Air Sumber Kehidupan di papua tengah
Air Sumber Kehidupan di papua tengah
Papua Tengah merupakan bagian dari propinsi papua yang memiliki alam yang indah. Berada di
ketinggian lebih kurang 2000 Mdpl ( meter dari permukaan laut) serta memiliki suhu udara yang
cukup dingin . Danau paniai yang luas ,indah dan perawan ,belum tersentuh oleh penyelam
danau ,mungkin akibat dari airnya yang dingin, sedingin air es. Tanah yang subur dan hutan
yang
melimpah
ruah
di
setiap
sudut
bukit.
Ada beberapa hal yang cukup membuat kita sedikit bertanyatanya dan merasa lucu. Dengan
padatnya hutan papua yang seperti brokoli hijau dimana air yang melimpah ruah berada disini.
Titik mata air berada dimanamana , air yang bening dan dingin seger ada dimanamana dibumi
papua. Tapi bagaimana masyarakat disini menyikapi kekayaan alam bumi papua. Air yang
merupakan bagian penting dalam kehidupan kita seharihari apalagi kita yang hidup dikota
besar. Akan sangat penting arti air dan kita manusia kota menyadari maknanya , sementara
disini air begitu melimpah ruah , ada disetiap titik tapi orang masih kurang menghargaiinya.
Pagi ini udara cukup dingin suhu udara berkisar sekitar 17 derajat, terasa malas untuk keluar
dari tempat tidur. Selimut masih melingkari seluruh tubuhku, tapi suara lonceng gereja terus
berdentang. Seakanakan menyuruhku untuk segera keluar dari kemalasan diri. Kucoba bangkit
dari tempat tidur , brrrrrr dinginnya terasa menembus jaketku, segera kudekap kedua tanganku
untuk mencoba menghangatkan tubuhku, tetap saja dingin. Sandalpun terasa seperti baru
dikeluarkan dari lemari es, dingin menusuk ke tulang.
segera berjalan menuju ke lantai satu sambil membawa selembar handuk putih, menuju ke
kamar mandi. Hari pertama di enarotali mencoba merasakan sapaan selamat pagi dari alam
papua. Mata keran segera kuputar ..byurrrrrr …. Air pun mengalir dengan derasnya, sebening
embun , segera kuambil gayung, sambil mengambil kudakuda untuk menyiram diri dengan air
es. Byurrr … byurrrr wooooooowwwwww…..wooow..wooow… suaraku memenuhi kamar mandi .
kulitku memerah merona, uap uap hangat dari tubuh keluar , dari mulutku pun keluar seperti
asap rokok. Tak sampai sepuluh detik seluruh tubuh sudah dipenuhi sabun, byur byur…..
wowwwww……siraman air kedua, crotcrot bunyi sabun cair memenuhi tanganku dan mulai
merambah ke seluruh tubuh, membersihkan sisasisa kotoran yang masih menempel , tapi busa
sabun cairku tak sebanyak biasanya. Siraman air terakhir sebagai bilasan masih terasa
dinginnya sampai ke sumsum tulang. segera kuraih handukku secepat kilat mengeringkan
setiap sisa air ditubuh untuk mempercepat merasakan kehangatan . kurang dari 3 menit aku
sudah selesai menganti pakaian. Segera kuberjalan menuju dispenser berisi air hangat,
meminum segelas kopi panas segera mempercepat proses penghatan tubuh. Mencoba
menikmati
pagi
di
enarotali
papua
tengah.
Masyarakat sudah mulai memasuki gereja di pagi hari, sementara dari jendela penginapan
gereja kumenatap anakanak yang lagi bermain diluar gereja, kejarkejaran sambil tertawa riang.
Ingin rasanya kufoto, tapi takut nanti menjadi polemic dipagi yang indah. Akhirnya kuputuskan
untuk berdiri didepan pintu sambil melihat anakanak papua bermain. Tiga puluh menit kemudian
anakanak ini berjalan kesamping penginapan gereja menuju tong penampungan air hujan.
Mengambil gayung air sambil meminum air hujan. “Oh My God” sebuah pemandangan yang
tidak
biasanya
kulihat
.
“ade*, jangan minum air hujan nanti sakit”ujarku dengan muka mengerut
“Ah Pater**, tidak apaapa kami sudah biasa minum”jawab anak tersebut sambil tersenyum
“Tapi
air
itu
belum
dimasak
dan
kotor”
“Pater,kami tidak akan sakit, dengan minum air itu”sambil berjalanan melanjutkan permainan
kejarmengejar.
Wah air hujan diminum seakanakan tak ada lagi air ditanah papua. Sungguh sebuah peristiwa
yang tak pernah ditemukan dikota besar. Tak lama kemudian seorang anak kembali lagi ke tong
air tadi dan kembali meminumnya dengan menggunakan gayung . rasanya pingin menangis
melihat apa yang terjadi didepan mataku. Melarang mereka minum tidaklah menyelesaikan
masalah, dan ini masalah yang oleh kita orang kota menganggap masalah sementara
masyarakat local menganggap bahwa meminum air hujan di drum merupakan hal yang biasa.
Belum tenang pikiranku memikirkan bagiamana anak tadi minum. Seorang ibu membawa
anaknya dan meminum dari air hujan. Makin kacau dan bingung diriku. Jika anak kecil mungkin
karena mereka haus, sembarangan saja mereka minum tapi jika orang dewasa berarti kebiasaan
minum air didrum sudah meruapakan hal yang biasa. Kembali kedalam ruang tamu sembil
meneguk kopi panas mencoba menghangatkan tubuh, dan menenangkan diriku sejenak.
“Selamat pagi” suara sapaan membuatku menoleh ke pintu depan
“Selamat
pagi”sahutku
“Mau
antar
makanan,
dari
suster”
“Terima Kasih yaa, oh ya ade keran di pencucian nggak jalan airnya, apa jalur pipa yang rusak?”
tanyaku
“Kaka*** hanya pipa air dari tanki air penampung untuk cucian saja tidak mengalir,Mungkin
tangki
penampung
air
hujan
nya
yang
rusak”
“Apa… … air hujan?”suaraku tibatiba sedikit meninggi karena kaget
“Iya,kaka semua disini air hujan yang ditampung di tanki penampungan baru dialirkan ke kamar
mandi,tempat cuci piring dan kamar Kecil”jawabnya sambil tersenyum
Ehm pantasan waktu mandi busa sabun hanya sedikit sekali rupanya air hujan, menggosok gigi
juga dengan air hujan, sementara disini air melimpah ruah. Parah juga, janganjangan air
mineral
didispenser
dari
air
hujan
juga.
“Ton, air gallon didispenser isinya air apa” tanyaku kepada toni temanku yang sering ke
enarotali.
“Hahahah tenang pak itu air isi ulang kemarin sore saya beli”jawab toni sambil tertawa
“Saya
pikir
itu
air
hujan
lagi”
“ Hahaha, Waktu saya pertama kali ke sini, oleh pak selius air di gallon, diisi dari air dari drum air
hujan
didepan”
“Tau
dari
mana
Ton?”
tanyaku
penuh
selidik
“Saya sih sudah minum sehari baru ketahuan hehehe,pas mau minum saya liat air digelas ada
semacam bendabenda kecil hitam dan sedikit kecoklatan, saya Tanya pak selius airnya dibeli
dimana, dia jawab dengan santai tuh ambil dari drum depan banyak airnya”
“Amazing
ton
hehehe”
“Sampai
hari
ini
aku
nggak
mati
pet
hahahha”
Kami berdua pun tertawa bersamasama mentertawakan keanehan disini dan pola pikir kita yang
berbeda. Rasanya ada pola yang salah dalam menggunakan air bersih dipapua tengah. Apakah
kebiasan minum air mentah menyebabkan mereka rentan dengan penyakit ? atau karena
kekuatan pikiran mereka yang menyebabkan tidak ada rasa sakit ditubuh. Ketika pikiran kita
mengatakan bahwa kita akan sakit jika meminum air hujan, maka kita akan sakit, tapi jika
sebaliknya maka kejadian yang akan terjadi terbalik pula. Kekuatan pikiran mungkin merupakan
sesuatu
kelebihan
masyarakat
di
papua
tengah.
Waktu berlalu kubergegas ke susteran untuk pergi makan siang bersama para pastur dan suster,
maklum sebagai tamu disini biasanya kami sering diajak makan bersama. Tak terbayangkan
bagaimana para pastur dan suster jaman dulu mendidik, menciptakan disiplin kerja dan
membangun
mental
masyarakat
papua
tengah.
Tanda salib mengakhiri doa, kami pun mulai menikmati makan siang yang sangat luar biasa
enaknya, udang danau yang besar, ikan mujair danau yang gurih dan lezat,warna orange wortel
yang masih menyalanyala dan terasa manis, sayur kol,buncis dan sup yang bertaburkan daun
seledri hijau. Sungguh lezat, semuanya organic tanpa ada zat kimia di pertanian rakyat papua.
Sungguh
luar
biasa
kesempatan
ini
menghampiri
diriku.
“Disini semua sayur ditanam tanpa pupuk kimia” Pastur marthin mulai menerangkan
“Ikan disini juga masih segar, tidak dikasih makan pelet atau makanan ikan lainnya”sambung
suster
odel
“Selamat datang dibumi cendrawasih pet, nanti kau kunjungi semua tempat dipinggiran danau,
bertemu petanipetani dan nelayan local, kamu akan melihat hal yang tidak pernah kamu lihat
sebelumnya
di
kotakota
besar”
tambah
pastur
Mike
“Amazing
Papua”jawabku
sambil
tersenyum.
“Tapi mengapa masyarakat disini masih meminum air hujan dan menggunakan air hujan sebagai
air untuk kegiatan seharihari, apa tidak pernah ada program air bersih disini ?” lanjutku.
“Sudah jadi kebiasan, dulu ada program air bersih, air dialirkan melalui pipa dari atas kekota,
namun ada beberapa masyarakat perlu air , langsung di pecahkan pipa air, katanya bapa ini
lewat ditanah saya, bapa harus bayar” suster mulai memberikan keterangan.
“mungkin kurangnya pendekatan secara pribadi dan masyarakat masih kurang menyadari
pentingnya air bersih di sini, padahal air ada dimanamana”
“seperti itulah disini pet, sulit menjelaskan dengan katakata apalagi masyarakat memiliki sifat
keras dengan pendirian yang kuat, kita harus benarbenar berusaha keras untuk memberikan
pengertian bahwa pentingnya air bersih bagi mereka, tapi seperti inilah kota ini”lanjut suster.
Rasanya kurang kalau sejam kami duduk makan siang, sambil menceritakan keindahan alam
papua. Akhirnya aku berjalan kembali menuju ke tempat peristirahatan kami. Sambil berjalan
sengatan matahari yang tak terasa membakar kulit karena udara yang begitu dingin. Aku
berhenti sejenak melihat dua anak duduk dibak air kecil yang sedikit kurang bersih. Mereka
duduk sambil memasukan tangannya ke dalam bak air, sambil mengambil air dan
meminumnya
.
“Selamat Siang” ujarku sambil menatap mata mereka berdua
“Siang
Pater”
“Panas
ya”
“Haus
pater,
kami
minum
dulu”
“Nggak
minum
dirumah
?”
“Ah sama saja” sambil kembali meminum air dari bak kecil.
Kududuk bersama mereka dan mulai bercanda tertawa bersama dibak kecil, hari ini kusadar
bahwa kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki. Dikota besar kita masih sempat
meminum air bersih meskipun kita harus mengeluarkan uang ekstra. Disini mereka yang kaya
akan sumber air, yang oleh Tuhan diberi kepada mereka tak terbatas, ternyata belum sempat
dikelola dengan baik, sehingga air hujan pun menjadi pilihan utama masyarakat pegunungan.
Padahal disetiap tanah papua, menggali tanah sedalam 36 meter saja air sudah begitu bersih,
sebening embun dipagi hari. Hanya saja belum terjadi perubahan perilaku untuk lebih
menggunakan air bersih sebagai bagian dari pada konsumsi hidup. Terima kasih untuk hari yang
indah ditanah papua, pelajaran yang indah kutemukan disini, semoga disuatu waktu kukembali
pipapipa yang dulunya dihancurkan kembali diperbaiki dan mengalirkan airair kehidupan bagi
masyarakat
daerah
pegunungan
papua
tengah.
Sebuah semboyan di airport enarotali yang akan selalu ku ingat Awetakoenaa Agapida =Hari
esok
yang
ceria.
Notes
:
Mengapa kami sering di panggil pastur ( Pater ) ? karena setiap orang yang tinggal di kevikepan
( tempat penginapan buat pastur dan frater yang bertugas di enarotali) dianggap sebagai pastur.
Papua Tengah merupakan bagian dari propinsi papua yang memiliki alam yang indah. Berada di
ketinggian lebih kurang 2000 Mdpl ( meter dari permukaan laut) serta memiliki suhu udara yang
cukup dingin . Danau paniai yang luas ,indah dan perawan ,belum tersentuh oleh penyelam
danau ,mungkin akibat dari airnya yang dingin, sedingin air es. Tanah yang subur dan hutan
yang
melimpah
ruah
di
setiap
sudut
bukit.
Ada beberapa hal yang cukup membuat kita sedikit bertanyatanya dan merasa lucu. Dengan
padatnya hutan papua yang seperti brokoli hijau dimana air yang melimpah ruah berada disini.
Titik mata air berada dimanamana , air yang bening dan dingin seger ada dimanamana dibumi
papua. Tapi bagaimana masyarakat disini menyikapi kekayaan alam bumi papua. Air yang
merupakan bagian penting dalam kehidupan kita seharihari apalagi kita yang hidup dikota
besar. Akan sangat penting arti air dan kita manusia kota menyadari maknanya , sementara
disini air begitu melimpah ruah , ada disetiap titik tapi orang masih kurang menghargaiinya.
Pagi ini udara cukup dingin suhu udara berkisar sekitar 17 derajat, terasa malas untuk keluar
dari tempat tidur. Selimut masih melingkari seluruh tubuhku, tapi suara lonceng gereja terus
berdentang. Seakanakan menyuruhku untuk segera keluar dari kemalasan diri. Kucoba bangkit
dari tempat tidur , brrrrrr dinginnya terasa menembus jaketku, segera kudekap kedua tanganku
untuk mencoba menghangatkan tubuhku, tetap saja dingin. Sandalpun terasa seperti baru
dikeluarkan dari lemari es, dingin menusuk ke tulang.
segera berjalan menuju ke lantai satu sambil membawa selembar handuk putih, menuju ke
kamar mandi. Hari pertama di enarotali mencoba merasakan sapaan selamat pagi dari alam
papua. Mata keran segera kuputar ..byurrrrrr …. Air pun mengalir dengan derasnya, sebening
embun , segera kuambil gayung, sambil mengambil kudakuda untuk menyiram diri dengan air
es. Byurrr … byurrrr wooooooowwwwww…..wooow..wooow… suaraku memenuhi kamar mandi .
kulitku memerah merona, uap uap hangat dari tubuh keluar , dari mulutku pun keluar seperti
asap rokok. Tak sampai sepuluh detik seluruh tubuh sudah dipenuhi sabun, byur byur…..
wowwwww……siraman air kedua, crotcrot bunyi sabun cair memenuhi tanganku dan mulai
merambah ke seluruh tubuh, membersihkan sisasisa kotoran yang masih menempel , tapi busa
sabun cairku tak sebanyak biasanya. Siraman air terakhir sebagai bilasan masih terasa
dinginnya sampai ke sumsum tulang. segera kuraih handukku secepat kilat mengeringkan
setiap sisa air ditubuh untuk mempercepat merasakan kehangatan . kurang dari 3 menit aku
sudah selesai menganti pakaian. Segera kuberjalan menuju dispenser berisi air hangat,
meminum segelas kopi panas segera mempercepat proses penghatan tubuh. Mencoba
menikmati
pagi
di
enarotali
papua
tengah.
Masyarakat sudah mulai memasuki gereja di pagi hari, sementara dari jendela penginapan
gereja kumenatap anakanak yang lagi bermain diluar gereja, kejarkejaran sambil tertawa riang.
Ingin rasanya kufoto, tapi takut nanti menjadi polemic dipagi yang indah. Akhirnya kuputuskan
untuk berdiri didepan pintu sambil melihat anakanak papua bermain. Tiga puluh menit kemudian
anakanak ini berjalan kesamping penginapan gereja menuju tong penampungan air hujan.
Mengambil gayung air sambil meminum air hujan. “Oh My God” sebuah pemandangan yang
tidak
biasanya
kulihat
.
“ade*, jangan minum air hujan nanti sakit”ujarku dengan muka mengerut
“Ah Pater**, tidak apaapa kami sudah biasa minum”jawab anak tersebut sambil tersenyum
“Tapi
air
itu
belum
dimasak
dan
kotor”
“Pater,kami tidak akan sakit, dengan minum air itu”sambil berjalanan melanjutkan permainan
kejarmengejar.
Wah air hujan diminum seakanakan tak ada lagi air ditanah papua. Sungguh sebuah peristiwa
yang tak pernah ditemukan dikota besar. Tak lama kemudian seorang anak kembali lagi ke tong
air tadi dan kembali meminumnya dengan menggunakan gayung . rasanya pingin menangis
melihat apa yang terjadi didepan mataku. Melarang mereka minum tidaklah menyelesaikan
masalah, dan ini masalah yang oleh kita orang kota menganggap masalah sementara
masyarakat local menganggap bahwa meminum air hujan di drum merupakan hal yang biasa.
Belum tenang pikiranku memikirkan bagiamana anak tadi minum. Seorang ibu membawa
anaknya dan meminum dari air hujan. Makin kacau dan bingung diriku. Jika anak kecil mungkin
karena mereka haus, sembarangan saja mereka minum tapi jika orang dewasa berarti kebiasaan
minum air didrum sudah meruapakan hal yang biasa. Kembali kedalam ruang tamu sembil
meneguk kopi panas mencoba menghangatkan tubuh, dan menenangkan diriku sejenak.
“Selamat pagi” suara sapaan membuatku menoleh ke pintu depan
“Selamat
pagi”sahutku
“Mau
antar
makanan,
dari
suster”
“Terima Kasih yaa, oh ya ade keran di pencucian nggak jalan airnya, apa jalur pipa yang rusak?”
tanyaku
“Kaka*** hanya pipa air dari tanki air penampung untuk cucian saja tidak mengalir,Mungkin
tangki
penampung
air
hujan
nya
yang
rusak”
“Apa… … air hujan?”suaraku tibatiba sedikit meninggi karena kaget
“Iya,kaka semua disini air hujan yang ditampung di tanki penampungan baru dialirkan ke kamar
mandi,tempat cuci piring dan kamar Kecil”jawabnya sambil tersenyum
Ehm pantasan waktu mandi busa sabun hanya sedikit sekali rupanya air hujan, menggosok gigi
juga dengan air hujan, sementara disini air melimpah ruah. Parah juga, janganjangan air
mineral
didispenser
dari
air
hujan
juga.
“Ton, air gallon didispenser isinya air apa” tanyaku kepada toni temanku yang sering ke
enarotali.
“Hahahah tenang pak itu air isi ulang kemarin sore saya beli”jawab toni sambil tertawa
“Saya
pikir
itu
air
hujan
lagi”
“ Hahaha, Waktu saya pertama kali ke sini, oleh pak selius air di gallon, diisi dari air dari drum air
hujan
didepan”
“Tau
dari
mana
Ton?”
tanyaku
penuh
selidik
“Saya sih sudah minum sehari baru ketahuan hehehe,pas mau minum saya liat air digelas ada
semacam bendabenda kecil hitam dan sedikit kecoklatan, saya Tanya pak selius airnya dibeli
dimana, dia jawab dengan santai tuh ambil dari drum depan banyak airnya”
“Amazing
ton
hehehe”
“Sampai
hari
ini
aku
nggak
mati
pet
hahahha”
Kami berdua pun tertawa bersamasama mentertawakan keanehan disini dan pola pikir kita yang
berbeda. Rasanya ada pola yang salah dalam menggunakan air bersih dipapua tengah. Apakah
kebiasan minum air mentah menyebabkan mereka rentan dengan penyakit ? atau karena
kekuatan pikiran mereka yang menyebabkan tidak ada rasa sakit ditubuh. Ketika pikiran kita
mengatakan bahwa kita akan sakit jika meminum air hujan, maka kita akan sakit, tapi jika
sebaliknya maka kejadian yang akan terjadi terbalik pula. Kekuatan pikiran mungkin merupakan
sesuatu
kelebihan
masyarakat
di
papua
tengah.
Waktu berlalu kubergegas ke susteran untuk pergi makan siang bersama para pastur dan suster,
maklum sebagai tamu disini biasanya kami sering diajak makan bersama. Tak terbayangkan
bagaimana para pastur dan suster jaman dulu mendidik, menciptakan disiplin kerja dan
membangun
mental
masyarakat
papua
tengah.
Tanda salib mengakhiri doa, kami pun mulai menikmati makan siang yang sangat luar biasa
enaknya, udang danau yang besar, ikan mujair danau yang gurih dan lezat,warna orange wortel
yang masih menyalanyala dan terasa manis, sayur kol,buncis dan sup yang bertaburkan daun
seledri hijau. Sungguh lezat, semuanya organic tanpa ada zat kimia di pertanian rakyat papua.
Sungguh
luar
biasa
kesempatan
ini
menghampiri
diriku.
“Disini semua sayur ditanam tanpa pupuk kimia” Pastur marthin mulai menerangkan
“Ikan disini juga masih segar, tidak dikasih makan pelet atau makanan ikan lainnya”sambung
suster
odel
“Selamat datang dibumi cendrawasih pet, nanti kau kunjungi semua tempat dipinggiran danau,
bertemu petanipetani dan nelayan local, kamu akan melihat hal yang tidak pernah kamu lihat
sebelumnya
di
kotakota
besar”
tambah
pastur
Mike
“Amazing
Papua”jawabku
sambil
tersenyum.
“Tapi mengapa masyarakat disini masih meminum air hujan dan menggunakan air hujan sebagai
air untuk kegiatan seharihari, apa tidak pernah ada program air bersih disini ?” lanjutku.
“Sudah jadi kebiasan, dulu ada program air bersih, air dialirkan melalui pipa dari atas kekota,
namun ada beberapa masyarakat perlu air , langsung di pecahkan pipa air, katanya bapa ini
lewat ditanah saya, bapa harus bayar” suster mulai memberikan keterangan.
“mungkin kurangnya pendekatan secara pribadi dan masyarakat masih kurang menyadari
pentingnya air bersih di sini, padahal air ada dimanamana”
“seperti itulah disini pet, sulit menjelaskan dengan katakata apalagi masyarakat memiliki sifat
keras dengan pendirian yang kuat, kita harus benarbenar berusaha keras untuk memberikan
pengertian bahwa pentingnya air bersih bagi mereka, tapi seperti inilah kota ini”lanjut suster.
Rasanya kurang kalau sejam kami duduk makan siang, sambil menceritakan keindahan alam
papua. Akhirnya aku berjalan kembali menuju ke tempat peristirahatan kami. Sambil berjalan
sengatan matahari yang tak terasa membakar kulit karena udara yang begitu dingin. Aku
berhenti sejenak melihat dua anak duduk dibak air kecil yang sedikit kurang bersih. Mereka
duduk sambil memasukan tangannya ke dalam bak air, sambil mengambil air dan
meminumnya
.
“Selamat Siang” ujarku sambil menatap mata mereka berdua
“Siang
Pater”
“Panas
ya”
“Haus
pater,
kami
minum
dulu”
“Nggak
minum
dirumah
?”
“Ah sama saja” sambil kembali meminum air dari bak kecil.
Kududuk bersama mereka dan mulai bercanda tertawa bersama dibak kecil, hari ini kusadar
bahwa kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki. Dikota besar kita masih sempat
meminum air bersih meskipun kita harus mengeluarkan uang ekstra. Disini mereka yang kaya
akan sumber air, yang oleh Tuhan diberi kepada mereka tak terbatas, ternyata belum sempat
dikelola dengan baik, sehingga air hujan pun menjadi pilihan utama masyarakat pegunungan.
Padahal disetiap tanah papua, menggali tanah sedalam 36 meter saja air sudah begitu bersih,
sebening embun dipagi hari. Hanya saja belum terjadi perubahan perilaku untuk lebih
menggunakan air bersih sebagai bagian dari pada konsumsi hidup. Terima kasih untuk hari yang
indah ditanah papua, pelajaran yang indah kutemukan disini, semoga disuatu waktu kukembali
pipapipa yang dulunya dihancurkan kembali diperbaiki dan mengalirkan airair kehidupan bagi
masyarakat
daerah
pegunungan
papua
tengah.
Sebuah semboyan di airport enarotali yang akan selalu ku ingat Awetakoenaa Agapida =Hari
esok
yang
ceria.
Notes
:
Mengapa kami sering di panggil pastur ( Pater ) ? karena setiap orang yang tinggal di kevikepan
( tempat penginapan buat pastur dan frater yang bertugas di enarotali) dianggap sebagai pastur.