Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak: Studi Kasus pada KPP Pratama Bandung Karees.

(1)

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of tax collection with a letter of reprimand and a letter forced to disbursement of tax arrears in the Tax Office Pratama

Bandung Karees in 2008-2012. Research methodology in the form of descriptive analysis, the data collection techniques in the form of documentation, interviews and library research. Data analysis methods used are simple linear regression analysis using SPSS 20.0. Data were tested earlier already qualified from the normality test. The results showed that: Billing taxes with a letter of reprimand to the disbursement of tax arrears has the effect of 81.6%, while the remaining 18.4% is influenced by other factors that are not observed in this study. In addition to the collection of tax arrears forced letter on melting did not have a significant effect on the disbursement of tax arrears amounting to 13.8%, while the remaining 86.2% is influenced by other factors that are not observed in this study.


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees pada tahun 2008 – 2012. Metode

penelitian yang dilakukan berupa analisis deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara dan penelitian kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan SPSS 20.0. Data yang diuji sebelumnya sudah memenuhi syarat dari uji normalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penagihan pajak dengan surat teguran terhadap pencairan tunggakan pajak memiliki pengaruh sebesar 81,6%, sedangkan sisanya sebesar 18,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Selain itu penagihan pajak dengan surat paksa terhadap pencairan tunggakan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak sebesar 13,8%, sedangkan sisanya sebesar 86,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 6


(4)

2.1.1 Definisi Pajak ... 6

2.1.2 Fungsi Pajak ... 7

2.1.3 Teori-Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak... 8

2.2 Penagihan Pajak ... 9

2.2.1 Penagihan Pajak Pasif ... 11

2.2.2 Penagihan Pajak Aktif ... 15

2.3 Penerbitan Surat Paksa ... 19

2.4 Penerbitan Surat Teguran ... 22

2.5 Utang Pajak ... 22

2.5.1 Timbulnya Utang Pajak ... 22

2.5.2 Berakhirnya Utang Pajak ... 23

2.6 Penelitian Terdahulu ... 24

2.7 Kerangka Pemikiran ... 26

2.8 Pengembangan Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN... 29

3.1 Objek Penelitian ... 29

3.1.1 Sejarah KPP Pratama Bandung Karees ... 29

3.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees ... 31

3.1.3 Uraian Tugas dan Jabatan KPP Pratama Bandung Karees ... 33

3.2 Metode Penelitian... 38

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 38

3.4 Populasi dan Sampel ... 40

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 40


(5)

3.6.1 Uji Normalitas ... 42

3.6.2 Uji Regresi Linier Sederhana ... 42

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 42

3.6.4 Koefisien Determinasi ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Pembahasan ... 44

4.1.1 Data Tunggakan Pajak dengan Surat Teguran di KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2008 - 2012... 44

4.1.2 Data Tunggakan Pajak dengan Surat Paksa di KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2008 – 2012 ... 46

4.1.3 Data Pencairan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2008 – 2012 ... 47

4.1.4 Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Tahun 2008 - 2012 ... 48

4.1.5 Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Tahun 2008 - 2012 ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 50

4.2.1 Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak ... 50

4.2.1.1 Uji Normalitas ... 51

4.2.1.2 Uji Regresi Linier Sederhana ... 52

4.2.1.3 Pengujian Hipotesis Penagihan Pajak dengan Surat Teguran Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak ... 53


(6)

4.2.2 Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap

Pencairan Tunggakan Pajak ... 54

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 55

4.2.2.2 Uji Regresi Linier Sederhana ... 55

4.2.2.3 Pengujian Hipotesis Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak ... 56

4.2.2.4 Koefisien Determinasi ... 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Simpulan ... 60

5.2 Saran ... 60

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN ... 65


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 27 Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees ... 32


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Peran Pajak Terhadap APBN Tahun 2007-2011... 1

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 39

Tabel 4.1 Penagihan Pajak dengan Surat Teguran di KPP Pratama Bandung Karees pada Tahun 2008 – 2012 ... 44

Tabel 4.2 Penagihan Pajak dengan Surat Paksa di KPP Pratama Bandung Karees pada Tahun 2008 - 2012 ... 46

Tabel 4.3 Pencairan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Bandung Karees pada Tahun 2008 - 2012 ... 47

Tabel 4.4 Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Tahun 2008 - 2012 ... 48

Tabel 4.5 Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Tahun 2008 - 2012 ... 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Surat Teguran ... 51

Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 52

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis ... 53

Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 54

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Vairabel Surat Paksa ... 55


(9)

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Hipotesis ... 57 Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 58


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Surat Izin Penelitian ... 65

Lampiran B Data Penelitian ... 67

Lampiran C Uji Normalitas ... 69

Lampiran D Uji Regresi Sederhana(Hipotesis)... 71

Lampiran E Uji Koefisien Determinasi ... 73

Lampiran F Contoh Surat Teguran ... 75


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Pembangunan tersebut bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara adil, makmur dan merata. Agar tujuan tersebut dapat terwujud, maka dibutuhkan dana yang salah satunya berasal dari penerimaan pajak. Pajak merupakan pendapatan negara yang potensial untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Tabel 1.1

Peran Pajak Terhadap APBN Tahun 2007 – 2011

No Tahun

Anggaran

Jumlah (dalam Miliar Rp) Persentase(%)

Pajak:APBN

APBN PAJAK

1 2007 707.806,1 490.988,6 69

2 2008 981.609,4 658.700,8 67

3 2009 848.763,2 619.922,2 73

4 2010 995.271,5 723.306,7 73

5 2011 1.210.599,6 873.874,0 72

Sumber: Departemen Keuangan RI (www.depkeu.go.id)

Penerimaan dari sektor pajak ternyata salah satu sumber penerimaan terbesar negara. Dilihat dari kontribusi pajak dalam APBN sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 terus meningkat. Pada tahun 2007 kontribusi pajak sudah 69%, lalu tahun


(12)

P e n d a h u l u a n | 2

2008 menjadi 67%, tahun 2009 naik menjadi 73%, tahun 2010 tetap pada 73% dan tahun 2011 menjadi 72%, artinya bahwa kelangsungan hidup bernegara didominasi dan ditentukan dari besarnya penerimaan pajak. Dari tahun ke tahun terlihat bahwa penerimaan pajak meningkat dan memberi andil besar dalam penerimaan negara. Oleh sebab itu, penerimaan dari sektor pajak penting dalam membiayai pembangunan nasional.

Untuk mengamankan penerimaan negara dan meminimalisasi wajib pajak menunggak dalam pembayaran pajaknya, pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak melakukan tindakan penagihan pajak yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Pelunasan utang pajak merupakan salah satu tujuan penting dari pemberlakuan Undang-undang ini. Penagihan pajak yang efektif merupakan sarana yang tepat untuk mencapai target penerimaan pajak yang maksimal.

Apabila kekurangan pajak sebagaimana tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak tersebut sampai dengan jatuh tempo, maka penagihan pajak dianggap perlu untuk dilaksanakan sebagai salah satu upaya pencapaian penerimaan pajak. Adapun dalam pelaksanaan penagihan pajak tersebut turut melibatkan peran aktif dari aparatur pajak yang biasa disebut fiskus. Hal penting untuk diperhatikan oleh fiskus yaitu mengenai Daluwarsa Penagihan, Daluwarsa Penagihan pajak yaitu suatu kewajiban perpajakan dianggap telah hilang apabila telah melewati jangka waktu 5 tahun. Peran aktif fiskus dalam pelaksanaan pencairan tunggakan pajak sebagai upaya untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerbitkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Kurang Bayar, Surat Ketetapan kurang Bayar Tambahan, dan Surat


(13)

P e n d a h u l u a n | 3

Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding Pajak, serta Putusan Peninjauan Kembali.

Beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan berkaitan dengan penagihan pajak terhadap pencairan tunggakan pajak antara lain:

1. Penelitian oleh Cahyo Wicaksono (2006) pada tesis tentang “Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pelunasan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Setiabudi Satu Jakarta”, diperoleh kesimpulan bahwa surat teguran dan surat paksa yang dikirimkan kepada wajib pajak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pelunasan tunggakan pajak oleh wajib pajak. Secara umum kesadaran wajib pajak di wilayah KPP Setiabudi Satu masih rendah, terbukti setiap tahun wajib pajak menunggak relatif tinggi.

2. Penelitian oleh Fenny Florensia (2013) tentang “Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak: Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung”, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara penagihan pajak dengan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak.

3. Penelitian oleh Andi Marduati (2012) tentang “Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Barat”, diperoleh kesimpulan bahwa penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak.

4. Penelitian oleh Stella Meiliza Biringkanae (2012) tentang “Penerbitan Surat Paksa Sebagai Upaya Penagihan Aktif Dan Kontribusinya Terhadap


(14)

P e n d a h u l u a n | 4

Pencairan Tunggakan Pajak Pada KPP Pratama Makassar Utara”, diperoleh kesimpulan bahwa penerbitan surat paksa terhadap penagihan pajak sudah berjalan dengan baik karena rasio pencairan tunggakan pajak dengan surat paksa pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp 5.412.056.552 atau sebesar 84,27% dibandingkan dengan tahun 2009.

Dengan alasan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk membahasnya pada suatu skripsi yang berjudul “Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dan Surat Teguran Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak” (Studi Kasus: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apa pengaruh penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Bandung Karees ?

2. Apa pengaruh penagihan pajak dengan Surat Teguran terhadap pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Bandung Karees ?


(15)

P e n d a h u l u a n | 5

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini diantaranya:

1. Untuk mengetahui pengaruh penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Bandung Karees.

2. Untuk mengetahui pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran terhadap pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Bandung Karees.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa dan surat teguran di KPP Pratama Bandung Karees.

2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukkan dalam menerapkan penagihan pajak melalui surat paksa dan surat teguran di KPP Pratama Bandung Karees.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi, bacaan yang bermanfaat dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan objek penelitian yang berbeda.


(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penagihan pajak dengan surat teguran terhadap pencairan tunggakan pajak memiliki pengaruh signifikan sebesar 81,6%, sedangkan sisanya sebesar 18,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

2. Penagihan pajak dengan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak sebesar 13,8%, sedangkan sisanya sebesar 86,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti juga memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak

a. Mewajibkan Wajib Pajak untuk memberikan informasi bagi Wajib Pajak yang ingin pindah alamat.

b. Diadakannya sosialisasi dalam hal mengenai proses penagihan pajak sesuai dengan aturan yang berlaku.


(17)

Simpulan dan Saran| 61

c. Mencari informasi mengenai harta kekayaan yang sebenarnya dimiliki oleh Wajib Pajak tersebut.

d. Memberikan arahan kepada Wajib Pajak bahwa pengajuan keberatan bukan berarti dapat menunda pembayaran kewajiban perpajakannya.

e. Memberikan keringanan kepada Wajib Pajak dalam melunasi utang pajaknya dengan cara mencicil dan lain sebagainya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengambil topik yang berkaitan dengan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak dapat menambahkan variabel-variabel lain yang berkaitan dengan penagihan pajak dan pencairan tunggakan pajak seperti: lelang, sita, dan sebagainya dengan studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) serta periode yang berbeda. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk melakukan pengujian secara parsial dan simultan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah: 1. Variabel

Variabel yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu 2 variabel dependen dan 1 variabel independen.


(18)

Simpulan dan Saran| 62

2. Data

Data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini hanya menggunakan data secara tahunan, hal ini karena adanya keterbatasan sistem. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan data yang disusun secara bulanan.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Andi, Marduati. 2012. Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Barat. Skripsi Universitas Hasanuddin, Makassar.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Raneka Cipta.

Cahyo, Wicaksono. 2006. Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pelunasan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Setiabudi Satu Jakarta. Tesis Universitas Indonesia. Diakses dari http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-109312.pdf pada tanggal 18 Maret 2013.

Data APBN 2007 – 2011. Diakses dari: http://www.depkeu.go.id pada tanggal 13 Maret 2013.

Fenny, Florensia. 2013. Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak : Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung. Skripsi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ilyas, B. Wirawan. 2010. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba 4, edisi kelima. Indriantoro, Nur. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi Dan

Manajemen.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Kementrian Keuangan RI. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2012. https://commondatastorage.googleapis.com/ckannet- of-Fiscal-Policy-of-2012.pdf diakses pada tanggal 28 Maret 2013.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561/Kmk.04/2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika Dan Sekaligus Dan Pelaksanaan Surat Paksa. Diakses dari http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2000/561 ~KMK.04~2000Kep.htm pada tanggal 23 Maret 2013.


(20)

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24/PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa Dan Pelaksanaan Penagihan Seketika Dan Sekaligus.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Keempat, Salemba 4: Jakarta. Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Kelima, Salemba 4: Jakarta. Stella Meiliza, Biringkanae. 2012. Penerbitan Surat Paksa Sebagai Upaya

Penagihan Aktif Dan Kontribusinya Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Pada KPP Pratama Makassar Utara, Skripsi,Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tansuria, Billy Ivan. 2010. Pokok-Pokok Ketentuan Umum Perpajakan, Edisi Pertama, Graha Ilmu: Yoyakarta.

Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan

Surat Paksa.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Edisi sepuluh. Jakarta: Salemba Empat. Zain, Mohamad. 2003. Manajemen Perpajakan.Jakarta: Salemba Empat.


(1)

P e n d a h u l u a n | 5

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini diantaranya:

1. Untuk mengetahui pengaruh penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Bandung Karees.

2. Untuk mengetahui pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran terhadap pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Bandung Karees.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa dan surat teguran di KPP Pratama Bandung Karees.

2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukkan dalam menerapkan penagihan pajak melalui surat paksa dan surat teguran di KPP Pratama Bandung Karees.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi, bacaan yang bermanfaat dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan objek penelitian yang berbeda.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penagihan pajak dengan surat teguran terhadap pencairan tunggakan pajak memiliki pengaruh signifikan sebesar 81,6%, sedangkan sisanya sebesar 18,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

2. Penagihan pajak dengan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak sebesar 13,8%, sedangkan sisanya sebesar 86,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti juga memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak

a. Mewajibkan Wajib Pajak untuk memberikan informasi bagi Wajib Pajak yang ingin pindah alamat.


(3)

Simpulan dan Saran| 61

c. Mencari informasi mengenai harta kekayaan yang sebenarnya dimiliki oleh Wajib Pajak tersebut.

d. Memberikan arahan kepada Wajib Pajak bahwa pengajuan keberatan bukan berarti dapat menunda pembayaran kewajiban perpajakannya.

e. Memberikan keringanan kepada Wajib Pajak dalam melunasi utang pajaknya dengan cara mencicil dan lain sebagainya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengambil topik yang berkaitan dengan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak dapat menambahkan variabel-variabel lain yang berkaitan dengan penagihan pajak dan pencairan tunggakan pajak seperti: lelang, sita, dan sebagainya dengan studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) serta periode yang berbeda. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk melakukan pengujian secara parsial dan simultan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah: 1. Variabel

Variabel yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu 2 variabel dependen dan 1 variabel independen.


(4)

Simpulan dan Saran| 62

2. Data

Data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini hanya menggunakan data secara tahunan, hal ini karena adanya keterbatasan sistem. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan data yang disusun secara bulanan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Andi, Marduati. 2012. Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Barat. Skripsi Universitas Hasanuddin, Makassar.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Raneka Cipta.

Cahyo, Wicaksono. 2006. Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pelunasan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Setiabudi Satu Jakarta. Tesis Universitas Indonesia. Diakses dari http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-109312.pdf pada tanggal 18 Maret 2013.

Data APBN 2007 – 2011. Diakses dari: http://www.depkeu.go.id pada tanggal 13 Maret 2013.

Fenny, Florensia. 2013. Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak : Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung. Skripsi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ilyas, B. Wirawan. 2010. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba 4, edisi kelima. Indriantoro, Nur. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi Dan

Manajemen.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Kementrian Keuangan RI. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2012. https://commondatastorage.googleapis.com/ckannet- of-Fiscal-Policy-of-2012.pdf diakses pada tanggal 28 Maret 2013.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561/Kmk.04/2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika Dan Sekaligus Dan Pelaksanaan Surat Paksa. Diakses dari http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2000/561 ~KMK.04~2000Kep.htm pada tanggal 23 Maret 2013.


(6)

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24/PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa Dan Pelaksanaan Penagihan Seketika Dan Sekaligus.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Keempat, Salemba 4: Jakarta. Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Kelima, Salemba 4: Jakarta. Stella Meiliza, Biringkanae. 2012. Penerbitan Surat Paksa Sebagai Upaya

Penagihan Aktif Dan Kontribusinya Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Pada KPP Pratama Makassar Utara, Skripsi,Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tansuria, Billy Ivan. 2010. Pokok-Pokok Ketentuan Umum Perpajakan, Edisi Pertama, Graha Ilmu: Yoyakarta.

Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan

Surat Paksa.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Edisi sepuluh. Jakarta: Salemba Empat. Zain, Mohamad. 2003. Manajemen Perpajakan.Jakarta: Salemba Empat.