ANALISIS YURIDIS TERHADAP UNDANGUNDANG NO. 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI PERUNDINGAN BIPARTIT.

ABSTRAK
Purba,Dermawati.2011. Analisis Yuridis terhadap Undang-undang No.2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial melalui Perundingan Bipartit . Skripsi, Fakultas
Hukum Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I, Tri Sulistiyono, S.H.,M.H. Pembimbing II,
Arif Hidayat, S.,HI.,M.H.
Kata Kunci : Perundingan Bipartit, Asas, Implikasi
Prinsip perundingan bipartit berdasar pada asas musyawarah untuk mufakat, sesuai dengan prinsip
hubungan industrial Indonesia yang dikembangkan dari semangat kegotong-royongan dan
kebersamaan. Pemenuhan kewajiban yang diamanatkan dalam Pasal 3 ayat (1) hanya bisa dipenuhi
jika dua pihak yang berselisih sama-sama memenuhi kewajiban untuk mengupayakan perundingan
bipartit. Namun, kegagalan perundingan bipartit hubungan industrial karena salah satu pihak
menolak berunding (Pasal 3 ayat (3) UUPPHI) adalah tindakan yang tidak menunjukkan adanya
upaya penyelesaian.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Apakah mekanisme Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial dalam ketentuan Pasal 3 ayat (3) UUPPHI telah sesuai dengan asas
pembangunan dan asas kerja penyelesaian perselisihan hubungan industrial? Dan (2) Bagaimana
implikasi hukum Pasal 3 ayat (3) terhadap mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial
pada tahap berikutnya? Bertujuan untuk menganalisis kesesuaian antara Pasal 3 ayat (3) UUPPHI
dengan asas pembangunan dan asas kerja hubungan industrial serta memperoleh deskripsi lengkap,
rinci, jelas, dan sistematis mengenai implikasi hukum Pasal 3 ayat (3) UUPPHI terhadap mekanisme
penyelesaian perselisihan hubungan industrial tahap berikutnya.

Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif yaitu
penggambaran kata-kata dan bahasa. Pendekatan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Perundangundangan (statute Approach) dan Pendekatan Analitis (Anlytical Approach). Pengumpulan data yang
digunakan meliputi: (1) studi kepustakaan, (2) dokumentasi. Analitis Data menggunakan analitis
deskriptif.dan 3) wawancara terhadap ahli, yaitu hakim Pengadilan Hubungan Indusrtial dan kepala
seksi penyelesaian perselisihan hubungan industrial kota Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan kegagalan perundingan bipartit karena para pihak menolak berunding
(Pasal 3 ayat (3) UUPPHI) bertentangan dengan tujuan hubungan industrial yang berdasar asas
pembangunan, dan bertentangan terhadap pelaksanaan hubungan industrial yang berlandasan
pada asas kerja hubungan industrial, sehingga ketentuan Pasal 3 ayat (1) UUPPHI tidak dapat
terpenuhi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menolak melakukan upaya perundingan bipartit
merupakan tindakan yang bertentangan dengna asas pembangunan dan asas kerja hubungan
industrial. Selain itu, prosedur dan mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial
secara bipartit adalah bersifat imperatif.

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Penerapan Undang-Undang No.2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Dalam Mendukung Iklim Usaha dan Investasi

1 132 147

ASAS NETRALITAS MEDIASI HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 4 17

ANALISIS YURIDIS TERHADAP UNDANGUNDANG NO. 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI PERUNDINGAN BIPARTIT

0 20 144

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Mediasi.

0 2 12

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Mediasi.

1 1 19

PENDAHULUAN Model Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Perundingan Bipartit Dalam Perspektif Perlindungan Terhadap Pekerja.

0 1 25

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI BIPARTIT DAN TRIPARTIT DI KOTA PADANG.

0 0 5

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UU NOMOR 2 TAHUN 2004

0 0 13

BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL D. Pengertian Hubungan Industrial Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Hubunga

0 2 16

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Yuridis Penerapan Undang-Undang No.2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Dalam Mendukung Iklim Usaha dan Investasi

0 5 29