KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH BERBASIS ISO 9001: 2008 DI SMKN 3 KENDAL Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis ISO 9001:2008 di SMKN 3 Kendal.

1

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH BERBASIS ISO 9001: 2008
DI SMKN 3 KENDAL

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada
Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Disusun Oleh:
Sri Murtini Retnaningsih
Q.100.110.173

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

2


NASKAH PUBLIKASI

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH BERBASIS ISO 9001: 2008
DI SMKN 3 KENDAL

Disusun
Sri Murtini Retnaningsih
Q.100.110.173

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof.Dr. Bambang Sumardjoko

Drs. Budi Sutrisno, M.Pd


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

3

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH BERBASIS ISO 9001: 2008
DI SMKN 3 KENDAL
1

Sri Murtini, 2Bambang Sumardjoko, 3Budi Sutrisno
1
Tenaga Pendidik Kab. Kendal
2
Staf Pengajar UMS Surakarta
3
Staf Pengajar UMS Surakarta
Abstract

The study objective was to describe the characteristics of school

leadership-based ISO 9001:2008 in human resource management, infrastructure
management and fund management at SMK 3 Kendal. This type of research is
qualitative research. Key Person is a Principal research. Data collection by
interview, observation and documentation. Data analysis techniques with data
reduction, data presentation and conclusion. Results showed (1) The principal
teachers recruited as HR in SMKN 3 Kendal by way of selection. Principals
examine pedagogical and professional skills of teachers. Perform selection in 4
stages (stage administration, writing, interviewing, and micro teching). Principals
establish minimal criteria for prospective teachers certified in accordance with the
field. Provide direction and guidance of the teacher as a motivation for teachers to
better manage the learning spirit. Supervise principals do to improve teacher
performance. (2) The principal complementary infrastructure such as provision of
learning programs LCD, air conditioning, overhead projector, computer and books
supporting learning and libraries. Appointed deputy head of the school principal
to become manager of infrastructure. Principals monitor the use and optimum
utilization of infrastructure facilities so as to know his condition. (3) raising
operational funds obtained through the BOS budget, and other activities.
Principals appoint a teacher as treasurer and treasurer recommends that the funds
do not carry cash, but in order to enter the school fund in the bank for security.
Principals oversee the use of funds to the fullest by giving ACC on each

disbursement and usage and, and treasurer asked to report internally once a week,
and every month is open.
Keywords: Leadership, principal, based on ISO.

PENDAHULUAN
Kepala sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang
mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Ia harus
dapat memastikan bahwa sistem kerjanya berjalan lancar dan semua sumber daya

4

yang diperlukan untuk mencapai hasil harus tersedia secukupnya dengan kualitas
yang memadai. Namun, kepala sekolah mengelola sebuah lembaga yang sangat
istimewa yaitu sekolah sebagai lembaga formal pendidikan yang akan sangat
mewarnai masa depan anggota utamanya peserta didik.
Upaya yang harus dilakukan dalam rangka memperbaiki mutu sumber
daya manusia adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan Bafadal (dalam
Syukri, 2011: 1). Fokus utama yang harus diperhatikan dalam peningkatan mutu
pendidikan adalah peningkatan institusi sekolah sebagai basis utama pendidikan,
baik aspek manajemen, sumber daya manusia, maupun sarana dan prasarananya.

Standar Nasional Pendidikan (SNP) meliputi 8 (delapan) standar, yaitu
standar isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
kompetensi lulusan, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian. SNP dapat
diperkaya, dikembangkan, diperluas, diperdalam melalui adaptasi atau adopsi
terhadap standar pendidikan yang dianggap reputasi mutunya diakui secara
internasional. Dalam upaya untuk memperoleh hasil pendidikan yang bermutu,
sekolah sebagai penyelenggara pendidikan dituntut melakukan pengelolaan
pendidikan yang bermutu pula. untuk dapat menjadi sekolah bermutu, salah satu
standar yang bisa diterapkan untuk menjadi sekolah standar internasional adalah
dengan memenuhi persyaratan ISO khususnya Sistem Manajemen Mutu ( SMM )
ISO 9001: 2008 (Apriyanto, 2010: 2).
ISO 9001 adalah standar internasional tentang sistem manajemen mutu
(SMM). Standar tersebut diterbitkan pertama kali pada tahun 1987 dan direvisi
pada tahun 1994, 2000 dan 2008 (Souza Poza dkk, 2009). ISO 9001 memiliki 8
prinsip utama yaitu (Lam, dalam Nurcahyo, 2011: 155): 1) Fokus pada pelanggan,
2) Kepemimpinan, 3) Keterlibatan Personel, 4) Pendekatan Proses, 5) Pendekatan
Sistem untuk Pengelolaan, 6) Perbaikan Terus Menerus, 7) Pendekatan
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta, 8) Hubungan Saling Menguntungkan
dengan Pemasok.
Kondisi kinerja di SMKN 3 Kendal sebelum mendapat sertifikat ISO 9001

ini masih menampakkan minimnya manajemen kepemimpinan yang lemah . Hal
ini terlihat dari tersedianya SDM yang masih rendah, kualifikasi tenaga pendidik

5

yang masih minim dan banyaknya tenaga non PNS. Dalam hal sarana prasarana,
nampak pada kurang lengkapnya media pembelajaran, sehingga pihak sekolah
masih harus bekerjasama dengan pihak luar sekolah pada saat pembelajaran.
Dalam hal pengelolaan dana, bagian administrasi masih lemah dalam pembukuan
sebagai laporan dan kurang tepatnya penggunaan dana yang tersedia, sehingga
masih ada beberapa pos yang membutuhkan pendanaan namun dana sudah
teralokasikan pada keperluan yang lain.
Kondisi SMKN 3 Kendal setelah mendapat sertifikat ISO 9001 tahun
2011 , usaha kepala sekolah dalam mempertahankan predikat sertifikat ini cukup
tinggi. Terutama dalam mengemban posisi kepala sekolah baik kapasitasnya
sebagai manajer, supervisor maupun administrator. Sejak diperolehnya sertifikat
ISO 9001 ini, kinerja personil di SMKN 3 Kendal sudah mulai bertahan dan
meningkat. Hal ini terlihat dari SDM yang sudah memiliki kompetensi cukup
layak sebagai guru dan juga karyawan, pengelolaan baik pengadaan maupun
penggunaan sarpras yang lebih maksimal, dan juga pada bidang pengelolaan dana,

kepala sekolah sudah cukup mampu mengalokasikan sesuai perencanaan yang
matang di awal, sekaligus penggunaan dan pelaporan yang cukup signifikan. Hal
ini juga dapat terlihat dengan adanya kerja sama yang semakin erat antar personil
sekolah, komunikasi yang lancar, kehadiran seluruh personil sekolah yang
meningkat serta laporan perkembangan kemampuan belajar siswa dari para
guru,sehingga tahun 2011 dan 2012 SMK N 3 Kendal telah meraih peringkat I
rata-rata Ujian Nasional (UN) di kabupaten Kendal.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis ISO 9001: 2008 di SMKN 3
Kendal”.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian tentang
data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, katakata disusun dalam kelimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti
dengan informan. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif karena

6

permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis, dan penuh makna.
Menurut Harsono (2008: 155) penelitian kualitatif disebut juga dengan penelitian

naturalistik. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi. Pendekatan
etnografi dalam penelitian kualitatif terbanyak berasal dari bidang antropologi dan
penekannya pada studi keseluruhan budaya (Moleong, 2006: 25). Studi etnografi
mendiskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok sosial atau sistem.
Etnografi bertugas membuat pelukisan mendalam (thick descriptions) yang
menggambarkan kejamakan ”struktur-struktur konseptual yang kompleks”,
termasuk asumsi-asumsi yang tidak terucap dan yang dianggap sebagai kewajaran
(taken for grandeted) mengenai kehidupan. penelitian etnografi melibatkan
aktifitas belajar mengenai dunia orang yang telah belajar melihat, mendengar,
berbicara, berpikir, dan bertindak dengan cara yang berbeda.Dalam penelitian
kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri (
Sugiyono, 2008: 59 ). Hubungan dan komunikasi yang baik antara peneliti dan
subyek sebelum, selama dan sesudah memasuki lapangan merupakan kunci utama
keberhasilan pengumpulan data dalam penelitian (Ekosusilo, 2003:41). Dalam
penelitian ini melibatkan orang yang berperan sebagai orang kunci (key person).
Dalam hal ini adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan guru SMKN 3
Kendal.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
: Wawancara mendalam, Observasi, Dokumentasi. Analisis data dalam penelitian
ini menggunakan teknik analisis data dalam situs yang dikembangkan oleh Miles

Huberman, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Ada empat pokok permasalahan yang diperhatikan para peneliti dalam
melakukan penelitian kualitatif untuk menguji dan sekaligus menjadi kriteria
mengenai keabsahan temuan penelitian, yaitu kredibilitas, transferabilitas,
dependabilitas dan konfirmabailitas (Sugiyono, 2008: 366).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kepemimpinan kepala sekolah berbasis ISO 9001: 2008 dalam pengelolaan
sumber daya manusia di SMKN 3 Kendal.

7

Perekrutan guru di SMKN 3 Kendal melalui berbagai tahapan yang cukup
ketat, sehingga diharapkan mampu memperolah tenaga pendidik yang profesional.
Proses perekruten tenaga pendidik di SMKN 3 ini dilakukaan dalam 4 tahap, yaitu
tahap seleksi administrasi, tahap tes tertulis, tahap tes wawancara, dan tahap tes
micro teaching.”
Keempat tahapan ini merupakan tahapan yang harus dilalui oleh calon
pendidik sebagai tahapan seleksi kelengkapan administrasi dan tahap uji
kompetensi calon guru profesional. Penentuan calon guru dilakukan dengan
pemberian rangking dari hasil seleksi dari tim perekrut. Masing-masing tahapan

tersebut mendapat skor 25. Sehingga dari keempat tahap ini calon guru akan
memperolah nilai maksimal skor 100. Selain ditentukan oleh rangking, penentuan
calon guru adalah adanya standart minimal nilai seleksi yang harus diperoleh
peserta adalah sebesar 75. Jika berada di bawah standart maka otomatis calon guru
sudah dianggap gugur karena dipandang kurang layak sebagai guru di SMKN 3
Kendal.
Dalam proses pemberdayaan guru di SMKN 3 juga, kepala sekolah
melakukan berbagai cara yang tujuannya agar para guru memiliki kompetensi
profesional. Karena saya berharap semua guru memiliki kompetensi yang sama
secara profesional. Bimbingan dan arahan ini sifatnya pemberian motivasi ,
harapannya semua guru lebih semangat dalam mengelola pembelajaran di kelas.
Bimbingan ini berupa serangkaian bimbingan dan pembinaan perencanaan
perangkat pembelajaran, pembinaan dalam pelaksanaan dan pengelolaan guru di
kelas, serta dalam melakukan evaluasi pembelajaran yang baik dan benar.
Pembinaan perencanaan berupa pembinaan

kepada guru mengenai perangkat

pembelajaran meliputi silabus, RPP dan penentuan media pembelajaran, dalam
pelakasanaan pembelajaran berupa arahan atau motivasi kepada para guru dalam

mengelola kelas yang baik dan benar. Sedangkan bimbingan evalusi kepala
sekolah kepada guru berupa arahan agar para guru mampu melakukan proses
penilaian pembelajaran pada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa dan
keberhasilan pembelajaran.

8

Untuk meningkatkan kinerja guru di SMKN 3 Kendal ini, kepala sekolah
melakukan supervisi. Supervisi ini dilakukan dalam bentuk supervisi administrasi
guru dan supervisi pembelajaran guru di kelas. Supervisi administrasi saya
lakukan secara rutin setiap minggu, yaitu pada hari Sabtu. Sedangkan supervisi
pembelajaran guru saya lakukan secara acak dan sifatnya tidak terjadwal, hal ini
dimaksudkan agar guru selalu bersiap siaga dalam mengelola pembelajaran di
kelas. Pertama, supervisi administrasi, supervisi ini dilakukan setiap minggu
sekali yaitu pada hari sabtu, tujuannya adalah untuk megecek perangkat
pebelajaran dan kelengkapan administrasi guru dalam pembelajaran. Kedua,
berupa supervisi guru pada pembelajaran di kelas. Hal ini dimaksudkan agar
kepala sekolah mengetahui seberapa besar kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran di kelas.
Kepemimpinan kepala sekolah berbasis ISO 9001: 2008 dalam pengelolaan
sarana prasarana di SMKN 3 Kendal.
Pada dasarnya di SMKN 3 Kendal ini, pengelolaan sarana dan prasarana
sudah diatur dan ditata secara baik. Kepala sekolah mengharapkan perlengkapan
ini mampu mendukung pelaksanaan pembelajaran siswa secara maksimal. Kepala
sekolah mengedepankan kualitas sarana prasarana yang ada secara maksimal,
sehingga pada program ini ada kelebihan kualitas sarpras dibandingkan dengan
SMK lain. Kepala sekolah menjadikan sarana dan prasarana sebagai sesuatu yang
sangat penting bagi pengembangan pembelajaran. kepala sekolah berasumsi
bahwa pembelajaran tanpa kelengkapan sarpras yang memadai maka akan
terhambat. Oleh karenanya beliau selalu mengedepankan sarpras di SMKN 3
Kendal ini.
Pada kenyataannya bahwa Kepala sekolah memiliki aktivitas dan tanggung
jawab yang banyak, maka kepala sekolah meminta bantuan wakil kepala sekolah
dibantu staf guru lain untuk menghandel dan memantau secara optimal
pengelolaan sarana prasarana yang ada di SMKN 3 Kendal. Saya juga
memberikan surat tugas khusus kepada beberapa guru yang cakap dalam
menduduki posisi sebagai pengelola sarpras di di SMKN 3 Kendal. Hal ini

9

sebagai kebijakan kepala sekolah karena beliau sadar bahwa tugas kepala sekolah
cukup banyak.
Kepala sekolah mengamati dan mempelajari kebutuhan–kebutuhan yang
diperlukan oleh siswa dan guru SMKN 3. Kepala sekolah memerlukan masukanmasukan dari berbagai pihak antara lain ketua jurusan dan guru – guru program
keahlian dalam rapat – rapat koordinasi dan pengamatan secara langsung oleh
kepala sekolah; Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dan menjaga situasi pembelajaran agar tetap kondusif sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan visi dan misi SMKN 3
Kendal.
Kepala sekolah berusaha melakukan pengawasan, pemantauan terhadap
pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana di SMKN 3 sebagai bentuk
tanggung jawab. Sebagai pimpinan di SMKN 3 ini, kepala sekolah tidak harus
berfikir sendiri atas tugasnya, melainkan kepala sekolah dalam menentukan
kebijakannya, selalu berkoordinasi dengan guru-guru yang lain, dengan
pemberian job description. Layaknya sekolah lainnya, di SMKN 3 Kendal ini pun
masih ada beberapa hambatan yang menjadi kendala. Di antaranya yang cukup
berpengaruh adalah minimnya dana yang dimiliki, dan ataupun suntikan dana dari
pemerintah yang masih kurang sesuai yang dibutuhkan untuk membeli
perlengkapan sarpras.
Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis ISO 9001: 2008 dalam pengelolaan
dana di SMKN 3 Kendal
Kepala sekolah memiliki peranan pokok dalam pengendalian dan
pengeloalaan dana di Sekolah. Artinya, kepala sekolah tidak menangani secara
langsung melainkan memberikan job description kepada para guru yang
dipandang memiliki kompetensi dan keahlian di bidangnya.
Kepala SMKN 3 Kendal menggalang dana operasional dengan melalui
anggaran BOS dari pemerintah dan dari orang tua siswa, selain itu pihak sekolah
memperoleh dana dari berbagai kegiatan-kegiatan baik kegiatan internal maupun
eksternal, namun yang lebih dominan adalah dana bersumber dari dana BOS.

10

Adapun sumber dana yang berasal dari kegiatan SMKN 3, ada yang bersifat
internal dan juga eksternal. Kegiatan internal seperti pelaksanaan bazar di SMKN
3 Kendal yang biasa dilaksanakan di akhir tahun ajaran sebagai rangkaian
perpisahan. Dana yang bersumber dari orang tua merupakan dana sumbangan
yang sifatnya relative sesuai kemampuan orang tua siswa.
Kepala sekolah meminta bantuan kepada salah satu guru yang dipandang
cakap dan mampu dalam mengelola keuangan guna pengurusan dana operasioanal
di SMKN 3 Kendal. Maka kepala sekolah menugaskan salah satu guru yang
memang memiliki keahliannya..Agar keberadaan dana operasional di SMKN 3
Kendal dilihat aman terkendali, kepala sekolah menyarankan kepada bendahara
dana BOS agar menitipkan di Bank terdekat. Hal ini dimaksudkan agar tidak
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, dalam arti untuk menjaga keamanan dana
dan memudahkan dalam sirkulasi. Kepala sekolah menganjurkan kepada
bendahara agar tidak terlalu banyak membawa dana cash. Bendahara diharapkan
memasukkan dana sekolah di bank terdekat yaitu BRI dan Bank Jateng. Hal ini
agar uang aman dari pencurian dan kehilangan. Kepala

SMKN 3 Kendal

mengijinkan bendahara hanya membawa uang cash maksimal 1 juta. Jika ada
kebutuhan lebih dari 1 juta maka harus mengambil di Bank dan harus dihabiskan
pada hari itu juga.
Kepala sekolah juga hanya memperbolehkan bendahara mencairkan dana di
bank sesuai dengan jumlah kebutuhan sekolah. Artinya, saya tidak begitu saja
mengeluarkan dana, namun saya juga memperhitungkan jumlahnya sesuai dengan
alokasi anggaran yang ada.
Kepala sekolah juga selalu memberikan pengawasan penggunaan dana
BOS ini setiap waktu. Hal ini untuk mengantisipasi kondisi keuangan sekolah
agar tetap aman, namun kebutuhan sekolah juga tetap tercukupi. Pengawasan ini
dilakukan kepala sekolah kepada kinerja bendahara dalam pengelolaan dana BOS.
selaku kepala sekolah selalu mengawasi penggunaan dana operasional di SMKN 3
ini secara maksimal. Pengawasan juga dapat berupa permintaan kepala sekolah
kepada bendahara dalam bentuk laporan bendahara baik berupa laporan mingguan
secara non formal, maupun laporan keuangan oleh bendahara dalam bentuk

11

formal pada setiap awal bulan per tanggal 1. Laporan ini dimaksudkan agar setiap
penggunaan dana oleh bendahara selalu diketahui oleh kepala sekolah sebagai
bentuk pengawasannya.
Kepala sekolah melalui bendahara memberikan pelaporan penggunaan dana
sekolah secara terbuka untuk mengurangi kecurigaan dari pihak lain, dan
memberikan transparansi kepada sesama jajaran guru. Laporan keuangan kepada
kepala sekolah ini dilakukan setiap awal bulan pada saat pelaksanaan rapat
bulanan antar sesama guru dan karyawan di SMKN 3 kendal. Dengan adanya
laporan keuangan secara terbuka ini diharapkan agar ada masukan dari para guru
mengenai pengelolaan dana yang baik dan benar.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan dari penelitian ini adalah:
Kepala sekolah merekrut guru cara seleksi. Kepala sekolah melakukan seleksi
dalam 4 tahap. Tahap administrasi, tahap tertulis, tahap wawancara, dan tahap
micro teching. Kepala sekolah memberikan bimbingan dan arahan sebagai
motivasi agar guru lebih semangat dalam mengelola pembelajaran di kelas.
Kepala sekolah mengadakan pembinaan guru berupa workshop di awal tahun
ajaran biasanya di adakan pada bulan juli sebelum tahun ajaran dimulai, mengenai
pembelakan guru dalam pengelolaan perangkat pembelajaran yang sempurna,
efektif dan efisien. Kepala sekolah melakukan supervisi untuk mengetahui dan
meningkatkan kinerja guru di SMKN 3 Kendal. Supervisi ini dilakukan dalam
bentuk supervisi administrasi dan supervisi pembelajaran guru di kelas.
Kepala sekolah mengedepankan kualitas sarana prasarana yang ada secara
maksimal, sehingga pada program ini ada kelebihan kualitas sarpras dibandingkan
dengan SMK lain.Kepala sekolah menunjuk wakil kepala sekolah untuk menjadi
pengelola sarana prasarana; Kepala sekolah juga memberikan surat tugas khusus
kepada beberapa guru yang cakap dalam menduduki posisi sebagai pengelola
sarpras di SMKN 3 Kendal. Kepala sekolah mengamati dan mempelajari
kebutuhan–kebutuhan yang diperlukan oleh siswa dan guru SMKN 3. Kepala
sekolah memantau penggunaan dan pemanfaatan sarana prasarana, betul-betul

12

dimanfaatkan seoptimal mungkin atau tidak. Kepala sekolah juga memantau
sarana prasarana yang ada, dalam kondisi baik atau rusak. Saya mengelola sarana
dan prasarana berdasarkan masukan dari ketua program keahlian secara khusus.
Karena saya juga sangat membutuhkan dan menghargai masukan dari guru – guru
program keahlian sebagai bahan pertimbangan terhadap berbagai kebijakan saya
nantinya.

Penggalangan Dana operasional di SMKN 3 kendal diperoleh melalui

anggaran BOS dari pemerintah dan dari orang tua siswa dan dari berbagai
kegiatan-kegiatan. Kepala sekolah menunjuk salah satu guru di smkn 3 menjadi
bendahara, sebagai tugas tambahan. Kepala sekolah menganjurkan kepada
bendahara agar tidak terlalu banyak membawa dana cash dengan memasukkan
dana sekolah di bank BRI dan Bank Jateng agar uang aman dari pencurian dan
kehilangan. Kepala sekolah mengawasi penggunaan dana operasional di SMKN 3,
dengan pemberian ACC atas setiap pencairan dan penggunaan dana. Kepala
sekolah meminta laporan kepada bendahara setiap seminggu sekali secara
internal, dan setiap awal bulan secara terbuka.
Saran yang bisa diajukan dalam penelitian adalah bagi kepala sekolah:
Agar kepala sekolah mampu memiliki kompetensi yang mumpuni sebagai Top
Leader sehingga mampu mengelola SDM di SMKN 3 Kendal secara efektif dan
efisien. Agar kepala sekolah memiliki kompetensi professional sebagai manager
sehingga mampu mengelola sarpras yang ada di SMKN 3 Kendal secara efektif
dan efisien. Agar kepala sekolah memiliki kompetensi professional sebagai
advisor sehingga mampu mengelola pendanaan yang ada di SMKN 3 Kendal
secara efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Adi. 2010. ISO 9001: 2008 – Sistem Manajemen Mutu (COQ-01). http://qimsconsulting.com/?p=70. Diakses pada tanggal 12 Januari 2012.
Anonim. 2009. Penyimpanan Dokumen.
http://tirman.files.wordpress.com/2010/05/sistem-penyimpanan.pdf. Diakses
pada tanggal 12 Januari 2012.

13

Anonim. 2011. Implementasi Sistem Manajemen Mutu Dan Layanan Akademik
Guru terhadap Prestasi Siswa Di SMA Kategori RSBI Kota Bandung
Propinsi Jawa Barat.
http://abstrak.digilib.upi.edu/Direktori/TESIS/ADMINISTRASI_PENDIDI
KAN/0808215__B_A_K_H_R_U_D_I_N/T_ADP__0808215_Chapter1.pdf.
Diakses pada tanggal 12 Januari 2012.
Apriyanto. 2010. Efektifitas Implementasi SMM ISO 9001: 2008 Pada
Pendidikan Kejuruan. Www.apriyatno.blogspot.com. Diakses pada tanggal
12 Januari 2012.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Manajemen Pendidikan.. Jakarta: Rineka Cipta.
Farina. 2011. Penerapan ISO 9001-2008 Bagi Sekolah.
http://www.smkn1badegan.sch.id/index.php?option=com_content&view=art
icle&id=55:iso&catid=34:sekolah&Itemid=37. Diakses pada tanggal 12
Januari 2012
Harsono. 2008. Model-model Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Miles, Mattew B dan Amichael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku
Sumber tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohisi.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Moleong, 2006. Metode penelitian kualitatif. Bandung : Penerbit PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis
Implementasi. Bandung: Rosda Karya

Sekolah

Konsep,

Strategi,

dan

Nurcahyo. 2011. Studi Penerapan ISO 9001 Pada Layanan Administrasi Di
Perguruan TinggI XYZ Study On Implementation of ISO 9001 in Higher
Education XYZ on Administration Services.
http://www.bsn.go.id/files/348256357/jurnal%20Vol%2013%20No3%2020
11/JS-2011-3%20ISI%201.pdf. Diakses pada tanggal 12 Januari 2012.
Panyinggih. 2008. Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Di
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UMS.
http://etd.eprints.ums.ac.id/7842/1/D600050060.pdf. Diakses pada tanggal
12 Januari 2012.
Sagala. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta

14

Sallis. 2006. Total Quality Management in Education (Manajemen Mutu
Pendidikan). Jogjakarta: IRCiSoD
Samino. 2009. Pengantar Manajemen Pendidikan, Membangun Nilai-Nilai
Keilmuan dan Keislaman Berbasis Nasional. Kartasura: fairuz Media.
Setyawan. 2008. Sertifikasi ISO 9001:2008 : Seberapa Sulit?
http://www.infometrik.com/2009/09/sertifikasi-iso-90012008-seberapasulit/. Diakses pada tanggal 12 Januari 2012.
Setyawan. 2009. Prinsip Dasar ISO 9001:2008. http://www.infometrik.com/wpcontent/uploads/2009/06/PRINSIP-DASAR-ISO-9001.pdf. Diakses pada
tanggal 12 Januari 2012
Spradley. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sugiyono, 2008. Bandung : Penerbit Alvabeta. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Supratitno. 2009. Apa itu Dokumen. http://arsiparis.blogspot.com/2008/06/apa-itudokumen.html. Diakses pada tanggal 12 Januari 2012.
Suryana. 2007. Penelitian Teori Hubungan Nasional: dari Tradisional ke
Kontemporer. Jakarta: Graha Lindu.
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: PT Asdi
Mahastya.
Sutomo. 2005. Manajemen Sekolah. Semarang: UNNES PRESS.
Syukri. 2011. Tinjauan Manajemen Mutu Sekolah Di Kota Depok Berdasarkan
ISO 9001/IWA-2.
http://www.bsn.go.id/files/348256349/Litbang%202010/prosiding%202010
%20JAKARTA/tinjauan%20manajemen%20mutu%20sekolah.pdf. Diakses
pada tanggal 12 Januari 2012.

Wikipeda. 2010. Sekolah. http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah. Diakses pada
tanggal 12 Januari 2012.
Yudithea. 2010. Cara Penyimpanan Dokumen yang Efisien.
http://yudithea.wordpress.com/2010/05/19/cara-penyimpanan-dokumenyang-efisien/. Diakses pada tanggal 12 Januari 2012.