Perbandingan Efek Antipiretik Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. )Ness) dan Brotowali (Tinospora crispa,L) pada Mencit Swiss Webster Jantan.

(1)

iv

ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK

SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) DAN

BROTOWALI (Tinospora crispa,L) PADA MENCIT

SWISS WEBSTER JANTAN

Kevin Pranata , 2013, Pembimbing 1 : Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr, M.Kes

Demam adalah keadaan suhu tubuh manusia di atas 38o Celcius. Demam dapat menyertai berbagai penyakit terutama penyakit infeksi, sehingga sering ditemukan dalam masyarakat. Demam yang tidak segera diobati, dapat menimbulkan kejang demam pada anak-anak. Di Indonesia dikenal obat herbal sebagai pengobatan alternatif antipiretik, contohnya adalah sambiloto dan alang-alang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek antipiretik ekstrak herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness) dan brotowali (Tinospora crispa, L ) sebagai antipiretik dan membandingkan potensinya.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan hewan coba Mencit Galur Swiss Webster yang diinduksi menggunakan vaksin DPT. Data yang diukur adalah suhu setelah pemberian sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. )Ness) , brotowali (Tinospora crispa ,L ), akuades, dan parasetamol. Analisis penurunan suhu menggunakan ANAVA satu arah dengan uji Tukey HSD,

dengan α = 0,05.

Pemberian bahan uji berupa sambiloto(36,14oC) dan brotowali(36,60oC) memberikan penurunan suhu yang berbeda bermakna dengan kontrol positif (37,90oC)(p< 0,05). Suhu setelah pemberian sambiloto memiliki perbedaan bermakna dengan brotowali pada mencit yang diinduksi demam dengan vaksin DPT (p< 0,05).

Kesimpulan penelitian ini adalah sambiloto dan brotowali berefek antipiretik dan mempunyai potensi yang berbeda sebagai antipiretik, dan sambiloto berefek lebih kuat dibandingkan dengan brotowali.

Kata kunci: Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. )Ness), Brotowali

(Tinospora crispa, L.), demam, antipiretik.


(2)

v

ABSTRACT

COMPARISON OF THE EFFECT OF GREEN CHIRETTA’S

EXTRACT (Andrographis paniculata (Burm. f. )Nees) AND BITTER

GRAPE (Tinospora crisspa, L) AS ANTIPYRETIC TO MALE SWISS

WEBSTER MICE

Kevin Pranata, 2013, First Tutor : Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr, M.Kes

Fever is a condition where human body temperature above 38o Celcius. Fever accompanies various diseases especially infection, so fever is commonly found in society. Fever that not treated promptly can cause febrile seizure in children. In Indonesia, herbal medicine is a well known alternative treatment that can be effective as antipyretic, such as green chiretta and bitter grape.

The purposes of this study are to assess the effect of green chiretta’s extract and bitter grape’s as antipyretic and to compare their potency.

This study is an experimental laboratoric research using Completely

Randomized Design using male Swiss Webster mice which vaccinated by Diphtheria Pertussis and Tetanus (DPT) to induced fever. The measured data is the decreasing temperature after green chiretta’s extract, bitter grape’s, aquadest, and paracetamol were given. The measurement of mice’s temperature was statistically analyzed with one way ANAVA continued by Tukey HSD, with α = 0.05.

The administration of green chiretta’s extract and bitter grape’s decreased mice’s body temperature significantly more than aquadest’s (p < 0.05). Green chiretta and bitter grape have significant difference in decreasing mice’s body temperature (p< 0.05).

The conclusions of this study are, green chiretta and bitter grape are effective as antipyretic and they have a different potency as antipyretic.

Key words: Green chiretta (Andrographis paniculata (Burm. f. )Ness), bitter grape (Tinospora crispa, L. ), fever, antipyretic.


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Hipotesis Penelitian ... 4

1.7 Metodologi ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Regulasi suhu ... 5

2.1.1 Panas yang Masuk dan Keluar Harus Seimbang untuk Menstabilkan Suhu Inti ... 6

2.1.2 Pertukaran Panas dengan Lingkungan Sekitar ... 7

2.1.3 Fungsi Hipotalamus ... 7

2.2 Demam ... 10


(4)

ix

2.4 Sambiloto ... 12

2.4.1 Klasifikasi ... 13

2.4.2 Nama lain Sambiloto ... 13

2.4.3 Morfologi ... 14

2.4.4 Kandungan Sambiloto ... 14

2.4.5 Sambiloto sebagai antipiretik ... 15

2.4.6 Khasiat lain Sambiloto ... 16

2.5 Brotowali ... 16

2.5.1 Klasifikasi ... 16

2.5.2 Nama lain brotowali ... 16

2.5.3 Morfologi ... 17

2.5.4 Kandungan Brotowali ... 17

2.5.5 Brotowali sebagai antipiretik ... 18

2.5.6 Khasiat lain Brotowali ... 18

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... 19

3.2 Subjek Penelitian ... 19

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

3.4 Metode Penelitian... 19

3.4.1 Desain Penelitian ... 19

3.4.2 Variabel Penelitian ... 20

3.4.2.1 Definisi Konsepsional Variabel... 20

3.4.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 20

3.4.3 Besar Sampel Penelitian ... 21

3.4.4 Prosedur Kerja ... 21

3.4.4.1 Cara Persiapan Bahan Uji... 21

3.4.4.2 Persiapan Hewan Coba ... 21

3.4.4.3 Prosedur Penelitian ... 21


(5)

x

Hipotesis Statistik ... 23

Kriteria Uji ... 23

3.5 Aspek Etik Penelitian ... 23

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Hasil penelitian ... 24

4.2 Pembahasan ... 26

4.3 Uji hipotesis ... 27

BAB V Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan ... 30

5.2 Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA... 31

LAMPIRAN ... 33


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Suhu Mencit Sebelum Induksi Demam ... 24 Tabel 4.2 Rerata Suhu Tubuh Mencit yang Diinduksi Demam Setelah

Pemberian Bahan Uji ... 25 Tabel 4.3 Hasil Uji Lanjut Perbedaan Suhu Pada Tiap Kelompok Perlakuan . 26


(7)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Lengkap Hasil Pengukuran Suhu ... 33

Lampiran 2 Hasil Uji Statistik ... 35

Lampiran 3 Perhitungan Dosis ... 38


(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Pengaturan suhu tubuh ... 7 Gambar 2.2 Respon terhadap paparan dingin ... 9 Gambar 2.3 Respon terhadap paparan panas……… 10 Gambar 2.4 Mekanisme Kerja Andrographolid dan Flavonoid Dalam


(9)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Manusia tumbuh dan berkembang disertai dengan berbagai macam gejala penyakit yang tidak bisa lepas dari kehidupan. Salah satunya adalah demam. Demam ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh melebihi variasi normal, disebabkan karena peningkatan set point hipotalamik. (Dinarello & Porat, 2008) .Demam dapat menyertai berbagai penyakit, sehingga sering ditemukan dalam masyarakat.

Masyarakat umumnya menggunakan obat kimia sebagai antipiretik, seperti parasetamol dan ibuprofen, namun parasetamol dan ibuprofen mempunyai efek samping. Efek samping parasetamol adalah mual, reaksi alergi, skin rash, acute renal tubular necrosis, kerusakan hati, leukopenia, trombositopenia, neutropenia, dan agranulositosis . Secara empiris masyarakat menggunakan ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) dan brotowali (Tinospora crispa, L) sebagai antipiretik, namun penelitian ilmiah belum dilakukan, sehingga dilakukan penelitian lebih lanjut.

Salah satu tanaman obat yang terkenal di Indonesia adalah sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees), termasuk dalam famili Acanthaceae. Tumbuh dengan subur di Indonesia, India, Pakistan, dan China. Masyarakat sering menggunakan sambiloto untuk mengobati demam, diabetes, malaria, batuk berdahak, dan lain lain.

Tumbuhan yang juga terkenal di Indonesia adalah brotowali (Tinospora crispa, L). Brotowali akhir-akhir ini dikenal sebagai tumbuhan dengan

efek antipiretik .

Perkembangan penelitian terhadap obat herbal yang makin meningkat, menyebabkan masyarakat mulai sadar akan kegunaan obat herbal yang dapat meminimalisir efek samping obat kimia yang beredar di pasaran sekarang ini. (Graz, et al., 2011). Hasil penelitian, efek parasetamol dan sambiloto sebagai


(10)

2

antipiretik, menunjukkan keduanya memiliki efek yang sama. (Subramaniam, et al., 1995).

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah penelitian ini : 1. Apakah ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. ) Nees)

berefek antipiretik pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi vaksin DPT.

2. Apakah brotowali (Tinospora crispa, L) berefek antipiretik pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi vaksin DPT.

3. Potensi antipiretik manakah yang lebih baik antara ekstrak sambiloto dan brotowali.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan obat alternatif, untuk mengatasi demam.

Tujuan penelitian ini adalah :

Menilai efek antipiretik ekstrak sambiloto pada mencit Swiss Webster jantan.

Menilai efek antipiretik brotowali pada mencit Swiss Webster jantan.  Menilai potensi efek antipiretik antara ekstrak sambiloto dan

brotowali.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1. Manfaat akademis :

Memberikan informasi mengenai efek antipiretik ekstrak sambiloto dan brotowali


(11)

3

2. Manfaat praktis :

Memberikan informasi kepada masyarakat untuk penggunaan sambiloto dan brotowali sebagai antipiretik

1.5 Kerangka Pemikiran

Demam merupakan suatu proses yang terjadi di dalam tubuh kita sehingga terdapat peningkatan suhu tubuh melebihi batas normal. Demam juga merupakan suatu proses alamiah yang timbul akibat suatu stimulus. Pengaturan suhu memerlukan mekanisme perifer yang utuh, yaitu keseimbangan produksi dan pelepasan panas, serta fungsi pusat pengatur suhu di hipotalamus yang mengatur seluruh mekanisme. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan temperatur tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan temperatur tubuh akan menurun. (Dharma, Hadinegoro, & Priatni, 2006)

Seperti yang telah diketahui, demam disebabkan oleh adanya pirogen dalam darah, dimana akan berpengaruh pada hipotalamus akibat adanya peningkatan prostaglandin, dan terjadi peningkatan set point hipotalamus. Set point yang meningkat akan direspon oleh tubuh dengan berbagai reaksi, seperti vasokonstriksi pembuluh darah, menggigil, dan akhirnya suhu tubuh akan meningkat. (Sherwood, 2012)

Itu sebabnya, pada penelitian ini, digunakan dua jenis tanaman herbal yang memiliki efek antipiretik, yaitu sambiloto dan brotowali.

Sambiloto merupakan tanaman perdu yang berkhasiat obat dan sering digunakan untuk obat tradisional. Sambiloto mengandung flavonoid yang mampu menghambat biosintesis prostaglandin sehingga mempunyai efek antipiretik (Setoaji & Prambudi Arie, 2004).

Sedangkan kandungan lainnya adalah andrographolid, yang memiliki efek analgetik, antipiretik dan anti inflamasi pada ekstrak sambiloto, dan hal


(12)

4

tersebut sudah dilaporkan. Zat ini telah teruji mampu menurunkan suhu rektal tikus. (Suebsasana, et al., 2009)

Brotowali (Tinospora crispa, L) mempunyai beberapa nama daerah, antara lain, bratawali, andawali, dan lain-lain. Komponen kimia yang terdapat dalam brotowali antara lain alkaloid, saponin, glikosida, tannin, dan flavonoida, selain itu brotowali mengandung zat pikroretin, berberin, dan kolumbin. (Chairul, dkk., 1998)

Zat pahit pikrorektin, berberin, kolumbin memiliki efek antipiretik yang kuat dan telah terbukti pada percobaan Chairul, dkk. Ketiga zat tersebut bekerja pada penghambatan pelepasan prostaglandin, sehingga suhu tubuh akan menurun sebagai respon yang ditimbulkan. (Chairul, dkk., 1998)

1.6 Hipotesis Penelitian

Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata,(Burm. f. ) Nees) berefek antipiretik terhadap mencit galur Swiss Webster jantan yang diinduksi dengan vaksin DPT.

Brotowali (Tinospora crispa, L) berefek antipiretik terhadap mencit galur Swiss Webster jantan yang diinduksi dengan vaksin DPT.

Ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata, (Burm. f. ) Nees) memiliki potensi antipiretik yang lebih baik dibandingkan dengan brotowali (Tinospora crispa, L) .

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan hewan coba Mencit Swiss Webster yang diinduksi menggunakan vaksin DPT. Data yang diukur adalah suhu setelah pemberian Sambiloto (Andrographis paniculata,( Brum. f. ) Nees) dan brotowali (Tinospora crispa, L). Analisis menggunakan ANAVA satu arah dilanjutkan Tukey HSD dengan α = 0,05.


(13)

30

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Simpulan umum :

Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. ) Nees) berefek antipiretik pada mencit galur Swiss Webster yang diinduksi vaksin DPT..

Brotowali (Tinospora crispa ,L) berefek antipiretik pada mencit galur Swiss Webster yang diinduksi vaksin DPT.

 Sambiloto memiliki potensi antipiretik yang lebih baik dibandingkan dengan Brotowali

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan pendahuluan yang perlu dilanjutkan dengan penelitian-penelitian lain seperti :

1. Uji toksisitas

2. Penentuan dosis yang optimal 3. Uji klinik


(14)

`31

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. Z., Husni, M., & Almahdy, A. (1998). Pemeriksaan Farmakologi Tinocrisposid Senyawa Furanoditerpen Glikosida Baru dari Tinospora Crispa Miers(Brotowali). Warta Tumbuhan Obat Indonesia Vol.4 No.2 , 9-12.

Bickley, L. S., & Szilagyi, P. G. 2009. Bates Guide yo Physical Examination and History Taking 10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.

Chairul, Dharmayanti, & Jamal, Y. 1998. Uji Efek Antipiretik Ekstrak Metanol Brotowali (Tinospora crispa, L) pada Tikus Jantan Putih. Warta Tumbuhan Obat Indonesia, Vol 4, No.2 , Hal 1.

Dinarello, C. A., & Porat, R. 2008. Fever and Hyperthermia. In A. S. Fauci, D. L. Kasper, D. L. Longo, J. Loscalzo, E. Braunwald, S. L. Hauser, et al., Harrison's Principals of Internal Medicine 17th edition (p. 118). New York: McGraw-Hill Companies.

Setiawan Dalimartha. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta: Puspa Swara. Hal.1-2

Setiawan Dalimartha. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal.120-122

Dharma, R., Hadinegoro, S. R., & Priatni, I. 2006. Disfungsi Endotel padaq Demam Berdarah Dengue. Makara Kesehatan. Vol 10 No.1 Hal.17-23. Graz, B., Kitua, A. Y., & Malebo, H. M. 2011. To what extent can traditional

medicine contribute a complementary or alternative solution to malaria control progrrammes? Malaria journal , 10(suppl1.

Puspaningtyas, D. E., & Utami, d. 2013. The Miracle of Herbs. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.

Setoaji, & Arie, P. (2004). Efek Antipiretik Ekstrak Tanaman Sambiloto(Andrographis paniculata Ness) Pada Tikus Putih , 1.

Sherwood, L. 2010. Human Physiology. Canada: Brooks/Cole, Cengage Learning. Subramaniam, A., Pushpangadan, P., Rajasekharan, S., & Latha, P. G. 1995.


(15)

`32

Suebsasana, S., Pongnaratorn, P., Sattayasai, J., Arkaravichien, T., Tiamkao, S., & Aromdee, C. 2009. Analgesic, antipyretic, anti-inflammatory, and toxic effects of androdrapholide derivatives in experimental animals. Archives oh Pharmacal Research. Vol.32 No.9 p.1191-200.

Widyaningsih, W., Widyarini, Y., Agustina, A., & Sofia, V. 2009. Efek Antipiretik Dari Fraksinasi Ekstrak Etanol Batang Brotowali(Tinospora crispa L.) pada Tikus Putih Jantan Galur Swiss Wistar. Media Farmasi Vol.8 No.1 Hal.33-38.

Wilmana, P. F., & Gan, S. 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. In A. Syarif, A. Estuningtyas, A. Setiawati, A. Muchtar, A. Arif, B. Bahry, et al., Farmakologi dan Terapi Edisi 5 (pp.234-238). Jakarta:Gaya Baru.


(1)

2

antipiretik, menunjukkan keduanya memiliki efek yang sama. (Subramaniam, et al., 1995).

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah penelitian ini : 1. Apakah ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. ) Nees)

berefek antipiretik pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi vaksin DPT.

2. Apakah brotowali (Tinospora crispa, L) berefek antipiretik pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi vaksin DPT.

3. Potensi antipiretik manakah yang lebih baik antara ekstrak sambiloto dan brotowali.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan obat alternatif, untuk mengatasi demam.

Tujuan penelitian ini adalah :

Menilai efek antipiretik ekstrak sambiloto pada mencit Swiss Webster jantan.

Menilai efek antipiretik brotowali pada mencit Swiss Webster jantan.  Menilai potensi efek antipiretik antara ekstrak sambiloto dan

brotowali.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1. Manfaat akademis :

Memberikan informasi mengenai efek antipiretik ekstrak sambiloto dan brotowali


(2)

3

2. Manfaat praktis :

Memberikan informasi kepada masyarakat untuk penggunaan sambiloto dan brotowali sebagai antipiretik

1.5 Kerangka Pemikiran

Demam merupakan suatu proses yang terjadi di dalam tubuh kita sehingga terdapat peningkatan suhu tubuh melebihi batas normal. Demam juga merupakan suatu proses alamiah yang timbul akibat suatu stimulus. Pengaturan suhu memerlukan mekanisme perifer yang utuh, yaitu keseimbangan produksi dan pelepasan panas, serta fungsi pusat pengatur suhu di hipotalamus yang mengatur seluruh mekanisme. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan temperatur tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan temperatur tubuh akan menurun. (Dharma, Hadinegoro, & Priatni, 2006)

Seperti yang telah diketahui, demam disebabkan oleh adanya pirogen dalam darah, dimana akan berpengaruh pada hipotalamus akibat adanya peningkatan prostaglandin, dan terjadi peningkatan set point hipotalamus. Set point yang meningkat akan direspon oleh tubuh dengan berbagai reaksi, seperti vasokonstriksi pembuluh darah, menggigil, dan akhirnya suhu tubuh akan meningkat. (Sherwood, 2012)

Itu sebabnya, pada penelitian ini, digunakan dua jenis tanaman herbal yang memiliki efek antipiretik, yaitu sambiloto dan brotowali.

Sambiloto merupakan tanaman perdu yang berkhasiat obat dan sering digunakan untuk obat tradisional. Sambiloto mengandung flavonoid yang mampu menghambat biosintesis prostaglandin sehingga mempunyai efek antipiretik (Setoaji & Prambudi Arie, 2004).

Sedangkan kandungan lainnya adalah andrographolid, yang memiliki efek analgetik, antipiretik dan anti inflamasi pada ekstrak sambiloto, dan hal


(3)

4

tersebut sudah dilaporkan. Zat ini telah teruji mampu menurunkan suhu rektal tikus. (Suebsasana, et al., 2009)

Brotowali (Tinospora crispa, L) mempunyai beberapa nama daerah, antara lain, bratawali, andawali, dan lain-lain. Komponen kimia yang terdapat dalam brotowali antara lain alkaloid, saponin, glikosida, tannin, dan flavonoida, selain itu brotowali mengandung zat pikroretin, berberin, dan kolumbin. (Chairul, dkk., 1998)

Zat pahit pikrorektin, berberin, kolumbin memiliki efek antipiretik yang kuat dan telah terbukti pada percobaan Chairul, dkk. Ketiga zat tersebut bekerja pada penghambatan pelepasan prostaglandin, sehingga suhu tubuh akan menurun sebagai respon yang ditimbulkan. (Chairul, dkk., 1998)

1.6 Hipotesis Penelitian

Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata,(Burm. f. ) Nees) berefek antipiretik terhadap mencit galur Swiss Webster jantan yang diinduksi dengan vaksin DPT.

Brotowali (Tinospora crispa, L) berefek antipiretik terhadap mencit galur Swiss Webster jantan yang diinduksi dengan vaksin DPT.

Ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata, (Burm. f. ) Nees) memiliki potensi antipiretik yang lebih baik dibandingkan dengan brotowali (Tinospora crispa, L) .

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan hewan coba Mencit Swiss Webster yang diinduksi menggunakan vaksin DPT. Data yang diukur adalah suhu setelah pemberian Sambiloto (Andrographis paniculata,( Brum. f. ) Nees) dan brotowali (Tinospora crispa, L). Analisis menggunakan ANAVA satu arah dilanjutkan Tukey HSD dengan α = 0,05.


(4)

30

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Simpulan umum :

Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. ) Nees) berefek antipiretik pada mencit galur Swiss Webster yang diinduksi vaksin DPT..

Brotowali (Tinospora crispa ,L) berefek antipiretik pada mencit galur Swiss Webster yang diinduksi vaksin DPT.

 Sambiloto memiliki potensi antipiretik yang lebih baik dibandingkan dengan Brotowali

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan pendahuluan yang perlu dilanjutkan dengan penelitian-penelitian lain seperti :

1. Uji toksisitas

2. Penentuan dosis yang optimal 3. Uji klinik


(5)

`31

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. Z., Husni, M., & Almahdy, A. (1998). Pemeriksaan Farmakologi Tinocrisposid Senyawa Furanoditerpen Glikosida Baru dari Tinospora Crispa Miers(Brotowali). Warta Tumbuhan Obat Indonesia Vol.4 No.2 , 9-12.

Bickley, L. S., & Szilagyi, P. G. 2009. Bates Guide yo Physical Examination and History Taking 10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.

Chairul, Dharmayanti, & Jamal, Y. 1998. Uji Efek Antipiretik Ekstrak Metanol Brotowali (Tinospora crispa, L) pada Tikus Jantan Putih. Warta Tumbuhan Obat Indonesia, Vol 4, No.2 , Hal 1.

Dinarello, C. A., & Porat, R. 2008. Fever and Hyperthermia. In A. S. Fauci, D. L. Kasper, D. L. Longo, J. Loscalzo, E. Braunwald, S. L. Hauser, et al., Harrison's Principals of Internal Medicine 17th edition (p. 118). New York: McGraw-Hill Companies.

Setiawan Dalimartha. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta: Puspa Swara. Hal.1-2

Setiawan Dalimartha. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal.120-122

Dharma, R., Hadinegoro, S. R., & Priatni, I. 2006. Disfungsi Endotel padaq Demam Berdarah Dengue. Makara Kesehatan. Vol 10 No.1 Hal.17-23. Graz, B., Kitua, A. Y., & Malebo, H. M. 2011. To what extent can traditional

medicine contribute a complementary or alternative solution to malaria control progrrammes? Malaria journal , 10(suppl1.

Puspaningtyas, D. E., & Utami, d. 2013. The Miracle of Herbs. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.

Setoaji, & Arie, P. (2004). Efek Antipiretik Ekstrak Tanaman Sambiloto(Andrographis paniculata Ness) Pada Tikus Putih , 1.

Sherwood, L. 2010. Human Physiology. Canada: Brooks/Cole, Cengage Learning. Subramaniam, A., Pushpangadan, P., Rajasekharan, S., & Latha, P. G. 1995.


(6)

`32

Suebsasana, S., Pongnaratorn, P., Sattayasai, J., Arkaravichien, T., Tiamkao, S., & Aromdee, C. 2009. Analgesic, antipyretic, anti-inflammatory, and toxic effects of androdrapholide derivatives in experimental animals. Archives oh Pharmacal Research. Vol.32 No.9 p.1191-200.

Widyaningsih, W., Widyarini, Y., Agustina, A., & Sofia, V. 2009. Efek Antipiretik Dari Fraksinasi Ekstrak Etanol Batang Brotowali(Tinospora crispa L.) pada Tikus Putih Jantan Galur Swiss Wistar. Media Farmasi Vol.8 No.1 Hal.33-38.

Wilmana, P. F., & Gan, S. 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. In A. Syarif, A. Estuningtyas, A. Setiawati, A. Muchtar, A. Arif, B. Bahry, et al., Farmakologi dan Terapi Edisi 5 (pp.234-238). Jakarta:Gaya Baru.


Dokumen yang terkait

KOMBINASI DEKOK SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees.) DAN BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff. f.) SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA PADA MENCIT GALUR Swiss webster.

0 3 17

SKRIPSI KOMBINASI DEKOK SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees.) DAN BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff. f.) SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA PADA MENCIT GALUR Swiss webster.

0 3 14

I. PENDAHULUAN KOMBINASI DEKOK SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees.) DAN BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff. f.) SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA PADA MENCIT GALUR Swiss webster.

0 2 6

II. TINJAUAN PUSTAKA KOMBINASI DEKOK SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees.) DAN BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff. f.) SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA PADA MENCIT GALUR Swiss webster.

0 19 21

III. METODE PENELITIAN KOMBINASI DEKOK SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees.) DAN BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff. f.) SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA PADA MENCIT GALUR Swiss webster.

1 5 10

V. SIMPULAN DAN SARAN KOMBINASI DEKOK SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees.) DAN BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff. f.) SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA PADA MENCIT GALUR Swiss webster.

0 8 28

UJI EFEK TONIKUM INFUSA HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees (Burm.f)) TERHADAP MENCIT Uji Efek Tonik Infusa Herba Sambiloto ( Andrographis paniculata Nees (Burm.f)) Terhadap Mencit Putih Jantan Galur Swiss Webster.

0 0 14

Perbandingan Efek Antipiretik Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.)Nees) dan Ekstrak Alang-Alang (Imprerata cylindrica (L.)Beauv) Pada Mencit Swiss Webster Jantan.

0 1 23

Efek Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) Terhadap Gambaran Histopatologi Ulkus Gaster Pada Mencit Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Asetosal.

0 3 27

Efek Analgetik Ekstrak Etanol Sambiloto (Andrographis Paniculata,(Burm f) Nees) Pada Mencit Betina Galur Swiss- Webster.

0 3 36