TK 2600/1900
Daya Motor
: 30 KW (hydrolic pump)
Putaran
: 22 rpm
Kapasitas
: 22 ton/jam
23. Pellet Mill
Fungsi
: Menghasilkan pakan bentuk pellet
Jumlah
: 1 unit
Tipe
: C 750/250
Daya Motor
: 250 KW/380 V
Putaran
: 1500 rpm
Universitas Sumatera Utara
Kapasitas
: 20 ton/jam
24. Blower
Fungsi
: Menarik udara panas dari dalam Hammer Mill sekaligus
mempercepat turunnya material
Jumlah
: 2 unit
Tipe
: Van Arsen
Daya Motor
: 7,5 KW
Putaran
: 3000 rpm
25. Crumble
Fungsi
: Menghasilkan pakan bentuk crumble
Jumlah
: 2 unit
Tipe
: Van Arsen
Daya Motor
: 1,5 KW
Putaran
: 22 rpm
Kapasitas
: 15 ton/jam
26. Sewing Machine
Fungsi
: Menjahit karung pakan sebagai produk akhir
Jumlah
: 3 unit
Tipe
: Model 90/100
Merek
: Fischbein
Universitas Sumatera Utara
2.7.2. Peralatan Produksi (equipment)
Peralatan yang digunakan pada pabrik PT. Gold Coin Indonesia-Medan
Mill adalah sebagai berikut:
14. Dryer
Fungsi
: Mengurangi kadar air sampai 15%
Jumlah
: 1 unit
Tipe
: Horizontal
Merek
: GSI
Suhu
: 200oF – 250oF
Kapasitas
: 10 ton/jam
15. Drum Shiever
Fungsi
: Menyaring plastik dan bahan yang dapat menghambat raw
material yang melewati conveyor dan elevator
Jumlah
: 3unit
Tipe
: TZ 700x2300
Merek
: Van Arsen
Daya Motor
: 2,2 KW
16. Buffer Bin
Fungsi
: Sebagai tangki penyimpanan sementara
Jumlah
: 1 unit
Kapasitas
: 3 ton/jam
Universitas Sumatera Utara
17. Cyclon
Fungsi
: Sebagai pemisah partikel-partikel halus
Jumlah
: 1 unit
Tipe
: 1600/450x908 RECHTS
Merek
: Van Arsen
18. Dust Collector
Fungsi
: Menyaring bahan agar material yang digiling tidak
terbuang ke udara
Jumlah
: 2unit
Tipe
: CAE 215
Merek
: Van Arsen
19. Magnet
Fungsi
: Menarik logam yang masuk bersama bahan baku
Jumlah
: 3unit
Tipe
: PM 3
Merek
: Van Arsen
20. Air Lock
Fungsi
: Mencegah kebocoran udara sekaligus menarik bahan yang
terdapat dalam 1 cyclon
Jumlah
: 1 unit
Tipe
: HT 250
Merek
: Van Arsen
Universitas Sumatera Utara
21. Dosing Weigher
Fungsi
: Sebagai alat penimbang bahan baku dan produk jadi
Jumlah
: 2unit
Tipe
: 3 ton dan 1 ton
Merek
: Van Arsen
22. Slide Gate
Fungsi
: Membatasi material yang digunakan
Jumlah
: 35unit
23. Intake I (jagung)
Fungsi
: Tempat penuangan bahan baku jagung
Jumlah
: 1 unit
24. Intake II
Fungsi
: Tempat penuangan bahan baku berupa SBM, MBM
Jumlah
: 2unit
25. Bin Penyimpanan
Fungsi
: Tempat penyimpanan berupa raw material yang akan
diproduksi
Jumlah
: 24unit
26. Bin Finish Product
Fungsi
: Tempat penyimpanan produk jadi yang akan di-sacking
Jumlah
: 8unit
Universitas Sumatera Utara
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
Gold Coin Group dengan merk dagang GOLD COIN merupakan bagian
Dari Zuellig Group yang berada di Swiss yang berdiri sejak tahun1953.
Perusahaan Zuellig Group merupakan pelopor pabrik pakan ternak di Asia
Tenggara, Sedangkan di Indonesia diberi nama PT. Gold Coin Indonesia, yang
memiliki salah satu cabang yang berada di Medan, Sumatera Utara.
Perusahaan Gold Coin Group bergerak dalam usaha produksi pakan ternak
yaitu udang, ikan, unggas, sapi, kambing, babi dan hewan peliharaan lainnya di
wilayah Asia Pasifik. Pabrik dan kantor pemasaran Gold Coin Group ada di
Malaysia, Singapura, Thailand, Indonesia, Philipina, Vietnam, China, Laos,
Srilanka, dan India.
Perusahaan PT. Gold Coin-Medan Mill dibangun dalam 3 tahap, yaitu :
4. Pembangunan proyek dimulai pada Januari 1981
5. Produksi Koperasi Percobaan pada Oktober 1981
6. Produksi Koperasi Komersil pada Desember 1981
Gold Coin Group memiliki teknologi muktahir yang didukung oleh tenaga
ahli yang berpengalaman dalam memproduksi pakan ternak yang berkualitas
tinggi dan stabil. Dalam perkembangannya Gold Coin Group senantiasa didukung
oleh tenaga-tenaga teknis yang mempunyai pengalaman tinggi di lapangan. Gold
Coin Group juga didukung dengan sarana peralatan laboratorium dan sumber daya
Universitas Sumatera Utara
manusia yang berpengalaman sehingga kualitas/mutu pakan ternak yang
dihasilkan dapat dijaga dan dipertahankan.
2.2.
Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Gold Coin Indonesia - Medan Mill bergerak dalam usaha produksi
pakan ternak di wilayah Asia Pasifik. Produk pakan yang termasuk sebagai
produk utama terdiri atas pakan unggas (pakan ayam,burung, dan bebek), pakan
babi, dan pakan lembu. Sedangkan untuk pakan khusus terdiri dari pakan ikan dan
udang.
2.3.
Lokasi Perusahaan
PT. Gold Coin Indonesia memiliki beberapa tempat yang tersebar di tiga
lokasi, yaitu di kota Surabaya berada di Jl. Margo Mulya Industri Kav G 1-3
Tandes Surabaya, di kota Bekasi berada di Jl. Raya Bekasi KM 28, Desa Medan
Satria. dan untuk wilayah Sumatera berada di Jl. Pulau Bali No.2 KIM II, Jl.
Medan-Belawan KM 10,5, Sumatera Utara.
2.4.
Struktur Organisasi
Stuktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia adalah berbentuk gabungan
lini dan fungsional. Hubungan lini karena pembagian tugas dilakukan dalam
bidang atau area pekerjaan pada perusahaan dan juga karena perusahaan memiliki
tiga pabrik di lokasi yang berbeda, yang masing-masing dipimpin oleh Branch
Manager dan memiliki kedudukan yang sama di dalam perusahaan. Hubungan
Universitas Sumatera Utara
fungsional karena pembagian tugas dilakukan dalam bidang pekerjaan perusahaan
berdasarkan fungsi-fungsi yang membentuk hubungan fungsional. Struktur
Organisasi PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Branch Manager
Deputy General
Manager
Secretary
Sales Manager
Purchasing
Manager
Mill Controller
Factory
Manager
Executive Staff
Acc. Payble
Admin
GL & Tax
Security
Stock
Supervisor
Production
Supervisor
Maintenance
Supervisor
DO Admin
Receptionist
Prod. Admin
Control
Room
Mechanical
Sales Admin
Messenger
Store
Keeper
Feed
Additive
Electrical
Credit
Controller
Driver
Receiving
Dumping
Boiler
Temporary
Cleaning
Service
Gardener
Delivery
Sacking Off
Weight Bridge
Operator
Pellet
Operator
Personal Officer
Prod. Planning
Inv. Control
Technical
Service
Chemist
Quality
Assurance
Officer
Operator
Forklift
Sweeper
Lini
Truck
Transportation
Fungsional
Temporary
Sweeper
Sumber: PT. Gold Coin Indonesia
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia
Universitas Sumatera Utara
2.5.
Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Bahan Penolong
2.5.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang ikut dalam proses produksi dan merupakan
bahan yang membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan baku yang
digunakan adalah:
8. Jagung Kuning
Jagung kuning mengandung zat karbohidrat yang tinggi, juga memiliki zat
protein sehingga dapat menjadi sumber makanan yang baik.Jenis jagung yang
digunakan pada PT. Gold Coin Indonesia dibedakan atas jagung lokal dan
juga jagung impor.
9. Tepung Ikan
Tepung ikan merupakan hasil dari pengolahan ikan menjadi berbentuk tepung.
Kandungan tepung ikan meliputi protein, kalsium dan juga lemak.
10. Tepung Daging dan Tulang
Tepung daging dan tulang merupakan hasil pengolahan dari daging dan tulang
menjadi berbentuk tepung.MBM ini mengandung protein, lemak dan juga
kalsium. Bahan baku ini digunakan pada pembuatan pakan ternak lembu dan
babi.
11. Bungkil Kacang Kedelai
Bungkil kacang kedelai mengandung nilai protein yang tinggi, karena
didalamnya terkandung asam amino lisin, yaitu asam amino yang paling
esensial diantara asam-asam amino yang lainnya. Sekitar 50% protein untuk
Universitas Sumatera Utara
pakan ungags berasal dari bungkil keledai, pemakaian untuk ayam pedaging
berkisar antara 15%-30% sedangkan untuk ayam petelur 10%-25%.
12. Corn Gluten MealMeal/CGM)
Corn Gluten Meal merupakan produk olahan jagung yang telah dilengkapi
dengan protein. Bahan baku ini digunakan pada pakan untuk unggas.
13. Kopra
Kopra digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan ternak karena
mengandung persentase serat yang tinggi.
14. Dedak
Dedak yang digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pakan ternak
adalah dedak padi dan dedak gandum.Penggunaan dedak gandum hanya pada
pembuatan pakan burung, dedak gandum yang digunakan adalah wheat
pollard, yaitu dedak yang berasal dari kulit ari gandum. Dedak padi
merupakan kulit ari beras yang diperoleh dari proses penyosohan beras.
Proporsi penggunaan bahan baku untuk setiap jenis produk pakan yang
dihasilakan berbeda-beda. Berikut ini merupakan persentase penggunaan bahan
baku untuk produk pakan ternak ayam.
Tabel 2.1.Persentase Penggunaan Bahan Baku untuk Pakan Ayam
No
Bahan Baku
Persentase Penggunaan (%)
1.
Jagung Kuning
54
2.
Guar Meal
2
3.
Soya Bean Meal
30
4.
Corn Glutten Meal
4
5.
Rapeseed Meal
2
6.
Dedak Padi
8
Sumber: PT. Gold Coin Indonesia
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang tidak tampak dalam produk jadi
tetapi hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar dan digunakan
sebagai pelengkap produk saja. Bahan ini secara tidak langsung mempengaruhi
kualitas produk yang dihasilkan. Bahan penolong yang digunakan adalah:
8. Minyak nabati, seperti canola oil, dan palm oil, minyak nabati berfungsi untuk
melengkapi kekurangan sumber energi dalam bahan pakan. Keberadaan
minyak ini juga akan mempermudah adonan pakan melewati lubang alat
penggiling daging dan saringan.
9. Garam dan mineral, seperti sodium, pig minera, dan poultry minera. Zat ini
dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang, untuk menjaga keseimbangan asam
basa dalam cairan tubuh ternak, dan juga untuk mekanisme transportasi dalam
tubuh ternak.
10. Zat aditif, seperti tapioca yang berfungsi untuk memperbaiki pencernaan dan
mempercepat pertumbuhan dan juga mendorong pertumbuhan bobot ternak.
11. Vitamin, seperti lysine, luprosi, dan finase merupakan komponen organik yang
dibutuhkan untuk melakukan proses-proses dalam tubuh. Vitamin sangat
dibutuhkan untuk reaksi-reaksi metabolisme tubuh dan untuk meningkatkan
kemampuan ternak dalam proses intensifikasi
12. Bahan liquid, seperti rhodimet dan choline Cl, yang berfungsi untuk
memperhalus permukaan pakan.
13. Minyak Sawit (CPO)
Universitas Sumatera Utara
CPO memiliki nilai biologis yang tinggi yang diperlukan dalam pembuatan
pakan ternak.
14. Ampas Sawit (Palm Kernel)
Ampas sawit ini mengandung nilai protein dan lemak yang tinggi yang sangat
diperlukan dalam pembuatan pakan ternak.
2.5.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan guna menyelesaikan
suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat
mempengaruhi kualitas produk. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah:
6. Karung plastik yang berfungsi sebagai pembungkus produk jadi.
7. Minyak pelumas yang berfungsi sebagai pelumas peralatan-peralatan produksi
8. Solaryang berfungsi sebagai bahan bakar untuk dryer.
9. Benang jahit digunakan sebagai bahan untuk menjahit karung yang telah diisi
dengan produk jadi.
10. Stiker atau cap pabrik yang berfungsi untuk menunjukkan jenis produk,
komposisi, dan zat gizi yang terkandung dalam produk jadi.
2.6.
Uraian Proses Produksi
Proses produksi pakan ternak di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill
dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap-tahap proses produksi di lantai
produksi dapat diuraikan sebagai berikut :
10. Penuangan (intake section)
Universitas Sumatera Utara
Proses awal pengolahan pakan ternak dimulai dengan menuangkan bahan
baku yang disebut dengan Intake section. Intake section terbagi dua bagian
yaitu intake I (jagung) dan intake II (bahan baku yang berbentuk tepung).
Jagung yang dituang melalui intake akan dimasukkan ke cylo dengan
menggunakan bucket elevator, sedangkan bahan baku yang berbentuk tepung
akan dimasukkan ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor
dan bucket elevator.
11. Penyaringan (screening)
Setelah tahap penuangan selesai, maka langkah selanjutnya bahan baku akan
masuk ke proses penyaringan untuk membersihkan bahan baku dari kotoran.
Sebelum masuk ke dalam bin, bahan baku akan melewati sistem magnet untuk
memisahkan kotoran besi dan logam-logam dari bahan baku. Setelah itu,
bahan baku akan melalui drum pengayak (drum shiever) sehingga bahan baku
dibersihkan dari kotoran seperti kayu, plastik dan benda keras lainnya.
12. Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan agar tidak mengalami penurunan kualitas yang
hanya digunakan untuk bahan baku jagung basah yang memiliki kadar air 18%
- 25%, dimana standar kualitas jagung yang digunakan dalam proses produksi
memiliki kadar air 17%. Oleh karena itu, jagung harus dikeringkan terlebih
dahulu sebelum diolah agar tidak busuk dan dapat bertahan lama. Jagung
basah yang masuk melalui intake, dimasukkan ke wet cylo kemudian
dikeringkan menggunakan dryer dengan cara menyemprotkan udara panas,
kemudian dibawa ke dry cylo dengan menggunakan chain conveyor dan
Universitas Sumatera Utara
bucket elevator. Di dry cylo jagung akan di-blower yaitu didinginkan agar
jagung tidak panas akibat bertumpuknya jagung-jagung, dan dari dry cylo,
jagung ini akan dibawa ke bin raw material dengan menggunakan bucket
elevator dan chain conveyor.
13. Penimbangan (Dosing)
Bahan baku yang berada di bin raw material kemudian ditimbang terlebih
dahulu sesuai dengan formula yang diinginkan sampai mencapai kuantitas 1
batch (3 ton). Bahan baku ditimbang dengan menggunakan 2 buah timbangan,
yaitu timbangan I dengan kapasitas 3000 kg dan timbangan II dengan
kapasitas 1500kg. Bahan yang telah ditimbang dibawa ke bin hopper dengan
menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.
14. Penggilingan (grinding)
Bahan baku kemudian akan dimasukkan ke dalam vibrator shifter (saringan
bergetar) dengan menggunakan chain conveyor melalui slide gate untuk
memisahkan bahan baku yang kasar, sedang dan halus. Bahan baku yang kasar
akan melalui proses penggilingan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam bin
tower hammer mill sedangkan bahan baku yang halus akan langsung jatuh ke
dalam bin tower hammer mill. Proses penggilingan dilakukan dengan
menggunakan dua buah mesin hammer mill dengan kapasitas 22 ton/jam ,
kecepatan putar 3000 rpm, dan daya 132 kW. Bahan baku akan terpukul dan
terlempar ke sepanjang sisi mesin penggiling. Proses penggilingan yang
terjadi pada mesin akan menghasilkan udara panas, dimana mesin penggiling
ini dilengkapi dengan dust collector yang berfungsi membuang udara panas
Universitas Sumatera Utara
hasil sampingan dari proses penggilingan. Udara panas hasil penggilingan
dihisap oleh blower melalui dust filter sehingga udara panas yang bersih di
buang ke udara, sedangkan debu yang tersaring jatuh ke hopper penampung.
Hasil penggilingan disimpan terlebih dahulu di hammer mill pack sebelum
masuk ke proses pencampuran (mixer).
15. Pencampuran (mixer)
Bahan baku yang berada di bin hammer mill pack masuk ke mixer melalui
slide gate untuk dicampur hingga rata. Pada saat proses mixing dilakukan
penambahan obat-obatan seperti Choline, CPO,Rhodimet, garam, dan zat
additive sampai tercampur dengan semua bahan. Mesin mixer yang digunakan
berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 4ton/jam dengan daya 30 kW. Pisau-pisau
pengaduk pada mesin ini berbentuk solenoide yang berputar pada sumbunya.
Lama pencampuran dapat diatur dengan alat pengontrol dari ruang panel.
Untuk hasil pencampuran yang berbentuk mash (tepung) akan dibawa ke bin
finish product dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.
Sedangkan untuk produk berbentuk pellet, maka bahan campuran dari mixer
ini akan mengalami proses pelletizing dan untuk produk yang berbentuk
crumble, akan melalui proses pelletizing dan crumbling sebelum masuk ke bin
finish product.
16. Pembutiran (pelletizing)
Campuran yang berbentuk mess (tepung) dibawa ke pellet mill melalui bin
pellet. Sebelum mengalami pemanasan, tepung yang masuk ke bin pellet
disaring terlebih dahulu, kemudian dipanaskan pada suhu 850 pada tekanan 8-9
Universitas Sumatera Utara
bar. Panas yang digunakan berasal dari uap kering yang dihasilkan dari boiler.
Bahan yang telah dipanaskan kemudian dibentuk menjadi pelet dengan
menggunakan mesin press yang terdiri dari ring die press yang mempunyai
lubang-lubang dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan produk yang
akan dihasilkan. Die ring berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas
15ton/jam dengan daya 200 kW, pada bagian tengahnya terdapat 2 buah rol
yang berputar searah dengan putaran die ring press dengan kecepatan yang
sama dan saling menekan. Dengan demikian bahan campuran yang masuk
akan berputar dan ditekan keluar melalui lubang-lubang yang terdapat pada
ring die press. Selanjutnya, di luar ring die press terdapat pisau yang akan
memotong hasil pellet, sehingga ukuran panjang sesuai dengan yang
diinginkan. Hasil pemotongan dari pellet mill dibawa ke mesin cooler untuk
didinginkan sampai pada batas temperatur yang telah ditentukan oleh alat
sensor. Hasil dari mesin cooler akan dibawa ke bin finase untuk disemprotkan
cairan finase yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan pellet,
selanjutnya produk ini dibawa ke bin finish product.
17. Proses Pembentukan Crumble (crumbling)
Pellet yang dihasilkan melalui pellet mill akan dibawa ke mesin crumble. Pada
mesin ini, terjadi proses pemotongan pellet menjadi ukuran yang lebih kecil
sesuai dengan yang diinginkan. Mesin crumble ini berputar dengan kecepatan
22 rpm dan daya 1,5 kW. Crumble yang dihasilkan kemudian disaring
menggunakan vibrator. Hasil penyaringan dibawa ke bin finase untuk
disemprotkan cairan finase yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan
Universitas Sumatera Utara
crumble dan selanjutnya dibawa ke bin finish product. Sementara abu yang
dihasilkan dari vibrator dibawa kembali ke mixer dengan menggunakan chain
conveyor dan bucket elevator untuk diolah kembali.
18. Pengepakan (sacking off)
Produk jadi ini akandicurahkan ke karung plastik melalui belt conveyor
sebanyak 50 kg/karung. Proses ini berlangsung secara otomatis melalui sebuah
mesin yang telah di program terlebih dahulu. Karung yang telah diisi
kemudian dijahit dengan menggunakan sewing machine dan kemudian dibawa
ke gudang produk jadi dengan menggunakan alat angkut forklift untuk
disimpan sementara sebelum dilakukan proses pengiriman. Produk jadi dari
proses pengolahan pakan ternak ini terdiri atas 3 bentuk yaitu mash, pellet,
dan crumble yang akan dibawa ke proses ini yaitu pengepakan.
2.7.
Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan merupakan jenis peralatan produksi. Mesin
didefenisikan sebagai peralatan yang memerlukan tenaga penggerak (power),
sedangkan peralatan didefenisikan sebagai peralatan yang tidak memerlukan
tenaga penggerak (power).
2.7.1. Mesin Produksi
Mesin produksi yang digunakan di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill
adalah :
Universitas Sumatera Utara
14. Chain Convenyor
Fungsi
: Mengangkut raw material ke bucket elevator
Jumlah
: 10 unit
Tipe
: VM 700
Daya Motor
: 7,5 KW
Putaran
: 28 rpm
Panjang
: 23060 mm
15. Screw Convenyor
Fungsi
: Mengangkut material dari satu proses ke proses lainnya
Jumlah
: 10 unit
Tipe
: 250 LG
Daya Motor
: 212 KW
Putaran
: 1500 rpm
Panjang
: 8550 mm
Kapasitas
: 18,75 ton/jam
16. Vibrator Shifter
Fungsi
: Menyaring material yang halus dan kasar
Jumlah
: 2 unit
Tipe
: E-534 Mugensen
Daya Motor
: 3,4 KW/380 V
Putaran
: 1500 rpm
17. Elevator
Fungsi
: Mengangkut raw material ke tempat yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
Jumlah
: 10 unit
Tipe
: 250 LG
Daya Motor
: 3 KW
Putaran
: 85 rpm
Panjang
: 8110 mm
Kapasitas
: 50 ton/jam
18. Mixer Mash
Fungsi
: Mencampur bahan
Jumlah
: 1 unit
Tipe
: Rebound
Daya Motor
: 150 KW
Putaran
: 50 rpm
Kapasitas
: 10 ton/jam
19. Hammer Mill
Fungsi
: Menggiling atau menghaluskan bahan baku yang kasar
Jumlah
: 2 unit
Tipe
: 700-2D
Daya Motor
: 132 KW
Putaran
: 3000 rpm
Kapasitas
: 22 ton/jam
20. Mixer Pellet dan Crumble
Fungsi
: Mencampur bahan
Jumlah
: 1 unit
Universitas Sumatera Utara
Tipe
: Rebound
Daya Motor
: 250 KW
Putaran
: 50 rpm
Kapasitas
: 20 ton/jam
21. Mixer Conditioner
Fungsi
: Menghomogenisasikan bahan
Jumlah
: 2unit
Tipe
: Van arsen
Daya Motor
: 11 KW
Putaran
: 1500 rpm
22. Cooler
Fungsi
: Mendinginkan pakan dari mesin pellet
Jumlah
: 1 unit
Tipe
: TK 2600/1900
Daya Motor
: 30 KW (hydrolic pump)
Putaran
: 22 rpm
Kapasitas
: 22 ton/jam
23. Pellet Mill
Fungsi
: Menghasilkan pakan bentuk pellet
Jumlah
: 1 unit
Tipe
: C 750/250
Daya Motor
: 250 KW/380 V
Putaran
: 1500 rpm
Universitas Sumatera Utara
Kapasitas
: 20 ton/jam
24. Blower
Fungsi
: Menarik udara panas dari dalam Hammer Mill sekaligus
mempercepat turunnya material
Jumlah
: 2 unit
Tipe
: Van Arsen
Daya Motor
: 7,5 KW
Putaran
: 3000 rpm
25. Crumble
Fungsi
: Menghasilkan pakan bentuk crumble
Jumlah
: 2 unit
Tipe
: Van Arsen
Daya Motor
: 1,5 KW
Putaran
: 22 rpm
Kapasitas
: 15 ton/jam
26. Sewing Machine
Fungsi
: Menjahit karung pakan sebagai produk akhir
Jumlah
: 3 unit
Tipe
: Model 90/100
Merek
: Fischbein
Universitas Sumatera Utara
2.7.2. Peralatan Produksi (equipment)
Peralatan yang digunakan pada pabrik PT. Gold Coin Indonesia-Medan
Mill adalah sebagai berikut:
14. Dryer
Fungsi
: Mengurangi kadar air sampai 15%
Jumlah
: 1 unit
Tipe
: Horizontal
Merek
: GSI
Suhu
: 200oF – 250oF
Kapasitas
: 10 ton/jam
15. Drum Shiever
Fungsi
: Menyaring plastik dan bahan yang dapat menghambat raw
material yang melewati conveyor dan elevator
Jumlah
: 3unit
Tipe
: TZ 700x2300
Merek
: Van Arsen
Daya Motor
: 2,2 KW
16. Buffer Bin
Fungsi
: Sebagai tangki penyimpanan sementara
Jumlah
: 1 unit
Kapasitas
: 3 ton/jam
Universitas Sumatera Utara
17. Cyclon
Fungsi
: Sebagai pemisah partikel-partikel halus
Jumlah
: 1 unit
Tipe
: 1600/450x908 RECHTS
Merek
: Van Arsen
18. Dust Collector
Fungsi
: Menyaring bahan agar material yang digiling tidak
terbuang ke udara
Jumlah
: 2unit
Tipe
: CAE 215
Merek
: Van Arsen
19. Magnet
Fungsi
: Menarik logam yang masuk bersama bahan baku
Jumlah
: 3unit
Tipe
: PM 3
Merek
: Van Arsen
20. Air Lock
Fungsi
: Mencegah kebocoran udara sekaligus menarik bahan yang
terdapat dalam 1 cyclon
Jumlah
: 1 unit
Tipe
: HT 250
Merek
: Van Arsen
Universitas Sumatera Utara
21. Dosing Weigher
Fungsi
: Sebagai alat penimbang bahan baku dan produk jadi
Jumlah
: 2unit
Tipe
: 3 ton dan 1 ton
Merek
: Van Arsen
22. Slide Gate
Fungsi
: Membatasi material yang digunakan
Jumlah
: 35unit
23. Intake I (jagung)
Fungsi
: Tempat penuangan bahan baku jagung
Jumlah
: 1 unit
24. Intake II
Fungsi
: Tempat penuangan bahan baku berupa SBM, MBM
Jumlah
: 2unit
25. Bin Penyimpanan
Fungsi
: Tempat penyimpanan berupa raw material yang akan
diproduksi
Jumlah
: 24unit
26. Bin Finish Product
Fungsi
: Tempat penyimpanan produk jadi yang akan di-sacking
Jumlah
: 8unit
Universitas Sumatera Utara