Place Branding Riau sebagai Pusat Kebudayaan Melayu.

ABSTRAK

Febby Amelia Trisakti, 210110110216, mahasiswa Program Studi Hubungan
Masyarakat, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Penelitian ini
berjudul “Place Branding Riau sebagai Pusat Kebudayaan Melayu” dengan Dr.
Evie Ariadne Shintadewi, M.Pd., sebagai pembimbing utama dan Heru Ryanto
Budiana, S.Ag., M.Si sebagai pembimbing pendamping.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana place branding Riau
sebagai pusat kebudayaan melayu oleh Pemerintah Pemerintah Provinsi Riau.
Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme dengan jenis penelitian
deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain wawancara
mendalam, observasi partisipan, dan dokumentasi dan studi kepustakaan, dengan
teknik pengumpulan key informan dengan cara purposif sampling. Sedangkan
teknik analisis data menggunakan tiga tahap, yaitu reduksi, penyajian, serta
penarikan kesimpulan. Teknik validitas data menggunakan triangulasi sumber
data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Place Branding Riau sebagai Pusat
Kebudayaan Melayu sudah berjalan cukup baik meskipun terdapat beberapa
kekurangan dalam pelaksanaannya yang meliputi upaya branding yang telah
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Riau, ikon yang ditonjolkan guna
mewujudkan Riau sebagai pusat kebudayaan melayu dan media yang digunakan

dalam pelaksanaan place branding tersebut.
Kesimpulan penelitian ini adalah Upaya Pemerintah Provinsi Riau dalam bentuk
simbolik dan program bertajuk kebudayaan (Sosialisasi, Event, Competition dan
Exhibition), kebijakan yang dilakukan berbentuk Peraturan Daerah di segi
pendidikan budaya melayu, aktualisasi dan eksistensi budaya melayu, Penggunaan
duta wisata, Partnership Pemerintah Daerah & Swasta. Ikon yang Ditonjolkan
adalah Zapin, Negeri Melayu, Budaya Melayu=Budaya Islam dan Media yang
Digunakan ialah Media internal, Advertising, dan Media Massa.
Saran yang diberikan kepada Pemerintah Provinsi Riau adalah agar programprogram yang dilaksanakan dikemas lebih menarik dan up to date, adanya
pemahaman bersama mengenai branding dan juga penggunaan media dapat lebih
beragam dan kreatif misalnya penggunaan media sosial agar pelaksanaan
branding dapat lebih menarik dan sesuai dengan tujuan.

Kata kunci: branding, place branding, Budaya Melayu.

ABSTRACT

Febby Amelia Trisakti, 210110110216, student of Public Relations studies,
Faculty of Communication Science, Padjadjaran University. Title of this research
is "Place Branding Riau as The Center of Malay Culture" with Dr. Evie Ariadne

Shintadewi, M.Pd, as primary counselor and Heru Ryanto Budiana, S.Ag, M.Si,
as secondary counselor.
This research aims to determine how place branding Riau as the center of Malay
in South East Asia 2020 which is held by Riau Province Government. This
research uses a post-positivism paradigm and descriptive qualitative type. Data
collection techniques used is in-depth interviews, participant observation, and
documentation and study of literature, with purposive sampling as technique to
determine key informant. While analysis data techniques uses three steps, which
are reduction, presentation, and drawing conclusions. Validity of the data using
data sources triangulation.
The results of this study indicate that Place Branding Riau as The Center of
Malay Culture has been running quite well although there are some shortcomings
in implementation includes branding efforts that have been made by the
Government of Riau Province, highlighted icons to realize Riau as a center of
Malay culture and media used in the implementation the place branding.
The conclusion of this study is the effort Riau provincial government in the form
of symbolic and cultural program titled (Socialization, Event, Competition and
Exhibition), the policy pursued in the form of Regional Regulations in terms of the
Malay cultural education, actualization and existence of the Malay culture,
tourism ambassador, the Local Government Partnership & Private. Icons will

find is Zapin, State Malays, Malay = Islamic Culture and Media Used The media
is internal, Advertising, and Mass Media.
The advice given to the Government of Riau Province is that the programs are
implemented packed more attractive and up to date, the common understanding of
branding and also the use of media can be more diverse and creative such as the
use of social media for the implementation of branding can be more attractive and
fit for purpose ,

Keywords: branding, place branding, Malay Culture.