PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PADA MATERI LAJU REAKSI BERDASARKAN HASIL ANALISIS PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA.

(1)

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PADA

MATERI LAJU REAKSI BERDASARKAN HASIL ANALISIS

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Konsentrasi Kimia

Oleh

YULI HANDAYANTI 1101599

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KONSENTRASI PENDIDIKAN KIMIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan Strategi

Pembelajaran Pada Materi Laju

Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis

Profil Model Mental

Siswa SMA

Oleh Yuli Handayanti S.Pd UPI Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Konsentrasi Kimia pada Sekolah Pascasarjana

© Yuli Handayanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Agus Setiabudi, M.Si. NIP. 196808031992031002

Pembimbing II

Dr. Nahadi, M.Pd., M.Si. NIP. 197102041997021002

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Konsentrasi Kimia

Sekolah Pascasarjana UPI

Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si. NIP. 195807121983032002


(4)

i

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Pengembangan Strategi Pembelajaran pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA” ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum model mental siswa SMA dan implikasi pembelajarannya pada materi laju reaksi. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, dengan subjek siswa kelas XI IPA sebanyak 32 orang yang berasal dari SMA Negeri di kabupaten Ciamis. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen penelitian berupa tes diagnostik, pedoman wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada level sub mikroskopik pada materi laju reaksi masih rendah dibandingkan representasi kimia pada level lainnya. Sementara itu, kategori model mental yang dimiliki siswa pada materi laju reaksi ini beragam untuk setiap level representasi kimianya. Strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan sebagai implikasi dari hasil analisis profil model mental siswa tersebut adalah strategi pembelajaran intertekstualitas yang mencakup ketiga level representasi kimia dalam bentuk deskripsi pembelajaran yang tercermin dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Deskripsi pembelajaran ini dapat diwujudkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, dan asesmen pada materi laju reaksi. Penelitian lanjutan diperlukan untuk melihat efektivitas strategi pembelajaran yang dirancang dan pengembangan media pembelajarannya.


(5)

i

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The research, entitled "Development of Learning Strategies on the rate of reaction based on the Result Analysis Students’ Profile Mental Models High School" aims to obtain an overview of high school students' mental models, and implications for the learning subject matter of rate of reaction. The method used is descriptive research method, involving 32 students of class XI IPA who come from high schools in the district of Ciamis. The data was collected by a research instrument diagnostic tests, interview guides and documentation of study. Research results showed that students' understanding of the sub-microscopic level on the subject matter of rate of reaction is still low compared to other levels of chemical representation. Meanwhile, the category of mental models of the students on the subject matter of rate of reaction varied for each level of chemical representation. Learning strategies that can be developed as an implication of the result analysis

students’ profile mental models is the learning strategy of intertextuality that includes three levels of chemical representation in the form descriptions of learning which is reflected in the pre-activity, whilst-activity, and post-activity. These descriptions of learning can be realized in the form of lesson plan, teaching materials, and assessment on the subject matter of rate of reaction. Further research is needed to see the effectiveness of designed learning strategies and media development.

Keywords: chemical representation; mental models; learning strategies; rate of reaction.


(6)

iv

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Model Mental ... 8

B. Strategi Pembelajaran... 13

C. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ... 18

D. Tinjauan Materi: Laju Reaksi ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Desain Penelitian ... 32

B. Subjek Penelitian ... 34

C. Instrumen Penelitian... 34

D. Proses Pengembangan Instrumen ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Teknik Analisis Data Model Mental Siswa Pada Materi Laju Reaksi ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44


(7)

v

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pemahaman Siswa SMA Pada Materi Laju Reaksi Ditinjau dari

Level Makroskopik, Sub Mikroskopik, dan Simbolik ... 45

2. Kategori Model Mental Siswa SMA Pada Materi Laju Reaksi ... 68

3. Hubungan Representasi Kimia dengan Kategori Model Mental Siswa SMA Pada Materi Laju Reaksi ... 84

B. Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 106


(8)

vi

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Kategori model mental siswa menurut Lin and Chiu (2007) ... 12

2.2 Hubungan kategori model mental dan representasi kimia ... 12

2.3 Hasil-hasil penelitian yang relevan ... 19

3.1 Kisi-kisi soal tes diagnostik laju reaksi ... 37

3.2 Interpretasi persentase jawaban siswa ... 42

4.1 Kesesuaian indikator pembelajaran dengan indikator butir soal tes diagnostik dan representasi kimianya ... 46

4.2 Tingkatan pemahaman SMA pada materi laju reaksi per indikator butir soal untuk masing-masing level representasi kimia siswa ... 50

4.3 Deskripsi jawaban siswa pada soal no 1 (a) ... 51

4.4 Deskripsi jawaban siswa pada soal no 3 (a) ... 53

4.5 Deskripsi jawaban siswa pada soal no 4 (a) ... 54

4.6 Deskripsi jawaban siswa pada soal no 5 (a) ... 55

4.7 Deskripsi jawaban siswa pada soal no 1 (b) ... 56

4.8 Deskripsi jawaban siswa pada soal no 2 (b) ... 58


(9)

vii

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.10 Deskripsi jawaban siswa pada soal no 4 (b) ... 62

4.11 Deskripsi jawaban siswa pada soal no 5 (b) ... 64

4.12 Deskripsi jawaban siswa pada soal no 1 (c) ... 65

4.13 Deskripsi jawaban siswa pada soal no 2 (a) ... 67

4.14 Kategori model mental siswa SMA pada setiap butir soal ... 85

4.15 Rincian pengembangan strategi pembelajaran pada materi laju reaksi ... 91

4.16 Kegiatan guru dan siswa pada materi laju reaksi... 93


(10)

viii

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Keterkaitan representasi kimia dengan model mental ... 11

2.2 Grafik perubahan butil klorida [C4H9Cl] terhadap waktu ... 22

2.3 Gambaran molekuler perubahan [C4H9Cl] menjadi [C4H9OH] ... 22

2.4 Kue bolu dengan jumlah soda kue (NaHCO3) berbeda... 24

2.5 Gambaran molekuler air dan soda kue ... 24

2. 6 Kayu bakar kelompok A dan B ... 25

2.7 Gambaran molekuler kayu dan oksigen ... 26

2.8 Perbedaan apel yang disimpan dan tidak disimpan dalam lemari es .. 27

2.9 Gerakan partikel dari reaksi biokimia pada makanan yang terjadi pada berbagai suhu... 27

2.10 Grafik laju reaksi terhadap konsentrasi A ... 31


(11)

ix

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1 Tingkatan pemahaman siswa SMA pada materi laju reaksi per indikator pembelajaran untuk masing-masing level representasi kimia47 4.2 Tingkatan kategori model mental siswa SMA pada materi laju reaksi

per indikator pembelajaran ... 69

4.3 Grafik kategori model mental pada butir soal 1 (a) ... 71

4.4 Grafik kategori model mental pada butir soal 3 (a) ... 73

4.5 Grafik kategori model mental pada butir soal 4 (a) ... 74

4.6 Grafik kategori model mental pada butir soal 5 (a) ... 75

4.7 Grafik kategori model mental pada butir soal 1 (b) ... 77

4.8 Grafik kategori model mental pada butir soal 2 (b) ... 78

4.9 Grafik kategori model mental pada butir soal 3 (b) ... 79

4.10 Grafik kategori model mental pada butir soal 4 (b) ... 80

4.11 Grafik kategori model mental pada butir soal 5 (b) ... 81

4.12 Grafik kategori model mental pada butir soal 1 (c) ... 82

4.13 Grafik kategori model mental pada butir soal 2 (a) ... 83

4.14 Tingkatan kategori model mental siswa SMA pada materi laju reaksi pada setiap level representasi kimia ... 88


(12)

x

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perangkat Instrumen Penelitian

1.1 Soal Tes Diagnostik Laju Reaksi ... 106 1.2 Pedoman Wawancara ... 111 1.3 Pedoman Analisis RPP ... 112 Lampiran 2. Data Hasil Uji Coba Soal

2.1 Rubrik Uji Coba Soal ... 114 2.2 Deskripsi Hasil Uji Coba Soal ... 121 2.3 Rubrik Soal Tes Diagnostik ... 129 Lampiran 3. Data Hasil Penelitian

3.1 Hasil Tes Diagnostik Laju Reaksi ... 135 3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) ... 146


(13)

xi

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Bahan Ajar ... 157

3.3.1 Analisis Konsep Laju Reaksi ... 157

3.3.2 Peta Konsep Laju Reaksi ... 159

3.3.3 Struktur Makro Laju Reaksi ... 160

3.3.4 Struktur Mikro Laju Reaksi ... 161

3.3.5 Modul Laju Reaksi ... 164

3.4 Asesmen Laju Reaksi ... 173

Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian 4.1 Surat Izin Penelitian ... 181


(14)

1

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kimia sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki karakteristik khas yang membedakannya dengan pelajaran lainnya. IPA sendiri merupakan suatu disiplin ilmu yang tersusun atas suatu penguasaan kumpulan pengetahuan (science as products) dan suatu proses penemuan (science as process). Dalam praktiknya, pembelajaran kimia dapat dipelajari melalui tiga level representasi, yaitu level makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik (Johnstone dalam Jansoon, Coll, and Somsook, 2009).

Pemahaman terhadap ketiga level representasi tersebut seringkali diistilahkan sebagai model mental. Model sendiri dapat didefinisikan sebagai representasi sederhana dari fenomena (objek, sistem, kejadian, proses) atau ide yang dihasilkan untuk tujuan khusus memberikan penjelasan terhadap suatu entitas (Gilbert, Boulter, dan Elmer dalam Gilbert and Treagust, 2009). Sebuah model awalnya selalu diproduksi dalam pikiran seseorang, yang kemudian disebut model mental. Model mental dianggap mewakili ide-ide dalam pikiran seseorang yang digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena (Jansoon, Coll, and Somsook, 2009).


(15)

2

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketiga level representasi kimia, yaitu level makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik memberikan kontribusi terhadap pemahaman siswa yang tergambar dalam model mental individu tentang fenomena kimia yang terjadi. Coll (2008) menyatakan bahwa model mental memegang peranan penting dalam kimia karena dapat membantu menjelaskan pemahaman mengenai level makroskopik yang terjadi. Pemahaman terhadap ketiga level representasi kimia tersebut mengurangi terjadinya konsepsi alternatif seperti penelitian yang dilaporkan Jansoon, Coll, and Somsook (2009). Akan tetapi, berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan dan hasil penelitian dari Bunce et al. (Jansoon, Coll, and Somsook, 2009), menunjukkan bahwa pembelajaran kimia yang terjadi di sekolah saat ini lebih didominasi pada level simbolik. Hal ini menyebabkan materi kimia hanya dihapal tanpa dimaknai konsep yang terjadi di dalamnya. Padahal pembelajaran kimia yang mencakup ketiga level representasi tersebut akan membuat pemahaman kimia menjadi utuh.

Dalam perkembangannya, penelitian model mental telah dilakukan pada banyak konsep kimia seperti ikatan kimia, pengenceran, partikel materi, asam basa, geometri molekul dan polarisasi, yang biasanya dianggap sebagai konsep abstrak dan sulit (Lin and Chiu, 2010; Coll, 2008; McClary and Talanquer, 2011; Wang and Barrow, 2011; Adbo and Taber, 2009; Jansoon, Coll, and Somsook, 2009). Penelitian tersebut dilakukan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, baik untuk kelompok berkemampuan rendah, sedang, maupun


(16)

3

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinggi. Hasil penelitian yang diperoleh pun beragam tergantung pada jenjang pendidikan dan kategori kemampuannya masing-masing. Semakin tinggi jenjang pendidikan, model mental terhadap level mikroskopik pun semakin meningkat. Secara umum model mental siswa pada sejumlah konsep tertentu juga sesuai dengan konsep ilmiah atau tidak terdapat banyak konsepsi alternatif.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan, ditemukan fakta bahwa laju reaksi merupakan salah satu materi kimia yang dianggap sulit bagi sebagian besar siswa. Beberapa sub konsep laju reaksi mencakup konsep abstrak yang sulit divisualisasikan dan melibatkan cukup banyak persamaan matematis (Iriany, 2009). Banyak penelitian yang telah mengungkapkan miskonsepsi dan kesulitan siswa dalam memahami konsep laju reaksi. Seperti dituliskan dalam jurnal penelitian tentang laju reaksi dan hubungannya dengan konsentrasi atau tekanan oleh Cakmakci, Leach, and Donnelly (2006) bahwa siswa lebih banyak menggunakan pemodelan pada level makroskopik daripada level sub mikroskopik ataupun simbolik, sedangkan mahasiswa mampu memberikan penjelasan berdasarkan model teoritis yang ditampilkannya. Akan tetapi, kedua kelompok tersebut sama-sama memiliki kesulitan konseptual dalam mentransformasi ketiga level representasi kimia.

Hasil penelitian lain dari Arviani (2011) menunjukkan hanya 8,3% siswa yang memahami teori tumbukan dan 70,8% siswa memiliki pemahaman yang salah pada konsep laju reaksi seperti menganggap bumbu yang dihancurkan


(17)

4

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebelum memasak memiliki luas permukaan yang kecil. Selain itu, penelitian lain menunjukkan masih terdapat beberapa konsep laju reaksi yang mengalami miskonsepsi seperti konsep tumbukan dimana orientasi yang tepat hanya terjadi antara atom-atom yang sama (Amarlita, 2010). Fakta-fakta tersebut memberikan gambaran bahwa representasi kimia pada level sub mikroskopik untuk materi laju reaksi masih rendah. Padahal materi laju reaksi sarat akan konsep yang seharusnya dapat dijelaskan melalui level makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik.

Dengan demikian, agar siswa memiliki pemahaman utuh terhadap ketiga level representasi kimia tersebut maka diperlukan pengembangan strategi pembelajaran yang mampu mencakup hal tersebut. Strategi pembelajaran meliputi rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu (David dalam Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Berkaitan dengan hal tersebut, banyak penelitian sebelumnya yang mengembangkan dan menerapkan berbagai model pembelajaran khususnya pada faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang bertujuan melihat efektivitas model terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa (Sriyani, 2010; Mayanti, 2011; Annisa, 2012). Akan tetapi, sejauh ini belum terlihat adanya pengembangan model ataupun strategi


(18)

5

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang berusaha melihat pemahaman siswa mencakup ketiga level representasi kimia.

Berdasarkan masalah-masalah yang dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis profil model mental siswa pada materi laju reaksi. Hal ini terkait dengan bagaimana pemahaman siswa pada materi laju reaksi ditinjau dari level makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik, serta kategori model mental yang dimilikinya. Gambaran tersebut selanjutnya memberikan kontribusi terhadap strategi pembelajaran yang dirancang agar mencakup ketiga level representasi kimia. Dengan demikian, maka penelitian ini berjudul “Pengembangan Strategi Pembelajaran pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah umum untuk penelitian ini adalah: “Bagaimana profil model mental siswa SMA dan implikasi pembelajarannya pada materi laju reaksi?”. Rumusan masalah umum penelitian tersebut diuraikan menjadi pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimana pemahaman siswa SMA pada materi laju reaksi ditinjau dari level makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik?


(19)

6

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana strategi pembelajaran yang bisa diterapkan pada materi laju reaksi untuk memperbaiki model mental siswa?

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terarah, maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Siswa yang diteliti berasal dari 1 sekolah di kabupaten Ciamis.

2. Materi laju reaksi yang diteliti adalah orde reaksi dan persamaan laju reaksi; serta faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan, dan suhu) berdasarkan teori tumbukan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum model mental siswa SMA dan implikasi pembelajarannya pada materi laju reaksi. Adapun tujuan penelitian secara rinci sebagai berikut:

1. Mengeksplorasi pemahaman siswa SMA pada materi laju reaksi ditinjau dari level makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik.


(20)

7

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menemukan strategi pembelajaran yang bisa dikembangkan berdasarkan hasil analisis model mental siswa pada materi laju reaksi.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi dan gambaran bagi para guru mengenai model

mental siswa dan strategi pembelajaran efektif yang mencakup ketiga level representasi kimia pada materi laju reaksi.

2. Membantu siswa dalam memahami materi laju reaksi secara utuh yang mencakup pemahaman pada level makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dari segi arti istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan istilah agar diperoleh interpretasi yang sama. Batasan istilah yang dimaksud adalah:

1. Profil adalah grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus (Alwi. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa., 2002). Dalam


(21)

8

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini, profil tersebut berupa gambaran model mental siswa SMA pada materi laju reaksi yang mencakup pemahaman pada level makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik, serta gambaran dari kategori model mental menurut Lin and Chiu (2007), yaitu Scientific Model, Phenomenon Model, Character-Symbol Model dan Inference Model. 2. Model mental adalah model yang diproduksi dalam pikiran seseorang, dan

dianggap mewakili ide-ide yang digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena (Jansoon, Coll, and Somsook, 2009).

3. Strategi pembelajaran meliputi rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu (David dalam Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional, 2008).


(22)

32

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya (Sukmadinata, 2007). Penelitian deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya.

Penelitian deskriptif pada penelitian ini ditujukan untuk melihat profil model mental siswa SMA pada materi laju reaksi. Siswa diberi tes diagnostik untuk melihat profil model mental mereka pada laju reaksi yang mencakup pemahaman pada level makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik, serta kategori model mental yang siswa miliki.

Adapun hasil dari profil model mental siswa SMA pada materi laju reaksi ini digunakan untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang mengacu pada ketiga level representasi kimia sebagai implikasi dari hasil yang diperoleh. Pengembangan strategi pembelajaran tersebut dalam bentuk deskripsi pembelajaran, yang diwujudkan lebih lanjut dalam penyusunan rencana


(23)

33

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan pembelajaran, penyusunan bahan ajar berupa modul, dan pengembangan asesmennya.

Langkah-langkah penelitian digambarkan melalui alur di bawah ini.

Pengembangan Strategi Pembelajaran

Kesimpulan

Revisi Temuan

Analisis Data Profil Model Mental Siswa Validasi

Ahli Revisi

Uji Coba

Pedoman wawancara dan Studi Dokumentasi Tes Diagnostik

Analisis Standar Isi Mata Pelajaran Kimia

SMA/MA Analisis Literatur tentang

Model Mental dan Hasil Penelitian yang Relevan

Penentuan Masalah dan Topik Penelitian


(24)

34

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Subyek Penelitian

Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Ciamis yang telah mempelajari materi laju reaksi pada semester I tahun ajaran 2012/2013.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dapat digunakan dalam studi model mental adalah pertanyaan pilihan ganda, pertanyaan terbuka (dengan gambar dan deskripsi), wawancara dengan pertanyaan menyelidik (sering dilengkapi dengan gambar dan deskripsi dari orang yang diwawancarai), wawancara dengan model bergambar, wawancara terstruktur, dan observasi kelas (Wiji and Liliasari, 2011).

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tes Diagnostik

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Firman, 2008). Tes yang digunakan


(25)

35

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa tes diagnostik yang bertujuan untuk melihat profil model mental siswa pada materi laju reaksi. Tes diagnostik didefinisikan sebagai tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat diberikan perlakuan yang tepat (Arikunto, 2009).

Tes diagnostik pada penelitian model mental ini berupa pertanyaan terbuka (dengan gambar dan deskripsi). Tes diagnostik berupa pertanyaan terbuka tersebut dipilih dengan harapan bisa memperlihatkan gambaran kemampuan level makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik siswa, serta kategori model mental yang mereka miliki karena siswa diberi keleluasaan dalam menyampaikan pendapatnya (Tes diagnostik laju reaksi dapat dilihat pada lampiran 1.1).

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah daftar pertanyaan yang direncanakan diajukan kepada responden (Firman, 2008). Wawancara yang dipilih adalah model wawancara terstruktur yang dilakukan kepada siswa untuk memperoleh informasi dan konfirmasi yang mendukung jawaban mereka pada tes diagnostik laju reaksi yang dilakukan. Selain itu, wawancara terstruktur dilakukan juga terhadap guru kimia untuk memperoleh informasi dan tanggapan terhadap model mental siswa selama pembelajaran pada materi laju reaksi. Hasil wawancara ini digunakan sebagai data pendukung untuk analisis data dari temuan yang diperoleh (Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.2).


(26)

36

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Studi dokumentasi ini dibuat sebagai pedoman untuk melihat dokumentasi yang digunakan guru, yaitu menganalisis rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat dan dipergunakan guru selama ini dalam mengajar materi laju reaksi. Analisis terhadap RPP guru tersebut dilakukan sebagai data pendukung terhadap temuan yang diperoleh dari hasil tes diagnostik (Studi dokumentasi dapat dilihat pada lampiran 1.3).

D. Proses Pengembangan Instrumen 1. Tes Diagnostik

Untuk penyusunan dan pengembangan instrumen berupa tes diagnostik, maka peneliti memulainya dengan menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang selanjutnya diturunkan menjadi indikator-indikator pembelajaran. SK dan KD berkenaan dengan laju reaksi adalah sebagai berikut:

Standar Kompetensi (SK):

3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Kompetensi Dasar (KD):

3. 1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. 2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari


(27)

37

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indikator pembelajaran yang diturunkan dari SK dan KD tersebut adalah:

1. Menentukan konsentrasi larutan (molaritas larutan). konsep prasyarat 2. Menjelaskan definisi laju reaksi, orde reaksi dan tetapan reaksi.

3. Menjelaskan orde reaksi dan persamaan laju reaksi.

4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan, dan suhu) berdasarkan teori tumbukan.

5. Menjelaskan peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri.

Berdasarkan indikator pembelajaran tersebut, maka untuk merancang tes diagnostik model mental laju reaksi dibatasi pada 2 indikator pembelajaran yaitu indikator ke-3 dan ke-4, yang peneliti anggap paling penting dan akan memberikan kontribusi terhadap profil model mental siswa dan pengembangan strategi pembelajarannya. Indikator pembelajaran tersebut kemudian diturunkan kembali menjadi indikator-indikator butir soal, yang mewakili level representasi kimia tertentu. Adapun rincian dari indikator pembelajaran, indikator butir soal, representasi kimia, nomor soal sampai jumlah soal yang dirancang untuk mengembangkan tes diagnostik laju reaksi dirangkum dalam tabel kisi-kisi soal tes diagnostik laju reaksi berikut ini:

Tabel 3.1 Kisi-kisi soal tes diagnostik laju reaksi

Indikator

Pembelajaran Indikator Butir Soal

Representasi Kimia No Soal Jumlah Soal 3. Menjelaskan orde reaksi dan persamaan laju reaksi.

a. mengamati perubahan warna sebagai dasar penentuan laju suatu reaksi

b. menjelaskan grafik suatu reaksi c. menghitung laju

rata-rata suatu reaksi d. membaca grafik laju

reaksi terhadap konsentrasi - makroskopik - sub mikroskopik - simbolik - simbolik 1(a) 1(b) 1(c) 2(a) 1 1


(28)

38

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indikator

Pembelajaran Indikator Butir Soal

Representasi Kimia No Soal Jumlah Soal berdasarkan orde reaksinya

e. menjelaskan grafik orde suatu reaksi

- sub mikroskopik 2(b) 4.Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan, dan suhu) berdasarkan teori tumbukan. a. menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data eksperimen atau pengamatan b. menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. - makroskopik - sub mikroskopik 3(a) 4(a) 5(a) 3(b) 4(b) 5(b) 3

Sesuai dengan informasi yang tersedia pada tabel tersebut, maka jumlah soal yang digunakan dalam tes diagnostik laju reaksi ini berjumlah 5 soal utama dengan 11 sub soal di dalamnya. Secara ringkas, langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan tes diagnostik laju reaksi ini sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi soal dan kunci jawaban. 2. Mengkonsultasikan dengan pembimbing.

3. Melakukan telaah dan revisi soal berdasarkan saran pembimbing. 4. Mengkonsultasikan revisi soal kepada pembimbing.

5. Meminta validasi dan pertimbangan (judgement) dari dosen ahli.

6. Melakukan uji coba soal kepada subjek penelitian di luar kelompok sampel.


(29)

39

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Melakukan analisis uji coba soal berdasarkan rubrik soal yang telah dibuat (Rubrik soal dan hasil uji coba soal dapat dilihat pada lampiran 2).

Berdasarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan tes diagnostik tersebut, maka di bawah ini dijelaskan mengenai uji validitas dan uji coba soal terhadap instrumen tersebut.

a. Uji validitas

Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauhmana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut (Firman, 2008). Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Firman (2008) menyatakan bahwa validitas isi adalah validitas suatu alat ukur dipandang dari segi “isi” (content) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Suatu tes dikatakan memiliki validitas isi apabila tes tersebut mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan isi bahan pelajaran yang akan diukurnya. Validitas isi yang tinggi dicapai bila materi tes representatif (mewakili) semua pengetahuan yang diajarkan. Validitas isi terhadap tes diagnostik ini mengundang 2 dosen ahli sebagai validator di luar validasi yang dilakukan oleh pembimbing.

b. Uji coba butir soal

Uji coba butir soal dilakukan dari segi yang berkaitan dengan pengelolaan. Tujuan uji coba instrumen secara umum dapat dilihat dari segi kualitas instrumen dan dari segi yang berkaitan dengan pengelolaan penggunaan instrumen tersebut


(30)

40

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2009). Tujuan uji coba yang berkaitan dengan pengelolaan penggunaan instrumen tersebut adalah:

a. Apakah kalimat-kalimat di dalam instrumen cukup dapat dipahami oleh responden? (mengenai instruksi atau pedoman pengisiannya, mengenai butir-butir pertanyaannya)

b. Apakah waktu soal yang diperkirakan atau disediakan untuk mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan sudah memadai?

Uji coba butir soal ini dilakukan terhadap 1 kelas XI IPA yang lain yang diasumsikan memiliki kemampuan akademik dan telah diajar oleh guru yang sama dengan subjek penelitian. Hasil uji coba soal menunjukkan bahwa alokasi waktu yang disediakan yaitu 2 jam pelajaran (45 menit) cukup untuk mengerjakan jumlah soal yang diberikan. Sedangkan dari segi keterbacaan soal, hanya 1 soal (soal 2b) yang redaksi soalnya mengalami sedikit perbaikan karena beberapa siswa merasa bingung dengan maksud soal tersebut.

2. Pedoman Wawancara

Proses pengembangan instrumen lainnya yaitu pedoman wawancara dilakukan dengan pertimbangan dan validasi dari pembimbing. Adapun proses pengembangan pedoman wawancara terstruktur ini dimulai dengan membuat beberapa daftar pertanyaan yang ditujukan kepada siswa dan guru. Daftar pertanyaan yang ditujukan kepada siswa disusun dengan memperhatikan data yang ingin diperoleh untuk melengkapi hasil tes diagnostiknya. Berdasarkan tujuan yang ingin diperoleh untuk melengkapi hasil tes diagnostik siswa, maka


(31)

41

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jumlah pertanyaan yang disiapkan adalah 10 pertanyaan, dimana pertanyaan nomor 1 – 5 menggali pengetahuan siswa secara langsung terhadap beberapa konsep dalam laju reaksi. Sementara itu, pertanyaan nomor 6 - 10 menggali pendapat siswa tentang kesulitan yang dialami, dan cara mengajar guru yang dilakukan selama ini pada materi laju reaksi. Selanjutnya, pertanyaan yang diajukan kepada guru kimia juga terdiri dari 10 pertanyaan. Pertanyaan tersebut lebih menggali informasi mengenai strategi pembelajaran yang dilakukan guru pada materi laju reaksi, serta pengetahuan guru tentang representasi kimia dan model mental siswa.

3. Studi Dokumentasi

Adapun proses pengembangan studi dokumentasi dalam hal ini analisis terhadap RPP yang digunakan guru adalah membuat tabel yang berisi aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mendukung temuan yang diperoleh dari hasil tes diagnostik. Aspek-aspek tersebut mengikuti komponen yang harus ada dalam RPP berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah (BSNP, 2007). Komponen RPP tersebut meliputi identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, strategi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat/sumber/bahan belajar, dan soal evaluasi.

Oleh karena tujuan analisisis RPP ini untuk mendukung hasil tes diagnostik dalam memberikan gambaran tentang profil model mental siswa, maka rincian


(32)

42

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari beberapa aspek yang dianalisisnya harus memiliki karakteristik yang khas, selain apa yang harus ada dalam RPP pada umumnya. Aspek yang harus memiliki karakteristik khas tersebut adalah indikator pembelajaran, materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan soal evaluasi, dimana dalam rinciannya menunjukkan adanya kegiatan yang mencakup ketiga level representasi kimia. Dalam studi dokumentasi (analisis RPP) ini, peneliti menggunakan check-list yaitu membubuhkan tanda check atau tally di tempat yang sesuai (Arikunto, 2006).

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Untuk mendapatkan data mengenai profil model mental siswa pada materi laju reaksi diperoleh dengan melakukan tes diagnostik, wawancara dan studi dokumentasi.

2. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang dirancang mencakup ketiga level representasi kimia pada materi tersebut diperoleh dari hasil analisis profil model mental siswa.

F. Teknik Analisis Data Model Mental Siswa Pada Materi Laju Reaksi Teknik analisis data berupa hasil tes diagnostik model mental siswa, hasil wawancara, dan studi dokumentasi pada materi laju reaksi ini diuraikan sebagai berikut:


(33)

43

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil tes diagnostik untuk melihat profil model mental siswa dianalisis dengan cara mengelompokkan jawaban yang mirip dalam satu kategori, menghitung persentase tiap kategori, serta menafsirkan nilai persentase siswa ke dalam bentuk deskriptif. Adapun interpretasi terhadap persentase yang diperoleh mengacu pada tafsiran menurut Koentjaraningrat (Suryani, 2005) berikut ini:

Tabel 3.2 Interpretasi Persentase Jawaban Siswa % Tafsiran

0 Tidak ada

1 – 25 Sebagian kecil 26 – 49 Hampir separuhnya

50 Separuhnya

51 – 75 Sebagian besar 76 – 99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

Selanjutnya, analisis terhadap hasil tes diagnostik tersebut dibagi dua bagian, yaitu analisis terhadap pemahaman pada masing-masing level representasi kimia dan analisis terhadap kategori model mental siswa tersebut. Jawaban siswa yang sesuai dengan kunci jawaban dapat diinterpretasikan memahami pada suatu level representasi kimia tersebut. Sedangkan jika jawaban siswa di luar kunci jawaban atau memiliki alternatif jawaban lain maka dapat diinterpretasikan bahwa siswa belum memiliki pemahaman yang baik pada suatu level representasi kimia tersebut. Adapun pengelompokkan jawaban siswa untuk melihat kategori model mental tertentu adalah dengan melihat jawaban yang diberikannya dan membandingkannya dengan indikator pada kategori pengklasifikasian model mental menurut Lin and Chiu (2007), yaitu Scientific Model, Phenomenon Model, Character-Symbol Model dan Inference Model.


(34)

44

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Hasil Wawancara dan Studi Dokumentasi

Analisis hasil wawancara dilakukan sebagai berikut:

a. Membuat transkrip hasil wawancara yaitu mengubah data lisan/verbal menjadi bentuk tertulis.

b. Melakukan interpretasi terhadap data yang diperoleh.

c. Membuat kesimpulan terhadap hasil interpretasi tersebut, yang selanjutnya digunakan dalam mendukung temuan tes diagnostik untuk menghasilkan profil model mental siswa SMA pada materi laju reaksi.

Adapun analisis hasil studi dokumentasi sebagai berikut:

a. Membubuhkan tanda check-list pada aspek-aspek yang sudah ditentukan. b. Membuat analisis dan interpretasi untuk setiap aspek yang diteliti.

c. Membuat kesimpulan terhadap hasil interpretasi yang diperoleh, dan digunakan dalam mendukung temuan tes diagnostik untuk menghasilkan profil model mental siswa SMA pada materi laju reaksi.


(35)

99

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, temuan penelitian dan pembahasan mengenai profil model mental siswa SMA dan strategi pembelajarannya pada materi laju reaksi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pemahaman siswa SMA pada materi laju reaksi ditinjau dari level makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik menunjukkan hasil yang bervariasi. Pemahaman siswa SMA pada materi laju reaksi untuk level sub mikroskopik paling rendah daripada level lainnya, diikuti level makroskopik, dan terakhir level simbolik.

2. Kategori model mental siswa SMA pada materi laju reaksi menunjukkan hasil yang beragam, mulai dari Scientific Model (SM), Phenomenon Model (PM), Character-Symbol Model (CSM), dan Inference Model (IM).

3. Strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan sebagai implikasi dari hasil analisis profil model mental siswa tersebut adalah strategi pembelajaran intertekstualitas yang mencakup ketiga level representasi kimia. Strategi pembelajaran ini diuraikan dalam bentuk deskripsi pembelajaran yang tercermin dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Penyajian cerita/fenomena dan gambar dalam kehidupan sehari-hari/laboratorium yang


(36)

100

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berhubungan dengan laju reaksi merupakan deskripsi kegiatan pada level makroskopik yang disajikan pada kegiatan pendahuluan dan inti. Penyajian gambaran secara molekuler terhadap fenomena makroskopik, dan penjelasan secara molekuler berdasarkan teori tumbukan merupakan deskripsi kegiatan pada level sub mikroskopik yang disajikan pada kegiatan inti. Sementara itu, penyajian grafik dan soal-soal hitungan merupakan deskripsi kegiatan pada level simbolik yang disajikan pada kegiatan inti. Adapun kegiatan penutup mencakup ketiga level representasi kimia. Deskripsi pembelajaran ini selanjutnya dapat diwujudkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, dan asesmen pada materi laju reaksi.

B. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Perlunya pembelajaran kimia yang di dalamnya mencakup ketiga level representasi kimia agar pemahaman siswa terhadap kimia menjadi utuh. 2. Diperlukan pengembangan RPP, bahan ajar, dan asesmen yang dapat

mencakup ketiga level representasi kimia untuk materi kimia lainnya.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat efektivitas strategi pembelajaran yang dirancang untuk memperbaiki model mental siswa SMA pada materi laju reaksi.


(37)

101

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dapat memfasilitasi pemahaman makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik siswa pada materi laju reaksi.

5. Perlu dilakukan penyusunan kurikulum pembelajaran kimia yang memperhatikan ketiga level representasi kimia.


(38)

101

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adbo, K. and Taber, K.S. (2009). Learners' Mental Models of the Particle Nature of Matter: A study of 16-year-old Swedish science students. International Journal of Science Education, 31( 6), 757–786.

Alwi, dkk. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Amarlita, D.M. (2010). Identifikasi Kesalahan Konsep Materi Laju Reaksi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pagak dan Perbaikannya dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif. [online]. Tersedia:

http://karya-ilmiah.um.ac.id/ (31 Januari 2013).

Andari, M. (2012). Analisis Profil Model Mental Siswa SMA dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Pada Topik Larutan Penyangga. Tesis pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Annisa, C. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Tipe 5E pada Materi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa SMA Kelas XI. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Arifin, M. dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.


(39)

102

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arviani, V. (2011). Identifikasi Pemahaman Konsep Laju Reaksi Siswa Kelas XI SMA Brawijaya Smart Schoo. [online]. Tersedia:

http://karya-ilmiah.um.ac.id/ (31 Januari 2013).

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Brown, T. L. et al. (2009). Chemistry: The Central Science. USA: Pearson Education Inc.

Cakmakci, G., Leach, J. and Donnelly, J. (2006). Students’ ideas about reaction rate and its relationship with concentration or pressure. International Journal of Science Education, 28(15), 1795-1815.

Chittleborough, G.D. (2004). The Role of Teaching Models and Chemical Representations in Developing Students’ Mental Models of Chemical Phenomena. Disertasi pada Curtin University of Technology.

Coll, R.K. (2008). Chemistry Learners’ Preferred Mental Models for Chemical Bonding. Journal of Turkish Science Education, 5(1), 22-47.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R.W. (2006). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Depdiknas.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.


(40)

103

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Firman, H. (2008). Penelitian Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Gilbert, J.K. and Treagust, D. (2009). Multiple Representations in Chemical Education, Models and Modeling in Science Education 4, DOI 10.1007/978-1-4020-8872-8 12, Springer Science+Business Media B.V, 251-284.

Iriany. (2009). Model Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Berbasis Teknologi Informasi Pada Konsep Laju Reaksi Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Kreatif Siswa SMU. Tesis pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Jansoon, N., Coll, R.K. and Somsook, E. (2009). Understanding Mental Models of Dilution in Thai Students. International Journal of Environmental & Science Education, 4(2), 147-168.

Johnson-Laird, P.N. (1980). Mental Models in Cognitive Science. Cognitive science 4, 71-115.

Kumano, Y. (2001). Authentic Assesment and Portofolio Assesment-Its Theory and Practice. Japan: Shizuoka University

Lin, J.W. and Chiu, M.H. (2007). Exploring the Characteristics and Diverse Sources of Students’ Mental Models of Acids and Bases. International Journal of Science Education, 29 (6), 771-803.

Lin, J.W. and Chiu, M.H. (2010). The Mismatch between Students’ Mental Models of Acids/Bases and their Sources and their Teacher’s Anticipations thereof. International Journal of Science Education, 32 (12), 1617-164.

Mayanti, S. (2011). Analisis Hasil Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Laju Reaksi Melalui Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.


(41)

104

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

McClary, L. and Talanquer, V. (2011). College Chemistry Students’ Mental Models of Acids and Acid Strength. Journal of Research In Science Teaching, 48(4), 396–413.

Setiadi, R., Mulyani, S. dan Kusrijadi, A. (1995). Studi Penerapan Pedagogi Materi-Subyek dalam Penulisan Buku Teks MIPA untuk Mengembangkan Keterampilan Intelektual Mahasiswa FPMIPA IKIP Bandung (Sub Bagian: Analisis Keterampilan Intelektual Berdasarkan Analisis Struktur Mikro Buku Teks Kimia Dasar BAB Larutan dan BAB Elektrokimia). Bandung: FPMIPA IKIP Bandung.

Siddiq, M.D., dkk. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sriyani. (2010). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pokok Bahasan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York: Macmillan College Publishing Company.

Sukmadinata, N.S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sunarya, Y. (2003). Kimia Dasar 2. Bandung: Bandung: GRACIA Indah Bestari.

Suryani, I. (2005). Analisis Keterampilan Menafsirkan Hasil Pengamatan Siswa SMA Kelas III pada Pembelajaran Larutan Penyangga melalui Metode Praktikum Skala Mikro. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.


(42)

105

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Vasniadou, S. (2007). Mental Models in Conceptual Development. Athens: Department of Philosophy and History of Science, National and Kapodistrian University of Athens.

Wang, C.Y. and Barrow, L.H. (2011). Characteristics and Levels of Sophistication: An Analysis of Chemistry Students’ Ability to Think with Mental Models. Research in Science Education, 41, 561–586.

Wiji and Liliasari. (2011). The Development of Mental Model Diagnostic Test in Chemistry. Paper of 5th International Seminar of Science Education, November 12, 2011.

Wu, K.H. (2003). Linking the Microscopic View of Chemistry to Real-Life Experiences: Intertextuality in a High-School Science Classroom. Wiley Periodicals, Inc.


(1)

101

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dapat memfasilitasi pemahaman makroskopik, sub mikroskopik, dan simbolik siswa pada materi laju reaksi.

5. Perlu dilakukan penyusunan kurikulum pembelajaran kimia yang memperhatikan ketiga level representasi kimia.


(2)

101

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adbo, K. and Taber, K.S. (2009). Learners' Mental Models of the Particle Nature of Matter: A study of 16-year-old Swedish science students. International Journal of Science Education, 31( 6), 757–786.

Alwi, dkk. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Amarlita, D.M. (2010). Identifikasi Kesalahan Konsep Materi Laju Reaksi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pagak dan Perbaikannya dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif. [online]. Tersedia: http://karya-ilmiah.um.ac.id/ (31 Januari 2013).

Andari, M. (2012). Analisis Profil Model Mental Siswa SMA dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Pada Topik Larutan Penyangga. Tesis pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Annisa, C. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Tipe 5E pada Materi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa SMA Kelas XI. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Arifin, M. dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.


(3)

102

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arviani, V. (2011). Identifikasi Pemahaman Konsep Laju Reaksi Siswa Kelas XI SMA Brawijaya Smart Schoo. [online]. Tersedia: http://karya-ilmiah.um.ac.id/ (31 Januari 2013).

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Brown, T. L. et al. (2009). Chemistry: The Central Science. USA: Pearson Education Inc.

Cakmakci, G., Leach, J. and Donnelly, J. (2006). Students’ ideas about reaction rate and its relationship with concentration or pressure. International Journal of Science Education, 28(15), 1795-1815.

Chittleborough, G.D. (2004). The Role of Teaching Models and Chemical Representations in Developing Students’ Mental Models of Chemical Phenomena. Disertasi pada Curtin University of Technology.

Coll, R.K. (2008). Chemistry Learners’ Preferred Mental Models for Chemical Bonding. Journal of Turkish Science Education, 5(1), 22-47.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R.W. (2006). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Depdiknas.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.


(4)

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Firman, H. (2008). Penelitian Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Gilbert, J.K. and Treagust, D. (2009). Multiple Representations in Chemical Education, Models and Modeling in Science Education 4, DOI 10.1007/978-1-4020-8872-8 12, Springer Science+Business Media B.V, 251-284.

Iriany. (2009). Model Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Berbasis Teknologi Informasi Pada Konsep Laju Reaksi Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Kreatif Siswa SMU. Tesis pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Jansoon, N., Coll, R.K. and Somsook, E. (2009). Understanding Mental Models of Dilution in Thai Students. International Journal of Environmental & Science Education, 4(2), 147-168.

Johnson-Laird, P.N. (1980). Mental Models in Cognitive Science. Cognitive science 4, 71-115.

Kumano, Y. (2001). Authentic Assesment and Portofolio Assesment-Its Theory and Practice. Japan: Shizuoka University

Lin, J.W. and Chiu, M.H. (2007). Exploring the Characteristics and Diverse

Sources of Students’ Mental Models of Acids and Bases. International

Journal of Science Education, 29 (6), 771-803.

Lin, J.W. and Chiu, M.H. (2010). The Mismatch between Students’ Mental Models of Acids/Bases and their Sources and their Teacher’s Anticipations thereof. International Journal of Science Education, 32 (12), 1617-164.

Mayanti, S. (2011). Analisis Hasil Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Laju Reaksi Melalui Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

104

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

McClary, L. and Talanquer, V. (2011). College Chemistry Students’ Mental Models of Acids and Acid Strength. Journal of Research In Science Teaching, 48(4), 396–413.

Setiadi, R., Mulyani, S. dan Kusrijadi, A. (1995). Studi Penerapan Pedagogi Materi-Subyek dalam Penulisan Buku Teks MIPA untuk Mengembangkan Keterampilan Intelektual Mahasiswa FPMIPA IKIP Bandung (Sub Bagian: Analisis Keterampilan Intelektual Berdasarkan Analisis Struktur Mikro Buku Teks Kimia Dasar BAB Larutan dan BAB Elektrokimia). Bandung: FPMIPA IKIP Bandung.

Siddiq, M.D., dkk. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sriyani. (2010). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pokok Bahasan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York: Macmillan College Publishing Company.

Sukmadinata, N.S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sunarya, Y. (2003). Kimia Dasar 2. Bandung: Bandung: GRACIA Indah Bestari.

Suryani, I. (2005). Analisis Keterampilan Menafsirkan Hasil Pengamatan Siswa SMA Kelas III pada Pembelajaran Larutan Penyangga melalui Metode Praktikum Skala Mikro. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.


(6)

Yuli Handayanti, 2013

Pengembangan Strategi Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Berdasarkan Hasil Analisis Profil Model Mental Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Vasniadou, S. (2007). Mental Models in Conceptual Development. Athens: Department of Philosophy and History of Science, National and Kapodistrian University of Athens.

Wang, C.Y. and Barrow, L.H. (2011). Characteristics and Levels of Sophistication: An Analysis of Chemistry Students’ Ability to Think with Mental Models. Research in Science Education, 41, 561–586.

Wiji and Liliasari. (2011). The Development of Mental Model Diagnostic Test in Chemistry. Paper of 5th International Seminar of Science Education, November 12, 2011.

Wu, K.H. (2003). Linking the Microscopic View of Chemistry to Real-Life Experiences: Intertextuality in a High-School Science Classroom. Wiley Periodicals, Inc.