GALERI KEHIDUPAN BAWAH AIR DI SURABAYA.

TUGAS AKHIR
GALERI KEHIDUPAN DALAM AIR di SURABAYA
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana S1 pada jurusan Teknik Arsitektur

Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa timur

Diajukan oleh :

SAHREAL NUR YUSLI
0751010045

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Segala puji syukur atas segala nikmat dan karunia Allah SWT yang mana atas ridho-Nya
sehingga penyusunan Proposal Tugas Akhir yang berjudul “GALERI KEHIDUPAN BAWAH
AIR DI SURABAYA”

ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk memenuhi sebagian

persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik ( S-1 ) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di
Surabaya.
Kelancaran penulisan Proposal Tugas Akhir ini tidak terlepas dari berbagai pihak.
Bersama ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak atas segala bantuan, waktu, tenaga, dalam membantu dan membimbing untuk
menyelesaikan laporan ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan
maupun kesalahan dalam menyusun laporan ini. Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk
menerima kritik dan saran guna adanya perbaikan yang berarti agar hasil yang tercapai dapat
lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga Proposal Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.


Surabaya, Januari 2011

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL

i

LEMBAR PENGESAHAN

ii

KATA PENGANTAR

iii


ABSTRAKSI

v

DAFTAR ISI

vi

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR TABEL

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang


1

1.2. Tujuan dan Sasaran Perancangan

5

1.3. Batasan dan Asumsi

5

1.4. Tahapan Perancangan

7

1.5. Sistematika Laporan

8

BAB II TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN
10


2.1. Tinjauan Umum Perancangan
2.1.1. Pengertian Judul Proyek Tugas Akhir

10

2.1.2. Studi Literatur

11

2.1.3. Studi Kasus

21

2.1.4. Analisa Hasil Studi

37

2.2. Tinjauan Khusus


47

2.2.1. Lingkup Pelayanan

47

2.2.2. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

47

2.2.3. Perhitungan Luas Ruang

53

2.2.4. Program Ruang

58

BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN
3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi


52

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2. Penetapan Lokasi

53

3.3. Kondisi Fisik Lokasi

55

3.3.1. Eksisting Site

55


3.3.2. Aksesibilitas

56

3.3.3. Potensi Bangunan Sekitar

57

3.3.4. Infrastruktur Kota

57

3.3.5. Peraturan Bangunan Setempat

59

BAB IV ANALISA PERANCANGAN
4. 1. Analisa Site

66


4.1.1. Aksesbilitas

66

4.1.2. Analisa Iklim

68

4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar

72

4.1.4. Analisa Zonning

75
76

4. 2. Analisa Ruang
4.2.1. Organisasi Ruang


76

4.2.2 .Hubungan Ruang dan Sirkulasi

78

4.2.3. Diagram Abstrak

80

4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan

80

4.3.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan

80

4.3.2. Analisa Tampilan


81

BAB V KONSEP PERANCANGAN
5. 1. Tema Perancangan

82

5. 2. Metode Perancangan

83

5.2.1. Teori Metafora

84

5.2.2. Teori Metafora Menurut Anthony C. Antoniades

84
86

5. 3. Konsep Tapak
5.3.1. Konsep Zoning

86

5.3.2. Konsep Tatanan Massa

87

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.3.3. Konsep Tatanan Massa

87

5.3.4. Konsep Etrance

88

5. 4. Konsep Bentuk dan Fasad

88

5.4.1. Konsep Bentuk

88

5.4.2. Konsep Fasad

89

5. 5. Konsep ruang luar

89

5. 6. Konsep Mekanikal Elektrikal

90

BAB VI APLIKASI PERANCANGAN
6. 1. Aplikasi tapak

91

6.1.1. Aplkasi Zoning

91

6.1.2. Aplikasi Tatanan Massa

92

6. 2. Aplikasi orientasi bangunan

93

6.2.1. Aplkasi Entrance

94
95

6. 3. Aplikasi bentuk dan fasad
6.3.1. Aplikasi Bentuk

95

6.3.2. Aplikasi Fasad

96

6. 4. Aplikasi ruang luar dan dalam

96

Penutup

98

Daftar pustaka

99

Lampiran

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR



Gambar 1.1. Grafik Jumlah spesies di dunia ……………………………… 1



Gambar 1. 2. Grafik penggemar ikan hias ………………………………… 2



Gambar 1. 3. Persentase pangsa pasar di dunia …………………………… 3



Gambar 1. 4. Skema urutan tahapan perancangan ………………………… 8



Gambar 2. 1. Jarak pandang dan pencahaaan objek …………..………….. 13



Gambar 2. 2. Sistem sirkulasi air …………………………….…………… 14



Gambar 2. 3. Area oprasional ……………………….……………………. 14



Gambar 2. 4. Thermometer ………………………………………………... 19



Gambar 2. 5. Refraknometer ……………………………………………… 20



Gambar 2. 6. Aerator ……………………………….……………………. 20



Gambar 2. 7. Tampak bangunan…..………………………………………. 21



Gambar 2. 8. Skema organisasi ruang …………………………………… 22



Gambar 2. 9. ruang pamer atau oceanarium ( temporer )……………..



Gambar 2. 10. Ruang pamer atau oceanarium ekosistem ( permanen )… 23



Gambar 2. 11. Microwolrd…………………………………..….………… 23



Gambar 2. 12. Touch pool.............................................……………….



Gambar 2. 13. Sea shore creature ………………………………………. 23



Gambar 2. 14. Terowongan laut………….……………………………….. 24



Gambar 2. 15. Giant oceanarium ……………..………………………….. 24

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

23



Gambar 2. 16. Galeri……………………………..……………….………..24



Gambar 2. 17. Aquarium persegi panjang ……………...…………………25



Gambar 2. 18. Aquarium bulat/silinder …..…………………….………… 25



Gambar 2. 19. Bentukan yang dinamis………….……………………….. 25



Gambar 2. 20. Ruang silinder……………………………………………. 25



Gambar 2. 21. Ruang pemisah………………………..…………………… 25



Gambar 2. 22. Tampak bangunan…………………..……………………. 28



Gambar 2. 23. Agenda acara……………………..………………………. 29



Gambar 2. 24. Layout bangunan……………….…………………………. 29



Gambar 2. 25. Isonometri………………………………….……………… 30



Gambar 2. 26. Patung ikan paus…………………………………………… 30



Gambar 2. 27. Umichu gate……………………….…….………………… 30



Gambar 2. 28. Spot view…………….……………………….……………. 31



Gambar 2. 29. Restaurant………………………………………………….. 31



Gambar 2. 30. Shop…………………………………….………………….. 31



Gambar 2. 31. Karang loby……………………………..…………………. 31



Gambar 2. 32. Touch pool…………………….…………………………… 31



Gambar 2. 33. Interior…………………………………....……………….. 32



Gambar 2. 34. Interior……………………………………………………… 32



Gambar 2. 35. Aquarium…………………..……………………….……... 32



Gambar 2. 36. Aquarium…………………………….…………………….. 32

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



Gambar 2. 37. Suasana pengunjung………...……………………………. 33



Gambar 2. 38. Theater………………………………..…………………… 33



Gambar 2. 39. Replika………………………..…………………………… 33



Gambar 2. 40. Kehidupan laut……… …………………………………..



Gambar 2. 41. Aqua room…………..……….…………………………….. 34



Gambar 2. 42. Café………………………………..………………………. 34



Gambar 2. 43. Suasana……………………………………………………. 35



Gambar 2. 44. Aqua lab…………………………………………………… 35



Gambar 2. 45. Shop…………………………………….…………………. 35



Gambar 3. 1. Wilayah lokasi yang dijadikan pertimbangan …………..



Gambar 3. 2. Peta site……………………………………..………………. 61



Gambar 3. 3. Peta Kawasan Genangan..………………………….………. 62



Gambar 3. 4. Foto Keadaan Vegetasi di lokasi ………………………..…. 62



Gambar 3. 5. Akses jalan………………………..…….…………………. 63



Gambar 3. 6. Jalan Pada Batas Selatan ………………..………………… 63



Gambar 3. 7. Jalan Pada Batas Timur ……………….…………………… 63



Gambar 3. 8. Riol kota …….……………………………………………... 64



Gambar 4. 1. Pilihan peletakan site entrance ……..………………….….. 67



Gambar 4. 2. Kondisi orientasi matahari dan hujan pada site ……….…... 68



Gambar 4. 3. Respon desain terhadap site dan bangunan …………..…… 69



Gambar 4. 4. Penyelesaian Site Terhadap kondisi iklim …………………. 70

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

34

60



Gambar 4. 5. Penyelesaian bentuk …………………………..……..……..70



Gambar 4. 6. Penyelesaian desain atap ……………………...…………….. 71



Gambar 4. 7. Tampak shading ………………………………….….…….. 71



Gambar 4. 8. Kondisi Lingkungan Sekitar Site …………..……………... 72



Gambar 4. 9. Analisa view ………………………………………………… 73



Gambar 4. 10. Sketsa Penyeleseaian view……………………………….... 74



Gambar 4. 11. View dari arah Surabaya ………..………………………… 75



Gambar 4. 12. View dari arah Jembatan Suramadu ……………………… 75



Gambar 4. 13. pembagian zoning …………………………….………….. 76



Gambar 4. 14. Digram Organisasi Ruang ………………………………… 77



Gambar 4. 15. Diagaram hubungan ruang ………………………………. 78



Gambar 4. 16. Sirkulasi pada dalam bangunan …………………………… 79



Gambar 4. 17. Diagram abstrak lantai……………………………………. 80



Gambar 4. 18. Diagram abstrak lantai 2 …………………………………. 80



Gambar 4. 19. Bentuk dasar bangunan ………………………………….. 80



Gambar 4. 20. Tampilan Okinawa Churaumi Aquarium ………………… 81



Gambar 5.1. Siklus Kehidupan Katak

82



Gambar 5.2. Elaborasi Tema

83



Gambar 5.3. Metafora Abstrak

85



Gambar 5.4. Metafora Konkrit

85



Gambar 5.5. Metafora Kombinasi

86



Gambar 5.6. Konsep zonning

86

xii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



Gambar 5.7. Konsep Tatanan massa bangunan

87



Gambar 5.8. Konsep Orientasi massa bangunan

87



Gambar 5.9. Konsep Entrance

88



Gambar 5.10. Konsep Bentuk bangunan

88



Gambar 5.11. Konsep Fasad

89



Gambar 5.12. Konsep Open space

89



Gambar 5.13. Konsep Ruang luar

89



Gambar 5.12. Jenis Lampu

90



Gambar 6.1. Aplikasi Zonning

91



Gambar 6.2. Aplikasi Tatanan massa dan pola site

92



Gambar 6.3. Aplikasi Tatanan masa

92



Gambar 6.4. Aplikasi orientasi menghadap Selat Madura

93



Gambar 6.5. Aplikasi orientasi menghadap jalan Suramadu

93



Gambar 6.6. Posisi Entrance masuk

94



Gambar 6.7. Posisi Entrance keluar

94



Gambar 6.8. Proses aplikasi tampilan bangunan

95



Gambar 6.9. Aplikasi tampilan bangunan

96



Gambar 6.10. Suasana Ruang Luar

97



Gambar 6.11. Interior terowongan laut

97

xiii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL



Tabel 1.1. Jumlah Perusahaan Budidaya Menurut Jenis Bbudidaya …….. 5



Tabel 2.1. Analisa Studi Kasus……………………………………………. 36



Table 2. 2. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ……………………………… 48



Table 2. 3. Program Ruang Hall & Lobby ………………………………… 54



Tabel 2.4. Program Kantor Pengelola …………………………….………. 54



Table 2. 5. Program Ruang Galeri ………..……………………………….. 55



Tabel 2. 6. Program Ruang Laboratorium ………………………………. 55



Tabel 2. 7. Program Ruang Parkir……….. ………………………………. 56



Tabel 2. 8. Program Ruang Servis……….. ………………………………. 56



Tabel 2. 9. Jumlah Kebutuhan Ruang …………………………….………. 58



Tabel 3. 1. Penilaian Pemilihan Lokasi Site ……………………………. 59



Tabel 4. 1. Pertimbangan Pemilihan Main Entrance Pada Site …………. 67

xiv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

GALERI KEHIDUPAN BAWAH AIR DI SURABAYA
SAHREAL NUR YUSLI
0751010045

ABSTRAKSI
Galeri merupakan salah satu sarana apresiasi masyarakat yang mencakup
cipta dan karsa. Disaat setiap orang sibuk dengan rutinitasnya. Biota bawah air
yang terdapat ragam, corak dan warna menjadi salah satu pilihan sarana pelepas
stress dari rutinitas kebanyakan orang, serta menjadi trend hobi pada era modern.
Galeri kehidupan bawah air adalah fasilitas hiburan, informasi dan konservasi
ditengah kota yang berupa pertunjukan.
Beberapa tahun belakangan ini khususnya di Surabaya belum ada upaya
untuk menghadirkan sebuah wadah informasi dan pengetahuan bagi masyarakat
mengenai berbagai ragam, corak dan warna biota yang terdapat di perairan
indonesia. Pengaruh tentang berkembangna ragam biota bawah air baik laut dan
payau belum mampu dirasakan sebagian masyarakat, dikarenakan masyarakat
belum mengerti akan potensi biota yang terdapat pada bawah air yang kompeten.
Disisi lain ikan dan terumbu karang hanya kita ketahui melalui media dan
terdapat beberapa lapak yang terdapat di Surabaya, sehingga potensi ikan hias
yang seharusnya mampu bersaing dengan negara besar menjadi terhambat.
Galeri kehidupan bawah laut di Surabaya merupakan bangunan yang
digunakan untuk mempertunjukan dan sebuah media informasi tentang ikan hias
bagi masyarakat. Bangunan ini dirancang untuk menjadi salah satu media
informasi dan pengetahuan khususnya, dengan dilengkapi fasilitas yang akan
memanjakan penggunan bangunan dengan mempertimbagkan segi kenyamanan.
Lokasi yang dipilih di Surabaya utara memang dikhususkan untuk fasilitas
pendidikan dan konservasi.
Surabaya dibuat dengan konsep bangunan yang baru, yang diharapkan
dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Surabaya untuk menikmati
keindahan biota bawah air baik laut dan payau .

Kata Kunci : Galeri, Ikan Hias, Informasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut M. Syamsul Maarif (Dirjen Perikanan) Dalam fakta, Dalam
pengetahuan kita, kehidupan ikan bermula sejak 430 juta tahun lalu, ikan
merupakan hewan vertebrata yang paling tua. Ikan terbagi atas jenis ikan air tawar
dan ikan air laut. Ikan air tawar juga masih dibagi menjadi dua yaitu untuk
konsumsi dan untuk hiasan. Namun dewasa ini minat masyarakat akan ikan hias
meningkat cukup tnggi. Ikan-ikan yang diminati masyarakat akan ikan hias
digunakan sebagai koleksi, hobi, dan hiburan. Sebagai bahan perbandingan
potensi ikan hias di dunia.
Gambar 1.1. Grafik Jumlah spesies di dunia.

Sumber : PIHI (Persatuan Ikan Hias Indonesia) Jakarta 2010
Dari data tersebut, jelas bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama di
dunia dalam produksi ikan hias tawar dan jenis ikan hias air laut. Dan Singapura
merupakan negara di urutan paling bawah. Dengan jumlah spesies yang cukup
potensial banyak masyarakat mulai menggemari ikan hias dapat dilihat dari
semakin meningkatnya umlah penjualan ikan hias. Hal ini dapat dilihat pada data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

yang diambil dari Dinas perikanan propinsi Jawa Timur tahun 2006 – 2009 pada
gambar 1.2 yang menunjukan meningkatnya jumlah penggemar ikan hias.

Gambar 1.2 Grafik penggemar ikan hias
2500
2000
1500
Taw ar
Laut

1000
500
0
2006

2007

2008

2009

Sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jawa Timur
Dunia internasional mengakui Indonesia merupakan

negara kepulauan

terbesar dan negara bahari terluas di dunia hal ini dinyatakan oleh Asep Purnama
Bahtiar, alumnus PPSA XVI/2009 Lemhannas RI. Luas wilayah NKRI adalah
8.287.520 kilometer persegi, terdiri atas luas daratan 2.027.087 km² dan luas
perairan 6.260.433 km². Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu
keunggulan kompetitif untuk menggerakkan perekonomian nasional, sehingga
sudah saatnya sektor tersebut dikembangkan (Koran Tempo, 2010).
Dengan sektor kelautan dan perikanan yang komponen ikan hias merupakan
salah satu komoditi perikanan yang potensial dalam menghasilkan devisa bagi
negara. Memperhatikan pangsa pasar ikan hias Indonesia di dunia saat ini sebesar
6 persen, lebih kecil dibandingkan dengan pasar Singapura yang mencapai 25
persen, sedangkan potensi spesies ikan hias Indonesia jauh melebihi negara
tetangga tersebut. Sebagai gambaran, pangsa pasar ikan hias dunia berdasarkan
peringkatnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Gambar 1.3. Persentase pangsa pasar di dunia.
Lain lain
Isr ael
Philipina
Jepang
Sr ilangka
Indonesia

%

Czech Republic
M alaysia
Amer ika Ser ikat
Singapor e
0

10

20

30

40

Sumber : PIHI Jakarta 2010
Kecilnya pangsa pasar di Indonesia dimungkinkan karena akibat banyaknya
masyarakat yang belum mengetahui potensi ikan hias di Indonesia dan minimnya
media komunikasi serta promosi. Dijelaskan dalam Code of Conduct for
Responsible Fisheries (CCRF), bahwa Konservasi Sumberdaya Ikan (KSDI)
merupakan bagian tidak terpisahkan untuk penglola perikanan berkelanjutan dan
juga untuk pelaksanaan Integrated Coastal and Ocean Managemen (ICOM).
Namun peran penting tesebut belum disadari sepenuhnya oleh masyarakat, karena
dianggap belum dapat mensejaterahkan mereka, sementara itu keanekaragamaan
hayati dan sumberdaya ikan (SDI) juga terus saja terdegradasi. Sehingga
perkembangan KSDI masih dianggap sebagai slogan – slogan saja, yang
menyebabkan masyarakat bersikap pro dan kontra. Target pencapaian 10 juta Ha
Kawasan Konservasi Laut (KKL) pada tahun 2010 menjadi tantangan dan
kesempatan baik untuk membuktikanya, karena apabila target tersebut tercapai,
yang tidak hanya dalam luasan namun juga yang dikelola efektif, maka dapat
mengklarifikasi pro dan kontra tersebut.
Memperhatikan pangsa pasar yang kecil banyak kolektor memanfaatkan
potensi yang terdapat pada jumlah spesies ikan hias yang tinggi, sehingga mampu
mengembangkan pangsa Indonesia agar mampu bersaing di dalam dunia.
Sehingga muncul beberapa kolektor yang dimana para kolektor tersebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

mendirikan perusahaan sebagai prasarana dan sarana bisnis, salah satunya ditinjau
dari jenis budidaya perikanan yang terdapat dalam tabel.

Tabel 1.1 Jumlah perusahaan budidaya menurut jenis budidaya

Sumber : Badan Pusat Statistik 2009
Saat ini belum banyak media pengenalan potensi biota laut di indonesia. Salah
satunya adalah SeaWorld, Jakarta. Direktur SeaWorld Indonesia, Sonny W
Widjanarko mengatakan tahun 2009 pengunjung SeaWorld mencapai 1,1 juta
orang, setiap tahun rata-rata pengunjung mencapai 85 persen hingga 89 persen
dari target dan tahun 2010 ditargetkan mengalami kenaikan 5 persen dari tahun
sebelumnya.( sumber Kompas, 2009 )
Selain SeaWorld, JatimPark juga menghadirkan sebuah wahana untuk
pengenalan aneka macam ikan, terdapat 75 spesies ikan dari berbagai belahan
dunia yang terbagi atas 25 jenis air tawar dan 12 jenis air laut, ada pula Arapaima
Gigas yang berumur ratusan tahun dengan panjang 1,7 meter.
Media pengenalan merupakan suatu alat komunikasi yang penting pada
masyarakat, masyarakat tidak hanya tahu dan peduli terhadap potensi bangsa,
tetapi masyarakat juga dapat mengembangkan hobinya yang berhubungan dengan
dunia ikan. Dengan adanya galeri ikan hias masyarakat jadi memiliki sebuah
wadah untuk saling bertukar pikiran dan informasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1.2 Tujuan dan Sasaran Per ancangan.
Dengan membuat sebuah Galeri Ikan Hias di Surabaya, dimaksudkan agar
dapat menampung keinginan masyarakat kota yang butuh akan wadah bukan
hanya dalam hal menikmati sebuah ikan hias melainkan menjadi rujukan
masyarakat kota Surabaya.
- Tujuan yang ingin dicapai adalah.
1. Menyediakan wadah bagi masyarakat untuk mengenal kehidupan biota air
baik secara langsung dan tak langsung.
2. Dapat menambah pengetahuan, pendidikan dan hiburan tentang
seputar biota bawah air.
3. Sebagai fasilitas dan sarana rekreasi dimana didalamnya terdapat
eksplorasi, edukasi dan observasi.

1.3. Batasan Dan Asumsi.
Dalam penyelenggaraan sebagai galeri ikan hias di Surabaya untuk
menghindari pembahasan agar tidak melebar pada masalah - masalah yang tidak
seharusya dibahas, maka perlu adanya batasan-batasan yang melingkupi
permasalahan yang ada, antara lain:
-

Sebagai salah satu fasilitas hiburan yang ditujukan untuk Batasan usia
pengguna dari usia anak sampai dewasa antara 4-18 tahun, dewasa hingga tua
antara 19 – 70 tahun. Wanita dan laki – laki.

-

Lingkungan buatan Untuk menampilkan kompleks biota ikan hias yang
sesuai dengan standard yang memuat jenis ikan hias di dalamnya, ditujukan
dengan adanya kapasitas daya tampung ikan hias air payau dan laut yang
memiki ukuran kecil hingga besar dengan ukuran 5 cm – 3 m untuk
aquarium.

-

Biota yang akan dipamerkan juga harus dipertimbangkan, karena ada
beberapa hewan laut khususnya ikan yang mempunyai sifat mengganggu dan
tidak bersahabat

dengan

ikan

lainnya.

dikelompokkan sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Adapun biota

yang

akan

1. Kelompok biota karang
Aquarium yang digunakan untuk kelompok biota karang berukuran tidak
terlalu besar, tetapi panjang karena pada umumnya memerlukan cahaya untuk
melakukan fotosintesis. Jenis- jenis biota, yaitu: angel fish, damselfish,
surgeon fish, butterfly fish, gobbies fish, banner fish, fox fish, frog fish, dll.
2. Kelompok bukan biota karang
Kelompok yang kedua ini merupakan potensi utama dari pembuatan
proyek ini, dimana pengunjung diarahkan untuk menuju ke sebuah ruangan
aquarium sehingga merasa berada pada suasana kehidupan di dalam laut ,
Adapun jenis-jenis penghuni aquarium ini yaitu ikan Hiu, Pari, ikan Tuna,
Grouper, Scorpion Fish, kerapu macan, dan ikan-ikan terumbu karang.
3. Pengelompokan biota bawah air ditinjau berdasarkan type makanan yaitu :
a. Herbivora
-

endogenus (golongan biota yang memakan tumbuhan didalam air)

-

eksogenus (golongan biota yang memakan tumbuhan yang jatuh didalam
air)

b. Karnivora
-

predator endogenus (biota yang memakan binatang kecil, plankton)

-

predator eksogenus (biota yang memakan binatang kecil diluar air,
ganggang)

-

predator 1(biota yang memakan binatang air yang lebih besar, udang)

-

predator 2(biota yang memakan ikan lainya)

c. Omnivora (sumber makanan berasal dari bahan nabati, hayati dan sisa2
hancuran organik)

Sedangkan asumsi untuk perancangan adalah :
-

Jumlah pengunjung yang dapat ditampung diperkirakan 1000 orang
Berdasarkan pertimbangan :
• Total penggemar ikan. Berdasarkan data 2006-2009 dapat
disimpulkan bahwa terjadi kenaikan tiap tahun, hal ini berakibat
pula pada kenaikan jumlah pengunjung tiap tahun.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

-

Terdapat 100 spesies yang terdiri dari 75 spesies ikan dari berbagai belahan
dunia yang terbagi atas 25 jenis air tawar dan 12 jenis air laut Indonesia.

-

Dirancang dan direncanakan yang mampu mewadahi kegiatan atau aktivitas
dalam jangka waktu sampai 10 tahun kedepan.

-

Perancangan bangunan Galeri Kehidupan Bawah Air di Surabaya ditekankan
dengan penyelesaian tatanan masa dan disesuaikan dengan segala kebutuhan
ruang dan fungsi ruang.

-

Untuk masyarakat ekonomi menengah ke atas.

1.4. Tahapan Per ancangan.
Dalam penulisan laporan tugas akhir diperlukan adanya kerangka tahapan
perancangan

yang

khususnya

berguna dalam

membantu mempermudah

perencanaan dan perancangan dalam penulisan laporan tugas akhir. Disamping itu
juga dapat mempermudah menyusun perencanaan dari kerangka pikiran konsep,
tema, sampai penyusunan analisa studi kasus. Tahapan ini yaitu sebagai berikut.
Dimulai dengan menginterpretasi judul objek rancangan yang disesuaikan
dengan latar belakang. Kemudian dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan
sebagai penunjang perencanaan obyek rancang yaitu melalui studi literatur yang
diperoleh dari buku - buku referensi, brosur - brosur dan lain - lain, studi
komperatif dengan survey lapangan, browsing melalui internet, wawancara untuk
memperoleh data dengan melakukan proses tanya – jawab, studi banding atau
studi kasus serta standarisasi dari objek rancangan yang dibutuhkan.
Dari hasil kompilasi-kompilasi data tersebut digabungkan dengan kajian
teori, prinsip serta azas-azas perancangan sehingga terbentuk sebuah tema dan
konsep rancangan yang menentukan ide bentuk serta gagasan pra desain. Setelah
terbentuk ide bentuk atau gagasan pra desain dilakukan kontrol kembali terhadap
prinsip, teori dan azas serta tema dan konsep rancangan, sehingga menghasilkan
sebuah rancangan objek yang sesuai (hasil desain), berikut skema tahapan
perancanaan:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Gambar 1.4. Skema urutan tahapan perancangan.
Interpretasi Judul
Latar Belakang
Pengumpulan Data
Kajian Teori, Azas Serta Prinsip
Perancangan
Feed

Tema/Konsep Perancangan

back control

Feed
Gagasan Pra Desain

back control

hasil rancangan

Sumber: Kertas Kerja Azas dan Metoda Perancangan.
1.5. Sistimatika Laporan.
Dalam penyusunan laporan diharapkan dapat memberikan gambaran
secara umum mengenai usulan laporan, mulai dari bagian umum hingga ke bagian
khusus dengan pengaturan sedemikian rupa sehingga mencerminkan suatu pola
pikir perencanaan yang sistematis. Sistematika penulisan yang dilakukan dalam
pembahasan laporan ini, meliputi :
BAB I : Pendahuluan, berisi tahapan-tahapan mulai dari latar belakang pemilihan
judul, tujuan perancangan, batasan dan asumsi rancangan, dan tahap perancangan
beserta dengan uraian penjelasan dari tiap tahapannya yang menjelaskan secara
rinci isinya. Dikarenakan Indonesia negara kepulauan terbesar dan negara bahari
terluas di dunia, sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu keunggulan
kompetitif untuk menggerakkan perekonomian nasional dimana Indonesia
menduduki peringkat pertama di dunia dalam produksi ikan hias tropis, potensi ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

bermanfaat untuk memberikan wadah yang untuk budidaya dan sumber
pertukaran informasi bagi masyarakat dalam ruang lingkup yang lebih luas. Lalu
batasan dan asumsi yang digunakan dalam perancangan nantinya. Juga tahapan
perancangan dari mulai proses interpretasi judul sampai pada proses aplikasi pada
rancangan gambar.
BAB II : Tinjauan Obyek Perancangan, mulai dari tahap pengertian judul
yang berisi pengertian tentang pusat pengenbangan kreativitas dan pengertian
anak jalanan itu sendiri yang kemudian disimpulkan menjadi suatu pengertian
baru dari rancangan. Tahap studi literatur yang berisi tentang segala data dari
bermacam jenis literatur yang digunakan sebagai data penunjang yang berkaitan
dengan rancangan. Tahap tinjauan obyek perancangan yang berisi dua obyek studi
kasus sejenis secara fungsi dan aktivitas yang digunakan sebagai acuan yang
menbantu rancangan nantinya, dari hasil analisa dan pembandingan yang
dilakukan pada studi kasus. Tahap kesimpulan studi, lingkup pelayanan yang
menjelaskan pembatasan pelayanan rancanangan, serta aktivitas kebutuhan ruang
dan perhitungan luasannya yang menguraikan secara rinci kebutuhan ruang yang
diperlukan untuk kemudian dihitung secara pasti luasan yang dibutuhkan.
BAB III : Tinjauan Lokasi Perancangan, pembahasan site/lokasi
perancangan luasan lahannya mampu memenuhi persyaratan luasan yang
dibutuhkan proyek. Nilai jual lahan bukan merupakan lahan dengan nilai jual
tinggi, mengingat bangunan ini nantinya berdiri dengan kerjasama dengan
perusahaan swasta tanpa persediaan dana yang tinggi. Terjangkau jaringan listrik,
dan tersedianya sumber air bersih.
BAB IV : Analisa Perancangan, isinya sudah mengarah ke arah lebih
lanjut yaitu mulai dari analisa sampai dengan gambaran secara abstrak tentang
konsep perancangan yang akan dibuat. Seperti dari mulai analisa ruang berserta
hubungannya, analisa aksesibilitas, view, kebisingan, iklim, potensi daerah
sekitar. Sampai dengan diagram abstrak yang kurang lebih menggambarkan
secara abstrak konsep bentukan atau lay out.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

BAB II
TINJ AUAN OBYEK RANCANGAN

2. 1. Tinjauan Umum Rancangan
2. 1. 1. Penger tian J udul Proyek Tugas Akhir
Galeri ikan hias di Surabaya, judul proyek tersebut memiliki arti sebagai
berikut :
1. Galeri
-

Wadah perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan aset seni-budaya
atau karya seni rupa sebagai sarana edukasi-kultural dan rekreasi serta
pengembangan kreativitas dan apresiasi.

-

Bangunan

Gallery

adalah

wadah

atau

sebagai

sarana

koleksi,

mendokumentasi, memajang, riset, interpretasi dan pameran terhadap
obyek-obyek khusus.
-

Ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni dan
budaya.( sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia ).
Jadi pengertian galeri dapat disimpulkan merupakan wadah untuk
memamerkan, mempertontonkan segala sesuatu yang dapat di apresiasikan
oleh manusia mencakup hasil cipta rasa dan karsa manusia.

2. Kehidupan Dalam Air
- Hal yang berhubungan dengan mahkluk hidup tempat (letak, sisi, bagian,

arah) lebih rendah yang berada di dalam air. ( sumber : Kamus Besar
Bahasa Indonesia )
3. di Surabaya
-

Kota Surabaya adalah ibukota provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya
merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan
jumlah penduduk metropolisnya yang hampir 3 juta jiwa, Surabaya

10

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan
timur Pulau Jawa dan sekitarnya. Terkenal dengan sebutan Kota
Pahlawan, karena sejarahnya yang sangat berperan dalam perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia terhadap penjajah. Konon kata Surabaya
berasal dari cerita mitos pertempuran antara SURA (ikan hiu=bahasa
jawa) dan BAYA (buaya=bahasa jawa).
(sumber : www.wikipedia.com)
-

Ibukota Jawa Timur, kota terbesar kedua di Indonesia.
Jadi Galeri Ikan Hias di Surabaya berarti sebuah tempat berkumpul,
sosialisasi dan informasi bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas
dalam menyalurkan hiburan dan informasi, melalui audio maupun visual
(baik yang berkaitan dengan ilmu maupun hiburan). Namun dengan
ruang lingkup yang lebih luas, lebih terorganisir, Sehingga adanya
tempat yang sebagai naungan bagi masyarakat.
Jadi pengertian Galeri Ikan Hias di Surabaya disini bisa disimpulkan

sebagai ruangan tempat untuk memamerkan ikan yang memiliki warna, corak,
bentuk yang indah, sebagai sarana ilmu pengetahuan bagi kegiatan observasi
baik audio maupun visual, sebagai lingkungan buatan biota ikan hias.
2.1.2

Studi Liter atur
Dalam perancangan Galeri Kehidupan Bawah Air di Surabaya diperlukan
adanya sebuah wacana yang diharapkan menjadi acuan dalam proses desain.
Pada studi literatur data-data yang diperoleh didapat dari berbagai website
dan buku - buku literatur yang ada. Hasil dari studi literatur tersebut
diperoleh:


Penggolongan jenis ikan hias menurut M. Syamsul Maarif (Dirjen

Perikanan). Terdapat 1570 jenis, ikan terbagi atas jenis ikan air tawar dan
ikan air laut. Ikan air tawar juga masih dibagi menjadi 2 yaitu untuk
konsumsi dan untuk hiasan yang berada di perairan indonesia.

11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

.1.

Ikan air tawar 532 jenis:
a.

Ikan hias ( 200 jenis )

-

Warna indah.

-

Bentuk aneh atau unik.

-

Tidak dapat dikonsumsi.

-

Besar tubuh 2,5 – 60 cm

-

Pakan dan pemeliharaan mudah.

b.

Bukan ikan hias ( 372 jenis )

-

Hidup diberbagai macam jenis sungai.

-

Dikonsumsi.

-

Di pelihara di empang atau kolam besar.

-

Untuk dikail atau dipancing.

-

Cepat berkembang biak.

.2.

Ikan laut 1038 spesies:
a.

Ikan hias ( 200 jenis )

-

Warna indah.

-

Bentuk aneh atau unik.

-

Tidak dapat dikonsumsi.

-

Besar tubuh 2,5 – 60 cm.

-

Pakan dan pemeliharaanya mudah.

b.

Bukan ikan hias ( 838 jenis )

-

Jumlah banyak terdapat dilaut lepas.

-

Ukuran tidak terbatas.

-

Untuk dikonsumsi ( di tangkap dan di makan )

-

Dipelihara di tambak – tambak laut.

.3.

Penempatan ikan hias tawar dan laut.
a.

Aquarium:

1.

Suka cahaya matahari:

-

Warna cerah dan berkilau.

-

Suhu air antara 20 – 26 derajat dengan pH 6,5 – 7

-

Suka memakan tumbuhan air dan plankton.

12

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



2.

Tidak suka cahaya.

-

Bila siang warna tubuh suram.

-

Hidup dibawah suhu 20 derajat dengan pH dibawah 6

-

Mempunyai fosfor pada tubuhnya.

-

Warna mata biru atau merah

Jarak pandang pengunjung.

Pandangan pengunjung harus diperhatikan, karena hal tersebut
menyangkut kenyamanan pengunjung.

Gambar 2.1. Jarak pandang dan pencahaaan objek

Sumber : NewMetric Handbook, 1981.


Kualitas air pada aquarium tergantung dari beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu:
1.

Bahan kimia sebagai penetralisir dari bakteri

2.

Sumber air

3.

Kebersiahan

4.

Pengendalian kotoran dengan filter air dan pengecekan air berkala.



Sistem sirkulasi air aquarium

Dalam beberapa sistem air akuarium, air hanya digunakan sekali dan
kemudian dibuang. Ini disebut sistem terbuka. Sistem tertutup adalah di
mana air disirkulasi, digunakan berulang-ulang. Perlu pengobatan air

13

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

untuk menjaga stabilitas air pada akuarium, biasanya dengan penyaringan
air yang duganakan pada umumnya.
Air harus selalu disaring sebelum dimasukkan ke dalam reservoir atau
sistem tertutup untuk menghapus hewan kecil dan tumbuhan (plankton)
yang terdapat dalam air.

Gambar 2.2. Sistem sirkulasi air

Sumber : Times sever standart for building types, 1983


Area oprasional

Ruang oprasional harus diletakan pada sepanjang dinding belakang
aquarium, untuk memudahkan perawatan dan perbaikan pada aquarium.
Dapat dilihat pada gambar 2.3, dimana terdapat area oprasional yang harus
disediakan untuk perawatan dan perbaikan aquarium.

Gambar 2.3. Area oprasional

Sumber : Times sever standart for building types, 1983

14

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



Pencahayaan

Terdapat dua macam pencahayaan yang dihadirkan pada yaitu pencahayaan
alami dan buatan.
a.

Pencahayaan Alami

Sistim pencahayaan ini menggunakan sinar matahari sebagai sumber
cahaya. Sistim ini diterapkan pada cafe,

kantor pengelola dan

perpustakaan.
b.

Penerangan Buatan

Pencahayaan

buatan

yang

dipergunakan

secara

umum

untuk

penerangan ruangan. Fungsi pencahayaan pada akuarium hanya untuk
memperjelas bentuk ikan , sedangkan pada bangunan disesuaikan dengan
keadaan dilaut yaitu cahaya yang minim sekali (untuk menghadirkan
suasana). Pencahayaan buatan dibagi menjadi 2 yaitu pencahayaan yang
sifatnya lokal (misalnya menerangi obyek supaya terlihat dengan jelas) dan
general (menerangi keadaan atau ruangan/membentuk suasana) Fungsi
penerangan buatan:
1.

Visibility

Yaitu dapat melihat keadaan sekitaraya, dengan menggunakan lampu TL,
Lampu Down Light, lampu gantung dan lampu Fibre Optic, dsb.
2.

Penerangan Obyek

Yaitu untuk lebih menonjolkan obyek sehingga menjadi pusat perhatian.
Lampu yang digunakan menggunakan halogen untuk penerangan pada
Giant ocenarium yang diletakkan diatas (digantung). Lampu spot light
digunakan pada museum rangka dan obyek - obyek yang digantung.
3.

Membentuk Suasana

Yaitu untuk menciptakan suasana tertentu. Larripu yang digunakan adalah
lampu-lampu khusus untuk dekorasi.


Audio

Pemberian informasi kepada pengunjung adalah sangat penting untuk
menunjang fungsi suatu bangunan yang bersifat hiburan. Ada 2
macam audio antara lain adalah:

15

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

a.

Audio visual

Audio Visual dihadirkan pada theatre sebagai sumber informasi.
b.

Audio speaker

Audio speaker ini diletakkan pada ruangan-ruangan untuk menyampaikan
informasi kepada pengunjung dan juga sebagai kelengkapan dari theatre
selain itu juga dipakai untuk menunjang suasana ruang / ekosistem yang
dihadirkan.


Bentuk, dimensi, dan konstruksi aquarium
1. Bentuk aquarium
Adapun bentuk-bentuk akuarium yang ada, antara lain :
- Bentuk bulat : kekurangannya kaca berfungsi sebagai lensa
yang dapat mengecilkan atau membesarkan penglihatan
terhadap ikan-ikan yang ada didalamnya.
- Memanjang ke atas : kekurangannya tekanan air terhadap
kaca akan lebih besar sehingga memerlukan kaca yang lebih
tebal.
- Lonjong/ silinder : kelebihannya mudah dibersihkan,
kekurangannya sama seperti bentuk bulat yaitu penipu
penglihatan mata.
- Diorama : akuarium ini dibuat di dalam tembok dan hanya
dinikmati dari satu sisi saja. Pembuatannya lebih mahal dan
membutuhkan perawatan yang rumit. Kelebihannya yaitu
menimbulkan kesan seolah sedang mengintip kehidupan
bawah laut.
- Kubus : pembuatannya lebih mudah. Kerangkanya bisa
dibuat dari:
- Besi, mudah pembuatannya dan murah. Tahan lama asalkan
dirawat dengan baik.

16

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

- Alumunium, ada bermacam-macam ukuran maupun tebal
atau

panjangnya.

Tidak

semua

tukang

las

bisa

mengerjakannya sehingga biaya pemasangan relatif mahal.
- Serba kaca, merupakan yang paling praktis, murah dan
mudah dirakit sendiri.
- Plastik, kekurangannya mudah tergores dan retak.
- Bentuk rumah-rumahan
- Segienam : model ini biasanya diletakkan dengan menempel
di dinding. Bentuk ini dibuat untuk memenuhi tuntutan
akuarium

yang

lebih

besar,

keinginan

menghadirkan

akuarium yang menyatu dengan rumahnya.
2. Dimensi aquarium
- Kaca
Panjang x Lebar x Tinggi (cm) = Tebal kaca (mm)
60 x 30 x 30 = 5
80 x 30 x 30 = 7
80 x 45 x 45 = 7
90 x 45 x 45 = 8
100 x 50 x 50 = 8
130 x 50 x 50 = 10
200 x 75 x 75 = 15
- Acrylic
Panjang x Lebar x Tinggi (cm) = Tebal kaca (mm)
70 x 55 x 45 = 6
90 x 55 x 45 = 8
130 x 55 x 55 = 10
150 x 55 x 60 = 10
180 x 60 x 60 = 15
240 x 120 x 80 = 20

17

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Konstruksi aquarium
- Plastik
Kekurangan

: Cepat buram atau kusam .

Kelebihan

: Bahan lebih ringan.

- Kaca
Kekurangan

: Tidak kuat terhadap tekanan air laut,
menggunakan sambungan lem sehingga tidak
menutup kemungkinan terjadi kebocoran

Kelebihan

: Murah dan bersifat konduktor.

- Acrylic
Kekurangan

:

Sulit

menjadi

konduktor,

sehingga

aquarium menjadi panas .
Kelebihan

: Lebih ringan, kuat, lebih cerah bila terkena
sinar, permukaan licin sehingga sulit untuk
ditumbuhi lumut, dapat dipoles apabila
terjadi goresan, lebih lentur sehingga mudah
dibentuk

sesuai

keinginan,

dan

tidak

membutuhkan sambungan.


Komposisi air laut
Keadaan di laut tropis dapat dikatakan selalu konstan, oleh sebab
itu keadaan air dalam aquarium harus sedemikian juga. Suhu harus
dijaga antara 25oC sampai 28oC, pH(derajat keasaman) sekitar 8,4,
dan salinitas (kadar garam) dengan berat jenis sekitar 1,021.
Derajat keasaman dan mutu air akan banyak berubah karena
adanya interaksi para penghuni aquarium.
a. Suhu
Suhu yang terjaga sekitar 26oC merupakan hal yang mutlak
untuk aquarium air laut. Pergeseran suhu sampai dua derajat
tidak akan terlalu banyak menimbulkan masalah, tetapi bila
suhu mencapai 30oC akan berbahaya bagi kehidupan koral.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu aquarium yaitu:

18

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.4. Thermometer

Sumber : Prof. Ir. Budiono Mismail “ Akuarium Terumbu
Karang “ Penerbit UB Press Cetakan I 2010.

b. Derajat keasaman (ph)
Derajat

keasaman

(pH)

merupakan ukuran konsentrasi

hidrogen dan ion hidroksida dalam larutan. Jika ion hidroksida
sangat banyak larutan dikatakan bersifat basa, tetapi jika ion
hydrogen lebih banyak maka larutan akan bersifat asam. Dalam
aquarium, proses alamiah cenderung menurunkan nilai pH dan
harus diwaspai. Aquarium air laut mempunyai pH antara 8,0
sampai 8,5 artinya air lebih bersifat basa. Derajat keasaman
diukur dengan pH meter. salah satu tanda bahwa nilai pH
terlalu tinggi atau terlalu rendah adalah banyaknya koral yang
mati dan kerang membuka cangkangnya lebar-lebar. Untuk
mengatasi agar kadar pH tidak berubah diperlukan Kesadahan
suatu larutan sebagai penyangga (buffer). Kesadahan dapat
diperoleh dengan keberadaan antara lain karbonat, bikarbonat,
dan lain-lain. Keberadaan karbonat juga dapat dipakai sebagai
pengganti ukuran kesadahan, dan nilai derajat kandungan
karbonat dapat dipakai sebagai acuan. Air laut alami
mempunyai derajat kandungan karbonat (dKH) antara 6 sampai
7. Sedangkan untuk air laut dalam aquarium sebaiknya
dipertahankan antara7 sampai 10 dKH. Alat yang digunakan
untuk mengukur derajat keasaman atau pH yaitu pH-meter.

19

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

c. Salinitas
Kadar garam (salinity) adalah ukuran beberapa banyak garam
yang larut dalam air, diukur dengan gram per liter. Air laut
daerah tropis mempunyai kadar garam sekitar 35 gram per liter.
Alat yang digunakan untuk mengukur kadar garam adalah
refraktometer.
Gambar 2.5. Refraknometer

Sumber : Prof. Ir. Budiono Mismail “ Akuarium Terumbu
Karang “ Penerbit UB Press Cetakan I 2010.

d. Oksigen
Oksigen merupakan unsur yang dibutuhkan oleh semua
makhluk hidup tidak terkecuali hewan-hewan yang hidup di
air. Untuk menyuplai oksigen didalam aquarium air laut
dibutuhkan Aerator.
Gambar 2.6. Aerator

Sumber : Prof. Ir. Budiono Mismail “ Akuarium Terumbu
Karang “ Penerbit UB Press Cetakan I 2010.

20

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.3

Studi kasus

2.1.3.1 SEA WORLD JAKARTA

Letak : Jl. Lodan Timur No.7 Jakarta 14430.
Indonesia
Tahun Perencanaa : 2 oktober 1980
Tahun Pengerjaan : 13 juni 1982
Luas Lahan & Bangunan : ± 4 ha, 45.000
m2
Gambar 2.7. Tampak bangunan
sumber: seaworld, 2009
Sea World Indonesia didirikan dengan konsep yang mendasari suatu
Negara maritime yang secara geografis terdiri dari lebih banyak air dari tanah.
Memperluas pengetahuan baik menghibur atau memberikan program – program
kepada pengunjung, merupakan salah satu visi dari Sea World Indonesia. Dengan
konsep kompleks laut yang dimana salah satu konsep program yang bersifat
edukatif dengan harapan bahwa orang dapat menikmati atau menonton dengan
mengalami petualangan bawah laut sambil meningkatkan pemahaman pengunjung
pada sifat – sifat karakteristik hewan laut yang akan menuntun pengunjung untuk
menghargai peran mahkluk hidup air bagi lingkungan. Dengan memperhatikan
tiga program bagi pengunjung yaitu pendidikan, rekreasi dan konservasi
merupakan misi bagi Sea World Indonesia.
Waktu oprasional Sea World hanya berlangsung dari pagi hinggga sore
yaitu mulai pukul 09.00 – 18.00 dengan pertimbangan bahwa ruang luar tidak
dapat dinikmati karena potensi di dalam site yang tidak mendukung.
Skema Ruang :
= Sirkulasi Pengunjung
= Sirkulasi Servis / Pengelola

21

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.8. Skema organisasi ruang

Ruang Filter & Pompa

Ruang AC

BAk Penampungan
Luar

Pintu masuk utama

Servis
Gudang

Lo ket

Entranc e

Melihat-lihat

Meno nto n Film
Kantor Pengelo la

Ko lam Sahabat
Tero w ongan Antasena
Anjungan (lt. 2) & Perpustakaan

KM/ WC
Panggung Serba Guna
Restauran
Museum Rangka & Amphibi
KM/ WC

Pintu Keluar

So uvenir

Foto Studio

Pujasera

KM/ WC

Pintu Keluar Utama

Sumber: seaworld, 2009
1.

Pada aktivitas dalam bangunan Sea World yang lebih bersifat
memperlihatkan, maka diperlukan ruang – ruang khusus untuk display.
Gambar 2.9. ruang pamer atau oceanarium ( temporer )

(sumber : seaworld, 2009 )

22

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.10. ruang pamer atau oceanarium ekosistem ( permanen )

(sumber : seaworld, 2009)
Gambar 2.11. microworld

(sumber : seaworld, 2009)
Gambar 2.12. touch pool

(sumber : seaworld, 2009)
Gambar 2.13. sea shore creature

(sumber : seaworld, 2009)

23

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.14. Terowongan laut

(sumber : seaworld, 2009)
Gambar 2.15. Giant oceanarium

(sumber : seaworld, 2009)
Gambar 2.16. Galeri

(sumber : seaworld, 2009)
2. Bentuk ruang
Bentuk yang dipergunakan untuk display kebanyakan bujur sangkar dan
bulat. Bentuk bujur sangkar/persegi panjang mempunyai keuntungan radius
penglihatan lebih besar, sedangkan bulat/silinder mempunyai keuntungan

24

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dapat melihat jauh ke dalam (tembus), sehingga bagian yang dibelakang dapat
terlihat dengan jelas dari berbagai arah.

gambar 2.17. Aquarium persegi panjang
(sumber : seaworld, 2009)

gambar 2.18. Aquarium bulat/silinder
(sumber : seaworld, 2009)

Ruang - ruang yang ada mengikuti bentuk sirkulasi yang dinamis
(meliuk-liuk) sehingga tidak flat dan monoton. Beberapa area ruangan dibuat
pemisah dengan tujuan memfokuskan apa yang didisplaykan, misalnya ikan
yang memiliki bentuk pola tubuh yang pada umumnya. Ruang khusus
berbentuk silinder misalnya terowongan laut di disain khusus karena selain
bentuk yang fleksibel juga mempunyai struktur yang cukup kuat. Radius
penglihatan/pandangan pengunjung segala arah.

gambar 2.19. Bent ukan yang dinamis
(sumber : seaworld, 2009)

gambar 2.21. Ruang pemisah
(sumber : seaworld, 2009)

gambar 2.20. Ruang silinder
(sumber : seaworld, 2009)
3. Fungsi
Sea World Indonesia memliki fungsi sebagai jendela yang terbuka bagi
setiap orang yang ingin mengetahui atau sebagai observasi tentang kehidupan
bawah laut yang berharga dan rapuh Indonesia. Keanekaragaman hayati yang

25

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

menjelaskan dasar terbentuknya ekosistem kehidupan laut, yang merupakan
sumber sejarah yang patut untuk dipelajari, sehingga masyarakat