Ekstrak Etanol Teh Hijau sebagai Hepatoprotektor terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Mencit yang Diinduksi oleh Karbon Tetraklorida.
ABSTRAK
EKSTRAK ETANOL TEH HIJAU SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT YANG
DIINDUKSI OLEH KARBON TETRAKLORIDA
Oscar Miguna, 1110144
Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF
Latar Belakang Peranan antioksidan di masa kini menjadi sangat penting karena meningkatnya angka mortalitas akibat penyakit-penyakit yang dipicu oleh senyawa radikal bebas. Hepar adalah organ tubuh manusia yang banyak terkena dampak dari senyawa radikal bebas. Paparan senyawa radikal bebas berlebih dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hepar akut. Teh hijau (Camellia sinensis) yang merupakan minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia ternyata mempunyai banyak kandungan flavanol yang berfungsi sebagai antioksidan.
Tujuan Penelitian Ingin mengetahui efek ekstrak etanol teh hijau sebagai hepatoprotektor.
Metode Penelitian Penelitian bersifat true experimental di laboratorium dengan rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit jantan galur Swiss Webster usia 8 minggu dengan berat badan rata-rata 30 gram yang diinduksi dengan CCl4 10% dan dibagi dalam 4 kelompok perlakuan
(n=6), diberi ekstrak etanol teh hijau dengan dosis 4, 6, dan 8 mg/20g BB. Setelah 7 hari, penilaian efek ekstrak etanol teh hijau dilakukan dengan menilai kerusakan hati yang terjadi secara semikuantitatif menggunakan sistem skoring Metavir. Analisis data menggunakan uji ANOVA dilanjutkan dengan uji LSD (α=5%).
Hasil Ekstrak etanol teh hijau mencegah terjadinya periportal±bridging necrosis pada dosis 6 mg/20g BB (p<0.05); dan degenerasi intralobularis dan nekrosis fokal pada dosis 8 mg/20g BB (p<0.01), tetapi tidak menekan terjadinya inflamasi portal (p>0.05) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Simpulan Ekstrak etanol teh hijau berefek sebagai hepatoprotektor.
(2)
ABSTRACT
ETHANOL EXTRACT OF GREEN TEA AS A HEPATOPROTECTIVE ON HISTOPATHOLOGY APPEARANCE OF MICE INDUCED BY
CARBON TETRACHLORIDE
Oscar Miguna, 1110144
Tutor : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF
Background The role of antioxidants in present becomes very important due to the increasing mortality rates caused by diseases that are triggered by free radical compounds. Liver is one of the human body organ that is high exposed to the free radical compounds’ impact. Exposure to excess free radical compounds can cause acute liver injury. Green tea (Camellia sinensis) which is a beverage that is widely consumed by the world community, turned out to have abundant of flavanol, a compound that acts as antioxidants.
Objective To know the effect of the ethanol extract of green tea as a hepatoprotective.
Methods True experimental research in laboratory using a complete randomized design. This study used 24 -8 weeks of age- Swiss Webster male mice with an average weight of 30 grams, which are induced by CCl4 10% and divided
into 4 treatment groups (n=6), the ethanol extract of green tea was given at a dose of 6, 9, and 12 mg/30g BW. The hepatoprotective effect of the ethanol extract of green tea is assessed 7 days prior to the initial treatment by evaluating liver damage that occurs using semiquantitative Metavir scoring system. Data analysis
using ANOVA followed by Fisher’s LSD test (α=5%).
Result The ethanol extract of green tea prevents periportal±bridging necrosis at a dose of 9 mg/30 g BW (p<0.05); and intralobular degeneration and focal necrosis at a dose of 12 mg/30g BW (p<0.01); but does not suppress the occurrence of portal inflammation (p>0.05), when compared with the control group.
Conclusion The ethanol extract of green tea has a hepatoprotective effect. Keywords : green tea, hepatoprotective,CCl4
(3)
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
1. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 2
1.3Tujuan Penelitian ... 2
1.4Manfaat Penelitian ... 2
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 2
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 2
1.5.2 Hipotesis Penelitian... 3
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hepar ... 4
2.1.1 Anatomi Hepar ... 4
2.1.2 Histologi Hepar ... 8
2.1.3 Fisiologi Hepar ... 13
2.1.4 Patologi Hepar ... 16
2.2 Jejas Kimiawi/Toksik dan Radikal Bebas dan Kaitannya dengan Sitokrom P450 pada Hepar ... 19
(4)
2.2.2 Jejas Kimiawi/Toksik Karbon Tetraklorida pada Hepar... 21
2.3 Teh Hijau (Camellia sinensis) ... 24
2.3.1 Morfologi Teh Hijau ... 24
2.3.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Teh Hijau ... 26
2.4 Antioksidan ... 29
3. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... 31
3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 31
3.1.2 Subjek Penelitian ... 32
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
3.3 Metode Penelitian ... 32
3.3.1 Desain Penelitian ... 32
3.3.2 Data yang Diukur ... 33
3.3.3 Variabel Penelitian ... 33
3.3.4 Besar Sampel ... 35
3.4 Prosedur Kerja ... 35
3.4.1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Teh Hijau... 35
3.4.2 Persiapan Subjek Penelitian ... 37
3.5 Cara Pemeriksaan ... 38
3.6 Metode Analisis ... 42
3.7 Aspek Etik Penelitian ... 42
4. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Data Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 43
4.1.1 Pengamatan Efek Ekstrak Etanol Teh Hijau Terhadap Terjadinya Periportal±Bridging Necrosis ... 43
4.1.2 Pengamatan Efek Ekstrak Etanol Teh Hijau Terhadap Terjadinya Degenerasi Intralobularis dan Nekrosis Fokal ... 46
4.1.3 Pengamatan Efek Ekstrak Etanol Teh Hijau Terhadap Terjadinya Inflamasi Portal ... 50
(5)
4.2 Uji Hipotesis Penelitian ... 52
5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 55
5.2 Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 56
LAMPIRAN ... 59
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kadar Polifenol Katekin di Dalam Teh Hijau... 27
Tabel 3.1 Sistem Penilaian Semikuantitatif Jejas Hepar... 33
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Semikuantitatif Periportal±Bridging Necrosis ... 43
Tabel 4.2 Sistem Penilaian Semikuantitatif Periportal±Bridging Necrosis ... 43
Tabel 4.3 Tabel ANOVA Hasil Penilaian Periportal±Bridging Necrosis... 44
Tabel 4.4 Tabel Fisher’s LSD Hasil Penilaian Periportal±Bridging Necrosis .. 45
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Semikuantitatif Degenerasi Intralobularis dan Nekrosis Fokal ... 46
Tabel 4.6 Sistem Penilaian Semikuantitatif Degenerasi Intralobularis dan Nekrosis Fokal ... 46
Tabel 4.7 Tabel ANOVA Hasil Penilaian Degenerasi Intralobular dan Nekrosis Fokal ... 47
Tabel 4.8 Tabel Fisher’s LSD Hasil Penilaian Degenerasi Intralobularis dan Nekrosis Fokal ... 48
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Semikuantitatif Inflamasi Portal ... 50
Tabel 4.10 Sistem Penilaian Semikuantitatif Inflamasi Portal ... 50
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Permukaan Hepar ... 5
Gambar 2.2 Permukaan Diafragma Hepar ... 6
Gambar 2.3 Permukaan Viscera Hepar ... 6
Gambar 2.4 Perdarahan Hepar ... 7
Gambar 2.5 Segmen Hepar secara Klinis ... 8
Gambar 2.6 Struktur Histologi Hepar ... 9
Gambar 2.7 Klasifikasi Lobulus Hepar... 12
Gambar 2.8 Respon Inflamasi Singkat Organ Hepar ... 17
Gambar 2.9 Partisipasi Stress Inflamasi Terhadap Hepatotoksisitas ... 18
Gambar 2.10 Radikal Bebas Terhadap Tubuh ... 21
Gambar 2.11 Perkebunan Teh Hijau ... 25
Gambar 2.12 Daun Teh Hijau ... 26
Gambar 3.1 Daun Teh Hijau yang Sudah Dikeringkan ... 36
Gambar 3.2 Menempelkan Pita Paraffin pada Kaca Benda ... 39
Gambar 3.3 Mengeringkan Pita Paraffin pada Kaca Benda ... 40
Gambar 3.4 Mencelupkan Kaca Benda pada Larutan Eosin ... 41
Gambar 3.5 Menutup Kaca Benda dengan Cover Glass ... 41
Gambar L.4.1 Mikroskopis Hati Mencit Normal ... 62
Gambar L.4.2 Mikroskopis Hati Mencit Kelompok 1 (1) ... 62
Gambar L.4.3 Mikroskopis Hati Mencit Kelompok 1 (2) ... 63
Gambar L.4.4 Mikroskopis Hati Mencit Kelompok 2 (1) ... 63
Gambar L.4.5 Mikroskopis Hati Mencit Kelompok 2 (2) ... 64
Gambar L.4.6 Mikroskopis Hati Mencit Kelompok 3 (1) ... 64
Gambar L.4.7 Mikroskopis Hati Mencit Kelompok 3 (2) ... 65
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Penentuan Dosis Ekstrak Etanol Teh Hijau ... 59 LAMPIRAN II Penentuan Dosis Karbon Tetraklorida (CCl4) ... 60
LAMPIRAN III Tabel Konversi Dosis Manusia dan Hewan ... 61 LAMPIRAN IV Gambaran Histologi Hepar Mencit Pada Setiap Kelompok Perlakuan ... 62 LAMPIRAN V Uji Statistik Pengaruh Kelompok Kontrol dan Perlakuan
Terhadap Terjadinya Periportal±Bridging Necrosis ... 66 LAMPIRAN VI Uji Statistik Pengaruh Kelompok Kontrol dan Perlakuan
Terhadap Terjadinya Degenerasi Intralobularis dan Nekrosis Fokal ... 68 LAMPIRAN VII Uji Statistik Pengaruh Kelompok Kontrol dan Perlakuan
Terhadap Terjadinya Inflamasi Portal... 70 LAMPIRAN VIII Surat Etik Penelitian ... 71
(9)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Peranan senyawa antioksidan di masa kini menjadi penting karena meningkatnya angka mortalitas akibat dampak dari senyawa radikal bebas, yaitu berupa penyakit kronis, kerusakan DNA, dan jejas jaringan. Salah satu organ tubuh manusia yang terkena dampak radikal bebas adalah hepar. Hepar adalah organ terbesar dalam tubuh yang mempunyai fungsi komplek. Pada dasarnya, hepar menghasilkan antioksidan yang cukup untuk menangani radikal bebas, namun paparan radikal bebas berlebih dapat menyebabkan terjadinya jejas hepar akut (Ross & Pawlina, 2011). Perjalanan penyakit yang menjadi kronis akan berakhir menjadi fibrosis dan sirosis hepar. Berdasarkan data Depkes RI (2005) di Indonesia pada tahun 2004 terdapat 9.441 penderita sirosis hati dengan proporsi 0,4% dan merupakan penyebab kematian ke-21 dari 50 penyebab kematian dengan jumlah kematian 1.336 orang.
Teh hijau (Camellia sinensis), yang merupakan minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia dan merupakan minuman popular serta tanaman obat di daratan China, Taiwan, Hongkong, Jepang, Timur Tengah, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia, ternyata mempunyai banyak kandungan antioksidan flavanol. Menurut USDA (United States Department of Agriculture), kandungan flavanol di dalam satu gelas teh hijau lebih tinggi dibandingkan di dalam makanan dan minuman lainnya dalam volume sama dan secara tradisional dianggap sehat alami. Flavanol adalah bagian dari phytochemicals yang kandungannya paling banyak pada hampir seluruh tumbuhan dan mempunyai fungsi utama sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan antikarsinogenik.
(10)
2 1.2 Identifikasi masalah
Apakah ekstrak etanol teh hijau berefek sebagai hepatoprotektor secara histopatologi.
1.3 Tujuan Penelitian
Ingin mengetahui efek ekstrak etanol teh hijau sebagai hepatoprotektor secara histopatologi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada dunia kedokteran mengenai efek ekstrak etanol teh hijau sebagai hepatoprotektor.
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah mengetahui efek ekstrak etanol teh hijau sebagai antioksidan untuk menjaga kesehatan organ hepar dari radikal bebas.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran
Pemberian senyawa oksidan CCl4 dosis tinggi dapat merusak retikulum
endoplasma, mengakumulasi lipid, mengurangi sintesis protein, mengacaukan proses oksidasi, menyebabkan pembengkakan hepar, dan pemberian jangka panjang dapat menyebabkan nekrosis sentrilobular serta degenerasi lipid pada hepar. CCl4 akan diubah menjadi CCl3- oleh sitokrom P-450 di dalam retikulum
endoplasma halus pada hepar. CCl3- , yang merupakan hasil metabolisme
oksidatif, memiliki sifat radikal bebas bersifat toksik yang menginduksi trauma hepatosit terutama melalui peroksidasi membran fosfolipidyang merusak struktur membran plasma (Kumar, Abbas, Fausto, & Aster, 2010). Radikal bebas CCl3-
(11)
3
menghambat fungsi protein dengan mengikat protein dalam bentuk ikatan kovalen CCl3CCl3-protein (Wijayanti, Tato, & Mangkoewidjojo, 2003).
Dalam waktu kurang dari 30 menit setelah paparan terhadap CCl4, terjadi
perusakan membran retikulum endoplasma disertai penurunan sintesis enzim-enzim hepar dan protein-protein plasma. Dalam waktu 2 jam, terjadi pembengkakan retikulum endoplasma halus dan disosiasi ribosom-ribosom pada retikulum endoplasma halus sehingga menyebabkan terjadinya jejas hepar akut dengan gambaran bengkak keruh pada sel akibat kerusakan mitokondria karena hilangnya cadangan ATP sehingga terjadi defek transport ion, gangguan fungsi lipid akibat menurunnya ekspor lipid oleh hepatosit, gangguan fungsi protein, dan kerusakan membran plasma hepatosit akibat produk dari proses peroksidasi lipid (Kumar, Abbas, Fausto, & Aster, 2010). Pada tahap lebih lanjut, jejas hepar akut yang tidak ditangani secara adekuat akan menyebabkan terjadinya kematian hepatosit akibat influks kalsium diikuti terjadinya fibrosis dan sirosis hepar yang membuat fungsi kompleks hepar terganggu.
Antioksidan dapat melindungi jaringan dari proses oksidasi dengan menyediakan elektron tidak berpasangan untuk proses oksidasi tersebut. Teh hijau memiliki banyak kandungan flavanol polifenol yang merupakan suatu antioksidan. Flavanol polifenol yang terdapat di dalam teh hijau disebut katekin. Katekin ini terdiri dari epigallocatechin gallate (EGCG), epicatechin gallate (ECG), dan epicatechin (EC) yang memiliki efek antioksidan kuat (Hiraganahalli, Chinampudur, & Agarwal, 2012). Antioksidan kuat dapat mengurangi proses inflamasi, memperpendek jangka waktu berlangsungnya jejas hepar akut, dan mencegah terjadinya kematian sel hepar akibat senyawa radikal bebas yang bisa menyebabkan terjadinya fibrosis dan sirosis hepar (Shi, Aisaki, Ikawa, & Wake, 1998).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
(12)
55 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ekstrak etanol teh hijau berefek sebagai hepatoprotektor secara histopatologi.
2. Ekstrak etanol teh hijau dengan dosis 6 mg/20 g BB pada mencit berefek sebagai hepatoprotektor secara histopatologi dengan mengurangi luas area hepatosit di sekitar porta yang mengalami periportal±bridging necrosis akibat pemberian CCl4 10%.
3. Ekstrak etanol teh hijau dengan dosis 8 mg/20 g BB pada mencit berefek sebagai hepatoprotektor secara histopatologi dengan mengurangi luas area lobulus hepar yang mengalami degenerasi intralobular dan nekrosis fokal yang sebelumnya telah diinduksi CCl4 10%.
5.2 Saran
1. Ekstrak etanol teh hijau berefek sebagai hepatoprotektor pada pemberian dosis 2.3g/70kg manusia yang didapatkan dari hasil konversi.
2. Ekstrak etanol teh hijau dapat dijadikan sebagai terapi herbal suportif dan adjuvan untuk mengobati jejas pada organ hepar akibat radikal bebas. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek ekstrak etanol teh
hijau selain sebagai hepatoprotektor, yaitu sebagai antikanker, antimutagenik serta antimetastasis dan antiproliferasi sel kanker.
4. Perlu dilakukan penelitian dengan jangka waktu yang lebih lama untuk melihat efek anti-inflamasi dari ekstrak etanol teh hijau.
(13)
56
DAFTAR PUSTAKA
Arias, I. M., Alter, H. J., Boyer, J. L., Cohen, D. E., Fausto, N., Shafritz, D. A., et al. (2009). The Liver Biology and Pathobiology (5th Edition ed.). Chicester, West Sussex, United Kingdom: Wiley-Blackwell.
Akbar, A. A., Daryoush, M., Ali, R., & Mehrdad, R. (2012). Green Tea
Attenuates Hepatic Tissue Injury in STZ-Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. Journal of Animal and Veterinary Advances 11 , 2081-2090.
Anindita, R., Soeprobowati, T. R., & Suprapti, N. H. (2012). Potensi Teh Hijau Dalam Perbaikan Fungsi Hepar Pada Mencit Yang Diinduksi Monosodium Glutamat. Buletin Anatomi dan Fisiologi , 15-23.
Azzahra, L. F., Fouzia, H., Mohammed, L., & Noureddine, B. (2012). Antioxidant response of Camellia sinensis and Rosmarinus officinalis aqueous extracts toward H2O2 stressed mice. Journal of Applied Pharmaceutical Science , 70-76.
Bruneton, J. (1999). Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plants 2nd Edition. Hampshire U.K.: Intercept Ltd.
Chang, H.-M., & But, P. P.-H. (1986). Pharmacology and Applications of Chinese Materia Medica. China: World Scientific.
Donahue, C. L., & Montgomery, E. A. (2012). Gastrointestinal and Liver Pathology (2nd Edition ed.). Philadelphia: Elsevier.
Drake, R. L., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. (2010). Gray's Anatomy for Students 2nd Edition (2nd Edition ed.). Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier.
Droge, W. (2002). Free Radicals in The Physiological Control of Cell Function. Physiol , 82 : 47-95.
Godwin, A., Sina, L., & Benjamin, A. (2010). Histological and biochemical markers of the liver of Wistar rats on subchronic oral administration of green tea. North American Journal of Medical Sciences , Volume 2. No 8.
(14)
57
Hiraganahalli, B. D., Chinampudur, V. C., & Agarwal, A. (2012).
Hepatoprotective and Antioxidant Activity of Standardized Herbal Extracts. Pharmacognosy Magazine , 1-22.
Hutapea, J. R. (2001). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 2. Jakarta: Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kumar, V., Abbas, A. K., Fausto, N., & Aster, J. C. (2010). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease 8th Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier.
Mescher, L. A. (2009). Junqueira's Basic Histology Text and Atlas. English: McGrawHill Medical.
Paget, G. E., & Barnes, J. M. (1964). Toxicity Test in Evolution of Pray Activities Pharmacometrics. New York: Academic Press.
Panjaitan, R. G., Handharyani, E., Chairul, Masriani, Zakiah, Z., & Manalu, W. (2007). Pengaruh Pemberian Karbon Tetraklorida Terhadap Fungsi Hati Dan Ginjal Tikus. Makara Kesehatan vol.11 , 11-16.
Peterson, D., & Totlani, V. (2005). Influence of flavonoids on the thermal generation of aroma compounds : Phenolics in food and natural health products (2nd Edition ed.). Washington DC: American Chemical Society.
Ross, M. H., & Pawlina, W. (2011). Histology : A Text and Atlas with Correlated Cell and Molecular Biology (6th Edition ed.). China: Lippincott Williams & Wilkins.
Schiff, E. R., Maddrey, W. C., & Sorrell, M. F. (2012). Disease of The Liver (11st Edition ed.). Chichester, West Sussex, United Kingdom: Wiley-Blackwell.
Schuler, P. (1990). Natural Antioxidant Exploited Commercially. New York: Elsevier Applied Science.
Sherwood, L. (2010). Human Physiology: From Cells to Systems (7th Edition ed.). Belmont, USA: Brooks/Cole.
Shi, J., Aisaki, K., Ikawa, Y., & Wake, K. (1998). Evidence of Hepatocyte Apoptosis in Rat Liver after the Administration of Carbon Tetrachloride. The American Journal of Pathology , 153(2): 515-525.
Sies, H. (1991). Oxidative Stress : From Basic Research to Clinical Application. Am J of Med , 91 : 31S-38S.
(15)
58
Silalahi, J. (2002). Senyawa Polifenol Sebagai Komponen Aktif yang Berkhasiat Dalam Teh. In Majalah Kedokteran Indonesia 52 no.10 (pp. 361-4).
Stedman, T. (2006). Stedman's Medical Dictionary. n/a: Lippincott Williams & Wilkins.
Studdert, V. P., Gay, C. C., Blood, D. C., & Grandage, J. (2012). Saunders Comprehensive Veterinary Dictionary, Philadelphia : Elsevier Ltd.
Tate, P. (2012). Seeley's Principle of Anatomy and Physiology 2nd Edition (2nd Edition ed.). New York: McGrawHill.
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy and Physiology 13th Edition (13th Edition ed.). United States of America: Wiley.
Wijayanti, D. A., Tato, S., & Mangkoewidjojo, S. (2003). Pengaruh Antioksidan Flavonoid Terhadap Kadar Protein Mikrosomal Hati Tikus Yang Diinduksi Dengan Karbontetraklorid. Journal of Veterinary , 18-20.
Widyaningrum, H. (2011). Kitab Tanaman Obat Nusantara. Yogyakarta: MedPress.
Zakim, D. M., & Boyer, T. D. (2003). Hepatology : a Textbook of Liver Disease (4th Edition ed.). Philadelphia: Saunders.
Zulham. (2009). Penuntun Praktikum Histoteknik. Medan: Departemen Histologi FK Universitas Sumatera Utara.
(1)
1.2 Identifikasi masalah
Apakah ekstrak etanol teh hijau berefek sebagai hepatoprotektor secara histopatologi.
1.3 Tujuan Penelitian
Ingin mengetahui efek ekstrak etanol teh hijau sebagai hepatoprotektor secara histopatologi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada dunia kedokteran mengenai efek ekstrak etanol teh hijau sebagai hepatoprotektor.
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah mengetahui efek ekstrak etanol teh hijau sebagai antioksidan untuk menjaga kesehatan organ hepar dari radikal bebas.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran
Pemberian senyawa oksidan CCl4 dosis tinggi dapat merusak retikulum
endoplasma, mengakumulasi lipid, mengurangi sintesis protein, mengacaukan proses oksidasi, menyebabkan pembengkakan hepar, dan pemberian jangka panjang dapat menyebabkan nekrosis sentrilobular serta degenerasi lipid pada hepar. CCl4 akan diubah menjadi CCl3- oleh sitokrom P-450 di dalam retikulum
endoplasma halus pada hepar. CCl3- , yang merupakan hasil metabolisme
oksidatif, memiliki sifat radikal bebas bersifat toksik yang menginduksi trauma hepatosit terutama melalui peroksidasi membran fosfolipid yang merusak struktur
(2)
menghambat fungsi protein dengan mengikat protein dalam bentuk ikatan kovalen CCl3CCl3-protein (Wijayanti, Tato, & Mangkoewidjojo, 2003).
Dalam waktu kurang dari 30 menit setelah paparan terhadap CCl4, terjadi
perusakan membran retikulum endoplasma disertai penurunan sintesis enzim-enzim hepar dan protein-protein plasma. Dalam waktu 2 jam, terjadi pembengkakan retikulum endoplasma halus dan disosiasi ribosom-ribosom pada retikulum endoplasma halus sehingga menyebabkan terjadinya jejas hepar akut dengan gambaran bengkak keruh pada sel akibat kerusakan mitokondria karena hilangnya cadangan ATP sehingga terjadi defek transport ion, gangguan fungsi lipid akibat menurunnya ekspor lipid oleh hepatosit, gangguan fungsi protein, dan kerusakan membran plasma hepatosit akibat produk dari proses peroksidasi lipid (Kumar, Abbas, Fausto, & Aster, 2010). Pada tahap lebih lanjut, jejas hepar akut yang tidak ditangani secara adekuat akan menyebabkan terjadinya kematian hepatosit akibat influks kalsium diikuti terjadinya fibrosis dan sirosis hepar yang membuat fungsi kompleks hepar terganggu.
Antioksidan dapat melindungi jaringan dari proses oksidasi dengan menyediakan elektron tidak berpasangan untuk proses oksidasi tersebut. Teh hijau memiliki banyak kandungan flavanol polifenol yang merupakan suatu antioksidan. Flavanol polifenol yang terdapat di dalam teh hijau disebut katekin. Katekin ini terdiri dari epigallocatechin gallate (EGCG), epicatechin gallate (ECG), dan epicatechin (EC) yang memiliki efek antioksidan kuat (Hiraganahalli, Chinampudur, & Agarwal, 2012). Antioksidan kuat dapat mengurangi proses inflamasi, memperpendek jangka waktu berlangsungnya jejas hepar akut, dan mencegah terjadinya kematian sel hepar akibat senyawa radikal bebas yang bisa menyebabkan terjadinya fibrosis dan sirosis hepar (Shi, Aisaki, Ikawa, & Wake, 1998).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
(3)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ekstrak etanol teh hijau berefek sebagai hepatoprotektor secara histopatologi.
2. Ekstrak etanol teh hijau dengan dosis 6 mg/20 g BB pada mencit berefek sebagai hepatoprotektor secara histopatologi dengan mengurangi luas area hepatosit di sekitar porta yang mengalami periportal±bridging necrosis akibat pemberian CCl4 10%.
3. Ekstrak etanol teh hijau dengan dosis 8 mg/20 g BB pada mencit berefek sebagai hepatoprotektor secara histopatologi dengan mengurangi luas area lobulus hepar yang mengalami degenerasi intralobular dan nekrosis fokal yang sebelumnya telah diinduksi CCl4 10%.
5.2 Saran
1. Ekstrak etanol teh hijau berefek sebagai hepatoprotektor pada pemberian dosis 2.3g/70kg manusia yang didapatkan dari hasil konversi.
2. Ekstrak etanol teh hijau dapat dijadikan sebagai terapi herbal suportif dan adjuvan untuk mengobati jejas pada organ hepar akibat radikal bebas. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek ekstrak etanol teh
hijau selain sebagai hepatoprotektor, yaitu sebagai antikanker, antimutagenik serta antimetastasis dan antiproliferasi sel kanker.
4. Perlu dilakukan penelitian dengan jangka waktu yang lebih lama untuk melihat efek anti-inflamasi dari ekstrak etanol teh hijau.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arias, I. M., Alter, H. J., Boyer, J. L., Cohen, D. E., Fausto, N., Shafritz, D. A., et al. (2009). The Liver Biology and Pathobiology (5th Edition ed.). Chicester, West Sussex, United Kingdom: Wiley-Blackwell.
Akbar, A. A., Daryoush, M., Ali, R., & Mehrdad, R. (2012). Green Tea
Attenuates Hepatic Tissue Injury in STZ-Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. Journal of Animal and Veterinary Advances 11 , 2081-2090.
Anindita, R., Soeprobowati, T. R., & Suprapti, N. H. (2012). Potensi Teh Hijau Dalam Perbaikan Fungsi Hepar Pada Mencit Yang Diinduksi Monosodium Glutamat. Buletin Anatomi dan Fisiologi , 15-23.
Azzahra, L. F., Fouzia, H., Mohammed, L., & Noureddine, B. (2012). Antioxidant response of Camellia sinensis and Rosmarinus officinalis aqueous extracts toward H2O2 stressed mice. Journal of Applied Pharmaceutical Science , 70-76.
Bruneton, J. (1999). Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plants 2nd Edition. Hampshire U.K.: Intercept Ltd.
Chang, H.-M., & But, P. P.-H. (1986). Pharmacology and Applications of Chinese Materia Medica. China: World Scientific.
Donahue, C. L., & Montgomery, E. A. (2012). Gastrointestinal and Liver Pathology (2nd Edition ed.). Philadelphia: Elsevier.
Drake, R. L., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. (2010). Gray's Anatomy for Students 2nd Edition (2nd Edition ed.). Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier.
Droge, W. (2002). Free Radicals in The Physiological Control of Cell Function. Physiol , 82 : 47-95.
Godwin, A., Sina, L., & Benjamin, A. (2010). Histological and biochemical markers of the liver of Wistar rats on subchronic oral administration of green tea. North American Journal of Medical Sciences , Volume 2. No 8.
(5)
Hiraganahalli, B. D., Chinampudur, V. C., & Agarwal, A. (2012).
Hepatoprotective and Antioxidant Activity of Standardized Herbal Extracts. Pharmacognosy Magazine , 1-22.
Hutapea, J. R. (2001). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 2. Jakarta: Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kumar, V., Abbas, A. K., Fausto, N., & Aster, J. C. (2010). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease 8th Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier. Mescher, L. A. (2009). Junqueira's Basic Histology Text and Atlas. English: McGrawHill Medical.
Paget, G. E., & Barnes, J. M. (1964). Toxicity Test in Evolution of Pray Activities Pharmacometrics. New York: Academic Press.
Panjaitan, R. G., Handharyani, E., Chairul, Masriani, Zakiah, Z., & Manalu, W. (2007). Pengaruh Pemberian Karbon Tetraklorida Terhadap Fungsi Hati Dan Ginjal Tikus. Makara Kesehatan vol.11 , 11-16.
Peterson, D., & Totlani, V. (2005). Influence of flavonoids on the thermal
generation of aroma compounds : Phenolics in food and natural health products (2nd Edition ed.). Washington DC: American Chemical Society.
Ross, M. H., & Pawlina, W. (2011). Histology : A Text and Atlas with Correlated Cell and Molecular Biology (6th Edition ed.). China: Lippincott Williams & Wilkins.
Schiff, E. R., Maddrey, W. C., & Sorrell, M. F. (2012). Disease of The Liver (11st Edition ed.). Chichester, West Sussex, United Kingdom: Wiley-Blackwell.
Schuler, P. (1990). Natural Antioxidant Exploited Commercially. New York: Elsevier Applied Science.
Sherwood, L. (2010). Human Physiology: From Cells to Systems (7th Edition ed.). Belmont, USA: Brooks/Cole.
Shi, J., Aisaki, K., Ikawa, Y., & Wake, K. (1998). Evidence of Hepatocyte Apoptosis in Rat Liver after the Administration of Carbon Tetrachloride. The American Journal of Pathology , 153(2): 515-525.
Sies, H. (1991). Oxidative Stress : From Basic Research to Clinical Application. Am J of Med , 91 : 31S-38S.
(6)
Silalahi, J. (2002). Senyawa Polifenol Sebagai Komponen Aktif yang Berkhasiat Dalam Teh. In Majalah Kedokteran Indonesia 52 no.10 (pp. 361-4).
Stedman, T. (2006). Stedman's Medical Dictionary. n/a: Lippincott Williams & Wilkins.
Studdert, V. P., Gay, C. C., Blood, D. C., & Grandage, J. (2012). Saunders Comprehensive Veterinary Dictionary, Philadelphia : Elsevier Ltd.
Tate, P. (2012). Seeley's Principle of Anatomy and Physiology 2nd Edition (2nd Edition ed.). New York: McGrawHill.
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy and Physiology 13th Edition (13th Edition ed.). United States of America: Wiley.
Wijayanti, D. A., Tato, S., & Mangkoewidjojo, S. (2003). Pengaruh Antioksidan Flavonoid Terhadap Kadar Protein Mikrosomal Hati Tikus Yang Diinduksi Dengan Karbontetraklorid. Journal of Veterinary , 18-20.
Widyaningrum, H. (2011). Kitab Tanaman Obat Nusantara. Yogyakarta: MedPress.
Zakim, D. M., & Boyer, T. D. (2003). Hepatology : a Textbook of Liver Disease (4th Edition ed.). Philadelphia: Saunders.
Zulham. (2009). Penuntun Praktikum Histoteknik. Medan: Departemen Histologi FK Universitas Sumatera Utara.