Dilema PDI Perjuangan Dalam Berkoalisi.

Pikiran Rakyat (
--o Selasa-4

6

5
20

21

o Mar OApr

o Rabu
7
22

o Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu
8
23

9


24

OJun

.Mei

10

~ 26

25

OJul

12

13
27


0 Ags OSep

14
28

OOkt

15
29

16
30

ONov

31

ODes

,Dilema PDI Perjuangan

'D-aIamBerl~oalisi
---

--

ARTAI DemokrasiIn~
donesia PeIjuangan
(PDlP) sudah menetap~
kan ketua umumnya Megawati
Soekarnoputrisebagaicapres
dengan perolehan suara
'
14,03%atau mendapatkan kursi di DPR94. Merekatidak bisa
mengusung capres sendiri tanpa berkoalisi.Kalaudilihat dari
peta politik strategis, PDlP bisa
berkoalisidengan partai
Gerindra untuk bisa maju
dalam pilpres.Namun komunikasi politik antar-keduanya
belum menemui titik temu,
terutama dalam hal keenganan

Prabowomenjadi cawapres.
Maka,jika PDlP tidak
melakukan manuver dan
melakukan pembicaraan dengan menunggu Prabowo,
dalam kondisiyang demikian
PDlP berada dalam posisi sulit.
Majutanpa koalisitidak bisa
dan maju berkoalisihanya bisa
dilakukandengan partai
Gerindra, kalau dilihat dalam
konteks koalisiideal.
PDlPjika misalnya berkoalisi dengan partai lain di luar
partai Gerindra akan menghadapi situasi yang dilematis.
Sebab,kondisi partai-partai
politik terbelah. Masalah soliditas bagi PDlP tidak bisa
dikhawatirkan, karena PDlP
mempunyai figur Ketua
Umum yang kuat dan mampu
membangun sistem yang
bagus. Namun partai koalisi

dengan posisi ibarat "kaki
boleh kemana-mana tapi
kepalanya tetap dipegang"
Yudhoyono.

P

~ - -- - - - ---

~'

Di PPP ada Bachtiar Cham~
syah, KetuaMPP dan Sekjen
Irgan Chairul, sudah meny~
atakan mendukung SBY.PAN
ada Amin Rais dan Hatta Rad~
jasa berdasarkan rakernas
Yogyakartamempunyai legitimasi untuk merapat ke kubu
SBY.Sehinggabagi PDlP andai
saja berkoalisi dengan partaipartai tersebut teIjadi dalam

pilpres, konsekuensinya
.adalah partai koalisinyatidak
akan solidbahkan bisa kontraproduktif. Sebab,internal
partai ~ersebutakan saling
mengaJ~an dukungan kepada
pasangan yang berbeda.
Berkoalisinyapartai Hanura
dengan partai Golkar merupakan keuntungan bagi
Prabowountuk melakukan
bargaining dengan PDlP.
Karena,jika Hanura tidak diambil Golkar,sulit bagi
Prabowomelakukan tekanan
terhadap PDlP. Sebab,Hanura
dapat digunakan PDlP untuk
mengajukan pasangan lewat
jumlah kursi dan dalam konteks kesolidan dua partai ini
sangat baik.
Ketiga,menghadapi manuver yang dilakukan Partai
Demokrat dengan mengutus
Hatta Radjasa,yang ditengarai

membawa pesan dari SBY.Kemudian dari pertemuan tersebut beredar kabar bahwa PDlP
ditawari posisi 5-7 menteri dan
DewanPertimbangan Presiden. Manuver partai Demokrat
yang "cantik"tersebut tentunya secara opini maupun kalkulasi politik riil akan menguntungkannya
dalampertarun~-

Kliping

Humos

~=-

- ~-

~...

gan politik yang tinggal dua
bulan lagi.
Dalam konteks pembangunan opini, manuver tersebut
kemudian "menghakimi" PDlP

yang dianggap terlalu cepat
berbalik arah dan mau
berkoalisi dengan partai yang
selama lima tahun menjadi
seterunya. Dengan kondisi
tersebut partai Demokrat mendapatkan nilai tambah.
Kalaupun koalisi teIjadi,
maka kekuatan politik yang
dimiliki SBYdengan dukungan
PDlP diyakini tidak ada yang
menandingi dalam kontestasi
8 Juli dan diperkirakan SBY
melenggang di kursi Presiden
2009-2014.
Menghadapihari-hari
menentukan ke depan dalam
Pilpres 2009 ini, PDlP bisa
tetap menjadi magnet bagi
partai lain jika partai moncong
putih dalam lingkaranbulat ini

dapat memainkan peran
strategis dalam konstelasi politik kekinian. Mereka harus
melakukan komunikasi politik
antara PDlP dan Partai
Demokrat. Dengan komunikasi tersebut dalam kalkulasi
politik akan membuat Jusuf
Kalla, Prabowo dan Wiranto
menjadi was-was, karena kalau
saja koalisi PDlP dan Partai
Demokrat teIjadi, maka praktis koalisi besar di parlemen
yang dideklarasikan akan
bUQar.
Kondisi yang demikian
tersebut akan membuka kembali komunikasi politik antara
PDlP, Partai Hanura, Partai
Gerindra dan Partai Golkar,

-- -

Unpod


2009---

--..

-----

--

_on

terutama dalam mengajukan
Megawatl Soekamo Putri seba~
gai Capres. Posisi yang strategis itu membuat PDlP mempunyai pilihan-pilihan akan
berkoalisi dengan siapa? Yang
lalu kemudian dalam kalkulasinya akan membuka "hati"
Prabowo untuk bersedia menjadi cawapres.
Maka, menghadapi Pilpres
2009, PDIP memiliki peluang
yang besar untuk berhadapan

dengan SBYyang memang sudahjauh-jauh hari dihadaphadapkan, atau PDlP bisa
menjadi partai yang akan menerapkan a!ligium kuno yang
disampaikan Sun Tzu; There
are no eternal friends-there
are no eternal enemies-there
are only eternal interest.
Bukankah politik adalah seni
dari kemungkinan-kemungkinan. Waktulah yang menjawabnya.
**
TAHUN 2009, dalam konteks demokrasi prosedural di
Indonesia, dapat disebut sebagai tahun pemilu. pasalnya,
pemilu mempunyai relasi dengan proses restrukturisasi
politik yang teIjadi di republik
ini. Pemilu dimaksudkan untuk mengisi sejumlah jabatan
politik atau pengisian lembaga
negara, khususnya untuk
rekrutmen lembaga legislatif
(DPRjDPRD) dan eksekutif
(presiden). Pengisian lembaga
negara tersebut teIjadi dalam
siklus lima tahunan~sekali.
Menurut
,.. Eep Saefullah Fatah,
--

dalam lima tahun telOO
lam mengisi jabatan politik
tidak berhenti di pemilu legisberlangsung 65.763 pemilihan
latif. Masih ada pemilu untuk
umum, empat kali pemilu lememilih secara langsung presigislatif, sekali pilpres, 32
den dan wakil presiden. Maka
pemilihan gubernur, 466
dalam kontek pemilu Presiden
pilkada bupati dan wali kota
2009 ini, rakyat Indonesia undan 65.260 pemilihan kepala
desa.
tuk kedua kalinya memilih
presiden secara langsung seteKPU dalam penetapannya 9
100 Pilpres 2004 yang men emMei menempatkan 9 partai
patkan Susilo Bambang
politik yang lolos electoral
Yudhoyono sebagai Presiden
threshold yang secara otomatis
dan M. Jusuf Kalla sebagai
ikut pemilu berikutnya. Dari 9
Wapresnya. KPU sudOOmeneparpol tersebut, 6 parpol yang
tapkan waktu pilpres yaitu 8
sudah mengikuti Pemilu 2004
Juli 2009.
yaitu, Partai Demokrat
Pemilihan presiden mem(20,85%), Partai
punyai korelasi yang kuat deGolkar(14.45%), PDI Perjuangan (14,03), PKS (7,88%), PAN .ngan pemilu legislatif. Karena,
(6,01%), PKB (4,94%) dan PPP syarat pencalonan pasangan
calon presiden dan calon wakil
(5,32%). Sementara partai
presiden, pertama, harus
barn yang mampu menembus
didukung oleh parpol atau
electhoral threshold hanya 2
gabungan parpol yang peroleparpol yaitu Partai Gerindra
han suaranya mencapai 25%
dengan perolehan suara 4.46%
suara secara nasional atau kedan Partai Hanura 3,77"16.
dua, mendapatkan 20% kUrsi
Berdasarkan hasil perolehan
di DPR. KalaujumlOO anggota
suara yang didapatkan, 9 parDPR hasil Pemilu 2009
pol tersebut dapat dipastikan
b~rjumlOO 560 orang, maka
akan menjadi peserta Pemilu
parpol atau gabungan parpol
2014 dan menempatkan para
tersebut minimal harns menkadernya di lembaga legislatif
dapatkan 112kursi DPR.
untuk tingkat pusat (DPR-RI).
Sementara partai-partai lain
peserta Pemilu 2009 tidak bisa
Arab kolisi
mendudukkan kader-kadernya
Dari sembilan partai politik
di DPR karena tidak
yang lolos parliamentary
memenuhi parliamentary
threshold, Partai Golkar memthreshold atau ambang batas
peroleh 108 kursi DPR dan
perolehan kursi untuk bisa
. Partai Hanura mendapat 15
mengirimkan wakil di DPR RI. kursi DPR. Artinya kalau dua
Dalam sistem pemerintOOan
parpol itu digabungkan akan
presidensial yang dianut Inmemenuhi syarat 20% kursi
donesia, kontestasi'-~...a::i800.-a~
politik daDPR atau
___ 123 kursi di -DPR.
.

Kedua partai tersebut sekaligus menjadi partai pertama
yang berkoalisi dan mengumumkan pasangan capres dan
cawapresnya. Kedua partai
tersebut telOOsenapas mengusung pasangan M. Jusuf Kalla
dan Wiranto. Meskipun mendapatkan tantangan dari internal Partai Golkar sendiri.
Selisih pendapat itu disebabkan oleh sebagian elite Partai Golkar yang masih ingin
berkoalisi dengan Partai
Demokrat. Kenyataannya,
sepertinya pasangan ini akan
melaju untuk bersaing pada
tanggal 8 Juli.
Sementara partai lain, yaitu
PKB dan PKS sudOOdipastikan
berkoalisi dengan Parati
Demokrat. Demikian juga PAN
dan PPP, mereka semakin intensif berkomunikasi dengan
partai yang sudOOmantap
menetapkan dan mengusung
SBY sebagai capres. Merapatnya partai tersebut dalam
kalkulasi politik bukanlOO suatu yang luar biasa. Semenjak
dilantik menjadi Presiden,
Yudhoyono sudOO"menggarap" mereka dengan rapih,
sehingga pilihannya bagi
mereka adalOOmasuk dalam
koalisi atau menghadapi persoalan internal. Seperti PAN
dan PPP akan menghadapi
situasi tersebut.
Maka kalau melihat kondisi
tersebut, arOOkoalisi partai selain koalisi Partai Golkar dan
Partai Hanura, koalisi antarpartai yang terjadi adalOO,per- - - --

tama, koalisi yang terdiri atas
Partai Demokrat, PKB, PKS,
PAN dan kemungkinan PPP.
Mereka mengusung SBYsebagai presiden sementara
~wapresadaduanamayang
santer beredar di ruang publik
yaitu Sri Mulyani Menteri
Keuangan dan Boediono Gubernur BI dan mantan Menteri
Keuangan dalam kabinet Gotong Royongnya Megawati
Soekarnoputri. Meskipun partai yang tergabung dalam koalisi dengan Partai Demokrat
masing-masing mengajukan
~wapes sepeti PKB mengajukan Muhaimin Iskandar,
PAN mengajukan Hatta Radjasa dan PKS mengajukan Hidayat Nurwahid, namun kemungkinannya bisa jadi kedl,
dengan alasan akan menimbulkan resistensi. Yudhoyono
kemungkinan besar tidak
mengambil ~wapres dari partai tersebut.
Kedua, koalisi PDIP dan
Partai Gerindra dengan modal
suara 18.49% atau 123 kursi di
DPR Mereka mengusung
pasangan Megawati
Soekarnoputri dan Letjen
Purn. Prabowo Subianto. Keistimewaan kedua partai ini
adalah solid, tidak seperti partai lain yang menghadapi perpecahan di tubuh internalnya.
ltu pun kalau Prabowo
Subianto menerima sebagai
~wapres, karena Prabowo
tetap berkeinginan majusebagai ~pres.
Dalam komunikasi politik
---

yang dilakukan, bahkan santer
beredar kabar bahwa Prabowo
menawarkan alternatif untuk
berpasangan dengan Puan Maharani. Tapi kemungkinan itu
kecil dan akan sulit tetjadi. SeQab, PDIP berkali-kali tetap
menyatakan Megawati
Soekarnoputri sebagai ~pres.
Sikap yang diambil PDIP memang logis karena kalau dilihat dari hasil perolehan suara
di pemilu legislatif, PDIP
memperoleh suara yang lebih
besar, dibandingkan perolehan
suara yang didapatkan Partai
Gerindra.
Ketiga, dengan mengusung
pasangan Prabowo dan Rizal
Ramli, Partai Gerindra menggalang partai-partai kecil yang
tidak lolos parliamentary
threshold yang tergabung
dalam blok perubahan. Namun
demikian kecil kemungkinan
koalisi tersebut mendapatkan
25% suara.
Maka kalau dilihat dari konst~lasi arah koalisi dengan sisa
koalisi dua partai, selain koalisi yang sudah terbentuk yang
berpeluang besar untuk mengajukan pasangan ~pres
adalah PDIP dan partai
Gerindra. Ini bisa tetjadi jika
Megawati dan Prabowo yang
akan diajukan sebagai calon
~pres dan ~wapresnya. ***
Abdy Yuhana, S.H.,
M.H., alumnus Program Pascasarjana Unpad, penulis
buku "Sistem Ketatanegaraan
Pasca Perubahan UUD 1945".--