PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHTPADA MATERI PECAHAN DI KELAS VIISMP NEGERI 2 KISARANT.A 2012/2013.

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
SISWA

YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT
PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII
SMP NEGERI 2 KISARAN
T.A 2012/2013

Oleh

Nama

: Ulfah Syuhada Nasution

NIM

: 408111103

Program Studi


: Pendidikan Matematika

.

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2013

iv

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa yang
diajar dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD dan NHT pada Materi
Pecahan di Kelas VII SMP Negeri 2 Kisaran T.A. 2012/2013”. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Prof.Dr. Mukhtar, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd,
Bapak Drs. Syafari, M.Pd, dan Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibunda Nurhaidah
dan Ayahanda Ir. Syarifuddin Nst, MM, Suami tercinta Muhammad Okto

Zainuddin Siregar,SE, Anakku Muhammad Daud Abdurrahman Siregar, Kakak
Mawaddah Sari Nst, SKm, Abang Haqqi Annazili Nst, S.Pd, dan adikku Atikah
Rahmah Nst yang terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis
menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Bambang Hermoyo, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 2 Kisaran, dan Sofyan
Soury Lubis, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 2 Kisaran
yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman – teman kelas
Matematika DIK A reguler 2008 (Wiraswesti, Widy, Onya, Dela dan teman –
teman lainnya), kemudian kepada teman kos 52 (Ovie, Kak Nida, Kak Nyalmi)

v

yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan
skripsi ini, dan juga beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan,

Januari 2013

Penulis,

Ulfah Syuhada Nst
408111103

iii

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT
PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII
SMP NEGERI 2 KISARAN
T.A 2012/2013


Ulfah Syuhada Nasution (408111103)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang
signifikan antara kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD pada
materi Pecahan di kelas VII SMP Negeri 2 Kisaran. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kisaran dan yang dijadikan sebagai
sampel sebanyak 2 kelas yang diambil secara acak. Pada kelas eksperimen 1
diberi perlakuan pengajaran dengan menggunakan model kooperatif Tipe STAD,
sedangkan pada kelas eksperimen 2 diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes kemampuan
pemecahan masalah sebanyak lima soal yang sebelumnya telah diujicobakan ke
kelas lain di luar sampel penelitian untuk melihat validitas dan reliabilitas.
Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas tes.
Normalitas diuji dengan menggunakan uji Liliefors dan homogenitas dengan
menggunakan uji F. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bawa sampel
berdistribusi normal dan homogen.
Hasil penelitian hasil belajar siswa kelas eksperimen 1 yang diajar dengan

menggunakan model kooperatif Tipe NHT, diperoleh rata – rata pretes sebesar
39,789 dan rata – rata postes sebesar 78,737 sedangkan hasil belajar siswa kelas
eksperimen 2 yang diajar dengan mengunakan model kooperatif tipe STAD
diperoleh rata – rata pretes sebesar 37,474 dan rata – rata postes sebesar 70,474.
Dari analisa data postest dengan menggunakan uji-t pada taraf  = 0,05
diperoleh thitung > ttabel sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa yang diajar dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD dan NHT
pada Materi Pecahan di kelas VII SMP Negeri 2 Kisaran T.A. 2012/2013.

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel

Daftar Gambar
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
iv
vii
viii
ix
x

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian

1.6 Manfaat Penelitian

1
5
6
6
6
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Proses Belajar
2.2
Pembelajaran Matematika
2.2.1
Pengertian Model Pembelajaran
2.2.2
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
2.2.3
Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

2.2.4
Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT
2.2.5
Masalah
2.2.6
Masalah Matematika
2.2.7
Strategi Pemecahan Masalah
2.3 Uraian Materi
2.4 Kerangka Konseptual
2.5 Pengujian Hipotesis

8
9
10
12
14
15
18
19

19
26
34
35

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Rancangan Penelitian
3.5 Instrumen Penelitian
3.6 Teknik Pengumpulan data atau Prosedur
3.6.1. Tahap Persiapan
3.6.2. Tahap Pelaksanaan
3.6.3. Tahap Akhir
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1. Validitas Tes
3.7.2. Reabilitas Tes

36

36
36
37
37
40
40
40
40
42
42
44

vii

3.7.3. Menghitung rata-rata skor
3.7.4. Menghitung standard deviasi
3.7.5. Uji Normalitas
3.7.6. Uji Homogenitas
3.7.7. Uji Hipotesis
3.7.8. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

45
45
45
47
47
49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.1. Nilai Pretest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B
4.1.2. Nilai Postest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1. Uji Normalitas Data
4.2.2. Uji Homogenitas Data
4.2.3. Pengujian Hipotesis
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

51
51
53
55
55
56
57
58

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

62
62

DAFTAR PUSTAKA

64

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model pembelajaran
Gambar 2.2 Langkah pemecahan masalah wankat dan oreovocz
Gambar 2.3 Peragaan 1 Pecahan
Gambar 2.4 Peragaan 2 Pecahan
Gambar 2.5 Peragaan 3 Pecahan
Gambar 2.6 Peragaan 4 Pecahan
Gambar 2.7 Peragaan 5 Pecahan
Gambar 2.8 Peragaan 6 Pecahan
Gambar 2.9 Peragaan 7 Pecahan
Gambar 2.10 Peragaan 8 Pecahan
Gambar 3.1 Alur Tahapan Penelitian

Halaman
12
26
27
28
28
29
29
30
30
31
41

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran STAD ( RPP I)
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NHT ( RPP II)
Lampiran 3 Lembar Kegiatan Siswa I
Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa II
Lampiran 5 Kisi –Kisi Pretest
Lampiran 6 Kisi-kisi Postest
Lampiran 7 Pretest
Lampiran 8 Postest
Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian Soal Pretest
Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Soal Postest
Lampiran 11 Penyekoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Lampiran 12 Tabulasi Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen A dan
Eksperimen B
Lampiran 13 Data Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen A
dan Eksperimen B
Lampiran 14 Validitas dan Reabilitas Tes
Lampiran 15 Prosedur Perhitungan Rata –rata, varians, dan Simpangan baku
Lampiran 16 Perhitungan Uji Normaitas
Lampiran 17 Perhitungan Uji Homogenitas
Lampiran 18 Perhitungan Uji Hipotesis
Lampiran 19 Perhitungan Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa
Lampiran 20 Lembar Observasi (pembelajaran Kooperatif Tipe NHT)
Pertemuan I
Lampiran 21 Lembar Observasi (pembelajaran Kooperatif Tipe NHT)
Pertemuan II
Lampiran 22 Lembar Observasi (pembelajaran Kooperatif Tipe NHT)
Pertemuan III
Lampiran 23 Lembar Observasi (pembelajaran Kooperatif Tipe STAD)
Pertemuan I
Lampiran 24 Lembar Observasi (pembelajaran Kooperatif Tipe STAD)
Pertemuan II
Lampiran 25 Lembar Observasi (pembelajaran Kooperatif Tipe STAD)
Pertemuan III
Lampiran 26 Perhitungan Hasil Observasi

71
77
84
87
91
93
95
98
101
106
110
112
128
135
136
143
155
160
166
172
174
176
178
180
182
184

DAFTAR PUSTAKA
Aanchoto (2009) (http://aanchoto.sman1ampekangkek.com/2009/09/26/defenisikarakteristik matematika/) (accessed februari 2012)
Afarendi (2012) http://mjafareffendi.wordpress.com/2012/03/13/teori-belajarmatematika-menurut-23-ahli/ (accessed februari 2012)
Arikunto, S.2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Erankkyas (2011) http://erankyas.blogspot.com/2011/05/pemecahan-masalahdalam-matematika.html (accessed februari 2012)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
2010. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar
Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan.
Medan:FMIPA Unimed.
Herdy (2012) http//herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-modelmetode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/
(accessed
juni
2012)
Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Munandir, M. 2009. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta : Pustaka publisher.
Muslich, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara
Muttaqin
(2009) http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuanpembelajaran-matematika/ (accessed februari 2012)
Shadiq,f. ( 2004). Jurnal matematika: Pemecahan masalah, Penalaran, dan
komunikasi, Widyaswara PPPG Matematika Yogyakarta
Slavin, E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Bandung : Tarsito.
Sukirman, 2008. Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumarmo, Utari dkk. 1994. Suatu Alternatif Pengajaran Untuk Meningkatkan
Kemempuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Guru dan Siswa SMP.
Bandung: Pendidikan Matematika FPMIPA Bandung.
Sriudin (2011) http://www.sriudin.com/2011/03/langkah-langkah-pembelajarankooperatif.html (accessed februari 2012)
Winataputra. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta:PAU-PPAI.
Wena, M. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.
Zainurie (2007) http://zainurie.files.wordpress.com/2007/12/ppp pembelajaran
kooperatif.pdf ),

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai
pencetak sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Pendidikan bukanlah suatu
hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang dinamis sehingga menuntut
adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus. Perubahan dapat
dilakukan dalam hal metode mengajar.
Tujuan pendidikan nasional berdasarkan PP No 19 Tahun 2005 adalah
“Menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Salah
satu perwujudannya melalui pendidikan bermutu pada setiap satuan pendidikan di
Indonesia.”
Guru memegang peranan penting dan strategis dalam dunia pendidikan.
Pengajar, pendidik, dan pelatih para siswa, guru merupakan agen perubahan sosial
(agent of social change) yang mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku umat
manusia menuju kehidupan yang lebih baik, lebih bermartabat, dan lebih mandiri.
Arah pembinaan dan peningkatan kualitas pengajar dan pendidik hendaknya
diorientasikan pada pembentukan guru efektif yaitu guru yang mau dan mampu
mendayagunakan segenap potensi internal maupun eksternal secara optimal untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusi
positif tercapainya masyarakat yang cerdas dan bermartabat melalui sikap logis
dan berfikir logis. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan
bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi dalam
mengikuti zaman yang selalu berubah, tidak pasif dan kompetitif. Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) untuk mata pelajaran matematika untuk seluruh jenjang
pendidikan sekolah bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada peserta
didik agar dapat memecahkan masalah dengan merancang model matematika
sampai menafsirkan solusi yang diperoleh terhadap permasalahan yang timbul
(Erankyas, 2011).
Masalah pendidikan matematika yang bertambah jumlahnya di Indonesia
merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika di
sekolah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah-sekolah dengan presentase jam pelajaran yang paling banyak dibanding
dengan mata pelajaran yang lainnya. Siswa dalam mempelajari pelajaran
matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati
dan kalau bisa dihindari. Ketakutan - ketakutan dari siswa tidak hanya disebabkan
oleh siswa itu sendiri, melainkan kurangnya kemampuan guru untuk menciptakan
situasi yang dapat memberikan ketertarikan pada siswa terhadap matematika.
Pecahan merupakan salah satu materi pelajaran matematika yang wajib
diajarkan kepada seluruh siswa sekolah tingkat dasar dan menengah. Konsep
pecahan dan operasinya merupakan konsep yang sangat penting untuk dikuasai
sebagai bekal untuk mempelajari bahan matematika berikutnya dan bahan bukan
matematika yang terkait. Materi pecahan sering digunakan dalam menyelesaikan
satu permasalahan yang kompleks terutama dalam banyak model matematika.
Berdasarkan hasil pengumpulan informasi awal penulis terhadap siswa kelas VII1 dan VII-2 (50 siswa) tahun 2011/2012 SMP Negeri 2 Kisaran menunjukkan
siswa 63,2 % menganggap matematika itu sulit, di mana sebanyak 65,8 %
menyatakan kesulitan pada materi bilangan pecahan. Alasannya sebanyak 47,4 %
siswa menganggap guru tidak jelas menerangkan, 34,2 % menganggap memang
materi pecahan sulit, dan siswa 28,9 % mengaku kurang teliti, sisanya mengaku
kurang latihan (tidak belajar).
Materi pecahan sering membingungkan para siswa dalam menyelesaikan
suatu masalah, terutama apabila permasalahan pecahan terdapat pada soal – soal
cerita. Hal ini merupakan salah satu materi yang dianggap kurang menarik oleh
para siswa. Guru harus memilih model pembelajaran yang baik, sehingga materi

yang kurang menarik dapat menjadi menarik bagi para siswa. Model pembelajaran
matematika pada saat ini lebih dipengaruhi pandangan konvensional bahwa
matematika alat yang siap pakai. Pandangan ini mendorong guru bersikap
cenderung memberitahu konsep/ teorema dan cara menggunakannya. Guru
cenderung mentransfer pengetahuan yang dimiliki ke pikiran siswa dan siswa
menerimanya secara pasif dan tidak kritis. Sikap ini sering memberikan kebuntuan
berfikir siswa dimana siswa dapat menggunakan rumus tetapi tidak tahu dari mana
asalnya rumus itu dan mengapa rumus itu digunakan, dengan kata lain siswa
hanya dapat menggunakan rumus tersebut sebagai alat menjawab pertanyaan dan
bukan mencari solusi dan pemecahan masalah dari masalah yang muncul.
Kenyataan dilapangan juga menunjukkan hal yang tidak diinginkan.
Berdasarkan hasil penelitian OECD PISA oleh dukungan Bank Dunia terhadap
7.355 siswa usia 15 tahun dari 290 siswa SLTP/SMA/SMK se-Indonesia pada
tahun 2003 diketahui bahwa 96% dari siswa tersebut hanya mampu menguasai
matematika sebatas memecahkan satu permasalahan sederhana, mereka belum
mampu menyelesaikan masalah yang kompleks dan masalah yang rumit
(Erankyas, 2011).
Hasil wawancara dengan Ibu maria ginting salah satu guru matematika di SMP
Negeri 2 Kisaran mengatakankan bahwa:
“Kebanyakan siswa beranggapan matematika itu sulit, siswa kurang
tertarik belajar matematika, kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah matematika tergolong cukup rendah, untuk soal – soal cerita,
mereka sangat kesulitan dalam mengubahnya kedalam bentuk
matematika sehingga mereka sangat kerepotan dalam menyelesaikannya,
hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa cukup rendah”.
Pemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam
pembelajaran matematika, sehingga hampir disemua Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar dijumpai penegasan diperrlukannya kemampuan pemecahan
masalah. Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI)
Mata Pelajaran, salah satu tujuan Mata Pelajaran matematika SMP adalah agar
siswa mampu memecahkan masalah matematika yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh (Depdiknas, 2006). Oleh karena itu setiap guru,
khususnya guru SMP yang mengelola pembelajaran matematika perlu memahami
maksud dari memecahkan masalah matematika. Selain itu setiap guru juga harus
melatih keterampilannya dalam membantu siswa belajar memecahkan masalah
matematika.
Sukirman (2008) mengatakan bahwa:
”Mengajarkan pemecahan masalah memungkinkan siswa menjadi lebih
analitis dalam mengambil keputusan dikehidupan. Pengertian lainnya,
apabila kepada siswa diajarkan pemecahan masalah maka siswa akan
mampu mengambil keputusan, siswa memiliki keterampilan tentang
bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisisnya
menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah
diperolehnya.”
Oleh karena itu perlunya pemilihan model pembelajaran yang menarik dan
tepat yang dapat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif merupakan pilihan yang banyak digunakan oleh
para pengajar pada saat ini. Model pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar
belajar kelompok atau kelompok kerja, karena dalam model kooperatif harus ada
struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi secara terbuka

dan hubungan-hubungan yang bersifat

interpendensi yang efektif antara anggota kelompok.
Slavin (2005) mengatakan bahwa:
“Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat bekerjasama dan
mengakui perbedaan pendapat dengan orang lain. Setiap tipe pada model
pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan dan kekurangan yang
berbeda beserta keefektifan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
dalam pelaksanaanya. “
Seorang guru harus terampil menerapkan suatu model pembelajaran pada
suatu materi pembelajaran yang akan disampaikan. Bahkan dalam menerapkan
suatu tipe model pembelajaran harus hati-hati dan dapat melihat karakteristik tipe
suatu model pembelajaran , karena tidak semua tipe tersebut dapat diterapkan
pada semua mata pelajaran. Hal ini karena menyangkut hasil akhir atau prestasi
belajar siswa, apabila seorang guru tidak dapat menerapkan tipe model

pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran yang dicapai tidak
maksimal.
Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan Student Teams
Achievement Division (STAD) merupakan dua model pembelajaran kooperatif
yang dianggap dapat membangkitkan ketertarikan siswa terhadap materi
matematika dan membuat siswa lebih aktif, mendorong kerjasama antar siswa
dalam mempelajari suatu materi, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa. Berdasarkan uraian permasalahan yang ada, penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Perbedaan Kemampuan
Pemecahan masalah Matematika Siswa dengan

Menggunakan

Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan NHT pada Materi Pecahan di
Kelas VII SMP Negeri 2 Kisaran”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa bukan hanya
bersumber pada kurangnya kemampuan siswa, tetapi juga dipengaruhi oleh
adanya kelemahan dari model pembelajaran yang digunakan guru.
2. Aktifitas belajar yang rendah dimungkinkan kurangnya motivasi dan
keterlibatan dalam penghayatan, pengertian suatu konsep. Untuk meningkatkan
aktivitas belajar perlu diupayakan pendekatan atau model pembelajaran yang
dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar agar siswa menguasai tujuantujuan intruksional yang harus dicapai.
3. Dalam menerapkan tipe suatu tipe model pembelajaran harus hati-hati dan
dapat melihat karakteristik tipe suatu model pembelajaran, karena tidak semua
tipe tersebut dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, terutama
matematika.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
penelitian ini dibatasi hanya pada pokok bahasan Pecahan, kemampuan
pemecahan masalah siswa dan aktivitas siswa yang diajar dengan menggunakan
model kooperatif tipe STAD dan NHT di SMP Negeri 2 Kisaran.
D. Perumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat
perbedaan yang signifikan pada kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa yang ajar dengan menggunakan model pembelajaran koopertif tipe STAD
dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi Pecahan ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan serta
melihat kebenaran kontribusi proses pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran NHT yang diterapkan dalam
pengajaran Matematika pada siswa SLTP kelas VII guna meningkatkan kualitas
proses pembelajaran. Penelitian juga bertujuan untuk merangsang keberanian dan
konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun
kelompok. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa oleh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran NHT dalam kegiatan
belajar mengajar Matematika.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara umum penelitian memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan
untuk dapat memperbaiki kemampuan pemecahan masalah matematika peserta
didik. Kemampuan ini

dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta berperan sebagai umpan
balik dalam dunia pendidikan.
2. Manfaat praktis
a) Sebagai masukan bagi pengajar (guru) dan sekolah untuk menerapakan model
pembelajaran yang dapat memperbaiki kemampuan pemecahan masalah siswa
dan juga aktifitas belajarnya.
b) Sebagai pendidik maka pengetahuan selama mengadakan penelitian dapat
ditransformasikan kepada peserta didik pada khususnya, maupun pada
masyarakat luas pada umumnya, juga Sebagai bahan acuan, perbandingan
ataupun referensi bagi para peneliti yang melakukan penelitian yang sejenis.

ii

RIWAYAT HIDUP
Ulfah Syuhada Nasution dilahirkan di Padang Sidimpuan, pada tanggal
18 April 1990. Ibu bernama Nurhaida dan Ayah bernama Ir. Syarifuddin,MM. dan
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk
SD Swasta CokroAminoto Kisaran. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah
di SMP Negeri 1 Kisaran dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis
melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Kisaran dan lulus pada tahun 2008. Pada
tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan. Penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA
Swasta Dipanegara Tebing Tinggi selama 3 bulan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh
beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata postest kelas eksperimen A adalah
78,737 atau terdapat peningkatan dengan rata-rata 38,948 dan nilai rata-rata
postest kelas eksperimen B adalah 70,474 atau terdapat peningkatan dengan
rata-rata 33.
2. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang
diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT dan dengan
menggunakan model kooperatif tipe STAD pada materi Pecahan di kelas VII
SMP Negeri Kisaran T.A. 2012/2013.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
1.

Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT ataupun STAD sebagai salah satu alternatif dalam memilih model
pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa.

2.

Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran
kooperatif sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3.

Kepada siswa, khususnya siswa SMP Negeri 2 Kisaran disarankan untuk
saling bekerjasama dalam diskusi kelompok terutama dalam memecahkan
masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran matematika.

4.

Kepada calon peneliti berikutnya agar mengadakan penelitian yang sama
dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda sehingga hasil
penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan
matematika.

Dokumen yang terkait

ERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SUB POKOK BAHASAN LAYANG-LAYANG DAN TRAPESIUM KELAS VII SMP MUH

0 7 18

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

0 6 7

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MUSIK SEBAGAI PENGIRING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

0 3 38

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII

7 60 285

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 ULUJAMI

0 0 11

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 0 15

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI TEKANAN

0 2 20

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD 2 JURANG

0 1 24

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE DAN TIPE MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DI KELAS VIII MTs AL-WASHLIYAH TANJUNG MULIA - Repository UIN Sumatera Utara

1 1 8