Mahasiswa Tolak UU BHP.

-

,--..,.

-

1
17

2
18

3

4

(!2)
8Peb

OJan


-5

20
OMar

6
21
OApr

7
22
OMei

8
23

10

9
24


OJun

12

11
25

OJul

27

26
OAgs

14

13

OSep


28

/C5(UNPAD
15
16
31
29
30
ONov

OOkt

ODes

,Mahasisv#a.
Tolak UU BHP'
~

---


-~

--

::

---

SETIABUDHI, (GM).Belasan mahasiswa yang tergabung dalarn
Front Mahasiswa Nasional (FMN) Universitas Pendi~ikan Indonesia (UPI) melakukan
aksi unjuk rasa di Kampus UPI, nn. Setiabudhi
Bandung, Rabu (18/2). FMN menolak Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (UU
BHP) karena dianggap akan mengomersialisasikan pendidikan.
Aksi teatrikal turut mewarnai unjuk rasa
yang dimulai pukullO.OO WIB-Il.30 WIB.
Seorang mahasiswa laki-Iaki dibalut sejumlah plester di bagian kepala, badan, dan kaki
sebagai simbal terbelenggunya dunia pendidikan akibat adanya UU BHP yang barn disahkan akhir tahun lalu. Selain itu, FMN juga
membentangkan beberapa spanduk dan poster
yang berisikan penolakan terhadap UU BHP.

Meski demikian, aksi tersebut tidak mengganggu jalannya kegiatan akadernik di UP!.
Menurut koordinator kegiatan, Frans Eko
Danto, aksi tersebut sebagai bentuk penegasan
pihaknya terhadap keberadaan UU BHP.
Dalam konstitusi (UUD 1945), ditegaskan
bahwa tujuan negara adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan bertugas menyelenggarakan tujuan negara adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan bertugas menyelenggarakan pendidikan dengan membiayai pendidikan rninimal20% dari APBD dan APBN.
"Dengan konsep BHP, negara tidak lagi mengalokasikan dana untuk pendidikan, bahkan
soal kurikulum sekalipun diserahkan kepada
investor-investornya," ucapnya.
Artinya, lanjut Frans, secara keseluruhan
diserahkan kepada institusi pendidikan itu
sendiri. ';Bukankan ini suatu tindakan in-

.

--------

v.'..


-.

-

--

-Kliping

-

HU/nos

---,-

--

skonstitusional karena melepaskan tanggung
jawab negara terhadap pendidikan," tutumya.
Uji coba

Dijelaskannya, sejauh ini konsep BHP telah
diujicobakan kepada delapan perguruan tinggi negeri, yaitu VI,.ITB, IPB, UGM, Undip,
USU, Unair, dan UPI Bandung dengan pemberlakuan'status Badan Hukum Milik Negara
(BHMN). Begitu juga dengan karnpus-karnpus swasta, ikut mempersiapkan diri dengan
berbagai cara untuk menyarnbut berlakunya
BHP. Tetapi, penyesuaian ini yang paling
. menonjol adalah soal pendanaan dengan hasilnya terlihat dengan melarnbungnya biaya pendidikan, terutama untuk pendidikan tinggi.
"Biaya kuliah reguler rnisalnya di VI per
tahun mencapai Rp 5 juta hingga Rp 25 juta.
Di UGM, mahasiswadikenakan sumbangan
peningkatan mutu akademik (SPMA), baik
jalur SPMB maupun non-SPMB yang mencapai Rp 20 juta," katanya.
Ironisnya, kata Frans, peningkatan biaya
pendidikan tidak sebanding dengan peningkatan mutu pendidikan. Meskipun UGM
membuka program kelas intemasional dan
melakukan keIja sarna dengan berbagai lembaga pendidikan asing, UGM tetap berada di
peringkat 77 dari 77 perguruan tinggi di kawasan Asia Pasifik," urainya.
Tidakhanyaitu, katanya, mutu pendidikan indonesia berada di urutan 12 dari seluruh negara
di ASEAN. Tennasuk di bawah Vietnam, yang
barn rnembangun negerinya dalari120tahun terakhir. "Karena itu, tolak UU BHP dan segala

bentuk komersialisasi pendidikan.dan wujudkan pendidikan yang ilrniah, demokratis, dan
m:,ngabqikepada rak\cat.J