Fenomena Kenakalan Remaja Di Jepang Pada Era Modern.

現代の日本における青少年の非行の現象
序論
青少年は将来の社会においての様々な地位を占める若者であり、将来
の社会、民族、及び国の生活を継ぐものである。青春時代において、青少年
は知的な変化を体験する。つまり、自由を求めるが、結果に対して責任を担
うことが怖がっていることである。なぜならば、その青少年は元々体験する
ことを解決する自分の能力に信じないため、学校環境、家族環境、及び社会
環境においての問題のような青春時代を染める問題が現れる。
青春時代を染める問題はたいていあることだけにより発生しない。し
かし、様々な複雑なことにより発生する。つまり、青少年が自分の正体を探
し、自分が誰だと説明するために頑張っている自己認識の危機である。その
ことで、その青少年は実際に社会において可決されている法律により違反で
ある行為を行うことで同年の仲間と自分の自己認識を実現することができる。
その青少年が法律(規範)に対しての違反は、普通「非行」と言われている。
その規範を反する青少年の行為は 元々その青少年が存在しており、青春時代
を通過する社会環境、学校環境及び家族環境を含む環境に離れていない。
本論
「非行」は青少年が行う不正いたずらな行為(行動)であり、法律を
反する行為であるが、反社会的ではなく、非道ではなく、及び宗教の基準に

Universitas Kristen Maranatha


反しない行為もある。「非行」は二つの種類に分けることができる、それは、
非道であり、法律により定められていない行為であるため、法律違反として
決まれることが不可能か難しいである行為、及び法律違反である行為であり、
有効な憲法及び法律により、大人が行う法律違反と同様に扱われている行為
である。
青春時代は推移の時期であり、青少年が人生に様々な問題に直面する
時期である。その問題の一つはその青少年が成長する環境により発生する。
その環境は家族環境、学校環境、及び遊ぶ環境を含む。
家族環境は父親、母親及び子供から確立する環境である。家族環境に
通して子供は周りの世界及び毎日生活に有効であるを知り始める。その環境
を通して子供は最初の社会過程を体験する。しかし、家族環境も青少年が非
行を行う原因になる。
結論
現代において青少年が行う非行

非道であり、憲法において定められてい

ない非行ため、法律違反として区別されることが不可能か難しい非行だけで ない。
しかし、青少年


法律違反として区別される非傾向がある。筆者が述べた事件の

よう青少年が行う殺人事件である。そして、この研究に基づき、青少年の非行を起
こす原因

問題がある家族環境であることが正しいである。しかし、この青少年の

非行の現象を起こす外からの原因がある可能性もある。行われた研究により非行

Universitas Kristen Maranatha

を起こす外からの原因

学校環境及び青少年

同年との関係がどのようなものか

ということである。


Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………................i
Daftar

Isi

……………………………………………………………………………......v

Bab I
Pendahuluan ……………………………………………………………………………....1
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………………....…1
1.2 Pembatasan Masalah ………………………………………………………………….5
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………..5
1.4 Metode Penelitian …………………………………………………………………….5
1.5 Organisasi Penelitian …………………………………………………………………8

Bab II

2.1 Kenakalan Remaja ……………………………………………………………..…....10
2.2 Lingkungan Yang Berpotensi Menyebabkan kenakalan Remaja …………...…….…12
2.2.1Lingkungan Keluarga ……………………………………………………......12
2.2.2 Masalah Dalam Keluarga………………………….…………..…..………14
2.2.3 Hubungan antara orang tua dan anak tidak terjalin dengan baik ……........14
2.2.3.1 Kurangnya kasih sayang orang tua terhadap anaknya ............................16

v

Universitas Kristen Maranatha

2.2.3.2 Orang tua cenderung menekankan tujuan pendidikan untuk anaknya
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi …………….....……20
2.2.4 Lingkungan Sekolah …………………………………………………….…..21
2.2.5 Hubungan Remaja Dan Teman Sebaya ……………………………...……...22
2.3 Pandangan masyarakat Jepang Terhadap Kedewasaan ……………………………...23
Bab III
3.1 kasus kenakalan remaja ………………………………………...……………………24
3.1.1 Kasus kenakalan remaja yang disebabkan kurangnya kasih sayang
orang tua.............................................................................................................24

3.1.2 Kasus kenakalan remaja yang disebabkan hubungan antara orang tua dan anak
tidak terjalin dengan baik..................................................................................31
3.1.3 Kasus kenakalan remaja yang disebabkan pergaulan yang salah.....................40
Bab IV
Kesimpulan .................................................................................................................48
Daftar pustaka
Sinopsis

vi

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG MASALAH
Remaja adalah generasi muda yang akan mengisi berbagai posisi dalam


masyarakat di masa yang akan datang, yang akan meneruskan kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara di masa depan. Di zaman modern ini remaja
diharapkan dapat berperan aktif untuk bersaing di dalam masyarakat.

Hal tersebut

sangat lekat dan sering kita dengar, dan tentunya bukan tanpa suatu alasan yang
masuk akal, namun didasari oleh pemikiran bahwa dari remaja-remaja biasanya
muncul ide yang sangat kreatif seperti membuat karya seni contohnya menciptakan
sebuah lagu, .
Ide-ide baru remaja tersebut dimungkinkan muncul karena secara psikologis
remaja mengalami suatu perubahan intelektual yang mencolok (meningkatnya
kemampuan untuk berpikir secara rasional). Selain perubahan intelektual pada masa
remaja juga terjadi perubahan moral serta yang terakhir adalah terjadinya perubahan
kepribadian dimana remaja menilai sikap-sikap mereka yang tidak baik pada masa
sebelumnya

dan


berusaha

membentuk

kepribadian

yang

menyenangkan.

Perubahan-perubahan yang dialami oleh remaja ini adalah suatu perubahan yang
mengarah pada kematangan, berlangsung secara cepat sehingga menuntut suatu

1

Universitas Kristen Maranatha

penyesuaian mental, pembentukan sikap, nilai serta minat yang baru dari remaja
tersebut.
Penyesuaian mental, pembentukan sikap serta nilai dan minat yang baru oleh

remaja adalah suatu hal yang sangat penting karena remaja mengalami perkembangan
mental yang cepat yang menunjukkan perbedaan dengan masa sebelumnya, yaitu
masa kanak-kanak. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa inilah
yang disebut sebagai masa remaja dan merupakan suatu masa”peralihan”,yaitu suatu
peralihan dalam arti kata tidak terputus dengan masa sebelumnya dan akan
mempengaruhi pola prilaku dan sikap yang baru.
Pola prilaku dan sifat yang baru yang ditunjukkan oleh remaja diantaranya
adalah yang pertama meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada
perubahan psikologi yang terjadi. kedua, berubahnya minat dan pola prilaku maka
nilai-nilai juga berubah, maksudnya adalah apa yang pada masa kanak-kanak
dianggap penting maka pada saat menjelang dewasa hal tersebut menjadi tidak
penting lagi. Yang ketiga, adalah remaja yang bersifat ambivalen terhadap perubahan
yang mana mereka menuntut kebebasan namun takut untuk bertanggung jawab akan
akibatnya karena pada dasarnya remaja tersebut meragukan kemampuannya untuk
menyelesaikan hal-hal yang dialaminya, sehingga timbullah masalah-masalah yang
mewarnai masa remaja seperti masalah dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan juga
masyarakat. ( Elizabeth Hurlock ,1996:99).

2


Universitas Kristen Maranatha

Masalah-masalah yang mewarnai masa remaja sering kali tidak hanya
disebabkan oleh satu hal namun disebabkan oleh hal-hal yang sifatnya kompleks,
yaitu adanya krisis identitas dimana remaja berusaha untuk mencari identitas dirinya,
berusaha menjelaskan siapa dirinya, yang dilakukan dengan memiliki barang-barang
yang dapat mencerminkan status dirinya, misalnya saja dengan menggunakan mobil,
baju-baju bermerek yang secara langsung dapat kelihatan dengan cara ini remaja
tersebut bermaksud untuk menarik perhatian orang-orang yang ada disekelilingnya
dan mempertahankan identitas dirinya dalam kelompok. Hal ini didasarkan atas
pandangan remaja bahwa kelompok adalah sarana untuk menguji diri sendiri dan
orang lain serta dapat digunakan sebagai tempat untuk memperbaiki konsep dirinya
(Horrocks & Benimoff, 1990:103) Dengan demikian remaja tersebut dapat
mewujudkan identifikasi dirinya dengan kelompok sebayanya, dengan cara
melakukan aktivitas-aktivitas atau tindakan-tindakan yang sebenarnya menurut
hukum

yang

berlaku


di

dalam

masyarakat

adalah

suatu

pelanggaran.

Tindakan-tindakan pelanggaran terhadap hukum (aturan) yang dilakukan oleh remaja
ini, biasanya disebut sebagai kenakalan remaja. Kenakalan remaja tersebut ada
bermacam-macam seperti penyalahgunaan narkotika, seks bebas dan bahkan
pembunuhan1. Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang diperoleh dari media massa di
Jepang mengenai kenakalan remaja.

1


Akan kemana generasi muda Jepang. 5 mei 2006
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0009/22/dikbud/akan29.htm

3

Universitas Kristen Maranatha

The Nara Family Court decided Thursday to send a 16-year-old
to a reformatory for setting a fire that killed his stepmother and
her two children, saying severe punishment is not warranted in
the case.
"His family environment, including his father's violence that
had continued since his infancy, caused a distortion of his
character and led him to commit the crime”. Judge Hiroichi
Ishida said
Pada hari kamis tanggal 27 Oktober 2006 pengadilan keluarga
di Nara mengirimkan anak yang berusia 16 tahun ke pusat
rehabilitasi
dikarenakan
membuat
kebakaran
yang
menyebabkan tewasnya ibu tiri beserta dua orang anaknya.
Hiroichi Ishida berkata “Lingkungan keluarganya, termasuk
kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya secara terus menerus
sejak balita, menyebabkan kelainan pada karakternya sehingga
membuat dia melakukan kejahatan”

Tindakan-tindakan remaja yang melanggar aturan tersebut pada dasarnya
tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dimana remaja tersebut berada dan melewati
masa-masa remajanya, yang dapat mencakup lingkungan masyarakat, lingkungan
sekolah, maupun lingkungan keluarga. Setiap lingkungan menimbulkan pengaruhnya
masing-masing terhadap remaja, karena lingkungan-lingkungan yang disebutkan
diatas juga terdiri dari individu-individu yang dapat berespon terhadap stimulus
dalam hal ini adalah tingkah laku atau tindakan-tindakan dari remaja. Disamping
berespon, lingkungan juga memberikan stimulus kepada remaja, dan bagaimana cara
remaja tersebut mengolah stimulus yang diterimanya dari lingkungan inilah yang
akan sangat mempengaruhi munculnya kenakalan remaja.

4

Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka lingkungan merupakan salah satu
penyebab terjadinya kenakalan remaja. Dan menurut hasil survey tahun 2000, sekitar
87,5% menganggap bahwa kenakalan remaja yang terjadi membawa masalah yang
besar di Jepang (Takayama Hideo, 2006). Hal tersebutlah yang melatar belakangi
penulis untak mengetahui penyebab kenakalan remaja pada rentang usia remaja di
Jepang.

1.2

PEMBATASAN MASALAH
Permasalahan hanya akan dibatasi pada fenomena kenakalan remaja yang

terjadi dalam masyarakat modern Jepang pada tahun 2004-2007.

1.3

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fenomena kenakalan remaja

Jepang pada umumnya yang disebabkan oleh lingkungan keluarga, atau hal lainnya
dalam masyarakat modern Jepang.

1.4

METODE PENELITIAN

Untuk mengetahui fenomena kenakalan remaja penulis akan menggunakan
metode penelitian phenomenology
Disiplin phenomenology, digambarkan sebagai studi struktur pengalaman
atau kesadaran. Pengertian pengalaman itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa

5

Universitas Kristen Maranatha

Indonesia adalah: Sebagai segala sesuatu yang dialami dalam hidup (dilakukan,
dialami, dirasai). (1994:30)
Phenomenology adalah suatu filosofi yang didasarkan pada pengalaman
intuitif dari sebuah fenomena, dan berdasarkann suatu pemikiran bahwa kenyataan
terdiri dari objek dan kejadian, maka manusia dapat secara sadar merasakan2.
Yang dimaksud disini adalah bahwa dengan phenomenology kita dapat
dengan sengaja menempatkan diri kita pada suatu objek atau kejadian dan kemudian
memakai intuisi dan imajinasi kita untuk ikut merasakannya.
Phenomenology dicetuskan oleh seorang ahli matematika yang bernama
Edmund Husserl yang dikenal juga sebagai bapak fenomenologi. Secara harfiah
phenomenology adalah ilmu tentang fenomen-fenomen atau tentang segala sesuatu
yang tampak.
Phenomenology adalah pergerakan dalam bidang filosofi yang telah
diadaptasi oleh beberapa sosiolog untuk memberi pemahaman hubungan antara
kesadaran individual dengan kehidupan sosialnya.
Pernyataan diatas bisa diuraikan sebagai berikut : Phenomenology
mempelajari mengenai pengalaman seseorang sebagai subjek yang mengalami
(kejadian). Dari pengalaman tersebut, subjek yang mengalami (kejadian) akan
memahami makna dari kejadian itu bagi diri pribadi dan juga bagi masyarakat di
sekitarnya. Apakah pengalaman itu mempengaruhi atau tidak kepada lingkungan
sekitar.
2

http://en.wikipedia.org/wiki/phenomenology

6

Universitas Kristen Maranatha

Dalam suatu sumber menyebutkan:
As an approach within sociology, phenomenology seeks to reveal
how human awareness is implicated in the production of social
action, social situation and social worlds. (Natanson, 1970).
Sebagai suatu pendekatan dalam sosiologi, phenomenology
mencari untuk menyatakan bagaimana kesadaran manusia ialah
terkait dalam menghasilkan tindakan sosial, situasi sosial dan
dunia sosial. (Natanson, 1970).

Marleau-Ponty (1987:134) mengatakan bahwa phenomenology adalah ilmu
yang mempelajari inti dari suatu hal ini berarti bahwa phenomenology selalu
mempertanyakan arti dari suatu hal maka dengan ini yang dimaksud dengan hal
adalah fenomena itu sendiri. Dengan memakai phenomenology kita kembali
mempelajari fenomena tersebut dengan cara membayangkan diri kita terlibat
didalamnya.
Pada dasarnya, phenomenology belajar mengenai struktur berbagai jenis
pengalaman, berkisar antara persepsi, fikiran, memori, imajinasi, emosi, keinginan
dan kemauan, kasadaran jasmani, serta tindakan dan aktivitas sosial, termasuk
aktivitas ilmu bahasa.
Phenomenology menggunakan istilah refleksivitas (penggambaran) untuk
menandai cara yang ditempuh dalam bertindak, bisa sebagai pondasi atau
konsekwensi dari semua rancangan manusia. Tugas phenomenology, kemudian,

7

Universitas Kristen Maranatha

adalah untuk membuat hal yang kurang jelas menjadi nyata atau tercermin dalam
tindakan, situasi, dan kenyataan dalam berbagai mode yang sedang terjadi di dunia3
Tujuan dari phenomenology adalah untuk menerangkan bagaimana objek
pengamatan dikonstitusikan dalam akt (perbuatan pikiran) dari mengamati, begitu
juga untuk perasaan, imajinasi dan lain-lain. Hal yang penting adalah “bagaimana”,
the real things is to know HOW it happens (bagaimana suatu hal bisa terjadi).

1.5

ORGANISASI PENULISAN
Penulisan dibagi menjadi 4 bab:
Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari lima sub bab. Sub bab pertama

membahas mengenai latar belakang masalah. Sub bab kedua mengenai pembatasan
masalah. Sub bab ketiga tujuan penelitian. Sub bab keempat metode penelitian. Sub
bab kelima sistematika penulisan dari bab I sampai bab IV.
Bab II Sub bab pertama membahas mengenai kenakalan remaja. Sub bab
kedua membahas mengenai lingkungan yang berpotensi menyebabkan kenakalan
remaja. Sub bab ketiga membahas mengenai pandangan masyarakat Jepang terhadap
kedewasaan.
Bab III analisis yang meneliti mengenai penyebab terjadinya kasus-kasus
kenakalan remaja.
Bab IV kesimpulan yang menyimpulkan hasil analisa dari bab sebelumnya.
sesuai dengan tujuan penelitian
3

Ibid, Hal.8. (Bawah)

8

Universitas Kristen Maranatha

Demikianlah organisasi penulisan ini dibuat dengan maksud agar pembaca
memahami cara penulis melakukan penelitian ini.

9

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

KESIMPULAN

Fenomena kenakalan remaja di Jepang mulai terlihat sejak tahun 1951 dan sejak
saat itu setiap tahunnya kenakalan remaja yang terjadi terus meningkat. Kenakalan
remaja merupakan masalah yang sangat besar bagi Jepang karena masalah yang
ditimbulkan oleh remaja Jepang sudah sangat meresahkan. Pada era modern ini
kenakalan yang dilakukan oleh remaja tidak hanya terbatas pada kenakalan yang bersifat
amoral dan asosial dan tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit
digolongkan pelanggaran hukum sampai kenakalan yang bersifat melanggar hukum.
Seperti kasus-kasus yang penulis bahas banyak diantaranya merupakan kasus
pembunuhan yang dilakukan oleh remaja.
Lingkungan sangat berperan dalam kenakalan yang ditimbulkan oleh remaja.
Beberapa lingkungan yang berperan tersebut diantaranya adalah lingkungan keluarga,
sekolah, dan lingkungan pergaulan. Lingkungan yang paling besar pengaruhnya terhadap
kenakalan remaja adalah lingkungan pertama tempat kita tinggal yaitu lingkungan
keluarga.
Keluarga sangat berhubungan dengan perkembangan atas kekerasan yang
dilakukan oleh remaja. Banyak kekerasan yang dapat dipelajari dari interaksi dengan
sesama manusia dan dari lingkungan. Kekerasanpun dapat ditiru dari tindakan orang tua
dan dapat juga terjadi akibat kondisi rumah yang membuat si anak frustrasi. Hal-hal yang
membuat kondisi rumah menjadi tidak sehat untuk anak adalah masalah orang tua dan
anak yang banyak disebabkan oleh cara mendidik orang tua yang terlalu berlebihan

50

Universitas Kristen Maranatha

(disiplin berlebih). Orang tua sering memaksakan kehendak terhadap anaknya tanpa
memikirkan perasaan anak tersebut, sehingga banyak terjadi keadaan dimana anak
melawan orang tuanya sendiri. Hal ini juga yang dapat menyebabkan orang tua dapat
melakukan hal yang buruk terhadap anak nya seperti kekerasaan fisik dan psikis.
Di jaman modern seperti sekarang ini para orang tua juga sangat disibukkan
dengan pekerjaannya, sehingga mereka tidak punya cukup waktu untuk anak-anaknya.
Pengaruh keluarga dalam proses pertumbuhan anak semakin kecil, sehingga disatu pihak
kebebasan si anak meningkat, tetapi di lain pihak si anak semakin dibiarkan untuk
memecahkan masalah-masalahnya sendiri. Seorang anak juga sangat membutuhkan
sentuhan dari orang tuanya, dalam bentuk sentuhan hati yang berupa empati dan simpati
untuk membuat anak menjadi peka terhadap lingkungannya. Selain itu, belaian, pelukan,
ciuman, kecupan, senyuman diperlukan untuk membuat kehangatan jiwa dalam diri anak
dan membantu menguasai emosinya.
Dari kasus-kasus yang telah dibahas dapat kita lihat adanya hubungan antara
pengaruh lingkungan dan hubungan antara orang tua dan anak terhadap terjadinya
fenomena kenakalan remaja. Terlihat bahwa kurangnya kasih sayang orang tua terhadap
anak juga dapat mendorong si anak melakukan kenakalan remaja.

51

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

o Eshleman J Ross & Cashion Barbara G, Sociology An Introduction, Boston: Little,
Brown and Company, 1985.
o Hiroshi Wagatsuma & George A. De Vos, Family Patterns and Delinquency
Formation in Urban Japan, University of California Press Berkeley, 1989.
o Jhon Dacey & Maureen Kenny, Adolescent Development, Madison Brown &
Benchmark, 1997.
o Gerald R. Adams & Michael D Berzonsky, Blackwell Handbook of Adolescence,
Australia: Blackwell, 2003
o Morioka Kiyomi, Kazoku Shakaigaku, Tokyo:Yuhikaku, 1967.
o Newberger Carolyn Moore, Child Abuse, Boston: Little, Brown and Company,
1982.
o Santrock John, Adolescence Perkembangan Remaja, Jakarta: PT Erlangga.
o Soekanto Soerjono, Sosiologi Keluarga, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.
o Tanaka Yoshio, Japan As It, Tokyo: Kosaido, 1997.
o Takayama Hideo, Tokyo, 2006
http://www.time.com/time/asia/asiamagazine/1999/990503cover6.html
o http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20061020a1.html
o http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20050603a8.html
o http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20040202b2.html
o http://www.asahi.com/english/Herald-asahi/TKY200405160084.html
o http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/1074427.stm
o http://dailynews.yahoo.co.jp/fc/domestic/juvenile_crime/
o http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20070925a3.html
o http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20070108a3.html

Universitas Kristen Maranatha

o http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20061220a4.html
o http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20070925a3.html
o http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20050420a2.html
o http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20070108a3.html
o http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20061220a4.html
o http://headlines.yahoo.co.jp/hl?a=20070927-00000165-mailo-l28
o http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20040208q2.html
o http://headlines.yahoo.co.jp/hl?a=20061220-00000061-jij-soci
o http://dailynews.yahoo.co.jp/fc/domestic/juvenile_crime/
o http://sankei.jp.msn.com/affairs/topics/affairs-14713-t1.htm
o http://www.n-seiryo.ac.jp/~usui/syounen/
o http://www.nishinippon.co.jp/news/2003/jiken/nagasaki/tetsuzuki.html
o http://blog.livedoor.jp/kangaeru2001/archives/51998342.html
o http://www.ndl.go.jp/jp/data/publication/document/2009/200884/14.pdf
o http://nakaosodansitu.blog21.fc2.com/blog-entry-1066.html
o http://www.keishicho.metro.tokyo.jp/seian/bousou/kenkai.htm

Universitas Kristen Maranatha