Mengikuti Perilaku Konsumen untuk Penuhi Kebutuhan Pangan.
(halaman)O@
~O@
o Senin o Selasa
4
123
17
18
o Jan
19
0
Peb
Mengikuti
5
20
'~ibun Jabar
.
.
Rabu
6
21
o Mar o Apr
7
22
Mei
0
0
Kamis
8
23
9
10
0
Jun
24
~
Jumat
0
11
12
25
0
Jul
26
0
Ags
~
€ 28
27
0
"
o Minggu
Sabtu
Sep
Perilaku. Konsumen
0
14
15
29
ONov
Okt
16
30
31
ODes
untuk
Penum Kebutuhan Pang an
-
01 tengah persaingan pasar
seperti saat ini, para produsen
kebutuhan
pangan perlu
memperhatikan
perilaku
konsumennya sebagai pembelajaran untuk senantiasa
melakukan inovasi.
Inovasi harus dilakukan
untuk mengimbangi
hegemoni pedagang bespr dan
retail-retail
yang sedang
menjamur di berbagai penjuru negeri.
.
Oengan menjamurnya retail-retail skala besar -bahkan
transnasional-, maka dapat
dipastikan para pedagang
tradisional kehilangan pelanggannya. Berbagaikemudahan dan daya tarik dari retail-retail tersebut jadi salah
satu alasan konsumen beralih
ke pasar modem.
Apabila kita perhatikan,
konsumen dalam negeri eenderung mengikuti trend dalam berbelanja dibandingkan
sekadar memenuhi kebutu~
hannya.
Sering kita lihat seseorang
yang sekadar membeli beras,
telur, atau bahan pokoklainnya di supermarket padahal
ia bisa membeli di pasar
tradisional.
Iklan yang begitu kuat
menjadi penyebab
ketertarikan masyarakat untuk
berbelanja di supermarket.
Trend berbelanja ini lambat
laun akan mengubah perilaku konsumen seeara keseluruhan sehingga mereka
meninggalkan
pasar tradisional.
Dengan begitu, pasar tradision~l pun mengalami
penurunan pendapatan bahkan teraneam punah.
---.----------..-
Kliping
-~
.
or as I
MUHAMMAD YUSUF ANSORI
Mahasiswa Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran Bandung
Ikuti Keinginan
Konsumen
Di tengah trend masyarakat yang sedang berubah itu,
maka kita sebagai pedagang
kecil tidak salah jika mengikuti "keinginan mereka".
apalagi, jika barang yang kita
jual ke konsumen adalah
bahan pangan yang tidak
mungkin ditinggalkan maka
kita perlu melakukan inovasi.
Para pedagang kecil harus
memiliki keyakinan bahwa
produknya masih bisa dijual
karena masyarakat
masih
membutuhkan
bahan pangan sebagai pemenuh kebutuhan primer.
Konsumen menginginkan
tempat yang nyaman ketika
berbelanja maka tidak salah
jika pedagang pun mem-'
berikan kondisi yang nyaman bagi para pembelinya.
Pasar tradisionalyang terkesan beeek -sehingga disebut
pasar beeek
-adalah
agarada upaya perbaikan.
Justru, pasar tradisional yang
sederhana jadi daya tarik
konsumen asalkan lingkungannya nyaman, aman, dan
tertib.
Perilaku masyarakat Indonesia yang tidak bersih memang sulit dihilangkan dari
kehidupannya.
Kesadaran
akan kebersihan harus kita
bangun sedari sekarang dengan memulai dari hal-hal
keeil. Tidak ada salahnya
bila
..:=.,
I:t.
halangan
terberat untuk menarik konsumen berbelanja ke sana.
Kondisinya yang semakin
memprihatinkan
tidak terlepas dari perilaku kita juga
sebagaipedagang.Pedagang
tradisonal yang tidak disiplin
adalah kendala utama dalam
memperbaiki
citra pasar
tradisional.
Kita tidak bisa terus "mengemis" kepada pemerintah
Humos
Unpod
2009--'
-=-- -- -------
di depan kios disediakan
tempat sampah sehingga
sampah tidak berceceran
dimana-mana atau men umpuk di suatu tempat sehingga
menimbulkan bau.
Selain itu promosi produk
merupakan hal yang jarang
dilakukanoleh
para pedagang tradisional sehingga
begitu wajar jika persaingan
dengan retail sulit untuk
dibendung.
Promosi yang dilakukan
oleh pasar modem menjadi
ciri khas yang tidak mungkin
ditinggalkan. Keinginan orang untuk berbelanja ke supermarket tidak akan muncuI begitu saja tanpa adanya
input pengetahuan dari luar
tentang suatu produk yang
dijual. Memang, terkesan
~-
biaya promosi itu mahal
sehirtgga ban yak pedagang
yang enggan melakukannya.
Padahal, ban yak model
promosi sederhana yang bisa
dilakukan
dengan biaya
yang relatif murah. Kita tidak
perlu memasang iklan di
media massa tapi cukup.
membuat selebaran (pamflet,
leaflet) dan disebarkan ke
ternan terdekat, keluarga
atau bahkan lingkungan sekitar tempat tinggal kita.
Ketika kita memasarkan
produk kita, alangkah lebih
baik jika kita memiliki ciri
khas. Misalnya, telur yang
kita jual akan mendapatkan
bonus satu butir telur jika
pembeli membeli satu kilogram.
Menurut perhitungan, kita
tak akan mengalami kerugia'n dengan adanya bonus
semacam itu, justru hal tersebut mendongkrak
day a
jual produk kita. Pemahkan
kita memperhatikan, masyarakat tertarik berbelanja ke
supermarket hanya sekadar
tertarik bonusnya saja padahal nilai mominalnya tidak
seberapa.
Sebetulnya dalam memenuhi kebutuhan
pangan,
konsumen
masih ban yak
yang lari ke pasar tradisional
karena retail tidak dapat
memenuhinya. Kelebihan ini
harus dimanfaatkan sebaik
mungkin karena ini menjadi
modal dimana hanya pasar
tradisional yang masih memilikinya. Namun, peluang
itu tidak akan termanfaatkan
dengan baik jika para pedagang tidak dapat menangkapnya. (*)
~O@
o Senin o Selasa
4
123
17
18
o Jan
19
0
Peb
Mengikuti
5
20
'~ibun Jabar
.
.
Rabu
6
21
o Mar o Apr
7
22
Mei
0
0
Kamis
8
23
9
10
0
Jun
24
~
Jumat
0
11
12
25
0
Jul
26
0
Ags
~
€ 28
27
0
"
o Minggu
Sabtu
Sep
Perilaku. Konsumen
0
14
15
29
ONov
Okt
16
30
31
ODes
untuk
Penum Kebutuhan Pang an
-
01 tengah persaingan pasar
seperti saat ini, para produsen
kebutuhan
pangan perlu
memperhatikan
perilaku
konsumennya sebagai pembelajaran untuk senantiasa
melakukan inovasi.
Inovasi harus dilakukan
untuk mengimbangi
hegemoni pedagang bespr dan
retail-retail
yang sedang
menjamur di berbagai penjuru negeri.
.
Oengan menjamurnya retail-retail skala besar -bahkan
transnasional-, maka dapat
dipastikan para pedagang
tradisional kehilangan pelanggannya. Berbagaikemudahan dan daya tarik dari retail-retail tersebut jadi salah
satu alasan konsumen beralih
ke pasar modem.
Apabila kita perhatikan,
konsumen dalam negeri eenderung mengikuti trend dalam berbelanja dibandingkan
sekadar memenuhi kebutu~
hannya.
Sering kita lihat seseorang
yang sekadar membeli beras,
telur, atau bahan pokoklainnya di supermarket padahal
ia bisa membeli di pasar
tradisional.
Iklan yang begitu kuat
menjadi penyebab
ketertarikan masyarakat untuk
berbelanja di supermarket.
Trend berbelanja ini lambat
laun akan mengubah perilaku konsumen seeara keseluruhan sehingga mereka
meninggalkan
pasar tradisional.
Dengan begitu, pasar tradision~l pun mengalami
penurunan pendapatan bahkan teraneam punah.
---.----------..-
Kliping
-~
.
or as I
MUHAMMAD YUSUF ANSORI
Mahasiswa Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran Bandung
Ikuti Keinginan
Konsumen
Di tengah trend masyarakat yang sedang berubah itu,
maka kita sebagai pedagang
kecil tidak salah jika mengikuti "keinginan mereka".
apalagi, jika barang yang kita
jual ke konsumen adalah
bahan pangan yang tidak
mungkin ditinggalkan maka
kita perlu melakukan inovasi.
Para pedagang kecil harus
memiliki keyakinan bahwa
produknya masih bisa dijual
karena masyarakat
masih
membutuhkan
bahan pangan sebagai pemenuh kebutuhan primer.
Konsumen menginginkan
tempat yang nyaman ketika
berbelanja maka tidak salah
jika pedagang pun mem-'
berikan kondisi yang nyaman bagi para pembelinya.
Pasar tradisionalyang terkesan beeek -sehingga disebut
pasar beeek
-adalah
agarada upaya perbaikan.
Justru, pasar tradisional yang
sederhana jadi daya tarik
konsumen asalkan lingkungannya nyaman, aman, dan
tertib.
Perilaku masyarakat Indonesia yang tidak bersih memang sulit dihilangkan dari
kehidupannya.
Kesadaran
akan kebersihan harus kita
bangun sedari sekarang dengan memulai dari hal-hal
keeil. Tidak ada salahnya
bila
..:=.,
I:t.
halangan
terberat untuk menarik konsumen berbelanja ke sana.
Kondisinya yang semakin
memprihatinkan
tidak terlepas dari perilaku kita juga
sebagaipedagang.Pedagang
tradisonal yang tidak disiplin
adalah kendala utama dalam
memperbaiki
citra pasar
tradisional.
Kita tidak bisa terus "mengemis" kepada pemerintah
Humos
Unpod
2009--'
-=-- -- -------
di depan kios disediakan
tempat sampah sehingga
sampah tidak berceceran
dimana-mana atau men umpuk di suatu tempat sehingga
menimbulkan bau.
Selain itu promosi produk
merupakan hal yang jarang
dilakukanoleh
para pedagang tradisional sehingga
begitu wajar jika persaingan
dengan retail sulit untuk
dibendung.
Promosi yang dilakukan
oleh pasar modem menjadi
ciri khas yang tidak mungkin
ditinggalkan. Keinginan orang untuk berbelanja ke supermarket tidak akan muncuI begitu saja tanpa adanya
input pengetahuan dari luar
tentang suatu produk yang
dijual. Memang, terkesan
~-
biaya promosi itu mahal
sehirtgga ban yak pedagang
yang enggan melakukannya.
Padahal, ban yak model
promosi sederhana yang bisa
dilakukan
dengan biaya
yang relatif murah. Kita tidak
perlu memasang iklan di
media massa tapi cukup.
membuat selebaran (pamflet,
leaflet) dan disebarkan ke
ternan terdekat, keluarga
atau bahkan lingkungan sekitar tempat tinggal kita.
Ketika kita memasarkan
produk kita, alangkah lebih
baik jika kita memiliki ciri
khas. Misalnya, telur yang
kita jual akan mendapatkan
bonus satu butir telur jika
pembeli membeli satu kilogram.
Menurut perhitungan, kita
tak akan mengalami kerugia'n dengan adanya bonus
semacam itu, justru hal tersebut mendongkrak
day a
jual produk kita. Pemahkan
kita memperhatikan, masyarakat tertarik berbelanja ke
supermarket hanya sekadar
tertarik bonusnya saja padahal nilai mominalnya tidak
seberapa.
Sebetulnya dalam memenuhi kebutuhan
pangan,
konsumen
masih ban yak
yang lari ke pasar tradisional
karena retail tidak dapat
memenuhinya. Kelebihan ini
harus dimanfaatkan sebaik
mungkin karena ini menjadi
modal dimana hanya pasar
tradisional yang masih memilikinya. Namun, peluang
itu tidak akan termanfaatkan
dengan baik jika para pedagang tidak dapat menangkapnya. (*)