PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI I JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN.
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI
DI SMA NEGERI I JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi PendidikanAkuntansi
Oleh
Nunik Eka Yuniawati Sukma NIM 0901248
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
(2)
Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana Kabupaten
Kuningan
Oleh:
Nunik Eka Yuniawati Sukma
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Nunik Eka Yuniawati Sukma2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta di lindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan di cetak ulang, di fotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI I
JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN
Telah Disetujui Oleh: Pembimbing,
M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd NIP 19711101199903 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi FPEB UPI
Dr. Kurjono, M.Pd. NIP 19681020 199802 1 003
(4)
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap : Nunik Eka Yuniawati Sukma
NIM : 0901248
Program Studi : Pendidikan Akuntansi FPEB UPI Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa sekripsi yang berjudul :
Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana Kabupaten Kuningan
Adalah hasil karya saya sendiri.
Saya menyatakan pula bahwa saya tidak melakukan pengutipan sebagian atau seluruh gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain dengan cara-cara yang melanggar hukum dan etika penulisan karya ilmiah. Sebagian atau seluruh gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain yang saya kutip dalam skripsi ini telah saya cantumkan sumbernya dalam naskah skripsi dan daftar pustaka.
Atas pernyataan ini saya bersedia menerima sanksi apapun jika dikemudian hari ditemukan adanya bukti pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam skripsi ini atau jika ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian skripsi ini.
Bandung, Februari 2014 Penulis,
Nunik Eka Yuniawati Sukma NIM 0901248
(5)
Berita Acara Pelaksanaan Ujian Sidang Skripsi
Skripsi
Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana Kabupaten Kuningan
Oleh
Nunik Eka Yuniawati Sukma 0901248
Skripsi ini telah diuji pada:
Hari/tanggal : Rabu, 26 Februari 2014 Waktu : 13.00 s.d 15.30
Tempat : Gedung Garnadi FPEB
Panitia Ujian Terdiri dari
Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP 196004121986031002 Sekretaris : Drs. H.Ajang Mulyadi, M.M.
NIP 196111021986031002 Anggota :
1. Prof. Dr. H. Disman, M.Si. NIP 195902091984121001
(6)
Penyuji:
1. Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M. NIP 196111021986031002
2. Anggota: Heni Mulyani, S.Pd, M.Pd. NIP 197707272001122001
3. Imas Purnamasari, S.Pd,M.M. NIP 197705122001122001
(7)
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI I
JALAKSANA Oleh:
Nunik Eka Yuniawati Sukma NIM 0901248
Pembimbing
M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd NIP 19711101199903 1 001
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kompetensi guru akuntansi dan hasil belajar siswa. Selain itu , juga untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa .
Penelitian dilakukan pada kelas XII IPS 1 sampai dengan 4 di SMA Negeri I Jalaksana tahun pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan metode survey . Pengumpulan data melalui dokumentasi dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XII IPS , sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII IPS yang berjumlah 60 siswa, tiap kelas diambil 15 untuk dijadikan sampel..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru hasil dari penyebaran angket rata-rata dari 4 kompetensi adalah 75,20. Dengan rincian hasil nya yaitu kompetensi social 77, kepribadian 76,6, pedagogic 74, ptofesional 73,4. Hasil belajar siswa dilihat dari ulangan harian ke-1 dan ke-2 semester 1 rata-rata adalah 60,96, dengan rinciaan yang termasuk kategori rendah sebanyak 82,35%, siswa belajar tinggi hanya sebanyak 17,65%
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa seebesar 21,25%.. Hal ini diperkuat dengan hasil uji hipotesis bahwa dari hasil perhitungan diperoleh sebesar 3,957 dan sebesar 1,671 Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa .
(8)
INFLUENCE OF INTEREST LEARN TO RESULT LEARN STUDENT IN STUDY OF ACCOUNTANCY [IN] SMA COUNTRY of I JALAKSANA
By:
Nunik Eka Yuniawati Sukma NIM 0901248
Counsellor
M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd NIP 19711101199903 1 001
ABSTRACTION
This Research aim to to obtain;get information concerning interest learn result and accountancy learn student. Besides , also to know influence of interest learn to result learn student
Research [done/conducted] [by] [at] class of XII IPS 1 up to 4 [in] SMA Country of I Jalaksana school year 2013 / 2014 by using method of survey . Data collecting [pass/through] enquette and documentation. Population in this research [is] entire/all class of XII IPS , while sampel in this research [is] all class student of XII IPS amounting to 60 student, every class taken 15 to be made [by] sampel
Result of research indicate that interest learn result of from spreading of mean enquette from 4 interest [is] 75,20. With detail of its result that is interest of social 77, personality 76,6, pedagogic 74, ptofesional 73,4. Result learn student seen from daily restating first and second semester 1 mean [is] 60,96, with rinciaan which including low category counted 82,35%, student learn high only counted 17,65%
Result of research show there are influence of interest learn to result learn student only equal to 21,25%.. This matter [is] strenghtened with result of hypothesis test that from result of calculation obtained equal to 3,957 and equal to 1,671 Pursuant to the data known that.
Keyword : Interest Teacher which [is] professional very is supporting [of] efficacy learn student
(9)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Teoritis ... 9
1.4.2 Praktis... 10
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
2.1 Kompetensi Guru……….. . 11
2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru ... 11
2.1.2 Jenis Kompetensi Guru ... 14
2.1.3 Standar Kompetensi ... 17
2.1.4 Pengukuran Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. 21 2.1.4.1 Pengukuran Kompetensi………. 21
2.1.4.2 Penilaian Kinerja Guru………... 22
2.2 Belajar ……… 29
2.2,1 Pengertian Belajar………. 29
2.2.2 Ciri-Ciri Belajar………. 31
2.2.3 Prinsip Belajar……… 32
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar….. 33
2.3 Hasil Belajar Siswa……….. 34
2.3.1 Pengertian Hasil Belajar Siswa……….. 34
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa……….. 36
2.3.3 Aspek Hasil Belajar Siswa………. 38
2.3.4 Jndikator Hasil Belajar Siswa………. 40
2.4 Kerangka Pemikiran……… 41
2.5 Hipotesis Penelitian………. 47
BAB III METODE PENELITIAN ... 48
3.1 Desain Penelitian ... 48
(10)
Nunik Eka Yaniawati Sukma, 2014
Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi di
3.2.1 Variabel Bebas (Independent Variable) ... 49
3.2.2 Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 50
3.3 Populasi dan Sampel penelitian ... 54
3.3.1 Populasi ... 54
3.3.2 Sampel ... 55
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.4.1 Dokumentasi ... 58
3.4.2 Angket ... 58
3.4.2.1Uji Validitas ... 65
3.4.2.2Uji Reliabilitas... 68
3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis……… ... 70
3.5.1 Teknik Analisis Data ... 70
3.5.1.1Analisis Statistik Deskriptif ... 70
3.5.1.2Analisis Statistik Inferensial... 72
3.5.1.2.1 Analisis Korelasi ... 73
3.5.1.2.2 Koefisien Determinan ... 73
3.5.2 Pengujian Hipotesis ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76
4.1 Gambaran Objek Penelitian………. 76
4.1.1 Sejarah Perkembangan Sekolah ……….. …..76
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah……….. 77
4.1.3 Data Sekolah ... 80
4.1.4 Struktur Organisasi Sekolah ... 81
4.1.5 Data Siswa dan Guru ... 82
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 83
4.2.1 Deskripsi Data ... 83
4.2.1.1Data Kompetensi Guru ... 83
4.2.1.2Data Hasil Belajar Siswa ... 85
4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 85
4.3.1 Analisis Korelasi ... 85
4.3.2 Koefisien Determinan ... 87
4.3.2.1Uji Hipotesis ... 88
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99
5.1 KESIMPULAN ... 99
5.2 SARAN... 99
(11)
LAMPIRAN- LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Semester Ganjil Kelas XII IPS SMA
Negeri I Jalaksana Kuningan Th Pel 2013/2014………5
Tabel 2.1 Pengertian Kompetensi Menurut Para Ahli ... 11
Tabel 2.2 Kompetensi Menurut UU No 14 Tahun 2005 ... 18
Tabel 2.3 Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK ... 19
Tabel 2.4 Kompetensi Guru Kelas/ Mata Pelajaran ... 28
Tabel 2.5 Kompetensi Guru BK……… ... 28
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 52
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas XII IPS SMAN I Jalaksana ... 55
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Kompetensi Guru Sebelum Uji Coba ... 60
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Kompetensi Guru Setelah Uji Coba……. 63
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kompetensi Guru... 67
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kompetensi Guru ... 70
Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa SMA Negeri I Jalaksana Tahun Pel 2013/2014 ……… ... 82
Tabel 4.2 Kriteria Kompetensi Guru ……….… ………….. 83
Tabel 4.3 Kompetensi Guru... 84
(12)
Nunik Eka Yaniawati Sukma, 2014
Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi di
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Model Hubungan Antar Variabel ... 47 Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri I Jalaksana Kuningan.... 82
(13)
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran dan mengajar tidak lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa :
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Tentunya dengan adanya kualifikasi guru, guru memiliki kompetensi. Menurut Sudrajat (2011:116), dalam menjalankan peran dan fungsinya, seorang guru seyogyanya didukung oleh berbagai kompetensi sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal. Kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do)
seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukan, agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap
(attitude), dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana
(15)
tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standard Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa Standard Kompetensi Guru Mata Pelajaran SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MA terdiri dari : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Standard kompetensi guru telah disusun oleh pemerintah pusat melalui Depdiknas (2002) sebagai upaya perintisan pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi Mengajar di daerah sebagai acuan baku dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Standar Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seseorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.
Tentunya dengan adanya kompetensi guru dalam PBM di kelas akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO dalam Toto (2009:131) ada 4 pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh pendidikan yaitu : learning to know, learning to be, learning to life together, dan learning to do. Sedangkan Bloom (dalam Toto, 2009:131), menyebutnya tiga ranah hasil belajar, yaitu : kognitif, afektif dan psikomotor. Adapun Bloom yang mendapat banyak pengaruh dari Carrol dalam “Model of
(16)
3
Schooling Learning”–nya berusaha untuk mengatakan sejumlah kecil
variabel yang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar Thesis Central Model, Afektif Entry Characteristics, dan kualitas pengajaran yang tercermin dalam penyajian bahan petunjuk latihan (tes formatif), proses balikan, dan perbaikan penguatan partisipasi siswa harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
Seperti dikemukakan oleh Maryadi (Warito, 2008:273), bahwa guru merupakan salah satu unsur manusia yang banyak menentukan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan . Komponen strategi pembelajaran meliputi (1) urutan kegiatan pembelajaran (2) metode pembelajaran yang sesuai (3) media yang digunakan, (4) tatap muka sesuai alokasi waktu yang diperlukan, dan (5) dapat mengelola kelas dengan baik. Di samping strategi pembelajaran, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan, guru juga harus memiliki kompetensi
Menurut Undang-Undang No 1, 4 tahun 2005 tentang guru dan dosen, kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian.
Menurut Toto (2009:53 ), dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi dapat berfungsi sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Adapun hasil belajar yang digunakan dari hasil ulangan harian yang merupakan hasil evaluasi formatif. Menurut Toto lagi (2009:155), evaluasi formatif menekankan pada upaya perbaikan proses pembelajaran. Dalam pengambilan keputusan hasil belajar siswa didasarkan kepada Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang
(17)
Standard Penilaian Pendidikan BAB Penilaian oleh Satuan Pendidikan ayat 1 disebutkan :
Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
Kriteria Ketuntasan Minimum ini bukan semata-mata nilai yang sembarangan dalam penetapannya. KKM tersebut didasarkan oleh intakes siswa, daya dukung (sarana prasarana), dan kompleksitas materi. Jika nilai siswa berada di bawah KKM maka siswa tersebut dapat dikatakan memiliki prestasi yang rendah. Sedangkan, jika nilai siswa berada di atas atau sama dengan KKM maka siswa tersebut dapat dikatakan memiliki prestasi tinggi.
Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil objek penelitian pada siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan sebanyak 60 siswa. Dari hasil pra penelitian yang telah dilakukan pada kelas XII IPS SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan tahun pelajaran 2012/2013. Di SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan ini menetapkan KKM pada Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi sebesar 75, adapun objek mata pelajaran yang kami khususkan yaitu dari nilai ulangan harian mata Mata Pelajaran Akuntansinya saja, yaitu dua ulangan harian. Penilaian diambil dari nilai kognitif siswa. Selain itu ada nilai remedial siswa apabila siswa tidak mencapai batas KKM, sebagai upaya perbaikan nilai siswa, namun tidak semua ulangan guru melakukan remedial. Maka dari hasil pra penelitian ditemukan juga fenomena
(18)
5
hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Nilai Ulangan Harian Semester Ganjil Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Kelas Jumlah
Siswa
Jumlah siswa dengan nilai di bawah KKM
(75)
Persentase siswa dengan nilai di bawah KKM (75) Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan
1
Ulangan 2
1 XII IPS 1 38 18 24 47,37% 63,16%
2 XII IPS 2 37 25 37 67,57% 100%
3 XII IPS 3 39 39 37 100% 94,87%
4 XII IPS 4 39 1 30 2,56% 76,92%
Dapat dilihat dari tabel nilai ulangan harian kelas XII IPS SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan ini, dari ulangan ke satu sendiri untuk kelas XI IIPS 1, XII IPS 2, dan XII IPS 3 memiliki nilai ulangan yang dibawah KKM cukup banyak, terutama kelas XII IPS 3 yang seluruh siswanya tidak lulus KKM. Sedangkan kelas XII IIPS 4, sudah bisa dikatakan berhasil dalam belajar karena hampir semua murid di atas KKM dengan nilai yang cukup bagus dan banyak yang diatas KKM.
Kemudian nilai ulangan harian kedua seluruh kelas XII IPS mengalami penaikan jumlah siswa yang dibawah KKM, bahkan untuk kelas XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS 4, adanya penaikan jumlah yang dibawah
(19)
KKM, bahkan kelas XII IPS 2 seluruh siswanya di bawah KKM. Dan nilai yang cukup anjlok di kelas XII IPS 4. Sedangkan kelas XII IPS 3 mengalami penurunan, walaupun dalam jumlah yang kecil.
Jadi, karena dari ulangan 1 dan 2 sedikit yang telah mencapai atau melebihi batas KKM, KKM yang ditetapkan guru akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan untuk kelas XII IPS terlalu tinggi.
Dari data pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Toto (20009:131), secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar siswa. Yang tergolong faktor internal ialah :
1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang meliputi: faktor intelektual dan faktor non–intelektual,
3. Faktor kematangan siswa baik fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal adalah :
1. Faktor sosial yang terdiri atas : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan kelompok.
2. Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian, dan sebagainya.
3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya.
4. Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.
Faktor–faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang. Karena
(20)
7
adanya faktor–faktor tertentu yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu motivasi, berprestasi, intelegensi dan kecemasan.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif subjek didik menurut Asrori (2007:55-56), adalah sebagai berikut :
1. Faktor hereditas. Semenjak dalam kandungan anak telah mewarisi sifat– sifat yang menentukan daya kerja kognitifnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah akan memiliki kemampuan berfikir normal, di atas normal, secara optimal apabila lingkungan juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual anak.
2. Faktor lingkungan. Ada dua unsure lingkungan yang sangat penting peranannya dalam mempengaruhi perkembangan kognitif anak, yaitu keluarga dan sekolah.
a. Keluarga. Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga anak memiliki informasi banyak yang merupakan alat bagi anakk untuk berfikir. Cara-cara yang digunakan misalnya memberikan kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide–idenya, menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan ingin tahu anak dengan cara menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang dapat mengembangkan daya kreatifitas anak. Pemberian kesempatan atau pengalaman tersebut sudah barang tentu menurut perhatian orang tua.
b. Sekolah. Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak, termasuk perkembangan intelek anak. Dalam konteks ini, guru hendaknya menyadari betul bahwa perkembangan kognitif anak terletak di tangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan guru diantaranya ialah :
1) Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik. Dengan hubungan yang akrab tersebut, secara psikologis peserta didik akan merasa aman sehingga masalah yang dialaminya secara bebas dapat dikonsultasikan dengan guru mereka.
2) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
3) Membawa peserta didik ke obyek-obyek tertentu seperti obyek budaya, ilmu pengetahuan, dan sejenisnya sangat menunjang perkembangan intelektual para peserta didik.
4) Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan olah raga maupun menyediakan gizi yang cukup sangat penting bagi perkembangan intelektual peserta didik. Sebab jika
(21)
peserta didik terganggu secara fisik perkembangan kognitifnya akan terganggu juga.
5) Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak maupun menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya.
Menurut Slameto (2010:64), faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Untuk faktor sekolah yang mempengaruhi belajar, diantaranya:
1. Metode mengajar 2. Kurikulum
3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa 5. Disiplin sekolah
6. Alat pelajaran 7. Waktu sekolah
8. Standard pelajaran di atas ukuran 9. Keadaan gedung
10. Metode belajar 11. Tugas rumah
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti memilih judul
“Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Jalaksana Kabupaten Kuningan.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
(22)
9
2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana ?
3. Bagaimana pengaruh kompetensi guru akuntansi terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana?
1.3 Maksud dan Tujuan
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis secara mendalam mengenai hasil belajar siswa, penelitian juga dimaksudkan untuk mengumpulkan data mengenai pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kompetensi guru akuntansi dalam pelaksanaan pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru akuntansi terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana
1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Teoritis
Secara Teoritis melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
(23)
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang kompetensi guru dan hasil belajar siswa. 2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti yang ingin melakukan
penelitian lanjut tentang pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dalam khasana ilmu pengetahuan terutama bagi mereka yang ingin meneliti topik yang sama, sehingga dapat dijadikan bahan referensi atau perwujudan.
1.4.2 Praktis
Secara praktis hasil penelitian tentang hubungan kompetensi guru dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan memberi kegunaan khususnya bagi sekolah, yaitu hasil penelitian akan memberikan masukan ilmiah teristimewa bagi guru akuntansi guna meningkatkan kinerja dan kompetensi guru dan peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu bisa menjadi penilaian baik untuk kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru, juga pembandingan untuk guru lain.
(24)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:2), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Adapun dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, hal ini karena metode kuantitatif ini merupakan metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Lalu metode ini, meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2008:7-8). Berdasarkan dengan tingkat kealamiahan tempat penelitiannya, yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey. Metode Survey menurut Nazir (2005:56) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta–fakta dari gejala–gejala yang ada dan mencari keterangan–keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Metode survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah–masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik–praktik yang sedang
(25)
berlangsung. Dalam metode survey juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan–perbandingan terhadap hal–hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah unit individu atau unit, baik secara sensus atau dengan menggunakan sampel.
3.2Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel merupakan indikator-indikator dari variabel-variabel penelitian yang telah dijelaskan dalam konseptual. Dalam penulisan berikut ini akan dikemukakan operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti tersebut :
3.2.1 Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2008 : 39) variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Namun keterlibatan guru dalam proses Pembelajaran dan Mengajar tidak lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Menurut Purwadaminata (1995 : 518), kompetensi adalah kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Menurut Sudrajat (2011:116), dalam menjalankan peran dan fungsinya, seorang
(26)
50
guru seyogyanya didukung oleh berbagai kompetensi sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal. Kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan
(be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukan, agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan
(ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
Sedangkan guru menurut Purwadaminta (1995:334), adalah orang yang kerjanya mengajar. Menurut Uhar (2011:5) guru adalah pendidik yang melaksanakan peran utama penting dalam proses pendidikan. Standar Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan. Kompetensi yang dimiliki guru diantaranya adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.
(27)
Menurut Sugiyono (2008 : 39) variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Menurut Sudrajat (2011:42), hasil belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil belajar atau prestasi belajar. Dengan demikian, hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku atau kemampuan seseorang yang diperoleh setelah dia mengikuti proses pembelajaran.
Menurut Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional (2004:133), hasil belajar yang diharapkan pada pendekatan kurikulum berbasis kompetensi adalah kemampuan yang harus dimiliki lulusan suatu jenjang pendidikan. Kemampuan, atau kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan seperti SMP (Sekolah Menrngah Pertama) dijabarkan menjadi sejumlah standar kompetensi untuk tiap mata pelajaran yaitu kemampuan yang harus dimiliki siswa untuk tiap mata pelajaran. Kurikulum berbasis kompetensi memaknai pada kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Jadi, dari pendapat tersebut dapat didefinisikan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa yang ditunjukkan dengan nilai (ulangan harian).
(28)
52
Di bawah ini terdapat tabel operasional dari variabel–variabel di atas.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimen
si Indikator
No.
Item Skala Kom-petensi Guru 1.Kom peten si Peda gogi k
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan
prinsip – prinsip
pembelajaran yang
mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu 4. Menyelenggarakan
pembelajaran yang
mendidik
5. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi
dan kepentingan
pembelajaran. 6. Memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi 1,2 3,4 5,6 7 8 9 10, 11 12 Inter-val
(29)
proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi
untuk kepentingan
pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 13, 14 15, 16 Skala Interv al Variabel Dimen
si Indikator
No. Item 2.Kom peten si Kepr ibadi an
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 4. Menunjukan etos kerja,
tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 17 18, 19 20, 21 22 23 3.Kom peten si Sosia l
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
24
(30)
54
Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Th. 2007.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
28
Skala Interv al Variabel Dimen
si
Indikator No.
Item 4.Kom peten si Profe siona l
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung, mata pelajaran yang diampu. 2. Menguasai standard
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
29 30 31 32 33,34, 35 Hasil Belajar Siswa
Nilai Nilai Ulangan Harian semester genap siswa pada mata pelajaran akuntansi.
(31)
Langkah awal dalam mengumpukan data dan analisis data adalah menentukan populasi. Menurut Sugiyono (2008 : 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan menurut Ridwan (2008:55), populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Menurut Nawawi (1985:141), populasi yaitu totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPS dan tenaga pendidik SMA Negeri I Jalaksana, seperti yang ada dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.2
Jumlah Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan
No. Kelas Jumlah
1. XII IPS 1 38 orang
2. XII IPS 2 38 orang
3. XII IPS 3 39 orang
4. XII IPS 4 39 orang
Total jumlah 154 orang
Jadi, yang menjadi populasi dalam penelitian ini ialah siswa kelas XI IPS yang berjumlah 154 orang.
(32)
56
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2008:62), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Arikunto (1998:117), sampel adalah bagian dari populasi sebagian atau wakil populasi yang diteliti Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.
Dengan meneliti sebagian dari populasi, diharapkan bahwa hasil yang didapat akan menggambarkan populasi yang bersangkutan. Sampel yang digunakan dalam penelitian harus bersifat representatif dalam arti mewakili seluruh populasi, sehingga benar-benar diperoleh data yang lengkap untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Sugiyono ( 2007:64 ), sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-25 % atau lebih.
Adapun dalam pencarian sampel bisa menggunakan rumus Slovin , hal ini disebutkan Setiawan (2007: 2) bahwa dalam aspek aplikasi dan kepraktisan, rumus Slovin memang sangat mudah dan sederhana, walau sering kali salah dalam menerapkannya. Adapun
rumus Slovin bisa kita lihat di bawah ini :
(33)
………1
dimana:
n = ukuran sampel N = ukuran populasi d = galat pendugaan
Misalnya dalam buku yang ditulis oleh Husein (dalam Setiawan, 2007 : 5) tidak diperoleh suatu keterangan mengenai:
1. Apakah rumus Slovin ditujukan untuk penelitian yang mengukur ratarata, total, proporsi populasi, atau yang lainnya.
2. Berapa besar yang digunakan, sehingga kita tidak bisa mengetahui tingkat keandalan dari rumus tersebut.
3. Keragaman populasi yang bagaimana dan berapa besarnya yang dimasukan dalam rumus tersebut, apakah varians ( ) atau P(1-P) 4. Rumus tersebut hanya memberi kesempatan kepada pemakainya
untuk memasukan nilai galat pendugaan yang bisa ditolelir (d). Agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, penulis mulai dengan mencoba beberapa rumus umum (generik) untuk menentukan ukuran sampel, kemudian mengkomparasikannya dengan rumus Slovin.
Maka sampel yang digunakan dalam penelitian di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Jalaksana Kuningan, adalah :
(34)
58
Dengan menggunakan rumus Slovin maka dapat diketahui sampelnya, menurut perhitungan di bawah ini :
60,15624 = 60 Keterangan :
n = hasil sampel menggunakan Slovin
N = jumlah siswa XII IPS 1, 2, 3, dan 4, ditambah 2 tenaga pengajar. d = galat pendugaan peneliti sekitar 10%.
Jadi, dari semua siswa kelas XII IPS yang berjumlah 154 orang, maka diambil 60 orang sebagai sampel dalam penelitian ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun sumber yang digunakan dalam teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menurut Sugiyono (2008:137), adalah :
a. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data,
b. Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. (Sugiyono, 2008;137).
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
(35)
Dokumentasi menurut KBBI (1995), adalah pemberian atau pengumpulan bukti–bukti dan keterangan–keterangan (seperti kutipan
– kutipan dari surat kabar, gambar–gambar, dsb); film–film yang mempertunjukan peristiwa–peristiwa, pekerjaan–pekerjaan, kegiatan– kegiatan dalam masyarakat. Dokumentasi merupakan barang–barang tertulis, seperti catatan transkip, internet, notulen rapat, surat kabar, majalah, agenda, dokumen/buku–buku, dan peraturan.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa berupa nilai ulangan harian siswa, kondisi riil sekolah, keadaan guru dan siswa, struktur organisasi, keadaan sarana dan prasarana sekolah.
3.4.2 Angket (Kuesioner)
Angket menurut KBBI, adalah pemeriksaan tentang sesuatu hal yang menjadi kepentingan umum, biasanya dilakukan dengan surat pernyataan. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:142), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Adapun yang peneliti lakukan adalah penggunaan kuesioner (angket) dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan
(36)
60
responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat.
Kuesioner/angket kompetensi guru disusun dalam skala numerik (numerical scale). Seperti yang dikemukakan oleh Sekaran
(2003:198) bahwa “The numerical scale is similar to the semantic differential scale, with the difference that numbers on a 5-point or 7-points scale are provided, with bipolar adjectives at both ends...”
Yang berarti bahwa “Skala numerik mirip dengan skala diferensial semantik, dengan perbedaan pemberian skala nomor lima
atau tujuh titik pada setiap ujungnya”. Dengan menggunakan skala ini,
responden diminta memberikan penilaian pada objek tertentu, dalam penelitian ini responden akan memberikan penilaian terhadap
kompetensi siswa.
No Item Skala
1 2 3 4 5
Adapun kisi-kisi angket kompetensi guru dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket kompetensi guru Sebelum Uji Coba Instrumen
Variabel Dimensi Indikator No.
Item Kompete 1. Menguasai karakteristik peserta 1,2,3
(37)
nsi Guru
Variabel
didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip
– prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
5. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi dan kepentingan pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 4,5,6 7 8,9,10 11,12 13, 14,15, 16,17, 18,19, 20, 21,22, 23, 24,25 26,27 Dimensi
Indikator No.
Item 2.Komp
etensi Keprib adian
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2. Menampilkan diri sebagai pribadi
yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan
28,29
(38)
62
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
4. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 32,33 34 35,36, 37 3.Komp etensi Sosial
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 38,39, 40 41,42, 43 44, 45
Variabel Dimensi Indikator No.
(39)
Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Th. 2007. Sebelum instrumen diberikan pada objek penelitian, terlebih dahulu instrumen akan dilakukan uji coba instrumen. Tujuan pengujian instrumen adalah untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah data yang valid dan reliabel. Berikut ini adalah kisi- kisi angket kompetensi guru di kelas setelah melakukan uji coba instrumen:
4.Komp etensi Profes ional
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung, mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standard kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan tekhnologi
informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
46,47,
48
,4950
51,52
53,54, 55,56 Hasil
Belajar Siswa
Nilai Nilai Ulangan Harian semester ganjil siswa pada mata pelajaran akuntansi.
(40)
64
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Angket Kompetensi Guru Setelah Uji Coba Instrumen
Variabel Dimensi Indikator No.
Item Kompete nsi Guru 1.Kompe tensi Pedago gik
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip – prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
5. Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi dan kepentingan pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian
dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10.Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 1,2 3,4 5,6 7 8 9 10,11 12 13, 14 15, 16
(41)
Variabel Dimensi Indikator No. Item 2.Kompe tensi Keprib adian
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2. Menampilkan diri sebagai pribadi
yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
4. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 17 18, 19 20, 21 22 23 3.Kompe tensi Sosial
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
24
25,26
27
(42)
66
Variabel Dimensi Indikator No.
Item
4.Kompe tensi Profesi onal
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung, mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standard kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan tekhnologi
informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. 29 30 31 32 33,3 4,35 Hasil Belajar Siswa
Nilai Nilai Ulangan Harian semester genap siswa pada mata pelajaran akuntansi.
Agar angket ini dapat dikatakan baik, maka menurut Arikunto (2007:57) sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan test, yaitu memiliki : validitas, reliavilitas, objektivitas, praktis. Untuk menguji validitas dan reliabilitas untuk angket mengenai judul penelitian ini, dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
3.4.2.1 Uji Validitas
Menurut Ivan (2012:20), uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir–butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.
(43)
Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu sebagai berikut :
a. Validitas Eksternal, instrumen dicapai bila data yang dicapai sesuai dengan data dan atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud.
b. Validitas internal, instrumen dicapai bila terdapat kesesuaian antara bagian–bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Pengujian validitas internal sebuah instrumen dapat dilakukan dengan dua cara :
1) Analisis faktor, diuji apakah item yang membentuk variabel memiliki keeratan satu sama lain.
2) Analisis butir, dilakukan dengan mengkorelasikan skor pada item dengan skor total item-nya.
Dalam uji validitas ini digunakan rumus korelasi
Product Moment dengan angka kasar sebagai berikut :
Rumus korelasi Product Moment
–
√{ – }
(Arikunto, 2007:72) Keterangan :
: koefisien korelasi antara variabel X dan Y ∑ : jumlah skor item
∑ : jumlah skor total (seluruh item) : jumlah responden
(44)
68
Menurut Ivan (2012:20 ), adapun kriteria pengujian tes validitas, ialah :
1) Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3. 2) Jika koefisien korelasi product moment > -r tabel. 3) Nilai sig ≤ ά
Selanjutnya dibandingkan dengan : - Jika maka valid
- Jika maka tidak valid
(Riduwan, 2009:118) Setelah dilakukan uji coba instrumen dapat diketahui bahwa dari 56 item pernyataan terdapat 21 pernyataan yang tidak valid, yaitu item nomor
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Guru
No. Item
r
hitung r tabel Keputusan
No. Item
r
hitung r tabel Keputusan 1 0.01 0,399 Tdk Valid 29 0.38 0,399 Tdk Valid
2 0.40 0,399 Valid 30 0.40 0,399 Valid
3 0.43 0,399 Valid 31 0.43 0,399 Valid
4 0.45 0,399 Valid 32 0.43 0,399 Valid
5 0.01 0,399 Tdk Valid 33 0.53 0,399 Valid
6 0.52 0,399 Valid 34 0.39 0,399 Tdk Valid
7 0.59 0,399 Valid 35 0.41 0,399 Valid
8 0.61 0,399 Valid 36 0.31 0,399 Tdk Valid
9 0.54 0,399 Valid 37 0.51 0,399 Valid
10 0.50 0,399 Valid 38 0.31 0,399 Tdk Valid
11 0.53 0,399 Valid 39 0.75 0,399 Valid
(45)
1. U j i 3 . 4 . 2
.2 Reliabilitas
Menurut Arikunto (2007:59), bahwa kata reliabilitass dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Beliau juga mengutip dari Scarvia B. Anderson dan kawan–kawan menyatakan bahwa persyaratan bagi test, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah test mungkin reliable tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah test biasanya reliable, seperti yang dikatakannya, yaitu : A reliable measure in one that
13 0.01 0,399 Tdk Valid 41 0.59 0,399 Valid
14 -0.02 0,399 Tdk Valid 42 0.44 0,399 Valid
15 0.61 0,399 Valid 43 0.31 0,399 Tdk Valid
16 0.03 0,399 Tdk Valid 44 0.41 0,399 Valid
17 0.12 0,399 Tdk Valid 45 0.46 0,399 Valid
18 0.03 0,399 Tdk Valid 46 0.38 0,399 Tdk Valid 19 0.03 0,399 Tdk Valid 47 0.31 0,399 Tdk Valid
20 0.51 0,399 Valid 48 0.43 0,399 Valid
21 0.05 0,399 Tdk Valid 49 0.43 0,399 Valid
No. Item
r
hitung r tabel Keputusan
No. Item
r
hitung r tabel Keputusan
22 0.75 0,399 Valid 50 0.53 0,399 Valid
23 0.42 0,399 Valid 51 0.31 0,399 Tdk Valid
24 0.59 0,399 Valid 52 0.41 0,399 Valid
25 0.44 0,399 Valid 53 0.46 0,399 Valid
26 0.31 0,399 Tdk Valid 54 0.38 0,399 Tdk Valid
27 0.44 0,399 Valid 55 0.40 0,399 Valid
(46)
70
provides consistent and stable indication of the characteristic being investigated.
Menurut Ivan (2012:24), reliabilitas (keandalan) merupakan suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk–konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk questioner.
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas adalah dengan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
Rumus Alpha Cronbach
[ ] [ ∑ ]
(Arikunto, 2007: 109) Keterangan :
= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ = jumlah varias butir = varians total
Menurut Arikunto lagi (2007:112), dengan diperolehnya koefisien korelasi sebenarnya diketahui tinggi–rendahnya koefisien tersebut. Lebih sempurnanya perhitungan reliabilitas sampai pada kesimpulan, sebaiknya hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r product moment.
(47)
Menurut Ivan (2012:24), uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama–sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji reliabilitas sebaliknya dilakukan pada masing–masing variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui konstruk variabel yang tidak reliabel.
Adapun kriteria uji reliabilitas yaitu :
Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
Langkah – langkah dan kotak kerja untuk menguji reliabilitas akan dihasilkan secara bersama – sama dengan hasil uji validitas. Namun demikian untuk melihathasil uji reliabilitas perlu dilihat pada tabel Relliabillity Coeffecients.
Pada tabel tersebut akan terlihat nilai Cronbach’s Alpha atau
Relliabillity Coeffecients atau nilai tertulis Alpha.
Adapun hasil penghitungan reliabilitas angket adalah sebagai berikut
Tabel 3.6
Hasil Uji Reabilitas Instrumen Kompetensi Guru
Jumlah Item Cronbach’s Alpha
56 0.93
Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Hasil
(48)
72
penghitungan Cronbach’s Alpa adalah 0,93 maka 0,93 lebih besar dari 0,60, dikatakan reliabel
3.5 Tekhnik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis Data
3.5.1.1 Analisis Statistik Deskriptif
Pengertian analisis statistik deskriptif dikemukakan oleh Sugiyono (2010:206) sebagai berikut:
Statitik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
Sejalan dengan pendapat tersebut selanjutnya
Margono (2009:190) mengemukakan bahwa “Statistik
deskriptif dipergunakan kalau tujuan penelitiannya untuk penjajagan atau pendahuluan, tidak menarik kesimpulan, hanya memberikan gambaran/ deskripsi tentang data yang
ada”. Dari kedua pendapat di atas dapat didefinisikan bahwa
statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan tanpa bermaksud membuat suatu kesimpulan pada data yang ada.
(49)
Di bawah ini merupakan langkah-langkah untuk memperoleh gambaran variabel kemampuan berpikir kritis baik secara keseluruhan maupun berdasarkan setiap indikatornya:
1. Membuat tabulasi untuk setiap jawaban kuesioner yang telah diisi responden
2. Memembuat kriteria penilaian setiap variabel dengan menentukkan terlebih dahulu
a. Menentukkan skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil dari tabulasi jawaban responden untuk tiap indikator maupun secara keseluruhan b. Menentukkan rentang kelas dengan rumus : Rentang kelas = skor tertinggi – skor terendah c. Terdapat tiga kelas interval, yaitu tinggi, sedang, dan
rendah
d. Menentukkan panjang kelas interval dengan rumus Panjang kelas interval =
e. Menentukkan interval untuk tiap kriteria penilaian 3. Membuat disribusi frekuensi untuk memperoleh
gambaran umum maupun dimensi setiap variabelnya dengan bentuk sebagai berikut.
Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%)
Rendah Sedang Tinggi
Jumlah Sumber : Data Diolah
4. Membuat interpretasi hasil distribusi frekuensi untuk memperoleh gambaran umum maupun indikator No.
Respon den
Indikator Indikator Indikator Indikator Skor Total 1 2 ∑ 1 2 ∑ 1 2 ∑ 1 2 ∑ ∑-...
(50)
74
3.5.1.2 Analisis Statistik Inferensial
Pengertian analisis statistik inferensial yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2010:207) “Statistik inferensial
adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Sedangkan menurut Margono (2009:190) “statistik
inferensial dipergunakan jika peneliti akan memberikan interpretasi data, atau ingin menarik kesimpulan dari data yang dihasilkan. Dari kedua pendapat tersebut dapat didefinisikan bahwa statistik inferensial merupakan statistik yang dipergunakan untuk menganalisis dan menarik kesimpulan dari data yang dihasilkan.
3.5.1.2.1 Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis korelasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut:
Rumus Korelasi Pearson Product Moment
(51)
(Sugiyono, 2010:183) Keterangan :
= koefisien korelasi product moment dari
Pearson
= skor kompetensi guru = skor hasil belajar
3.5.1.2.2 Koefisien Determinan
Koefisien determinan ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian determinan dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Rumus mencari KD
Riduwan (2009:138) Keterangan:
KD = nilai koefisien determinan r = nilai koefisien korelasi
3.5.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau tidak. Hipotesis yang digunakan
(52)
76
: ρ = 0, Tidak terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa
: ρ ≠ 0, Terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa
Uji t bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Pengujian hipotesis (Uji t) dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
3.6 Rumus Pengujian Hipotesis
√
√
(Riduwan, 2009: 139) Keterangan :
t = nilai t hitung
r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel
Kaidah keputusan :
Jika t hitung≤ t tabel, maka diterima, ditolak.
(53)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisis data dan pengujian hipotesis, diketahui bahwa:
a. Kompetensi guru kelas XII IPS SMA Negeri I Jalaksana yang terdiri dari kompetensi pedagogik menunjukkan kategori cukup, kepribadian menunjukkan kategori baik, sosial menunjukkkan kategori baik, dan professional menunjukkan kategori cukup. Secara keseluruhan kompetensi guru tersebut Baik
b. Hasil belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri I Jalaksana , diambil daril dari Ulangan Harian ke-1 dan ke-2 berada pada kategori hasil belajar rendah.
c. Dari hasil pengujian hipotesis asosiatif dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positip kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini sebagai rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik temuan lapangan maupun temuan teoritis, maka peneliti merekomendasikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
(54)
100
a. Guru juga harus mendapat pembinaan keprofesionalan agar menjadi guru yang professional.
b. Pembinaan kompetensi pedagogik terhadap guru akuntansi hendaknya lebih ditingkatkan mulai dari penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi, baik melalui pelatihan maupun Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah ataupun kabupaten.
c. Untuk penelitian selanjutnya penulis merekomendasikan untuk meneliti pengaruh pada:
1. Kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa.
2. Guru yang sudah mendapat tunjangan sertifikasi terhadap kompetensi guru.
(55)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Adi, W. (2007). Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Alwi, H. (2008). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Arikunto, S. (2007). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta :
Bumi Aksara.
Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Manajemen Pendasmen Dir Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. (2007). Manajemen Berbasis sekolah (MBS). Jakarta : Direktorat Pembinaan SMP.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2005). Pedoman Kinerja Komite Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Dinas Pendidikan Provinsi jawa Barat.
Kemendikbud Badan Pengembangan SDM dan kebudayaan dan penjamin mutu pendidikan pusat pengembangan profesi pendidikan. (2012). Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Buku 2, Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru. Jakarta : Kemendikbud Badan Pengembangan SDM dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu.
Mulyadi, A. (2013). Pedoman Operasional (POPS). Bandung : Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Purwadaminta, WJS. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta
Ruhimat, T. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.
(56)
102
Setiawan, N. (2007). Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie – Morgan : Telaah Konsep dan Aplikasinya. Bandung : Fakultas Peternakan Universi8tas Padjajaran.
Slameto. (2010). Belajar & Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudrajat, A. (2011). Kurikulum & Pembelajaran dalam Paradigma Baru.
Yogyakarta : Paramitha Publishing.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung : C.V Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2011). Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta : Paramitra Publishing.
Sutisno, I. (2013). Mengelola Sekolah Efektif, Perspektif Manajerial dan Iklim Sekolah. Yogyakara : Laksbang PRESSindo.
Yamin, M. (2013). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta : Referensi (gaung Persada Pressgroup).
Sumber Dokumen :
SMA Negeri 1 Jalaksana. (2012). Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) SMA Negeri 1 Jalaksana Tahun Pelajaran 2012/2013. Kuningan : SMA Negeri 1 Jalaksana.
Sumber Undang – undang :
Depdiknas RI. (2003).UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jakarta : Depdiknas RI.
Mendiknas RI. (2003).UU RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : Depdiknas RI.
Mendiknas RI. (2003).UU RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta : Depdiknas RI.
Sumbernya Modul :
Gumilar, I, dkk. (Tim PenyusunProgram Studi Manajemen S1 Fakultas Bisnis & Manajemen Universitas). (2012). Modul Praktikum Metode Riset untuk Bisnis & Manajemen Program Studi Manajemen S1 Fakultas Bisnis & Manajemen Universitas. Depok : utamalab.
(57)
(1)
76
Nunik Eka Yaniawati Sukma, 2014
Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Jalaksana Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
: ρ = 0, Tidak terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil
belajar siswa
: ρ ≠ 0, Terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar
siswa
Uji t bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel X
terhadap variabel Y. Pengujian hipotesis (Uji t) dapat dilakukan
dengan rumus sebagai berikut:
3.6 Rumus Pengujian Hipotesis
√
√
(Riduwan, 2009: 139)
Keterangan :
t = nilai t hitung
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah sampel
Kaidah keputusan :
Jika t hitung≤ t tabel, maka diterima, ditolak. Jika t hitung > t tabel, maka ditolak, diterima.
(2)
Nunik Eka Yaniawati Sukma, 2014
Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Jalaksana Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisis data dan pengujian hipotesis, diketahui
bahwa:
a. Kompetensi guru kelas XII IPS SMA Negeri I Jalaksana yang terdiri dari
kompetensi pedagogik menunjukkan kategori cukup, kepribadian
menunjukkan kategori baik, sosial menunjukkkan kategori baik, dan
professional menunjukkan kategori cukup. Secara keseluruhan
kompetensi guru tersebut Baik
b. Hasil belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri I Jalaksana , diambil daril
dari Ulangan Harian ke-1 dan ke-2 berada pada kategori hasil belajar
rendah.
c. Dari hasil pengujian hipotesis asosiatif dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh positip kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini sebagai rekomendasi dengan
mempertimbangkan hasil temuan baik temuan lapangan maupun temuan
(3)
100
Nunik Eka Yaniawati Sukma, 2014
Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Jalaksana Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Guru juga harus mendapat pembinaan keprofesionalan agar menjadi guru
yang professional.
b. Pembinaan kompetensi pedagogik terhadap guru akuntansi hendaknya
lebih ditingkatkan mulai dari penyusunan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan, sampai dengan evaluasi, baik melalui pelatihan maupun
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah ataupun
kabupaten.
c. Untuk penelitian selanjutnya penulis merekomendasikan untuk meneliti
pengaruh pada:
1. Kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa.
2. Guru yang sudah mendapat tunjangan sertifikasi terhadap
(4)
Nunik Eka Yaniawati Sukma, 2014
Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Jalaksana Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Adi, W. (2007). Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Alwi, H. (2008). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Arikunto, S. (2007). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.
Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Manajemen Pendasmen Dir Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. (2007). Manajemen Berbasis sekolah (MBS). Jakarta : Direktorat Pembinaan SMP.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2005). Pedoman Kinerja Komite Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Dinas Pendidikan Provinsi jawa Barat.
Kemendikbud Badan Pengembangan SDM dan kebudayaan dan penjamin mutu pendidikan pusat pengembangan profesi pendidikan. (2012). Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Buku 2, Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru. Jakarta : Kemendikbud Badan Pengembangan SDM dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu.
Mulyadi, A. (2013). Pedoman Operasional (POPS). Bandung : Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Purwadaminta, WJS. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta
Ruhimat, T. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.
(5)
102
Nunik Eka Yaniawati Sukma, 2014
Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Jalaksana Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiawan, N. (2007). Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie – Morgan : Telaah Konsep dan Aplikasinya. Bandung : Fakultas Peternakan Universi8tas Padjajaran.
Slameto. (2010). Belajar & Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudrajat, A. (2011). Kurikulum & Pembelajaran dalam Paradigma Baru.
Yogyakarta : Paramitha Publishing.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung : C.V Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2011). Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta : Paramitra Publishing.
Sutisno, I. (2013). Mengelola Sekolah Efektif, Perspektif Manajerial dan Iklim Sekolah. Yogyakara : Laksbang PRESSindo.
Yamin, M. (2013). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta : Referensi (gaung Persada Pressgroup).
Sumber Dokumen :
SMA Negeri 1 Jalaksana. (2012). Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) SMA Negeri 1 Jalaksana Tahun Pelajaran 2012/2013. Kuningan : SMA Negeri 1 Jalaksana.
Sumber Undang – undang :
Depdiknas RI. (2003).UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jakarta : Depdiknas RI.
Mendiknas RI. (2003).UU RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : Depdiknas RI.
Mendiknas RI. (2003).UU RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta : Depdiknas RI.
Sumbernya Modul :
Gumilar, I, dkk. (Tim PenyusunProgram Studi Manajemen S1 Fakultas Bisnis & Manajemen Universitas). (2012). Modul Praktikum Metode Riset untuk Bisnis & Manajemen Program Studi Manajemen S1 Fakultas Bisnis & Manajemen Universitas. Depok : utamalab.
(6)
103
Nunik Eka Yaniawati Sukma, 2014
Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Jalaksana Kabupaten Kuningan