Analisis Switcher Buyer, Habitual Buyer, Satisfied Buyer, Liking of the Brand, Committed Buyer Produk Supplement.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This study aims to determine the level of consumer brand loyalty on the product supplement and determine the loyalty pyramid arrangement, which includes a switcher, habitual buyer, satisfied buyers, liking of the brand, and committed buyer for the product supplement. The results of 100 students showed that: more and more consumers who are "habitual buyers" who buy just out of habit and the availability of goods


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat brand loyalty konsumen atas produk supplement dan mengetahui susunan piramida loyalitas, yang meliputi switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand, dan committed buyer atas produk supplement. Hasil penelitian atas 100 orang mahasiswa menunjukkan bahwa: lebih banyak konsumen yg berada di “habitual buyer” yang membeli hanya karena kebiasaan dan tersedianya barang.

Kata kunci: Brand Loyalty, Switcher Buyer, Habitual Buyer, Satisfied Buyer, Liking of the Brand.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRACT vi

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kajian Pustaka………..8

2.2 Rerangka Pemikiran ... 13


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN... 15

3.1 Jenis Penelitian ... 15

3.2 Populasi & Sample Penelitian ... 15

3.3 Metode Pengambilan Sampel ... 15

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 17

3.5 Uji Pendahuluan ... 20

3.5.1 Uji Validitas ... 20

3.5.2 Uji Reabilitas ... 20

3.6 Metode Analisis Data ... 21

3.6.1 Rata-rata Hitung (Mean) ... 21

3.6.2 Standard Deviation (SD) ... 21

3.6.3 Prosentase (%) ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 23

4.1 Uji Validitas Kuesioner... 23

4.2 Uji Reliabilitas Kuesioner... 24

4.3 Perhitungan Prosentase... 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

5.1 Kesimpulan ... 30

5.2 Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Hirarki Brand Loyalty dengan Brand Equity Lemah (A), Hirarki

Brand Loyalty dengan Brand Equity Kuat (B)……….. 11 Gambar 2 Rerangka Pemikiran ………... 13 Gambar 3 Rerangka Teoeitis ………... 14


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional Variabel Tingkat Brand

Loyalty………. 17

Tabel 4.1 Tabel Hasil Validitas ………... 23

Tabel 4.2 Reliability Statistics Switcher Buyer……….. 24

Tabel 4.3 Reliability Statistics Statisfied Buyer……….. 24

Tabel 4.4 Reliability Statistics Liking of the Brand ………. 25

Tabel 4.5 Reliability Statistics Committed Buyer ………. 26

Tabel 4.6 Tabel Hasil Frekuensi ………... 27

Tabel 4.7 Hasil Prosentase masing-masing atribut ……… 28


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Hasil SPSS


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan yang semakin hebat antara penyedia produk supplement belakangan ini bukan hanya disebabkan globalisasi, tetapi lebih disebabkan karena Konsumen semakin cerdas, sadar harga, dan banyak menuntut. Menjadi konsumen cerdas ketika memilih dan membeli barang selalu berdasarkan perhitungan yang teliti dan cerdik (Mari Elka Pangestu, 2011). Harga menjadi suatu ukuran tentang mutu produk bila pembeli mengalami kesulitan dalam mengevaluasi produk-produk yang kompleks (Cravens: 1998). Sejauh ini konsumen semakin lama semakin rasional. Alasan utama membeli produk adalah karena kualitas riil barang dan harga, akibatnya sangat mudah bagi konsumen untuk beralih ke merek lain yang mempunya kualitas mirip. Kegiatan promosi dan harga yang bersaing secara tidak langsung mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Konsumen selalu ingin mencoba sesuatu yang baru (LeBoeuf:1992). LeBoeuf juga menjelaskan bahwa konsumen dapat berpindah merek karena 4 faktor yaitu kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh produk sebelumnya, tidak puas dengan layanan yang diberikan pemilik merek, karena ada merek lain yang lebih menjanjikan dan adanya keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru. Maka suatu perusahaan sangat membutuhan loyalitas dari konsumen mereka.

Maka untuk menciptakan suatu loyalitas, pemasar terlebih dahulu harus membangun kepercayaan konsumen terhadap merek.Pada pengertian yang umum,


(9)

BAB 1 PENDAHULUAN

2 Universitas Kristen Maranatha loyalitas merupakan suatu pernyataan setia oleh konsumen terhadap merek, pelayanan, tempat, kategori produk, dan aktivitas-aktivitas (Uneles, Dowling, Hammond, 2002).Loyalitas merek tidak dapat dicapai tanpa adanya pengujian kepercayaan terhadap merek dan bagaimana hubungannya dengan loyalitas (Lau, Lee, 1999).Maka kepercayaan terhadap merek merupakan hal yang penting dan menjadi salah satu faktor kunci dalam mengembangkan loyalitas terhadap merek.

Worehel (1979) seperti dikutip oleh Lau, Lee (1999) menyatakan bahwa kepercayaan akan melibatkan suatu harapan dari kelompok lain dan akan menyebabkan suatu hasil positif, meskipun kemungkinan lain akan menyebabkan hasil yang negatif. Maka kepercayaan dapat diartikan sebagai suatu keinginan untuk saling mempercayai antar relasi (Moorman et al., 1992).Lewis, Weigert (1985) seperti dikutip oleh Lau, Lee (1999) berpendapat bahwa kepercayaan bukan hanya prediksi tetapi sudah menjadi keyakinan yang dihadapkan oleh risiko.

Integritas perusahaan di belakang suatu merek merupakan persepsi konsumen terhadap hal-hal yang bertahan pada satu set prinsip yang bisa diterima, seperti memelihara janji, etis, dan jujur (Mayer et al., 1995 dalam Lau, Lee, 1999). Definisi ini sangat dekat dengan definisi tentang integritas pada umumnya. Tingkat integritas perusahaan tergantung pada konsistensi dari tindakan perusahaan tersebut dimasa yang lalu, komunikasi yang dapat dipercaya, adil, dan kesesuaian antara perkataan yang mereka janjikan dengan tindakan yang mereka lakukan. Self concept (konsep diri) dapat diartikan sebagai suatu pemikiran dan perasaan individu dengan mengacu pada diri sendiri (Sirgy, 1982; Hong, Zinkhan, 1995 dalam Lau, Lee, 1999). Self concept meliputi identitas peran, sifat-sifat personal, hubungan, fantasi, rasa


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

3 Universitas Kristen Maranatha memiliki, dan simbol-simbol lain yang digunakan oleh individu untuk tujuan kreasi dan pemahaman diri (Schouten, 1991 dalam Jamal, Goode, 2001).

Hal ini menyebabkan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya persaingan yang menuntut perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya. Persaingan perusahaan untuk memperebutkan pelanggan tidak lagi terbatas pada atribut produk atau kegunaan suatu produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya.Merek yang mampu memberikan kesan yang berarti bagi konsumen akan lebih mudah mendapat perhatian khusus dari konsumen (Dewanty Dewi Perdana, 2009). Para pemasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya menjadi pelanggan setia atau loyal. Kesuksesan dalam persaingan akan dapat dipenuhi apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Tjiptono, 1997: 19). Mempertahankan semua pelanggan yang ada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian pelanggan, hal ini disebabkan karena biaya untuk menarik pelanggan baru jauh lebih besar dibandingkan mempertahankan seorang pelanggan yang sudah ada. Jadi mempertahankan pelanggan sama dengan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Persaingan berbagai merek supplement membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam merancang strategi pemasarannya. Salah satu cara agar dapat merebut pangsa pasar adalah dengan memperoleh pelanggan sebanyak-banyaknya. Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

4 Universitas Kristen Maranatha konsumen menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan dan terciptanya loyalitas pelanggan (Tjiptono, 1997: 24). Jika konsumen puas terhadap merek tertentu,maka akan terus membelinya dan menggunakannya bahkanmerekomendasikan hal-hal yang positif selama menggunakan merek tersebut kepada orang lain. Dengan timbulnya rasa puas terhadap merek tersebut maka tercipta kepercayaan pada merek tersebut yang menyebabkan loyalitas.

Perusahaan harus bisa menciptakan suatu ukuran keterkaitan dengan pelanggan. Ukuran ini harus memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan memerlukan berbagai usaha seperti menawarkan produk berkualitas dengan harga bersaing yang merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan, yang akhirnya dapat memberikan nilai kepuasan yang lebih tinggi kepada pelanggan.Pelanggan kini memiliki tuntutan nilai yang jauh lebih besar dan beragam karena pelanggan dihadapkan pada berbagai pilihan berupa barang maupun jasa yang dapat mereka beli. Dalam hal ini penjual harus memberikan kualitas produk yang dapat diterima, karena bila tidak pelanggan akan segera beralih kepada produk pesaing.

Implementasi konsep hubungan pemasaran memungkinkan adanya loyalitas pelanggan, karena hubungan pemasaran berusaha memantapkan, memelihara, dan memperkuat hubungan antara perusahaan dengan pelanggan, dengan memandang pelanggan sebagai partner (Dwyer, Schurr, & Oh, 1987; Zulganef 2002).Pelanggan yang loyal dapat memantapkan sumber pembiayaan suatu lembaga, sekaligus


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

5 Universitas Kristen Maranatha menjadi strong word of mouth cenderung lebih rendah untuk berpindah (switch).Enam alasan mengapa suatu institusi perlu mendapatkan loyalitas pelanggannya.Pertama: pelanggan yang ada lebih prospektif, artinya pelanggan loyal akan memberi keuntungan besar kepada institusi. Kedua: biaya mendapatkan pelanggan baru jauh lebih besar berbanding menjaga dan mempertahankan pelanggan yang ada. Ketiga: pelanggan yang sudah percaya pada institusi dalam suatu urusan akan percaya juga dalam urusan lainnya. Keempat: biaya operasi institusi akan menjadi efisien jika memiliki banyak pelanggan loyal. Kelima: institusi dapat mengurangkan biaya psikologis dan sosial dikarenakan pelanggan lama telah mempunyai banyak pengalaman positif dengan institusi. Keenam: pelanggan loyal akan selalu membela insatitusi bahkan berusaha pula untuk menarik dan memberi saran kepada orang lain untuk menjadi pelanggan (Kotler, Hayes dan Bloom 2002). Jadi loyalitas sangat penting bagi bisnis komersial.

Dalam aktivitas pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu, dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut dan tidak terlepas dari kualitas produk yang baik.

Perilaku jenis konsumen yang berbeda-beda dalam pembelian suatu produk menyebabkan perusahaan harus lebih menyiapkan strategi secara lebih matang. Hal ini didukung dengan adanya banyak konsumen yg memiliki tingkatan loyalitas yang berbeda-beda. Ini ditunjukan pada adanya tingkatkatan brand pyramid pada komsumen supplement


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

6 Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai “Analisis Switcher Buyer, Habitual Buyer, Satisfied Buyer, Liking of the

Brand, dan Committed produk supplement

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana Switcher Buyer, Habitual Buyer, Satisfied Buyer, Liking of the Brand, dan Committed Buyer produk supplement?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat brand loyalty konsumen atas produk supplement yang meliputi switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand, dan committed buyer.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, peneliti berharap bahwa hasil yang diperoleh akan memberikan kontribusi kepada:

1. Perusahaan

Dengan pentelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan pertimbangan sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menetapkan strategi-strategi untuk mengaplikasikan tingkatan-tingkatan loyalitas ke perusahaannya. 2. Akademisi


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

7 Universitas Kristen Maranatha Dengan penelitian yang kami buat akan memberikan dampak positif terhadap akademisi yang melihat penelitian kami.

3. Pihak-pihak lain

Diharapkan mampu memberikan gambaran yang berguna bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian tentang manajemen pemasaran.


(15)

30 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis deskriptif yang dilakukan terhadap produk supplement, maka didapatkan hasil prosentase switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand, dan committed buyer atas shampoo merek Clear berturut-turut adalah 14%, 73%, 59,33%, 48%, dan 40%. Hal ini menandakan bahwa lebih banyak habitual buyer. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa produk supplement memiliki tingkat brand loyalty yang kurang baik di kalangan 100 orang yang fitness

5.2 Saran

Pentingnya bagi setiap perusahaan dalam menetapkan strategi didalam memasarkan produknya kepada pelanggan, khususnya disetiap bidang tingkat brand loyalty. Berdasarkan analisis tingkatan brand loyalty yang telah dilakukan diketahui bahwa perilaku jenis konsumen akan selalu berbeda-beda. Hal ini harus cepat diwaspadai dan diantisipasi apabila pada suatu produk mengalami brand loyalty dengan brand equity lemah berdasarkan analisis tingkat brand loyalty. Sehingga penulis menyarankan untuk meningkatkan iklan produk terhadap supplement agar tingkat brand loyalty naek ke “satisfied buyer”


(16)

31 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

.

Aaker, David A., 1991. Managing Brand Equity. New York: The Free Press. Bearman, B. (2001). Retail Management: A Strategic Approach. Prentice Hall. New Jersey.

________, 1997) Manajemen Ekuitas Merek. (Aris Ananda, Trans.). Jakarta: Mitra Utama.

Durianto, D., Sugiarto, & Sitinjak, T., 2001. Strategi Menaklukkan Pasar melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia.

Efferin, S., Darmadji, S.H. & Tan, Y., 2004. Metode Penelitian untuk Akuntansi. Malang: Bayumedia Publishing.

Fornel, Claes. 1992. A National Customer Satisfaction Barometer: The Swedish Experience. Journal of Marketing. Vol. 56, January, 6-21.

Hair, J.F.Jr., Anderson, R.E., Tatham, R.L. & Black, W.C., 1998. Multivariate Data Analysis (5th ed. Intl. ed.). Upper Saddle River: Prentice Hall Intl., Inc.

Herizon & Maylina, Wenny. April 2003. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan terhadap Merek pada konsumen pasta gigi Pepsodent di Surabaya. Ventura. Vol. 6. No. 1, 98-115.

Hatane, Semuel 2006. Ekspektasi Pelanggan dan Aplikasi Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas Toko Modern dengan Kepuasan Pelanggan sebagai Intervening. Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol. 1. No. 2. Oktober, 53-64.


(17)

32 Universitas Kristen Maranatha Hurriyati, Ratih. 2005. Bauran pemasaran dan loyalitas konsumen. Bandung:

Alfabeta. Komitmen. 2004. Tanggal akses 27 September 2007.

Kotler, Philip & Keller, K.L., 2006. Marketing Management. (12th ed.). Upper Saddle River: Pearson Education, Inc.

Lovelock, C. & Wright, L., 2002. Principles of Service Marketing and Management. (2nd ed.).

Upper Saddle River: Pearson Education, Inc. Maulana, Ishak. 2007. Personal Interview. September 22. Marthin: Analisis Tingkat Brand Loyalty pada Produk Shampoo

Palupi, D.H., 2005. Potret Loyalitas Konsumen 2005. Swasembada. No. 02/XXI, Januari 19–Februari 2, 26-34.

Palupi, D.H., 2006. Para Kampium Pencetak Loyalitas Pelanggan 2006. Swasembada. No. 06/XXII, Maret 23-April 5, 30-44.

Peter, J.P. & Oslon, J.C., 2003. Consumer Behavior and Marketing Strategy (6th ed.). Singapore: McGraw Hill.

Santoso, S., 2002. SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo. Schiffman, L. G. & Kanuk, L.L., 2004. Consumer Behavior (8th ed.). New Jersey:

Prentice-Hall International, Inc.

Singarimbun, M. & Effendi, S., (Editor). 2005. Metode Penelitian Survai (edisi Revisi). Jakarta: LP3ES.


(18)

33 Universitas Kristen Maranatha Sugiarto, Siagian, D., Sunaryanto, L.T. & Oetomo, D.S., 2001. Teknik Sampling.

Jakarta: Gramedia.

Testimoni. 2007. http://hs1vs3.com/testimoni.htm. Tanggal akses 28 September 2007.


(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

6 Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai “Analisis Switcher Buyer, Habitual Buyer, Satisfied Buyer, Liking of the

Brand, dan Committed produk supplement

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana Switcher Buyer, Habitual Buyer, Satisfied Buyer, Liking of the

Brand, dan Committed Buyer produk supplement?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat brand loyalty konsumen atas produk supplement yang meliputi switcher, habitual buyer, satisfied buyer,

liking of the brand, dan committed buyer.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, peneliti berharap bahwa hasil yang diperoleh akan memberikan kontribusi kepada:

1. Perusahaan

Dengan pentelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan pertimbangan sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menetapkan strategi-strategi untuk mengaplikasikan tingkatan-tingkatan loyalitas ke perusahaannya. 2. Akademisi


(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

7 Universitas Kristen Maranatha

Dengan penelitian yang kami buat akan memberikan dampak positif terhadap akademisi yang melihat penelitian kami.

3. Pihak-pihak lain

Diharapkan mampu memberikan gambaran yang berguna bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian tentang manajemen pemasaran.


(3)

30 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis deskriptif yang dilakukan terhadap produk supplement, maka didapatkan hasil prosentase switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer,

liking of the brand, dan committed buyer atas shampoo merek Clear berturut-turut

adalah 14%, 73%, 59,33%, 48%, dan 40%. Hal ini menandakan bahwa lebih banyak habitual buyer. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa produk supplement memiliki tingkat brand loyalty yang kurang baik di kalangan 100 orang yang fitness

5.2 Saran

Pentingnya bagi setiap perusahaan dalam menetapkan strategi didalam memasarkan produknya kepada pelanggan, khususnya disetiap bidang tingkat brand

loyalty. Berdasarkan analisis tingkatan brand loyalty yang telah dilakukan diketahui

bahwa perilaku jenis konsumen akan selalu berbeda-beda. Hal ini harus cepat diwaspadai dan diantisipasi apabila pada suatu produk mengalami brand loyalty dengan brand equity lemah berdasarkan analisis tingkat brand loyalty. Sehingga penulis menyarankan untuk meningkatkan iklan produk terhadap supplement agar


(4)

31 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

.

Aaker, David A., 1991. Managing Brand Equity. New York: The Free Press. Bearman, B. (2001). Retail Management: A Strategic Approach. Prentice Hall. New Jersey.

________, 1997) Manajemen Ekuitas Merek. (Aris Ananda, Trans.). Jakarta: Mitra Utama.

Durianto, D., Sugiarto, & Sitinjak, T., 2001. Strategi Menaklukkan Pasar melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia.

Efferin, S., Darmadji, S.H. & Tan, Y., 2004. Metode Penelitian untuk Akuntansi. Malang: Bayumedia Publishing.

Fornel, Claes. 1992. A National Customer Satisfaction Barometer: The Swedish

Experience. Journal of Marketing. Vol. 56, January, 6-21.

Hair, J.F.Jr., Anderson, R.E., Tatham, R.L. & Black, W.C., 1998. Multivariate Data

Analysis (5th ed. Intl. ed.). Upper Saddle River: Prentice Hall Intl., Inc.

Herizon & Maylina, Wenny. April 2003. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan terhadap Merek pada konsumen pasta gigi Pepsodent di Surabaya. Ventura. Vol. 6. No. 1, 98-115.

Hatane, Semuel 2006. Ekspektasi Pelanggan dan Aplikasi Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas Toko Modern dengan Kepuasan Pelanggan sebagai Intervening. Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol. 1. No. 2. Oktober, 53-64.


(5)

32 Universitas Kristen Maranatha

Hurriyati, Ratih. 2005. Bauran pemasaran dan loyalitas konsumen. Bandung: Alfabeta. Komitmen. 2004. Tanggal akses 27 September 2007.

Kotler, Philip & Keller, K.L., 2006. Marketing Management. (12th ed.). Upper

Saddle River: Pearson Education, Inc.

Lovelock, C. & Wright, L., 2002. Principles of Service Marketing and Management.

(2nd ed.).

Upper Saddle River: Pearson Education, Inc. Maulana, Ishak. 2007. Personal Interview. September 22. Marthin: Analisis Tingkat Brand Loyalty pada

Produk Shampoo

Palupi, D.H., 2005. Potret Loyalitas Konsumen 2005. Swasembada. No. 02/XXI, Januari 19–Februari 2, 26-34.

Palupi, D.H., 2006. Para Kampium Pencetak Loyalitas Pelanggan 2006. Swasembada. No. 06/XXII, Maret 23-April 5, 30-44.

Peter, J.P. & Oslon, J.C., 2003. Consumer Behavior and Marketing Strategy (6th

ed.). Singapore: McGraw Hill.

Santoso, S., 2002. SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Schiffman, L. G. & Kanuk, L.L., 2004. Consumer Behavior (8th ed.). New Jersey:

Prentice-Hall International, Inc.

Singarimbun, M. & Effendi, S., (Editor). 2005. Metode Penelitian Survai (edisi Revisi). Jakarta: LP3ES.


(6)

33 Universitas Kristen Maranatha

Sugiarto, Siagian, D., Sunaryanto, L.T. & Oetomo, D.S., 2001. Teknik Sampling. Jakarta: Gramedia.

Testimoni. 2007. http://hs1vs3.com/testimoni.htm. Tanggal akses 28 September 2007.