PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB MATERI GAYA INTERMOLEKUL BERDASARKAN WAWANCARA PROBING.

(1)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB MATERI GAYA INTERMOLEKUL BERDASARKAN WAWANCARA PROBING

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh

Nadea Kharisma Fauziah 0905728

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu NADEA KHARISMA FAUZIAH

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB MATERI GAYA INTERMOLEKUL BERDASARKAN WAWANCARA PROBING

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Wiji, M.Si

NIP. 1972 0430 2001 12 1001

Pembimbing II,

Dr. Sri Mulyani, M. Si NIP. 196111151986012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Dr. Rer. Nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si NIP. 1966 1121 1991 03 1002


(3)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

========================================================== PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB MATERI GAYA

INTERMOLEKUL BERDASARKAN WAWANCARA PROBING

Oleh

Nadea Kharisma Fauziah 0905728

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Nadea Kharisma Fauziah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa izin penulis.


(4)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian yang telah dilakukan berjudul “Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh profil model mental siswa pada sub materi pokok gaya intermolekul. Subjek dalam penelitian ini adalah enam orang siswa kelas XII di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan instrumen tes diagnostik model mental berdasarkan wawancara probing . Hasil penelitian menunjukan bahwa model mental siswa yang tidak sesuai dengan model mental target setelah diberikan pertanyaan probing muncul pada konsep gaya dipol, gaya dipol-dipol terimbas, gaya dispersi London, ikatan hidrogen dan gaya intermolekul itu sendiri. Model mental siswa yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing muncul pada konsep gaya intermolekul, hubungan gaya intermolekul dengan titik didih senyawa, gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terimbas, ikatan hidrogen serta perbedaan kekuatan gaya intermolekul dan gaya intramolekul. Model mental siswa yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing muncul pada semua konsep, yaitu konsep gaya intermolekul, hubungan gaya intermolekul dengan titik didih senyawa, gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terimbas, gaya dispersi London, ikatan hidrogen dan perbedaan kekuatan gaya intermolekul dan gaya intramolekul. Model mental siswa yang sesuai dengan seluruh model mental target tanpa diberikan pertanyaan probing hanya muncul pada konsep gaya dipol-dipol saja.

Kata Kunci : model mental, probing, gaya intermolekul

ABSTRACT

The research conducted entitled “Students’ Mental Models Profiles in Intermolecular Sub Content Based on Probing Interview” was aimed at finding out the students’ mental models profiles in intermolecular sub content. The subjects of the research were six students from grade XII in one public Senior High School in Bandung. This research employed descriptive method as the methodology with mental models diagnostic tests through probing interview as the instrument in gaining the data. The research showed that students’ mental models were not matched with mental models of the target after being given the probing question arise in the concept of force dipole-dipole, dipole-dipole force affected, London dispersion forces, hydrogen bonding, and intermolecular force itself. Students’ mental models corresponding to the entire mental models of the target after being given the probing questions appeared on all concepts, namely the concept of intermolecular force, intermolecular force relationship with boiling point compounds, the force dipole-dipole, dipole-dipole force affected, London dispersion force, hydrogen bonding, and differences in strength of intermolecular


(5)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

force and intermolecular force. Students’ mental models corresponding to the entire mental model given of the target without probing questions appeared only on the concept of dipole-dipole force.


(6)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... 3 DAFTAR GAMBAR ... 4 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Model Mental ... Error! Bookmark not defined. B. Hubungan Model Mental dengan Reprentasi Kimia Error! Bookmark not

defined.

C. Cara Menggali Model Mental Berdasarkan Tes Diagnostik Wawancara Probing ... Error! Bookmark not defined. D. Deskripsi Materi Gaya intermolekul ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. E. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. G. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Profil Model Mental Siswa Pada Konsep Hubungan Gaya intermolekul dengan Titik Didih Senyawa ... Error! Bookmark not defined. B. Profil Model Siswa Mental pada Konsep Gaya Dipol-Dipol ... Error!

Bookmark not defined.

C. Profil Model Mental pada Konsep Gaya Dipol-Dipol Terimbas ... Error! Bookmark not defined.

D. Profil Model Mental pada Konsep Gaya Dispersi London ... Error! Bookmark not defined.

E. Profil Model Mental pada Konsep Ikatan Hidrogen Error! Bookmark not defined.

F. Profil Model Mental pada Konsep Definisi Gaya Intermolekul ... Error! Bookmark not defined.

G. Profil Model Mental pada Konsep Kekuatan Gaya Intremolekul ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(9)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Perbandingan Titik Didih HCl, HBr dan HI dengan Massa Molekul Relatifnya ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 2. Model Mental Target Sesuai dengan Indikator Soal pada Sub Materi

Gaya Intermolekul. ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 3. Tipe Model Mental Siswa Pada Sub Materi Gaya Intermolekul

Berdasarkan Jawaban yang diberikan Siswa. ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1. Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Hubungan Gaya Intermolekul dengan Titik Didih Senyawa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 2. Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Gaya Dipol-Dipol ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3. Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Gaya Dipol-Dipol Terimbas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 4 Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Gaya Dispersi London .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 5. Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Ikatan Hidrogen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 6. Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Definisi Gaya Intermolekul ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 7. Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Perbedaan Kekuatan Gaya

Intermolekul dan Gaya Intramolekul ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 8. Hasil Model Mental Siswa pada Submateri Gaya Intermolekul .. Error! Bookmark not defined.


(10)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Hubungan Model Mental dengan Tiga Level Representasi ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 2 Keterkaitan antara Tiga Level Representasi dalam Konsep Ilmu Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 3 Analogi Kerja Dokter dengan Guru dalam Tes Diagnostik

(Depdiknas, 2007) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 4. Model Simbolik dari Titik Didih Senyawa-Senyawa Kovalen

Hibrida Golongan 4A-7A. ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 5. Model Simbolik dari Level Sub-Mikroskopik Ikatan Hidrogen yang

terjadi Antar Molekul H2O. (a) Molekul Polar, H2O ; (b) Ikatan Hidrogen yang terjadi Antar Molekul Air. ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 6. Level Makroskopik Gaya Dipol-Dipol yang Terjadi Antar Molekul HCl. ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 7. Model Simbolik dari Level Sub-Mikroskopik Gaya Dipol-Dipol

pada Padatan (a) dan Cairan (b). ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 8. Level Makroskopik Ikan dalam Air Menunjukkan Adanya Oksigen

dalam Air. ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 9. Model Simbolik dari Level Sub-Mikroskopik Proses Terjadinya

Gaya Dipol-Dipol Terimbas ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 10. Model Simbolik dari Level Sub-Mikroskopik Skema Proses

Terjadinya Gaya Dispersi London. (Zumdahl, 2007) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 11. Level makroskopik dari Oksigen Cair pada Suhu 90,20 K. ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 12. Struktur n-Propana dan n-Heksana Error! Bookmark not defined.


(11)

1

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mengkaji zat dari segi sifat, komposisi, struktur, ikatan, perubahan, dan pembuatannya serta perubahan energi yang terlibat (Mulyono, 2007). Taber (Sihran, 2007) mengemukakan bahwa kimia adalah satu dari cabang ilmu pengetahuan yang paling penting, karena dengan ilmu kimia kita dapat memahami apa yang terjadi di sekitar kita. Depdiknas (2003) juga mengemukakan bahwa ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan struktur, susunan, sifat dan perubahan materi. Adanya kajian mengenai struktur dan susunan materi tersebut membuat kimia bersifat abstrak.

Sunyono (2009) mengungkapkan bahwa banyak siswa menganggap kimia itu terlalu abstrak, terlalu sulit dan terlalu matematikal serta hanya dapat dipahami oleh siswa yang memiliki kemampuan kognitif di atas rata-rata. Selain itu, pengajaran guru pada materi-materi kimia didominasi oleh level simbolik sehingga konsep yang diterima siswa bersifat hafalan. Dengan kata lain banyak guru di sekolah yang tidak mengintegrasikan ketiga level representasi kimia yaitu makroskopik, sub-mikroskopik, dan simbolik di dalam pembelajaran. Seringkali ditemukan guru yang hanya menekankan level simbolik saja, tanpa dikaitkan dengan fenomena alam dan pengalaman siswa sehari-hari sebagai level makroskopik, serta penjelasannya sebagai level mikroskopik. Level sub-mikroskopik dan simbolik adalah dua level yang bersifat abstrak dan tidak dialami secara langsung oleh siswa. Hal inilah yang mengakibatkan ilmu kimia dianggap sebagai ilmu yang tidak mudah dipahami sehingga cenderung dihafal oleh siswa (Dhindsa dan Treagust, 2009). Selain itu kimia dianggap sebagai pelajaran yang membosankan bagi siswa (Stocklmayer dan Gilbert dalam Chittleborough (2004).


(12)

2

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa penelitian telah mengungkapkan fakta-fakta yang menunjukkan kesulitan siswa dalam memahami materi kimia. Sebagian besar siswa mampu menjawab soal kimia dengan benar, tanpa mengetahui atau menggunakan konsep yang dimilikinya. Beall dan Prescottt, 1994; Bunce, Gabel, dan Samuel, 1991; Lythcott, 1990; Robinson, 2003 (Jansoon et al., 2009) mengemukakan bahwa siswa seringkali menggunakan persamaan matematika tanpa memahami konsep kimia atau keilmuan yang mendasarinya. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan soal-soal kimia siswa terbiasa untuk mengingat atau menghafal rumus matematika yang diberikan oleh guru. Padahal Dahsah dan Coll (Jansoon et al., 2009) mengemukakan bahwa siswa akan lebih baik dalam menyelesaikan soal kimia jika mereka memahami konsep dasar kimia.

Dari beberapa hasil penelitian di atas tersirat bahwa untuk dapat mengerjakan soal-soal kimia diperlukan pemahaman materi kimia yang utuh. Salah satu cara untuk memahami kimia secara utuh yaitu dengan menyajikan kimia dalam beberapa level, yaitu level makroskopik, sub-mikroskopik, dan simbolik yang dikenal dengan istilah representasi (Johnstone, 1993). Tingkat pemahaman siswa terhadap suatu konsep dapat terlihat dari model mental siswa itu sendiri. Chittleborough (2002) mengemukakan model mental sebagai sebuah ide, pengalaman, representasi, model dan sumber-sumber lain yang ada dalam pikiran siswa dan siswa telah mengalami sebelumnya. Hasil kajian Chittleborough (2004) juga mengungkapkan bahwa model mental siswa dibentuk melalui pengalaman mereka, penjelasan dan interpretasi yang mereka ungkapkan menggambarkan pemahaman mereka mengenai level sub-mikroskopik terhadap suatu materi. Dengan kata lain model mental siswa terhadap suatu fenomena kimia dapat diungkapkan melalui representasi kimia. Pada umumnya guru memulai pembelajaran kimia tanpa mengetahui model mental siswa terlebih dahulu dan menganggap siswa memiliki kemampuan yang sama. Padahal menurut kajian yang dilakukan oleh Ellis dan Maidan-Gilad (Nguyen, 2006), model mental dibentuk dan dibangun dalam konteks sosial. Artinya siswa yang berbeda dapat memiliki model mental yang berbeda ketika mengamati suatu kejadian atau mengerjakan tugas yang sama.


(13)

3

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa hasil penelitian Fensham dan Kass (1988); Harrison dan Treagust (1996); Raghavan dan Glaser (1995); Stephens, McRobbie dan Lucas (Coll, 2002) mendukung pernyataan tersebut yaitu banyak siswa yang telah membangun pengetahuan tentang suatu konsep dengan model mental yang dimilikinya menjadi kebingungan kembali ketika memperoleh penjelasan dari guru. Hal ini menunjukkan bahwa seolah-olah penggunaan model mental siswa dibatasi oleh model mental guru. Oleh karena itu, penelitian mengenai model mental yang dimiliki siswa bagi seorang guru sangat penting baik untuk menemukan miskonsepsi siswa terhadap suatu konsep tertentu agar guru dapat memperbaiki miskonsepsi yang ada, menentukan strategi pembelajaran, bahan ajar, dan media apa yang dapat disusun agar pemahaman siswa terhadap konsep kimia menjadi sebuah kesatuan yang utuh.

Berbagai hasil penelitian di atas menarik perhatian peneliti untuk memperoleh gambaran mengenai model mental siswa pada konsep-konsep dalam submateri pokok gaya intermolekul. Alasan pemilihan topik tersebut karena sebagian besar bahasannya mengenai interaksi antar atom atau molekul yang bersifat abstrak. Hal ini diperkuat dengan kajian yang dilakukan oleh De Posada (1997); Peterson dan Treagust (1989) dalam Coll (2002) menyatakan banyak siswa yang mengalami miskonsepsi tentang perbedaan kekuatan antara gaya intermolekuler dengan intramolekuler. Sebagian besar siswa menganggap bahwa ikatan yang terjadi antar molekul lebih kuat dibandingkan ikatan antar atom dalam suatu molekul. Butts dan Smith (1987); Taber (1995,1998) dalam Coll (2002) juga mengungkapkan bahwa siswa menganggap bahwa gaya intermolekul itu hanya terjadi pada molekul polar saja. Selain itu penelitian ini juga didasarkan pada penelitian sebelumnya mengenai pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada sub materi pokok gaya intermolekul oleh Zakiyah, (2006). Pada penelitian sebelumnya masih mengalami kesulitan dalam hal menggali profil model mental siswa pada sub materi pokok gaya intermolekul.

Informasi mengenai model mental siswa dapat digali dengan berbagai cara. Menurut Wang (2007) untuk menggali profil model mental siswa dilakukan melalui tes diagnostik model mental, diantaranya tes pilihan ganda dua tingkat


(14)

4

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Two Tier Multiple Choice Test), pertanyaan terbuka, wawancara dengan pertanyaan penuntun (probing), wawancara dengan menggunakan gambar atau model, wawancara dengan disajikan masalah, wawancara berbasis fenomena dan model Prediction-Observation-Explanation (POE). Berbagai macam bentuk tes diagnostik tersebut memiliki karakteristik serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada penelitian ini digunakan tes diagnostik model mental melalui teknik wawancara dengan pertanyaan penuntun (probing). Melalui wawancara probing ini diharapkan mampu memfasilitasi siswa agar semua pengetahuan yang ada dalam pikiran mereka tentang suatu konsep dapat terungkap.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian ini difokuskan pada upaya untuk memperoleh gambaran tentang, "Bagaimana profil model mental siswa pada materi gaya intermolekul berdasarkan wawancara probing?". Untuk lebih rinci, rumusan masalah dalam penelitian ini diungkapkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep hubungan gaya intermolekul dengan sifat fisik suatu senyawa?

2. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep gaya dipol-dipol?

3. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep gaya dipol-dipol terimbas?

4. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep gaya dispersi London? 5. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep ikatan hidrogen? 6. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep gaya intermolekul?

7. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep perbedaan kekuatan antara gaya intermolekul dengan gaya intramolekul?

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah maka perlu adanya ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :


(15)

5

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Profil model mental siswa yang diteliti adalah model mental siswa yang telah mendapatkan pembelajaran mengenai submateri gaya intermolekul.

2. Materi gaya intermolekul yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini adalah materi gaya intermolekul yang disesuaikan dengan kurikulum yang diterapkan pada jenjang SMA kelas XI.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan uraian rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang model mental siswa pada sub-materi gaya intermolekul melalui alat evaluasi berupa tes diagnostik model mental berdasarkan wawancara probing.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi guru, informasi model mental siswa dalam materi gaya intermolekul,

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi yang dikembangkan dalam kegiatan belajar dan mengajar.

2. Bagi peneliti lain, sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian terkait yaitu pengembangan tes diagnostik model mental dengan materi dan instrumen penelitian yang berbeda.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Bab pendahuluan memaparkan alasan serta manfaat dilakukannya penelitian ini. Bab kajian pustaka memaparkan landasan teoritik serta penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Bab metode penelitian memaparkan penyusunan dan penggunaan instrumen penelitian, serta cara mengolah dan menganalisis data yang diperoleh. Bab hasil penelitian dan pembahasan


(16)

6

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memaparkan data yang diperoleh serta kesimpulan profil model mental dari setiap siswa pada materi kimia tertentu. Bab kesimpulan dan saran memaparkan kesimpulan akhir model mental siswa pada setiap materi yang diteliti serta saran untuk mengembangkan penelitian yang dilakukan.

Setiap bab terdiri dari bagian-bagian. Bab I pendahuluan, terdiri dari lima bagian, yaitu : latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Bab II kajian pustaka, terdiri dari tiga bagian, yaitu : tinjauan umum model mental, cara menggali model mental, serta deskripsi materi yang digunakan untuk menggali model mental. Bab III metode penelitian, terdiri dari delapan bagian, yaitu : metode penelitian, desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari tujuh bagian, yaitu : profil model mental siswa pada konsep hubungan gaya intermolekul dengan titik didih senyawa, profil model mental siswa konsep gaya dipol-dipol, profil model mental siswa pada gaya dipol-dipol terimbas, profil model mental siswa pada konsep gaya dispersi London, profil model mental siswa pada konsep ikatan hidrogen, profil model mental siswa pada konsep gaya intermolekul serta profil model mental siswa pada konsep perbedaan kekuatan gaya intermolekul dengan gaya intramolekul. Bab V Kesimpulan dan Saran, terdiri dari dua bagian, yaitu : kesimpulan dan saran.


(17)

25

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan penelitian ada tiga macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang benar-benar baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2009).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 2005).

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel. Penelitian deskriptif hanya mencoba mendeskripsikan dan menginterpretasikan sebagaimana adanya (Moleong, 2006). Penelitian deskriptif ini tidak berhenti hanya pada pengumpulan data, pengorganisasian, analisis dan penarikan interpretasi serta penyimpulan, tetapi dilanjutkan dengan membandingkan, mencari persamaan dan perbedaan dan hubungan kausal dari berbagai hal.


(18)

26

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Prosedur yang dipakai pada penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut ini adalah uraian langkah-langkah yang dilakukan pada setiap tahapnya :

1. Tahap I : Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan peneliti merancang tes diagnostik untuk menggali model mental siswa berdasarkan indikator soal yang telah dibuat pada penelitian sebelumnya (Zakiyah, 2006). Tes diagnostik yang digunakan sebagai instrumen utama berupa pengembangan tes dignostik dengan format wawancara probing atau menggunakan pertanyaan penuntun untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Setelah instrumen selesai dibuat selanjutnya dilakukan validasi instrumen. Validasi dilakukan oleh validator yaitu dua orang dosen ahli yang ditinjau dari beberapa aspek, yaitu kesesuaian indikator soal dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, kesesuaian soal dengan indikator soal, dan kesesuaian jawaban dengan soal. Selanjutnya instrumen hasil validasi tersebut dilakukan uji coba. Instrumen tes diagnostik yang telah selesai di revisi kemudian diuji cobakan secara terbatas kepada dua orang siswa. Uji coba ini bertujuan untuk melihat keterbacaan soal dari instrumen tersebut.

2. Tahap II: Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan pengambilan data model mental siswa pada submateri pokok gaya intermolekul dengan memberikan tes diagnostik yang telah direvisi pada subjek penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara pada setiap siswa sesuai dengan urutan pertanyaan baik itu pertanyaan umum atau pertanyaan khusus atau penyelidik. Oleh karena itu, peneliti menggunakan panduan wawancara probing sebagai acuan agar wawancara berjalan dengan baik dan sistematis.

Sebelum wawancara dimulai peneliti melakukan tahap pendekatan terlebih dahulu dengan siswa dengan cara membicarakan tentang hal-hal di luar materi kimia. Hal ini bertujuan agar siswa tidak merasa canggung dan gugup pada saat wawancara sehingga dapat menjawab pertanyaan secara optimal. Setiap siswa melakukan wawancara secara bergantian dan dilakukan secara tertutup hanya


(19)

27

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara peneliti dan siswa yang diwawancara pada saat itu saja. Sedangkan siswa lain yang belum mendapat urutan untuk diwawancara berada di tempat yang lain agar tidak mempengaruhi jawaban mereka nanti pada saat diwawancara.

3. Tahap III : Tahap Akhir

Rekaman percakapan hasil wawancara probing tersebut kemudian ditranskripsikan atau ditulis ulang sesuai dengan yang dilakukan. Setelah ditranskripsikan jawaban-jawaban siswa tersebut diubah ke dalam bentuk yang lebih sederhana dan singkat tanpa mengurangi makna dari jawaban sebelumnya. Hal ini dilakukan agar peneliti lebih mudah untuk menganalisis serta mengelompokkan jawaban siswa.

Tahap akhir yang dilakukan yaitu. mengelompokkan jawaban-jawaban siswa tersebut sesuai dengan kecocokkan jawaban dari konsepsi target serta kemiripan makna ke dalam kelompok-kelompok tertentu Jawaban-jawaban siswa yang diperoleh kemudian dianalisis dan dideskripsikan untuk memperoleh profil model mental siswa pada pokok bahasan gaya intermolekul. Secara rinci, tahapan-tahapan pelaksanaan peelitian ini dapat diuraikan melalui alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.


(20)

28

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3. 1 Alur Penelitian

Transkripsi hasil wawancara

Profil model mental siswa pada sub materi gaya intermolekul melalui wawancara

probing

Penyederhanaan hasil wawancara Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Akhir atau Analisis data Pengambilan Data melalui Wawancara Probing

Revisi Tidak Valid

Ya Uji Coba Tes

Pengembangan Tes Diagnostik Model Mental Melalui Wawancara Probing ()

Perumusan Indikator dan Konsep pada Submateri Gaya Intermolekul (Zakiyah,

2006)

Revisi

Pengelompokkan jawaban siswa sesuai dengan tipe model mental 2 siswa

kelompok tinggi

2 siswa kelompok sedang

2 siswa kelompok rendah Pengembangan Tes Diagnostik Model Mental

Melalui Wawancara Probing () Perumusan Indikator dan Konsep pada Submateri Gaya Intermolekul (Zakiyah,

2006)

Pengembangan Tes Diagnostik Model Mental Melalui Wawancara Probing

Perumusan Indikator dan Konsep pada Submateri Gaya Intermolekul (Zakiyah,

2006)


(21)

29

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dipilih adalah 6 orang siswa dari kelas XII jurusan IPA di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Masing-masing kelas dari kelompok tinggi, sedang dan rendah kelas diwakili masing-masing oleh dua orang siswa, sehingga jumlah total subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang. D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitain ini, maka berikut ini definisi beberapa istilah.

1. Profil adalah ikhtisar yang memberikan fakta-fakta tentang hal-hal khusus. 2. Model mental adalah sebuah ide, pengalaman, gambaran, model dan

sumber-sumber lain yang ada dalam pikiran siswa mengenai suatu konsep yang dihasilkan dari proses pembelajaran.

3. Tes diagnostik adalah salah satu jenis tes yang dapat digunakan untuk melihat/mengevaluasi kemampuan siswa dalam menggunakan ketiga level representasi kimia untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena kimia 4. Model mental target adalah salah satu tipe model mental siswa yang sudah memiliki konsep yang lengkap dan benar secara keilmuan serta sesuai dengan model mental yang dimiliki oleh dosen

5. Model mental siswa dijadikan sebagai model mental alternatif dalam penelitian ini.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik model mental berdasarkan wawancara probing (TDMWP). Tes diagnostik ini dilakukan untuk mengetahui deskripsi model mental siswa berdasarkan pengetahuan mereka pada submateri gaya intermolekul. Tes ini berupa tes wawancara dengan bantuan pertanyaan penuntun (probing) untuk membantu dalam menjawab pertanyaan utama. Tes wawancara ini berisikan dua jenis pertanyaan yaitu pertanyaan umum dan pertanyaan probing (penuntun) yang dibuat berdasarkan indikator.


(22)

30

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun indikator soal untuk setiap konsep diantaranya:

1. Menjelaskan hubungan gaya intermolekul dengan sifat fisik senyawa (titik didih senyawa).

2. Menjelaskan proses terjadinya gaya intermolekul 2.a Menjelaskan konsep gaya dipol-dipol

2.b Menjelaskan konsep gaya dipol-dipol terimbas 2.c Menjelaskan konsep gaya dispersi London 2.d Menjelaskan konsep ikatan hidrogen 3. Menyebutkan definisi gaya intermolekul

4. Menjelaskan perbedaan kekuatan gaya intermolekul dengan gaya intermolekul

Pertanyaan umum adalah pertanyaan utama yang berikan kepada siswa mengenai konsep-konsep dalam pokok bahasan gaya intermolekul. Apabila siswa tidak mampu menjawab pertanyaan utama maka siswa dibantu dengan pertanyaan-pertanyaan probing yang akan membantu siswa untuk mengingat kembali pemahaman-pemahaman yang mendukung untuk menjawab pertanyaan utama.

Instrumen penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan utama tentang sub-materi pokok gaya intermolekul yang masing-masing dilengkapi dengan pertanyaan khusus sebagai pertanyaan probing yang disusun secara sistematis. Pada pertanyaan utama untuk indikator hubungan gaya intermolekul dengan titik didih senyawa disediakan sebuah tabel mengenai perbandingan titik didih senyawa dengan massa molekul relatifnya seperti terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3. 1. Perbandingan Titik Didih HCl, HBr dan HI dengan Massa Molekul Relatifnya

Senyawa Massa Molekul relatif (g/mol)

Titik Didih (ºC)

HCl 36,5 -85,05

HBr 80,91 -66,8


(23)

31

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertanyaan utama untuk indikator ini berbunyi “bagaimanakah urutan titik didih dari ketiga senyawa tersebut?”. Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi?”. Jika jawaban siswa sudah optimal maka dilanjutkan pada pertanyaan utama kedua. Namun, apabila jawaban siswa dirasa belum optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun) terkait dengan konsep-konsep pendukung yang dapat membantu siswa dalam menjawab pertanyaan utama. Pertanyaan probing yang diberikan oleh peneliti pada konsep hubungan gaya intermolekul dengan titik didih senyawa mencakup tentang konsep perubahan wujud zat, perbedaan jarak antar molekul saat terjadi perubahan wujud beserta alasan mengenai hal tersebut, kecenderungan antar molekul jika saling berdekatan serta hubungan titik didh senyawa dengan energi yang dibutuhkan untuk memutuskan interaksi antar molekul. Pertanyaan probing lebih rinci dapat dilihat di lampiran B.

Pertanyaan utama kedua merupakan pertanyaan untuk indikator menjelaskan konsep gaya dipol-dipol, berbunyi “coba Anda jelaskan mengenai konsep gaya dipol-dipol !”. Jika jawaban siswa sudah optimal maka dilanjutkan pada pertanyaan utama ketiga. Namun, apabila jawaban siswa dirasa belum optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun) .Pertanyaan probing untuk konsep gaya dipol-dipol diantaranya meliputi pengamatan wujud HCl pada tekanan yang berbeda pada tabel, alasan HCl dapat berubah wujud pada tekanan yang lebih besar, perubahan jarak antar molekul HCl pada tekanan yang tinggi, kecenderungan antar molekul jika saling berdekatan dan kepolaran molekul. Pertanyaan probing yang sistematis untuk konsep gaya dipol-dipol lebih rinci dapat dilihat di lampiran B.

Pertanyaan utama ketiga merupakan pertanyaan untuk indikator menjelaskan konsep gaya dipol-dipol terimbas, berbunyi “coba Anda jelaskan mengenai konsep gaya dipol-dipol terimbas!”. Jika jawaban siswa sudah optimal maka dilanjutkan pada pertanyaan utama keempat. Namun, apabila jawaban siswa dirasa belum optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun). Pertanyaan probing untuk menggali model mental siswa pada konsep gaya dipol-dipol terimbas meliputi pengamatan tentang contoh gaya dipol-dipol antara molekul air


(24)

32

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan molekul oksigen, jarak antara molekul air dan oksigen dalam air laut, pengaruh molekul air terhadap molekul oksigen yang berdekatan dan kepolaran senyawa. Pertanyaan probing untuk konsep gaya dipol-dipol lebih rinci dan lengkap dapat dilihat di lampiran B.

Pertanyaan utama keempat merupakan pertanyaan untuk indikator menjelaskan konsep gaya dispersi London, berbunyi “coba Anda jelaskan mengenai konsep gaya dispersi London!”. Jika jawaban siswa sudah optimal maka dilanjutkan pada pertanyaan utama kelima. Namun, apabila jawaban siswa dirasa belum optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun). Pertanyaan probing untuk kosnep gaya dispersi London terdiri dari pengamatan tentang oksigen yang berwujud cair pada suhu rendah, jarak antar molekul oksigen dalam wujud cair, kepolaran senyawa dan polarizability yang disebabkan mobilitas elektron dalam suatu atom dan molekul. Pertanyaan probing untuk konsep gaya dispersi London lebih rinci dan lengkap dapat dilihat di lampiran B.

Pertanyaan utama kelima merupakan pertanyaan untuk indikator menjelaskan konsep ikatan hidrogen, berbunyi “coba Anda jelaskan mengenai konsep ikatan hidrogen!”. Jika jawaban siswa sudah optimal maka dilanjutkan pada pertanyaan utama keenam. Namun, apabila jawaban siswa dirasa belum optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun). Pertanyaan probing pada konsep ikatan ikatan hidrogen diawali dengan pengamatan grafik perbandingan titik didih beberapa senyawa kovalen pada golgan 4A-7A, alasan senyawa NH3, H2O dan HF tidak mengikuti kecenderungan titik didih dalam satu golongan, kepolaran senyawa NH3, H2O dan HF, persamaan dan perbedaan atom-atom penyusun pada senyawa NH3, H2O dan HF, nilai keelektronegatifan atom N, O dan F dibandingkan atom yang lain dan pengaruh atom-atom yang memiliki nilai keelektronegatifan yang besar bila berikatan dengan atom H terhadap kepolaran ikatannya.

Pertanyaan utama keenam merupakan pertanyaan untuk indikator menjelaskan konsep gaya intermolekul, berbunyi “coba Anda jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya intermolekul!”. Jika jawaban siswa sudah optimal maka dilanjutkan pada pertanyaan utama ketujuh Namun, apabila jawaban siswa dirasa


(25)

33

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun). Pertanyaan probing untuk konsep gaya intermolekul yaitu dengan mengulas seluruh jenis gaya intermolekul yang telah dibahas sebelumnya mulai dari gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terimbas, gaya dispersi London dan ikatan hidrogen. Siswa diminta untuk menyimpulkan pengertian gaya intermolekul dari ulasan tersebut.

Pertanyaan utama ketujuh merupakan pertanyaan untuk indikator menjelaskan perbedaan kekuatan gaya intermolekul dengan gaya intramolekul, berbunyi “menurut Anda manakah yang lebih kuat antara gaya intermolekul dengan gaya intramolekul!”. Apabila jawaban siswa dirasa belum optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun). Pertanyaan probing untuk konsep perbedaan gaya intermolekul dengan gaya intramolekul diawali dengan konsep gaya intramolekul. Konsep tersebut digali melaui pengamatan fenomena pendidihan air dalam panci. Pertanyaan selanjutnya mengenai molekul apa saja yang terdapat dalam panci tersebut, kemungkinan jumlah molekul H2O dalam panci, perbandingan jarak antar molekul H2O dalam panci dengan jarak antara atom H dan O dalam molekul H2O, hal yang terjadi saat H2O cair berubah wujud menjadi gas apakah terpecah menjadi H dan O atau tetap dalam molekul H2O serta perbandingan energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan antara atom H dan O dalam molekul H2O dengan gaya atau interaksi antar molekul H2O.

Instrumen tersebut dikembangkan berdasarkan indikator soal yang sudah dibuat dan divalidasi pada penelitian sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya indikator soal tersebut diperoleh berdasarkan hasil analisis atas kajian pustaka beberapa buku teks general chemistry dan hasil analisis standar isi berdasarkan peraturan pemerintah nomor 22 tahun 2003, Standar Isi KTSP 2006 terdiri dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada sub-materi pokok gaya intermolekul.

Instrumen penelitian yang telah dikembangkan kemudian divalidasi oleh validator yaitu dua orang dosen dan diujicobakan secara terbatas kepada beberapa siswa. Validasi ini dimaksudkan untuk memperoleh koreksi dan masukan terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat. Sedangkan pelaksanaan uji coba dilakukan untuk mengatehui aspek dari keterbacaan soal. Berdasarkan saran dan


(26)

34

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

koreksi hasil validasi, maka dilakukan diskusi dengan dosen pembimbing untuk merumuskan kembali tes diagnostik model mental siswa pada submateri gaya intermolekul melalui wawancara probing.

F. Teknik Pengumpulan Data

Wawancara ini dilakukan pada siswa yang sebelumnya telah mempelajari materi gaya intermolekul. Siswa yang dipilih sebagai subjek dalam penelitian penelitian ini terbagi ke dalam tiga tingkatan kemampuan kognitif, yaitu tingkat tinggi, tingkat sedang dan tingkat rendah. Pemilihan siswa berdasarkan tingkat kemampuan kognitifnya ini dilakukan oleh guru kimia yang bersangkutan.

Pada awal wawancara, peneliti berusaha untuk mengenal siswa secara personal dengan cara membicarakan tentang hal-hal di luar materi kimia. Hal ini bertujuan agar siswa merasa nyaman selama proses wawancara berlangsung serta siswa dapat memberikan jawaban secara optimal. Wawancara dilakukan secara bergantian setiap siswa serta siswa yang belum mendapatkan giliran tidak diperbolehkan untuk mengetahui pertanyaan yang akan diajukan. Hal ini dilakukan untuk menjaga pemahaman mereka rentang konsep yang akan ditanyakan. Pertanyaan probing diberikan saat siswa merasa kesulitan dalam menjawab pertanyaan utama. Pertanyaan probing disusun secara sistematis berdasarkan kemungkinan jawaban yang akan diberikan oleh siswa. Model mental yang dimiliki oleh siswa akan tergambar dari jawaban-jawaban yang diberikan pada saat proses wawancara berlangsung.

G. Analisis Data

Berdasarkan data hasil penelitian dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan maka akan dilakukan pengolahan data melalui analisis deskriptif pada jawaban siswa. Pertama hasil jawaban siswa melalui wawancara ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan tanpa merubah makna. Jawaban yang diberikan siswa mungkin bermacam-macam karena model mental yang dimiliki setiap individu adalah khas. Kedua, jawaban-jawaban siswa hasil transkripsi tersebut disederhanakan menjadi jawaban dengan kalimat yang singkat tanpa mengubah makna dari jawaban sebelumnya.


(27)

35

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ketiga yang dilakukan pada analisis data adalah mengelompokkan jawaban-jawaban siswa tersebut sesuai dengan kecocokkan jawaban dari konsepsi target serta kemiripan makna ke dalam kelompok-kelompok tertentu. Jawaban dikatakan benar apabila sesuai dengan hasil validasi oleh dosen. Jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan utama. Jawaban siswa ini tidak hanya ditinjau dari jawaban akhir saja melainkan juga ditinjau dari keseluruhan jawaban yang diberikan oleh siswa pada saat wawancara.

Dari berbagai macam jawaban yang diperoleh itu dikelompokkan berdasarkan jawaban yang memiliki kemiripan yang kemudian dimasukkan ke dalam tipe model mental tertentu. Berikut ini adalah tipe model mental yang mengindikasikan tingkat pemahaman siswa, menurut Sendur (2010):

1. Tidak ada jawaban/ tanggapan (No Response/ NR), yaitu siswa yang tidak menjawab dan tidak membuat alasan, ataupun yang menjawab dengan penjelasan yang tidak berkaitan dengan pertanyaan. Istilah untuk tipe ini yaitu tidak ada konsep.

2. Miskonsepsi khusus pada hal tertentu (Specific Misconceptions/ SM), yaitu ketika jawaban dan penjelasan tidak dapat diterima secara keilmuan.

3. Benar sebagian (Partially Correct/ PC), yaitu jawaban benar secara keilmuan, namun penjelasan/alasan tidak benar, jawaban tidak benar secara keilmuan, namun penjelasan benar. Tipe ini dikenal dengan istilah model mental alternatif.

4. Benar secara keilmuan (Scientifically Correct/ SC), yaitu jawaban dan penjelasan benar secara keilmuan.

Model mental tipe ke-1 sampai 3 dikenal dengan istilah model mental alternatif. Sedangkan untuk tipe ke-4 dapat diuraikan menjadi benar secara keilmuan menurut guru (model mental konsensus) ataupun benar sesuai dengan jawaban dosen (model mental target). Untuk lebih memudahkan dalam hal pengolahan data, dilakukan pengkodean untuk masing-masing jawaban siswa mulai dari model mental tipe 1 sampai 4, yaitu NR, SM, PC, dan SC.

Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Sendur (2010) mengenai tipe model mental yang mengindikasikan tingkat pemahaman siswa, maka jawaban yang


(28)

36

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan oleh siswa pada penelitian ini dapat dikelompokkan ke dalam tipe-tipe tertentu. Pengelompokkan ini mengacu pada jawaban siswa yang kemudian dibandingkan dengan model mental target seperti yang terlihat pada Tabel 3.3. Model mental target untuk setiap konsepnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.


(29)

37

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3. 2. Model Mental Target Sesuai dengan Indikator Soal pada Sub Materi Gaya Intermolekul.

Indikator Soal Pertanyaan Utama Model Mental Target

Menjelaskan hubungan gaya intermolekul dengan sifat fisik senyawa (titik didih senyawa).

Senyawa

Massa Molekul relatif (g/mol)

Titik Didih (ºC)

HCl 36,5 -85,05

HBr 80,91 -66,8

HI 127, 90 -35,36

Tabel. Perbandingan Titik Didih HCl, HBr dan HI dengan Massa Molekul Relatifnya

“Berdasarkan data pada tabel tersebut, bagaimanakah urutan titik didih dari ketiga senyawa tersebut? Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi? “

Titik didih HI>HBr>HCl disebabkan oleh gaya intermolekul yang terjadi antar molekul HI > gaya intermolekul HBr > gaya intrmolekul HCl.


(30)

38

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menjelaskan proses

terjadinya gaya dipol-dipol

“ Jelaskan bagaimana proses terjadinya gaya dipol-dipol ?

Gaya dipol-dipol terjadi saat molekul-molekul yang memiliki dipol (dwikutub) berdekatan satu sama lain. Ujung parsial positif suatu molekul tertarik ke ujung parsial negatif dari molekul yang lain.

Menjelaskan proses

terjadinya gaya dipol-dipol terimbas

“Coba jelaskan proses terjadinya gaya dipol -dipol terimbas! “

Gaya dipol-dipol terimbas terjadi ketika atom dari suatu molekul yang memiliki dipol (dwikutub) atau molekul polar mengimbas atom pada molekul non dipol atau nonpolar yang ada di dekatnya sehingga elektron-elektron dari molekul nonpolar akan berkumpul di sisi yang dekat dengan kutub positif dari molekul polar, dan membentuk dipol sesaat (sementara). Setelah membentuk dipol sesaat, akan terjadi gaya tarik menarik antara molekul dipol dan molekul dipol sesaat yang disebut gaya dipol-dipol terimbas.

Menjelaskan proses terjadinya gaya dispersi London

“Jelaskan bagaimana proses terjadinya gaya dispersi London!”

Suatu atom atau molekul dapat mengalami dipol sesaat karena memiliki elektron-elektron yang selalu bergerak dan memungkinkannya berkumpul pada suatu posisi tertentu membentuk awan elektron yang menyebabkan terjadinya muatan parsial positif pada salah satu ujung molekul dan muatan parsial negatif pada ujung yang lain. Selanjutnya, molekul ini mengimbas atom atau


(31)

39

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

molekul nonpolar yang lain menghasilkan dipol terimbas. Akibatnya, terjadi gaya antaraksi antara dipol sesaat-dipol terimbas atau disebut gaya dispersi London.

Menjelaskan proses terjadinya ikatan hidrogen

“Coba Anda jelaskan proses terjadinya ikatan hidrogen!”

Ikatan hidrogen terjadi pada atom hidrogen yang terikat pada atom-atom yang sangat elektronegatif yaitu fluor (F), oksigen (O), atau nitrogen (N) akan membentuk molekul-molekul yang sangat polar. Atom Hidrogen (H) yang bermuatan parsial positif akan mengalami gaya tarik menarik yang sangat kuat terhadap atom-atom yang bermuatan parsial negatif dengan nilai kelektronegatifitas yang sangat tinggi, yaitu atom F, O dan N.

Menyebutkan definisi gaya intermolekul

“ Gaya dipol-dipol, dipol-dipol terimbas, dispersi London dan Ikatan hidrogen merupakan jenis-jenis dari gaya intermolekul. Menurut Anda apakah yang dimaksud dengan gaya

intermolekul? “

Gaya intermolekul merupakan gaya tarik menarik antar satu molekul dengan molekul yang lain yang disebabkan oleh adanya perbedaan muatan parsial molekul yang satu dengan yang lainnya.

Menjelaskan perbedaan kekuatan gaya

intermolekul dengan gaya intremolekul

Menurut Anda manakah yang lebih kuat antara gaya intremolekul dengan gaya intermolekul? Jelaskan! “

Kekuatan gaya intermolekul selalu lebih lemah jika dibandingkan dengan gaya intremolekul (gaya tarik-menarik di antara atom-atom yang berikatan).


(32)

40

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jawaban siswa yang telah dibandingkan dengan model mental target kemudian mengahasilkan tiga tipe model mental secara umum seperti yang terlihat pada Tabel 3.3. Pengelompokkan ini merupakan hasil adaptasi dari pengelompokkan model mental yang diungkapkan oleh Sendur (2010). Beberapa tipe model mental tersebut akan memudahkan peneliti pada bagian pembahasan di BAB IV.

Tabel 3.3. Tipe Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Jawaban yang diberikan Siswa.

Tipe Model

Mental Keterangan

Tipe 1 Model mental siswa tidak sesuai dengan model mental target setelah diberi pertanyaan probing

Tipe 2

a. Model mental siswa sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing

b. Model mental siswa sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing

Tipe 3 Model mental siswa sesuai seluruhnya dengan model mental target tanpa diberi pertanyaan probing


(33)

82

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap data penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Profil model mental siswa pada konsep hubungan gaya intermolekul dengan titik didih senyawa menunjukkan bahwa sebanyak dua orang siswa memiliki model mental yang sesuai hanya dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing, sedangkan empat orang siswa yang lain memiliki model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing.

2. Profil model mental siswa pada konsep gaya dipol-dipol menunjukkan bahwa terdapat tiga orang siswa memiliki model mental yang tidak sesuai dengan model mental target setelah diberi pertanyaan probing. Tiga orang siswa yang lain masing-masing satu orang siswa memiliki model mental yang berbeda yaitu, model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing, model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing serta model mental yang sesuai seluruhnya dengan model mental target tanpa diberi pertanyaan probing.

3. Profil model mental siswa pada konsep gaya dipol-dipol terimbas menunjukkan bahwa sebanyak dua orang siswa memiliki model mental yang tidak sesuai dengan model mental target setelah diberi pertanyaan probing, satu orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing dan tiga orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing.

4. Profil model mental siswa pada konsep gaya dispersi London menunjukkan bahwa sebanyak empat orang siswa memiliki model mental yang tidak sesuai dengan model mental target setalah diberi pertanyaan probing, sedangkan dua


(34)

83

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang siswa yang lain memiliki model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing.

5. Profil model mental siswa pada konsep ikatan hidrogen menunjukkan bahwa satu orang siswa memiliki model mental yang tidak sesuai dengan model mental target setelah diberi pertanyaan probing. Dua orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing, sedangkan tiga orang siswa lainnya memiliki model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberikan pertanyaan probing.

6. Profil model mental siswa pada konsep definisi gaya intermolekul menunjukkan bahwa satu orang siswa model mental yang tidak sesuai dengan model mental target setelah diberi pertanyaan probing. Tiga orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing, sedangkan dua orang siswa memiliki model yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing.

7. Profil model mental siswa pada konsep perbedaan kekuatan gaya intramolekul dengan gaya intermolekul menunjukkan bahwa sebanyak lima orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing serta satu orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing.

B. Saran

Beberapa saran yang diajukan peneliti berdasarkan kesimpulan di atas adalah :

1. Profil model mental yang terungkap dapat dijadikan acuan dalam pengembangan model dan metode pembelajaran yang lebih baik.

2. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika dapat menggali faktor penyebab kesulitan siswa pada suatu materi tertentu.


(35)

84

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Wawancara probing dapat digunakan sebagai salah satu alternatif alat evaluasi. Karena dengan alat evaluasi ini siswa dapat dengan bebas menggali pemahaman yang mereka miliki pada


(36)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Boo, H. (1998). Students Understanding of Chemical Bonds and The Energetics

of Chemical Reactions. Journal of Research in Science Teaching. 35(5): 569-581

Brady, E. J. (1999). Kimia Universitas Asas & Strukutur Jilid I. (edisi kelima). Jakarta: Binarupa Aksara.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid I, Edisi Ketiga. Jakarta:Erlangga

Chittleborough, G. D. (2002). “Constraints To The Development Of First Year University Chemistry Student’s Mental Model of Chemical Fenomena”. Teaching and Learning Forum.

Chittleborough, G. (2004). Models and Modeling in Science Education Multiple Representations in Chemical Education. Thesis Doctor Curtin University Australia: tidak diterbitkan.

Coll, R., dan Taylor, N. (2002). “Mental Models in Chemistry: Senior Chemistry Students’ Mental Models of Chemical Bonding.” Chemistry Education. 3, (2), 175-184.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. (2003). KTSP Mata Pelajaran Kimia untuk SMA. Jakarta: Depdiknas Devetak, I., Vogrinc, J, dan Glazar, S.A. (2007). “Assessing 16- Year- Old

Students` Understanding of Aqueous Solution at Submicroscopic Level”. Research in Science Education. 39, (2), 157-179.

Dhindsa, H. S. Dan Treagust, D. F. (2009). “Conceptual Understanding of Brunenian Tertiary Students : Chemical Bonding and Structure”. Brunei Int Journal of Science and Math Education. 1, (1), 33-51

Gilbert, J dan Treagust, D. (2009). Multiple Representations in Chemical Education. Springer.

Harrison, A. G, & Treagust, D. F. (1996). Secondary Students’ Mental Models of Atom and Molecules: Implication for Teaching Chemistry. Science Education , 80, 509-534.


(37)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jansoon, N.,Coll, R.K., Somsook, E., (2009). “Understanding Mental Models of Dilution in Thai Students ”. International Journal of Environmental & Science Education. 4. (2). 147-168.

Khanthavy, H dan Yuenyong, C. (2009). “The Grade 1 Student’s Mental Model of Force anda Motion Through Predict-Observe-Explain (POE) Strategy”. Science Education International.

Mulyono, HAM. (2007). Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara

Nguyen, T., Henderson., dan Baskin, C. (2006 ). First Year Bachelor of Education’s Students Mental Models of Themshelves as Learners. Australia: James Cook University.

Mc Murry, J & Fay, R. (2005). Chemistry 4th Edition. USA:Wiley.

Şendur, G., Toprak, M., Pekmez, E. (2010). “Analyzing of Students’ Misconceptions about Chemical Equilibrium.” Paper on International Conference on New Trends in Education and Their Implications. Antalya-Turkey.

Sihran, G. (2007). “Learning Difficulties in Chemistry: An Overview”. TUFED-TUSED. 4(2), 2-20

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sunyono. (2002). “Identifikasi Masalah Kesulitan dan Pembelajaran Kimia SMA

Kelas X di Provinsi Lampung.” Jurnal Pendidikian MIPA-FKIP Universitas

Lampung.

Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tim Penyusun KBBI. (2007). Kamus Besar Bahasa Indoneia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penyusun. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Treagust, D., Chittleborough, G., dan Mamiala, T. (2002). “Students’ Understanding of The Role of Scientific Models in Learning Science.” International Journal Science Education. 24, (4), 367-368.

Wang, C. (2007). The Role of Mental Modeling Ability, Content Knowledge, and Mental Models in General Chemistry Students’s Understanding About Molecular Polarity. Columbia: The Faculty of The Graduate School University of Missouri.


(38)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Whiten. (2008). Chemistry 7th Edition. USA: Wiley.

Wu, H.K. Krajcik J.S, and Soloway, E. (2000). “Promoting Conceptual Understanding of Chemical Representations: Students’ Use of a Visualization Tool in the Classroom”. Makalah pada Pertemuan Tahunan The National Association of Research in Science Teaching, New Orleans, LA

Zakiyah, E. (2006). Pengembangan Strategi Pembelajaran Intertekstual Pada Submateri Pokok Interaksi Antar Partikel. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Zumdahl, S dan Zumdahl, A (2007). Chemistry Seventh Edition. New York. Houghton Mifflin Company.


(1)

82

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap data penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Profil model mental siswa pada konsep hubungan gaya intermolekul dengan titik didih senyawa menunjukkan bahwa sebanyak dua orang siswa memiliki model mental yang sesuai hanya dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing, sedangkan empat orang siswa yang lain memiliki model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing.

2. Profil model mental siswa pada konsep gaya dipol-dipol menunjukkan bahwa terdapat tiga orang siswa memiliki model mental yang tidak sesuai dengan model mental target setelah diberi pertanyaan probing. Tiga orang siswa yang lain masing-masing satu orang siswa memiliki model mental yang berbeda yaitu, model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing, model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing serta model mental yang sesuai seluruhnya dengan model mental target tanpa diberi pertanyaan probing.

3. Profil model mental siswa pada konsep gaya dipol-dipol terimbas menunjukkan bahwa sebanyak dua orang siswa memiliki model mental yang tidak sesuai dengan model mental target setelah diberi pertanyaan probing, satu orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing dan tiga orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing.

4. Profil model mental siswa pada konsep gaya dispersi London menunjukkan bahwa sebanyak empat orang siswa memiliki model mental yang tidak sesuai dengan model mental target setalah diberi pertanyaan probing, sedangkan dua


(2)

83

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang siswa yang lain memiliki model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing.

5. Profil model mental siswa pada konsep ikatan hidrogen menunjukkan bahwa satu orang siswa memiliki model mental yang tidak sesuai dengan model mental target setelah diberi pertanyaan probing. Dua orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing, sedangkan tiga orang siswa lainnya memiliki model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberikan pertanyaan probing.

6. Profil model mental siswa pada konsep definisi gaya intermolekul menunjukkan bahwa satu orang siswa model mental yang tidak sesuai dengan model mental target setelah diberi pertanyaan probing. Tiga orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing, sedangkan dua orang siswa memiliki model yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing.

7. Profil model mental siswa pada konsep perbedaan kekuatan gaya intramolekul dengan gaya intermolekul menunjukkan bahwa sebanyak lima orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing serta satu orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing.

B. Saran

Beberapa saran yang diajukan peneliti berdasarkan kesimpulan di atas adalah :

1. Profil model mental yang terungkap dapat dijadikan acuan dalam pengembangan model dan metode pembelajaran yang lebih baik.

2. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika dapat menggali faktor penyebab kesulitan siswa pada suatu materi tertentu.


(3)

84

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Wawancara probing dapat digunakan sebagai salah satu alternatif alat evaluasi. Karena dengan alat evaluasi ini siswa dapat dengan bebas menggali pemahaman yang mereka miliki pada


(4)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Boo, H. (1998). Students Understanding of Chemical Bonds and The Energetics

of Chemical Reactions. Journal of Research in Science Teaching. 35(5): 569-581

Brady, E. J. (1999). Kimia Universitas Asas & Strukutur Jilid I. (edisi kelima). Jakarta: Binarupa Aksara.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid I, Edisi Ketiga. Jakarta:Erlangga

Chittleborough, G. D. (2002). “Constraints To The Development Of First Year University Chemistry Student’s Mental Model of Chemical Fenomena”.

Teaching and Learning Forum.

Chittleborough, G. (2004). Models and Modeling in Science Education Multiple Representations in Chemical Education. Thesis Doctor Curtin University Australia: tidak diterbitkan.

Coll, R., dan Taylor, N. (2002). “Mental Models in Chemistry: Senior Chemistry Students’ Mental Models of Chemical Bonding.” Chemistry Education. 3, (2), 175-184.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. (2003). KTSP Mata Pelajaran Kimia untuk SMA. Jakarta: Depdiknas

Devetak, I., Vogrinc, J, dan Glazar, S.A. (2007). “Assessing 16- Year- Old

Students` Understanding of Aqueous Solution at Submicroscopic Level”.

Research in Science Education. 39, (2), 157-179.

Dhindsa, H. S. Dan Treagust, D. F. (2009). “Conceptual Understanding of

Brunenian Tertiary Students : Chemical Bonding and Structure”. Brunei Int Journal of Science and Math Education. 1, (1), 33-51

Gilbert, J dan Treagust, D. (2009). Multiple Representations in Chemical Education. Springer.

Harrison, A. G, & Treagust, D. F. (1996). Secondary Students’ Mental Models of Atom and Molecules: Implication for Teaching Chemistry. Science Education , 80, 509-534.


(5)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jansoon, N.,Coll, R.K., Somsook, E., (2009). “Understanding Mental Models of Dilution in Thai Students ”. International Journal of Environmental & Science Education. 4. (2). 147-168.

Khanthavy, H dan Yuenyong, C. (2009). “The Grade 1 Student’s Mental Model of

Force anda Motion Through Predict-Observe-Explain (POE) Strategy”. Science Education International.

Mulyono, HAM. (2007). Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara

Nguyen, T., Henderson., dan Baskin, C. (2006 ). First Year Bachelor of

Education’s Students Mental Models of Themshelves as Learners. Australia:

James Cook University.

Mc Murry, J & Fay, R. (2005). Chemistry 4th Edition. USA:Wiley.

Şendur, G., Toprak, M., Pekmez, E. (2010). “Analyzing of Students’ Misconceptions about Chemical Equilibrium.” Paper on International

Conference on New Trends in Education and Their Implications. Antalya-Turkey.

Sihran, G. (2007). “Learning Difficulties in Chemistry: An Overview”. TUFED-TUSED. 4(2), 2-20

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sunyono. (2002). “Identifikasi Masalah Kesulitan dan Pembelajaran Kimia SMA Kelas X di Provinsi Lampung.” Jurnal Pendidikian MIPA-FKIP Universitas Lampung.

Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tim Penyusun KBBI. (2007). Kamus Besar Bahasa Indoneia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penyusun. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Treagust, D., Chittleborough, G., dan Mamiala, T. (2002). “Students’

Understanding of The Role of Scientific Models in Learning Science.” International Journal Science Education. 24, (4), 367-368.

Wang, C. (2007). The Role of Mental Modeling Ability, Content Knowledge, and

Mental Models in General Chemistry Students’s Understanding About

Molecular Polarity. Columbia: The Faculty of The Graduate School University of Missouri.


(6)

Nadea Kharisma Fauziah, 2014

Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Whiten. (2008). Chemistry 7th Edition. USA: Wiley.

Wu, H.K. Krajcik J.S, and Soloway, E. (2000). “Promoting Conceptual Understanding of Chemical Representations: Students’ Use of a Visualization Tool in the Classroom”. Makalah pada Pertemuan Tahunan The National Association of Research in Science Teaching, New Orleans, LA

Zakiyah, E. (2006). Pengembangan Strategi Pembelajaran Intertekstual Pada Submateri Pokok Interaksi Antar Partikel. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Zumdahl, S dan Zumdahl, A (2007). Chemistry Seventh Edition. New York. Houghton Mifflin Company.