Analisis Efektivitas dan Kontribusi Tindakan Penagihan Pajak Aktif dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Sebagai Upaya Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonegara).
ABSTRACT
Rising world oil price, high inflation and rising prices of goods and the weakening of the rupiah against the U.S. dollar and declining purchasing power has become a very complicated issue that must be resolved by the government . The government should seek all potential revenues that can survive there and improve the existing conditions. One way to optimize tax revenue. The purpose of this paper is to determine whether there are measures the effectiveness of tax collection and contribute actively to the warning letter and the letter as an attempt forcibly disbursement of tax arrears at the tax office and find out how the effectiveness and contribution. The data is taken from the Tax Office Primary Bojonegara in Bandung from 2010 to 2012 . Data were analyzed using descriptive analysis and the effectiveness ratio is the ratio of the contribution ratio . The conclusion of this study indicate that the effectiveness of Letters Forced and Securities Claims in 2010-2012 but relatively ineffective billing with Forced Letters in 2011 categorized as very effective . Assessment using the ratio of the level of contribution arrears Receipts Tax ( RPTP ) Letter of Reprimand in the category showed very less.
Keywords : Letter of Reprimand , Letters Forced , disbursement of arrears of tax , effectiveness , contribution
(2)
ABSTRAK
Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi dan naiknya harga barang-barang serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta turunnya daya beli masyarakat telah menjadi masalah yang sangat rumit yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Pemerintah harus mengupayakan semua potensi penerimaan yang ada agar tetap dapat bertahan dan memperbaiki kondisi yang ada,. Salah satunya dengan mengoptimalkan penerimaan pajak. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat efektivitas dan kontribusi tindakan penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak dan mengetahui bagaimana efektivitas dan kontribusinya. Data diambil dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonegara tahun 2010 – 2012. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif rasio yaitu rasio efektivitas dan rasio kontribusi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Efektivitas Surat Paksa dan Surat Tagihan pada tahun 2010-2012 tergolong tidak efektif tetapi penagihan dengan Surat Paksa di tahun 2011 dikategorikan sangat efektif. Penilaian tingkat kontribusi dengan menggunakan Rasio Penerimaan Tunggakan Pajak (RPTP) menunjukkan Surat Teguran masuk kategori sangat kurang.
Kata kunci : Surat Teguran, Surat Paksa, pencairan tunggakan pajak, efektivitas, kontribusi
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRACT ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka ... 7
2.1.1. Pengertian Pajak ... 7
2.1.1.1. Pengertian Utang Pajak ... 8
2.1.1.2. Pengertian Penagihan ... 8
2.1.2 Dasar Penagihan Pajak ... 10
(4)
2.1.4.1. Pelaksanaan Surat Teguran ... 12
2.1.4.2. Penentuan Tanggal Jatuh Tempo ... 13
2.1.4.3. Penerbitan Surat Teguran ... 14
2.1.5. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ... 16
2.1.5.1. Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (PPSP) ... 16
2.1.5.2. Pelaksanaan Surat Paksa ... 18
2.1.5.3. Penerbitan Surat Paksa ... 18
2.1.5.4. Tata Cara Pemberitahuan Surat Paksa ... 18
2.1.5.5. Pemberitahuan Surat Paksa kepada Orang Pribadi ... 18
2.1.6. Efektivitas ... 19
2.1.7. Kontribusi ... 20
2.2. Penelitian Terdahulu ... 21
2.3. Kerangka Pemikiran ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 25
3.1.1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) ... 25
3.1.1.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Bojonegara ... 25
3.1.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 28
3.2. Visi, Misi, dan Tujuan ... 31
3.3. Metode Penelitian ... 32
3.4. Definisi Operasionalisasi Variabel ... 33
(5)
3.4.2. Kontribusi ... 33
3.4.3. Penagihan Pajak ... 33
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.6. Analisis Data ... 35
3.6.1. Rasio Efektivitas ... 35
3.6.2. Rasio Kontribusi ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Efektivitas dalam Pencairan Tunggakan Pajak ... 37
4.1.1. Dengan Surat Teguran ... 37
4.1.2. Dengan Surat Paksa ... 38
4.2. Kontribusi Penagihan Pajak ... 40
4.2.1. Dengan Surat Teguran ... 40
4.2.2. Dengan Surat Paksa ... 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 43
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 44
5.3. Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 46
LAMPIRAN ... 48
(6)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Proses Penagihan Pajak ... 11
Tabel 2.2. Klasifikasi Pengukuran Efektivitas ... 20
Tabel 2.3. Klasifikasi Pengukuran Kontribusi ... 20
Tabel 2.4. Penelitian Terdahulu ... 21
Tabel 3.1. Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah Bandung ... 27
Tabel 3.2. Klasifikasi Pengukuran Efektivitas ... 35
Tabel 3.3. Klasifikasi Pengukuran Kontribusi ... 36
Tabel 4.1. Pembayaran Surat Teguran dan Tingkat Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran di KPP Pratama Bandung Bojonegara Tahun 2010-2012 ... 37
Tabel 4.2. Pembayaran Surat Paksa dan Tingkat Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran di KPP Pratama Bandung Bojonegara Tahun 2010-2012 ... 39
Tabel 4.3. Perbandingan antara Realisasi Pencairan Tunggakan Pajak dengan Surat Teguran terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama Bandung Bojonegara Tahun 2010-2012 ... 40
Tabel 4.4. Perbandingan antara Realisasi Pencairan Tunggakan Pajak dengan Surat Teguran terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama Bandung Bojonegara Tahun 2010-2012 ... 41
(7)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ... 24 Gambar 3.1. Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Bojonegara ... 28
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran A Target Pencairan Piutang Pajak dan Realisasi Penerimaan Pajak
di KPP Pratama Bandung Bojonegara Tahun 2010-2012 ... 48 Lampiran B Realisasi Pencairan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat
Paksa di KPP Pratama Bandung Bojonegara Tahun 2010-2012.. 50 Lampiran C Contoh Surat Teguran ... 53 Lampiran D Contoh Surat Paksa ... 55 Lampiran E Surat Penelitian ... 58
(9)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil dan sejahtera, aman, tenteram, dan tertib, serta menjamin kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat. Agar tujuan tersebut tercapai, pembangunan nasional yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan berkelanjutan serta merata di seluruh tanah air memerlukan biaya besar yang harus digali terutama dari sumber kemampuan sendiri. (sumber: Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa menimbang bagian a dan b).
Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi dan naiknya harga barang-barang serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta turunnya daya beli masyarakat telah menjadi masalah yang sangat rumit yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Agar tetap dapat bertahan dan memperbaiki kondisi yang ada, pemerintah harus mengupayakan semua potensi penerimaan yang ada. ( sumber: Karim, Azizah, 2010, “Persepsi Wajib Pajak”, Ilmiah. Volume I1. No.3,http://portal.kopertis2.or.id/jspui/bitstream/1234567 89/264 /1/Azizah23.pdf, 5 Oktober 2013).
(10)
BAB I PENDAHULUAN 2
Pada saat ini tengah digali berbagai macam potensi untuk meningkatkan penerimaan negara, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Para praktisi ekonomi menyatakan bahwa mengandalkan pinjaman dari luar negeri sebagai salah satu sumber penerimaan negara hanya akan menjadi bumerang dikemudian hari. Hal ini akan menyebabkan potensi penerimaan dari luar negeri akan semakin dikurangi. Berdasarkan hal tersebut maka Indonesia akan berusaha untuk lebih meningkatkan potensi penerimaan negara dari dalam negeri dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Pajak merupakan sumber pendapatan utama setiap negara di dunia. Tentu keberadaan pajak sangat penting dalam pelaksanaan fungsi negara dan pemerintahan. Di negara-negara maju dan berkembang, sebagian potensi pendapatan negara melalui pajak itu sudah dimanfaatkan bagi keperluan peningkatan kemampuan inovasi dan teknologi badan usaha dan industri nasional mereka. Dalam hal ini pajak berfungsi dalam pembiayaan (budgeter) pembangunan, terutama untuk keperluan pengeluaran rutin seperti belanja pegawai, barang, termasuk pemeliharaannya.
Pajak dalam suatu pemerintahan memiliki peran untuk dapat menjalankan kebijakan yang terkait dengan kestabilan harga sehingga tingkat inflasi dapat tetap dijaga. Kestabilan harga dapat dilakukan dengan mengatur peredaran uang yang dilakukan melalui pemungutan pajak dan dengan pemanfaatan yang dilakukan secara efektif dan efisien. Berdasarkan hal itu maka peningkatan kesadaran masyarakat dalam hal perpajakan harus didukung dengan peningkatan peran aktif masyarakat dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan.
(11)
BAB I PENDAHULUAN 3
Sistem pemungutan pajak di dunia ada 3 jenis, self assessment, official assessment, dan withholding tax. Indonesia menganut sistem self assessment
berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan khususnya ayat 1 dan 2. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka Wajib Pajak wajib untuk melakukan kegiatan menghitung, membayar dan melaporkan melalui Surat Pemberitahuan. Kepercayaan yang telah diberikan oleh pemerintah terhadap Wajib Pajak dalam sistem self assessment system ini seharusnya dapat berjalan sesuai rencana. Wajib Pajak mampu melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik tanpa adanya kelalaian, kesengajaan, maupun ketidaktahuan atas kewajibannya tersebut. Upaya untuk meminimalisasi adanya tindakan tersebut maka perlu adanya penegakan hukum (law enforcement) atas kepatuhan Wajib Pajak. Kepatuhan dalam hal ini contohnya adalah kewajibannya dalam membayar pajak yang terutang tetapi dibayar terlambat ataupun belum dibayar.
Negara Indonesia memberikan tanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk bertindak sebagai law enforcement agent. Hal tersebut dilakukan Direktorat Jenderal Pajak untuk mengoptimalisasi penerimaan pajak yang masih terhalangi oleh beberapa kendala. Law enforcement (penegakan hukum) dalam perpajakan harus dilaksanakan secara konsisten. Produk hukum berupa peraturan perpajakan yang lebih baik diharapkan dapat memberikan penekanan yang lebih pada keseimbangan antara kepentingan masyarakat, Wajib Pajak dan kepentingan negara.
(12)
BAB I PENDAHULUAN 4
Undang No. 19 Tahun 2000, tetapi kenyataannya hutang pajak yang belum dilunasi oleh Wajib Pajak masih menjadi hambatan yang besar. Hutang pajak yang belum dilunasi sering terjadi karena peningkatan jumlah tunggakan pajak masih belum bisa diimbangi oleh kegiatan pencairan tunggakan pajak oleh Wajib Pajak. Telah dilakukan berbagai tindakan penagihan pajak oleh fiskus terhadap Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak dengan penagihan pasif maupun aktif. Penagihan pasif dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo melalui himbauan, baik dengan surat maupun dengan telepon atau media lain. Penagihan aktif dilakukan setelah tanggal jatuh tempo dengan diterbitkannya Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan hingga pelaksanaan penjualan barang yang disita melalui lelang barang milik Penanggung Pajak. (sumber: Velayati, Mala Rizkika., Siti Ragil Handayani, Achmad Husaini, 2013, “Analisis Efektivitas dan Kontribusi Tindakan Penagihan Pajak Aktif dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Sebagai Upaya Pencairan Tunggakan Pajak”, Jurnal Administrasi Bisnis Volume 2. No.2,
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/ article/view/104/172, 5 Oktober 2013).
Tunggakan pajak yang sulit tertagih tersebut seharusnya ditindaklanjuti dengan dilaksanakannya tindakan penagihan pajak yang mempunyai kekuatan hukum yang bersifat memaksa. Tindakan penagihan pajak aktif merupakan solusi terakhir dalam penegakan hukum di bidang perpajakan. Inilah yang mendasari ketertarikan peneliti untuk mengangkat ke dalam penelitian yang berjudul “Analisis Efektivitas dan Kontribusi Tindakan Penagihan Pajak Aktif Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa sebagai Upaya Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonegara).”
(13)
BAB I PENDAHULUAN 5
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat efektivitas dan kontribusi tindakan penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak?
2. Bagaimana efektivitas dan kontribusi tindakan penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui apakah terdapat efektivitas dan kontribusi tindakan penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak.
2. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas dan kontribusi tindakan penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
(14)
BAB I PENDAHULUAN 6
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Kantor Pelayanan Pajak mengenai efektivitas dan .kontribusi penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak. 2. Bagi peneliti
Peneliti diharapkan dapat menerapkan teori yang telah ditempuh di bangku kuliah dan dapat memperoleh pemahaman lebih lanjut mengenai efektivitas dan kontribusi penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak.
3. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi peneliti lain yang mengangkat permasalahan yang sama dan memberikan gambaran tentang efektivitas dan kontribusi penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak.
(15)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Penagihan pajak aktif dengan Surat Teguran di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonegara dari tahun 2010-2012 tergolong tidak efektif baik dilihat dari jumlah lembar maupun nilai nominal yang tertera dalam Surat Teguran. Penyebabnya antara lain Wajib Pajak lalai dalam melaksanakan kewajibannya untuk melunasi utang pajak, tidak mampu untuk melunasi utang pajak, dan tempat tinggal Wajib Pajak tidak dapat ditemui.
2. Penagihan pajak aktif dengan Surat Paksa di tahun 2010 dan 2012 termasuk kategori efektivitas yang tidak efektif dan kemudian pada tahun 2011 tingkat efektivitasnya tergolong dalam kategori sangat efektif dalam hal nilai nominal maupun nilai yang tertera dalam Surat Paksa. Pencairan tunggakan pajak dengan Surat Paksa belum bisa tercapai sepenuhnya dikarenakan adakalanya Wajib Pajak mengajukan keberatan ataupun angsuran pembayaran atas utang pajak tersebut.
(16)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 44
kriteria sangat kurang terhadap penerimaan pajak. Penagihan pajak aktif mempunyai tingkat kontribusi dengan persentase kurang dari 10%.
4. Tingkat efektivitas maksimal dengan Surat Teguran terjadi pada tahun 2010 dan tingkat kontribusi maksimal dengan Surat Teguran terjadi pada tahun 2012. Tingkat efektivitas maksimal dengan Surat Paksa ada pada tahun 2010 dan tingkat kontribusi maksimal dengan Surat Paksa terjadi pada tahun 2012. Jadi, belum tentu jika tingkat efektivitas maksimal suatu tahapan di tahun tertentu maka akan mempunyai tingkat kontribusi yang maksimal dengan tahapan dan tahun yang sama.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian, antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini terbatas karena hanya menguji efektivitas dan kontribusi.
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun
2010-2012.
3. Penelitian ini terbatas hanya di lakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung
Bojonegara.
5.3. Saran
Adapun saran-saran yang penulis berikan untuk KPP Pratama Bandung Bojonegara di tahun-tahun berikutnya, antara lain:
(17)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 45
1. KPP Pratama Bandung Bojonegara sebaiknya terlebih dahulu melakukan penelitian lapangan, yaitu pada saat wajib pajak mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar alamat wajib pajak yang sebenarnya dapat diketahui dengan lebih mudah.
2. KPP Pratama Bandung Bojonegara sebaiknya melaksanakan kegiatan penyuluhan perpajakan yang lebih efektif dan efisien untuk mensosialisasikan perundang-undangan perpajakan kepada masyarakat KPP Bandung Bojonegara dapat pula bekerjasama dengan pihak lain untuk menyelenggarakan acara yang menarik dan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak. 3. KPP Pratama Bandung Bojonegara dapat bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang
lebih kompeten untuk terus menindaklanjuti proses penagihan aktif yang terhambat tanpa melihat perbedaan status sosial. Hal ini dilakukan sebagai bagian penegakan hukum secara sungguh-sungguh (law enforcement).
4. KPP Pratama Bandung Bojonegara juga harus melakukan sosialisasi undang-undang pajak kepada pihak ketiga yang akan diajak bekerja sama. Dengan cara ini diharapkan pihak ketiga akan lebih memahami hak dan kewajibannya serta dapat memberikan bantuannya secara optimal.
(18)
DAFTAR PUSTAKA
Agoes. Sukrisno, Estralita Trisnawati. 2007. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Anthony, Robert N., Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Jakarta: Salemba Empat.
Erwis, Nana Adriana. 2012. Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan. Fakultas Ekonomi/Akuntansi. Universitas Hassanudin Makassar.
Jerry, Inez Felizia. 2011.Analisa Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak Wajib Pajak Perorangan dan Wajib Pajak Badan. Dialogia Iuridica November 2011, Vol. 3 No . 1, hal 53-54. Karim, Azizah. 2010. Persepsi Wajib Pajak. Ilmiah. Volume I1. No.3,
http://portal.kopertis2. or.id/jspui/bitstream/123456789/264/1/Azizah23.pdf, 5 Oktober 2013
Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.
Marhaendi, Affan. 2008. Pengaruh Tindakan Penagihan Aktif Dalam Usaha Mencairkan Tunggakan Pajak Pada KPP Pratama Tamansari Satu Jakarta. E-Journal Ekonomi, http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/ 1977/1/Artikel_20205042.pdf, 12 November 2013.
Pitnawati. 2009. Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif Dalam Pencairan Tunggakan Pajak Pada KPP Pasar Minggu. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. http://repository.uinjkt. ac.id /dspace/bitstream/123456789/8875/1/Pitnawati-FEIS.pdf. Diakses tanggal 11 November 2013.
Sembiring, Masta. 2011. Proses Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan).Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa menimbang bagian a dan b.
(19)
DAFTAR PUSTAKA 47
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Velayati, Mala Rizkika., Siti Ragil Handayani, Achmad Husaini, 2013, Analisis Efektivitas dan Kontribusi Tindakan Penagihan Pajak Aktif dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Sebagai Upaya Pencairan Tunggakan Pajak. Jurnal Administrasi Bisnis Volume 2. No.2,http://administrasibisnis.studentjournal. ub.ac.id/index.php/jab/article/view/104/172, 5 Oktober 2013.
(1)
BAB I PENDAHULUAN 6
Universitas Kristen Maranatha 1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Kantor Pelayanan Pajak mengenai efektivitas dan .kontribusi penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak. 2. Bagi peneliti
Peneliti diharapkan dapat menerapkan teori yang telah ditempuh di bangku kuliah dan dapat memperoleh pemahaman lebih lanjut mengenai efektivitas dan kontribusi penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak.
3. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi peneliti lain yang mengangkat permasalahan yang sama dan memberikan gambaran tentang efektivitas dan kontribusi penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak.
(2)
43
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Penagihan pajak aktif dengan Surat Teguran di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonegara dari tahun 2010-2012 tergolong tidak efektif baik dilihat dari jumlah lembar maupun nilai nominal yang tertera dalam Surat Teguran. Penyebabnya antara lain Wajib Pajak lalai dalam melaksanakan kewajibannya untuk melunasi utang pajak, tidak mampu untuk melunasi utang pajak, dan tempat tinggal Wajib Pajak tidak dapat ditemui.
2. Penagihan pajak aktif dengan Surat Paksa di tahun 2010 dan 2012 termasuk kategori efektivitas yang tidak efektif dan kemudian pada tahun 2011 tingkat efektivitasnya tergolong dalam kategori sangat efektif dalam hal nilai nominal maupun nilai yang tertera dalam Surat Paksa. Pencairan tunggakan pajak dengan Surat Paksa belum bisa tercapai sepenuhnya dikarenakan adakalanya Wajib Pajak mengajukan keberatan ataupun angsuran pembayaran atas utang pajak tersebut.
3. Kontribusi penagihan pajak aktif dengan Surat Teguran dan Surat Paksa di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonegara di tahun 2010-2012 tergolong dalam
(3)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 44
Universitas Kristen Maranatha kriteria sangat kurang terhadap penerimaan pajak. Penagihan pajak aktif mempunyai tingkat kontribusi dengan persentase kurang dari 10%.
4. Tingkat efektivitas maksimal dengan Surat Teguran terjadi pada tahun 2010 dan tingkat kontribusi maksimal dengan Surat Teguran terjadi pada tahun 2012. Tingkat efektivitas maksimal dengan Surat Paksa ada pada tahun 2010 dan tingkat kontribusi maksimal dengan Surat Paksa terjadi pada tahun 2012. Jadi, belum tentu jika tingkat efektivitas maksimal suatu tahapan di tahun tertentu maka akan mempunyai tingkat kontribusi yang maksimal dengan tahapan dan tahun yang sama.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian, antara lain sebagai
berikut:
1. Penelitian ini terbatas karena hanya menguji efektivitas dan kontribusi.
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun
2010-2012.
3. Penelitian ini terbatas hanya di lakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung
Bojonegara.
5.3. Saran
Adapun saran-saran yang penulis berikan untuk KPP Pratama Bandung Bojonegara di tahun-tahun berikutnya, antara lain:
(4)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 45
Universitas Kristen Maranatha 1. KPP Pratama Bandung Bojonegara sebaiknya terlebih dahulu melakukan penelitian
lapangan, yaitu pada saat wajib pajak mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar alamat wajib pajak yang sebenarnya dapat diketahui dengan lebih mudah.
2. KPP Pratama Bandung Bojonegara sebaiknya melaksanakan kegiatan penyuluhan perpajakan yang lebih efektif dan efisien untuk mensosialisasikan perundang-undangan perpajakan kepada masyarakat KPP Bandung Bojonegara dapat pula bekerjasama dengan pihak lain untuk menyelenggarakan acara yang menarik dan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak. 3. KPP Pratama Bandung Bojonegara dapat bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang
lebih kompeten untuk terus menindaklanjuti proses penagihan aktif yang terhambat tanpa melihat perbedaan status sosial. Hal ini dilakukan sebagai bagian penegakan hukum secara sungguh-sungguh (law enforcement).
4. KPP Pratama Bandung Bojonegara juga harus melakukan sosialisasi undang-undang pajak kepada pihak ketiga yang akan diajak bekerja sama. Dengan cara ini diharapkan pihak ketiga akan lebih memahami hak dan kewajibannya serta dapat memberikan bantuannya secara optimal.
(5)
46
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Agoes. Sukrisno, Estralita Trisnawati. 2007. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Anthony, Robert N., Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Jakarta: Salemba Empat.
Erwis, Nana Adriana. 2012. Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Makassar Selatan. Fakultas Ekonomi/Akuntansi. Universitas
Hassanudin Makassar.
Jerry, Inez Felizia. 2011.Analisa Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak Wajib Pajak Perorangan dan
Wajib Pajak Badan. Dialogia Iuridica November 2011, Vol. 3 No . 1, hal 53-54.
Karim, Azizah. 2010. Persepsi Wajib Pajak. Ilmiah. Volume I1. No.3,
http://portal.kopertis2. or.id/jspui/bitstream/123456789/264/1/Azizah23.pdf, 5
Oktober 2013
Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.
Marhaendi, Affan. 2008. Pengaruh Tindakan Penagihan Aktif Dalam Usaha
Mencairkan Tunggakan Pajak Pada KPP Pratama Tamansari Satu Jakarta.
E-Journal Ekonomi, http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/ 1977/1/Artikel_20205042.pdf, 12 November 2013.
Pitnawati. 2009. Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif Dalam Pencairan Tunggakan
Pajak Pada KPP Pasar Minggu. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. http://repository.uinjkt. ac.id /dspace/bitstream/123456789/8875/1/Pitnawati-FEIS.pdf. Diakses tanggal 11 November 2013.
Sembiring, Masta. 2011. Proses Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan
Pajak Madya Medan).Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa menimbang bagian a dan b.
(6)
DAFTAR PUSTAKA 47
Universitas Kristen Maranatha Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (UU KUP).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Velayati, Mala Rizkika., Siti Ragil Handayani, Achmad Husaini, 2013, Analisis Efektivitas dan Kontribusi Tindakan Penagihan Pajak Aktif dengan Surat
Teguran dan Surat Paksa Sebagai Upaya Pencairan Tunggakan Pajak. Jurnal
Administrasi Bisnis Volume 2. No.2,http://administrasibisnis.studentjournal.